DM 2
DM 2
Oleh :
NURMIATI, S.Kep
20.04.029
Disusun Oleh :
NURMIATI, S.Kep
20.04.029
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
MAKASSAR”
berbagai pihak yang sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini
dengan berbesar hati penulis ingin mengucapkan terimah kasih kepada yang
terhormat :
2. Dr. Ns. Makkasau, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
i
3. Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep selaku Ketua program studi Profesi Ners
selama ini.
4. Hj. Andi Annas SKM., M.Si selaku pembimbing institusi yang telah
9. Bapak Ansar Sempo dan Minnung selaku orang tua saya yang telah
v
11. Teman-teman mahasiswa profesi Ners angkatan 2020 yang tidak bisa
penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
masukan yang berupa saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
akan sangat membantu. Semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi kita
Nurmiati S.Kep
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................x
DAFTRA GAMBAR...............................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN..........................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................6
C. Manfaat penulisan.......................................................................7
D. Sistematika penulisan.................................................................8
A. TINJAUAN TEORI......................................................................10
1. Konsep Lansia......................................................................10
a) Pengertian Lansia..........................................................10
v
b) Batasan Umur Lanjut Usia.............................................11
d) Faktor Risiko..................................................................19
e) Konsekuensi Fungsional................................................21
d) Patofisiologi....................................................................32
e) Pathway..........................................................................37
f) Penatalaksanaan...........................................................38
a) Pengkajian Keperawatan...............................................46
b) Diagnosa Keperawatan..................................................67
d) Implementasi..................................................................80
e) Evaluasi..........................................................................80
B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian............................................................................81
2. Klasifikasi data......................................................................101
3. Analisa data..........................................................................102
v
4. Diagnosa Keperawatan........................................................105
5. Perencanaan........................................................................106
A. Pengkajian.....................................................................................131
B. Riwayat Keluhan...........................................................................132
C. Pemeriksaan Fisik.........................................................................134
D. Diagnosa.......................................................................................135
E. Perencanaan (Intervensi)..............................................................137
F. Pelaksanaan (Implementasi)........................................................138
G. Evaluasi.........................................................................................1340
A. Kesimpulan....................................................................................141
B. Saran.............................................................................................143
Daftar Pustaka
Lampiran
i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Komposisi Tubuh Pada Dewasa & Lansia ... 13
x
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
ADA American Diabetes Association
ADL Activity of Daily Living
BB Berat Badan
BAB Buang Air Besar
BAK Buang Air Kecil
BPR Berat Badan Normal
B/D Berhubungan Dengan
CMC Compos Mentis Cooperative
DM Diabetes Melitus
DMTI Diabetes Mellitus Tergantung Insulin
DMTTI Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin
FFA Free Fatt Acid
GCS Glasgow Coma Scale
GDP Gula Darah Puasa
GDS Gulah Darah Sewaktu
IDF International Diabetes Federation
IDDM Insulin Dependen Diabetes Melittus
IMT Indeks Massa Tubuh
JVP Jugularis Venous Pressure
Kemenkes Kementrian Kesehatan
KH Kriteria Hasil
Mis Misalnya
MMSE Mini Mental State Exam
NIDDM Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
RR Respirasi
SDKI Standar Diagnose Keperawatan Indonesia
SIKI Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
SLKI Standar Luaran Keperawatan Indonesia
SPMSQ Short Portable Mental Status Questionaire
TB Tinggi Badan
TD Tekanan Darah
TTV Tanda Tanda Vital
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gangguan kerja dari insulin, atau keduanya (Hanifah, Basuki, & Faizi,
menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang
menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus
insulin secara efektif (Nugroho, 2012). Pada organ tubuh lansia akan
1
2
terjadi komplikasi lanjut, setelah itu akan terjadi pada semua organ
oleh faktor genetik, usia, obesitas dan aktifitas fisik kemudian dengan
Marwanti, & Arifianto, 2019). Meurut Priyono & bettiza, 2010; American
2020).
dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia
mencapai 578 juta ditahun 2030 dan 700 juta ditahun 2045. Negara di
penduduk umur 20-79 tahun pada berbagai negara di dunia yang telah
darah meningkat dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun
(Kemenkes, 2020).
29.530 kasus baru, 84.870 kasus lama dengan 1364 kematian (Sul-
sepanjang tahun 2016 (Sul-Sel 2016 dalam Safitri, Sudarman, & Nur
2021).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
penatalaksanaan medic.
tipe 1)
C. Manfaat Penulisan
1. Bagia Akademik
melitus tipe 1
3. Bagi Pasien
4. Bagi Penulis
D. Sistematika Penulisan
di lingkungan Adiyaksa 9
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan
selanjutnya.
3. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
A. Tinjauan Teori
1. Lansia
10
1
2006).
kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat
2016) :
sampai 59 tahun
tahun ke atas.
(Abdurrahman , 2017)
1
2019) :
a. Komposisi tubuh
Massa mineral 6% 5%
sendiri.
autoimmune.
d. Sistem pencernaan
1) Dampak emosional:
berbicara
2) Dampak sistemik
b) Penyakit kardiovaskular
c) Dampak fungsional
e) Gangguan mengunyah
gizi.
lansia.
1
lebih sedikit.
1) Tulang
2) Otot
3) Sendi
mobilitas sendi.
4) Ekstrpgen
pengeroposan tulang.
a) Gaya hidup
b) Obesitas
c) Hipertensi
d) Dislipidemia
f) Merokok
2009).
b) Umur
fisiologis tubuh.
sebesar 3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih
2010).
hiperglikemia,
2. Diabetes mellitus
2.1 Definisi
(Marzel, 2021).
lanjut, setelah itu akan terjadi pada semua organ tubuh dan
yaitu:
tiga jenis sel utama yaitu sel alfa, beta dan delta yang satu
somatostatin.
a. Fisiologi Prankreas
bentuk nya :
duodenum.
lumbalis pertama
1) Pulau Langerhans
sel-alfa, sel beta dan sel delta. Sel beta mencakup kira kira
aliran darah. Sel alfa yang mencakup kira kira 25% dari
2) Hormon Insulin
Insulin terdiri dari dua rantai asam amino satu sama lain
3) Glukagon
kekurangan insulin.
2.3 Etiologi
2019).
1) Faktor genetik
imun lainnya
2) Faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
pancreas.
3
kerja insulin.
masa kanak-kanak.
di atas 65 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
2.4 Patofisiologi
Bare,2015).
insulin, proses ini akan terjadi tampa hambatan dan lebih lanjut
(Varena, 2019).
Gambar 2.4
PATHWAY Obesitas, gaya
Genetic
hidup, Usia, Riwayat
keluarga DM, Pola
makan
Insufisien
si Resistensi Insulin
DM Tipe I DM Tipe II
Penggunaan
Glukosa Otot Pankreas
Glukosa dan hati berhenti
Intrase memproduksi
Produksi Glukosa hati Insulin
Pembentuk
an ATP Hiperglikemia
terganggu
Lemah Glukosuria
Komplikasi
Mikrovaskul
Intoleran Keseimbangan kalori Diuresis
si osmotik
Retinopa
Aktivitas/ ti,
kelemah Neftropa
Polidipsi
polifagia dan ti,
poliuria
Parastesia,
Resiko berat Sesibilitas
badan Nyeri, Suhu
lebih/Obesit menurun
as
Nyeri akut
& Resiko
Infeksi
3
2.5 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
1) Diet
angiopati diabetic
keadaan penderita
dihindari
3
dengan rumus :
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
𝐵𝑃𝑅 = X 100%
𝑇𝐵 (𝑐𝑚) − 100
Keterangan :
2) Olahraga
penderita DM adalah :
oksigen
lipoprotein
glikogen baru
lebih baik
3) Edukasi / penyuluhan
mengenai diabetes
4
4) Pemberian obat-obatan
luka.
tanda vital
b. Penatalaksanaan medis
2019).
(Varena, 2019)
a) Sulfonilurea
(Varena, 2019).
4
d) Thiazolidinediones thiazolidinediones
3.1 Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
DM
1) Pola persepsi
2001).
3) Pola eliminasi
gangguan.
6) Kongnitif persepsi
gangguan penglihatan.
esteem)
5
8) Peran hubungan
pergaulan.
9) Seksualitas
10)Koping toleransi
11)Nilai kepercayaan
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
somnolen, coma
3) GCS : E4 : V5 : M6
5) Antropometri
a) Tinggi Badan :
c) Pemeriksaan kulit
2 cmH2.
sirkulasi.
g) Pemeriksaan abdomen
i) Pemeriksaan musculoskeletal
merasa kesemutan
5
j) Pemeriksaan ekstremitas
k) Pemeriksaan neurologi
(CMC)
1) Fungsional Bartel
Tabel 2.2
Fungsional bartel
No Jenis ADL Kategori Skor
1 = perlu bantuan
2 = mandiri
orang lain
1 = mandiri
(Grooming) 1 = mandiri
4 Berpakaian 0 = tergantung
(Dressing) 1 = sebagian
5
dibantu
2 = mandiri
dapat mengatur)
1 = BAK kadang-
kadang (sekali/24
jam)
2 = terkontrol penuh
1 = kadang
inkontinensia (sekali
seminggu)
2 = terkontrol penuh
7 Penggunaan 0 = tergantung
1 = perlu bantuan
tetapi dapat
5
melakukan sesuatu
sendiri
2 = mandiri
(2 orang)
2 = dapat duduk
dengan sedikit
3 = mandiri
9 Mobilitas 0 = tidak
bergerak/tidak
mampu
1 = mandiri dengan
kursi
2 = berjalan dengan
bantuan 3 = mandiri
1 = perlu bantuan
2 = mandiri
Interpretasi Hasil :
20 : Mandiri
5
12 - 19 : Ketergantungan Ringan
9 – 11 : Ketergantungan Sedang
5 – 8 : Ketergantungan Berat
0 – 4 : Ketergantungan
Tabel 2.3
Short Portable Mental Status Questionnaire
Benar Salah No Pertanyaan
sebelumnya?
menuru
5
Interpretasi:
Tabel 2.4
Mini mental state exam
Apek Nilai Nilai
No Kriteria
Kongnitif Mak Klien
1 Oriemtasi 5 Menyebutkan
dengan benar
a. Tahun
b. Musim
c. Tanggal
d. Hari
e. Bulan
2 Orientasi 5 Dimana
berada?
Negara
5
Provinsi
Kabupaten
Sebutkan 3
nama objek
(kursi, meja,
kertas)
kemudian
ditanyakan
kepada klien,
menjawab
a. Kursi
b. Meja
c. Kertas
kemudian
dikurangi 7
sampai 5
tingkat a. 100,
untuk
menyebutkan
2:
a. Kursi
b. Meja
c. Kertas
5 Bahasa 9 Menanyakan
kepada klien
tentang benda
(sambil
menunjuk
benda tersebut)
a. Jendela
b. Jam
dinding
Meminta klien
untuk
mengulangi
kata berikut
6
dan, atau,
tetapi”
Klien
menjawab -,
dan, atau,
tetapi
Minta klien
untuk
mengikuti
perintah
berikut yang
terdiri dari 3
langkah
Ambil ballpoint
di tangan
anda, ambil
kertas, menulis
a. Ambil bolpen
b. Ambil kertas
6
c. –
Perintahkan
berikut (bila
aktivitas sesuai
perintah nilai 1
point) “tutup
mata anda”
a. Klien
menutup
mata
Perintahkan
menulis atau
kalimat dan
menyalin
gambar
Total 30
Skor:
Nilai 24 – 30 : Normal
Tabel 2.5
Pengkajian resiko jatuh
No Resiko Skala Hasil
menghentak, berayun)
tegak
demensia)
4 Nokturia/Inkontinen 3
pasien yang
mengalamidelirium/Acute
confusional state)
pasien yang
mengalamidelirium/Acute
confusional state)
narkotik, sedative,
antipsikotik,laksatif, vasodilator,
hipoglikemik,antidepresan,
neuroleptic, NSAID)
terakhir
9 Osteoporosis 1
penglihatan
Jumlah
Tingkat risiko
rendah
tinggi
6
terakhir.
Tabel 2.6
Pengkajian skala depresi
No Pertanyaan Ya Tidak Skor
kehidupan anda?
meninggalkan banyak
/kesenangan anda
merasa bosan?
saat?
yang baru?
mempunyai banyak
kebanyakan orang?
menyenangkan?
penuh semangat?
ada harapan?
Total Skor
jawaban pasientersebut.
gangguan depresi
masih beresiko.
(D.0056)
mellitus) (D.0142)
darah (D.0143)
Tabel 2.7
Rencana Keperawatan
Kolaborasi : Kolaborasi
Edukasi: Edukasi
pemicu nyeri
dalam
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
1. Kolaborasi dengan dokter
analgetik
tentang analgetik yang
pasien kedepannya
Edukasi Edukasi
aktivitas individu
penyakit kronis selama 2 x 24 jam infeksi lokal dan sistematik dan gejala infeksi lokal
perubahan jam diharapkan kognitif atau fisik klien permasalahn yang akan
Kolaborasi : Kolaborasi
dijangkau
membaik ini
3. Identifikasi kebiasaan pola
2. Indeks masa 3. Untuk mengetahui
makan saat ini dan masa
7
Terapeutik : Terapeutik
materi
tertulis
Edukasi
dilarang dilarang
3.4 Implementasi
2011).
3.5 Evaluasi
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
1.1 IDENTITAS
Nama : Ny. J
Usia : 67 Tahun
Agama : Islam
Genogram
Gambar 2.5
Genogram
70 64
76 80
67
76 68 64 60 55 71
36 32 26
29 23
Keterangan
= Laki-laki = Pasien
= Perempuan = Meninggal
= Serumah
a. TTV
2) Kesadaran : Composmentis
3) Suhu : 36,50C
4) Nadi : 98 x/i
5) TD : 160/90 mmHg
6) RR : 22x/i.
7) TB :155 Cm
8) BB : 67 Kg
b. Kebersihan Perorangan
1) Rambut :
tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
benjolan
2) Mata :
3) Hidung :
sekret
4) Mulut :
5) Telinga :
kiri dan kanan, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak
6) Leher :
7) Dada :
8) Kebersihan lingkungan :
a. Fungsi Biologis
5) ADL :
Tabel 2.8
Pengkajian ADL
untuk memotong
dll
2 = mandiri
2 Mandi 0 = tergantung 1
1 = mandiri
diri 1 = mandiri
(Grooming)
8
4 Berpakaian 0 = tergantung 2
(Dressing) 1 = sebagian
dibantu
2 = mandiri
dapat mengatur)
1 = BAK kadang-
kadang (sekali/24
jam)
2 = terkontrol
hari)
(Bladder) 1 = kadang
inkontinensia
(sekali seminggu)
2 = terkontrol
penuh
8
7 Penggunaan 0 = tergantung 1
1 = perlu bantuan
tetapi dapat
melakukan
sesuatu sendiri
2 = mandiri
duduk) (2 orang)
2 = dapat duduk
dengan sedikit
3 = mandiri
9 Mobilitas 0 = tidak 3
bergerak/tidak
mampu
1 = mandiri
dengan kursi
2 = berjalan
dengan bantuan 3
= mandiri
8
2 = mandiri
ringan
7) Risiko jatuh
Tabel 2.9
Pengkajian Resiko jatuh
1 Posisi Duduk
lengan
menggunakan lengan
8
pertama)
tidak stabil)
bantu/pegangan
5 Keseimbangan berdiri
pegangan sesuatu)
Mulai terjatuh 0
mengendalikan diri
(berputar)
9 Duduk ke kursi
TOTAL 11
dukungan
Kaki kanan :
Kaki kiri :
Kaki kanan :
Kaki kiri:
kanan
12 Kesimetrisan langkah
tidak sama
sama
langkah (langkahbehentilangkah)
Langkah terus- 1
menerus/berkesinambungan
koridor
alat bantu
bantu
9
meregangkan tangan
16 Sikap berjalan
TOTAL SKOR 12
sedang
b. Fungsi Psikososial
Tabel 2.10
Pengkajian skala depresi
kehidupan anda?
9
meninggalkan banyak
/kesenangan anda
merasa bosan?
saat?
yang baru?
mempunyai banyak
kebanyakan orang?
menyenangkan?
penuh semangat?
ada harapan?
Total Skor 3
Tabel 2.11
Pengkajian Fungsi Intelektual
dirumah ini?
Jumlah 1
c. Fungsi Sosial
membantu
e. Fungsi Fisik
pembengkakan
kelainan kulit
tidur
c. Terapi Medikasi
Tabel 2.12
Terapi medis
2. Klasifikasi data
Tabel 2.13
Klasifikasi
Data
terdiagnosa DM tipe 1 I
7. Pasien mengatakan
dokter
3. Analisa data
Tabel 2.14
Analisa Data
Masalah
Data Etiologi
keperawatan
DS : DM tipe 1
1. Pasien Ketidakstabilan
Destruksi sel beta
mengatakan kadar glukosa
pada pulau
badan sesekali darah b/d disfungsi Langerhans
mengatakan
Produksi insulin
sering merasa
turun sehingga
tubuh
kekurangan
1
3. Pasien
Glukosa tidak dapat
mengatakan
diserap oleh sel-sel
sering buang air dalam tubuh
kecil terutama
Terjadinya
dimalam hari glukoneogenesis
DO :
Glukosa menumpuk
1. Mulut pasien
dalam darah
tampak sedikit
1. Pasien
Destruksi sel beta
mengatakan berat Obesitas b/d
pada pulau
badannya kelebihan Langerhans
oleh dokter
Glukosa tidak dapat
DO :
diserap oleh sel-sel
1. IMT : 27,8 kg/m2 dalam tubuh
2. BB : 67 kg
Sel tubuh
kekurangan bahan
bakar
Peningkatan asupan
makan
Polifagia
Obesitas
Faktor risiko : Lansia
dengan
Resiko Jatuh
ketergantungan
ringan
4. Interpretasi Hasil
23 dengan resiko
jatuh sedang
4. Diagnosa keperawatan
5. Perencanaan keperawatan
Tabel 2.15
Perencanaan Keperawatan
membaik cairan
Terapeutik :
memburuk
Edukasi :
Kolaborasi :
jika perlu
1
pasien
Edukasi :
badan
1
Pemantauan Nutrisi
Observasi :
badan
Terapeutik :
Edukasi :
pemantauan
1
2. Informasikan hasil
Edukasi :
untuk berpindah
3. Anjurkan berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh
Dukungan Mobilisasi
Observasi
keluhan fisik
melakukan mobilisasi
Terapeutik
tempat tidur)
Edukasi
mobilisasi
Tabel 2.16
Implementasi dan Evaluasi
Keperawatan
A : Masalah Ketidakstabilan
teratasi
meningkat (2)
sedang (3)
P : Lanjutkan intervensi
1
(2,3,4,5,8)
hiperglikemia
cairan
oral
8. Penatalaksanaan
pemberian insulin
badan teratasi
diberikan pemantauan
sedang menurun
tidur)
memiliki pegangan
mobilisasi
yang di jelaskan
kekursi)
1
Keperawatan
darah b/d 09.05 2. Memonitor tanda dan gejala 1. Klien mengatakan sering
A : Masalah ketidakstabilan
teratasi
sedang (3)
menurun (4)
mg/dL
P : Lanjutkan intervensi
kelebihan badan S:
diberikan
menggunakan skala S:
sedang (3)
3. Keseimbangan gerakan
P : Lanjutkan intervensi
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
131
1
1 didapatkan
1. Riwayat Keluhan
(Varena, 2019).
malam hari untuk kencing dan sering merasa haus dan lapar.
mg/dl.
glukosa darah pada lansia meliputi tiga hal yaitu resistensi insulin,
2. Pemeriksaan Fisik
terdiri dari fungsi biologis, ADL, risiko jatuh serta fungsi psikososial
penunjang lainnya.
agar bisa mengetahui penurunan fungsi apa saja yang terjadi pada
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mulyanti, 2017).
2. Nyeri Akut
3. Intoleransi Aktivitas
4. Resiko jatuh
2. Obesitas
3. Risiko jatuh
1
tangan, sering terbangun pada malam hari untuk kencing dan sering
merasa haus dan lapar, serta pada pengkajian di daptkan bahwa klien
meningkatnya Asam lemak atau Free Fatty Acid (FFA) dalam sel jika
(Musthakimah, 2019)).
lanisa.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
harus jelas, dapat diukur, dan realitas. Setelah itu mendapat kriteria
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2. Obesitas
3. Resiko jatuh
kekursi)
E. EVALUASI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
141
1
agar bisa mengetahui penurunan fungsi apa saja yang terjadi pada
2. Diagnose Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
ada pada teori atau konsep tidak semua direncanakan pada kasus
pasien.
1
4. Tindakan/Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
ada pada Ny.J belum teratasi. Hal ini dibuktikan dengan evaluasi
teratasi.
B. Saran
Dieny, F. D., Rahadiyanti, A., & Widayastuti, N. (2019). Modul GIZI DAN
KESEHATAN LANISA. Yogyakarta: K-Media.
Hanifah, a., Basuki, M., & Faizi, M. (2021). Hubungan antara Kadar HBA1C
dengan Hasil Sural Radial. Aksona, 1(1), 29-33.
Hiyahiya. (2017, July 15). Askep Diabetes Mellitus Tipe 1 Lengkap. Retrieved
Februari 20, 2022, from ruangguru: https://blog-
ruangguru.blogspot.com/2017/07/askep-diabetes-mellitus-tipe-1-
lengkap.html
1
Raharjo, M. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN NY. N DENGAN DIABETES
MELITUS DI RUANG KIRANA RUMAH SAKIT TK. III DR. SOETARTO
YOGYAKARTA.
Reswan, H., Alioes, Y., & Rita, R. S. (2017). Gambaran Glukosa Darah pada
Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Jurnal
Kesehatan Andalas, 673-678.
Safitri, A., Sudarman, S., & Nur, N. H. (2021). Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas.
Pancasakti Journal of Public Health Science and Research, 1(1), 30-
38.
1
L
A
M
P
I
R
A
N
RIWAYAT HIDUP
Nurmiati, S.Kep