Anda di halaman 1dari 6

c.

Prinsip Kerja Sistem Pengisian Regulator Mekanik

1) Saat kontak ON tetapi mesin mati

Gambar 3.21 Cara kerja saat kontak ON tetapi mesin mati

Bila kunci kontak di ON kan dan mesin mati maka:


a) Rotor alternator menjadi magnet
b) Lampu indikator pengisian menyala
Aliran listrik yang membuat rotor alternator menjadi magnet adalah sebagai berikut:

Adanya aliran listrik pada rotor coil menyebabkan kuku-kuku rotor akan menjadi magnet.

Aliran listrik yang menyebabkan lampu indicator pengisian menyala adalah sebagai
berikut:

Adanya aliran listrik melalui lampu sehingga lampu menyala.

Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian 17


2). Cara kerja saat putaran rendah

Saat mesin hidup bila sistem pengisian berfungsi dengan baik, maka:
a) Alternator menghasilkan arus listrik
b) Lampu indicator mati sebagai indikasi system berfungsi

Lampu Indikator

Mati Kontak
Stator coil Diode

N N

Beban
R
B PL1
B PL0 P1
P0
PL2 P2

Baterai
F F L1 L2
Magnet
E E
Slip ring Sikat Cak Sol

Alternator Regulator

Gambar 3.22 Cara kerja saat putaran rendah

Alternator menghasilkan arus listrik bila memenuhi 3 kriteria yaitu adanya medan
magnet, adanya lilitan dan perpotongan medan magnet dengan lilitan akibat putaran. Listrik
yang dihasilkan dari stator koil disearahkan oleh diode keluar pada terminal B alternator. Listrik
yang dihasilkan digunakan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan listrik yang lain

Saat alternator menghasilkan arus listrik maka terminal N, juga menghasilkan listrik,
yang dialirkan ke lilitan voltage relay, aliran ini menyebabkan kemagnetan yang menarik Po
putus dengan P1 dan Po berhubungan dengan P2, aliran listrik pada saat itu adalah:

Karena tegangan terminal B dengan baterai sama yaitu 12 V, maka tidak adak beda
tegangan pada lampu, dan menyebabkan lampu indicator pengisian mati.

Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian 18


3). Cara kerja saat putaran menengah
Semakin cepat putaran semakin tinggi arus dan tegangan yang dihasilkan, untuk
mengatasi hal tersebut maka besar kemagnetan harus diperkecil agar tegangan menurun,
metodenya dengan memperkecil arus yang ke rotor coil dengan cara memutus arus dari PL1
dengan PLo, Bila PL1 dengan PLo putus maka listrik harus melalui R, sehingga arus lebih kecil.
Bila pada sat itu tegangan kurang dari ketentuan maka PLo berhubungan lagi dengan PL1,
demikian seterusnya sehingga PLo menempel dan putus.

Lampu Indikator

Kontak
Stator coil Diode

N N

Beban
R
B PL1
B PL0 P1
P0
PL2 P2

Baterai
F F L1 L2
Magnet
E E
Slip ring Sikat Cak Sol

Alternator Regulator

Gambar 3.23. Cara kerja saat putaran menegah

Aliran listrik yang membuat rotor alternator menjadi magnet dengan kemagnetan yang
berubah-ubah dengan cara hubung putus PLo dengan PL1 adalah sebagai berikut:

Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian 19


4). Cara kerja saat putaran tinggi
X
Semakin tinggi putaran semakin besar arus dan tegangan yang dihasilkan, untuk
mengatasi hal tersebut maka maka kemagnetan harus diperkecil. Metode memperkecil dengan
cara menghentikan arus yang mengalir ke rotor koil, dengan cara menghubungkan PLo dengan
massa atau PL2. Terhubungnya PLo dengan PL2 akibat kemagnetan pada lilitan voltage
regulator semakin kuat, karena tegangan B semakin tinggi.

Lampu Indikator

Kontak
Stator coil Diode

N N

Beban
R
B PL1
B PL0 P1
P0
PL2 P2

Baterai
F F L1 L2
Magnet sangat kecil
E E
Slip ring Sikat Cak Sol

Alternator Regulator

Gambar 3.24 Cara kerja saat putaran menengah sampai tinggi

Bila kemagnetan rotor coil hilang maka output alternator hilang, sehingga
tegangan terminal B berangsur-angsur turun, begitu tegangan kurang dari penyetelan maka
hubungan PLo dengan PL2 putus, arus listrik mengalir ke rotor coil kembali, kemagnetan
menguat, tegangan B alternator naik kembali. Demikian seterusnya sehingga pada kecepatan
tinggi PLo kan hubung putus dengan PL2.

3. Sistem Pengisian Regulator IC


Perkembangan teknologi kontrol elektronik banyak diaplikasi sistem kelistrikan otomotif.
Salah satu aplikasi adalah pada regulator sistem pengisian kompenen elektronik pada sistem
pengisian yaitu dengan menggantian regulator mekanik dengan Intergrate Circuit (IC)
regulator.

a. Keunggulan Sistem Pengisian Regulator IC


Penggantian ini mempunyai beberapa keuntungan:
1) Stabilitas pengaturan tegangan dan arus yang dihasilkan lebih tinggi
2) Ukuran regulator lebih kecil sehingga memungkin dijadikan satu kesatuan dengan unit
alternator

Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian 20


3). Rangkaian dan prinsip kerja IC regulator

Gambar 3.31. Prinsip kerja saat kontak On mesin mati

Saat kontak On listrik dari baterai mengalir le lampi indicator, mengalir ke R, ke base
Tr1 dan emitter Tr1 sehingga Tr1 ON. Karena Tr1 ON maka arus mengalir melalui rotor coil,
collector Tr1, dan emitter Tr1, ke ground sehingga rotor menjadi magnet. Saat alternator diputar
maka alternator akan menghasilkan arus listrik.

Cak Sol

Gambar 3.32. Cara kerja saat mesin hidup tegangan out put di bawah spesifikasi

Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian 25


Saat alternator berputar maka diode medan menghasilkan listrik, listrik yang dihasilkan
mengalir ke lampu, pada kaki lalmpu indicator karena tidak ada beda tegangan maka lampu
indicator mati sebagai indikasi sistem pengisian berfungsi. Selian itu listrik mengalir ke R, ke
base Tr1 dan emitter Tr1 sehingga Tr1 ON. Karena Tr1 ON maka arus mengalir melalui rotor
coil, collector Tr1, dan emitter Tr1, ke ground sehingga rotor menjadi magnet. Magnet semakin
kuat karena listrik yang ke rotor coil langsung dengan tegangan lebih tinggi. Alternator berputar
dan menghasilkan tegangan melebihi tegangan baterai maka listrik dialirkan ke diode untuk
disearahkan, melaui terminal B listrik mengalir ke baterai dan beban.
Saat tegangan yang dihasilkan oleh alternator lebih tinggi dari spesifikasi (14,5 V), maka
zener diode ON, dan arus mengalir ke base Tr2, ke emitter Tr2, yang menyebabkan Tr2 ON.
Bila Tr2 ON maka arus ke base Tr1 OFF, sehingga Tr1 menjadi OFF. Saat Tr1 OFF maka arus
ke rotor coil terputus, kemagnetan rotor berkurang, tegangan yang dihasilkan alternator
berkurang. Karena tegangan alternator berkurang maka ZD Off, Tr2 OFF dan Tr1 ON, sehingga
ada arus melalui rotor coil, kemagnetan bertambah dan tegangan yang dihasilkan alternator
naik. Demikian seterusnya sehingga tegangan yang dihasilkan alternator dipertahankan pada
tegangan tertentu yaitu 14,5 – 15,5 V.

Cak Sol

Gambar 3.33. Sistem pengisian saat tegangan out put mencapai tegangan spesifikasi

Modul PPG Dalam Jabatan Kegiatan Belajar Sistem Pengisian 26

Anda mungkin juga menyukai