Anda di halaman 1dari 28

NAMA : RAHMI

NIM : 220240014

KELAS : FIKES AKK VI

DOSEN : Fitriani Umar, SKM, M. Kes.

Tanggal : 28 April 2023

METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS IV

1. JURNAL I ( EKPRIMEN SEMU )

 JUDUL JURNAL I : PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN


TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT AWAM TENTANG
KANKER OVARIUM DI KECAMATAN UJUNG BERUNG KOTA
BANDUNG
 JENIS DESAIN PENELITIAN DAN METODENYA : Jenis penelitian ini
adalah eksperimen semu (quasi experiment) untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan pengetahuan tentang kanker ovarium pada masyarakat awam
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan di aula kelurahan Pasir
Wangi Kecamatan Ujung Berung.7 Penelitian ini menggunakan metode
penelitian pre-experimental design yaitu peneliti mengamati satu kelompok
utama dan melakukan intervensi di dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji dampak dari suatu intervensi terhadap hasil penelitian.
Kegiatan perlakuan yang diberikan adalah pendidikan kesehatan mengenai
kanker ovarium.

2. JURNAL II ( EKSPERIMEN MURNI )

 JUDUL JURNAL II : DOSIS KONSENTRASI TAWAS (Al2(SO4)3)


TERHADAP KEMATIAN LARVA AEDES AEGYPTI
 JENIS DESAIN PENELITIAN DAN METODENYA : Jenis penelitian ini
adalah analitik eksperimental dengan desain studi eksperimen murni (true
experiment). Pelaksanaan penelitian menggunakan rancangan post test only
control group design. Populasi penelitian adalah larva Aedes aegypti. Besar
sampel penelitian adalah 25 ekor larva Aedes aegypti instar III untuk setiap
kelompok dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Jadi jumlah seluruh sampel
dalam penelitian ini adalah 600 ekor larva, karena terdapat 6 kelompok
perlakuan. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple
random sampling) karena anggota populasi bersifat homogen atau
diasumsikan homogen.

3. JURNAL III ( EKSPERIMEN EPIDEMIOLOGI)

 JUDUL JURNAL III : EFEK KOMBINASI BACK MASSAGE DAN


ACUPOINT MASSAGE TERHADAP PENINGKATAN KADAR
PROLAKTIN
 JENIS DESAIN PENELITIAN DAN METODENYA : Jenis penelitian ini
bersifat eksperimental epidemiologi dengan kelompok pembanding (post-test
only with control group design). Penelitian ini dilaksanakan di BPM Meli
Rosita selama 3 bulan. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu post partum
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel sebanyak 34
orang, Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara proporsive sampling,
klien yang ada pada waktu pngambilan sampel, yang memenuhi kriteria
insklusi dan ekslusi diambil menjadi sampel. Untuk menentukan sampel
masuk dalam kelompok perlakuan atau kelompok kontrol adalah dengan cara
diundi (lotre), Sampel yang mendapatkan angka 1 dimasukkan dalam
kelompok perlakuan dan sampel yang mendapatkan angka 2 dimasukkan
dalam kelompok kontrol. Kepada semua sampel dijelaskan tujuan, prosedur,
manfaat dan risiko sebagai sampel dalam penelitian ini. Setelah mendapatkan
persetujuan sampel kemudian menandatangani informed concent menjadi
responden dalam penelitian ini. Variabel penelitian ini adalah variabel bebas
(independen) back massage dan acupoint massage dan variabel terikat
(dependen) kadar prolaktin
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT
AWAM TENTANG KANKER OVARIUM DI KECAMATAN UJUNG BERUNG KOTA
BANDUNG

Birgitta M Dewayani 1*, Hasrayati Agustina2, Desi Puspitasari3, dst.


1, 2, 3
Padjadjaran University, Faculty of Medicine, Bandung, Indonesia
email : bm.dewayani@gmail.com

ABSTRACT
Ovarian cancer is still a health problem in the world, so the quality of life of patients and their families becomes important
issue related to financing problems and the treatment of diseases and the risk of death. The lack of public understanding of
ovarian cancer has an impact on the delay in treatment of ovarian cancer, so most ovarian cancer patients comes to health
facilities in very bad condition in high stage of disease. Some efforts are needed to increase the knowledge and
understanding of the public about ovarian cancer so that it can reduce the number of patients with high- stage ovarian
cancer so that it can reduce the morbidity and mortality of ovarian cancer patients. The purpose of this study was to examine
the impact of an intervention on the results of the study. This study is a quasi experiment type in order to determine whether
there is a difference in knowledge and understanding about ovarian cancer in 30 ordinary people in Ujung Berung sub-
district, Bandung city before and after being given health education.
The research method used was pre-experimental design, the researcher looked at one main group and intervened in the study.
The treatment activities given to 30 research subjects were health education regarding ovarian cancer. The pre-
experimental design used was one group pretest-post test design.
The survey results of 30 research subjects showed the respondent’s response value was 223 or 74.3%. This results is in the
good category. The intervention given in the form of health education about ovarian cancer is very effective in increasing
knowledge about ovarian cancer.
Conclusions in this study indicate that health education in this case in the form of counseling can increase the level of public
knowledge about ovarian cancer
Keywords: ovarial cancer; pretest-post test; counseling;

ABSTRAK
Kanker ovarium sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia internasional, sehingga kualitas hidup pasien dan
keluarganya menjadi permaslahan tersendiri terkait dengan permasalahan pembiayaan dan penanganan penyakit serta resiko
kematian yang dihadapi. Kurangnya pemahaman masyarakat pada kanker ovarium berdampak pada keterlambatan
penanganan penyakit kanker ovarium, sehingga banyak ditemukan pasien kanker ovarium datang ke fasilitas kesehatan
dengan stadium yang tinggi. Sehingga diperlukan usaha peningkatan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat
tentang kanker ovarium sehingga dapat menurunkan angka kunjungan pasien dengan penyakit kanker ovarium stadium tinggi
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien kanker ovarium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji dampak dari suatu intervensi terhadap hasil penelitian.
Penelitian ini adalah jenis eksperimen semu (quasi experiment) agar dapat diketahui apakah terdapat perbedaan pengetahuan
tentang kanker ovarium pada masyarakat awam di kecamatan Ujung Berung Kota Bandung sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan.
Metode penelitian yang digunakan yaitu pre-experimental design, peneliti mengamati satu kelompok utama dan melakukan
intervensi di dalam penelitian. Kegiatan perlakuan yang diberikan pada 30 subjek penelitian adalah pendidikan kesehatan
mengenai kanker buli. Rancangan pre-eksperimental yang digunakan adalah one group pretest-post test design.
Hasil survey 30 subjek penelitian menunjukkan nilai tanggapan responden sebesar 223 atau sebesar 74,3%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada kategori Baik. Intervensi yang diberikan berupa penyuluhan kesehatan tentang kanker ovarium
sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang kanker ovarium.
Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dalam hal ini berupa penyuluhan dapat
meningkatkan tingkat
pengetahuan masyarakat tentang kanker PENDAHULUAN
ovarium. Kanker ovarium merupakan
masalah kesehatan masyarakat
internasional. Masalah ini terutama
berkaitan dengan pengaruh kanker Melalui paparan informasi dalam
ovarium ini terhadap kualitas hidup pendidikan kesehatan mengenai kanker
pasien dan keluarganya, biaya yang ovarium diharapkan masyarakat dapat lebih
diperlukan dalam penanganan penyakit meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala
serta bahaya kematian yang harus awal kanker ovarium yang harus segera
dihadapi1. ditindaklanjuti. Informasi dasar mengenai
Kanker ovarium adalah keganasan pengetahuan masyarakat awam mengenai
yang sebagian besar berasal dari kanker ovarium dapat digunakan sebagai bahan
epithelial ovarium. Kanker ini rujukan untuk rencana pendidikan kesehatan
merupakan keganasan dua paling sering selanjutnya.
dan penyebab kematian urutan
keduatertinggi akibat keganasan di METODE
negara berkembang2,3. Populasi dalam penelitian ini adalah
Diagnosis kanker ovarium ditentukan warga kecamatan Ujung Berung Kota Bandung
berdasarkan keluhan, tanda dan gejala, yang datang ke aula kelurahan Pasir Wangi
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Kecamatan Ujung Berung dengan sampel yang
Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil diambil sebanyak 30 responden. Kriteria inklusi
pemeriksaan patologi anatomik2,3. Angka penelitian ini adalah responden tidak buta
kekambuhan kanker ovarium ini cukup tinggi huruf, umur 18 tahun atau lebih dan Kriteria
dan memerlukan pemantauan secara berkala eksklusi penelitian ini adalah; tidak bersedia
yang membutuhkan biaya tinggi.4 menjadi responden, tidak dapat mengikuti
Kejadian kanker ovarium berkaitan dengan seluruh proses penelitian yang terdiri dari
faktor risiko sering dikaitkan dengan infertilitas3 pretest, penyuluhan (pendidikan kesehatan) dan
Prognosis kanker ovarium ditentukan post test, tenaga medis atau paramedis, peserta
oleh derajat dan stadium lesi2. Keterlambatan didik pada institusi kesehatan
diagnosis dan penatalaksanaan dapat mengubah Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu
keseluruhan luaran pada pasien kanker ovarium (quasi experiment) untuk mengetahui apakah
sehingga deteksi dini serta program penapisan terdapat perbedaan pengetahuan tentang kanker
memiliki peran yang sangat penting dalam ovarium pada masyarakat awam sebelum dan
kasus ini. Sedangkan saat ini, belum ada sesudah diberikan pendidikan kesehatan di aula
program penapisan khusus bagi kasus kanker kelurahan Pasir Wangi Kecamatan Ujung
ovarium. Diagnosis terutama dilakukan Berung.7
berdasarkan keluhan pada pasien serta Penelitian ini menggunakan metode
pemeriksaan kontrol kesehatan ketika terdapat penelitian pre-experimental design yaitu
kelainan pada pemeriksaan ginekologik peneliti mengamati satu kelompok utama dan
maupun pencitraan. 5 melakukan intervensi di dalam penelitian.
Salah satu penyebab keterlambatan dalam Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
diagnosis kanker ovarium adalah selang waktu dampak dari suatu intervensi terhadap hasil
saat pasien pertama kali menyadari gejala penelitian. Kegiatan perlakuan yang diberikan
penyakit yang terjadi dan saat pertama kali adalah pendidikan kesehatan mengenai kanker
untuk melakukan konsultasi mengenai ovarium. Rancangan preeksperimental yang
keluhannya kepada tenaga medis.6 digunakan adalah one group pre testpost test
design.12
Salah satu upaya untuk meningkatkan
kesadaran individu terhadap keadaan tertentu Variabel bebas (independent
antara lain melalui upaya peningkatan variable) yaitu pendidikan kesehatan
pengetahuan berupa pendidikan kesehatan melalui metode ceramah atau
mengenai kanker ovarium. penyuluhan. Sedangkan Variabel terikat
Pendidikan kesehatan merupakan suatu (dependent variable) yaitu pengetahuan
upaya atau kegiatan untuk menciptakan tentang kanker ovarium. Beberapa
perilaku masyarakat yang kondusif untuk definisi operasional yang digunakan
kesehatan. Pendidikan kesehatan tidak hanya dalam penelitian ini dijelaskan dalam
berpengaruh terhadap tingkat kesadaran atau tabel sebagai berikut
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, 1) Pendidikan kesehatan melalui
namun yang lebih penting adalah mencapai metode ceramah/ penyuluhan
perilaku kesehatan yang baik.5 adalah cara penyampaian materi
kesehatan melalui komunikasi
secara langsung untuk
meningkatkan pengetahuan Skor Total 0.000**
mengenai kanker ovarium. Skala Jawaban
Mean±Std 5.43±2.011 7.43±2.095
data: nominal
Median 5.00 8.00
2) Tingkat pengetahuan tentang
Range (min-max) 2.00-9.00 3.00-10.00
kanker ovarium adalah
pemahaman responden tentang Keterangan : Untuk data numerik nilai p
penyakit kanker ovarium diuji dengan uji T berpasangan apabila
meliputi gejala, pemeriksaan, data berdsitribusi normal dengan
penatalaksanaan serta deteksi dini alternatif uji Wilcoxon apabila data
kanker ovarium. Skala: kontinum tidak berdistribusi normal.Nilai
Instrumen dalam penelitian ini kemaknaan berdasarkan nilai
adalah kuesioner penelitian untuk p<0,05 .Tanda* menunjukkan nilai
mengukur pengetahuan mengenai kanker p<0,05 artinya signifkan atau bermakna
ovarium. Bahan yang digunakan dalam secara statistik.
penelitian ini adalah materi pendidikan Untuk analisis data Numerik ini diuji
kesehatan dalam bentuk peralatan media dengan menggunakan uji T berpasangan
visual untuk penunjang. apabila data berdistribusi normal serta
Data yang digunakan dalam alternative uji Wilcoxon apabila data
penelitian ini adalah data primer. tidak berdistribusi normal yaitu Skor
Pengumpulan data primer dilakukan total Jawaban. Hasil uji statistica pada
dengan metode kuesioner. Jenis kelompok penelitian diatas diperoleh
kuesioner yang digunakan adalah informasi nilai P pada variable Skor
kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup total Jawaban lebih kecil dari 0.05 (nilai
adalah pertanyaan yang sudah P<0.05) yang berarti signifikan natau
mengarahkan ke jawaban alternatifnya bermakna secara statistik dengan
sudah ditetapkan. Jenis data primer yaitu demikian dapat dijelaskan bahwa
pengetahuan mengenai kanker ovarium. terdapat perbedaan rerata yang
Kuesioner disebarkan kepada signifikan secara statistic antara variable
responden pada saat pretest dan posttest Skor total Jawaban pada Pre dan Post
untuk mendapatkan data pengetahuan Latihan.
mengenai kanker ovarium. Pretest (Diagram 5.1)
dilakukan pada saat responden belum Diagram 5.1 Perbandingan skor total
diberi intervensi berupa ceramah/ jawaban pre-test dan post-test
penyuluhan sedangkan posttest
dilakukan segera setelah responden
diberi intervensi.
Analisis data pada penelitian ini
berupa uji statistik deskriptif. Statistik
deskriptif merupakan statistik yang
bertugas mendeskripsikan atau
memaparkan gejala hasil penelitian. Uji
statistik ini bertujuan mengetahui
jumlah, persentase variabel pengetahuan. Untuk Skor Total jawaban Pre
Penelitian ini telah mendapatkan latihan kategori Kurang sebanyak 17
persetujuan etik dari Komite Etik atau sebesar 56.7%, Cukup sebanyak 12
Penelitian Universitas Padjadjaran atau sebesar 40.0% dan baik sebanyak 1
dengan Nomor: /2/3/UN6.KEP/EC/2018 atau sebesar 3.3% sedangkan Skor Total
HASIL DAN PEMBAHASAN jawaban Post latihan kategori Kurang
Skor Total jawaban Pretest memiliki sebanyak 4 atau sebesar 13.3%, Cukup
rata-rata sebesar 5.43±2.011 sedangkan sebanyak 16 atau sebesar 53.3% dan
Skor Total jawaban Post latihan baik sebanyak 10 atau sebesar
memiliki rata-rata sebesar 7.43±2.095. 33.3% (Tabel 5.2)
(Tabel 5.1) Tabel 5.2 Perbandingan antara Skor
Tabel 5.1 Perbandingan antara Skor total Jawaban Pre dan Post Latihan
Kelompok
total Jawaban Pre dan Post Latihan Variabel Pre Post Nilai P
N=30 N=30
Kelompok
Variabel Pre Post Nilai P
N=30 N=30 Kategori Skor 0.000**
Total Jawaban
Kurang 17(56.7%) 4(13.3%) Cukup
Pilihan Skor
12(40.0%) 16(53.3%) No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal
Baik 1(3.3%) 10(33.3%)
Keterangan: Untuk data ordinal nilai p Q4 0 0 11 36.9 0
30
diuji dengan uji Wilcoxon berdasarkan 1 1 19 63.3 19
nilai p<0,05 . Tanda* menunjukkan nilai 30 100 19 3
p<0,05 artinya signifkan atau bermakna 0
secara statistik. Pilihan Skor
Untuk analisis data ordinal ini diuji No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal
dengan menggunakan uji yaitu Kategori Skor
total Jawaban. Hasil uji statistica pada Q5 0 0 17 56.7 0
30
kelompok penelitian diatas diperoleh informasi 1 1 13 43.3 13
nilai P pada variable Kategori Skor total 30 100 13 30
Jawaban lebih kecil dari 0.05 (nilai P<0.05)
yang berarti signifikan atau bermakna secara Pilihan Skor
No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal
statistic dengan demikian dapat dijelaskan
bahwa terdapat perbedaan rerata yang Q6 0 0 14 46.7 0
signifikan secara statistik antara variabel 30
1 1 16 53.3 16
Kategori Skor total Jawaban pada Pre dan Post
30 100 16 30
Latihan. (Diagram 5.2)
Pilihan Skor
No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal

Q7 0 0 20 66.7 0
30
1 1 10 33.3 10
30 100 10 30

Pilihan Skor
No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal

Q8 0 0 17 56.7 0
30
1 1 13 43.3 13
Diagram 5.2 Perbandingan antara skor total 30 100 13 30
jawaban pre-test dan post-test
Pilihan Skor
No Bobot F % Skor
Analisis Deskriptif Jawaban Ideal
Berdasarkan perhitungan jenjang nilai
Q9 0 0 10 33.3 0
interval, maka klasifikasi penilaian indikator 30
1 1 20 66.7 20
adalah seperti pada tabel 5.3
30 100 20 30
Berdasarkan hasil pengolahan yang
disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa Pilihan Skor
skor total jawaban untuk variabel Pre Latihan No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal
(Q2 sampai Q10). Jumlah skor tersebut
dimasukan ke dalam garis kontinum yang 0 0 4 13.3 0
30
pengukurannya dilakukan dengan cara : 1 1 26 86.7 26
No. 30 100 26 30
Pilihan Skor
Bobot F % Skor
Jawaban Ideal Skor Total 30 100 163 270

Q2 0 0 10 33.3 0 •
Nilai Indeks Maksimum = 1 x 30 x 9 =
30
1 1 20 66.7 20 270
• Nilai Indeks Minimum = 0 x 30 x 9 = 0
30 100 20 30
• Persentase Skor = 163 : 270 x 100% =
Pilihan Skor 60,3%
No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal Berdasarkan data tersebut dapat
digambarkan melalui analisis garis kontinum
Q3 0 0 4 13.3 0
30 sebagai berikut:
1 1 26 86.7 26
30 100 26 30 Persentase terhadap Q2 sampai dengan
Q10 dalam Garis Kontinum
Pilihan Skor
No Bobot F % Skor
0% Jawaban Ideal
50% 60% 100%
Q6 0 0 5 16.7 0
30
1 1 25 83.3 25
Buruk 30 100 25 30
Baik Persentase Seluruh Indikator
Pilihan Skor
Q2 sampai dengan Q10 No
Jawaban
Bobot F % Skor
Ideal
Dalam Garis Kontinum
Q7 0 0 19 63.3 0
Hasil survey terhadap 30 30
responden berdasarkan persentase diatas 1 1 11 36.7 11
menunjukkan nilai yang diperoleh dari 30 100 11 30
tanggapan responden adalah sebesar 163
Pilihan Skor
atau sebesar 60,3%. Hal ini No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal
menunjukkan bahwa ada pada kategori
Baik. Q8 0 0 8 26.7 0
30
Berdasarkan hasil pengolahan yang 1 1 22 73.3 22
disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat
30 100 22 30
bahwa skor total jawaban untuk variabel
Post Latihan (Q1 sampai Q10). Jumlah Pilihan Skor
No Bobot F % Skor
skor tersebut dimasukan ke dalam garis Jawaban Ideal
kontinum yang pengukurannya
Q9 0 0 9 30 0
dilakukan dengan cara : 30
1 1 21 70 21
Pilihan Skor
No Bobot F % Skor 30 100 21 30
Jawaban Ideal

Q1 0 0 12 40 0 Pilihan Skor
30 No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal
1 1 18 60 18
30 100 18 30 Q10 0 0 5 16.7 0
30
Pilihan Skor 1 1 25 83.3 25
No Jawaban Bobot F % Skor Ideal 30 100 25 30
Skor Total 48 100 223 300
Q2 0 0 2 6.7 0
30
1 1 28 93.3 28 • Nilai Indeks Maksimum = 1 x 30 x
30 100 28 30 10 = 300
• Nilai Indeks Minimum = 0 x 30 x
Pilihan Skor 10 = 0
No Bobot F % Skor
Jawaban Ideal • Persentase Skor = 223 : 300 x
100% = 74,3%
Q3 0 0 5 16.7 0
30 Berdasarkan data tersebut dapat
1 1 25 83.3 25 digambarkan melalui analisis garis
30 100 25 30 kontinum sebagai berikut:
Persentase terhadap Q1 sampai
Pilihan Skor
No Bobot F % Skor dengan Q10 dalam Garis Kontinum
Jawaban Ideal

Q4 0 0 4 13.3 0 0%
30
1 1 26 86.7 26 50% 60% 100%
30 100 26 30

Pilihan Skor
No Bobot F % Skor Buruk
Jawaban Ideal
Baik Persentase Seluruh
Q5 0 0 8 26.7 0 Indikator Q1 sampai dengan
30
Q10 Dalam Garis Kontinum
1 1 22 73.3 22
30 100 22 30
Hasil survey terhadap 30 responden
berdasarkan persentase diatas
menunjukkan nilai yang diperoleh dari Analisis data pada penelitian ini berupa
tanggapan responden adalah sebesar 223 uji statistik deskriptif. Statistik deskriptif
atau sebesar 74,3%. Hal ini merupakan statistik yang bertugas
menunjukkan bahwa ada pada kategori mendeskripsikan atau memaparkan gejala hasil
Baik. Intervensi yang diberikan berupa penelitian. Uji statistik ini bertujuan mengetahui
penyuluhan kesehatan tentang kanker jumlah, persentase variabel pengetahuan.
ovarium sangat efektif dalam Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan
meningkatkan pengetahuan tentang etik dari Komite Etik Penelitian Universitas
kanker ovarium. Hal ini diperlihatkan Padjadjaran dengan Nomor :
dengan terjadi perbaikan nilai pretest /2/3/UN6.KEP/EC/2018
dengan post test setelah diberikan
intervendsi penyuluhan kesehatan HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel bebas (independent
variable) yaitu pendidikan kesehatan Skor Total jawaban Pretest memiliki rata-
melalui metode ceramah atau rata sebesar 5.43±2.011 sedangkan Skor Total
penyuluhan. Sedangkan Variabel terikat jawaban Post latihan memiliki rata-rata sebesar
(dependent variable) yaitu pengetahuan 7.43±2.095.(Tabel 5.1)
tentang kanker buli.
Beberapa definisi operasional yang Tabel 5.1 Perbandingan antara Skor total
digunakan dalam penelitian ini Jawaban Pre dan Post Latihan
dijelaskan dalam tabel sebagai berikut Variabel Pre
Kelompok
Post Nilai P
3) Pendidikan kesehatan melalui N=30 N=30

metode ceramah/ penyuluhan adalah Skor Total 0.000**


cara penyampaian materi kesehatan Jawaban
melalui komunikasi secara langsung Mean±Std 5.43±2.011 7.43±2.095
Median 5.00 8.00
untuk meningkatkan pengetahuan Range (min-max) 2.00-9.00 3.00-10.00
mengenai kanker ovarium. Skala
data: nominal
Keterangan : Untuk data numerik nilai p diuji
4) Tingkat pengetahuan tentang kanker
dengan uji T berpasangan apabila data
buli adalah pemahaman responden
berdsitribusi normal dengan alternatif uji
tentang penyakit kanker ovarium
Wilcoxon apabila data tidak berdistribusi
meliputi gejala, pemeriksaan,
normal.Nilai kemaknaan berdasarkan nilai
penatalaksanaan serta deteksi dini
p<0,05 .Tanda* menunjukkan nilai p<0,05
kanker ovarium. Skala: kontinum
artinya signifkan atau bermakna secara statistik.
Instrumen dalam penelitian ini adalah
Untuk analisis data Numerik ini diuji dengan
kuesioner penelitian untuk mengukur
menggunakan uji T berpasangan apabila data
pengetahuan mengenai kanker ovarium. Bahan
berdistribusi normal serta alternative uji Wilcoxon
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
apabila data tidak berdistribusi normal yaitu Skor
materi pendidikan kesehatan dalam bentuk
total Jawaban. Hasil uji statistica pada kelompok
peralatan media visual untuk penunjang.
penelitian diatas diperoleh informasi nilai P pada
Data yang digunakan dalam penelitian ini
variable Skor total Jawaban lebih kecil dari 0.05
adalah data primer. Pengumpulan data primer
(nilai P<0.05) yang berarti signifikan atau bermakna
dilakukan dengan metode kuesioner. Jenis
secara statistik dengan demikian dapat dijelaskan
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan
tertutup. Kuesioner tertutup adalah pertanyaan
secara statistic antara variable Skor total Jawaban
yang sudah mengarahkan ke jawaban
pada Pre dan Post Latihan. (Diagram 5.1)
alternatifnya sudah ditetapkan. Jenis data
primer yaitu pengetahuan mengenai kanker
ovarium.
Kuesioner disebarkan kepada responden
pada saat pretest dan posttest untuk
mendapatkan data pengetahuan mengenai
kanker ovarium. Pretest dilakukan pada saat
responden belum diberi intervensi berupa
ceramah/ penyuluhan sedangkan posttest
dilakukan segera setelah responden diberi
intervensi.
Diagram 5.1 Perbandingan skor total jawaban • Nilai Indeks Maksimum = 1 x 30 x 9 = 270
pre-test dan post-test • Nilai Indeks Minimum = 0 x 30 x 9 = 0
Untuk Skor Total jawaban Pre latihan kategori • Persentase Skor = 163 : 270 x 100% =
Kurang sebanyak 17 atau sebesar 56.7%, Cukup 60,3%
sebanyak 12 atau sebesar 40.0% dan baik sebanyak 1 Berdasarkan data tersebut dapat digambarkan
atau sebesar 3.3% sedangkan Skor Total jawaban melalui analisis garis kontinum sebagai berikut:
Post latihan kategori Kurang sebanyak 4 atau sebesar
13.3%, Cukup sebanyak 16 atau sebesar 53.3% dan Persentase terhadap Q2 sampai dengan Q10
baik sebanyak 10 atau sebesar dalam Garis Kontinum
33.3%.( Tabel 5.2)
0% 50%
Tabel 5.2 Perbandingan antara Skor total 60%
Jawaban Pre dan Post Latihan 100%
Kelompok
Variabel Pre Post Nilai P
N=30 N=30
Buruk
Kategori Skor Total
Baik
Jawaban
Kurang 17(56.7%) 4(13.3%)
Cukup 12(40.0%) 16(53.3%) Persentase Seluruh Indikator Q2 sampai dengan
Baik 1(3.3%) 10(33.3%) Q10 Dalam Garis Kontinum

Keterangan: Untuk data ordinal nilai p diuji dengan Hasil survei terhadap 30 responden
uji Wilcoxon berdasarkan nilai p<0,05. berdasarkan persentase diatas menunjukkan nilai
Tanda*menunjukkan nilai p<0,05 artinya signifkan yang diperoleh dari tanggapan responden adalah
atau bermakna secara statistik. sebesar 163 atau sebesar 60,3%. Hal ini menunjukkan
Untuk analisis data ordinal ini diuji dengan bahwa ada pada kategori Baik.
menggunakan uji yaitu Kategori Skor total Jawaban. Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan
Hasil uji statistica pada kelompok penelitian diatas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total
diperoleh informasi nilai P pada variable Kategori jawaban untuk variabel Post Latihan (Q1 sampai
Skor total Jawaban lebih kecil dari 0.05 (nilai Q10). Jumlah skor tersebut dimasukan ke dalam garis
P<0.05) yang berarti signifikan atau bermakna secara kontinum yang pengukurannya dilakukan dengan
statistic dengan demikian dapat dijelaskan bahwa cara :
terdapat perbedaan rerata yang signifikan secara • Nilai Indeks Maksimum = 1 x 30 x 10 =
statistic antara variable Kategori Skor total Jawaban 300
pada Pre dan • Nilai Indeks Minimum = 0 x 30 x 10 = 0
Post Latihan. (Diagram 5.2) • Persentase Skor = 223 : 300 x 100% =
74,3%
Berdasarkan data tersebut dapat digambarkan
melalui analisis garis kontinum sebagai berikut:

Persentase terhadap Q1 sampai dengan Q10


dalam Garis Kontinum

0%
50% 60% 100%
Buruk
Diagram 5.2 Perbandingan antara skor total Baik
jawaban pre-test dan post-test Analisis Deskriptif
Berdasarkan perhitungan jenjang nilai interval, Persentase Seluruh Indikator Q1 sampai dengan
maka klasifikasi penilaian indikator adalah seperti Q10 Dalam Garis
pada tabel 5.3 Kontinum
Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada
tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total jawaban Hasil survey terhadap 30 responden berdasarkan
untuk variabel Pre Latihan (Q2 sampai Q10). Jumlah persentase diatas menunjukkan nilai yang diperoleh
skor tersebut dimasukan ke dalam garis kontinum dari tanggapan responden adalah sebesar 223 atau
yang pengukurannya dilakukan dengan cara : sebesar 74,3%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pada
kategori Baik. Intervensi yang diberikan berupa leher rahim pada ibu usia reproduksi. Kebidanan
penyuluhan kesehatan tentang kanker ovarium dan Keperawatan. 2015;11.
sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan
tentang kanker ovarium. Hal ini diperlihatkan 8. BohîlŢea RE, Bacalbaşa N, Ţurcan N, Cîrstoiu
dengan terjadi perbaikan nilai pretest dengan post MM, Terzea DC, Simion G, et al. Bilateral serous
test setelah diberikan intervendsi penyuluhan surface papillary borderline ovarian tumor in 19-
kesehatan. year-old patient. Ultrasound,
SIMPULAN immunohistochemical and therapeutic
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa particularities of reproductive age. Rom J Morphol
pendidikan kesehatan dalam hal ini berupa Embryol. 2017 2017;58(3):989-95.
penyuluhan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan
masyarakat tentang kanker ovarium. 9. Vera Loizzi LS, Luca Leone, Donatella Latorre, .
Borderline epithelial tumors of the ovary:
SARAN Experience of 55 patients. Oncology Letters. 2015.
Penyuluhan kesehatan yang efektif dapat
10.Yasmeen S HA, Sheikh F, Syed AA, Siddiqui
memperbaiki tingkat pengetahuan dan pemahaman
N. Borderline tumors of the ovary: A
masyarakat sehingga penting untuk dilaksanakan
clinicopathological study. Pak J Med Sci.
secara rutin kepada masyarakat agar tingkat
2017:369-73.
pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
kesehatan dapat selalu terbarukan sehingga dapat 11.Drs. Saifuddin Azwar, MA, Reliabilitas dan
menurunkan angka kejadian kanker ovarium dan Validitas, Edisi ke-3, Pustaka Pelajar, yogyakarta,
derajat kesehatan masyarakat meningkat. Hal 82-170.
DAFTAR PUSTAKA
12.Robert M Kaplan, Dennis P Sacuzzo,
1. Brett M. Reid JBP, Thomas A. Sellers. Psycological Testing
Pinciples, Aplication, and Issue, 1992, California,
Epidemiology of ovarian cancer: a review. Broks/Cole
cancer biology and medicine. 2017;14. Publishing Company, Hal 106, 123

2. Rosai J. Rosai and Ackerman’s surgical pathology.


10 ed. Edinburg: Mosby

Elsevier; 2011.

3. Robert J. Kurman MLC, C. Simon Herrington.


WHO Classification of
Tumours of
Female Reproductive Organs. lyon: IARC;
2014.

4. Vergara D, Tinelli, A., Martignago, R, .


Biomolecular
Pathogenesis of Borderline
Ovarian
Tumors: Focusing Target Discovery Through
Proteogenomics 2010.
5. Macleod U ME. Risk factors for delayed
presentation and referral of symptomatic cancer.
2009(Evidence for common cancers).

6. D L. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap


pengetahuan, sikap dan perilaku PSK dalam
rangka pencegahan IMS di lokalisasi Gajah
Kumpul Kabupaten Pati. Universitas Sebelas
Maret. 2010.

7. Pratiwi K SA, Fitriana Y. Pengaruh pendidikan


kesehatan terhadap pengetahuan tentang kanker
1
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
DOSIS KONSENTRASI TAWAS (Al2(SO4)3)

TERHADAP KEMATIAN LARVA AEDES AEGYPTI

Sulastri1, Widya Hary Cahyati 2


Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Kampus
Sekaran e-mail: fik@unnes.ac.id

ABSTRACT

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an acute disease caused by dengue virus which
carried by Aedes aegypti mosquito. This disease still be the health problem in Indonesia
because of potential outbreaks. Prevention suggested to the community is a mosquito
nest eradication program (PSN) by means of physical, chemical, and biological.
Chemical control still be the popular control in community. Alum (Al2(SO4)3) can be
used as chemical larvicides, because it can serve as a contact poison, stomach poison,
inhibit the production of energy, and lead to biochemical changes in larvae body.The
purpose of this study was to know the effect of larvicidal alum (Al 2(SO4)3) against Aedes
aegypti larvae. This type of study is true experimental with post test only control group
design. Data were analyzed using Kruskal wallis test and Probit analysis. The result
showed that there was correlation between alum with larvae mortality (p=0.001).
LC50of alum concentration is 8,068 mg and the LC 90 is 12,086 mg. Based inacute
toxicity test, it effect to Aedes aegypti larvae

Keywords : Alum (Al2(SO4)3), chemical larvicides, Aedes aegypti larvae

ABSTRAK

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit akut yang disebabkan oleh
virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia karena berpotensi menimbulkan KLB.Pencegahan yang
disarankan kepada masyarakat adalah program pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan cara fisik, kimia, maupun biologi.Pengendalian secara kimia merupakan
pengendalian yang masih populer di masyarakat. Tawas (Al 2(SO4)3) dapat digunakan
sebagai larvasida kimia, karena dapat berfungsi sebagai racun kontak, racun perut,
menghambat produksi energi, dan mengakibatkan perubahan biokimia dalam tubuh
larva. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh larvasida tawas
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni
dengan rancangan penelitian post test only control group design. Data dianalisis
menggunakan uji Kruskal wallis dan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara pemberian tawas terhadap jumlah kematian larva
(p=0,001). Nilai LC50 konsentrasi tawas adalah 8,068 mg, sedangkan nilai LC90 adalah
12,086 mg. Berdasarkan toksisitas akut menunjukkan bahwa larutan tawas memiliki
efek larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.

Kata Kunci : Tawas (Al2(SO4)3), larvasida kimia, larva Aedes aegypti


2
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

PENDAHULUAN Semarang. Pada tahun 2014, jumlah

DBD (Demam Berdarah Dengue) kasus DBD di Kota Semarang

merupakan penyakit demam akut yang mengalami penurunan menjadi 1.628

disebabkan oleh virus dengue, yang kasus dengan jumlah kematian sebanyak

masuk ke peredaran darah manusia 27 kasus, namun CFRnya mengalami

melalui gigitan nyamuk dari genus peningkatan menjadi 1,66% (Dinkes

Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Kota Semarang, 2015).

Aedes albopictus. Cara pencegahan


disarankan kepada masyarakat adalah Indeks ABJ (Angka Bebas Jentik) Kota

program Semarang pada tahun 2014 adalah

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebesar 84,3%. Padahal target indeks

dengan cara fisik, kimia, maupun ABJ nasional adalah sebesar ≥95%. Hal

biologi ini menunjukkan bahwa indeks ABJ

(Sukana, 1993) Kota Semarang masih belum memenuhi


target yang telah ditentukan (Dinkes

Berdasarkan hasil pencatatan dan Semarang, 2015). Menurut Brahim dan

pelaporan Balai Penelitian dan Hasnawati (2010) dalam Sari dk (2012),

Pengembangan Kesehatan, angka rendahnya ABJ mendukung tingginya

Incidence Rate ( IR) DBD di Indonesia peningkatan jumlah kasus DBD.

mengalami penurunan menjadi 39,51


per 100.000 penduduk dengan CFR Penggunaan insektisida kimiawi apabila

(Case Fatality Rate) sebesar 0,91% dan digunakan secara tepat sasaran, tepat

jumlah pasien sebanyak 99.499 orang dosis, tepat waktu, dan cakupan akan

(Balitbangkes, 2015). Sementara itu, mampu mengendalikan vektor dan

jumlah kasus DBD Provinsi Jawa mengurangi dampak negatif terhadap

Tengah tahun 2014 sampai bulan lingkungan dan organisme yang bukan

September adalah 7.928 kasus dan sasaran (Nugroho, 2011). Selain

angka kematian sebesar 128 orang insektisida butiran yang dibagikan oleh

dengan Incidence Rate (IR) sebesar pemerintah seperti bubuk abate, ternyata

23,82 per 100.000 penduduk dan CFR tawas (Al2(SO4)3) juga dapat digunakan

sebesar 1,61%. Salah satu kota di Jawa sebagai insektisida terhadap larva

Tengah yang masih menjadi wilayah nyamuk Aedes aegypti.Penelitian

endemis DBD adalah Kota laboratorium yang dilakukan oleh Preet


3
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
dan Seema (2010) menunjukkan bahwa sampling) karena anggota populasi
tawas dapat digunakan sebagai larvasida bersifat homogen atau diasumsikan
terhadap larva nyamuk Anopheles homogen.
stephansi. Efek larvasida dari tawas Proses penetasan telur dilakukan
sebanding dengan berbagai insektisida dengan menyiapkan kertas saring yang
biologi dan kimia serta efektif untuk berisi telur larva. Kemudian dimasukkan
semua instar larva (Preet dan Seema, ke dalam nampan yang berisi air. Di atas
2010). Tawas (Al2(SO4)3) merupakan nampan terdapat lampu supaya suhu air
senyawa yang ecofriendly, cukup tetap stabil. Pada saat fase pertumbuhan,
murah, dan tersedia dalam jumlah yang larva diberi makan dog food setiap dua
banyak serta dapat berfungsi sebagai hari sekali. Setelah lima
racun kontak, racun perut, menghambat hari perkembangbiakkan, larva
proses produksi energi dan siap digunakan untuk uji
mengakibatkan perubahan biokimia larvasida.Pengujian larvasida dilakukan
dalam tubuh larva. di Laboratorium Biologi
FMIPA Universitas Negeri Semarang.
METODE
Jenis penelitian ini adalah analitik
Tahap pengujian dengan menyiapkan
eksperimental dengan desain studi
24 cup test, aquades, serta dosis tawas
eksperimen murni (true experiment).
standar yaitu 200 ppm (200 mg/1000
Pelaksanaan penelitian menggunakan
ml). Kemudian diberi tanda pada
rancangan post test only control group
masingmasing dosis dan pengulangan,
design.
untuk selanjutnya dilakukan
pengenceran. Larva diambil
Populasi penelitian adalah larva Aedes
dengan menggunakan mikropipet
aegypti. Besar sampel penelitian adalah
sebanyak 25 ekor.
25 ekor larva Aedes aegypti instar III
Pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali
untuk setiap kelompok dengan
yang diperoleh dengan menggunakan
pengulangan sebanyak 4 kali. Jadi
rumus: (t) (r) - 1 ≥ 15 didapatkan hasil r
jumlah seluruh sampel dalam penelitian
≥ 4. Dosis/konsentrasi tawas yang
ini adalah 600 ekor larva, karena
digunakan yaitu 7 mg/100 ml, 9 mg/100
terdapat 6 kelompok perlakuan.
ml, dan 11 mg/100 ml. Kontrol negatif
Pengambilan sampel dilakukan secara
yaitu 100 ml aquades dan temephos 10
acak sederhana (simple random
4
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
mg/100 ml sebagai kontrol positif I serta uji probit, uji normalitas data, uji
larutan asam sulfat pH 4 sebagai kontrol homogenitas varians, dan uji one way
positif II. anova.
Larva nyamuk yang telah
dihitung dimasukkan ke dalam cup Tabel 1. Hasil Pengamatan Kematian
Larva HASIL
testukuran 240 ml yang telah berisi air
dan insektisida kemudian didiamkan Berikut adalah hasil pengamatan
selama 24 jam baru dapat dihitung kematian larva nyamuk Aedes aegypti
hasilnya. Analisis data dilakukan dengan pada pengujian larvasida tawas selama
menggunakan program komputer, yaitu 24 jam.
Sumber : Data hasil penelitian, 2016
PEMBAHASAN
Pada pengujian larvasida larutan tawas Pengukuran media uji dilakukan dengan
didapatkan hasil rata-rata kematian larva menggunakan thermometer. Menurut
selama pengamatan 24 jam pada Christophers (1960), suhu
konsentrasi terkecil yaitu 7 mg/100 ml
sangat berperan penting dalam
adalah 8 ekor (32%), 9 mg/100 ml
pertumbuhan larva Aedes aegypti,
adalah 16,25 ekor (65%), 11 mg/100 ml
terutama pada proses pupasi dan eklosi.
adalah 20,75 ekor (83%). Pada
Pada suhu yang tinggi eklosi berjalan
kelompok kontrol yaitu aquades 100 ml
dengan cepat. Dalam keadaan
adalah 0 ekor (0%), 10 mg/100 ml
kering, pupa masih dapat
temephos adalah 25 ekor (100%), dan
berkembang. Hal ini terjadi karena pupa
larutan asam sulfat dengan pH 4 adalah
kedap air atau bentuk dewasa bersifat
2,75 ekor (11%).
pharate (memiliki lapisan lilin).

Jumlah
Jumlah kematian pada
Perlakuan
(larva ekor) replikasi ke Jumlah Rata-Rata
(mg/100 ml)
1 2 3 4
7 25 4 9 7 12 32 8
9 25 16 19 15 15 65 16,25
11 25 23 20 22 18 83 20,75
Aquades 25 0 0 0 0 0 0
temephos 25 25 25 25 25 100 25
Larutan 25 3 3 2 3 11 2,75
H2SO4pH 4
5
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
Berdasarkan hasil uji normalitas data
Berdasarkan pengukuran suhu yang
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
telah dilakukan, didapatkan suhu stabil
pada konsentrasi 7 mg adalah p=1,000,
pada media uji yaitu suhu awal dan suhu
berarti data terdistribusi normal. Nilai
akhir pada semua kelompok uji adalah
signifikansi pada konsentrasi 9 mg
sebesar 28 C.Hal
0
ini tidak
adalah p=0,086 dan pada konsentrasi 11
mempengaruhi kematian larva karena
mg adalah p=0,798, berarti data
termasuk dalam kriteria pertumbuhan
terdistribusi normal. Nilai signifikansi
larva yaitu 20-300C (Arifin dkk, 2013;
pada larutan asam sulfat pH 4 adalah p=
Costa et al, 2010; Padmanabha et al,
0,001, berarti data tidak terdistribusi
2011).
normal. Nilai signifikansi pada
temephos dan air tidak menunjukkan
Umur larva nyamuk merupakan salah
hasil karena data tidak penuh dan
satu faktor yang mempengaruhi daya
memiliki nilai yang sama pada masing-
tahan nyamuk terhadap pajanan
masing kelompok (onmitted) yaitu nilai
insektisida. Larva nyamuk Aedes
0 pada kelompok kontrol air dan
aegypti instar III dipilih karena memiliki
amilum, sedangkan pada temephos
morfologi yang sempurna dan
menujukkan nilai 25. Karena nilai
merupakan fase makan pada stadium ini
signifikansi kurang dari 0,05, maka
(Nopianti dkk, 2008). Proses penetasan
tidak memenuhi syarat uji one way
telur dilakukan pada waktu yang sama
anova sehingga harus dilakukan
dan dipilih larva dengan ukuran 3,8-
alternatif pengujian dengan kruskal
5mm.
wallis. Hasil uji kruskal wallis adalah
p=0,001, berarti terdapat perbedaan
Hasil uji probit menunjukkan bahwa
jumlah rata-rata kematian larva nyamuk
nilai LC50 larutan tawas pada konsentrasi
Aedes aegypti karena nilai p<0,05.
7 mg, 9 mg, dan 11 mg adalah 8,068
mg/100 ml dalam waktu 24 jam. Nilai
Pada kelompok perlakuan pemberian
LC90 larutan tawas adalah 12,086
tawas berdasarkan hasil uji post hoc
mg/100 ml. Konsentrasi 11 mg
secara umum semakin tinggi
dipilih karena memiliki angka kematian
konsentrasi, maka semakin tinggi efek
tertinggi.
larvasida yang dapat menyebabkan
kematian larva uji. Hal ini dibuktikan
dengan keunggulan tawas dengan dosis
6
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
11 mg dibandingkan dengan dosis tawas
7 mg dan 9 mg. Pada dosis tawas yang Penambahan tawas dapat menurunkan
lebih tinggi terdapat kandungan zat aktif derajat keasaman pH media uji menjadi
yang lebih banyak daripada dosis yang 5 pada konsentrasi 7 mgbaik pada pH
lebih rendah. awal maupun pH akhir. Begitu pula
Temephos tetap memiliki efek larvasida pengukuran pada media uji dengan
paling baik. Air tidak memiliki efek konsentrasi 9 mg dan 11 mg yang
larvasida yang menyebabkan kematian menunjukkan pH 4 pada pH awal
pada larva uji. Kematian larva nyamuk maupun pH akhir. Hasil pengukuran pH
Aedes aegypti disebabkan oleh senyawa ini dapat mempengaruhi kematian larva
aktif larutan tawas yang dapat berfungsi Aedes aegypti. Menurut Hidayat C dkk
sebagai racun kontak sehingga dalam penelitiannya menyatakan bahwa
menimbulkan efek buruk pada tegument pada pH air perindukan 7, lebih banyak
larva. Ada 2 jenis chelating/chelator didapati nyamuk daripada pH asam atau
yaitu chelating agent sintetis dan alami. basa (Ridha dkk, 2013). Sedangkan
Chelating agent/chelator alami, seperti menurut Hoedojo (1993), jentik Aedes
senyawa polifenol, tanin, lignin, dan aegyptidapat hidup di wadah yang
flavonoida. Senyawa tersebut sering kali mengandung air dengan pH 5,8-8,6
ditemukan pada pestisida nabati yang (Agustina, 2013). Menurut Hadi (2006),
berfungsi sebagai senyawa aktif dalam pH air yang terlalu asam atau terlalu
menyebabkan kematian larva (Rahimah, basa akan mudah mengakibatkan
2009). kematian larva.

pH media juga merupakan variabel yang Salah satu faktor yang mungkin
dapat mempengaruhi hasil penelitian. mempengaruhi kelangsungan hidup
Pengukuran pH media uji, dilakukan larva adalah tersedianya makanan. pH
pada awal dan akhir penelitian selama yang terlalu asam diperkirakan dapat
pengamatan 24 jam. Pada pengukuran menghambat pertumbuhan plankton,
pH masing-masing media uji, pada sedangkan diketahui bahwa plankton
kelompok kontrol negatif menunjukkan adalah salah satu sumber makanan
pH air normal yaitu 7 baik pada pH awal terbesar untuk larva, dengan
maupun pH akhir. Sebelum penambahan berkurangnya sumber makanan, maka
larutan tawas, pH media uji pada peluang untuk mempertahankan hidup
kelompok eksperimen adalah 7.
7
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
larvapun menjadi sangat kecil (Arsunan M. Clarck et al, 2007; Luhurningtyas,
dan Erniwati, 2014). 2013).
Menurut Thomas M. Clark et al (2007)
pada pH asam, larva Aedes sp. akan Berdasarkan hasil pengukuran
mengatur pH hemolymph dengan kandungan DO (Dissolved Oxygen)
meningkatkan laju minum dan ekskresi. pada semua media uji didapatkan rata-
Paparan kronis pada air asam rata kadar oksigen terendah terdapat
meningkatkan kebutuhan energi sebagai pada kelompok temephos (kontrol
mekanisme transport dengan cara positif) yaitu 0,25 mg/l dan kelompok
meningkatkan fungsi tubula Malpighi uji larutan tawas 11 mg. Rata-rata kadar
pada mitochondria. Peningkatan minum oksigen tertinggi terdapat pada
dan ekskresi diduga karena peningkatan kelompok aquades 100 ml (kontrol
penghilangan asam dengan cara negatif) yaitu 0,47 mg/l. Media uji yang
mengurangi gradien elektrokimia untuk memiliki rata-rata kadar oksigen
melawan ekskresi ion H+ pada tubula terendah cenderung terdapat kematian
Malpighia. larva Aedes aegypti dalam jumlah yang
paling banyak. Hal ini terjadi pada
Semakin tinggi konsentrasi tawas, temephos dan larutan tawas 11 mg
semakin asam pH media, semakin dengan jumlah kematian masing-masing
banyak paparan senyawa aktif yang sebesar 100 ekor dan 83 ekor. Begitu
dalam larutan tawas, maka semakin juga sebaliknya, media uji yang
banyak pula yang masuk ke dalam tubuh memiliki rata-rata kadar oksigen
larva, karena semakin meningkatnya tertinggi cenderung tidak terdapat
laju minum dan ekskresi larva. Jika kematian larva. Hal ini terjadi pada
senyawa toksik ini terminum dan masuk aquades 100 ml, dimana tidak terdapat
ke dalam alat pencernaan, akan kematian larva Aedes aegypti.
menghambat reseptor perasa di daerah
dinding mulut larva dan menghambat Menurut penelitian yang dilakukan oleh
enzim pencernaan. Efeknya larva tidak Amarasinghe et al (2014), menyatakan
mendapat rangsangan rasa dan tidak bahwa 55,6% larva nyamuk Aedes
mampu mendeteksi makanannya, aegypti dapat hidup di air yang memiliki
sehingga larutan tawas ini juga dapat kadar oksigen berkisar antara 0-4 mg/l
berfungsi sebagai racun perut (Thomas dan 44,6 % dapat hidup di air yang
memiliki kadar oksigen berkisar antara
8
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
4-8 mg/l. Di dalam air yang memiliki alum. Dalam kelompok kontrol, kadar
kadar oksigen terlarut >8 mg/l, tidak protein dan lipid adalah sebesar 210,74
ditemukan adanya larva Aedes aegypti dan 94,71 ug per lima larva, namun
(Amarasinghe et al, 2014). Hal ini konsentrasi menurun sebesar 26,53%
dikarenakan adanya hubungan antara dan 25,5% setelah dilakukan
kandungan oksigen terlarut dengan penambahan tawas/potash alum. Selain
pembentukan enzim sitokrom oksidase itu, perubahan drastis juga terjadi pada
dalam tubuh larva yang berfungsi pada konten DNA yang turun hingga 25,39-
saat proses metabolisme (Salim, 2005). 44,17%, sehingga perubahanperubahan
Pembentukan dari enzim ini dipengaruhi kimia tersebut juga dimungkinkan
oleh tinggi rendahnya tingkat oksigen menjadi salah satu penyebab yang
terlarut dalam air, sehingga apabila bertanggung jawab terhadap terjadinya
pembentukan enzim sitokrom oksidase kematian larva (Preet dan Sneha, 2010).
di tubuh larva terhambat dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup
larva, karena dapat menghambat KESIMPULAN
produksi energi dalam proses Kesimpulan dari penelitian ini adalah
metabolisme pada tubuh larva (Ridha terdapat hubungan antara perlakuan
dkk, 2013). pemberian dosis tawas terhadap
kematian larva nyamuk Aedes aegypti
Selain itu juga, menurut penelitian yang dengan nilai sigifikansi p=0,001. Nilai
dilakukan Preet dan Sneha (2010) LC50 larutan tawas adalah 8,068 mg dan
menyatakan bahwa kematian larva juga LC90 adalah 12,086 mg.
diakibatkan oleh adanya perubahan
biokimia pada larva instar 4. Perubahan SARAN
biokimia ini terjadi pada berbagai Saran yang diberikan peneliti adalah
cadangan nutrisi dan metabolit primer untuk mengaplikasikan tawas di
seperti gula, glikogen, dan protein. masyarakat pada tempat-tempat yang
Konsentrasi gula dan glikogen yang digunakan sebagai tempat
diukur sebesar 24,6 dan 10,67 ug per perkembangbiakan larva nyamuk Aedes
lima larva, namun konsentrasinya aegypti yang berada di lingkungan
menurun masing-masing sebesar 32,11- sekitar tempat tinggal yang bukan
93,98% dan 39,26-94,47% setelah
dilakukan penambahan tawas/potash
9
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
merupakan sumber air untuk Makasssar 2013. Jurnal Fakultas
dikonsumsi. Kesehatan Masyarakat, 7 (25): 1-8

Arsunan, A.A dan Erniwati Ibrahim.


UCAPAN TERIMA KASIH 2014. Analysis Relationship and
Ucapan terima kasih kami sampaikan Mapping of the Environmental
kepada Kepala Laboratorium Biologi Factors with the Existence of
FMIPA Unnes, Teknisi Laboratorium Mosquito Larva Aedes aegyptiin
Biologi FMIPA Unnes, Kepala the Endemic Area of Dengue
B2P2VRP Salatiga, serta Kepala Balai Fever, Makassar,
Litbang P2B2 Banjarnegara. Indonesia.International Journal

DAFTAR PUSTAKA of Current Research And


Academic Review, 22 (11): 1-9
Agustina, Elita. 2013. Pengaruh Media
Air Terpolusi Tanah terhadap Balitbangkes,Data DBD Indonesia 5
Perkembangbiakan Nyamuk Tahun Terakhir.Fri 2 Juni 2015.
Aedes aegypti. Jurnal Biotik, 1 diakses pada tanggal 30
(2): 67-136 Maret
2015.(http://www.litbang.kemkes
Amarasinghe, Lalithanjalie D dan Dilani
.go.id/2015/06/
R. Dalpadado. 2014.Vector
Mosquito Diversity and Habitat Costa, E.A.P.A., Eloína Maria de
Variation in A Semi Urbanized Mendonça Santos, Juliana
Area of Kelaniya in Sri Cavalcanti Correia, dan Cleide
Lanka.International Journal of Maria Ribeiro de Albuquerque.
Entomological Research, 2 (1): 15- 2010. Impact of SmallVariations
21
in Suhue and Humidity on the

Arifin, Asrianti, Erniwati Ibrahim, dan Reproductive Activity

Ruslan La Ane. 2013. Hubungan andSurvival of Aedes aegypti

Faktor Lingkungan Fisik dengan (Diptera, Culicidae). Rev. Bras.

Keberadaan Larva Aedes aegypti Entomol, 54 (3): 488-493

di
.Luhurningtyas, Fania Putri.
Wilayah Endemis DBD di
2013.Aktivitas Larvasida Fraksi
Kelurahan Kassi-Kassi Kota
Nonpolar Ekstrak Etanol Daun
10
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
Inggu (Ruta angustifo`lia L.) Preet Shabad. dan K.C. Seema. 2010.
terhadap Larva Nyamuk Mosquito Larvacidal Potential
Anopheles aconitusdan of Potash Alum Against
Anopheles maculatus Beserta Malaria
Profil Kromatografinya. Naskah Vector Anopheles
Publikasi. Surakarta: Universitas stephensi(Liston). Jurnal
Muhammadiyah Parasit Dis, 34(2): 75-78
Surakarta
Preet Shabad dan Sneha A. 2010.
Nopianti, S., Dwi Astuti, dan Sri
Biochemical Evidence of
Darnoto. 2008. Efektivitas Buah
Efficacy of Potash Alum For the
Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi Control of Dengue Vector Aedes
L.) untuk Membunuh aegypti(Linnaeus). Jurnal
Larva Nyamuk Parasitologi,
Anopheles aconitus Instar 108 (6):1533-1539
III. Jurnal Kesehatan, 1(2): 103-
114 Rahimah, Souvia, 2009, Bahan
Tambahan Kimia, Tue 3 Nov
Nugroho, Arif Dwi. 2009, diakses pada tanggal 19
2011.Kematian Larva Aedes Maret 2016,
Aegypti Setelah (http://blogs.unpad.ac.id/
Pemberian Abate Dibandingkan souvia /files/2009/12/bahan-
dengan Pemberian tambahankimia1.pdf)
Serbuk
Ridha, M.R., Nita Rahayu, Nur Afrida
Serai.Jurnal Kesehatan
Masyarakat,7 (1): 91-96. Rosvita dan Dian Eka
Setyaningtyas. 2013. Hubungan
Padmanabha, H., CC Lord, dan LP Kondisi Lingkungan dan
Lounibos. 2011. Suhue Induces Kontainer dengan Keberadaan
Trade-offs Between Jentik Nyamuk Aedes aegypti di
Development and Starvation Daerah Endemis. Jurnal Buski,4
Resistance in Aedes aegypti (3): 133–137
(L.) Larvae. Med Vet Entomol,
25(4): 445–453 Sukana, Bambang. 1993. Pemberantasan
Vector DBD di Indonesia.
11
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016
Artikel Media Litbangkes, 3 (1):
9-16

Thomas M. Clark, Marcus A. L. Vieira,


Kara L. Huegel, Dawn Flury and
Melissa Carper. 2007. Strategies
for Regulation of Hemolymph
pH in Acidic and Alkaline Water
by the Larval Mosquito Aedes
aegypti(L.) (Diptera; Culicidae).
The Journal of Expearimental
Biology, 2
(10): 4359-4367
Jurnal Kesehatan
Volume 11, Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Efek Kombinasi Back Massage dan Acupoint Massage terhadap


Peningkatan Kadar Prolaktin

The Effects of a Combination of Back Massage and Acupoint Massage on


Increasing Prolactin Levels
Wita Asmalinda1, Dian Lestari2
Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK


homogeneity test sample using the Kolmogorov-smirnov test, description analysis to
Keywords: know to mean value, and standard deviation. There was a significant increase in the
number of prolactin. The combination of back massage and Acupoint massage affects the
increase prolactin level.
Acupoint massage;
Backmassage; Prolactin.

Article history Stimulation of the nipples can be done with acupoint massage at the acupressure points
around the breast. Acupoint massage therapy can help maximize prolactin and oxytocin
Received date receptors and minimize the side effects of late breastfeeding by babies. Back Massage at
27 August 2020 the meridian point will activate the release of endorphins hormone which has an effect on
the sense of comfort and relax in the mother so that an increase in milk production. The
aims of this research to know the effects of a combination of back massage and acupoint
Revised date massage on increasing prolactin levels. This type of research is experimental
29 August 2020 epidemiology with a comparison group (post-test only with control group design). This
research was conducted at BPM Meli Rosita for 3 months. The sample in this study was
Accepted date postpartum women who met the inclusion and exclusion criteria. A sample size of 34
31 August 2020 people. The measurement parameter had an increase in prolactin. Which included at

Kata kunci: Perangsangan puting susu dapat dilakukan dengan tindakan acupoint massage pada
titiktitik akupresur di sekitar payudara. Terapi Acupoint massage dapat membantu
Acupoint massage; memaksimalkan reseptor prolaktin dan oksitosin dan meminimalkan efek samping
Back massage; terlambat menyusui oleh bayi. Back Massage pada titik meridian akan mengaktivasi
Prolaktin. pengeluaran hormon endorphine yang berefek pada rasa nyaman dan rileks pada ibu
sehingga terjadi peningkatan produksi ASI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek
kombinasi back massage dan acupoint massage terhadap peningkatan kadar prolaktin.
Jenis penelitan ini bersifat eksperimental epidemiologi dengan kelompok pembanding
(post-test only with control group design). Penelitian ini dilaksanakan di BPM Meli
Rosita selama 3 bulan. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita post partum yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Jumlah sampel 34 responden. Parameter
keberhasilan adalah meningkatnya kadar prolaktin, data karakteristik sampel dan hasil
pengukuran dinilai homogenitasnya dengan mengunakan Uji Kolmogorov-Smirnov.
Analisis deskripsi untuk mengetahui rerata dan standar deviasi. Terjadi peningkatan yang
signifikan nilai rerata prolaktin. Kombinasi Back massage dan Acupoint massage berefek
terhadap peningkatan kadar prolaktin.

Corresponding Author:
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, Indonesia

Wita Asmalinda
Asmalinda, Efek Kombinasi Back Massage dan Acupoint Massage terhadap Peningkatan Kadar Prolaktin 231
Jurusan Kebidanan,
Email: wita_asmalinda@yahoo.co.id

PENDAHULUAN Perangsangan puting susu dapat dilakukan


dengan tindakan acupoint massage pada titiktitik
Waktu terbaik untuk keberlangsungan akupresur di sekitar payudara. Back Massage
menyusui adalah dua puluh empat jam pertama pada titik meridian akan mengaktivasi
setelah melahirkan. Pada jam-jam pertama pengeluaran hormon endorphine yang berefek
setelah melahirkan bayi harus tetap disusui pada rasa nyaman dan rileks pada ibu sehingga

230
(Rahayu, 2015). Kelancaran produksi dan aliran terjadi peningkatan produksi ASI (Lixin, W.,
air susu ibu (ASI) sering dipengaruhi beberapa 2008; Apriani, 2017; Rahayu, 2015; Parwati, et
faktor seperti stres, kecemasan, kelelahan, al., 2017). Terapi back massage yang diberikan
dehidrasi dan nutrisi (Jogdeo and Bhore 2013). pada awal-awal kelahiran saat bayi masih belajar
Stres berpengaruh pada pelepasan oksitosin dan mencari puting susu berefek pada peningkatan
prolaktin yang bertanggung jawab untuk refleks produksi kolostrum dan mempertahankan
pengeluaran susu. Stres ibu menyebabkan produksi air susu ibu, mengatasi kesulitan
blokade refleks let down yang akan berakibat menyusui dan mencegah kelainan payudara
bayi tidak puas menyusui (Rahayu, 2015) stres selama proses menyusui (Juliastuti, 2018;
juga mempengaruhi bayi yang baru lahir lebih Molassiotis, 2013; Patel, 2013).
mungkin menjadi lemah dan terlalu mengantuk Penelitian yang dilakukan dalam 10 tahun
untuk menghisap dan menyusu dengan efektif terakhir telah menunjukkan bahwa kadar hormon
(Khashanian, 2009 dalam Jogdeo dan Bhore yang terkait dengan relaksasi dan stres secara
2013). Studi menunjukkan bahwa semakin signifikan diubah, yang mengarah ke regulasi
banyak pemberian ASI pertama tertunda, suasana hati dan meningkatkan kesehatan
semakin tinggi tingkat masalah (Jogdeo dan jantung, ketika terapi pijat diperkenalkan pada
Bhore, 2013). ASI berguna untuk merangsang perawatan prenatal perempuan. Pada wanita
perkembangan sensorik dan kognitif, dan yang menerima pijatan dua mingguan hanya
melindungi bayi terhadap penyakit menular dan selama lima minggu, hormon seperti norepinefrin
kronis. Pemberian ASI eksklusif mengurangi dan kortisol berkurang dan kadar dopamin dan
kematian bayi karena penyakit anak-anak yang serotonin meningkat (kadar hormon yang rendah
umum seperti diare atau pneumonia, dan dikaitkan dengan depresi). Perubahan kadar
membantu untuk pemulihan lebih cepat selama hormon ini juga menyebabkan lebih sedikit
sakit. Menyusui berkontribusi pada kesehatan komplikasi selama kelahiran dan lebih sedikit
dan kesejahteraan ibu dengan mengurangi risiko kasus komplikasi yang baru lahir, seperti berat
kanker ovarium dan kanker payudara, badan lahir rendah. Bukti menunjukkan kuatnya
meningkatkan kesehatan keluarga dan sebagai manfaat kesehatan ibu dan bayi baru lahir ketika
aset sumber daya nasional, dengan cara makan pijatan terapeutik dimasukkan ke dalam
yang sehat dan aman bagi lingkungan (WHO, perawatan prenatal rutin. Metode akupresur
2013). lebih efektif daripada metode lainnya dalam
Perangsangan puting susu karena isapan meningkatkan volume ASI. (Esfahani, et al.,
bayi yang bertujuan untuk mengaktivasi 2015).
produksi prolaktin, maka bayi harus difiksasi Penelitian terkait uji manfaat kombinasi
secara benar, yaitu posisi yang benar antara lidah back massage dan acupoint massage terhadap
dengan gusi bayi terhadap papila dan areola peningkatan kadar prolaktin belum banyak,
mamae ibu, sebagai respon kelenjar hipofisis karenanya perlu dilakukan penelitian lanjutan
anterior akan meningkatkan sekresi hormon tentang efektifitas kombinasi keduanya. Tujuan
prolaktin, yang akan memacu pembentukan air penelitian ini adalah untuk mengetahui efek back
susu yang lebih banyak (Apriani, 2017; massage dan acupoint massage terhadap
Sherwood, 2018). Prolaktin adalah salah satu peningkatan kadar prolaktin pada ibu post
hormon dasar dalam sekresi air susu ibu dan partum. Manfaat penelitian adalah hasil
peningkatannya mendorong pemberian ASI penelitian ini dapat dipergunakan sebagai
(Esfahani, et al., 2015). landasan ilmiah dan bahan referensi bagi petugas
kesehatan (bidan) tentang manfaat back massage
dan acupoint massage sebagai upaya alternatif massage gerakan petrisage pada GB21 sebanyak
pelayanan yang komprehensif pada ibu post 6 kali, lakukan acupoint effleurage pada
partum yang menunjang keberhasilan ASI pangkal payudara dari belakang ibu dengan
eksklusif. gerakan sirkuler sebanyak 6 kali, kemudian
lakukan massage gerakan petrisage secara
sirkuler pada sekitar pangkal payudara sebanyak
METODE 6 kali, lakukan massage gerakan effleurage arah
luar dari areola mengikuti arah jarum jam 9 dan
Jenis penelitian ini bersifat eksperimental 3, diikuti dengan pijatan efflurage yang sama
epidemiologi dengan kelompok pembanding namun pada arah jam 12 dan jam 6.
(post-test only with control group design). Masingmasing pijatan sebanyak 6 kali, lakukan
Penelitian ini dilaksanakan di BPM Meli Rosita massage gerakan efflurage pada bagian bawah
selama 3 bulan. Sampel dalam penelitian ini tulang klavikula kanan dan kiri, dilanjutkan pada
adalah ibu post partum yang memenuhi kriteria jari dibawahnya, yaitu pada permulaan payudara,
inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel sebanyak 34 kemudian menyusuri tulang sternum kearah
orang, Pengambilan sampel penelitian dilakukan bawah, lakukan massage pada titik acupuncture
secara proporsive sampling, klien yang ada pada ST13, ST16, pada dada kanan dan kiri
waktu pngambilan sampel, yang memenuhi dilanjutkan dengan pijatan berirama stakatoto
kriteria insklusi dan ekslusi diambil menjadi pada masing-masing titik, lakukan massage
sampel. Untuk menentukan sampel masuk dalam gerakan friction memutar pada bagian bawah
kelompok perlakuan atau kelompok kontrol tulang kanan dan kiri dilanjutkan pada 4 jari
adalah dengan cara diundi (lotre), Sampel yang dibawahnya, yaitu pada permulaan payudara
mendapatkan angka 1 dimasukkan dalam (Widyawati, 2017; Lee, M. 2004).
kelompok perlakuan dan sampel yang Penelitian ini telah
mendapatkan angka 2 dimasukkan dalam mendapatkan rekomendasi persetujuan etik dari
Komisi Etik Penelitian Politeknik Kesehatan
kelompok kontrol. Kepada semua sampel
232 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 2, Tahun 2020, hlm 230-235
dijelaskan tujuan, prosedur, manfaat dan risiko Makasar No.
sebagai sampel dalam penelitian ini. Setelah 1041/KEPK-PTKMKS/VIII/2019.
mendapatkan persetujuan sampel kemudian
menandatangani informed concent menjadi
responden dalam penelitian ini. Variabel
penelitian ini adalah variabel bebas (independen)
back massage dan acupoint massage dan
HASIL
variabel terikat (dependen) kadar prolaktin.
Pengambilan darah vena dan pemeriksaan
prolaktin dilakukan oleh petugas kesehatan dari Tabel 1. Karakteristik UsiaResponden
Usia (tahun) n %
Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)
Daerah Sumatera Selatan. Terapi back massage
dan acupoint massage dilakukan oleh terapis Produktif (20-35) 28 82,4
Risiko (>36 ) 6 17,6
Klinik Hombc yang terlatih dan telah
tersertifikasi. Peralatan dan bahan yang
digunakan untuk back massage dan acupoint Dari tabel 1 menunjukkan usia responden
massage antara lain; postnatal oil, kain sarung, terbanyak adalah usia produktif sebesar 28 orang
selimut, bantal 3 buah, handuk, kursi. Tidak ada (82,4%)
persiapan khusus dalam melakukan terapi back
massage dan acupoint massage. Langkah Tabel 2. Karakteristik Gravida Responden
pertama melakukan back massage mengunakan Gravida n %
gerakan effleurage pada punggung ibu dari
belakang dengan gerakan sirkuler 6 kali. Primigravida 20 58,8
selanjutnya massage gerakan friction mulai dari Multigravida 14 41,2
tulang sacrum ke arah atas menyusuri sisi kanan
dan kiri tulang belakang sebanyak 6 kali,
lakukan massage gerakan chisel fist, lakukan
Asmalinda, Efek Kombinasi Back Massage dan Acupoint Massage terhadap Peningkatan Kadar Prolaktin 233
Dari tabel 2 menunjukkan kolostrum. Plasenta mensekresi sejumlah besar
gravida responden terbanyak adalah human chorionic somatomammotropin, yang
primigravida sebesar 20 orang (58,8%) mempunyai sifat laktogenik, untuk menyokong
prolaktin dari hipofisis ibu selama hamil. Karena
Tabel 3. Perbedaan Nilai Rerata Prolaktin efek supresi dari estrogen dan progesteron, hanya
Kelompok Perlakuan Back Massage beberapa milimeter cairan saja yang disekresi
dan Accupoin Massage setiap harinya. Segera setelah bayi lahir sekresi
dengan Kelompok Kontrol estrogen dan progesteron hilang, memungkinkan
(Independent efek laktogenik prolaktin dari kelenjar hipofisis
samples t-test) ibu yang mengambil peran air susu. Sekresi air
Min- pvalu susu memerlukan sekresi pendahuluan yang
Variabel n Rerata+ SD
Maks e adekuat dari hormon pertumbuhan, kortisol,
Prolaktin 17 515,08+154,51 255,86- 0,000 paratiroid dan insulin. Hormon-hormon ini
post 1 835,70
(ng/ml)
diperlukan untuk menyediakan asam amino,
Prolaktin asam lemak, glukosa, dan kalsium yang
17 177,43+114,928 102,39536,03
post 2 dibutuhkan untuk pembentukan air susu (Guyton
(ng/ml) and Hall, 2012; Ganong, 2014). Kadar prolaktin
yang paling tinggi adalah pada saat malam hari,
Dari tabel 3 menunjukkan nilai rerata dengan menyusui pada malam hari akan
prolaktin post kelompok perlakuan back mengaktivasi kelenjar hipofisis untuk merilis
massage dan acupoint massage adalah simpanan hormon prolaktin untuk merangsang
515,08+154,51, sedangkan nilai rerata prolaktin produksi ASI (Guyton and Hall, 2012; Ganong,
post kelompok kontrol adalah sebesar 2014; Sherwood, L., 2018). Sekresi air susu
177,43+114,928 dengan selisih rerata adalah dimulai pada hari kedua dan ketiga, dimana
sebesar 337,65. Hasil uji statistik mengunakan kadar hormon estrogen dan progesteron yang
uji Independent t-test didapatkan nilai p- menghambat pengeluaran prolaktin menurun
value=0,000 dengan nilai α=0,05 (p-value<α). (Guyton and Hall, 2012).
Ho ditolak, hal ini menunjukkan ada perbedaan Ketika bayi menyusui, merangsang puting
yang bermakna nilai rerata prolaktin post pada susu akan mengaktivasi ujung-ujung saraf
kelompok perlakuan back massage dan acupoint sensorik yang mempunyai fungsi reseptor
massage dengan kelompok kontrol. mekanik. Rangsangan ini akan diteruskan ke
hypothalamus melalui medulla spinalis, sehingga
hypothalamus akan menekan faktor-faktor
PEMBAHASAN penghambat pengeluaran prolaktin yang disebut
hormon penghambat prolaktin. Hormon ini sama
Dari hasil statistik terhadap kadar dengan dopamin katekolamin yang dapat
prolaktin pada kelompok perlakuan back menurunkan sekresi prolaktin sebanyak 10 kali
massage dan acupoint massage mengalami lipat, dan sebaliknya akan merangsang
peningkatan yang bermakna. Hasil penelitian faktorfaktor yang memacu produksi prolaktin
Esfahani, et al (2015) menunjukkan akupresur sehingga kadar prolaktin dalam darah meningkat,
(acupoint massage) berpengaruh terhadap dan merangsang produksi susu oleh alveoli
volume ASI pada 2 dan 4 minggu setelah (Guyton and Hall, 2012). Kadar prolaktin paling
intervensi. tinggi sekitar 30 menit setelah permulaan periode
Ada dua hormon yang secara langsung menyusui, jadi efek yang paling penting adalah
mempengaruhi proses menyusui yaitu hormon membuat susu untuk periode berikutnya. Selama
prolaktin dan oksitosin. Sejumlah hormon lain, beberapa minggu pertama, semakin banyak bayi
seperti estrogen, terlibat secara tidak langsung menyusu dan menstimulasi puting, semakin
dalam laktasi (Lawrence RA, 2011). Kadar banyak prolaktin yang diproduksi dan semakin
prolaktin dalam darah pada saat hamil normal banyak ASI diproduksi. Efek ini sangat penting
10-25ng/mL terus meningkat sampai pada saat laktasi menjadi mapan. Meskipun
200400ng/mL pada akhir kehamilan dan akan prolaktin masih diperlukan untuk produksi ASI,
terus meningkat tajam pada permulaan menyusui setelah beberapa minggu tidak ada hubungan
hingga terjadi hiperprolactinemia (Sferoff, 2010; yang erat antara jumlah prolaktin dan jumlah
Guyton and Hall, 2012). Pada akhir kehamilan, susu yang dihasilkan. Namun, jika ibu berhenti
hormon prolaktin berperan untuk pembentukan menyusui, sekresi ASI dapat berhenti juga, maka
air susu akan mengering (Bolman, et al., 2013).
Sekresi prolaktin meningkat jika kelenjar 2014).
diangkat dari sel tursika atau jika tangkai Back massage dan Acupoint massage
kelenjar hipofisis diangkat seluruhnya. Hal ini adalah tindakan yang dapat membantu
tampak bahwa PRL berada di bawah memaksimalkan prolaktin dan reseptor oksitosin
penghambatan terus menerus (tonik) oleh dan meminimalkan efek samping terlambat
hormon penghambat pelepasan prolaktin menyusui oleh bayi. Back massage dan acupoint
(Prolactin-release inhibiting hormone PRIH) massage dapat memulihkan dan menyimbangkan
yang sebenarnya mungkin dopamin. Sel-sel energi tubuh untuk meningkatkan fungsi tubuh.
hipofisis mempunyai reseptor dopamin yang Back massage dan acupoint massage mampu
mengurangi pelepasan PRL dan menghambat menstimulasi pelepasan endorpin, memblokir
transkripsi sel dopamin, melalui penurunan kadar reseptor rasa sakit dan melepaskan pelepasan
cAMP, levodopa dan prekursor dopamin yang toksin (Mollart and Leiser, 2013; Witzel, T.,
menghambat pelepasan PRL ketika merangsang 2011), juga dapat mempengaruhi produksi
pelepasan GH. Adanya faktor pelepasan positif prolaktin untuk meningkatkan produksi ASI
(Prolactin realising hormone; PRH) belum (Raras, et al., 2016; Arumsari, et al., 2018;
dipastikan dengan baik. Molekul yang AlNuaimi, 2017; Rizk, S.A., 2013). Acupoint
menyerupai fragmen oksitosin melepaskan PRL, massage untuk laktasi melalui titik meridian
rangsangan-rangsangan yang menyebabkan menurut organ yang akan ditangani (Rahayu,
pelepasan oksitosin juga melepaskan PRL. 2015 dalam Parwati, et al., 2017; Arumsari, et
Estrogen merangsang pelepasan prolaktin, al., 2018; Al-Nuaimi, 2017). Acupoint massage
dengan mengurangi reseptor dopamin dalam sangat efektif sehingga sangat pantas untuk
hipofisis dan estrogen juga merangsang dicoba jika ibu mengalami masalah laktasi.
transkripsi gen PRL. Kadar prolaktin meningkat Terapi dilakukan dengan tekanan kuat pada titik
dalam kehamilan lanjut dan laktasi (Guyton and GB21 yang merupakan poin bagus untuk
Hall, 2012; Ganong, 2014; Lawrence, 2011). membantu refleks letdown. REN 17 bersama
Akupresur adalah jenis obat tradisional dengan memijat payudara ke arah puting
Cina yang didasarkan pada tekanan pada titik sementara memberi makan adalah sesuatu yang
akupuntur tertentu di dalam tubuh yang dapat dilakukan pada diri sendiri dan dapat
mengarah pada keseimbangan energi dalam membantu sirkulasi dalam payudara. SI1 adalah
tubuh (Bolman, et al., 2013). Stimulasi titik lain yang bisa di coba sendiri oleh ibu yang
akupresur back massage, adalah aplikasi tekan sangat efektif dalam membantu aliran ASI
dengan ibu jari dan ujung jari ke titik pada tubuh (Widyawati, 2017; Zick, 2012).
untuk efek terapi dalam bentuk pijat punggung.
Acupoint massage adalah teknik relaksasi, dan
mengurangi stres yang bertanggungjawab atas SIMPULAN
peningkatan produksi susu (Patel, 2013).
Acupoint massage pada titik-titik auricular Berdasarkan hasil analisis pembahasan,
efektif pada produksi air susu ibu yaitu pada titik maka dapat disimpulkan bahwa, terjadi
AH10, CO18, CO13, CO12, dan CO4 (Zhou et peningkatan yang signifikan nilai rerata prokatin
al, 2009; Esfahani, et al., 2015; Lee, 2004; setelah 24 jam dilakukan terapi back massage dan
Widyawati, 2017). Akupresur yang umum acupoint massage dengan nilai p-value 0,0001,.
digunakan dalam bidang kebidanan mengunakan Hasil uji Independent t-test nilai rerata prolaktin
tangan untuk menekan beberapa titik akupunktur post kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan
pada tubuh. Akupresur dapat memulihkan dan nilai selisih rerata kedua kelompok adalah
mengimbangi energi tubuh untuk meningkatkan sebesar 337.65 dengan nilai p-value=0,0001.
fungsi tubuh (Mollart
234 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 2, Tahun 2020, hlm 230-235
and Leiser, 2013; Gao, 2012; Akbarzadeh, Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih
lanjut terhadap parameter oksitosin.
Akbarzadeh, M., Masoudi, Z., Hadianfard, M. J.,
Kasraeian, M., & Zare, N. (2014).
DAFTAR PUSTAKA Comparison of the effects of maternal
supportive care and acupressure (BL32
acupoint) on pregnant women’s pain
Asmalinda, Efek Kombinasi Back Massage dan Acupoint Massage terhadap Peningkatan Kadar Prolaktin 235
intensity and delivery outcome. Journal of Terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum di
pregnancy, 2014. Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh.
Al-Nuaimi, N., Katende, G., and Arulappan, J. Jurnal Ilmiah PANNMED, 2(3), 227-231.
(2017). Breastfeeding Trends and Lawrence RA, L. R. (2011). Breastfeeding: a
Determinants: Implications and guide for the medical profession (6th
recommendations for Gulf Cooperation Editio). London: Mosby, an imprint of
Council countries. Sultan Qaboos Elsevier Inc.
University Medical Journal, 17(2), 155– Lee, M. K., Chang, S. B., dan Kang, D.-H.
161. (2004). Effects of SP6 Acupressure on
Apriani, D. (2017). Pengaruh Metode Pijat Labor Pain and Length of Delivery Time
Endhorpin Terhadap Tingkat Kecemasan in Women During Labor. The Journal of
Ibu Nifas di Wilayah Kerja Pyskesma Alternative and Complementary Medicine,
Gunung Sari. Jurnal Kedokteran Yarsi 10(6), 959-965.
25(3), 163-171. Lixin, W., Hongcai, W., Ying, H., and Caifen, L.
Arumsari, D. R., Indrawan, I. W. A., & Wahyuni, et al (2008). Clinical Observation on the
E. S. (2018). The Effects of Electroacupuncture at Shaoze
Combination of (SI 1) in 46 Cases of Postpartum
Acupressure and Affirmation Relaxation Postpartum. Journal of Traditional
as an Alternative Method to Increase Chinese Medicine (28).
Breast Milk Production and Breastfeeding http://www.journaltcm.com/modules/Journ
Selfefficacy. Research Journal of Life al/contents/stories/083/2.pdf
Science, 5(1), 66-76. Molassiotis, A., Russell, W., Hughes, J.,
Bolman, M., Saju, L., Oganesyan, K., Breckons, M., Lloyd-Williams, M.,
Kondrashova, T., dan Witt, A. M. (2013). Richardson, J.,Ryder, W. et al (2013). The
Recapturing the Art of Therapeutic Breast effectiveness and cost-effectiveness of
Massage during Breastfeeding. Journal of acupressure for the control and
Human Lactation, 29(3), 328-331. management of chemotherapy-related
Esfahani, M. S., Berenji-Sooghe, S., Valiani, M., acute and delayed nausea: Assessment of
and Ehsanpour, S. et al (2015). Effect of Nausea in Chemotherapy Research
acupressure on milk volume of (ANCHoR), a randomised controlled trial.
breastfeeding mothers referring to selected Health Technology Assessment
health care centers in Tehran. Iranian (Winchester, England), 17(26), 1–114.
Journal of Nursing and Midwifery https://doi.org/10.3310/hta17260
Research, 20(1), 7–11. Mollart, L., & Leiser, B. (2013). Acupressure for
Gao, S.B., Wu, H., and Gao, C.-S. (2012). the perinatal period. Women and Birth, 26,
Effects of Guoshu acupoint pressure S43.
therapy on acute mastitis during lactation. Parwati, D. M. W., Hartati, L. E., dan Suheri, T.
Zhongguo Zhen Jiu = Journal Chinese (2017). The Effect of Breast Acupressure
Acupuncture dan Moxibustion, 32(9). and Oxylosins Massage to Improve the
Ganong. WF. (2014). Fisiologi Kedokteran. Edisi Breast Milk Production in Postpartum
ke-23. Jakarta: EGC. Mother. Journal JMSCR 5(10),
Guyton and Hall. (2012). Text Book of 2875628760.
Physiology Medicine (Eds.11th). Jakarta: Patel, U., & Gedam, D. S. (2013). Effect of back
EGC. massage on lactation among postnatal
Jogdeo, B. A., & Bhore, D. N. R. (2016). The mothers. International journal of medical
Effect of Back Massage on Let Down research and Review, 1(01).
Reflex among Mothers Who Rahayu, D., Santoso, B., dan Yunitasari, E. 2015.
Had Produksi ASI dengan Intervensi
Undergone Cesarean Section. Acupresure Point For Lactation dan Pijat
International Journal of Science and Oksitoksin. Jurnal Ners, 10(1), 9-19.
Research
(IJSR), 5(3).
Juliastuti, Sulastri. (2018). Pengaruh Pemberian Raras, N. S., Suwondo, A., Wahyuni, S., &
Massage Depan (Breast Care) dan Laska, Y. (2016). Different Amount of
Massage Belakang (Pijat Oksitosin)
Prolactin Hormone Before and After
Acupressure-aromatherapy Combination
Technique in Lactation:
Epidemiologicalclinic Study on Post
Partum Mother in Surakarta District
Hospital. In ASEAN/Asian Academic
Society International Conference
Proceeding
Series.
Rizk, S. A. (2013). Effect of acupressure on
menopausal symptoms among women. J
American Sci, 9, 416-24.
Sferoff, L., Fritz, M.A. (2010).
Neuroendocrinology in Clinical
Gynecology Endocrinology and Infertility.
(Eds. 10th). Lippincot William & Wilkins.
Sherwood, L. (2018). Fisiologi Manusia dari Sel
Ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
WHO. (2013). Infant and young child feeding
Model Chapter for textbooks for medical
students and allied health professionals.
Geneva. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK
148965/pdf/
Widyawati, MN., Suprihatin, K dan MN,
Sutarmi. (2017). Loving Postnatal
Treatment. Semarang: IHCA.
Witzel, T., Napadow, V., Kettner, N. W., Vangel,
M. G., Hämäläinen, M. S., and Dhond, R.
P et al (2011). Differences in cortical
response to acupressure and
electroacupuncture stimuli. BMC
Neuroscience, 12, 73.
Zhou, H., Li, L., Li, D., Li, X., Meng, H., Gao,
X., and Zhu, Y.et al (2009). Clinical
observation on the treatment of
postcesarean hypogalactia by auricular
points sticking-pressing. Chinese Journal
of Integrative Medicine, 15(2), 117–120.
Zick, Suzanna Maria, Wyatt, G. K., Murphy, S.
L., Arnedt, J. T., Sen, A., dan Harris, R. E
et al (2012). Acupressure for persistent
cancer-related fatigue in breast cancer
survivors (AcuCrft): a study protocol for a
randomized controlled trial. BMC
Complementary and Alternative Medicine,
12, 132.

Anda mungkin juga menyukai