Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU halaman 1 dari 2

CARA PEMBUATAN PROSEDUR OPERASIONAL Nomor :


BAKU
BAGIAN SEKSI Tanggal berlaku :
PT DERONA JAYA ABADI

Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti nomor :

Tanggal :
Nama Nama Nama
Tanggal : Tanggal : Tanggal :

1. TUJUAN
Menetapkan suatu bentuk standar untuk penulisan “PROSEDUR OPERASIONAL
BAKU” (POB) dan cara merevisinya.

2. PROSEDUR
2.1. POB hendaknya ditulis dengan kalimat aktif dan sesingkat mungkin dengan kata
yang jelas dan tegas.

2.2. POB hendaknya memuat hal-hal sebagai berikut:


2.2.1. Pengantar yang berisi antara lain nomor dan tanggal diterbitkannya POB,
atau nomor pengganti POB lama, judul, nomor halaman, penyusunan, bagian
yang menyetujui, seksi dan tanggal revisi POB.
2.2.2. Keterangan mengenai tujuan POB.
2.2.3. Paragraf standar yang dimaksudkan untuk menekankan pada pemakai
dokumen tersebut bahwa mereka bertanggung jawab untuk memahami
isinya dan memberitahukan setiap masalah yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan antara lain: setiap kesalahan atau hal yang tidak konsisten yang
terdapat dalam POB.
Contoh:
Bila dalam POB ada yang tidak dimengerti atau tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang tertulis, segera beritahukan kepada
supervisor.
2.2.4. Instruksi yang jelas dan tepat tentang cara melakukan kegiatan yang
dimaksud.

2.3. Dalam beberapa hal ada baiknya untuk menyebutkan penanggung jawab atas
prosedur tertentu dalam suatu kolom terpisah di bagian kanan pada teks
dokumen. Hal ini memungkinkan pemberian tanggung jawab lebih spesifik dari
yang tersebut di dalam pengantar umum.

2.4. Daftar distribusi POB

3. PENOMORAN
3.1. Contoh Penomoran POB
100 – 199 : Bagian Umum
200 – 299 : Bagian Pengemasan
300 – 399 : Bagian Pengolahan
400 – 499 : Bagian Teknik dan Perawatan
500 - 599 : Bagian Pengawasan Mutu
600 – 699 : Bagian Gudang
Penentuan untuk bagian–bagian ini dapat dilakukan oleh manajer yang
bersangkutan.
Penomoran POB ini dapat juga menggunakan singkatan huruf sebagaimana
tercantum dalam Contoh POB Penomoran Dokumen
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU halaman 2 dari 2
CARA PEMBUATAN PROSEDUR OPERASIONAL Nomor :
BAKU
BAGIAN SEKSI Tanggal berlaku :
PT DERONA JAYA ABADI

Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti nomor :

Tanggal :
Nama Nama Nama
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU halaman 3 dari 2
CARA PEMBUATAN PROSEDUR OPERASIONAL Nomor :
BAKU
BAGIAN SEKSI Tanggal berlaku :
PT DERONA JAYA ABADI

Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti nomor :

Tanggal :
Nama Nama Nama
Tanggal : Tanggal : Tanggal :

3.2. Setiap kali diadakan revisi, pada nomor POB diberi nomor tambahan yang
menunjukkan nomor revisi. Jadi suatu POB revisi yang berikutnya menjadi
nomor:
699.02 dan seterusnya.

4. PENERBITAN DAN DISTRIBUSI


4.1. Setiap akan diterbitkan atau diperbaharui, suatu POB terlebih dahulu harus
dibicarakan dengan bagian yang bersangkutan.
4.2. Salinan POB baru atau yang diperbaharui hendaknya diserahkan ke Bagian
Pengawasan Mutu jika ada hubungannya dengan mutu.
4.3. Rancangan POB hendaknya diedarkan kepada semua pihak yang berkepentingan
untuk diberi komentar dan saran.
4.4. Setelah mendapatkan persetujuan akhir, POB didistribusikan kepada semua pihak
yang berkepentingan dan dokumen asli disimpan dalam suatu arsip khusus yang
bersangkutan.
4.5. Jika diperlukan, satu salinan POB ditempatkan di dekat peralatan agar dapat
digunakan sebagai rujukan. Hal ini juga harus dicatat pada daftar distribusi. POB
hendaknya dilaminasi dengan plastik untuk perlindungan.
4.6. Salinan dari POB hendaknya dicetak pada kertas yang berwarna agar mudah
dikenal dan untuk mengetahui adanya salinan yang tidak disahkan.
4.7. Jika suatu POB merupakan POB yang diperbaharui, maka manajer yang
bersangkutan menarik kembali semua dokumen lama dan dimusnahkan.
4.8. Dokumen induk dari setiap POB yang telah diperbaharui, disimpan dalam arsip
khusus di bagian yang bersangkutan

5. PENINJAUAN KEMBALI
5.1. Setiap POB hendaknya ditinjau kembali secara berkala.
5.2. Jika tidak diperlukan perubahan, maka manajer bersangkutan harus membubuhkan
paraf dan tanggal pada Dokumen Induk sebagai tanda tidak diperlukan tindakan
lebih lanjut.
5.3. Jika diperlukan suatu perubahan, maka seluruh POB hendaknya ditulis ulang dan
diberi nomor revisi yang baru. Tidak dibenarkan untuk merubah hanya 1 (satu)
halaman atau 1 (satu) bagian saja.

Anda mungkin juga menyukai