Anda di halaman 1dari 5

LIFESTYLE

MUSLIMAH MERDEKA ZAMAN NOW

APA MAKNA KEMERDEKAAN ???

Bulan ini bangsa Indonesia kembali memperingati hari kemerdekaannya. Semarak


menyambutnya telah nampak sejak jauh hari. Spanduk, bendera, umbul-umbul, dan baliho-
baliho bertuliskan “Dirgahayu Kemerdekaan” menghiasi jalan-jalan raya. Semuanya menjadi
semarak menyambut hari bersejarah itu.

Namun di balik kesemarakannya, masih terselip berbagai pertanyaan di benak kita; benarkah kita
sudah merdeka secara hakiki? apa makna kemerdekaan bagi kita? bagaimana kita mengisi
kemerdekaan yang kita rasakan saat ini?

Merdeka memiliki banyak arti. Setiap orang berbeda-beda dalam memaknai kemerdekaan tersebut.
1. Kemerdekaan menurut anak muda
2. Kemerdekaan menurut emak-emak
3. Kemerdekaan menurut pejuang
4. Kemerdekaan menurut???

Manusia sebagai makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala telah dianugerahi keistimewaan tersendiri
yang tidak diperoleh oleh makhluk-makhluk lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan
Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,
Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra’ : 70). Selain ilmu dan
akal, di antara bentuk kemuliaan dan kelebihan manusia atas makhluk-makhluk lain, menurut
sebagian para mufassirin (ahli tafsir), adalah kecenderungannya untuk terbebas dari penindasan dan
penjajahan (Lihat Tafsir Bahrul Muhith 6/59).

Dengan kata lain, kemerdekaan merupakan kunci kemuliaan manusia. Manusia tak akan lebih
utama dari makhluk-makhluk lain dan menjadi mulia sebelum ia terbebas dari penjajahan.

Lalu pertanyaannya, kemerdekaan seperti apa yang akan menjadikannya mulia?

Dalam sebuah atsar (riwayat) disebutkan, ketika Rib’i bin Amir radhiyallahu anhu, salah
seorang utusan pasukan Islam dalam perang Qadishiyah ditanya tentang perihal
kedatangannya oleh Rustum, panglima pasukan Persia, ia menjawab, “Allah mengutus kami
(Rasul) untuk memerdekakan manusia dari penghambaan manusia kepada manusia menuju
penghambaan manusia kepada Rabb manusia, dari sempitnya kehidupan dunia kepada
kelapangannya, dari ketidakadilan agama-agama yang ada kepada keadilan Islam.” (Lihat Al-
Jihad Sabiluna hal. 119).

Dari atsar di atas, nampak bahwa Islam, ternyata, memandang kemerdekaan bukan dari satu
sisi saja, melainkan dari semua sisi, baik dari segi lahiriyah maupun batiniyah, yakni
kemerdekaan atau bebas dari penghambaan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala
menuju tauhid untuk ranah batiniyah dan kemerdekaan dari kesempitan dunia dan
ketidakadilan menuju kelapangan dan keadilan Islam dalam ranah lahiriyah. Sehingga bisa
dikatakan bahwa makna kemerdekaan dari ajaran Islam adalah kemerdekaan yang sempurna
bagi umat manusia. Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam Syarah Al-Aqidah Al-
Washithiyyah berkata, “Ubudiyyah (penghambaan) kepada Allah adalah kemerdekaan yang
hakiki, (sehingga) orang yang tidak menyembah kepada Allah semata, maka dia adalah
hamba (budak) bagi selain Allah”. Jika ia masih menjadi budak, tentu saja belum pantas
disebut merdeka.

Kemerdekaan yang asasi adalah ketika manusia berada dalam fitrahnya, yaitu Islam dan
tauhid. Setiap manusia yang terlahir di muka bumi, sejatinya adalah manusia merdeka.
Bagaimana bisa? Hal ini karena sejatinya tak seorang pun yang terlahir ke dunia ini kecuali
telah bersaksi bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Rabbnya dan Islam adalah
agamanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab,
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi” (QS. Al-A’raf : 172).

LIFESTYLE MUSLIMAH
Manusia diciptakan Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia tentu
memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Allah SWT menganugerahi manusia suatu
kemampuan yang tidak dimiliki makhluk lain, yaitu kemampuan berpikir dan kemampuan fisik. Hal
itu dimaksudkan untuk membantu manusia dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai khalifah di
bumi. Dengan kemampuan berpikirnya, manusia dapat membedakan hal-hal yang baik dan buruk di
dalam kehidupan yang fana ini. Dengan anugerah tersebut manusia dalam kesehariannya dapat
mengambil yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, serta mampu mencegah sesuatu yang
dapat berakibat buruk bagi dirinya juga orang lain. Sedangkan kemampuan fisik yang dimiliknya,
manusia dapat berusaha dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari islam hadir untuk mengatur kehidupan manusia di dunia fana
ini, dengan berlandaskan pada kitab suci Al-Qur’an yang turun sebagai kitab suci untuk seluruh umat
manusia dari awal peradaban manusia hingga kelak pada hari akhir zaman. Allah adalah satu –
satunya Tuhan yang disembah oleh umat manusia, dan Nabi Muhammad adalah salah satu utusan
dari Allah untuk mengarahkan umat manusia kepada jalan yang benar. Islam menyebar secara luas,
baik itu dalam ilmu pengetahuannya hingga aturan-aturan yang telah diajarkan oleh Nabi
Muhammad ke seluruh penjuru dunia.

da dua hal yang umumnya dicari oleh manusia dalam kehidupan ini. Yang pertama ialah kebaikan (al-
khair) dan yang kedua ialah kebahagiaan (as-sa’adah). Dua hal tersebut yang harus dipenuhi oleh
manusia yang menginginkan kehidupan yang sempurna dan luar biasa. Walaupun pada
kenyataannya tidak ada yang sempurna dan luar biasa di dunia ini kecuali Allah SWT. Jika dua hal
tersebut terpenuhi dalam setiap perjalanan hidup manusia, jelas akan membuat manusia merasakan
ketentraman lahir dan batin. Hanya saja, untuk mewujudkan kedua hal tersebut memang bukanlah
sesuatu yang mudah. Masing-masing orang mempunyai pandangan yang berbeda ketika memahami
hakikat keduanya, perbedaan inilah yang mendasari munculnya bermacam ragam gaya hidup
manusia.

Perbedaan cara pandang yang akhirnya menjadi perbedaan persepsi itu memunculkan beragam cara
hidup atau yang lebih populer disebut sebagai perbedaan gaya hidup. Bagi umat muslim, gaya hidup
setiap individu telah diatur oleh Allah dan Rasul-Nya melalui Al Qur’an dan As Sunnah. Keduanya
adalah penuntun yang paling tepat untuk menuju ke arah jalan yang lebih lurus. Namun, seiring
perkembangan zaman sepertinya telah mengubah sebagian besar kaum muslim dalam memahami
tuntunan dalam menjalani hidup. Saat ini sebagian orang memang bergaya hedonis, suka berfoya
foya dan hanya memikirkan kepentingan duniawi saja. Sungguh hal tersebut sangat bertentangan
dengan gaya hidup sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

THE BEST ROLE MODEL


Teladan terbaik dalam hal ini adalah Rasulullah ‫ ﷺ‬. Allah berfirman:

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Setiap individu muslim sudah menjadi keharusan baginya untuk memilih gaya hidup Islami dalam menjalani
hidup dan kehidupannya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT berikut ini yang artinya:

َ‫َن ٱتَّبَ َعن ِۖي وَ سُبۡ ٰحَ نَ ٱللَّ ِه وَ مَآ َأن َ۠ا مِنَ ۡٱل ُمشۡ ِركِين‬ ‫َأ‬ ‫قُلۡ ٰ َه ِذ ِهۦ سَبيلِ ٓ َأ‬
ِ ‫ي دۡ ُع ٓو ْا ِإلَى ٱللَّ ۚ ِه عَ لَىٰ بَصِ يرَ ٍة ن َ۠ا وَ م‬ ِ

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)

Berdasarkan arti ayat tersebut, jelaslah bahwa bergaya hidup Islami hukumnya wajib bagi setiap muslim, dan gaya
hidup jahili adalah haram hukumnya. Hanya saja dalam kenyataan justru membuat kita sangat prihatin, sebab
justru gaya hidup jahili yang diharamkan itulah yang mendominasi sebagian besar gaya hidup umat Islam.
Fenomena ini persis seperti yang pernah disinyalir oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda:

“Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad sebelumnya, sejengkal demi
sejengkal dan sehasta demi sehasta”. Ditanyakan kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, mengikuti orang Persia dan
Romawi?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?”. (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah, shahih)

LIFESTYLE RASULULLAH ‫ﷺ‬


Berniat Untuk Ibadah.
Dalam menjalankan suatu hal di dunia ini, baik untuk hal yang berbau modern ataupun konvensional semuanya
harus dilandasi dengan niat ibadah kepada Allah.

Baik dan Pantas


Segala gaya yang dapat dilakukan dalam kehidupan harus berlandaskan pada dasar baik dan pantas, dalam arti
harus sesuai dengan syariat, akal sehat, serta adat istiadat.

Halal dan Thayib


Segala hal yang dikenakan untuk menunjang gaya hidup harus bersifat halal secara hukum islam, serta thayib
atau tidak akan merugikan atau menyakiti siapa pun.

Tanpa Kebohongan
Kehidupan dalam Islam sangat dilarang mengandung kebohongan, semua orang harus memiliki kejujuran
sebagai dasar utama dalam menjalani kehidupan duniawi.

Tidak Berlebihan
Gaya hidup islami juga melarang seseorang untuk bersikap berlebihan, sebab hal tersebut hanya akan merugikan
diri sendiri dan orang orang disekitarnya. Allah tidak menyukai orang orang yang gemar memubadzirkan sesuatu.
Berpola hidup sederhana harus dibudayakan dan dilakukan untuk umat Islam. Tak terkecuali di lingkungan
terdekat kita dan keluarga kita. Kalau orang tua memberikan contoh pada anak-anaknya tentang kesederhanaan,
maka anak akan terjaga dari merasa dirinya lebih dari orang lain, tidak senang dengan kemewahan, dan mampu
mengendalikan diri dari hidup bermewah-mewah. Sederhana adalah suatu keindahan. Mengapa? Karena
seseorang yang sederhana akan mudah melepaskan diri dari kesombongan dan lebih mudah merasakan
penderitaan orang lain. Jadi, bagi orang yang merasa penampilannya kurang indah, perindahlah dengan
kesederhanaan. Sederhana adalah buah dari kekuatan mengendalikan keinginan.

Dalam Islam, kaya itu bukan hal yang dilarang, bahkan dianjurkan. Perintah zakat bisa dipenuhi kalau kita punya
harta, demikian pula perintah haji dan banyak kebaikan lainnya bergantung pada kekayaan. Yang dilarang itu
adalah berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan. Hal tersbut bukan berarti mengajak untuk miskin, tapi
mengajak agar kita berhati-hati dengan keinginan hidup mewah. Satu hal yang penting, ternyata di negara
manapun orang yang bersahaja itu lebih disegani, lebih dihormati daripada orang yang bergelimang kemewahan.

Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat sederhana. Walaupun harta beliau sangat banyak, rumah beliau
sangatlah sederhana, tidak ada singgasana, tidak ada mahkota walaupun jika beliau mau hal itu akan sangatlah
mudah beliau dapatkan. Lalu, untuk apa Nabi Muhammad memiliki harta? Beliau menggunakan harta tersebut
untuk menyebarkan risalah Islam, berdakwah, membantu fakir miskin, dan memberdayakan orang-orang yang
lemah. Dari apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, kita harus kaya dan harus mendistribusikan kekayaan
tersebut kepada orang lain sebanyak-banyaknya, terutama untuk orang terdekat.

Maka, bila kita memiliki uang dan kebutuhan keluarga telah terpenuhi, bersihkan dari hak orang lain dengan
berzakat. Kalau masih ada lebih, maka siapkan untuk kerabat yang membutuhkan. Kekayaan kita harus dapat
dinikmati banyak orang. Sederhana dan tidak berlebihan akan menjadikan kita memiliki anggaran berlebih untuk
ibadah, untuk meningkatkan kemampuan kita beramal saleh menolong sesama. Bukankah perilaku hemat dan
hidup sederhana akan membantu dan meringankan kita di masa depan? Pentingnya hidup hemat dan
kesederhanaan merupakan langkah terbaik yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita harus ingat bahwa Allah menunjuk kita sebagai khalifah di muka bumi

‫ رَّ حِي ۢ ُم‬ٞ‫ب وَ ِإنَّهُۥ لَ َغفُور‬ ِ ‫وَ هُوَ ٱلَّذِي جَ َعلَ ُك ۡم خَ ٰلَِٓئفَ ٱَأۡل ۡر‬
ٖ ۡ‫ض وَ رَ َفعَ بَعۡ ضَ ُك ۡم َف ۡوقَ بَع‬
ِ ‫ض دَرَ ٰجَ ٖت لِّيَبۡ لُوَ ُك ۡم فِي مَآ ءَاتَىٰ ُك ۡۗم ِإنَّ رَ بَّكَ س َِريعُ ۡٱل ِعقَا‬

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” [QS. Al-An’am:165]

Setiap Muslim adalah pelayan bagi bumi, dan Islam adalah agama yang adil. Kita harus berusaha untuk hidup
dalam keselarasan dan kesederhaaan agar ketenangan jiwa dan ketentraman selalu dalam hati kita yang Insyaa
Allah akan membawa kita lebih dekat kepada Allah. Hidup hanya sekali gunakan hidup untuk kebaikan dan
kebermanfaatan untuk orang lain. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung.

NASEHAT BUAT MUSLIMAH ZAMAN NOW


Hidup di zaman modern seperti ini, semua orang bebas mengekspresikan keinginannya. Kini, kita
hidup di alam kontroversi, dimana hampir semua permasalahan ada pro-kontranya. Bahkan,
kebenaran mutlak yang bersumber dari Allah dan Rasulnya pun terkadang masih diperdebatkan.
Tapi, wanita muslimah sejati tidak seperti itu. Ia selalu berpegang kepada kebenaran tanpa takut
cerca para pencerca.Wanita muslimah memiliki identitas diri yang sangat jelas. Ia punya lifestyle-nya
sendiri, ada kekhasan serta nilai yang ingin disampaikan kepada semua orang. Dengan lifestyle-nya
itu, ia menjadi pribadi yang cantik luar dalam, menjadi sumber energi bagi lingkungannya, energi
bagi suaminya, energi bagi buah hatinya, dan energi untuk semua. Kecantikan batinlah yang akan
menggandeng tangannya menuju surga.

BEKAL MUSLIMAH ZAMAN NOW


Muslimah merupakan identitas mulia yang diberikan Allah SWT kepada kaum perempuan yang
beriman. Selain itu perempuan merupakan ujung tombak yang nantinya akan melahirkan generasi-
generasi emas di masa depan. Dari mereka pula lahirlah generasi yang cerdas, bermartabat dan
berkarakter. Karena muslimah merupakan ibu dan madrasah pertama bagi anak-anaknya, karena
anak yang berkarakter itu terlahir dari ibu yang cerdas dan berakhlakul karimah. Namun, untuk
menjadi muslimah millenial yang baik tidaklah mudah, tantangan dan ujian yang dihadapinya
semakin berat seiring dengan perkembangan zaman.

Di era kecanggihan teknologi seorang muslimah dituntut untuk tegas terhadap dirinya dan
lingkungannya. Banyak sekali citra buruk yang menggambarkan pergaulan bebas di zaman millenial.
Apa yang menjadi pokok permasalahan jika hal semacam ini terjadi, yang harus kita lakukan sebagai
seorang muslimah millenial adalah menguatkan iman, terus mempelajari dan mengamalkan ilmu
sesuai dengan syariat Allah. Selain itu menjadi muslimah zaman now harus memiliki komitmen yang
kuat agar tidak menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Karena begitu banyak tantangan muslimah
seiring dengan perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi masa kini, khususnya lingkungan,
gaya hidup dan media sosial.

Pada era millennial muslimah harus cerdas dalam menata kehidupan agar selamat di dunia dan di
akhirat. Tidak hanya itu, mereka juga harus mempunyai landasan ilmu yang kuat agar terhindar dari
hal-hal yang menyimpang dari ajaran Islam. Muslimah yang tangguh adalah mereka yang cerdas
dan selalu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, menjaga adab atau sopan santun, rajin
beribadah, melakukan hal-hal yang diperbolehkan dan meninggalkan yang dilarang oleh agama
Islam.

Muslimah zaman now seharusnya menyadari tantangan terbesar saat ini adalah menjaga
kehormatan dirinya, meningkatkan kualitas diri yang lebih baik adalah prioritas bukan berpola hidup
yang bebas sehingga melupakan jati dirinya sebagai seorang perempuan. Perlu dipahami bahwa
kejayaan Islam di zaman Rasulullah tidak terlepas dari peran seorang perempuan, termasuk isteri-
isteri rasulullah diantaranya adalah Sayyidah Aisyah.

Tantangan terberat muslimah saat ini adalah fashion dan pemanfaatan media sosial. Sebab dalam
berpakaian dan memposting sesuatu, seperti tulisan maupun foto di media sosial juga
menggambarkan akhlak dan kepribadian seorang muslimah. Seorang muslimah yang baik adalah
yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Menjadi muslimah di era milenial ini harus memiliki bekal yang cukup. Setidaknya ada tiga bekal
yang perlu dimiliki muslimah zaman sekarang. Pertama, muslimah harus memiliki keimanan yang
teguh terhadap pemahaman agamanya. Kedua, muslimah harus memiliki pengetahuan yang holistik
dan ketiga, muslimah harus mampu memfilter dan mengelola informasi yang didapatkan dari
fasilitas teknologi yang ada. Dengan berbekal ketiganya kita akan menjadi seorang muslimah ideal di
zaman now, yang mampu menjalankan syariat-syariat Islam dan tetap mengikuti trend sesuai
dengan perkembangan zaman akan tetapi tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Note:
Dikutip dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai