Anda di halaman 1dari 3

Pengertian

Titrasi

Titrasi merupakan suatu metode analisa kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar) [6].
Pada metode titrasi terdapat beberapa jenis diantaranya yaitu, titrasi asam basa, titrasi argentometri
dan titrasi kompleksometri. Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh
tertentu yang akan dianalisis3. Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan
air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton
(asam) dengan penerima proton (basa). Titik akhir titrasi yaitu titik dimana saat titrasi terjadi
perubahan warna yang konstan. Titik ekivalen terjadi pada saat terjadinya perubahan warna
indikator, memakai pH meter. Titrasi merupakan jalan yang paling sederhana untuk standarisasi,
maka penting untuk mengetahui sifat-sifat atau syarat- syarat yang diperlukan untuk bahan primer,
yaitu sangat murni, mudah dimurnikan, dan dikeringkan 9.

Pengertian

Alkalimteri

Alkalimetri merupakan metode yang berdasarkan pada reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara ion
hidrogen (berasal dari asam) dengan ion hidroksida (berasal dari basa) yang membentuk molekul air.
Karenanya alkalimetri dapat didefinisikan sebagai metode untuk menetapkan kadar asam dari suatu
bahan dengan mnggunakan larutan basa yang sesuai. Asam, menurut Arrhenius, adalah senyawa
yang jika dilarutkan dalam air terurai menjadi ion hidrogen (H+ ) dan anion, sedang basa adalah
senyawa yang jika dilarutkan dalam air terurai menjadi ion hidroksida (OH- ) dan kation. Teori ini
hanya berlaku untuk senyawa anorganik yang larut dalam air. Menurut BronsteadLowry, asam
adalah senyawa yang cenderung untuk melepaskan proton, sedangkan basa adalah senyawa yang
cenderung menangkap proton. Teori ini berlaku untuk segala macam pelarut. Sedang menurut
Lewis, asam adalah aseptor pasangan electron, sedang basa adalah donor pasangan electron.
Dengan teori ini konsep mengenai asam berubah sama sekali yaitu bahwa senyawa asam itu tidak
harus mengandung proton. Titer yang digunakan pada alkalimetri adalah NaOH atau KOH. NaOH
mempunyai keunggulan dibanding KOH dalam harga, NaOH maupun KOH mudah bereaksi dengan
CO2 membentuk garam karbonat, garam natrium karbonat lebih mudah dipisahkan dari NaOH
daripada garam kalium karbonat yang sulit dipisahkan dri KOH, hal ini akan mengganggu reaksi yang
terjadi .Sifat basa dari karbonat akan mengganggu reaksi yang terjadi pada alaklimetri, sehingga
pelarut air yang digunakan harus bebas CO2. Titer ini sebelum digunakan untuk mentitrasi sampel
harus dibakukan lebih dahulu menggunkan larutan asam baku primer. Pada penelitian ini NaOH
dibakukan dengan H2C2O4.2H2O.
Prinsip Titrasi

Prinsip Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam
basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan den gan menggunakan larutan
basa dan sebaliknya. Titrasi ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan
ekivalen (Chadijah, Siti. 2011). Ada 2 cara umum untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam
basa, yaitu :

Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat
plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi
tersebut adalah titik ekuivalen. Memakai indikator asam basa , indikator ditambahkan pada titran
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada
saat inilah titrasi kita hentikan. Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah
dengan melalui proses titrasi asidi alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena
pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.

Prinsip Alkalimetri

Metode alkalimetri sesuai dengan prinsipnya yaitu penetapan kadar asam dengan menggunakan
larutan standar basa. Minyak yang mengandung asam lemak bebas hasil hidrolisa direaksikan
dengan NaOH sebagai titran dan fenolftalein sebagai indikator [6].

Jenis – jenis titrasi asidi – alkalimetri

Titrasi asam basa dibagi menjadi lima jenis tergantung pada jenis asam dan basa

yang direaksikan, jenis asam dan basa yang direaksikan akan mempengaruhi perubahan pH yang
dapat digambarkan sebagai kurva titrasi yang dihasilkan dari plot antara pH dengan asam atau basa
yang ditambahkan. Bentuk karakteristik dari kurva yang berbeda-beda menggambarkan perbedaan
konsentrasi dan sifat kekuatan asam basanya,berikut ini merupakan jenis titrasi asam basa beserta
kurva titrasinya :

1. Asam kuat – Basa kuat

Titrasi asam kuat-basa kuat contohnya titrasi HCl dengan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:

NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l) Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil
akhir titrasi pada titik ekuvalen PH adalah netral. Pada awal titrasi perubahan nilai pH berlangsung
lambat sampai menjelang titik ekuivalen. Pada saat titik ekivalen, nilai pH meningkat secara drastis.
Untuk mengamati titik akhir titrasi dapat digunakan indikator yaitu fenolftalein (pp). Struktur
fenolftalein akan mengalami perubahan karena proton dipindahkan dari strulktur fenol dari pp
sehingga pH-nya meningkat akibatnya akan terjadi perubahan warna. (Gandjar, 2007).
2. Asam kuat - Basa lemah

Pada titrasi ini, titik akhir titrasi terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Contoh: asam asam klorida sebagai asam kuat dan larutan amonia sebagai basa lemah.dalam reaksi
ini akan terbentuk garam yang bersifat asam.

NH4OH (aq) + HCl (aq) NH4Cl (aq) + H2O Pada awal titrasi tidak semua terionisasi untuk mencari pH-
nya. Setelah titrasi berlangsung maka akan terbentuk larutan buffer disebabkan dalam larutan
sekarang terdapat NH4OH dan NH4Cl. Pada saat ini kurva titrasi berada pada daerah yang landai.
Pada saat titik ekuivalen dicapai maka dalam larutan sekarang hanya terdapat NH4Cl adalah garam.
Dalam larutan sekarang, maka akan bersifat asam disebabkan karena ion H+ terhidrolisis secara
parsial dari senyawa NH4Cl (Rohman, 2007).

3. Asam lemah – Basa kuat

Pada titrasi ini contohnya adalah aspirin dengan NaOH dimana reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:

Dalam kasus aspirin, indikator yang digunakan dibatasi hanya indikator yang terletak pada titik
infeksi pada kurva titrasi. Dengan demikian indikator pp merupakan indikator yang sesuai sementara
metil orange tidak sesuai. Untuk mengamati titik akhir titrasinya, maka pada titrasi ini digunakan
indikator fenolftalein sehingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda
(Gandjar, 2007).

Anda mungkin juga menyukai