yang akan diambil, mengacu pada pendapat Slovin (Umar, 2005) dengan taraf
signifikan sebesar 10% sesuai dengan rumus:
Rumus Slovin n =
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : taraf signifikan
Sesuai dengan rumus diatas, maka dapat dihitung dari populasi yang ada.
Berikut ini merupakan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin :
n =
n = 55
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa sampel yang akan
dijadikan responden dalam penelitian ini yaitu 55 orang yang diperoleh dari
kelompok tani “Tani Jaya”. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
cara ordinal yaitu dengan mengatur elemen-elemen populasi dari atas ke bawah
dengan memberikan nomor urut kemudian mengambil nomor ganjil dan ketika
jumlah sampel sudah terpenuhi maka dapat dihentikan.
masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product
moment, sebagai berikut :
√ √
Keterangan :
r = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari
n = Banyaknya koresponden
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = Jumlah kuadrat masing-masing X
∑Y2 = Jumlah kuadrat masing-masing Y
Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor
item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item.
Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan
item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang
ingin diungkap. Pengujian menggunakan uji dua pihak dengan taraf signifikansi
0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r tabel (uji dua pihak dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan
valid).
b. Jika r hitung < r tabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
2. Uji Reliabilitas
Menurut Simamora (2002), reliabilitas adalah tingkat kehandalan kuisioner.
Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila digunakan secara berulang-
ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama (konsisten).
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil
pengukuran yang konsisten. Penelitian ini merupakan reliabilitas internal yaitu
25
menganalisis data yang berasal dari satu kali pengujian instrumen dan karena
menggunakan skala, maka untuk mengukur reliabilitas digunakan teknik Alpha
Cronbach. Uji reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan reliability
analysis dengan teknik Alpha Cronbach yang mempunyai rumus sebagai berikut:
[ ][ ]
Keterangan :
α = Koefisien reliabilitas instrumen Alpha Cronbach
n = Jumlah butir pertanyaan
∑ = Jumlah varian butir
= Varian total
Penelitian ini, dalam pengujian reliabilitas dan validitas dilakukan dengan
cara memasukkan butir-butir hasil jawaban responden untuk masing-masing
atribut kedalam perhitungan reliability analysis program SPSS. Hasil dari uji
reliabilitas antara masing-masing butir pertanyaan kuisioner yang diperoleh
adalah nilai Cronbach’s Alpha, yang kemudian disesuaikan dengan koefisien
reliabilitas. Menurut Arikunto (1993), bahwa apabila koefisien reliabilitas lebih
kecil dari angka 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel dan apabila lebih besar dari
angka 0,6 maka dinyatakan reliabel.
Keterangan :
n = jumlah responden
26
Keterangan :
MISi = Nilai Mean Importance Score ke-i
= Jumlah total nilai Mean Importance Score
p = jumlah atribut kepentingan produk
i = atribut kepentingan ke-p
c. Menghitung Weight Score (WS) atau Skor tertimbang. Bobot ini merupakan
perkalian antara Weight Factors (WF) dengan rata-rata tingkat kinerja (Mean
Satisfaction Score = MSS)
WSi = WFi x MSSi
Keterangan :
WFi = Weight Factors ke-i (dimana i = 1,2,3, ..., n)
MSSi = Mean Satisfaction Score ke-i (dimana i = 1,2,3, ..., n)
d. Menentukan besarnya nilai Costumer Satisfaction Index (CSI) atau Indeks
Kepuasan Pelanggan (IKP)
Keterangan :
= total dari Weight Scores (WS)
p = atribut kepentingan produk
HS = skala maksimum yang digunakan (skala 5)
Pada umumnya, apabila nilai CSI diatas 50% dapat dikatakan bahwa
konsumen dikatakan puas dan apabila nilai CSI dibawah 50% maka konsumen
dikatakan belum puas. Pada penelitian ini, tingkat kepuasan petani akan dibagi
menjadi lima krieria masing-masing terdapat nominal yang menjelaskan indikator
kepuasan antara tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas, sangat puas. Nominal
27
yang ditunjukkan mulai dari 0 sampai dengan 100%. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kriteria Nilai Consumer Satisfaction Index (CSI)
Nilai CSI Kriteria CSI
0% - 34,99% Tidak puas
35% - 50,99% Kurang puas
51% - 65,99% Cukup puas
66% - 80,99% Puas
81% - 100% Sangat puas
Sumber : Ihsani (2005)
Keterangan :
Tki = Tingkat kesesuaian atribut ke-i (dimana i = 1,2,3 ... n)
Xi` = Skor penilaian tingkat kinerja
Yi = Skor penilaian tingkat kepentingan
Tahap kedua adalah menghitung rata-rata untuk setiap atribut yang
dipersepsikan oleh konsumen, dengan rumus :
̅= dan ̅ =
Keterangan :
̅ = skor rata-rata tingkat kinerja produk
̅ = skor rata-rata tingkat kepentingan terhadap produk
n = jumlah responden
Hasil perhitungan dengan menggunakan Importance Performance Analysis
(IPA) diatas dapat dibuat menjadi Diagram Cartesius, yaitu diagram yang
menunjukkan atribut-atribut mana dari produk pupuk bokashi yang telah dapat
memenuhi kepentingan konsumen (kesesuaian antara kepentingan dan kinerja).
29
Diagram ini dibagi menjadi empat bagian yang berpotongan tegak lurus pada
titik-titik ( ̿ ̿ ), pada titik perhitungan tersebut dilakukan dengan formulasi
sebagai berikut :
̅̅̅ ̅
̿= dan ̿ =
Keterangan :
̿ = skor rata-rata dari rata-rata tingkat kinerja produk seluruh atribut
̿ = skor rata-rata dari rata-rata tingkat penilaian kepentingan seluruh
atribut
K = banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen
Dengan menggunakan mean dan median atau pengukuran ranking maka
skor kepentingan dan kinerja atribut dikumpulkan dan diklasifikasikan kedalam
kategori tinggi atau rendah. Kemudian memasangkan kedua set rangking tersebut,
masing-masing atribut ditempatkan dalam salah satu dari empat kuadran
kepentingan kinerja. Skor mean kinerja dan kepentingan digunakan sebagai
koordinat untuk memplotkan atribut-atribut kualitas produk. Selanjutnya setiap
tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dalam diagram kartesius yang
ditunjukkan pada Gambar.
Kepentingan 𝑌̅
Kuadran A Kuadran B
Prioritas Utama Pertahankan Prestasi
𝑌̿
Kuadran C Kuadran D
Prioritas Rendah Berlebihan
𝑋 Kinerja 𝑋̅
Gambar 3. Diagram Kartesius (Supranto, 2011)
Pembagian Diagram Kartesius menjadi empat bagian, yaitu :
a. Prioritas Utama (A), menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap
mempengaruhi kepuasan konsumen, termasuk unsur-unsur produk yang
dianggap sangat penting, namun kenyataannya belum sesuai dengan harapan
30