Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nisa Purnama

NIM : 2107318
Matkul : Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Studi : PIAUD
Dosen Pengampu : Astri Nur Islamy, M.Pd
Ujian Tengah Semester (UTS)

Nama : Delisa Fitriani

Usia : 5 Tahun

Saya melakukan pengamatan pada salah satu siswa di RA A-mu’minin kecamatan


parungponteng, anak tersebut bernama Delisa Fitriani usianya 5 Tahun. Perkembangan
bahasa pada Delisa. Perkembangan bahasa delisa berkembang sesuai harapan.

Standar Pendidikan Anak Usia Dini menyebutkan tentang standar tingkat pencapaian
perkembangan bahasa anak usia 4-5 tahun yang meliputi penerimaan bahasa, pengungkapan
bahasa, dan 15 keaksaraan. Tahap menerima bahasa ini meliputi :

a. Menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau bahasa lainnya)


Delisa sudah sering dan terbiasa menyimak perkataan orang lain, Contohnya ketika dia
di Sekolah delisa sudah terbisa menyimak perkataan guru ketika guru sedang menjelaskan
sesuatu seperti sedang menjelaskan kegiatan bermain, aturan main, dsb.
b. mengerti dua perintah yang diberikan secara bersamaan
Delisa sudah mengerti ketika ia diberi dua perintah bersamaan oleh guru, contohnya
ketika ia diperintahkan berlari ke suatu tempat sambil membawa sesuatu contohnya pada
kegiatan bermain diluar kelas, delisa sudah bisa menerima perintah bernyanyi sambil
menggoyangkan badan ketika kegiatan bernyanyi.
c. memahami cerita yang dibacakan
Ketika dalam kegiatan bercerita, guru menceritakan sebuah cerita anak. Delisa sudah
memahami cerita dan isi cerita ketika guru mecritakan cerita tersebut, karena delisa sudah
memahami tentang cerita tersebut dia sudah bisa bertanya tentang apa yang ingin dia
tanyakan pada isi cerita tersebut.
d. mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat (pelit, nakal, baik hati, berani, baik,
jelek, dsb)
Delisa sudah mengenal pembendaharaan kata mengenai sifat, contohnya ketika ada
temannya yang sedang bermain mengganggu temannya yang lain delisa sudah bisa
mengungkapkan kalimat “Delisa tidak nakal bu guru, Roby yag nakal ‼.” Ketika ada
kegiatan puncak tema berenang ibu guru bertanya siapa yang takut untuk berenang, delisa
menjawab “Delisa berani bu guru”
e. mendengar dan membedakan bunyi-bunyian dalam Bahasa Indonesia (contoh, bunyi dan
ucapan harus sama). Tahap mengungkapkan bahasa ini meliputi
1) mengulang kalimat sederhana, delisa sudah bisa mengulang-ngulang kalimat sederhana
Namun masih sebagian, delisa masih mengalami kesulitan dalam artikulasi saat
berbicara dan kebingungan mengulang kalimat sederhana contohnya, “Terima kasih bu
guru, .”
2) bertanya dengan kalimat yang benar, Delisa sudah bisa bertanya dengan kalimat yang
benar. Contohnya, saat guru bercerita delisa menanyakan sesuatu dengan kalimat “Bu
guru ayam itu suka bertelur, delisa suka telur.”
3) Menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan, Contohnya ketika guru menanyakan
pertanyaan hari, “Anak-anak ibu tanya, sekarang hari apa ?” Delisa sudah bisa
mejawab “Hari selasa bu.”
4) mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati,
berani, jelek, dsb, contohnya ketika ada mainan yang rusak dia berkata kepada guru
“Ibu ini mainannya jelek”, ketika ada temannya yang sedang bermain mengganggu
temannya yang lain delisa sudah bisa mengungkapkan kalimat “Roby kamu nakal ‼.”
Ketika ada kegiatan puncak tema berenang ibu guru bertanya siapa yang takut untuk
berenang, delisa menjawab “Tidak bu guru, delisa berani.”
5) menyebutkan kata-kata yang dikenal, Contohnya kata baik, sakit, libur, pulang. Delisa
sering menyebutkan kata-kata yang dikenalnya seperti “Bu guru sudah waktunya
pulang belum ?”, dan “Teman-teman kata bu guru besok libur sekolah.”
6) mengutarakan pendapat kepada orang lain, Contohnya ketika melakukan kegiatan
mewarnai. Ketika ada temannya yang mewarnai pohon dengan warna biru, delisa
memberikan pendapat bahwa pohon itu harusnya warna hijau.
7) menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan, Ketika ada
rekreasi/piknik sekolah ke kolam renang, delisa menyatakan alasan
ketidaksetujuannya. “Bu besok kita pergi ke kolam renang ya ? delisa tidak ikut karena
delisa bosan berenang, delisa sudah sering pergi ke kolam renang dengan ibu delisa.”
8) menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah di dengar, Contohnya ketika dia
melihat ayam dia langsung teringat dengan cerita tentang ayam yang diceritakan ibu
guru “ini ayam yang ibu guru ceritakan dibuku cerita.”
9) berpartisipasi dalam percakapan, ketika delisa mendengar ibu guru sedang
merencanakan akan pergi ke suatu tempat contohnya pantai, delisa senantiasa
berfartisifasi dengan mengatakan “ibu delisa ikut.”
Pada usia 4 tahun, perkembangan bahasa anak meledak. Perbendaharaan kata
mereka mencakup sekitar 4.000 sampai 6.000 kata, dan mereka banyak berbicara
dalam kalimat lima sampai enam kata. Anak usia empat tahun kadangkadang mereka
berusaha mengkomunikasikan lebih daripada yang mampu dilakukan perbendaharaan
kata bagi mereka dan memperluas kata-kata untuk 16 menciptakan makna baru (Snow,
Burns, & Griffin, 1998). Anak usia ini belajar kosakata sangat banyak sehingga
kekeliruan seperti pemakaian salah kata dan salah menamakan benda merupakan
kekeliruan umum bagi anak. Seringkali katakata berbunyi sama bisa bertukar arti.
Bercakap-cakap merupakan kegiatan favorit anak-anak usia empat tahun.
Pada usia 5 tahun kemampuan bahasa terus berkembang, dan perbendaharaan
kata-kata mereka meluas sampai 5.000 ke 8.000 kata. Jumlah kata dalam kalimat
bertambah dan struktur kalimat menjadi lebih rumit. Anak usia lima tahun mulai
mengurangi pemakaian perluasan peraturan atas kata kerja dan bentuk jamak,
seringkali mengoreksi kekeliruan mereka sendiri. Mereka juga mampu menggunakan
kata ganti orang dengan benar. Anak-anak usia lima tahun menjadi semakin pintar
dalam kemampuan mereka mengkomunikasikan gagasan dan perasaan mereka dengan
kata-kata (Ninio & Snow dalam Carol Seefeldt, 2008 : 76).
Anak usia lima tahun juga senang berbicara. Mereka belajar kebiasaan
bercakap-cakap dan agak jarang memotong percakapan, belajar antri, dan
mendengarkan orang lain yang sedang bicara. Pada usia ini, anak-anak senang
menggunakan bahasa untuk memeragakan permainan dan cerita.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia 4-5 tahun mengalami
perkembangan bahasa secara pesat. Mereka mengumpulkan beribu kosakata dan
menggunakan bahasa sebagai mekanisme utama dalam menyampaikan pikiran,
perasaan dan gagasan mereka kepada orang lain. Struktur kalimat yang mereka
gunakan pun lebih rumit dan kalimat yang mereka ucapkan sudah dimengerti dengan
baik oleh orang lain.

Analisa yang saya lakukan dengan teori perkembangan bahasa anak saya memilih Teori
Kognitif Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang
terpisah, melainkah salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan
kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka perkembangan bahasa harus berlandas pada
perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urut-urutan
perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa.

Piaget menegaskan bahwa stuktur yang kompleks dari bahasa bukanlah sesuatu yang
diberikan oleh alam, dan bukan pula sesuatu yang dipelajari dari lingkungan. Struktur bahasa
itu timbul sebagai akibat dari interaksi yang terus menerus antara tingkat fungsi kognitif anak
dengan lingkungan kenahsaannya (juga lingkungan yang lain). Para ahli kognitif
berpendapat bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa fator seperti peran aktif anak
terhadap lingkungan, cara anak memproses suatu informasi, dan menyimpulkan struktur
bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/teori-perkembangan-bahasa-anak.html

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK A DI TK KRISTEN


NGORESANSURAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 Oleh : CLARA DEWI LARASATI

Anda mungkin juga menyukai