A. MIQOT
1. Miqot Zamani ialah batas waktu untuk melaksanakan Haji yaitu mulai tanggal 1
Syawwal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah.
2. Miqot makani ialah batas tempat untuk mulai ihrom Haji atau Umroh.
a. Miqot makani jama’ah Haji Indonesia gelombang I yang langsung ke Medinah
adalah di Dzulhulaifah (Bir Ali).
b. Miqot makani jama’ah Haji Indonesia gelombang II yang turun di Bandara KAIA
Jeddah adalah :
1) Pada saat di pesawat mengambil garis sejajar dengan Qornul Manazil atau
Yalamlam.
2) Di Bandara King Abdul Aziz Internasional Airport Jeddah (Sesuai Keputusan
Komisi Fatwa MUI tanggal 28 Maret 1980) yaitu 107 km dari Masjidil
Harom Makkah.
3) Di Asrama Haji Embarka Tanah Air.
4) Apabila seseorang melewati Miqot yang telah ditentukan dan tidak ihrom
maka :
a) Wajib membayar dam, atau
b) Mengambil cara lain yaitu kembali ke miqot haji terdekat sebelum
melakukan salah satu kegiatan ibadah haji atau umroh.
c) Bagi jama’ah haji yang berada di Makkah yang akan berihrom haji maka
miqot makaninya adalah di pemondokan masing-masing, khususnya bagi
yang melaksanakan haji Tamattu’.
c. Miqot umroh pada saat sudah berada di Makkah adalah di tanah halal : Tan’im,
Ji’ronah, Hudaibiyah, dan sebagainya.
B. IHROM
Ihrom ialah niat memulai mengerjakan ibadah Haji/Umroh. Selama dalam keadaan ihrom
seseorang diharamkan melakukan perbuatan yang sebelumnya dihalalkan. Dengan telah
mengucapkan niat Haji/Umroh, maka seseorang telah memulai melaksanakan
Haji/Umroh.
Adapun niat Umroh adalah :
D. SA’I
Sa’i ialah berjalan dari bukit Shofa ke bukit Marwah dan sebaliknya sebanyak 7 kali
perjalanan, yang dimulai dari bukit Shofa dan berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari
bukit Shofa ke bukit Marwah atau sebaliknya masing masing dihitung 1 kali perjalanan.
1. Syarat sahnya Sa’i :
a. Didahului dengan thowaf
b. Tertib dari Shofa ke Marwah
c. Menyempurnakan 7 kali perjalanan diantara bukit Shofa ke Marwah
d. Dilaksanakan di tempat Sa’i
Sa’i menurut jumhur ulama’ termasuk salah satu rukun Haji/Umroh. Sedangkan
menurut Ulama’ Hanafiah termasuk wajib.
Sa’at/ waktu mengerjakan Sa’i ialah setelah melaksanakan thowaf ifadhoh dan
thowaf umroh. Bagi yang melaksanakan Haji Ifrod atau Haji Qiron, setelah thowaf
qudum boleh mengerjakan Sa’i, sehingga ketika melaksanakan thowaf ifadhoh tidak
perlu melakukan Sa’i lagi.
2. Sunnah Sa’i :
a. Suci dari hadats
b. Menutup aurot
c. Bersambung setelah Thowaf
d. Bersambung diantara putaran/perjalanan ke 1-7
e. Berlari kecil bagi pria diantara pilar hijau
f. Berdoa/berdzikir
g. Menaiki puncak bukit Shofa dan Marwah tiap perjalanan
h. Berjalan bagi yang mampu
TERIMA KASIH