Hukum Perusahaan
Hukum Perusahaan
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Hukum Perusahaan
Dosen: Dr. Hj.Solihah Sari Rahayu. M.H
Disusun Oleh:
Nama : Dani Ramdani
Nim : 2111007
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perusahaan Perseorangan...................................................................2
B. Persekutuan Perdata...........................................................................4
C. Firma (Fa)..........................................................................................6
D. Persekutuan Komanditer .................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan usaha yang bukan berbadan hukum yaitu : Subjek hukumnya adalah
orang-orang yang menjadi pengurusnya, jadi bukan badan hukum itu sendiri
karena ia bukanlah hukum sehingga tidak dapat menjadi subjek hukum.
Badan usaha yang tidak termasuk dalam kelompok badan hukum, yaitu :
Perusahaan Perseorangan, Firma dan CV di atur dalam kitab Undang-undang
hukum dagang (KUHD) pasal 15 sampai dengan pasal 35. Sehubungan
dengan hal tersebut diatas, pemerintah menyiapkan suatu rancangan undang-
undang yang meliputi pengaturan mengenai usaha perseorangan, persekutuan
perdata, persekutuan firma dan persekutuan komanditer.
Oleh karena itu, saya rasa sangat penting untuk mengetahui apa itu badan
usaha tidak berbadan hukum dan apa saja jenis badan usaha tidak berbadan
hukum serta perbedaan antara badan usaha bebadan hukum dengan badan
usaha tidak berbadan hukum dan mengetahui tentang keunggulan dan
kekurangannya, maka saya pun membuat makalah yang sederhana ini yang
diberi judul “Badan usaha tidak berbadan hukum”. Dengan makalah ini
hendaknya memberikan gambaran kepada para pembaca tentang badan usaha
tidak berbadan hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang dimaksud Perusahaan Dagang ?
2. Apa saja yang dimaksud Persekutuan Perdata?
3. Apa saja yang dimaksud Firma (Fa)?
4. Apa saja yang dimaksud Commanditaire Vennootschap (CV)
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui yang dimaksud Perusahaan Dagang.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud Persekutuan Perdata.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud Firma (Fa).
4. Untuk mengetahui yang dimaksud Commanditaire Vennootschap (CV).
1
2
BABA II
PEMBAHASAN
A. Perusahaan Dagang
3
b. Modal
Modal untuk jenis perusahaan ini biasanya didapatkan dari harga
pokok barang atau produk yang sudah terjual. Oleh karena itu, jika
produk tidak segera terjual, maka kemungkinan besar tidak ada modal
lagi untuk membeli produk selanjutnya atau istilahnya modal ‘mandek’
sehingga harus mencari alternatif untuk menutupi kredit maupun kas
perusahaan yang berkurang.
c. Pendapatan
Karakteristik selanjutnya yaitu pendapatan utama dari perusahaan
dagang yaitu murni hasil dari penjualan. Ini karena perusahaan tersebut
tidak perlu mempersiapkan mesin operasional dan bahan baku lain,
sehingga tidak sama dengan perusahaan manufaktur yang bisa menjadi
tambahan pendapatan terhadap perusahaan.
Maka dari itu, apabila penjualannya menurun, maka otomatis
pendapatannya pun akan berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika
penjualannya meningkat, maka keuntungan atau laba yang didapatkan
pun bisa jauh lebih besar.
Itulah mengapa penjualan merupakan hal penting yang harus terus
diupayakan oleh perusahaan agar pendapatan meningkat. Artinya,
segala manajemen penjualan harus diarahkan dengan tepat agar bisa
meningkatkan omset penjualan dan ada perputaran modal yang baik.
d. Perhitungan laba
Karakteristik lainnya dari perusahaan dagang yaitu laba atau
keuntungan didapatkan dengan cara menjual produk dengan harga
yang lebih tinggi dari harga beli. Dalam hal ini, perhitungan total laba
biasanya berupa selisih antara total hasil penjualan dengan total harga
pembelian dan biaya operasional.
4
B. Persekutuan Perdata
Persekutuan atau partnerhip adalah perserikatan perdata yang
menjalankan usaha. dalam Pasal 1618 KUH perdata, perserikatan perdata
adalah sebuah perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri
untuk memasukkan sesuatu kedalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan dan manfaat yang diperoleh.
Dijelaskan dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata disebutkan
persekutuan perdata adalah:
1. Suatu perjanjian dua orang atau lebih
2. Memasukan sesuatu
3. Bertujuan membagi keuntungan atau kemanfaatan.
1. Ciri-ciri persekutuan perdata sebagai berikut :
1. Pendirian
a. Berdasarkan perjanjian para pihak (Pasal 1320 KUH perdata)
b. Dapat dilakukan sepakat dengan para sekuta atau dengan lisan.
(Pasal 1624 KUH perdata)
c. Tiap sekutu wajib menyertakan modal dalam kas persekutuan
berupa uang, benda, atau menajemen. (Pasal 1619 KUH perdata)
2. Pembagian keuntungan
a. Sesuai dengan Modal
b. Asas keseimbangan pemasukan
3. Pengelola
Biasanya pengelolaan persekutuan dijalankan oleh pengurus
yang ditetapkan persekutuan.
4. Berakhirnya persekutuan
a. Lampaunya waktu.
b. Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang di sekutukan.
c. Kehendak dari orang seorang atau beberapa orang sekutu.
d. Salah seorang sekutu meningal dunia, dibawah pengampuan atau
dinyatakan pailit ( Pasal 1646 KUH Perdata)
e. Berdasarkan suara bulat atau kesepakatan para sekutu.
5
f. Berlakunya syarat bubar.
2. Unsur- unsur Pesekutuan perdata
1
DR. Mardani, Hukum Bisnis Syariah, (jakart : Prenadamedia group) hlm.142
6
C. Firma (Fa)
Firma berarti nama bersama, dalam bahasa belanada vennootschap onder
eene firma yang berarti nama orang atau sekutu yang digunakan menjadi nama
perusahaa. Menurut pasal 16 KUH dagang, Persekutuan firma adalah setiap
persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan
nama bersama, kongsi, kerjasama.2
Firma adalah bentuk badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang
dengan menggunakan nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama-
sama. Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya, baik
sendiri-sendiri maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada
pihak lain . Bila perusahaan mengalami kerugian maka akan ditanggung
bersama, kalau perlu dengan kekayaan pribadi mereka. Ketentuan mengenai
persekutuan perdata yang diatur dalam RUU mutatis dan mutandis berlaku
terhadap persekutuan firma, kecuali ditentukan lain dalam bab persekutuan
firma. 3
1. Ciri-ciri Khusus
Firma dalam dikatakan sebagai perusahaan persekutuan khusus,
dimana letak kekhususan tersenut terletak pada tiga unsur mutlak :
1. Menjalankan perusahaan yang merupakan syarat formal ( Pasal 16
KHU dagang )
2. Dengan nama bersama atau firma ( Pasal 16 KUH Dagang )
3. Pertanggung jawaban sekutu atau Firmayangbersifat pribadi yang
bersifat keseluruhan, yang merupakan syarata material, maksudnya
pertanggung jawaban sekutu firma tidak terbatas pada pemasukan yang
dimasukkanya, melainkan juga bertanggung jawab secara pribadi atas
harta kekayaan milik pribadi terhadap persekutuan firmanya ( Pasal 18
KUH dagang )
2
Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-undang Kepailitan, (Jakarta: PT
Pradnya Paramita),Hlm. 11
3
Kansil, Pokok –Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika),2013,
hlm.66
7
4. Disamping tigal hl tersebut, firma bukanlah perusahaan badan hukum
dengan alasan :
a. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh hukum dan
Ham; dan
b. Tidak ada keharusan pemisahan harta kekayaan antara persekutuan
dan pribadi sekutu-sekutu. 4
2. Ketentuan untuk mengatur firma antara lain:
a. Persekutuan firma memakai satu nama yang telah disepakati bersama
untuk menjalankan suatu usaha.
b. Nama persekutuan firma harus didahului dengan perkataan “Firma”
atau “Fa”.
c. Nama persekutuan firma yang telah bubar dapat dipakai oleh sekutu
yang akan melanjutkan usaha persekutuan jika:
1) Ditentukan dalam akta perjanjian persekutuan firma
2) Atau disetujui oleh seluruh anggota sekutu dari persekutuan firma
yang telah bubar atau ahli waris dari sekutu yang telah meninggal
dunia.
3. Hak dan kewajiban sekutu Firma:
a. Setaip sekutu firma berhak untuk mengurusi, mewakili dan melakukan
tindakan untuk dan atas nama persekutuan firma sesuai dengan
maksud dan tujuan persekutuan firma , kecuali ditentukan lain
b. Setiap sekutu firma bertanggung jawab secara penuh dengan
persekutuan firma untuk semua perikatan persekutuan firma terhadap
pihak ke tiga.
c. Setiap sekutu baru yang akan masuk dalam persekutuan firma harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari seluruh anggota, kecuali
ada:
1) Kuasa
2) Ditentukan dalam perjanjian persekutuan bahwa kewenangan
tersebut telah diberikan kebeberapa sekutu.
4
Ibid, Abdul R. Saliman, 92-93
8
d. Tanggung jawab sekutu baru terhadap semua perikatan persekutuan
adalah secara tanggung jawab penuh dengan sekutu firma yang lainya
dan persekutuan firma.
e. Sekutu firma yang keluar dari persekutuan firma, jika persekutuan
firma dilanjutkan maka sekutu yang keluar tetap bertanggung jawab
atas kewajiban-kewajiban persekutuan firma sebelum sekutu yang
bersangkutan keluar.
4. Keunggulan Firma:
a. Prosedur pendirian relatif mudah.
b. Mempunyai kemampuan finacial yang lebih besar, karena gabungan
modal yang dimilki oleh beberapa orang.
c. Keputusan bersama dengan pertimbangan seluruh anggota firma,
sehingga keputusan-keputusan yang diambil lebih baik.
5. Kelemahan Firma:
a. Utang-utang perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para
anggota firma.
b. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah satu
anggota keluar, maka firma pun bubar.
6. Jenis- jenis Firma (Fa) :
1. Firma Dagang dan Non dagang
Firma umum adalah firma di mana semua sekutu boleh bertindak secara
umum atas nama perusahaan dan masing-masing sekutu dapat bertanggung
jawab atas kewajiban-kewajiban perusahaan. Sekutu yang demikian disebut
9
dengan sekutu umum (general partners). Sedangkan Firma Terbatas adalah
suatu firma di mana kegiatan dan tanggungjawab anggota tertentu dibatasi
pada hal-hal tertentu saja. Sekutu yang demikian disebut dengan sekutu
terbatas (limited partners).
Contoh :
Firma Pangudi Luhur, Firma Sumber Rejeki, Firma Multi Marketing, Firma
Indo Eternity, Firma Bangun Jaya
10
Pada dasarnya persekutuan komanditer (Commanditaire
Vennootschap, disingkat CV) adalah persekutuan firma, tetapi didalam
komanditer terdapat satu atau lebih sekutu komanditer atau sekutu pasif
(stille vennoten). Sekutu komanditer sendiri adalah sekutu yang hanya
menyerahkan uang atau barang sebagai pemasukan (inbreng) pada
persekutuan dan ia tidak turut serta dalam pengurusan atau penguasaan
dalam persekutuan.
Pasal 19 KUHD menyebutkan sebagai persekutuan dengan jalan
peminjaman uang (geldscheiter) atau disebut juga persekutuan komanditer
yang diadakan antara seorang sekutu atau lebih yang bertanggung jawab
secara pribadi untuk seluruhnya dan seorang atau lebih sebagai sekutu
yang meminjamkan uang. Banyak ahli hukum yang menilai bahwa definisi
persekutuan komanditer diatas merupakan definisi yang tidak sempurna.
Dinegara-negara common law, persekutuan komanditer dikenal
dengan istilah limited partnership, limited Partnership adalah suatu
persekutuan yang terdiri atas satu orang atau lebih sekutu menjalankan
bisnis dan bertanggung jawab secara pribadi atas utang persekutuan
(disebut general partners) dan satu orang atau lebih sekutu yang
memasukkan modal, tidak mengelola bisnis, dan hanya bertanggung jawab
sejumlah pemasukannya (disebut limited partners).
Pada dasarnya, persekutuan komanditer ini adalah persekutuan
juga hanya saja didalam persekutuan komanditer terdapat satu orang atau
lebih sekutu komanditer yang memasukkan modal dan hanya bertanggung
sebesar modalm yang dimasukkan saja.5
Persekutuan Komanditer dalam bahasa belanda adalah persekutuan firma
yang memiliki satu atau beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu
komanditer adalah sekutu yang hanya menyerakan uang, barang atau
tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan (sebagai modal), namun dia
tidak ikut campur dalam pengurusan atau penguasaaan persekutuan. Dan
5
Ridwan Khairandy, Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia, (Yogyakarta: FH UII press, 2013),
Hlm 57
11
tanggung jawabnya terbatas sampai sejumlah uang yang dimasukkannya.
Artinya sekutu komanditer tidak bertanggung jawab secara pribadi
terhadapa persekutuan komanditer, sebab hanya sekutu komplomentarlah
yang diserahi tugas untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ke
tiga. (Pasal 19 KUH Dagang)
Dari pengertian diatas, dalam persekutuan komanditer ada dua
macam sekutu yaitu :
a) Sekutu kerj/ sekutu komanditer/ sekutu aktif, yaitu sekutu yang menjadi
pengurus persekutuan.
b) Sekutu tidak kerja/sekutu komanditer/ sekutu pasif, yaitu a sekutu yang tidak
kerja. Walaupun diberi kuasa untuk itu (Pasal 20 KUH Dagang), sekutu
komanditer berhak untuk mengawasi pengurusan persekutuan komanditer
secara intern. Apabila larangan tersebut dilanggar, maka para sekutu
bertanggung jawab secara pribadi (Pasal 21 KUH dagang).
1. Macam-macam persekutuan komanditer.
a) Persekutuan komanditer diam-diam, yaitu persekutuan komanditer yang
belum menyatakan dirinya kepada pihak ketiga sebagai persekutuan
komanditer.
b) Persekutuan komanditer terang-terangan, yaitu persekutuan yang sudah
menyatakan dirinya kepada pihak ketiga sebagai persekutuan komanditer.
c) Persekutuan komanditer dengan saham, yaitu persekutuan komanditer
terang-terangan yang modalnya terdiri dari saham-saham.
2. Prosedur pendirian persekutuan komanditer.
12
3. Tanggung jawab keluar
6
Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan dan Contoh Kasus, (Jakarta : Kencana),
2014, hlm. 93-95
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua jenis badan usaha yang tidak berbadan hukum yaitu Perusahaan
Perseorangan, Persekutuan Perdata, Firma (Fa) dan Perseroan Komanditer
(CV) ternyata semuanya telah diatur dalam undang-undang. Mulai dari
pendiriannya, sistem kerjanya sampai dengan pembubaranya. Walaupun
tergolong badan usaha tidak berbadan hukum bukan berarti tidak ada hukum
yang mengatur atau terlepas begitu saja dari unsur-unsur hukum. Semua badan
usaha tadi harus mematuhi segala peraturan dan perudang-undangan yang
berlaku. Setiap badan usaha ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-
masing. Ini akan memudahkan kita untuk memilih jenis badan usaha apakah
yang akan kita dirikan sesuai dengan kriteria dan kemampuan masing-masing.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15