4,APRIL, 2021
ABSTRAK
Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit yang umum terjadi pada remaja
dan merupakan penyakit multifaktorial.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan karakteristik (jenis,
distribusi, dan klasifikasi tingkat keparahan) serta beberapa faktor pencetus yang menyertai
kejadian AV pada mahasiswa kedokteran yang sebagian besar dalam usia remaja
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan formulir pengambilan data dilanjutkan dengan
pemeriksaan lesi oleh peneliti.
Hasil: Terdapat 87 (70,2%) dari 124 peserta penelitian yang terdiagnosis AV pada
Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana tahun 2019. Laki-laki lebih banyak mengalami AV
(51,7%) dibandingkan perempuan (48,7%). Jenis lesi yang paling banyak ditemukan adalah
komedo dengan tingkat klasifikasi ringan dan distribusi lesi paling banyak pada wajah.
Komplikasi yang paling banyak terjadi adalah hiperpigmentasi. Diagnosis AV lebih banyak
ditegakan pada subjek yang tidak memiliki riwayat keluarga, jarang membersihkan wajah
(<3 kali sehari). Tercatat penggunaan masker bahan alami dalam penanganan AV yaitu
spirulina, tomat, madu dan teh hijau
Kata Kunci: Akne vulgaris, Proporsi, Karakteristik, Faktor Pencetus
ABSTRACT
Background: Acne vulgaris (AV) is a common disease in adolescents. Its a multifactorial
disease.
Objective: This study aims to determine the proportions and characteristics (type,
distribution, and classification of severity) as well as some triggering factors that
accompany the incidence of AV in Undergraduate students.
Method: This research is a descriptive cross-sectional study. Data is collected using a data
retrieval form followed by examination of the lesion by the researcher
Results: There were 87 (70.2%) of 124 study participants who were diagnosed with Acne
vulgaris in Undergraduate Students, Faculty of Medicine, Udayana University. Men
(51.7%) had more AV than women (48.3%). The most common type of lesion is comedos
with a mild classification level and the distribution of lesions most on the face. The most
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 90
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS.., Joanne Roxanne1, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, Made Swastika
Adiguna2, I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila2
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 91
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS..,
dalam penelitian ini adalah populasi terjangkau AV pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Universitas Udayana pada tahun 2019
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah
mahasiswa aktif berjenis kelamin laki-laki dan HASIL
perempuan Program Studi Sarjana Kedokteran Tabel 1. Deskripsi Subjek Berdasarkan
dan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Diagnosis
Universitas Udayana, berasal dari angkatan Diagnosis
2016, 2017, dan 2018. Sedangkan kriteria Ya Tidak
eksklusi dari penelitian ini adalah tidak Jenis Kelamin
menyetujui sebagai sampel penelitian dan Laki-laki 45 (51,7%) 11 (29,7%)
mengisi informed consent dan enderita lesi lain Perempuan 42 (48,3%) 26 (79,3%)
yang serupa atau diagnosis banding dari AV Angkatan
Besar sampel dihitung dengan 2016 36 (41,4%) 5 (13,5%)
menggunakan rumus deskriptif kategorikal. 2017 37 (31%) 19 (51,4%)
Perhitungan besar sampel yang digunakan 2018 24 (27,6%) 13 (35,1%)
adalah rumus untuk menghitung estimasi Faktor
proporsi. Teknik pengumpulan sampel yang Genetik
dipilih peneliti dalam melakukan penelitian ini Memiliki 43 (49,4%) 14 (37,8%)
adalah simple random sampling. Pada metode Riwayat
ini semua populasi terjangkau yang memenuhi Keluarga
kriteria eksklusi dan inklusi akan dipilih secara Tidak Memiliki 44 (50,6%) 23 (62,2%)
acak sehingga setiap unit populasi memiliki Riwayat
kesempatan yang sama besarnya untuk menjadi Keluarga
sampel penelitian. Teknik ini digunakan untuk Penggunaan
menghindari pemilihan sample yang subjektif Kosmetik
oleh peneliti. Menggunakan 26 (29,9%) 23 (62,2%)
Untuk melaksanakan penelitian ini Tidak 61 (70,1%) 14 (37,8%)
dibutuhkan alat dan bahan berupa lembar Menggunakan
informed consent, lembar kuisioner, lembar Frekuensi
pemeriksaan fisik, dan kamera Membersihkan
Mahasiswa akan dipilih secara acak pada Wajah
setiap kelas dan kemudian diberitahukan Jarang (Kurang 41 (47,1%) 27 (73%)
mengenai penelitian. Jika mahasiswa tersebut, dari 3 Kali
yang memenuhi kriteria akan dimintakan Sehari)
kesediaannya untuk ikut serta dalam penelitian Normal (3 Kali 39 (44,8%) 9 (24,3%)
ini. Jika bersedia, responden mengisi lembar Sehari
informed consent, dan setelahnya responden Sering (Lebih 7 (8%) 1 (2,7%)
akan mengisi formulir pengumpulan data yang dari 3 Kali
berisi pertanyaan mengenai data-data yang Sehari)
diperlukan dalam formulir pengumpulan data
yang telah disediakan peneliti. Selanjutnya Suhu Air
peneliti akan melakukan observasi terhadap AV untuk
dan mengisi formulir pemeriksaan fisik. Membersihkan
Langkah selanjutnya peneliti akan melakukan Wajah
observasi terhadap lesi AV vulgais dan meminta Air Dingin 69 (79,3%) 28 (75,7%)
izin untuk mengambil gambar jika diizinkan Air Hangat 18 (20,7%) 9 (24,3%)
oleh sampel untuk di observasi lebih lanjut.
Data yang di dapatkan akan di olah untuk Total 87 (100%) 37(100%)
menganalisis proporsi dari variabel penelitian.
Pengolahan akan dilakukan menggunakan
Berdasarkan perhitungan, dari keseluruhan
perangkat komputer, yaitu menggunakan
124 subjek, terdapat 87 subjek (70,2%) yang
program Statistical Product and Service dinyatakan terdiagnosis menderita AV dan 37
Solution for Windows (SPSS). Data yang
subjek (29,8%) yang dinyatakan tidak
didapat akan diolah secara manual, dianalisis
menderita AV. Sebanyak 42 subjek perempuan
secara deskriptif, dan disajikan dalam bentuk
(48,3%) dan 45 subjek laki-laki (51,7%)
tabel, diagram atau grafik disertai penjelasan
dinyatakan terdiagnosis AV. Pada diagnosis
untuk menentukan proporsi dan karakteristik positif, 41,4% berasal dari angkatan 2016, 31%
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 92
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
Joanne Roxanne1, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, Made
Swastika Adiguna2, I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila2
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 93
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS..,
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 94
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
Joanne Roxanne1, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, Made
Swastika Adiguna2, I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila2
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 95
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS..,
klasifikasi ringan (71,3%) dari keseluruhan yang dilakukan oleh Tjekyan yang menyatakan
subjek yang di diagnosis menderita AV. Hal ini bahwa kebiasaan menggaruk atau memencet
serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh lesi AV dapat memperparah keadaan lesi AV.8
Okoro yang menyatakan bahwa klasifikasi AV Selain kebiasaan menggaruk, terdapat beberapa
yang paling sering ditemukan adalah klasifikasi kebiasaan lain yang termasuk kedalam faktor
ringan dan yang paling jarang ditemukan adalah mekanik yaitu kebiasaan menggunakan helm,
klasifikasi berat dan sangat berat.13 Pada topi, hijab, dan model rambut berponi. Pada
penelitian kali ini, peneliti tidak dapat penelitian kali ini, ditemukan bahwa 60,9% dari
menemukan subjek dengan klasifikasi tingkat subjek yang terdiagnosis positif AV memiliki
keparahan AV berat dan sangat berat. kebiasaan menggunakan helm saat mengendarai
Distribusi lesi AV paling banyak sepeda motor.
ditemukan di wajah. AV juga ditemukan Terkait pada faktor hormonal, pada
dilokasi yang lain seperti dada, leher, dan penelitian ini diteliti mengenai waktu
punggung. Namun secara keseluruhan, subjek kemunculan AV dengan siklus menstruasi. Dari
cenderung menderita AV diwajah terlebih keseluruhan subjek perempuan, 70.6%
dahulu baru kemudian AV dapat ditemukan mengalami kemunculan AV satu minggu
dilokasi yang berbeda. Penelitian yang sebelum haid. Hal ini terkait dengan perubahan
dilakukan Tjekyan juga menemukan kalau hormonal yang terjadi dalam siklus mestruasi.
sebagian besar lesi AV berdistribusi di wajah Berdasarkan perjalanan hormonal siklus
namun ada juga yang terdistribusi dibeberapa menstruasi (jika normal siklus 28 hari), pada
lokasi lain seperti lengan atas, leher, dada, dan hari ke-21 (satu minggu sebelum siklus
punggung.8 selanjutnya) terjadi peningkatan hormon
Riwayat keluarga atau faktor genetik progesteron yang dapat memicu hyperplasia
diketahui berpengaruh dalam kejadian AV.4 Hal kelenjar pilosebasus dan menghasilkan sebum
ini bertolak belakang dengan penelitian yang berlebih sebagai salah satu penyebab terjadinya
dilakukan oleh Okoro yang menyatakan bahwa AV. Secara langsung, mesruasi berpengaruh
riwayat keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap kejadian AV.15
signifikan terhadap kejadian AV.13 Pada Frekuensi membersihkan wajah dibagi
penelitian kali ini ditemukan bahwa diagnosis menjadi jarang, normal, dan sering. Pada
AV lebih banyak ditemukan pada subjek yang penelitian kali ini, dari keseluruhan subjek yang
tidak memiliki riwayat keluarga. Hal ini di duga jarang membersihkan wajah, terdapat 59,4%
akibat sulitnya penelusuran mengenai riwayat yang terdiagnosis AV positif. Hal ini serupa
kejadian AV dalam keluarga sehingga jawaban dengan penelitian yang dilakukan Tjekyan yang
yang diberikan subjek penelitian dapat menjadi menyatakan bahwa subjek yang jarang
kurang akurat. membersihkan wajah lebih cenderung
Penelitian yang dilakukan Perera di Sri terdiagnosis positif AV. 8 Subjek yang
Langka menyatakan bahwa terdapat hubungan terdiagnosis positif AV paling banyak
antara penggunaan kosmetik pada wanita dan menggunakan varian pembersih wajah untuk
kejadian AV. Kejadian AV akan meningkat kulit berminyak dan air dingin untuk
pada subjek wanita yang menggunakan membersihkan wajah.
kosmetik.14 Pada penelitian ini, subjek yang Komplikasi yang dapat muncul adalah
paling banyak terdiagnosis AV adalah subjek bekas setelah inflamasi AV sembuh. Beberapa
laki-laki yang tidak menggunakan kosmetik. komplikasi yang dapat muncul adalah
Pada subjek perempuan, subjek perempuan hiperpigmentasi dan luka parut (skar). Pada
yang menggunakan kosmetik ditemukan lebih penelitian kali ini, komplikasi yang paling
banyak yang terdiagnosis AV dibandingkan sering terjadi adalah kemunculan
dengan yang tidak menggunakan kosmetik. hiperpigmentasi paska-AV. Hiperpigmentasi
Adapun jenis kosmetik yang paling sering dihasilkan dari produksi berlebih melanin atau
digunakan adalah bedak padat (compact penyebaran pigmen yang tidak teratur setelah
powder). Kebanyakan subjek pada penelitian ini inflamasi kulit. Peningkatan produksi dan
tidak menggunakan kosmetik dalam keseharian. transfer melanin ke keratinosit terdapat pada
Faktor mekanik dianggap juga berperan hiperpigmentasi di epidermis. Walaupun
terhadap tingkat keparahan lesi AV. Pada mekanisme pasti belum diketahui, peningkatan
penelitian kali ini, terdapat 72,6% dari subjek aktivitas melanosit distimulasi oleh prostanoid,
yang terdiagnosis tingkat klasifikasi ringan dan sitokin, kemokin, dan mediator inflamasi
68% dari subjek yang terdiagnosis tingkat lainnya seperti spesies oksigen reaktif yang
klasifikasi sedang memiliki kebiasaan dikeluarkan selama proses inflamasi.16 Dari data
menggaruk. Hal ini serupa dengan penelitian hasil penelitian yang didapat, terdapat 45,2%
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 96
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
Joanne Roxanne1, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, Made
Swastika Adiguna2, I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila2
subjek dengan diagnosis tingkat klasifikasi memiliki frekuensi membersihkan wajah jarang
ringan yang menderia komplikasi lebih banyak terdiagnosis AV. Pada penelitian
hiperpigmentasi. ini, subjek cenderung membersihkan wajah
Menurut penelitian yang dilakukan dengan varian pembersih wajah untuk kulit
Tjekyan, pola intervensi juga berpengaruh berminyak dan air dingin. Faktor mekanik yang
terhadap klasifikasi tingkat keparahan AV. paling banyak dalam subjek penelitian adalah
Tindakan mengatasi sendiri AV cenderung akan kebiasaan menggaruk lesi dan menggunakan
memperparah AV sehubungan sebagian besar helm saat mengendarai sepeda motor.
obat yang beredar mengandung bahan Pada subjek perempuan, onset AV lebih
keratolitik dan abrasif serta bahan pembawa banyak muncul satu minggu sebelum haid.
yang dapat menutup pori-pori kulit yang Subjek yang memiliki riwayat menggunakan
merangsang aktifitas kelenjar pilosebasea.8 kosmetik lebih cenderung terdiagnosis AV.
Pada penelitian kali ini subjek yang mengatasi Jenis kosmetik yang paling banyak gunakan
sendiri dan tidak berobat lebih cenderung adalah bedat padat (compact powder). Pola
menderita dengan tingkat klasifikasi ringan. intervensi yang dilakukan subjek pada
Jenis perawatan seperti chemical peeling, penelitian ini adalah tidak berobat atau
dan dermabrasi adalah teknik perawatan menangani sendiri. Perawatan kecantikan yang
kecantikan untuk menangani komplikasi berupa dilakukan untuk menanggulangi AV dan
bekas luka parut (skar).17 Sedangkan ekstraksi komplikasinya adalah peeling kimia (chemical
komedo, terapi sinar laser adalah tindakan peeling). Tanaman obat yang paling sering
kuratif dalam menyembuhkan AV.6 Pada digunakan untuk mengatasi AV adalah
penelitian ini 45,9% subjek melakukan ekstraksi spirulina, teh hijau, tomat, dan madu.
komedo untuk mengatasi AV.
Selain dengan perawatan kecantikan, SARAN
penatalaksanaan AV dapat dilakukan juga Terdapat beberapa saran yang bisa
dengan menggunakan tanaman obat. Pada diterapkan pada untuk melakukan penelitian
penelitian ini, tanaman obat yang paling banyak lanjutan dari penelitian ini yaitu adalah
digunakan adalah teh hijau, spirulina, dan tomat. mempelajari lebih detail lagi mengenai
Teh hijau, spirulina dan aloevera terbukti dapat klasifikasi tingkat keparahan AV, melakukan
mengatasi AV dengan bekerja sebagai substansi pemeriksaan lebih detail kepada subjek
anti bakteri.18 Beberapa tanaman obat lain yang mengenai AV pada lokasi yang tertutup,
belum terbukti efektifitasnya dalam menangani pengambilan gambar lesi diambil dengan
AV seperti tomat, bawang putih, getah papaya, pencahayaan yang cukup agar dapat terfoto
dsb. dengan baik, melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan antara kejadian AV dengan
SIMPULAN faktor resiko yang ditemukan, dan melakukan
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas
beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu tanaman obat yang digunakan subjek pada
proporsi AV di jumpai pada Mahsiswa Program penelitian ini.
Studi Sarjana Kedokteran dan Pendidikan
Dokter sebesar 70,2% (87 peserta. AV
ditemukan pada subjek laki laki sebesar 80,4% DAFTAR PUSTAKA
dari seluruh peserta laki laki dan pada subjek 1. Kolarsick P, Kolarsick M, Goodwin C.
perempuan sebesar 61,8% dari seluruh subjek Anatomy and Physiology of the Skin.
perempuan dan pada angkatan 2016 sebesar Journal of the Dermatology Nurses'
87.8%, angkatan 2017 sebesar 58,7% dan Association. 2011;3(4):203-213.
angkatan 2018 sebesar 64,9% dari keseluruhan 2. Ceruti J, Leirós G, Balañá M. Androgens
peserta perangkatan. Karakteristik yang paling and androgen receptor action in skin and
banyak ditemukan pada subjek adalah jenis lesi hair follicles. Molecular and Cellular
komedonal dengan klasifikasi ringan baik pada Endocrinology. 2018;(465):122-33.
pria maupun wanita dan distribusi di wajah. 3. Fitzpatrick T, Goldsmith L. Fitzpatrick's
Tidak ditemukan klasifikasi berat dan sangat Dermatology in General Medicine. Edisi
berat. ke-9. New York, N.Y.: McGraw-Hill
Distribusi lesi AV sebagian besar terdapat Medical; 2012.
pada wajah dan terdapat juga pada lokasi lain 4. James W, Andrews G, Berger T, Elston D.
seperti dada, punggung, dan leher. Diagnosis Andrews' Diseases of the skin. 12th ed.
AV lebih banyak di tegakan pada subjek yang Elsevier; 2015.
tidak memiliki riwayat keluarga. Subjek yang
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 97
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS..,
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 98
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15