Imam alfarizi Zuhra Athaya Ibrahim Putri Mgs. M. Andiko Shanny ( 07031281924079 ) ( 07031281924078 ) ( 07031181924002 ) ( 07031281924089 ) Working with the News Media
PR dan jurnalist terkunci dalam suatu hubungan simbiosis yang
dimana diatur dalam etiket profesional berdasarkan berbagai nilai prinsip etika. etiket dengan baik sangat menggambarkan gaya hubungan ini dengan baik. Menyiratkan bahwa kepatuhan formal terhadap prosedur akan tampak lebih kaku. tapi, itu akan lebih baik ketimbang dalam keadaan santai yang bisa jadi menyebabkan malapetaka dalam bisnis Working with the News Media Bagi professional PR, kewajiban etis ini merupakan akar dalam bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang akurat. Karena jurnalis seringkali merupakan mata rantai yang sangat diperlukan dalam rantai informasi, praktisi harus menyadari dua mandat, etika mereka sendiri dan mandat dari bisnis berita. Singkatnya, bagaimanapun, orang dapat mengatakan bahwa pemahaman media tentang potensi dampak sosial dari organisasi yang diwakili oleh agen PR sangat menentukan kondisi hubungan seorang PR Terhadap public. Understanding Each Others Role Dalam menjalankan tugasnya, baik wartawan maupun praktisi humas harus memahami peran mereka masing-masing. Sebelum memberi keputusan terhadap organisasi berita, Praktisi PR harus paham dengan baik mengenai proses teknik pengumpulan berita dan etika jurnalistik. Demikian pula jurnalis yang terkadang mengabaikan prinsip-prinsip PR harus tetap berpikiran terbuka terhadap rekan PR mereka. Understanding Each Others Role PR Professional juga berkomitmen untuk akurasi, tapi lingkup mandat mereka didefinisikan terutama untuk kepentingan klien mereka. Namun, hal ini tidak berarti hubungan PR dan Jurnalisme itu bertentangan. Understanding Each Others Role Mary Anne Ramer, seorang jurnalis dan eksekutif PR menulis bahwa “para wartawan sangat menghargai keakuratan gereja atas objektivitasnya dan keseimbangannya. Namun, sebagian besar kehidupan PR Saya telah diambil dengan membujuk wartawan untuk menjadi akurat dan menjadi lengkap dalam cerita mereka. Objektif oleh karena setidaknya mempertimbangkan perspektif lain daripada mengabaikannya sebagai propaganda” Sebagaimana diperlihatkan Ramer, persepsi umum tentang akurasi ini dibentuk oleh dua tujuan yaitu untuk melayani kebutuhan publik akan kebenaran tetapi pada saat yang sama juga untuk memajukan kepentingan klien. Cultivating Journalist Seringkali, seorang jurnalis jarang melakukan instropeksi diri, dan bahkan mereka tidak menyadari bahwa kekuasaan yang mereka miliki begitu kuat sehingga mampu berkontribusi untuk melengserkan presiden dari jabatannya. Ini merupakan dampak dari skandal Watergate, dimana laporan investigasi memainkan bagian penting dan berakhir pada tahun 1974 disertai dengan pengunduran diri presiden Richard Nixon. Cultivating Journalist Dengan demikian, profesional jurnalis memiliki tanggung jawab untuk mengejar kebenaran tidak hanya secara umum, namun juga memperhatikan nilai-nilai universal humanisme, dengan kata lain, profesi jurnalis dapat menajalakan tugasnya dengan tetap menyampaikan fakta, opini,dan tetap independen serta netral terhadap berbagai kepentingan dan nilai sosial dan politik Junket Journalism Jungket Journalism merupakan suatu praktic yang tercela di bidang jurnalistik. Junket sendiri berartikan foya-foya, dimana wartawan melakukan perjalanan selama beberapa hari dengan anggaran yang sangat besar dan ditanggung oleh si pengundang hanya untuk melakukan publisitas terhadap event atau acara yang dilakukan oleh si pengundang. Hal ini tentunya bisa menjadi suatu boomerang bagi seorang Praktisi Public Relations. Junket Journalism Seorang PR tidak hanya harus paham terhadap kode etik professi PR namun juga harus mengerti betul dengan kode etik profesi lainnya, contohnya Jurnalistik. Karena, jika seorang Jurnalis telah menaruh kredibelitasnya ke dalam suatu junket journalism maka kredibilitas objektifitas dari berita yang disampaikannya akan sangat dipertanyakan, apakah ini berita untuk rakyat atau untuk bisnis? Junket Journalism Pada tahun 1986, Disney world mengadakan pesta ulang tahun ke-5nya yang bertajuk Star Tours yang dimana pihak disney world mengundang lebih dari sepuluh ribu wartawan, professional media, dan tamu undangan lainnya. The New York Times menyunting bahwa wartawan yang menerima tumpangan bebas dari Disney telah "merendahkan" profesi mereka dan menciptakan kesan bahwa semua wartawan "mengambil keuntungan." Working Relationship Jembatan antara PR dan jurnalisme adalah informasi. Dengan praktisi hubungan publik menyediakan sumber bahan yang di atasnya cerita- cerita berita dapat dilandasi atau ditambah. Itu mungkin bukan hubungan yang rumit. Yang satu menyediakan dan yang lainnya menerima cukup sederhana. Tetapi kebutuhan dan ekspektasi yang berbeda dari kedua profesi membawa kompleksitas dalam memberi dan menerima ini. Working Relationship Menurut Jeff dan Marie Blyskal yang mengkritik cara industri PR mempengaruhi media massa, "para humas yang paling cerdas tidak bertindak berdasarkan naluri, mereka dengan sengaja meneliti situasi dan memilah apa yang akan dijual sebagai berita, apa yang akan menjadi 'kemasan' seperti berita". The Screening Procces Apa pun strategi di balik hubungan jurnalis, praktisi PR harus berusaha menghubungkan standar etika mereka dengan standar etika bisnis berita. Ini bukan masalah perilaku etis satu profesi lebih baik daripada profesi lainnya. Dalam proses penyampaian informasi kepada publik, jurnalis adalah gate keeper, sementara dalam banyak kasus profesional humas adalah mereka yang harus mengetuk gerbang (knock on the gate). The Screening Procces Tugas etis yang muncul dalam konteks ini adalah agar praktisi humas maupun jurnalis tidak terjebak dalam perdebatan interprofesional sehingga tugas representasi dan komunikasi diabaikan. Keduanya memiliki tanggung jawab terhadap proses penyampaian informasi. “Seorang PR ga boleh sakit, harus punya dua nyawa” - Dyah Rachmawati Sugiyanto as Ketua Umum Iprahumas 2019 - 2021
“Sikap dan perilaku PR adalah yang terpenting. dalam menjalin
hubungan dengan wartawan ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Satu kesalahan kecil akan mengakibatkan pemberitaan yang tidak sesuai dengan yang diharaapkan sehingga perlu dibuat SOP yang jelas baik di internal perusahaan dan dengan pihak media" - Jojo S. Nugroho (Om Jojo) as Managing Director of IMOGEN Public Relations KESIMPULAN PR dan jurnalist terkunci dalam suatu hubungan simbiosis yang dimana diatur dalam etiket profesional berdasarkan berbagai nilai prinsip etika, dalam menjalankan tugasnya, baik wartawan maupun praktisi humas harus memahami peran mereka masing-masing Sebelum memberi keputusan terhadap organisasi berita, Praktisi PR harus paham dengan baik mengenai proses teknik pengumpulan berita dan etika jurnalistik. Demikian pula jurnalis yang terkadang mengabaikan prinsip-prinsip PR harus tetap berpikiran terbuka terhadap rekan PR mereka.