Anda di halaman 1dari 3

Meneladani Gaya Hidup Sederhana Rasulullah di Masa Kini

Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai bentuk rahmat dan rasa kasih sayang,
karunia, dan nikmat yang diberikan kepada makhlukNya di seluruh alam semesta (rahmatan lil
alamin). Rahmatan lil alamin menunjukkan bahwa kehadiran Rasulullah di tengah kehidupan
masyarakat mewujudkan rasa kedamaian dan ketentraman bagi alam semesta dan manusia
tanpa membedakan agama, suku, dan ras. Rasulullah menjadi rahmat bagi semesta. Hal ini
sesuai dengan apa yang terkandung dalam Al Quran, Surat Al Anbiya ayat 107, yaitu :

َ‫س ْل ٰنكَ ا اَِّل َرحْ َمةً ل ِْل ٰعلَ ِميْن‬


َ ‫َو َما ٓ ا َ ْر‬

Artinya : "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi seluruh alam."

Nabi Muhammad SAW merupakan suri teladan bagi umat Islam. Terdapat empat sifat
ketauladanan Nabi Muhammad SAW yang harus diamalkan oleh umat slam masa kini, yaitu
Sidiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabliq (menyampaikan), dan Fathanah (cerdas). Sifat ini
menjadi dasar kepribadian yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW yang menjadikannya figur
utama dengan segala nilai kebaikan dan egaliter dalam bersosialisasi.

Dalam pandangan Islam gaya hidup dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, pertama
gaya hidup Islami dan kedua gaya hidup jahiliyah. Gaya hidup Islami mempunyai landasan yang
mutlak dan kuat, yaitu tauhid. Inilah gaya hidup orang beriman. Adapun gaya hidup jahiliyah,
landasannya bersifat relatif dan rapuh penuh dengan nuansa kesyirikan, inilah gaya hidup orang
kafir. Setiap individu muslim sudah menjadi keharusan baginya untuk memilih gaya hidup Islami
dalam menjalani hidup dan kehidupannya.

Di masa modern ini, banyak sekali perbedaan cara pandang yang akhirnya menjadi
perbedaan persepsi itu memunculkan beragam cara hidup atau yang lebih populer disebut
sebagai perbedaan gaya hidup. Bagi umat muslim, gaya hidup setiap individu telah diatur oleh
Allah dan Rasul-Nya melalui Al Qur’an dan As Sunnah. Keduanya adalah penuntun yang paling
tepat untuk menuju ke arah jalan yang lebih lurus. Namun, seiring perkembangan zaman
sepertinya telah mengubah sebagian besar kaum muslim dalam memahami tuntunan dalam
menjalani hidup. Saat ini sebagian orang memang bergaya hedonis, suka berfoya foya dan
hanya memikirkan kepentingan duniawi saja. Sungguh hal tersebut sangat bertentangan
dengan gaya hidup sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Untuk menghindari gaya hidup yang tidak sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka
perlu mengantisipasinya dengan cara meneladani dan mengaplikasikan akhlak Rasulullah yang
sederhana dan zuhud, memilih barang sesuai kebutuhan agar tidak terjebak dalam
konsumerisme, dan adanya kedewasaan berpikir untuk membentengi diri dari pola hidup
hedonisme, serta sadar akan dampak buruk yang timbulkan dari hedonisme. Oleh karena itu,
semoga kita selalu diberikan kesadaran untuk merefleksikan, mengaplikasikan dan
merektualisasikan satu dari sekian banyak akhlak Rasulullah yang mulia yaitu sifat sederhana.
Dengan berlandas sederhana tanpa adanya rasa takut miskin, lapar maupun karena mengikuti
tuntutan zaman yang bukan merupakan tujuan dari hidup.
Daftar Pustaka

Moh Yunus. (2017). Kesederhanaan Rasulullah dan Hedonisme Masa Kini. Diakses pada 14 Mei
2022, dari https://idia.ac.id/2017/02/04/kesederhanaan-rasulullah-dan-hedonisme-masa-kini/

Yusuf Assidiq Red, Agung Sasongko. (2017). Hidup Sederhana ala Rasulullah. Diakses pada 14
Mei 2022, dari https://www.republika.co.id/berita/ozkb54313/hidup-sederhana-ala-rasulullah

Anda mungkin juga menyukai