Tanggal :
Nama Nama Nama
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
1. TUJUAN
Menetapkan suatu bentuk standar untuk penulisan “PROSEDUR OPERASIONAL
BAKU” (POB) dan cara merevisinya.
2. PROSEDUR
2.1. POB hendaknya ditulis dengan kalimat aktif dan sesingkat mungkin dengan kata
yang jelas dan tegas.
2.3. Dalam beberapa hal ada baiknya untuk menyebutkan penanggung jawab atas
prosedur tertentu dalam suatu kolom terpisah di bagian kanan pada teks
dokumen. Hal ini memungkinkan pemberian tanggung jawab lebih spesifik dari
yang tersebut di dalam pengantar umum.
3. PENOMORAN
3.1. Contoh Penomoran POB
100 – 199 : Bagian Umum
200 – 299 : Bagian Pengemasan
300 – 399 : Bagian Pengolahan
400 – 499 : Bagian Teknik dan Perawatan
500 - 599 : Bagian Pengawasan Mutu
600 – 699 : Bagian Gudang
Penentuan untuk bagian–bagian ini dapat dilakukan oleh manajer yang
bersangkutan.
Penomoran POB ini dapat juga menggunakan singkatan huruf sebagaimana
tercantum dalam Contoh POB Penomoran Dokumen
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU halaman 2 dari 2
CARA PEMBUATAN PROSEDUR OPERASIONAL Nomor :
BAKU
BAGIAN SEKSI Tanggal berlaku :
PT DERONA JAYA ABADI
Tanggal :
Nama Nama Nama
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU halaman 3 dari 2
CARA PEMBUATAN PROSEDUR OPERASIONAL Nomor :
BAKU
BAGIAN SEKSI Tanggal berlaku :
PT DERONA JAYA ABADI
Tanggal :
Nama Nama Nama
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
3.2. Setiap kali diadakan revisi, pada nomor POB diberi nomor tambahan yang
menunjukkan nomor revisi. Jadi suatu POB revisi yang berikutnya menjadi
nomor:
699.02 dan seterusnya.
5. PENINJAUAN KEMBALI
5.1. Setiap POB hendaknya ditinjau kembali secara berkala.
5.2. Jika tidak diperlukan perubahan, maka manajer bersangkutan harus membubuhkan
paraf dan tanggal pada Dokumen Induk sebagai tanda tidak diperlukan tindakan
lebih lanjut.
5.3. Jika diperlukan suatu perubahan, maka seluruh POB hendaknya ditulis ulang dan
diberi nomor revisi yang baru. Tidak dibenarkan untuk merubah hanya 1 (satu)
halaman atau 1 (satu) bagian saja.