Anda di halaman 1dari 9

JMU ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL.10 NO.

4,APRIL, 2021

Jurnal medika udayana


Diterima:25-03-2021 Revisi:08-04-2021 Accepted: 22-04-2021

PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS PADA


MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN
PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
UDAYANA TAHUN 2019
Joanne Roxanne1, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, Made Swastika Adiguna2, I Gusti
Ayu Agung Dwi Karmila2
1
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Udayana, Denpasar, Bali
2
Departemen Dermatologi dan Venereologi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah,
Denpasar, Bali
Email: joanneroxanne97@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit yang umum terjadi pada remaja
dan merupakan penyakit multifaktorial.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan karakteristik (jenis,
distribusi, dan klasifikasi tingkat keparahan) serta beberapa faktor pencetus yang menyertai
kejadian AV pada mahasiswa kedokteran yang sebagian besar dalam usia remaja
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan formulir pengambilan data dilanjutkan dengan
pemeriksaan lesi oleh peneliti.
Hasil: Terdapat 87 (70,2%) dari 124 peserta penelitian yang terdiagnosis AV pada
Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana tahun 2019. Laki-laki lebih banyak mengalami AV
(51,7%) dibandingkan perempuan (48,7%). Jenis lesi yang paling banyak ditemukan adalah
komedo dengan tingkat klasifikasi ringan dan distribusi lesi paling banyak pada wajah.
Komplikasi yang paling banyak terjadi adalah hiperpigmentasi. Diagnosis AV lebih banyak
ditegakan pada subjek yang tidak memiliki riwayat keluarga, jarang membersihkan wajah
(<3 kali sehari). Tercatat penggunaan masker bahan alami dalam penanganan AV yaitu
spirulina, tomat, madu dan teh hijau
Kata Kunci: Akne vulgaris, Proporsi, Karakteristik, Faktor Pencetus

ABSTRACT
Background: Acne vulgaris (AV) is a common disease in adolescents. Its a multifactorial
disease.
Objective: This study aims to determine the proportions and characteristics (type,
distribution, and classification of severity) as well as some triggering factors that
accompany the incidence of AV in Undergraduate students.
Method: This research is a descriptive cross-sectional study. Data is collected using a data
retrieval form followed by examination of the lesion by the researcher
Results: There were 87 (70.2%) of 124 study participants who were diagnosed with Acne
vulgaris in Undergraduate Students, Faculty of Medicine, Udayana University. Men
(51.7%) had more AV than women (48.3%). The most common type of lesion is comedos
with a mild classification level and the distribution of lesions most on the face. The most

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 90
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS.., Joanne Roxanne1, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, Made Swastika
Adiguna2, I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila2

common complication is hyperpigmentation. The diagnosis of AV is more often made on


subjects who have no family history, rarely clean the face (<3 times a day). Skin treatment
that often done is comedonal extraction. Noted the use of natural ingredients in the handling
of AV namely spirulina, tomatoes, honey and green tea
Keywords: Acne vulgaris, Proportion, Characteristics, Triggering Factors

PENDAHULUAN terjadinya AV atau kondisi AV yang semakin


Kulit memiliki banyak fungsi vital seperti parah adalah menjaga kebersihan kulit, dan
perlindungan organ internal terhadap membersihkan komedo secara berkala untuk
lingkungan luar, mencegah penguapan air menghindari terjadinya inflamasi.4,5,7
berlebihan dari tubuh, dan memegang peran Kejadian AV di pengaruhi oleh berbagai
penting dalam proses termoregulasi.1 Kulit juga faktor seperti jenis kelamin, hormonal, stres,
merupakan target kelenjar androgen yang dapat makanan, riwayat keluarga penderita AV, dan
memicu produksi sebum dan dapat memicu faktor mekanik.8 Salah satu faktor pencetus
munculnya masalah AV.2 utama kejadian AV adalah stres. Mahasiswa
AV atau yang biasa dikenal sebagai yang memiliki tingkat stres yang tinggi berisiko
jerawat merupakan keadaan inflamasi pada unit lebih besar menderita AV dibandingkan
pilosebasea di kulit yang berkaitan dengan mahasiswa yang tidak.9 Berdasarkan berbagai
kelenjar minyak.3 AV kerap kali disebabkan penelitian, mahasiswa kedokteran memiliki
karena peningkatan produksi sebum, perubahan tingkat stres yang cukup tinggi dibandingkan
pada keratinisasi, serta kolonisasi bakteri pada dengan mahasiswa fakultas lainnya.10 Oleh
folikel rambut di sekitar wajah, leher, dada, dam karena itu, mahasiswa fakultas kedokteran lebih
punggung. Umumnya AV muncul dengan beresiko tinggi menderita AV dibandingkan
berbagai lesi pleiomorfik.4 mahasiswa fakultas lainnya.
AV sendiri dapat disebabkan dari berbagai Keberadaan AV mempengaruhi kualitas
faktor. Empat faktor utama yang menjadi hidup individu yang bersangkutan. Sebuah studi
penyebab utama AV adalah proliferasi menemukan remaja perempuan dan laki laki
keratinosit yang abnormal, peningkatan sebum yang memiliki AV cenderung memiliki lebih
yang di picu androgen, inflamasi, dan banyak tanda tanda depresi, merasa rendah diri,
perkembangbiakan Propionibacterium acnes.5 memiliki perasaan tidak berharga, dan rendah
Secara garis besar, manifestasi klinis yang diri.11 Selain itu, jika sudah sembuh AV
terlihat berupa lesi pleiomorfik terdiri dari cenderung meinggalkan bekas berupa scar dan
soborrea (lemak berlebih), lesi non inflamasi hiperpigmentasi yang sulit dihilangkan
(komedo terbuka dan tertutup), lesi inflamasi sehingga menganggu penampilan.
(papul dan pustul), dan berbagai macam bekas Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini
luka.4 Distribusi dari AV tergantung pada adalah untuk memberikan informasi serta
tingginya jumlah kelenjar pilosebasea. Semakin meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
banyak kelenjar tersebut maka kemungkinan penulis maupun pembaca mengenai AV.
jumlah AV akan semakin banyak.
Prevalensi AV pada masa remaja cukup BAHAN DAN METODE
tinggi, yaitu berkisar antara 47-90%. Perempuan Penelitian ini akan dilakukan dengan
ras Afrika Amerika dan Hispanik memiliki menggunakan model studi metode deskriptif
prevalensi AV tinggi, yaitu 37% dan 32%, agar dapat mendeskripsikan data sebagaimana
sedangkan perempuan ras Asia 30%, Kaukasia adanya. Hasil yang diperoleh selanjutnya akan
24%, dan India 23%.6 di olah dengan metode Cross-sectional (potong
Masalah AV dapat ditangani dengan lintang) yakni setiap subyek hanya diobservasi
kombinasi dari beberapa terapi topikal satu kali dan pengukuran variabel subyek
tergantung dari pada penyebab AV itu sendiri. dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.
Penggunaan antibiotik sistemik, isotretinoin, Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran
dan agen-agen hormonal juga dapat membantu Universitas Udayana pada bulan Februari
pengobatan AV. Terapi lain yang dapat sampai Mei 2019. Populasi target dalam
disarankan bagi pasien yang memiliki masalah penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
dengan terapi topikal atau sistemik adalah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Photodynamic Therapy (PDT).7 AV dikenal Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
sebagai dianggap sebagai penyakit kronis yang mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran
menyebabkan scar (bekas luka) dan Universitas Udayana yang aktif berkuliah pada
hiperpigmentasi yang permanen. Beberapa cara tahun 2019. Dapat berasal dari mahasiswa
yang dapat dilaksanakan untuk mencegah semester 2, semester 4, dan semester 6. Sampel

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 91
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS..,

dalam penelitian ini adalah populasi terjangkau AV pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Universitas Udayana pada tahun 2019
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah
mahasiswa aktif berjenis kelamin laki-laki dan HASIL
perempuan Program Studi Sarjana Kedokteran Tabel 1. Deskripsi Subjek Berdasarkan
dan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Diagnosis
Universitas Udayana, berasal dari angkatan Diagnosis
2016, 2017, dan 2018. Sedangkan kriteria Ya Tidak
eksklusi dari penelitian ini adalah tidak Jenis Kelamin
menyetujui sebagai sampel penelitian dan Laki-laki 45 (51,7%) 11 (29,7%)
mengisi informed consent dan enderita lesi lain Perempuan 42 (48,3%) 26 (79,3%)
yang serupa atau diagnosis banding dari AV Angkatan
Besar sampel dihitung dengan 2016 36 (41,4%) 5 (13,5%)
menggunakan rumus deskriptif kategorikal. 2017 37 (31%) 19 (51,4%)
Perhitungan besar sampel yang digunakan 2018 24 (27,6%) 13 (35,1%)
adalah rumus untuk menghitung estimasi Faktor
proporsi. Teknik pengumpulan sampel yang Genetik
dipilih peneliti dalam melakukan penelitian ini Memiliki 43 (49,4%) 14 (37,8%)
adalah simple random sampling. Pada metode Riwayat
ini semua populasi terjangkau yang memenuhi Keluarga
kriteria eksklusi dan inklusi akan dipilih secara Tidak Memiliki 44 (50,6%) 23 (62,2%)
acak sehingga setiap unit populasi memiliki Riwayat
kesempatan yang sama besarnya untuk menjadi Keluarga
sampel penelitian. Teknik ini digunakan untuk Penggunaan
menghindari pemilihan sample yang subjektif Kosmetik
oleh peneliti. Menggunakan 26 (29,9%) 23 (62,2%)
Untuk melaksanakan penelitian ini Tidak 61 (70,1%) 14 (37,8%)
dibutuhkan alat dan bahan berupa lembar Menggunakan
informed consent, lembar kuisioner, lembar Frekuensi
pemeriksaan fisik, dan kamera Membersihkan
Mahasiswa akan dipilih secara acak pada Wajah
setiap kelas dan kemudian diberitahukan Jarang (Kurang 41 (47,1%) 27 (73%)
mengenai penelitian. Jika mahasiswa tersebut, dari 3 Kali
yang memenuhi kriteria akan dimintakan Sehari)
kesediaannya untuk ikut serta dalam penelitian Normal (3 Kali 39 (44,8%) 9 (24,3%)
ini. Jika bersedia, responden mengisi lembar Sehari
informed consent, dan setelahnya responden Sering (Lebih 7 (8%) 1 (2,7%)
akan mengisi formulir pengumpulan data yang dari 3 Kali
berisi pertanyaan mengenai data-data yang Sehari)
diperlukan dalam formulir pengumpulan data
yang telah disediakan peneliti. Selanjutnya Suhu Air
peneliti akan melakukan observasi terhadap AV untuk
dan mengisi formulir pemeriksaan fisik. Membersihkan
Langkah selanjutnya peneliti akan melakukan Wajah
observasi terhadap lesi AV vulgais dan meminta Air Dingin 69 (79,3%) 28 (75,7%)
izin untuk mengambil gambar jika diizinkan Air Hangat 18 (20,7%) 9 (24,3%)
oleh sampel untuk di observasi lebih lanjut.
Data yang di dapatkan akan di olah untuk Total 87 (100%) 37(100%)
menganalisis proporsi dari variabel penelitian.
Pengolahan akan dilakukan menggunakan
Berdasarkan perhitungan, dari keseluruhan
perangkat komputer, yaitu menggunakan
124 subjek, terdapat 87 subjek (70,2%) yang
program Statistical Product and Service dinyatakan terdiagnosis menderita AV dan 37
Solution for Windows (SPSS). Data yang
subjek (29,8%) yang dinyatakan tidak
didapat akan diolah secara manual, dianalisis
menderita AV. Sebanyak 42 subjek perempuan
secara deskriptif, dan disajikan dalam bentuk
(48,3%) dan 45 subjek laki-laki (51,7%)
tabel, diagram atau grafik disertai penjelasan
dinyatakan terdiagnosis AV. Pada diagnosis
untuk menentukan proporsi dan karakteristik positif, 41,4% berasal dari angkatan 2016, 31%

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 92
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
Joanne Roxanne1, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, Made
Swastika Adiguna2, I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila2

dari angkatan 2017, dan 27,6% dari angkatan Komplikasi


2018. Lesi
Berdasarkan faktor genetik, 50,6% Tidak 21 (33,9%) 1 (4%)
terdiagnosis positif tanpa memiliki riwayat Meninggalkan
keluarga dan 49,4% dengan riwayat keluarga. Bekas
Subjek yang menggunakan kosmetik Hiperpigmentasi 28 (45,2%) 9 (36%)
terdiagnosis positif adalah sebesar 29,9% dan Skar 9 (14,5%) 4 (16%)
subjek yang tidak menggunakan kosmetik Hiperpigmentasi 4 (6,5%) 11 (44%)
namun terdiagnosis positif adalah 70,1%. dan Skar
Subjek yang terdiagnosis positif AV diketahui Total 62 (100%) 25 (100%)
membersihkan wajah jarang sebanyak 47,1%,
normal 44,8%, dan sering sebanyak 8% dari Pada penelitian ini, baik perserta perempuan
keseluruhan subjek yang jarang, normal, dan maupun subjek laki-laki terdiagnosis AV dengan
sering membersihkan wajah. Sedangkan subjek tingkat klasifikasi ringan dengan persentase yang
yang terdiagnosis negatif AV diketahui sama yaitu 50%. Sedangkan diagnosis tingkat
membersihkan wajah jarang sebanyak 73%, keparahan sedang memiliki sedikit perbedaan pada
normal sebanyak 24,3%, dan sering sebanyak kedua jenis kelamin. Berdasarkan hasil tabulasi,
2,7%. dari 25 subjek yang di diagnosis menderita AV
Diagnosis positif juga lebih banyak di tingkat keparahan sedang, terdiri dari 14 subjek
tegakan pada subjek yang jarang membersihkan laki-laki (56%) dan 11 subjek perempuan (44%)
wajah. Begitu juga dengan diagnosis negative Berdasarkan hasil tabulasi, dari 62 subjek
lebih banyak ditegakan pada subjek yang jarang yang terdiagnosis AV tingkat klasifikasi ringan,
membersihkan wajah. terdiri dari 28 subjek angkatan 2016 (45,2%), 19
Berdasarkan hasil tabulasi, dari eseluruhan subjek angkatan 2017 (30,6%), dan 15 subjek
subjek, sekitar 71,1% membersihkan wajah angkatan 2018 (24,2%). Dari 25 subjek yang
dengan menggunakan air dingin dan terdiagnosis AV tingkat klasifikasi sedang,
terdiagnosis positif AV. Sementara itu sekitar terdapat 8 subjek dari angkatan 2016 (32%), 8
66,7% subjek yang membersihkan wajah subjek dari angkatan 2017(32%), dan 9 subjek dari
dengan air dingin terdiagnosis negatif AV. angkatan 2018 (36%). Subjek penelitian dengan
Diagnosis negatif AV di dapatkan pada 29,9% kebiasaan menggaruk diketahui terdiagnosis AV
subjek yang membersihkan wajah dengan air dengan tingkat keparahan ringan adalah 72,6% dari
dingin dan 33,3% subjek yang membersihkan seluruh tingkat klasifikasi ringan dan tingkat
wajah dengan air hangat. Secara keseluruhan keparahan sedang sebesar 68% dari seluruh tingkat
lebih banyak subjek yang membersihkan wajah klasifikasi sedang. Sedangkan subjek yang tidak
dengan air dingin dibandingkan dengan yang memiliki kebiasaan menggaruk terdiagnosis AV
membersihkan wajah dengan air hangat. dengan tingkat klasifikasi ringan adalah sebesar
27,4% dari keseluruhan yang di diagnosis dengan
Tabel 2. Deskripsi Subjek Berdasarkan tingkat klasifikasi ringan dan tingkat klasifikasi
Klasifikasi Tingkat Keparahan Lesi sedang sebesar 32% dari keseluruhan yang di
Klasifikasi Tingkat diagnosis dengan tingkat keparahan sedang. Secara
Keparahan keseluruhan, subjek yang memiliki diagnosis
Ringan Sedang positif dari AV memiliki kebiasaan menggaruk
Jenis Kelamin lesi. Pada tingkat klasifikasi ringan, sekitar 33,9%
Laki-laki 31 (50%) 14 (56%) subjek tidak memiliki bekas, 45% mengalami
Perempuan 31 (50%) 11 (44%) hiperpigmentasi, 14,5% meninggalkan skar dan
Angkatan 6,5% mengalami keduanya
2016 28 (45,2%) 8 (32%)
2017 19 (30,6%) 8 (32%) Tabel 3. Deskripsi Subjek Berdasarkan
2018 15 (24,2%) 9 (36%) Frekuensi
Frekuensi Persentasi
Faktor (%)
Mekanik Aktif Jenis Lesi
Kebiasaan 45 (72,6%) 17 (68%) Komedo 45 71,3
Menggaruk Komedo dan 17 28,7
Tidak Memiliki 17 (27,4%) 8 (32%) Papul
Kebiasaan Komedo dan 12 12.1
Menggaruk Pustul
Papul dan Pustul 13 13,1

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 93
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS..,

Distribusi Lesi Tidak 22 22,2


Wajah 70 80,5 Meninggalkan
Wajah dan Dada 1 1,1 Bekas
Wajah dan 6 6,9 Hiperpigmentasi 37 37,4
Leher Scar 13 13,1
Wajah dan 8 9,2 Hiperpigmentasi 15 15,2
Punggung dan Scar
Wajah, Leher, Pola Intervensi
dan Punggung Tidak Berobat 31 31,3
Jenis Kosmetik Sama Sekali
Bedak Dasar 4 5,5 Mengatasi 28 28,3
(Foundation) Sendiri
Bedak Padat 9 12,1 Konsultasi 6 6,7
(Compact dengan Klinik
Powder) Kecantikan
Bedak Tabur 3 4,4 Konsultasi 3 3.3
(Loose Powder) dengan Dokter
Krim Blemish 7 8,8 Umum
Balm (BB Konsultasi 19 19,2
Cream) dengan Dokter
Pelembab 1 1,1 Spesialis
Sunblock/Sunsc 2 3,3 Jenis
reen Perawatan
Tidak 61 63,6 Kecantikan
Menggunakan Chemical 14 16,1
Kosmetik Peeling
Faktor Ekstraksi 31 35,6
Mekanik Aktif Komedo
Memiliki 62 71,3 Terapi Sinar 3 3,4
Kebiasaan Laser
Menggaruk Dermabrasi 1 1,1
Tidak Memiliki 25 28,7 Masker Wajah 1 1,1
Kebiasaan Tidak 40 45,9
Menggaruk Melakukan
Faktor Apapun
Mekanik Pasif Total 87 100
Rambut Berponi 10 11,1
Menggunakan 8 9,1 Berdasarkan hasil tabulasi, dari seluruh
Topi diagnosis positif, dapat dinyatakan bahwa jenis
Menggunakan 64 69,7 lesi yang paling banyak ditemukan adalah
Helm komedo dan distribusi paling banyak ditemukan
Mengenakan 5 5,5 di wajah. Sebagian besar subjek yang
Hijab didiagnosis positif tidak menggunakan
Varian kosmetik dan kosmetik yang paling banyak
Pembersih digunakan adalah bedak padat (compact
Wajah powder). Faktor mekanik yang paling banyak
Sabun Bayi 1 1,1 ditemukan pada subjek yang didiagnosis positif
Sabun Cuci 70 70,8 adalah kebiasaan menggaruk lesi dan
Muka Untuk menggunakan helm saat mengendarai sepeda
Kulit Berminyak motor. Sebanyak 70,8% subjek yang
Sabun Cuci 15 15,2 didiagnosis positif menggunakan varian
Muka Untuk pembersih muka untuk kulit berminyak.
Kulit Kering dan Komplikasi lesi yang paling banyak ditemukan
Sensitif adalah hiperpigmentasi yaitu sekitar 37,4%.
Sabun Mandi 1 1,1 Kebanyakan subjek yang didiagnosis positif
Komplikasi tidak berobat sama sekali saat menderita AV.
Lesi Perawatan kecantikan yang paling banyak

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 94
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
Joanne Roxanne1, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, Made
Swastika Adiguna2, I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila2

dilakukan adalah ekstraksi komedo yaitu DISKUSI


sebesar 35,6% Dari hasil penelitian, diketahui bahwa
penelitian diikuti oleh 124 subjek yang terdiri
Tabel 4. Deskripsi Subjek Berdasarkan dari 68 orang subjek perempuan (54,8%) dan 56
Kemunculan Lesi dan Menstruasi subjek laki-laki (45,2%). Terdiri dari tiga
Onset Frekuensi Persentasi(%) angkatan mahasiswa Program Studi Sarjana
Kemunculan Kedokteran dan Pendidikan Dokter Fakultas
Lesi Kedokteran Universitas Udayana yaitu
Saat Haid 9 21,4 angkatan 2016, 2017, dan 2018. Pada angkatan
Satu Minggu 32 76,2 2016 terdapat 51,2% subjek laki laki dan 48,7%
Sebelum subjek perempuan. Angkatan 2017 terdiri dari
Haid 41,3% subjek laki laki dan 58,6% subjek
Satu Minggu 1 2,4 perempuan. Angkatan 2018 terdiri dari 43,2%
Setelah Haid subjek laki laki dan 56,7% subjek perempuan.
Total 42 100% Berdasarkan data yang didapatkan, dari
124 peserta ditemukan 87 peserta (70,2%) yang
Tabulasi dilakukan berdasarkan subjek menderita AV. Jumlah tersebut terdiri dari 45
perempuan dengan diagnosis positif AV. peserta laki-laki (51,7%) dan 42 peserta
Tabulasi menggambarkan waktu kemunculan perempuan (48,3%). Terdapat 80,4% subjek
AV terkait dengan siklus menstruasi. Subjek laki-laki yang terdiagnosa positif AV dari
perempuan yang terdiagnosis positif seluruh subjek laki-laki. Sedangkan pada subjek
menyatakan bahwa AV muncul pada saat haid perempuan terdapat 61,8% yang terdiagnosis
sebanyak 21,4%, satu minggu sebelum haid positif AV. Hal ini serupa dengan penelitian
sebesar 76,2%, dan satu minggu setelah haid yang dilakukan oleh Tjekyan di Palembang.
sebesar 2,4%. Pada penelitian tersebut, di dapatkan bahwa
angka kejadian AV pada wanita 45,3%
Tabel 5. Deskripsi Subjek Berdasarkan sedangkan pada lelaki 54,7%.8 Hasil ini
Tanaman Obat yang Digunakan untuk berbanding terbalik dengan penelitian yang
Mengatasi AV dilakukan Ayudianti yang mendapatkan
Tanaman Frekuensi Persentasi prevalensi AV kebanyakan diderita oleh
Obat (%) perempuan.12 Hal ini diduga karena kebiasaan
Aloe Vera 1 5,8% melakukan perawatan wajah lebih banyak di
Bawang 1 5,8% lakukan oleh wanita dibandingkan dengan laki-
Putih laki.
Beras dan 1 5,8% Beradasrakan data dari ketiga angkatan
Lemon yang berpartisipasi dalam penelitian, diagnosis
Cuka Apel 1 5,8% AV paling banyak ditemukan pada angkatan
Teh Hijau 2 11,7% 2016 yaitu sebesar 41,3% dari seluruh diagnosis
Kopi Bubuk 1 5,8% positif pada ketiga angkatan diikut oleh
Madu 2 11,7% angkatan 2017, dan 2018 secara berurutan.
Lidah Buaya 1 5,8% Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
dan Putih Aziz dan Belinawati, mahasiswa kedokteran
Telur memiliki tingkat stres yang cukup tinggi
Getah 1 5,8% dibandingkan dengan mahasiswa fakultas
Pepaya lainnya. Hal ini di duga karena faktor stres yang
Spirulina 4 23,5% dimiliki angkatan 2016 sebagai angkatan tertua
Tomat 2 11,7% lebih tinggi dibandingkan dengan kedua
Total 17 100% angkatan lainnya
Jenis lesi yang paling banyak ditemukan pada
Dalam penelitian ini, beberapa subjek penelitian ini adalah jenis komedonal. Komedo
mengaku menggunakan tanaman obat dalam merupakan tahap awal dari penymbatan pori
bentuk masker wajah yang dioleskan ke wajah pori yang memicu kejadian AV.6
untuk mengatasi AV. Tanaman obat yang Klasifikasi tingkat keparahan AV terdiri
digunakan sangat beragam. Adapun bahan alami dari ringan, sedang, berat dan sangat berat.
yang paling banyak digunakan oleh subjek Jumlah ini didasarkan pada jumlah komedo,
penelitian kali ini adalah spirulina, madu, dan papul, pustul, dan nodul yang terdapat pada
teh hijau. wajah subjek.6 Pada penelitian ini, klasifikasi
yang paling banyak di temukan adalah

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 95
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS..,

klasifikasi ringan (71,3%) dari keseluruhan yang dilakukan oleh Tjekyan yang menyatakan
subjek yang di diagnosis menderita AV. Hal ini bahwa kebiasaan menggaruk atau memencet
serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh lesi AV dapat memperparah keadaan lesi AV.8
Okoro yang menyatakan bahwa klasifikasi AV Selain kebiasaan menggaruk, terdapat beberapa
yang paling sering ditemukan adalah klasifikasi kebiasaan lain yang termasuk kedalam faktor
ringan dan yang paling jarang ditemukan adalah mekanik yaitu kebiasaan menggunakan helm,
klasifikasi berat dan sangat berat.13 Pada topi, hijab, dan model rambut berponi. Pada
penelitian kali ini, peneliti tidak dapat penelitian kali ini, ditemukan bahwa 60,9% dari
menemukan subjek dengan klasifikasi tingkat subjek yang terdiagnosis positif AV memiliki
keparahan AV berat dan sangat berat. kebiasaan menggunakan helm saat mengendarai
Distribusi lesi AV paling banyak sepeda motor.
ditemukan di wajah. AV juga ditemukan Terkait pada faktor hormonal, pada
dilokasi yang lain seperti dada, leher, dan penelitian ini diteliti mengenai waktu
punggung. Namun secara keseluruhan, subjek kemunculan AV dengan siklus menstruasi. Dari
cenderung menderita AV diwajah terlebih keseluruhan subjek perempuan, 70.6%
dahulu baru kemudian AV dapat ditemukan mengalami kemunculan AV satu minggu
dilokasi yang berbeda. Penelitian yang sebelum haid. Hal ini terkait dengan perubahan
dilakukan Tjekyan juga menemukan kalau hormonal yang terjadi dalam siklus mestruasi.
sebagian besar lesi AV berdistribusi di wajah Berdasarkan perjalanan hormonal siklus
namun ada juga yang terdistribusi dibeberapa menstruasi (jika normal siklus 28 hari), pada
lokasi lain seperti lengan atas, leher, dada, dan hari ke-21 (satu minggu sebelum siklus
punggung.8 selanjutnya) terjadi peningkatan hormon
Riwayat keluarga atau faktor genetik progesteron yang dapat memicu hyperplasia
diketahui berpengaruh dalam kejadian AV.4 Hal kelenjar pilosebasus dan menghasilkan sebum
ini bertolak belakang dengan penelitian yang berlebih sebagai salah satu penyebab terjadinya
dilakukan oleh Okoro yang menyatakan bahwa AV. Secara langsung, mesruasi berpengaruh
riwayat keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap kejadian AV.15
signifikan terhadap kejadian AV.13 Pada Frekuensi membersihkan wajah dibagi
penelitian kali ini ditemukan bahwa diagnosis menjadi jarang, normal, dan sering. Pada
AV lebih banyak ditemukan pada subjek yang penelitian kali ini, dari keseluruhan subjek yang
tidak memiliki riwayat keluarga. Hal ini di duga jarang membersihkan wajah, terdapat 59,4%
akibat sulitnya penelusuran mengenai riwayat yang terdiagnosis AV positif. Hal ini serupa
kejadian AV dalam keluarga sehingga jawaban dengan penelitian yang dilakukan Tjekyan yang
yang diberikan subjek penelitian dapat menjadi menyatakan bahwa subjek yang jarang
kurang akurat. membersihkan wajah lebih cenderung
Penelitian yang dilakukan Perera di Sri terdiagnosis positif AV. 8 Subjek yang
Langka menyatakan bahwa terdapat hubungan terdiagnosis positif AV paling banyak
antara penggunaan kosmetik pada wanita dan menggunakan varian pembersih wajah untuk
kejadian AV. Kejadian AV akan meningkat kulit berminyak dan air dingin untuk
pada subjek wanita yang menggunakan membersihkan wajah.
kosmetik.14 Pada penelitian ini, subjek yang Komplikasi yang dapat muncul adalah
paling banyak terdiagnosis AV adalah subjek bekas setelah inflamasi AV sembuh. Beberapa
laki-laki yang tidak menggunakan kosmetik. komplikasi yang dapat muncul adalah
Pada subjek perempuan, subjek perempuan hiperpigmentasi dan luka parut (skar). Pada
yang menggunakan kosmetik ditemukan lebih penelitian kali ini, komplikasi yang paling
banyak yang terdiagnosis AV dibandingkan sering terjadi adalah kemunculan
dengan yang tidak menggunakan kosmetik. hiperpigmentasi paska-AV. Hiperpigmentasi
Adapun jenis kosmetik yang paling sering dihasilkan dari produksi berlebih melanin atau
digunakan adalah bedak padat (compact penyebaran pigmen yang tidak teratur setelah
powder). Kebanyakan subjek pada penelitian ini inflamasi kulit. Peningkatan produksi dan
tidak menggunakan kosmetik dalam keseharian. transfer melanin ke keratinosit terdapat pada
Faktor mekanik dianggap juga berperan hiperpigmentasi di epidermis. Walaupun
terhadap tingkat keparahan lesi AV. Pada mekanisme pasti belum diketahui, peningkatan
penelitian kali ini, terdapat 72,6% dari subjek aktivitas melanosit distimulasi oleh prostanoid,
yang terdiagnosis tingkat klasifikasi ringan dan sitokin, kemokin, dan mediator inflamasi
68% dari subjek yang terdiagnosis tingkat lainnya seperti spesies oksigen reaktif yang
klasifikasi sedang memiliki kebiasaan dikeluarkan selama proses inflamasi.16 Dari data
menggaruk. Hal ini serupa dengan penelitian hasil penelitian yang didapat, terdapat 45,2%

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 96
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
Joanne Roxanne1, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, Made
Swastika Adiguna2, I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila2

subjek dengan diagnosis tingkat klasifikasi memiliki frekuensi membersihkan wajah jarang
ringan yang menderia komplikasi lebih banyak terdiagnosis AV. Pada penelitian
hiperpigmentasi. ini, subjek cenderung membersihkan wajah
Menurut penelitian yang dilakukan dengan varian pembersih wajah untuk kulit
Tjekyan, pola intervensi juga berpengaruh berminyak dan air dingin. Faktor mekanik yang
terhadap klasifikasi tingkat keparahan AV. paling banyak dalam subjek penelitian adalah
Tindakan mengatasi sendiri AV cenderung akan kebiasaan menggaruk lesi dan menggunakan
memperparah AV sehubungan sebagian besar helm saat mengendarai sepeda motor.
obat yang beredar mengandung bahan Pada subjek perempuan, onset AV lebih
keratolitik dan abrasif serta bahan pembawa banyak muncul satu minggu sebelum haid.
yang dapat menutup pori-pori kulit yang Subjek yang memiliki riwayat menggunakan
merangsang aktifitas kelenjar pilosebasea.8 kosmetik lebih cenderung terdiagnosis AV.
Pada penelitian kali ini subjek yang mengatasi Jenis kosmetik yang paling banyak gunakan
sendiri dan tidak berobat lebih cenderung adalah bedat padat (compact powder). Pola
menderita dengan tingkat klasifikasi ringan. intervensi yang dilakukan subjek pada
Jenis perawatan seperti chemical peeling, penelitian ini adalah tidak berobat atau
dan dermabrasi adalah teknik perawatan menangani sendiri. Perawatan kecantikan yang
kecantikan untuk menangani komplikasi berupa dilakukan untuk menanggulangi AV dan
bekas luka parut (skar).17 Sedangkan ekstraksi komplikasinya adalah peeling kimia (chemical
komedo, terapi sinar laser adalah tindakan peeling). Tanaman obat yang paling sering
kuratif dalam menyembuhkan AV.6 Pada digunakan untuk mengatasi AV adalah
penelitian ini 45,9% subjek melakukan ekstraksi spirulina, teh hijau, tomat, dan madu.
komedo untuk mengatasi AV.
Selain dengan perawatan kecantikan, SARAN
penatalaksanaan AV dapat dilakukan juga Terdapat beberapa saran yang bisa
dengan menggunakan tanaman obat. Pada diterapkan pada untuk melakukan penelitian
penelitian ini, tanaman obat yang paling banyak lanjutan dari penelitian ini yaitu adalah
digunakan adalah teh hijau, spirulina, dan tomat. mempelajari lebih detail lagi mengenai
Teh hijau, spirulina dan aloevera terbukti dapat klasifikasi tingkat keparahan AV, melakukan
mengatasi AV dengan bekerja sebagai substansi pemeriksaan lebih detail kepada subjek
anti bakteri.18 Beberapa tanaman obat lain yang mengenai AV pada lokasi yang tertutup,
belum terbukti efektifitasnya dalam menangani pengambilan gambar lesi diambil dengan
AV seperti tomat, bawang putih, getah papaya, pencahayaan yang cukup agar dapat terfoto
dsb. dengan baik, melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan antara kejadian AV dengan
SIMPULAN faktor resiko yang ditemukan, dan melakukan
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas
beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu tanaman obat yang digunakan subjek pada
proporsi AV di jumpai pada Mahsiswa Program penelitian ini.
Studi Sarjana Kedokteran dan Pendidikan
Dokter sebesar 70,2% (87 peserta. AV
ditemukan pada subjek laki laki sebesar 80,4% DAFTAR PUSTAKA
dari seluruh peserta laki laki dan pada subjek 1. Kolarsick P, Kolarsick M, Goodwin C.
perempuan sebesar 61,8% dari seluruh subjek Anatomy and Physiology of the Skin.
perempuan dan pada angkatan 2016 sebesar Journal of the Dermatology Nurses'
87.8%, angkatan 2017 sebesar 58,7% dan Association. 2011;3(4):203-213.
angkatan 2018 sebesar 64,9% dari keseluruhan 2. Ceruti J, Leirós G, Balañá M. Androgens
peserta perangkatan. Karakteristik yang paling and androgen receptor action in skin and
banyak ditemukan pada subjek adalah jenis lesi hair follicles. Molecular and Cellular
komedonal dengan klasifikasi ringan baik pada Endocrinology. 2018;(465):122-33.
pria maupun wanita dan distribusi di wajah. 3. Fitzpatrick T, Goldsmith L. Fitzpatrick's
Tidak ditemukan klasifikasi berat dan sangat Dermatology in General Medicine. Edisi
berat. ke-9. New York, N.Y.: McGraw-Hill
Distribusi lesi AV sebagian besar terdapat Medical; 2012.
pada wajah dan terdapat juga pada lokasi lain 4. James W, Andrews G, Berger T, Elston D.
seperti dada, punggung, dan leher. Diagnosis Andrews' Diseases of the skin. 12th ed.
AV lebih banyak di tegakan pada subjek yang Elsevier; 2015.
tidak memiliki riwayat keluarga. Subjek yang

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 97
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS..,

5. Dawson A, Dellavalle R. Acne vulgaris. Acne Vulgaris ), Berkala Ilmi Kesehatan


BMJ. 2013;346:2634-2634. Kulit dan Kelamin. 2014;26(1):41–7ง
6. Theresia M. Acne vulgaris. Continuing 13. Okoro E, Ogunbiyi A, dan George A.
Medical Education. 2013;40(8):269-71ง Prevalence and pattern of acne vulgaris
7. Strauss J, Krowchuk D, Leyden J, Lucky among adolescents in Ibadan, south-west
A, Shalita A, Siegfried E et al. Guidelines Nigeria. Journal of the Egyptian Womenʼs
of care for acne vulgaris management. Dermatologic Society. 2016;13(1):7–12.
Journal of the American Academy of 14. Perera MPN, PeirisW. M. D. M.,
Dermatology. 2007;56(4):651-663. Pathmanathan D, Mallawaarachchi S, dan
8. Tjekyan SR. Kejadian dan Faktor Resiko Karunathilake I. M. Relationship Between
AV. M Med Indones. 2008;43(1):37-43ง Acne Vulgaris and Cosmetic Usage In Sri
9. Anandita NS, Sibero HT, dan Soleha TU. Lankan Urban Adolescent Females.
Pengaruh Tingkat Stres dengan Tingkat Journal of Cosmetic Dermatology,
Keparahan AV pada Mahasiswa Fakultas 2017;17(3):431–36
Kedokteran Universitas Lampung. 2017ง 15. Kabau S. Hubungan Antara Pemakaian
10. Azis MZ. and Bellinawati N. Faktor Risiko Jenis Kosmetik Dengan Kejadian AV.
Stres dan Perbedaannya pada Mahasiswa Semarang: Universitas Diponegoro. 2012ง
Berbagai Angkatan di Fakultas 16. Wardhani PH, Rahmadewi. Pilihan Terapi
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Hiperpigmentasi Pascainflamasi pada
Palembang. Jurnal Kedokteran Dan Kulit Berwarna. Berkala Ilmu Kesehatan
Kesehatan. 2015;2(2):197–202ง Kulit dan Kelamin., 2016;28(3)ง
11. Dalgard F, Gieler U, Holm J, Bjertness E, 17. Sasongko RH, Rahmadewi, 2011.
Hauser S. Self-esteem and body Penatalaksanaan Skar AV. Berkala Ilmu
satisfaction among late adolescents with Kesehatan Kulit dan Kelamin. 2011;23(3)ง
acne: Results from a population survey. 18. Nasri H, Bahmani M., Shahinfard N,
Journal of the American Academy of Moradi NA, Saberianpour S, Rafieian, dan
Dermatology. 2008;59(5):746-751. Kopaei M. Medicinal Plants for the
12. Ayudianti P dan Indramaya DM. Studi Treatment of Acne Vulgaris: A Review of
Retrospektif  : Faktor Pencetus AV ( Recent Evidences. Jundishapur Journal of
Retrospective Study : Factors Aggravating Microbiology. 2015;8(11)

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 98
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P15

Anda mungkin juga menyukai