Anda di halaman 1dari 10

21

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Pendekatan Penelitian


Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan
diatas, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Alasan
penulis menggunakan pendekatan kuantitatif sesuai dengan pendapat Hamidi
(2004) dikutip oleh Sinambela (2014), tentang sifat umum penelitan kuantitatif
antara lain : penelitian kuantitatif ini berangkat dari konsep dan teori kepuasan
konsumen, pengumpulan data menggunakan kuisioner yang dilakukan dengan
wawancara, menggunakan sampel yaitu simple random sampling, sajian data
dalam bentuk angka atau tabel, analisis data dilakukan dengan menggunakan
perhitungan statistik yaitu menggunakan metode analisis CSI dan IPA dan
penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil analisis CSI dan IPA.

4.2 Penentuan Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian


Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu di
Desa Papar, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Pemilihan lokasi penelitian
tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut terdapat
kelompok tani “ Tani Jaya” yang menggunakan pupuk organik (bokashi) pada
tanaman jagungnya. Penggunaan pupuk tersebut terbukti memberikan dampak
positif pada peningkatan produksi petani jagung di Kecamatan Papar, termasuk
Desa Papar. Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu bulan terhitung
mulai bulan Juni hingga Juli 2017.

4.3 Teknik Penentuan Sampel


Pada penelitian ini populasi yang dipilih adalah petani jagung yang
tergabung dalam kelompok tani yaitu “Tani Jaya” yang merupakan gabungan dari
petani di Dusun Bulurejo dan Dusun Jenggotan, Desa Papar, Kecamatan Papar,
Kabupaten Kediri. Metode penentuan responden dalam penelitian ini
menggunakan teknik simple random sampling. Populasi dari kelompok tani “Tani
Jaya” yang terdapat di lokasi penelitian yaitu sebanyak 124 orang. Ukuran sampel
22

yang akan diambil, mengacu pada pendapat Slovin (Umar, 2005) dengan taraf
signifikan sebesar 10% sesuai dengan rumus:
Rumus Slovin n =

Keterangan :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi
e : taraf signifikan
Sesuai dengan rumus diatas, maka dapat dihitung dari populasi yang ada.
Berikut ini merupakan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin :

n =

n = 55
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa sampel yang akan
dijadikan responden dalam penelitian ini yaitu 55 orang yang diperoleh dari
kelompok tani “Tani Jaya”. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
cara ordinal yaitu dengan mengatur elemen-elemen populasi dari atas ke bawah
dengan memberikan nomor urut kemudian mengambil nomor ganjil dan ketika
jumlah sampel sudah terpenuhi maka dapat dihentikan.

4.4 Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer. Menurut
Sangadji dan Sopiah (2013), data primer adalah sumber data yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak memalui perantara). Metode yang dapat
digunakan dalam pengumpulan data primer pada penelitian ini adalah metode
survei dengan menggunakan wawancara. Wawancara dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan terstruktur yang telah disusun dalam bentuk
kuisioner atau tanya jawab lisan kepada petani jagung yang masih dan pernah
menggunakan pupuk bokashi sebagai responden. Pertanyaan yang akan
ditanyakan meliputi apa saja atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan petani
dalam menggunakan pupuk bokashi dan seberapa tingkat kepuasan petani dalam
menggunakan pupuk bokashi.
23

4.5 Teknik Analisis Data


4.5.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik objek
penelitian, yaitu petani jagung di Desa Papar yang akan dijadikan responden.
Analisis ini digunakan untuk menguraikan secara deskriptif perkembangan petani
jagung yang masih dan pernah menggunakan pupuk bokashi. Analisis deskriptif
dilakukan dengan menggunakan kata-kata sistematis dan akurat mengenai
keadaan sesungguhnya serta fenomena yang terjadi di daerah Desa Papar sebagai
daerah penelitian.
4.5.2 Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan
petani jagung yang menggunakan pupuk bokashi. Penelitian ini menggunakan dua
jenis analisa data yaitu Importance-Performance Analysis (IPA) digunakan untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan (Y) dan tingkat kinerja
(X) kualitas atribut-atribut yang diteliti melalui perbandingan skor kinerja dengan
skor kepentingan (Santoso, 2011) dan Customer Satisfaction Index (CSI)
digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna produk secara menyeluruh
dengan melihat tingkat kinerja dan tingkat kepentingan/harapan dari atribut-atribut
kualitas produk.
1. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data
itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang diukur (Sinambela, 2014). Dengan kata lain, uji validitas ialah suatu langkah
pengujian yang dilakukan terhadap isi (konten) dari suatu instrumen, dengan
tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam
suatu penelitian. Untuk mengetahui kevalidan dari instrument yang digunakan
dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan setiap skor
variabel jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel, kemudian
hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05 dan 0,01.
Tinggi rendahnya validitas instrumen akan menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-
24

masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product
moment, sebagai berikut :

√ √
Keterangan :
r = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari
n = Banyaknya koresponden
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = Jumlah kuadrat masing-masing X
∑Y2 = Jumlah kuadrat masing-masing Y
Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor
item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item.
Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan
item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang
ingin diungkap. Pengujian menggunakan uji dua pihak dengan taraf signifikansi
0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r tabel (uji dua pihak dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan
valid).
b. Jika r hitung < r tabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).

2. Uji Reliabilitas
Menurut Simamora (2002), reliabilitas adalah tingkat kehandalan kuisioner.
Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila digunakan secara berulang-
ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama (konsisten).
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil
pengukuran yang konsisten. Penelitian ini merupakan reliabilitas internal yaitu
25

menganalisis data yang berasal dari satu kali pengujian instrumen dan karena
menggunakan skala, maka untuk mengukur reliabilitas digunakan teknik Alpha
Cronbach. Uji reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan reliability
analysis dengan teknik Alpha Cronbach yang mempunyai rumus sebagai berikut:

[ ][ ]

Keterangan :
α = Koefisien reliabilitas instrumen Alpha Cronbach
n = Jumlah butir pertanyaan
∑ = Jumlah varian butir
= Varian total
Penelitian ini, dalam pengujian reliabilitas dan validitas dilakukan dengan
cara memasukkan butir-butir hasil jawaban responden untuk masing-masing
atribut kedalam perhitungan reliability analysis program SPSS. Hasil dari uji
reliabilitas antara masing-masing butir pertanyaan kuisioner yang diperoleh
adalah nilai Cronbach’s Alpha, yang kemudian disesuaikan dengan koefisien
reliabilitas. Menurut Arikunto (1993), bahwa apabila koefisien reliabilitas lebih
kecil dari angka 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel dan apabila lebih besar dari
angka 0,6 maka dinyatakan reliabel.

3. Customer Satisfcation Index (CSI)


Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pengguna produk secara menyeluruh dengan melihat tingkat kinerja dan
tingkat kepentingan/harapan dari atribut-atribut kualitas produk. Menurut
Aritonang (2005), untuk mengetahui besarnya nilai CSI, maka langkah-langkah
yang dilakukan yaitu :
a. Menentukan Mean Importance Score (MIS) dan Mean Satisfaction Score
(MSS). Nilai ini diperoleh dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan nilai rata-
rata kinerja tiap responden.

Keterangan :
n = jumlah responden
26

Yi = nilai kepentingan atribut produk ke-i (dimana i = 1,2,3, ...., n)


Xi = nilai kinerja atribut produk ke-i (dimana i = 1,2,3, .... n)
b. Menghitung Weight Factors (WF) atau faktor tertimbang, bobot ini
merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut.

Keterangan :
MISi = Nilai Mean Importance Score ke-i
= Jumlah total nilai Mean Importance Score
p = jumlah atribut kepentingan produk
i = atribut kepentingan ke-p
c. Menghitung Weight Score (WS) atau Skor tertimbang. Bobot ini merupakan
perkalian antara Weight Factors (WF) dengan rata-rata tingkat kinerja (Mean
Satisfaction Score = MSS)
WSi = WFi x MSSi
Keterangan :
WFi = Weight Factors ke-i (dimana i = 1,2,3, ..., n)
MSSi = Mean Satisfaction Score ke-i (dimana i = 1,2,3, ..., n)
d. Menentukan besarnya nilai Costumer Satisfaction Index (CSI) atau Indeks
Kepuasan Pelanggan (IKP)

Keterangan :
= total dari Weight Scores (WS)
p = atribut kepentingan produk
HS = skala maksimum yang digunakan (skala 5)
Pada umumnya, apabila nilai CSI diatas 50% dapat dikatakan bahwa
konsumen dikatakan puas dan apabila nilai CSI dibawah 50% maka konsumen
dikatakan belum puas. Pada penelitian ini, tingkat kepuasan petani akan dibagi
menjadi lima krieria masing-masing terdapat nominal yang menjelaskan indikator
kepuasan antara tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas, sangat puas. Nominal
27

yang ditunjukkan mulai dari 0 sampai dengan 100%. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kriteria Nilai Consumer Satisfaction Index (CSI)
Nilai CSI Kriteria CSI
0% - 34,99% Tidak puas
35% - 50,99% Kurang puas
51% - 65,99% Cukup puas
66% - 80,99% Puas
81% - 100% Sangat puas
Sumber : Ihsani (2005)

4. Importance and Performance Analysis (IPA)


Pada penelitian ini, Importance and Performance Analysis (IPA) digunakan
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan (Y) dan tingkat
kinerja (X) kualitas atribut-atribut yang diteliti melalui perbandingan skor kinerja
dengan skor kepentingan (Santoso, 2011). Pada penelitian ini menggunakan skala
5 tingkat (Skala Likert) dengan 10 atribut yaitu kemampuan mempercepat
pertumbuhan tanaman, kemampuan meningkatkan produksi tanaman, kemampuan
menekan serangan hama dan penyakit tanaman, kemampuan memperbaiki
struktur tanah, kemudahan pengaplikasian, ramah lingkungan, tingkat kematangan
pupuk, kemudahan dalam memperoleh pupuk, harga pupuk dan daya tahan pupuk.
Langkah-langkah didalam analisis data dengan menggunakan metode Importance
and Performance Analysis dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembobotan Tingkat Kepentingan (Importance)
Dalam penelitian ini digunakan skala lima tingkat yang terdiri dari sangat
penting, penting, cukup penting, tidak penting, dan sangat tidak penting. Kelima
penilaian tersebut diberi bobot sebagai berikut :
1) Jawaban sangat penting diberi bobot 5
2) Jawaban penting diberi bobot 4
3) Jawaban cukup penting diberi bobot 3
4) Jawaban tidak penting diberi bobot 2
5) Jawaban sangat tidak penting diberi bobot 1
28

b. Pembobotan Tingkat Kinerja (Performance)


Dalam pembobotan tingkat kinerja digunakan skala lima tingkat yang terdiri
dari sangat sesuai, sesuai, cukup sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai.
Kelima tingkat tersebut diberi bobot sebagai berikut :
1) Jawaban sangat sesuai diberi skor 5
2) Jawaban sesuai diberi skor 4
3) Jawaban cukup sesuai diberi skor 3
4) Jawaban kurang sesuai diberi skor 2
5) Jawaban tidak sesuai diberi skor 1
c. Menghitung Tingkat Kesesuaian
Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja dengan skor
kepentingan. Tingkat kesesuaian ini yang akan menentukan urutan prioritas
peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Menurut
Supranto (2011), adapun rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat
kesesuaian masing-masing atribut adalah :

Keterangan :
Tki = Tingkat kesesuaian atribut ke-i (dimana i = 1,2,3 ... n)
Xi` = Skor penilaian tingkat kinerja
Yi = Skor penilaian tingkat kepentingan
Tahap kedua adalah menghitung rata-rata untuk setiap atribut yang
dipersepsikan oleh konsumen, dengan rumus :
̅= dan ̅ =

Keterangan :
̅ = skor rata-rata tingkat kinerja produk
̅ = skor rata-rata tingkat kepentingan terhadap produk
n = jumlah responden
Hasil perhitungan dengan menggunakan Importance Performance Analysis
(IPA) diatas dapat dibuat menjadi Diagram Cartesius, yaitu diagram yang
menunjukkan atribut-atribut mana dari produk pupuk bokashi yang telah dapat
memenuhi kepentingan konsumen (kesesuaian antara kepentingan dan kinerja).
29

Diagram ini dibagi menjadi empat bagian yang berpotongan tegak lurus pada
titik-titik ( ̿ ̿ ), pada titik perhitungan tersebut dilakukan dengan formulasi
sebagai berikut :
̅̅̅ ̅
̿= dan ̿ =

Keterangan :
̿ = skor rata-rata dari rata-rata tingkat kinerja produk seluruh atribut
̿ = skor rata-rata dari rata-rata tingkat penilaian kepentingan seluruh
atribut
K = banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen
Dengan menggunakan mean dan median atau pengukuran ranking maka
skor kepentingan dan kinerja atribut dikumpulkan dan diklasifikasikan kedalam
kategori tinggi atau rendah. Kemudian memasangkan kedua set rangking tersebut,
masing-masing atribut ditempatkan dalam salah satu dari empat kuadran
kepentingan kinerja. Skor mean kinerja dan kepentingan digunakan sebagai
koordinat untuk memplotkan atribut-atribut kualitas produk. Selanjutnya setiap
tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dalam diagram kartesius yang
ditunjukkan pada Gambar.
Kepentingan 𝑌̅

Kuadran A Kuadran B
Prioritas Utama Pertahankan Prestasi

𝑌̿

Kuadran C Kuadran D
Prioritas Rendah Berlebihan

𝑋 Kinerja 𝑋̅
Gambar 3. Diagram Kartesius (Supranto, 2011)
Pembagian Diagram Kartesius menjadi empat bagian, yaitu :
a. Prioritas Utama (A), menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap
mempengaruhi kepuasan konsumen, termasuk unsur-unsur produk yang
dianggap sangat penting, namun kenyataannya belum sesuai dengan harapan
30

pengguna. Atribut-atribut yang masuk kuadran ini harus segera ditingkatkan


kinerjanya.
b. Pertahankan Prestasi (B), menunjukkan atribut-atribut yang memiliki tingkat
kepentingan relatif tinggi dengan tingkat kepuasan yang relatif tinggi pula.
Atribut yang masuk dalam kuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang
bagi kepuasan pengguna, sehinga harus tetap dipertahankan karena semua
atribut ini menjadikan produk atau jasa tersebut unggul di mata pengguna.
c. Prioritas Rendah (C), menunjukkan atribut-atribut dengan tingkat
kepentingan yang relatif rendah dan kenyataan kinerjanya tidak terlalu
istimewa dengan tingkat kepuasan yang relatif rendah. Item yang masuk
kuadran ini memberikan pengaruh sangat kecil terhadap manfaat yang
dirasakan oleh pengguna.
d. Berlebihan (D), menunjukkan atribut-atribut dengan kepentingan yang relatif
rendah dan dirasakan oleh pengguna terlalu berlebihan dengan tingkat
kepuasan yang relatif tinggi (Rangkuti, 2006).

Anda mungkin juga menyukai