Anda di halaman 1dari 11

STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIINFLAMASI GOLONGAN STEROID

SEBAGAI TERAPI ADJUVAN PADA PASIEN PNEUMONIA USIA


BALITA DI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

Yola Anandita1, Ressi Susanti1, Nurmainah1

1Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura

Jalan Prof. Hadari Nawawi, Pontianak 78124

Email : yolaanandita301097@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pneumonia merupakan salah satu penyakit paru yang


disebabkan adanya infeksi akut pada daerah saluran pernapasan bagian bawah.
Infeksi ini dapat disebabkan oleh serangan bakteri, virus serta mikoplasma.
Antibiotik merupakan pengobatan lini pertama pada pasien pneumonia.
Penggunaan antiinflamasi golongan steroid menjadi terapi penunjang yang
diberikan pada pasien pneumonia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui obat-obat antiinflamasi golongan steroid beserta dosis dan lama
pemberiannya pada pasien pneumonia di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soedarso Pontianak. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian
observasional dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong-lintang
yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan pada rekam
medis pasien yang terdiagnosa pneumonia dengan penggunaan obat steroid. dan
dilakukan dengan teknik total sampling. Hasil: Hasil analisis rekam medis dari 22
pasien yang memenuhi kriteria inklusi diperoleh hasil obat tunggal yang
cenderung diberikan pada pasien adalah deksametason dan budesonid dengan
persentase yang sama yaitu sebesar 47,37%, sedangkan obat kombinasi yang
cenderung diberikan adalah budesonid dan prednison dengan persentase sebesar
66,67%. Dosis obat steroid yang cenderung diberikan adalah deksametason >500
mikrogram/kgBB sebesar 24%, budesonid 0,25-0,5mg/ml sebesar 48%, dan
prednison >0,05-2 mg/kgBB/hari sebesar 8%. Lama pemberian obat steroid yang
cenderung diberikan adalah ≤ 5 hari dengan persentase sebesar 72,73%.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini yaitu obat-obat antiinflamasi
golongan steroid yang digunakan di RSUD dr.Soedarso Pontianak adalah
deksametason, budesonid dan prednison dengan dosis masing-masing yang
cenderung pada deksametason >500 mikrogram/kgBB, budesonid 0,25-0,5mg/ml,
dan prednison >0,05-2 mg/kgBB/hari serta dengan lama pemberian yang
cenderung ≤ 5 hari.
Kata kunci : Pneumonia, Obat Steroid, Deksametason, Budesonid, Prednison
ABSTRACT

Background: Pneumonia is a lung disease caused by acute infection in


the lower respiratory tract. This infection can be caused by bacteria, viruses and
mycoplasma. Antibiotics are the first line of treatment in pneumonia patients. The
use of anti-inflammatory steroids were a supporting therapy given to pneumonia
patients. Purpose: This study aims to determine the anti-inflammatory drugs of
the steroid class and their dosage and duration of administration in pneumonia
patients at the Regional General Hospital Dr. Soedarso Pontianak. Method: This
research was an observational study with a cross-sectional descriptive design.
Data collection was carried out based on medical records of patients diagnosed
with pneumonia using steroid drugs and carried out by the total sampling
technique. Results: The results of the medical record analysis of 22 patients who
met the inclusion criteria showed that the single drug that tended to be given to
the patients was Dexamethasone and Budesonide with the same percentage of
47.37%, while the combination drugs that tended to be given were Budesonide
and Prednisone with a percentage of 66, 67%. The dose of steroid medication that
tends to be given was Dexamethasone > 500 micrograms / kgBW at 24%,
Budesonide 0. 25-0. 5mg / ml by 48%, and Prednisone > 0. 05-2 mg / kgBW / day
by 8%. The duration of administration of steroid drugs that tended to be given
was ≤ 5 days with a percentage of 72.73%. Conclusion: This study concludes that
the steroid anti-inflammatory drugs used at Regional General Hospital
dr.Soedarso Pontianak were dexamethasone, budesonide, and prednisone with
each dose that tends to dexamethasone > 500 micrograms / kgBW, budesonide
0.25-0.5mg / ml. , and prednisone> 0.05-2 mg / kgBW / day and the duration of
administration tended to be ≤ 5 days.

Keywords: Pneumonia, Steroid Drugs, Dexamethasone, Budesonide, Prednisone


PENDAHULUAN

Pneumonia merupakan penyakit


salah satu penyakit yang mematikan
yang terbentuk dari infeksi akut pada
bagi anak berusia di bawah lima
daerah saluran pernafasan bagian
tahun.(3) Populasi yang rentan
bawah yang secara spesifik
terserang pneumonia adalah anak –
mempengaruhi kesehatan paru.(1)
anak usia kurang dari 2 tahun dan
Penyakit ini umumnya disebabkan
orang dewasa dengan umur diatas 65
oleh bakteri yaitu Steptococcus
tahun.(4)
pneumonia dan Haemophillus

influenza. Kasus pneumonia pada Antibiotik merupakan terapi

bayi dan anak kecil dapat disebabkan lini pertama pada pneumonia ringan

oleh bakteri Staphyloccus aureus, hal hingga sedang.(5) Namun demikian,

ini menyebabkan pneumonia yang sekarang ini terapi antibiotik saja

berat dan sangat progresif dengan terkadang tidak cukup adekuat untuk

mortalitas tinggi.(2) menurunkan mortalitas pada

pneumonia berat.(6) Antiinflamasi


Jumlah kasus terjadinya
merupakan salah satu terapi non-
pneumonia pada anak usia balita di
antibiotik yang dapat diberikan pada
Indonesia pada tahun 2018 adalah
pasien pneumonia. Penelitian untuk
478.078 kasus. Kalimantan Barat
menginvestigasi manfaat penggunaan
merupakan salah satu provinsi di
antiinflamasi golongan steroid
Indonesia dengan jumlah kasus
sebagai terapi adjuvan pada
pneumonia pada usia balita 1.835
pneumonia telah dilakukan dan
kasus. Pneumonia masih menjadi
diperoleh hasil yang beragam.(7)
Penggunaan steroid memiliki
Bahan yang digunakan dalam
efek yang menguntungkan pada
penelitian ini adalah data yang
jalur sistemik (oral atau parenteral).
berasal dari rekam medik pasien
Namun, penggunaan obat steroid
pneumonia di RSUD dr. Soedarso
juga memiliki berbagai resiko yang
Pontianak.
serius sehingga perlu untuk
Metode
dilakukan studi yang membahas
Pengumpulan data dilakukan
penggunaannya.(7) penilitian untuk
di RSUD dr. Soedarso Pontianak.
mengetahui apa saja obat-obat
Data berasal dari rekam medik
antiinflamasi golongan steroid
pasien pneumonia yang menerima
beserta dosis obat dan lama
obat antiinflamasi golongan steroid.
pemberiannya di Rumah Sakit
Data yang diperoleh dari rekam
Umum Daerah dr. Soedarso
medik pasien disalin pada lembar
Pontianak.
pengumpulan data. Kriteria inklusi

METODE PENELITIAN yaitu pasien pneumonia usia balita

yang menerima obat antiinflamasi


Alat dan Bahan
golongan steroid pada bulan Januari–
Alat yang digunakan dalam
Desember 2019. Penentuan sampel
penelitian ini adalah laptop yang
menggunakan teknik Total Sampling.
dilengkapi dengan program
Penelitian ini merupakan jenis
komputer Microsoft Excel dan
penelitian observasional dengan
lembar pengumpulan data pasien.
rancangan penelitian cross-sectional

yang bersifat deskriptif.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis Obat Steroid Berikut ini adalah Tabel yang


Steroid merupakan salah satu menggambarkan distribusi obat
obat yang berperan dalam terapi antiinflamasi golongan steroid yang
tambahan untuk pasien pneumonia. digunakan pada pasien pneumonia
Obat ini berperan sebagai rawat inap di Rumah Sakit Umum
antiinflamasi pada pada pasien. Daerah dr. Soedarso Pontianak.

Tabel 1. Distribusi Penggunaan Obat Steroid


Nama Obat Jumlah Pasien Persentase (%)
Obat Steroid Tunggal
1. Deksametason 9 40,91
2. Budesonid 9 40,91
3. Prednison 1 4,55
Subtotal 19 86,37
Obat Steroid Kombinasi
1. Deksametason + Budesonid 1 4,55
2. Prednison + Budesonid 2 9,09
Subtotal 3 13,64
Total 22 100,01

Berdasarkan hasil penelitian digunakan pada pasien pneumonia


yang sudah dituliskan pada Tabel 1 balita. Deksametason dipilih karena
diketahui bahwa obat antiinflamasi efek kerja deksametason yang
golongan steroid pada pasien panjang, sehingga lebih efektif
pneumonia diberikan secara tunggal digunakan.(8) Deksametason
dan kombinasi. Deksametason merupakan analog glukokortikoid
adalah salah satu obat antiinflamasi yang memiliki efek antiinflamasi dan
golongan steroid yang cenderung imunosupresif yang poten dengan
efek samping penggunaan jangka
pada dosis dan potensi kortikosteroid
panjang berupa obesitas dan
tersebut.(11)
osteoporosis.(9) Deksametason pada
Berdasarkan data yang
penelitian ini diberikan secara
diperoleh obat steroid kombinasi
intravena kepada pasien pneumonia
yang paling banyak diberikan adalah
balita. Jalur intravena merupakan
budesonid+prednison. Budesonid
cara pemberian obat dengan efek
diberikan secara nebulizer dan
tercepat. Obat akan bereaksi hanya
prednison diberikan secara oral.
dengan waktu 18 detik (waktu untuk
Budesonid yang diberikan secara
sekali peredaran darah), setelah itu
nebulizer berperan sebagai
obat sudah tersebar ke seluruh
pengendali (controller), sedangkan
jaringan. (10)

prednison diharapkan berperan


Obat antiinflamasi
sebagai terapi insufisiensi
golongan steroid yang banyak
adrenokortikal (digunakan untuk
digunakan selain deksametason pada
memperoleh efek antiinflamasi atau
penelitian ini adalah budesonid.
imunosupresan). Prednison dapat
Budesonid pada penelitian ini
diberikan setelah makan, bersama
diberikan secara nebulizer.
makanan atau susu sehingga dapat
Pemberian budesonide secara
mengurangi rasa tidak nyaman pada
nebulizer dianjurkan untuk bayi atau
saluran cerna. Perlu diperhatikan
anak kecil yang tidak kooperatif.
bahwa prednison memiliki kontra
Resiko efek sistemik kortikosteroid
indikasi terhadap pasien yang
inhalasi cukup kecil dan tergantung
memiliki hipersensitivitas terhadap
prednison, sehingga perlu diberikan
obat steroid yang digunakan di
alternatif jenis antiinflamasi yang
Rumah Sakit Umum Daerah
lain. (11)

dr.Soedarso Pontianak. Variasi dosis


Variasi Dosis Obat Steroid
dituliskan pada Tabel 2 dibawah ini.

Berikut ini adalah hasil Dosis yang diberikan dibagi menjadi

data penelitian pada variasi dosis beberapa kategori sebagai berikut.

Tabel 2. Variasi Dosis Obat


Steroid
Jumlah Kasus = 25

Nama Obat Variasi Dosis


N %

Deksametason < 200-500 mikrogram/kgBB 0 0


200-500 mikrogram/kgBB (11)
4 16
> 200-500 mikrogram/kgBB 6 24

Budesonid < 0,25-0,5 mg/ml 0 0


0,25-0,5 mg/ml(11) 12 48
> 0,25-0,5 mg/ml 0 0
Prednison < 0,05-2 mg/kgBB/hari 0 0
0,05-2 mg/kgBB/hari(11) 1 4
> 0,05-2 mg/kgBB/hari 2 8

Variasi dosis yang dituliskan dengan formularium yang

pada Tabel 2 berdasarkan dosis yang digunakan. Persentase penggunaan


tertera dalam formularium obat steroid yang sesuai dengan
spesialistik ilmu kesehatan anak dari formularium sebesar 68% dengan
Ikatan Dokter Anak Indonesia. jumlah masing-masing yaitu
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan deksametason 16%, budesonid 48%
hasil bahwa obat steroid cenderung dan prednison 4%. Hal ini berkaitan
diberikan pada dosis yang sesuai dengan penggunaan obat steroid
dengan dosis yang tidak sesuai dapat keparahan penyakit.(11) Bi et al dalam
menimbulkan supresi adrenal, penelitiannya menyatakan bahwa
supresi pertumbuhan linear, pemberian obat steroid efektif pada
penurunan densitas tulang, Cushing’s pasien dengan CAP (Community
syndrome, hiperglikemia atau Acquired Pneumonia) parah.(12)
glukosuria.(11) Lama Pemberian Obat Steroid
Pemberian obat steroid pada Lama pemberian obat steroid adalah
dosis yang tidak sesuai dengan dosis salah satu hal yang perlu
di formularium yang digunakan juga diperhatikan pada penggunaan obat
terjadi. Total jumlah persentase obat steroid. Berikut ini adalah hasil data
steroid yang melebihi dosis dari penelitian pada lama pemberian obat
formularium adalah 32% dengan steroid yang digunakan di Rumah
jumlah masing-masing deksametason Sakit Umum Daerah dr.Soedarso
24% dan prednison 8%. Hal ini dapat Pontianak. Lama pemberian
terjadi karena dosis pada bayi dan dituliskan pada Tabel 3 berikut ini.
anak disesuaikan dengan derajat

Tabel 3. Lama Pemberian Obat Pasien Pneumonia


Nama Obat Lama Pemberian Jumlah Pasien Persentase (%)
Obat Steroid Tunggal
1. Deksametason ≤ 5 hari 7 31,82
> 5 hari 2 9,09
2. Budesonid ≤ 5 hari 5 22,73
> 5 hari 4 18,18
3. Prednison ≤ 5 hari 1 4,55
> 5 hari 0 0
Obat Steroid Kombinasi
1. Deksametason + ≤ 5 hari 1 4,55
Budesonid
> 5 hari 0 0
2. Prednison + ≤ 5 hari 2 9,09
Budesonid
> 5 hari 0 0
Total ≤ 5 hari 16 72,73
> 5 hari 6 27,27

Berdasarkan Tabel 3 dapat yang menyatakan bahwa pemberian

dilihat bahwa lama penggunaan obat obat steroid dengan lama

steroid cenderung selama ≤ 5 hari penggunaan lebih dari 5 hari efektif

dengan persentase sebesar 72,73%. untuk CAP berat.(12) Penelitian

Hal ini berkaitan dengan banyaknya lainnya yang dilakukan oleh Arditya

efek samping akibat penggunaan dkk juga menyatakan bahwa setelah

jangka panjang steroid secara terus pemberian terapi steroid pada pasien

menerus baik yang digunakan secara pneumonia menunjukkan perbaikan

oral maupun intravena. Banyak efek sesak pada hari ke-6. Steroid

merugikan yang dapat terjadi dari berpengaruh terhadap kondisi sesak

penggunaan kortikosteroid jangka melalui efek antiinflamasi pada

panjang, diantaranya adalah saluran nafas dengan menurunkan

osteoporosis, katarak, ganguan jumlah sel-sel inflamasi di saluran

kardiovaskular dan lain-lain.(13) napas.(14)

Tabel 3 juga menunjukkan Secara umum, pasien yang

bahwa adanya pemberian obat menerima kortikosteroid jangka

steroid dengan lama penggunaan panjang harus dipantau setidaknya

lebih dari 5 hari sebesar 27,27%. Hal setiap 6 bulan dan anak-anak

ini sejalan dengan penelitian Bi et al dibawah 2 tahun harus dipantau


setiap 3 bulan. Penilaian dasar harus
tulang. Hal ini dikarenakan efek
mencakup berat badan, tinggi badan,
samping yang mungkin dapat
tekanan darah, jumlah sel darah
ditimbulkan oleh obat steroid. (13)
lengkap, kadar glukosa kadar lipid

dan pertimbangan tes kepadatan

KESIMPULAN budesonid dan prednison dengan

persentase sebesar 66,67%. Dosis


Berdasarkan hasil penelitian
obat steroid yang cenderung
yang telah dilakukan pada 22 pasien
diberikan adalah deksametason >500
dalam kriteria inklusi di penelitian
mikrogram/kgBB sebesar 24%,
ini maka diperoleh kesimpulan
budesonid 0,25-0,5mg/ml sebesar
bahwa obat tunggal yang cenderung
48%, dan prednison >0,05-2
diberikan pada pasien adalah
mg/kgBB/hari sebesar 8%. Lama
deksametason dan budesonid dengan
pemberian obat steroid yang
persentase yang sama yaitu sebesar
cenderung diberikan adalah ≤ 5 hari
47,37%, sedangkan obat kombinasi
dengan persentase sebesar 72,73%.
yang cenderung diberikan adalah

DAFTAR PUSTAKA 3. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Riset Kesehatan Dasar
1. Dahlan Z, Soemantri SE. Ilmu Tahun 2018. Jakarta: Badan
Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3. Penelitian dan Pengembangan
Jakarta: Fakultas Kedokteran UI; Kesehatan, Kementarian
2001. Kesehatan Republik Indonesia;
2018.
2. Zar HJ, Mahdi SA, Aston SJ,
Gordon SB. Pneumonia in low
and middle income countries.
Thorax. 2013;68(11):1052–6. 4. Kementerian Kesehatan Republik
doi: 10.1136/thoraxjnl-2013- Indonesia. Riset Kesehatan Dasar
204247. Tahun 2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementarian
Kesehatan Republik Indonesia;
2013 10. Buku Pedoman Keterampilan
Klinis. Teknik Injeksi dan
5. Bradley JS, et al. The Fungsi. Surakarta: Fakultas
management of community- Kedokteran Universitas Sebelas
acquired pneumonia in infants Maret; 2019.
and children older than 3 months
of age: Clinical practice 11. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
guidelines by the pediatric Formularium Spesialistik Ilmu
infectious diseases society and Kesehatan Anak. Indonesia;
the infectious diseases society of 2013.
America. Pediatric Community
Pneumonia Guidelines. 12. Bi J, et al. Efficacy and Savety of
2011;53(7):e25– e76. doi: Adjunctive Corticosteroids
10.1093/cid/cir531. Therapy for Severe Community-
Acquired Pneumonia in Adults:
6. Ariani F, Liu K, Jing Z, Qu J. An Updated Systematic Review
Glucocorticosteroid in treatment and Meta-Analysis.
of severe pneumonia. Hindawi. Corticosteroids and Severe
2013: e865635. Community-Acquired
Pneumonia. 2016; 4-15.
7. Liu D, et al. A practical guide to
the monitoring and management 13. Rosen CM. Corticosteroids.
of the complications of systemic Pediatrics in Review. 2019;
corticosteroid therapy. Allergy, 40(10): 546-548.
Asthma & Clinical Immunology.
2013; 9 (30). 14. Ardyati S, Kurniawan NU,
Darmawan E. Pengaruh
Pemberian Steroid sebagai Terapi
8. Lowry AW, Bhakta KY, Nag Tambahan terhadap Rata-Rata
PK. Texas children’s hospital Lama Pasien Dirawat di Rumah
buku saku pediatri dan Sakit dan Tanda Klinis pada
neonatologi: Alih bahasa Anak dengan Pneumonia. Jurnal
Mahendera LI. Jakarta: EGC; Farmasi Klinik Indonesia. 2017;
2014. 6 (3): 181-189.
9. Nugroho AE. Obat-obat Penting
dalam Pembelajaran Ilmu
Farmasi dan Dunia Kesehatan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
2012.

Anda mungkin juga menyukai