Dosen pengampu :
Drg. Raditya Nugroho, Sp.KG
Konservasi Gigi 1
Disusun oleh :
Despiana Nursyifa K. 221611101001 Gilang Kartika G. H. 221611101013
Rizka Maya Silvia 221611101002 Ratna Indah Cahyani 221611101014
Kurnia Nada Y. S. 221611101003 Arini Tri Jayanti 221611101015
Sausan Armaneta M. 221611101004 Alya Yamuna Azhari 221611101016
Ratna Widyawati 221611101005 Mustika Sugiarti 221611101017
Sigiq Elan Utami 221611101006 Dwiki Tugas I. N. 221611101018
Nadia Alfiana Uba 221611101007 Hilmi Achmad W. 221611101019
Syafika Nuring F. 221611101008 Ayu Widiastutik 221611101020
Monica Tri Untari 221611101009 Dhea Kartika Suradi 221611101021
Refina Dikta E. 221611101010 Regia Pramesti A. S. 221611101022
Elsha Amirotul L. 221611101011 Annisa Agustin M. 221611101023
Rina Nanda Prasasti 221611101012 Rana Salsabila S. 221611101024
(a) (b)
Gambar 7 : Outline form premolar satu (a) dan premolar dua (b) RB
Panjang rata-rata gigi premolar pertama rahang bawah 21,9 mm, sedangkan
untuk panjang gigi premolar kedua rahang bawah memiliki panjang rata-
rata 22,3 mm. Keduanya memiliki bentuk outline yang sama yaitu
berbentuk oval dalam arah bukal lingual, namun terkadang dapat berbentuk
bulat.
d. Molar
(a) (b)
Gambar 8 : Outline form molar satu (a) dan molar dua (b) RB
Akses molar mandibula lebih trapesium dengan alasnya pada mesial dan
puncaknya pada distal. Molar biasanya memiliki dua akar dengan dua
saluran akar pada akar mesial dan satu pada akar distal.
2. CAVITY ENTRANCE
Cavity entrance yang dibuat harus tegak dan bersih dari atap pulpa sehingga
didapat lapang pandang yang baik menuju ruang pulpa dan orifice. Orifice
adalah lubang akses ke dalam saluran akar yang terletak pada dasar ruang pulpa
yang perlu diperhatikan letak dan jumlahnya.
a. Lakukan preparasi cavity entrance sesuai dengan gambaran outline yang
telah dibuat dengan endo access bur atau round diamond bur mulai dari fossa
(cekungan) oklusal sampai mengenai dentin dan menembus ruang pulpa
pada sudut tegak lurus dengan email
b. Kemudian dilanjutkan dengan fissure diamond bur diarahkan sesuai outline
preparasi hingga atap pulpa hilang/bersih (Gambar 2)
c. Lakukan pembukaan berbentuk corong ke oklusal agar diperoleh bukaan
langsung pada saluran akar untuk menghilangkan atap pulpa dan tanduk
pulpa dari arah dalam ke luar mengikuti anatomi internal
d. Jalan masuk langsung diuji dengan menempatkan ujung lurus eksplorer
endodontik ke dalam orifice saluran (Gambar 3)
e. Irigasi kamar pulpa dengan NaOCl menggunakan syringe untuk
membersihkan sisa-sisa organis, kemudian keringkan dengan cotton pellet
1. Outline Form
Outline form merupakan proyeksi dari ruang pulpa menuju ke
permukaan gigi baik di bagian lingual dan palatal (pada gigi anterior) dan
bagian oklusal (pada gigi posterior). Outline form harus dibuat dengan tepat
baik bentuk dan lokasinya agar orifice dan saluran akar mudah ditemukan,
dan tidak membuang terlalu banyak jaringan. Untuk mendapatkan bentuk
yang benar, maka dalam membuat outline form haruslah mengetahui
anatomi ruang pulpa. Ada tiga faktor tentang kamar pulpa saat membuat
outline form yang harus diketahui untuk mendapatkan cavity entrance yang
baik, yaitu:
a. Ukuran kamar pulpa
Pada gigi permanen muda, kamar pulpa berukuran lebih besar dan
tanduk pulpanya lebih dekat terhadap tepi insisal. Hal ini menyebabkan
outline form yang dibuat lebih meluas agar atap dan tanduk pulpa juga
terambil seluruhnya. Selain itu, cavity entrance pada gigi ini juga harus
cukup luas karena tahapan preparasi saluran akarnya nanti juga akan
membutuhkan instrumen preparasi dan bahan pengisi yang lebih besar.
Sedangkan outline form gigi permanen dewasa baik bentuk dan
ukurannya tidak meluas karena ada kemungkinan ruang pulpanya sudah
mengalami penyempitan akibat reaksi terhadap adanya iritan (karies,
penyakit pulpa) atau proses degeneratif.
Gambar : Teknik preparasi step back menghasilkan preparasi apikal kecil dan
membesar ke arah koronal dengan panjang kerja yang dikurangi 1 mm
berturut-turut untuk menghasilkan bentuk yang lancip/taper (Sumber: Garg,
N. and Garg, A., 2014. Textbook of endodontics Ed. 3. Jaypee Brothers
Medical Publishers).
6. Masukkan file yang lebih besar ke bagian koronal saluran akar dan
siapkan (Gbr. 7). Selanjutnya masukkan file dengan ukuran yang lebih
kecil secara progresif lebih dalam ke saluran akar secara berurutan dan
siapkan bagian apikal saluran akar (Gbr. 8 dan 9).
4. BAHAN IRIGASI
Macam Larutan Irigasi Terdapat dua macam larutan irigasi yang digunakan
di kedokteran gigi, yaitu non-bactericidal irrigants dan bactericidal irrigants.
Non-bactericidal irrigants merupakan larutan irigasi yang tidak memiliki efek
antibakteri. Contoh dari non-bactericidal irrigants yaitu Saline, larutan anestesi
lokal, dan air destilasi. Sedangkan bactericidal irrigants merupakan larutan
irigasi yang memiliki efek antibakteri (Iqbal, 2012:154). Contoh dari bactericidal
irrigants yang sering digunakan dikedokteran gigi yaitu Sodium hipoklorit
(NaOCl), Klorheksidin (CHX), Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA), dan
Mixture of tetracycline, an acid, and detergent (MTAD) (Tanumihardja,
2010:109).
a. Sodium hipoklorit (NaOCl) (Konsentrasi 0,5%- 5,2% ada juga yang 6%)
NaOCl adalah agensia pereduksi berupa larutan jernih berwarna seperti
warna Jerami dengan pH > 11 (Mulyawati, 2011:206). Konsentrasi yang
efektif yaitu pada 5,2% namun NaOCl konsentrasi 2,5% adalah yang paling
sering digunakan karena menurunkan potensi toksisitas namun tetap
mempertahankan kemampuannya untuk melarutkan jaringan lunak dan
aktifitas antibakteri serta mencegah terjadinya efek kausatik jika terjadi
ekstrusi. Saat menggunakan konsentrasi NaOCl yang rendah,
direkomendasikan untuk meningkatkan volume dan waktu eksposurnya
(Grossman 2021:301).
NaOCl di dalam air menunjukan reaksi keseimbangan dinamis seperti
yang ditunjukan oleh reaksi berikut:
a) Gejala Pasien
● Jika pasien datang dengan sensitivitas pada perkusi, hal ini menunjukkan
peradangan pada ruang ligamen periodontal, kanal tidak boleh diobturasi
sebelum peradangan mereda.
● Dalam kasus pulpitis ireversibel, obturasi dapat diselesaikan dalam sekali
kunjungan jika sumber nyeri utama, yaitu pulpa telah diangkat.
● Secara umum jika pasien menunjukkan gejala yang parah dan diagnosisnya
adalah periodontitits apikal atau abses simtomatik (akut), obturasi
dikontraindikasikan (Torabinejad dkk., 2015).
1. Guttap-point yang sudah dicobakan dan dilakukan foto trial diberi tanda
sesuai panjang kerja kemudian dimasukkan dalam alkohol.
2. Sebelum melakukan pengisian saluran akar disiapkan terlebih dahulu
pasta saluran akar. Pasta saluran akar yang digunakan pada skill lab ini
adalah seng-oksida hCKM. Caranya yaitu bubuk (seng oksida) dan
cairan (ChKM) dicampur dengan gerakan memutar sampai konsistensi
yang tepat (bila spatula semen diangkat maka pasta saluran akar juga
terangkat dan tidak terputus setinggi 1 inci).
3. Jarum lentulo diberi stopper sesuai panjang kerja dan diberi pasta
saluran akar sepanjang saluran akar saja. Jarum lentulo+pasta saluran
akar dioleskan ke dinding saluran akar (stopper tepat pada batas cusp
tertinggi).
4. Guttap point yang sudah diberi tanda dengan ballpoint sesuai dengan
panjang kerja diulasi dengan pasta (sepanjang saluran akar) dan
dimasukkan ke dalam saluran akar sampai dengan batas tanda tersebut.
Hasil pengisian ditunjukkan ke instruktur.
5. Pilih ekskavator yang dapat masuk ke ruang pulpa kemudian
dipanaskan di atas api spiritus sampai membara. Guttap-point dipotong
1-2 mm di bawah dasar ruang pulpa atau sebatas orifis dengan
ekskavator panas. Hasil pemotongan guttap ditunjukkan ke instruktur.
6. Kavitas ditutup kapas dan ditumpat sementara menggunakan fletcher
atau cavit.
B. Bahan pasta
1. Zinc Oxide dan Eugenol, tipe yang paling sering ditemui adalah N2 atau
RC2B yang merupakan derivate dari formula sargenti dan mengandung
opaquer, oksida metalik (timah) atau klorida (merkuri), beberapa
steroid, plasticizer, paraformaldehid, dan bahan lainnya.
2. Plastis, sealer resin-based seperti AH26 dan diaket, dapat digunakan
sebagai bahan obturasi tunggal, namun bahan ini mempunyai kerugian
yang sama seperti Zinc Oxide Eugenol yang menjadikan bahan ini tidak
popular digunakan.
3. Sealer terbagi menjadi 7, yaitu; berbahan dasar pelarut, berbahan dasar
ZnOE, berbahan dasar ionomer kaca, berbahan dasar resin, kalsium
hidroksida, silicon, & mineral Trioxide-Aggregate.
Deshpande, PM. 2015. Comprehensive review on recent root canal filling materials
and techniques – An update. International Journal of Applied Dental
Sciences. Vol.1(5): 30-34
Garg, N., and A. Garg. 2010. Textbook of Endodontics. 2nd Edition. Jaypee
Brothers Medical Publishers: New Dehli.
Grossman L.I., 2014. Ilmu Endodontik Dalam Praktek, Alih Bahasa Abyono R.,
Edisi II, EGC, Jakarta.
Ingle, J.L., dan Bakland, L.K. 2019. Endodontic. 7th ed. Philadelphia: Lea dan
Febiger.
Kambaya, P. P., Jumiati, Masyhudi. 2021. Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol
Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) sebagai Kandidat Bahan
Medikamen Saluran Akar Gigi terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus
secara In Vitro. Mulawarman Dental Journal. 1(1): 1-9.
Kusuma, A. R. P. 2016. Pengaruh lama aplikasi dan jenis bahan pencampur serbuk
kalsium hidroksida terhadap kekerasan mikro dentin saluran akar. ODONTO:
Dental Journal. 3(1): 48-54.
Tarigan R., 2013, Perawatan Pulpa Gigi (Endodontik), Widya Medika, Jakarta.
Walton E.R. dan Torabinejad M. 2009, Obturasi Saluran Akar, Prinsip dan Praktik
Ilmu Endodonsia, Alih Bahasa Narlan S., dkk Edisi Kedua, EGC, Jakarta