Anda di halaman 1dari 3

Nama : M.

Hidayatul Ihsan

Kelas : 20A1A

NIM : BA20001

RESESI

Ap aitu Resesi ?

Resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi di


mana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk
Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan
ekonomi riil bernilainegatif selama dua kuartal berturut-turut.

Faktor Penyebab Resesi ?

faktor-faktor apa saja yang menyebabkan resesi ekonomi pada suatu negara :

1. Inflasi

Inflasi merupakan proses meningkatnya harga secara terus-menerus.


Inflasi sesungguhnya bukan hal yang buruk, namun inflasi yang berlebihan
masuk ke dalam kategoriberbahaya sebab akan membawa dampak resesi.

2. Deflasi Berlebihan

Deflasi dapat memberikan dampak yang lebih buruk. Deflasi merupakan


kondisi saat harga turun dari waktu ke waktu dan yang menyebabkan upah
menyusut, kemudian menekan harga. Deflasi sendiri lebih berdampak kepada
para pemilik usaha (penyedia barang maupun jasa).

3. Gelembung Aset

Banyaknya investor yang panik biasanya akan segera menjual sahamnya


yang kemudian memicu resesi. Hal ini disebut juga sebagai “kegembiraan
irasional”. Kegembiraan ini menggembungkan pasar saham dan real estate.
Hingga akhirnya gelembung tersebut pecah dan terjadilah panic selling dapat
menghancurkan pasar yang kemudian menjadi penyebab resesi.

4. Guncangan Ekonomi yang mendadak


Guncangan ekonomi yang mendadak dapat memicu resesi serta
berbagai masalah ekonomi yang serius. Mulai dari tumpukan hutang yang
secara individu maupun perusahaan.

5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Berkembangnya teknologi juga menyumbang faktor terjadinya resesi.


Sebagai contoh pada abad ke-19, terjadi gelombang peningkatan teknologi
hemat tenaga kerja. Revolusi yang dinamakan juga revolusi Industri ini
kemudian membuat seluruh profesi menjadi usang, dan memicu resesi. Saat ini
beberapa ekonom khawatir bahwa Artificial Intelligence (AI) dan robot akan
menyebabkan resesi lantaran banyak pekerja kehilangan mata pencahariannya.

6. Indikator suatu negara mengalami Resesi

Krisis ekonomi Uni Eropa di tahun 2008-2009 sempat mengakibatkan 17


negara di kawasan tersebut memasuki masa resesi, seperti pada Perancis,
Spanyol, Irlandia, Yunani, Portugal, Republik Siprus, dan Italia. Pada tahun 2010,
kelesuan ekonomi melanda Thailand. Negara yang dikenal dengan julukan
Negeri Gajah Putih ini kemudian mengalami penurunan ekonomi yang negatif
selama dua kuartal berturut-turut karena produk domestik brutonya yang terus
menerus merosot.

7. Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi

Tingginya produksi yang tidak dibarengi dengan konsumsi akan berakibat pada
penumpukan stok persediaan barang. Namun rendahnya konsumsi sementara
kebutuhan kian tinggi akan mendorong terjadinya impor. Hal ini kemudian akan
berakibat pada penurunan laba perusahaan sehingga berpengaruh pada lemahnya
pasar modal.

8. Pertumbuhan Ekonomi Merosot selama Dua Kuartal Berturut-turut

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikasi yang digunakan dalam


menentukan baik tidaknya kondisi ekonomi suatu negara. Jika pertumbuhan
ekonomi mengalami kenaikan maka negara tersebut masih dalam kondisi
ekonomi yang kuat begitu pula sebaliknya. Bruto, sebagai acuan produk. Jika
produk domestik bruto mengalami penurunan maka dapat dipastikan bahwa
pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan mengalami resesi.

9. Nilai Impor Lebih Besar dari Ekspor

Negara yang tidak dapat memproduksi kebutuhannya sendiri kemudian


mengimpor dari negara lain. Sebaliknya, negara yang memiliki kelebihan
produksi dapat mengekspor kenegara yang membutuhkan komoditas tersebut.
Sayangnya nilai impor yang lebih besar darinilai ekspor dapat berdampak pada
perekonomian yaitu defisitnya anggaran negara.

10. Tingkat Pengangguran Tinggi


Tenaga kerja sebagai salah satu faktor yang berperan penting dalam
penggerak perekonomian. Jika suatu negara tidak mampu menciptakan
lapangan kerja yang berkualitas bagi para tenaga kerja lokal, maka tingkat
pengangguran meningkat.
Apa sih Dampaknya ?
1. Perlambatan ekonomi akan membuat sektor riil menahan kapasitas
produksinya sehingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sering terjadi
bahkan beberapaperusahaan mungkin menutup dan tidak lagi beroperasi.
2. Kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan sehingga investor
cenderung menempatkan dananya pada bentuk investasi yang aman.
3. Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli
masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan
fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai