Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PROGRAM

PROMKES
PUSKESMAS KEDURUS
TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEDURUS
JL. Raya Mastrip No.46 Surabaya 60223
Telp : (031) 7663237
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ................................................................................. 1

DAFTAR ISI .......................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP 3
A. Pengertian.............................................................................. 3
B. Ruang Lingkup....................................................................... 3
C. Pokok Kegiatan...................................................................... 8
D. Sasaran.................................................................................. 8
E. Pelaksana............................................................................... 8
BAB III TATA LAKSANA PELAYANAN 10
A. Pemberdayaan………………………...........................………. 10
B. Bina Suasana…………………………………………..... 12
………. 13
C. Advokasi…………………………………………………………. 14
D. Kemitraan………………………………………………………... 15
E. Jadwal Kegiatan…………………………………………………
BAB IV DOKUMENTASI 16
A. Pencatatan............................................................................ 16
B. Pelaporan............................................................................. 16
BAB V PENUTUP ................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………....……….. 18
LAMPIRAN ………………………………………………………….………. 19

KATA PENGANTAR
2
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

Setiap masalah kesehatan, pada umumnya disebabkan tiga faktor yang


timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit atau penganggu Iainnya,
(2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan
(3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan
lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya sesecrang sangat ditentukan
oleh perilaku hidup manusia sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat
terkait dengan promosi kesehatan maka peran promosi kesehatan sangat
diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat agar terbebas dari masalah
masalah kesehatan.
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/V111/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.Bahwa dalamrangka
mengoptimalkan fungsi pusat Kesehatan Masyarakat dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan menuju Idonesia Sehat 2010
diperlukan adanya kebijakan dan langkah langkah strategi yang digunakan
sebagai acuan penyelenggaraan puskesmas.
Kami menyadari bahwa pedoman ini masih memerlukaan penyempurnaan,
sehingga dimohon untuk masukan dan sarannya dari segala pihak. Kepada
semua pihak yang telah membantu terlaksananya penerbitan pedoman ini, kami
sampaikan terima kasih.

Surabaya, 3 Januari 2017


Kepala UPTD Puskesmas Kedurus

drg.Triyani Widyawati
NIP ; 19620101 198903 2011
I. PENDAHULUAN

3
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam


memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik di dalam maupun di luar
puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk
mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya. Dengan
promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas menjadi aman,
nyaman, bersih, dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS).
Promosi kesehatan melalui kegiatan PHBS di puskesmas merupakan
tanggung jawab bersama antara petugas, pengunjung maupun masyarakat.
Petugas puskesmas dapat diharapkan dapat menjadi teladan perilaku
sehat di masyarakat dan melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan para pengunjung puskesmas yaitu para pasien dan
keluarganya dapat menerapkan perilaku sehat juga aktif menjadi
penggerak atau kadar kesehatan di masyarakat.
Penerapan PHBS tidak hanya harus diterapkan dalam lingkup rumah
tangga namun juga harus dilakukan di semua tatanan meliputi institusi
pendidikan, tempat-tempat umum, tempat kerja dan sarana kesehatan.
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan

II. LATAR BELAKANG


Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah langkah yang dilakukan dengan merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan dan petunjuk dalam melakukan
kegiatan,sehingga dapat di artikan sebagai pedoman mengatur beberapa
hal dan diterapkan dengan baik ,benar melalui penerapan SOP.
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari
upaya untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus penyakit. Upaya
tersebut memerlukan penanganan yang serius, terorganisasi dan
terkoordinasi dengan sinergis sehingga pembangunan kesehatan yang
dilakukan oleh bangsa Indonesia dapat terwujud yaitu masyarakat adil dan
makmur.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tau, mau dan mampu mempraktikkan Perilaku Hidup
4
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

Bersih dan Sehat dikeluarganya, serta berperan aktif dalam gerakan


kesehatan di masyarakat..
Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan terdepan,kehadiran di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi
sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat,tetapi juga sebagai
pusat komunikasi masyarakat. Disamping keberadaan puskesmas suatu
wilayah di manfaatkan sebagai upaya upaya pembaharuan(inovasi)baik di
bidang kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi
kehidupan masyarakat sekitarnya sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat,oleh karena itu keberadaan puskesmas dapat di
umpamakan sebagai’agen perubahan’di masyarakat sehingga masyarakat
lebih berdaya dan timbul gerakan gerakan upayah kesehatan yang
bersumber pada masyarakat
Dalam upaya untuk percepatan capaian Rumah Tangga ber PHBS,
sangat diperlukan adanya kerjasama di tingkat kelurahan dengan
mengaktifkan kelurahan siaga dan koordinasi dengan Tim Penggerak PKK
serta kadernya melalui pembinaan. Selama ini kerjasama dengan TP PKK
sudah berjalan baik karena merupakan organisasi masyarakat yang
potensial dimana kader PKK juga kader kelurahan siaga. Dalam rangka
untuk meningkatkan koordinasi PHBS di tingkat kelurahan, maka perlu
diadakan pertemuan koordinasi PHBS melalui Musyawarah Masyarakat
Kelurahan, dimana hasil dari pengkajian PHBS dapat dijadikan sebagai
acuan menentukan intervensi dalam mengatasi permasalahan kesehatan di
wilayahnya.Oleh karena itu ,upaya promosi kesehatan puskesmas
membantu masyarakat agar mampu melaksanakan PHBS,dalam
melaksanakan berbagai kegiatan tersebut, pelaksana program promosi
kesehatan Puskesmas Kedurus membutuhkan sebuah pedoman dalam
pelaksanaan semua kegiatan.

III. TUJUAN

5
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

Tujuan pedoman pelaksana program promosi kesehatan adalah


sebagai acuan bagi pelaksana promosi kesehatan puskesmas untuk
menyelenggarakankegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Kedurus.
1.2.1 TujuanUmum
1 Memiliki rencana program yang baik, terpadu dan terarah sebagai dasar
untuk melaksanakan kegiatan dalam pengelolaan puskesmas dengan
melibatkan semua petugas dan memperhatikan masukan-masukan dari
lintas sektor maupun masyarakat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar puskesmas Kedurus
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama
masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
1.2.2 Tujuan Khusus.
1. Diharapkan Petugas Puskesmas;
1 Melaksanakan Promosi Kesehatan dalam peningkatan PHBS.
2.Melaksanakan Promosi Kesehatan di Sekolah.
1.3 Manfaat
1. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi.
2. Sebagai bahan masukan bagi perencanaan tingkat Dinas Kesehatan
Kota.

BAB II
6
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

RUANG LINGKUP

I. Pengertian.
Pengertian promosi kesehatan menurut WHO adalah proses atau
upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang
atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi,
mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan
lingkungan , ruang lingkup promosi kesehatan adalah suatu proses atau
upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatannya dalam suatu batasan – batasan baik ilmu
maupun subjeknya.

II. Ruang Lingkup


Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoadmodjo, dapat dilihat dari dimensi aspek pelayanan kesehatan,
dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan dan
dimensi tingkat pelayanan.
a. Ruang Lingkup Berdasarkan Dimensi Aspek Pelayanan Kesehatan
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup empat
aspek pokok, yakni : promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
1. Pelayanan promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif
(pencegahan), adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang
sehat, agar kelompok itu tetap sehat bahkan meningkat status
kesehatannya.
2. Pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitative (pemulihan
kesehatan), adalah pelayanan kelompok masyarakat yang sakit,
agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih
kesehatannya.
b. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan
Pelaksanaan
Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :
3. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

7
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

Keluarga merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku


manusia. Dalam pelaksanaan promosi kesehatan di keluarga
sasaran utamanya adalah orang tua (ibu), dimana ibu merupakan
seseorang yang memberikan perilaku sehat kepada anak-anaknya
sejak lahir 
4. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
Sasaran promosi kesehatan di sekolah adalah guru, karena guru
merupakan pengganti orang tua pada waktu di sekolah. Sekolah
merupakan tempat utuk memberikan perilaku kesehatan kepada
anak. Sekolah dan lingkungan sekolah yang sehat sangat tepat
untuk berperilaku sehat bagi anak.
5. Promosi kesehatan ditempat kerja.
Sasaran promosi kesehatan adalah karyawan, yang berperan
sebagai promotor kesehatan adalah pemimpin perusahaan dan
sektor kesehatan. Salah satunya dengan memberikan fasilitas
tempat kesehatan yang baik bagi prilaku sehat karyawan atau
pekerjanya.
6. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum
Di tempat-tempat umum (seperti pasar, terminal bus, stasiun) perlu
dilaksanakan promosi kesehatan, yaitu dengan cara menyediakan
fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat pengunjungnya, bisa
dengan memberikan poster dan selebaran mengenai cara-cara
menjaga kebersihan.
7. Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan
Tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas, poliklinik, dsb, merupakan tempat yang strategis untuk
melakukan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan promosi kesehatan
ini dapat dilakukan secara individual oleh para petugas kesehatan
kepada pasien atau keluarga yang ada di tempat pelayanan
kesehatan tersebut.

8
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

c. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan
dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level
of prevention) .
8. Promosi kesehatan ( health promotion)
Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan
seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara
pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan,
rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah
dan persiapan menopause. Usaha ini merupakan pelayanan
terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha di antaranya :
a. Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan
air rumah tangga yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah,
kotoran dan air limbah dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
d. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian
yang baik.
9. Perlindungan khusus (specific protection)
Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus,
pendidikan kesehatan. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada
dirinya maupun anak-anaknya masih rendah. Selain itu pendidikan
kesehatan diperlukan sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan
baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja. Penggunaan
kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung
tangan dan masker saat bekerja sebagai tenaga kesehatan.
Beberapa usaha lain di antaranya :
a. Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
b. Isolasi penderitaan penyakit menular.
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum
maupun di tempat kerja.
9
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

10. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and


prompt treatment)
Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi
penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-
kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati
penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak
memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab itu
pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini.
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara
mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui
kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk
memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau
mamografi atau kolposcopy. Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari
setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang
sempurna dan segera
b. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya
menular.
c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu
penyakit.
     Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :
a. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam
pemeriksaan : misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru
dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan.
b. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita
penyakit yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya
timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan
lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat
mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari
pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau
tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada
10
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

baiknya jenis obat serta keahlian tenaga


kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan
pengobatan itu diberikan.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak
dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma)
yang terlambat.
a. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
b. Penderitaan sakit menjadi lebih lama.
c. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar
11. Pembatasan cacat (disability limitation)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain
mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit
terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna
dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak
mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan
pada tahap ini. Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi
organ reproduksi menjegah terjadinya infertilitas.
12. Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat, untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-
kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengetian
dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan
latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat
setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke
masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu
jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang
cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan
pada  masyarakat. Pusat-pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan,
rehabilitasi PSK, dan korban narkoba. Rehabilitasi ini terdiri atas :
a. Rehabilitasi fisik
11
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik


semaksimal-maksimalnya. Misalnya,seseorang yang karena
kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki
yang patah ini sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam
hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali
bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula
kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas
penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm
kembali ke dalam masyarakat.
c. Rehabilitasi sosial vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-
maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak
mampuannya.
13. Rehabilitasi aesthesis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan
rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya
itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya : penggunaan mata
palsu. Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat,memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap
anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan
mereka (fisik,mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan
mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam
keadaannya yang sekarang. Sikap yang diharapkan dari warga
masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang
berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga
masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-
mata,melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.

12
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

III. Pokok Kegiatan


Kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan pemberdayaan dalam
meningkatkan kesehatan baik secara individu, keluarga serta
lingkungannya secara mandiri, antara lain :
1. Penyuluhan kesehatan di posyandu (Balita dan Lansia) dan institusi
pendidikan
2. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS (Penyuluhan pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat) : pengkajian PHBS rumah tangga dan
PHBS tatanan (institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat kerja,
tempat-tempat umum)
3. Pembinaan Kelurahan Siaga / Poskeskel dan pelaksanaan SMD dan
MMD.
4. Pembinaan UKBM : Posyandu balita, Posyandu lansia, Posbindu PTM, ,
Posyandu remaja, dan UKS.

IV. Sasaran
Sasaran program promosi kesehatan adalah seluruh lapisan masyarakat
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kedurus dan Instansi yang berada di
Kelurahan Karang Pilang.
Sasaran pada program promosi kesehatan di Puskesmas Kedurus;
a. Sasaran Primer
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan
b. Sasaran Sekunder
Para tokoh masyarakat, tokoh agama,dari warga yang sifatnya sosial
untuk menjadi kader dan sebagaina disebut sasaran sekunder, karena
dengan memberikan pendidikan pada sasaran ini akan memberikan
pendidikan kesehatan pada masyarakat sekitarnya.
c. Sasaran Tertier
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat
maupun daerah adalah sasaran tertier promosi kesehatan

13
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

V. Pelaksana
Dalam berjalannya setiap kegiatan, telah disusun pelaksana dari masing-
masing kegiatan tersebut, antara lain :
a. Penyuluhan kesehatan di posyandu (Balita dan Lansia) dilaksanakan
oleh Dokter, Bidan, Perawat, dan staf paramedis yang lain yang telah
dibuatkan jadwal secara tim di tiap-tiap posyandu. Sedangkan untuk
penyuluhan di institusi pendidikan dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pemeriksaan berkala atau skrining yang dikoordinasikan dengan
pelaksana program UKS.
b. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS (Penyuluhan pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat) : pengkajian PHBS rumah tangga
dilaksanakan oleh kader sesuai wilayahnya dan hasil pengkajian direkap
oleh pelaksana promosi kesehatan dan bidan kelurahan. Sedangkan
PHBS tatanan (institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat kerja,
tempat-tempat umum,) dilaksanakan oleh pelaksana promkes, tenaga
mediskelurahan dan lintas program terkait.
c. Pembinaan Kelurahan Siaga / Poskeskel dan pelaksanaan SMD dan
MMD dilaksanakan oleh oleh petugas promkes berkoordinasi dengan
tokoh masyarakat, kader dan bikel.
d. Pembinaan UKBM : Posyandu balita, Posyandu lansia, Posbindu PTM,
dan UKS dilaksanakan oleh petugas promkes berkoordinasi dengan
Penanggung jawab dan pelaksana masing-masing UKBM.
e. Pelaksanaan Survey Keluarga Sehat.

14
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

BAB III
TATA LAKSANA PROGRAM

Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri


Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SKNII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar
utama Promosi Kesehatan adalah (1) Pemberdayaan (2) Bina
Suasana, dan (3) Advokasi, serta dijiwai semangat (4)
Kemitraan. Berdasarkan strategi dasar tersebut diatas, maka
strategi promosi kesehatan puskesmas juga dapat mengacu
strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran,
kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.
.
I. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan
kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan
sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan.
Pemberdayaan terhadap individu, keluarga dan masyarakat
yang diselenggarakan puskesmas harus memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.
a. Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan terhadap individu dilakukan oleh setiap
petugas kesehatan puskesmas terhadap individu-individu yang
datang memanfaatkan pelayanan puskesmas. Di samping itu,
individu-individu yang menjadi sasaran kunjungan misal, upaya
keperawatan kesehatan masyarakat, Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS).
Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku
15
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

baru kepada individu yang mungkin mengubah perilaku yang


selama ini dipraktikkan oleh individu tersebut.
Misalnya :
1. Setiap ibu yang telah mendapat pelayanan pengobatan untuk
anak balitanya, dapat disampaikan tentang manfaat
menimbang anak balita secara berkala untuk mengetahui
perkembangan dan pertumbuhan anak balitanya, bagaimana
mencatat dan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan
dimana ibu dapat melakukan penimbangan anak balitanya
selain di puskesmas yaitu di posyandu.
2. Ibu yang dikunjungi ke rumahnya oleh petugas puskesmas, yang
berhenti memeriksakan kandungannya ke puskesmas. Atau
penderita yang tidak datang mengarnbil obat TBC di
Puskesmas. Saat kunjungan tersebut dilakukan proses
pemberdayaan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Metode yang digunakan dapat berupa pilihan atau kombinasi
dari dialog, demonstrasi, konseling dan bimbingan. Demikian pula
media komunikasi yang digunakan dapat berupa pilihan atau
kombinasi dari lembar balik, leaflet, gambar/foto (poster) atau media
lain yang mullah dibawa untuk kunjungan rumah.
b. Pemberdayaan keluarga
Pemberdayaan keluarga yang dilakukan oleh petugas
puskesmas yang melaksanakan kunjungan rumah terhadap
keluarga, yaitu keluarga dari individu pengunjung puskesmas atau
keluarga-keluarga yang berada di wilayah kerja puskesmas.
Tujuan dari pemberdayaan keluarga juga untuk
memperkenalkan perilaku baru yang mungkin mengubah perilaku
yang selama ini dipraktikan oleh keluarga tersebut.
Perilaku baru misalnya, perilaku buang air besar di jamban,
mengonsumsi garam beryodium, memelihara taman obat keluarga,
menguras bak mandi, menutup persedian air mengubur benda-
benda buangan yang menampung air, mengonsumsi makanan
berserat (buah dan sayur).
Pemberian informasi tentang perilaku yang diperkenalkan
16
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

seperti tersebut diatas perlu dilakukan secara sistematis agar


anggota- anggota keluarga yang dikunjungi oleh petugas
puskesmas dapat menerma dari tahap "tahu" ke "mau" dan jika
sarana untuk melaksanakan perilaku yang diperkenalkan tersedia
diharapkan sampai ke tahap "mampu" melaksanakan.
Metode dan media komunikasi yang digunakan untuk
pemberdayaan keluarga dapat berupa pilihan atau kombinasi.
Metodenya antara lain dialog, demonstrasi, konseling dan media
komunikasi seperti lembar batik, leaflet, gambar/ foto (poster) atau
media lain yang mudah dibawa saat kunjungan rumah.
c. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan terhadap masyarakat (sekelornpok anggota
masyarakat) yang dilakukan oleh petugas puskesmas merupakan
upaya penggerakan atau pengorganisasian masyarakat.
Penggerakan atau pengorganisasian masyarakat diawali
dengan membantu kelompok masyarakat mengenali masalah-
masalah yang mengganggu kesehatan sehingga masalah tersebut
menjadi masalah bersama. Kemudian masalah tersebut
dimusyawarahkan untuk dipecahkan secara bersama. Dari hasil
tersebut tentunya masyarakat melakukan upaya-upaya agar
masalah tersebut tidak menjadi masalah lagi. Tentunya upaya-
upaya kesehatan tersebut bersumber dari masyarakat sendiri
dengan dukungan dari puskesmas. Peran aktif masyarakat
tersebut diharapkan dalam penanggulangan masalah
kesehatan di Iingkungan mereka dengan dukungan dari
puskesmas.
Beberapa yang harus dilakukan oleh puskesmas dalam
pemberdayaan masyarakat yang berwujud UKBM :
 Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu Balita
 Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Pemberian PMT pemulihan,
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
 Upaya kesehatan sekolah : Dokter kecil
 Pelaksanan survey Keluarga Sehat

17
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

d. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau
lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan
masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan
aktif dalam setiap upaya penyelenggaraaan kesehatan.
Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan perilaku
yang diperkenalkan apabila !ingkungan sosialnya (keluarga, tokoh
panutan, kelompok pengajian dll) mendukung. Oleh karena itu,
untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,
khususnya dalam upaya mengajak individu, keluarga dan
masyarakat mengalami peningkatan dari fase "tahu" ke fase
"mau" perlu diciptakan Iingkungan yang mendukung.
Keluarga atau orang yang mengantarkan pasien ke
Puskesmas, penjenguk (penjenguk pasien) dan petugas
kesehatan mempunyai pengaruh untuk renciptakan lingkungan
yang kondusif atau mendukung opini yang positif terhadap
perilaku yang sedang diperkenalkan.
Pengantar pasien tentu tidak mungkin dipisahkan dari pasien,
misalnya pasien dikumpulkan dalam satu ruangan untuk mendapat
penjelasan/ informasi. Oleh karena itu, metode yang tepat di sini
adalah penggunaan media, seperti misalnya pembagian selebaran
(leaflet), pemasangan poster atau penayangan video berkaitan
dengan penyakit dari pasien. Dengan dernikian, mereka dapat
membantu menyampaikan informasi yang diperoleh kepada
pasien.
e. Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(tokoh-tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di
lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.
Dalam upaya memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat, Puskesmas membutuhkan dukungan dari pihak-
18
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

pihak lain, sehingga advokasi perlu dilakukan. Misalnya, dalam


rangka mengupayakan lingkungan Puskesmas yang bebas asap
rokok, Puskesmas perlu melakukan advokasi kepada pimpinan
daerah setempat untuk diterbitkannya peraturan tentang
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan kerja Puskesmas
seperti sekolah, kantor kecamatan, tempat ibadah.
Selama proses perbincangan dalam advokasi, perlu
diperhatikan bahwa sasaran advokasi hendaknya diarahkan/
dipandu untuk menempuh tahapan-tahapan: (1) memahami/
menyadari persoalan yang diajukan, (2) tertarik untuk ikut
berperan dalam persoalan yang diajukan, (3)
mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam
berperan, (4) menyepakat' satu pilihan kemungkinan dalam
berperan, dan (5) menyampaikan Iangkah tindak lanjut. Jika
kelima tahapan tersebut dapat dicapai selama waktu yang
disediakan untuk advokasi, maka dapat dikatakan advokasi
tersebut berhasil.

B. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-
prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan
antara petugas kesehatan Puskesmas dengan sasarannya
(para pasien atau pihak lain) dalam pelaksanaan
pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Di samping itu,
kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk
meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, petugas
kesehatan Puskesmas harus bekerjasama dengan
berbagai pihak terkait, seperti misalnya kelompok profesi,
pemuka agama, LSM, media massa, dan lain-lain.
Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan
dipraktikkan adalah a. kesetaraan, b. keterbukaan, dan c. saling
menguntungkan.
a. Kesetaraan. Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya
hubungan yang bersifat hierarkis (atas-bawah). Semua harus
19
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-masing


berada dalam kedudukan yang sederajat. Keadaan ini dapat
dicapai bila semua pihak bersedia mengembangkan hubungan
kekeluargaan, yaitu yang dilandasi kebersamaan atau
kepentingan bersama.
b. Keterbukaan. Dalam setiap langkah menjalin kerjasarna,
diperlukan adanya kejujuran dari masing-masing pihak. Setiap
usul/ saran/ komentar harus disertai dengan itikad yang jujur,
sesuai fakta, tidak menutup-nutupi sesuatu.
c. Saling menguntungkan. Solusi yang diajukan hendaknya
selalu mengandung keuntungan di semua pihak (win-win
solution). Misalnya dalam hubuungan antara tenaga kesehatan
Puskesmas dengarl pasien/ kliennya, maka setiap solusi yang
ditawarkan hendaknya juga berisi penjelasan tentang
keuntungannya bagi si pasien/ klien. Demikian juga dalam
hubungan antara Puskesmas dengan pihak donatur.
Terdapat tujuh landasan (dikenal dengan sebutan: tujuh
saling) yang harus diperhatikan dan dipraktikkan dalam
mengembangkan kemitraan, yaitu:
a. Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-
masing,
b. Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing-masing,
c. Saling berupaya untuk membangun hubungan,
d. Saling berupaya untuk mendekati,
e. Saling terbuka terhadap kritik/ saran, serta mau membantu dan
dibantu,
f. Saling mendukung upaya masing-masing, dan
g. Saling menghargai upaya masing-masing.

20
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

C. Jadwal kegiatan

21
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

BAB IV
DOKUMENTASI

I. Pencatatan
Pencatatan dilakukan dalam setiap kegiatan program promosi
kesehatan yang dilaksanakan dengan menggunakan form atau blangko
bukti pelaksanaan masing-masing kegiatan dan buku harian oleh
pelaksana kegiatan untuk selanjutnya bukti pelaksanaan tersebut
digunakan sebagai dasar untuk evaluasi kegiatan.

II. Pelaporan
Pelaporan setiap kegiatan promosi kesehatan dilakukan dengan blangko
hasil kegiatan atau blangko monitoring yang kemudian dianalisis dan
dievaluasi. Jika ditemukan masalah atau kendala harus dibuatkan rencana
tindak lanjut dan tindak lanjutnya. Penanggung Jawab Promosi Kesehatan
akan memonitoring hasil kegiatan program kepada pelaksana setiap 2
minggu sekali. Dan penanggung jawab program akan dimonitoring oleh
Kepala Puskesmas setiap 1 bulan sekali sehingga setiap bulan akan
terlaporkan setiap kegiatan yang telah dilakukan sampai ke Kepala
Puskesmas. Dan ada beberapa kegiatan Promosi Kesehatan yang perlu
dilaporkan ke Dinas Kesehatan kota Surabaya sesuai dengan format
laporan yang baku dari Dinas Kesehatan.

22
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

BAB V
PENUTUP

Kiranya dapat diingatkan kembali bahwa promosi


kesehatan untuk peningkatan PHBS di Puskesmas bukanlah
tugas petugas Puskesmas saja, namun tanggung jawab upaya
promosi kesehatan di Puskesmas adalah Kepala Puskesmas,
dan menjadi tugas bagi seluruh petugas kesehatan Puskesmas.
Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka promosi
kesehatan Puskesmas adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik
pemberdayaan terhadap pasien maupun terhadap individu/
keluarga masyarakat yang sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan
Iebih berhasil, jika didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan
advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang paling
berperngaruh terhadap pasien/ individu/ keluarga/ masyarakat.
Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat
mendukung/ membantu Puskesmas dari segi kebijakan atau
peraturan perundang-undangan dan sumber daya, dalam rangka
memberdayakan pasien/individu/keluarga/masyarakat.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan promosi
kesehatan Puskesmas, yaitu di dalam gedung dan di luar
gedung puskesmas atau masyarakat. Peluang-peluang tersebut
harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga upaya wajib
Puskesmas, yaitu promosi kesehatan, dapat terlaksana dengan
baik.

23
Akreditasi Puskesmas Kedurus Pedoman
Program
Promosi
kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2007), Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Puskesmas


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SKNII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta. EGC

24

Anda mungkin juga menyukai