PENDAHULUAN
1
2
3
4
atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas yang dirasakan ini dapat membuat kita
susah makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit ini biasanya
juga banyak mengeluarkan air liur. Biasanya sariawan ini akan sembuh dengan
sendirinya adalam waktu empat sampai 20 hari. Bila penyakit ini belum sembuh sampai
waktu 20 hari maka penderita harus diperiksa lebih lanjut untuk menentukan apakah ada
sel kankernya” (Agung, 2013:01).
2.4 Gambaran Klinis Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)
“Gambaran klinis SAR penting untuk diketahui karena tidak ada metode diagnosa
laboratorium yang spesifik yang dapat diandalkan untuk menegakkan diagnosa SAR.
SAR diawali gejala prodormal yang dilukiskan/ digambarkan sebagai rasa sakit, rasa
terbakar atau tertusuk-tusuk 24-48 jam sebelum terjadi ulser. Ulser ini menyakitkan,
berbatas jelas, dangkal, bulat atau oval, tertutup selaput pseudomembran kuning keabu-
abuan, dan dikelilingi pinggiran yang eritematus dan dapat bertahan untuk beberapa hari
atau bulan. SAR dibagi menjadi 4 tahap yaitu premonitori, pre-ulseratif, ulseratif dan
penyembuhan.
1. Tahap premonitori, terjadi pada pada 24 jam pertama perkembangan lesi SAR.
Pada waktu prodromal, pasien akan merasakan sensasi mulut terbakar pada
tempat dimana lesi akan muncul. Secara mikroskopis sel-sel mononuklear akan
menginfeksi epitelium, dan edema akan mulai berkembang.
2. Tahap pre-ulserasi, terjadi pada 18-72 jam pertama perkembangan lesi SAR.
Pada tahap ini, makula dan papula akan berkembang dengan tepi eritematous.
Intensitas rasa nyeri akan meningkat sewaktu tahap preulserasi ini.
3. Tahap ulseratif, akan berlanjut selama beberapa hari hingga 2 minggu. Pada
tahap ini papula-papula akan berulserasi dan ulser itu akan diselaputi oleh
lapisan fibromembranous yang akan diikuti oleh intensitas nyeri yang
berkurang.
4. Tahap penyembuhan, terjadi pada hari ke-4 hingga 35. Ulser tersebut akan
ditutupi oleh epitelium. Penyembuhan luka terjadi dan selalu tidak
meninggalkan jaringan parut dimana lesi SAR pernah muncul. Oleh karena itu,
semua lesi SAR menyembuh dan lesi baru berkembang”
(https://farmasisberbagi.wordpress.com, 2013:02).
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, berikut kesimpulan yang dapat diambil.
1. Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) atau yang biasa disebut sariawan adalah
peradangan yang terjadi pada daerah mulut yang disebabkan karena adanya
bakteri, virus, dan jamur.
2. Penyakit merupakan penyakit yang ringan dan bukan merupakan penyakit yang
menular.
3. Berdasarkan gambaran klinisnya tipe pada SAR ada 3 yaitu, tipe minor, tipe
mayor, tipe herpetiformis.
4. SAR dapat dicegah dengan cara selalu menjaga kebersihan dan kesehatan mulut.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat ditarik saran berikut ini.
1. Untuk semua usia jagalah selalu kebersihan dan kesehatan mulut agar terhindar
dari sariawan.
2. Perhatikan konsumsi kebutuhan vitamin C.
3. Selalu lengkapi makanan tiap hari dengan sayuran dan buah-buahan.
4. Segera obati bila terjadi sariawan.
DAFTAR RUJUKAN
Suling, P; dkk. 2015. Stomatitis Aftosa Rekuren pada Mahasiswa. Manado: Program
Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Scully. 2006. Stomatitis Aftosa Rekuren di Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Manado:
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi.
Hasyyati, A. 2014. Makalah Mikrobiologi Penyebab Terjadinya Sromatitis (Sariawan).
Aceh: Poltekkes Aceh.
Samiadi, L. 2016. Pengertian Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR), (https://hellosehat.com)
diakses 24 Oktober 2016.
Agung, D. 2013. Stomatitis. (http://destaagung.blogspot.co.id) diakses 24 Oktober 2016.
https://farmasisberbagi.wordpress.com. 2016. Sariawan.
https://farmasisberbagi.wordpress.com diakses 25 Oktober 2016.
id.portalgaruda.org. 2016. Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR),
(http://id.portalgaruda.org/), diakses 24 Oktober 2016.
8
9
LAMPIRAN