PERGURUAN TINGGI
TAHUN 2015
Alamat Rumah (lengkap) : Permata Bojong Blok B-3 Caringin Bandung Kulon
Bandung
Telepon Rumah :-
Nomor HP : 081220376073
Faksimili Rumah :
Email Pribadi : :
Riwayat Pendidikan
S3
2 Pengantar Humas S1
3 Hubungan Investor S1
4 Penulisan Humas S1
Jumlah Strata
- -
- -
- -
Pengalaman Penelitian
Penulis
GLOSARIUM ...........................................................................215
KONSEP DASAR HUBUNGAN MASYARAKAT
Namun tren saat ini ketika dunia yang semakin kompleks dan organisasi
menghadapi tekanan dan masalah dari publik sehingga mendorong adanya dialog dan
interaksi intim dengan publiknya, hal inilah membuat fungsi hubungan masyarakat
menjadi hal yang tidak bisa disepelekan keberadaannya seperti halnya pemasaran,
sumber daya manusia, keuangan, teknik. Tren dewasa ini menunjukan semakin
pentingnya humas bagi organisasi di mana fungsi hubungan masyarakat tidak bisa
dipisahkan dari praktik organisasi modern baik dalam konteks organisasi nir-laba
maupun bisnis. Semakin pentingnya fungsi hubungan masyarakat ini tergambar dari
semakin tingginya posisi praktisi hubungan masyarakat dalam suatu organisasi modern,
sebut saja misalnya posisi Vice President of Public Relations, Director of
Communication, Director of Public Affair, Vice President Corporate Communications,
1
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Direktur Media. Beragam istilah tadi baik itu
Hubungan Masyarakat, Komunikasi Perusahaan, Public Affairs, Corporate
Communications merujuk pada konsep yang sama yaitu Hubungan masyarakat.
2
Fenomena tersebut dialami penulis ketika melakukan kajian terhadap fungsi
humas di sebuah kementerian. Mayoritas lembaga di kementerian tersebut hanya
memberikan porsi bagi humas sebatas juru foto dan reportase berita dan tidak dilibatkan
dalam koalisi dominan. Fungsi humas dianggap sebagai fungsi kelas dua dalam praktik
lembaga pemerintah dan fokus pada tugas pokok fungsi kementerian semata. Bahkan di
sebuah instansi pemerintah, praktisi humas dipegang oleh mantan supir dan hanya
memiliki ijazah SMA. Sebuah kenyataan yang sangat ironis bagi kita yang belajar
dengan tekun teori dan praktik hubungan masyarakat di bangku kuliah bahkan sampai
pada jenjang pasca sarjana.
3
Profesi sebagai staf hubungan masyarakat sudah jamak terdengar di telinga
banyak orang. Hampir di seluruh kegiatan, baik berkaitan dengan perseorangan,
organisasi, atau perusahaan, peran hubungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk
mendukung kelancaran hingga kesuksesan kegiatan tersebut . Menurut Baines dkk
(2003:4), hubungan masyarakat telah berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade
terakhir, sebagian karena praktek manajemen dalam berbagai organisasi baik yang
komersial dan non-komersial yang membutuhkan kegiatan humas.
Russo (2002: 155) menilai praktik hubungan masyarakat telah menjadi lebih
menantang karena sejumlah faktor. Pertama, meningkatnya fungsi hubungan
masyarakat di sejumlah organisasi. Hal ini mendorong praktik hubungan masyarakat
dari tataran keilmuan menjadi tataran seni dan keilmuan. Kedua, meningkatnya
ketersediaan alat atau saluran komunikasi yang beragam dan mutakhir. Kedua faktor
tersebut mendorong kebutuhan spesialisasi praktik kehumasan. seperti bidang
teknologi, bioteknologi, layanan kesehatan.
Perkembangan teknologi baru dengan hadirnya internet atau media baru juga
mengubah cara bagaimana praktisi humas berkomunikasi dengan publik. Pada beberapa
dekade sebelumnya, media massa berperan paling penting dalam proses agenda publik,
tetapi kehadiran media baru menciptakan peluang besar sekaligus tantangan bagi
organisasi maupun publik dalam membangun agenda melalui percakapan dunia maya
maupun pengembangan konten multimedia.
4
Dibandingkan dengan profesi bisnis lainnya, praktik hubungan masyarakat
masihlah tergolong sangat muda. Praktik profesi hubungan masyarakat tumbuh pada
akhir abad 19 di Amerika dan Eropa seiring dengan perkembangan produksi industri
secara masal dan meningkatnya kebutuhan humas untuk mempromosikan barang dan
jasa melalui proses manajemen isu dan perdebatan di ruang publik (van Ruler dan
Heath, 2008:3986). Secara keilmuan-pun hubungan masyarakat masih bisa dikatakan
anak kemarin sore, sebagai kajian “sub spesialis” ilmu komunikasi yang sudah mapan
dengan mengadopsi perspektif kajian manajemen. Humas dalam konteks keilmuan
merupakan kajian interdisiplin dengan melihat perspektif lebih luas. Praktisi humas
tidak hanya harus mempelajari teknik komunikasi semata tetapi juga kajian lainnya
seperti manajemen strategik, psikologi, sosiologi.
5
PERDEBATAN ISTILAH HUMAS ATAU KOMUNIKASI PERUSAHAAN
Pendapat berbeda dikemukakan Steyn yang justru melihat tidak ada perbedaan
teoritis antara komunikasi perusahaan dan hubungan masyarakat. Tetapi ia lebih
cenderung memilih istilah komunikasi perusahaan karena konotasi negatif dari
hubungan masyarakat di mata sejumlah publik (Bronn, 2013:54). Hubungan
masyarakat seringkali identik dengan hubungan media tidak terlepas dari kelahirannya
di masa awal yang tumbuh seiring dengan pentingnya opini publik yang terbentuk
melalui media massa. Praktik awal humas memang pada awalnya sebagai press
agentry. Phillingane (2004:286) mendefinisikan press agentry sebagai praktik menarik
perhatian jurnalis media massa melalui sejumlah teknik yang mampu mengolah berita.
Press agentry atau biasa dikenal dengan istilah publisitas telah menjadi inti dari
program kerja hubungan masyarakat.
Terlepas dari perselisihan makna semantik kedua istilah tersebut, penulis lebih
mengambil moderat. Kedua istilah tersebut sama dan sebangun dalam konteks praktik
maupun teoritis di lapangan. Istilah hubungan masyarakat maupun komunikasi
perusahaan memiliki kesamaan konseptual dan praktik di dalam dunia bisnis. Hal ini
seperti yang dikemukakan Tench dan Yeomans (2009:6) yang menyatakan bahwa
6
definisi hubungan masyarakat yang digunakan dalam praktik sehari-hari dapat
dipertukarkan dengan istilah lain seperti komunikasi organisasi ataupun komunikasi
perusahaan.
7
dan mengimplementasikan program-program yang telah direncanakan untuk
kepentingan organisasi maupun publik (Theaker, 2001:4).
Hubungan masyarakat juga merupakan bagian ilmu sosial dalam arti, pada
proses kerjanya menggunakan prinsip-prinsip keilmuan dan harus dipelajari, misalnya
riset pendapat publik, teknik persuasi publik. Hubungan masyarakat, saat ini merupakan
8
salah satu cabang ilmu komunikasi yang tumbuh sangat cepat bahkan di sejumlah
perguruan tinggi sudah membuka program studi pasca sarjana bidang hubungan
masyarakat. Pendidikan hubungan masyarakat yang tumbuh pesat mendorong
terciptanya keragaman perspektif kajian berpadu dengan kajian ilmu yang lain seperti
manajemen, sosiologi, akuntansi, antropologi, politik dll.
9
dari PRSA, perkumpulan professional praktisi hubungan masyarakat di dunia (Morris
dan Goldsworthy, 2008:64).
10
dibangun dari dua aspek utama yaitu pengalaman dan pendidikan. Berikut ini
kompetensi yang harus dimiliki seorang praktisi hubungan masyarakat : (1) memiliki
pendidikan formal, (2) praktisi hubungan masyarakat harus memiliki kesadaran
mengenai tren bisnis yang dihadapi organisasi, (3) praktisi hubungan masyarakat harus
memiliki kesadaran mengenai tekanan yang dihadapi organisasi, (4) praktisi hubungan
masyarakat harus dibekali kesadaran mengenai pola interaksi sosial (5) praktisi
hubungan masyarakat harus memiliki kesadaran mengenai fungsi manajemen, (6)
terakhir praktisi hubungan masyarakat harus dibekali pemahaman terhadap objektif
perusahaan (Rudolp dan Johnson, 1983:11). Dalam konteks ini, praktisi humas tidak
semata penguasaan ketrampilan semata seperti ketrampilan menulis, presentasi,
berbicara depan publik tetapi hal yang penting adalah memahami fungsi humas sebagai
komunikasi strategis dalam konteks manajemen strategis suatu organisasi.
Kedua, komunikasi dengan sudut pandang diri sendiri adalah hampa tidak
berguna, sebaliknya komunikasi harus dari sudut pandang pihak luar sehingga akan
lebih efektif (Komisarjevsky, 2002:18). Seorang praktisi humas harus memahami
bahwa berbicara tanpa tindakan tidak ada gunanya. Publik melihat organisasi
berdasarkan perilaku dan kata-kata yang digunakan oapakah sinkron atau justru
berlawanan. Sebuah organisasi yang selalu menyatakan dirinya bebas korupsi anti KKN
tetapi dalam kenyataannya banyak anggotanya terkena kasus korupsi atau publik justru
merasakan tiap hari perilakunya berbeda dengan jargon yang didengungin organisasi
maka publikpun justru akan terus resisten dan tidak mempercayai pesan komunikasi
yang didiseminasi melalui berbagai saluran komunikasi publik. Pesan kunci komunikasi
tidaklah ada artinya atau bermakna jika fakta yang ditemukan lapangan berbeda.
Dalam konteks inilah sebenarnya praktisi hubungan masyarakat dalam berkomunikasi
atau mengklaim sesuatu harus berdasarkan fakta-fakta nyata yang dirasakan publik.
11
Misalnya, salah satu maskapai penerbangan nasional yang sering terbang telat justru
mereknya dipelesetkan late is our nature (telat adalah sifat asli kami), karena keluhan
pelanggan seringkali tidak ditanggapi dan diselesaikan dengan baik.
Pencitraan ini sangat efektif dalam membangun opini publik ketika pemerintah
sebenarnya dalam posisi tidak berani bersikap tegas membatasi industri rokok karena
pertimbangan ekonomi terkait pendapatan cukai yang besar dan serapan tenaga kerja
yang berjumlah ratusan ribu, tetapi di sisi lain juga berusaha mencitrakan diri
melindungi kepentingan kesehatan publik melalui dukungan terhadap gerakan
pembatasan tembakau yang dilakukan kementerian kesehatan dan didukung oleh
sejumlah lembaga swadaya masyarakat kesehatan dan tekanan lembaga internasional.
12
berbasiskan budaya setempat. Sikap dan perilaku terhadap keluarga berencana tidak
bisa diubah dengan iklan media massa semata karena terkait dengan nilai-nilai budaya
yang mengakar sangat kuat. Pendekatan komunikasi tatap muka dan kelompok akan
lebih efektif dalam intervensi sosial tetapi teknik ini membutuhkan sumber daya
manusia yang lebih banyak dan waktu yang dibutuhkan jangka panjang.
Kelima, kualitas komunikasi yang berkualitas tinggi dibangun pada pesan yang
bersifat subtantif yang berdasarkan pengetahuan, riset, kreativitas yang mendalam
(Komisarjevsky, 2002:19). Praktisi humas tidaklah fokus pada kisah yang bagus bagi
organisasi semata, tetapi harus berhadapan dengan semua aspek yang dihadapi
organisasi baik yang sulit maupun mudah. Pada tataran praktik seringkali humas
berusaha menyembunyikan fakta dan berusaha menghindari publisitas buruk dengan
tidak memaparkan kondisi buruk yang sedang dihadapi organisasi.
13
MODEL HUBUNGAN MASYARAKAT
Model Informasi
Model informasi berakar dari salah satu perspektif dalam kajian komunikasi
yaitu teori informasi. Teori ini memiliki sejumlah asumsi dasar terkait sifat dari
informasi. Apa yang menjadi kajian penting adalah realita dibangun atas dasar apa itu
informasi yang bergantung pada penilaian orang yang menerima dan mengevaluasi
informasi tersebut. Secara khas, teori ini menggunakan perspektif ketidakpastian yang
dialami manusia yang mendorong ketidaknyamanan dan orang mencari dan
memprosesnya untuk tujuan tertentu (Heath, 2004:565).
Publisitas merupakan salah satu fungsi humas yang melibatkan secara sengaja
menyebarkan pesan strategis melalui media massa (seperti koran, televisi, radio, atau
internet), tanpa membayar kepada media, untuk memajukan kepentingan tertentu dari
klien publisitas. Sementara publisitas umumnya mengacu informasi yang ditempatkan
di media massa, publisitas juga dapat melibatkan menempatkan informasi dalam
dikontrol oleh organisasi yaitu media seperti publikasi organisasi atau laporan
14
perusahaan (Lyon,2004:714). Publisitas menjadi fungsi paling awal dari praktik kerja
hubungan masyarakat seiring dengan perkembangan media massa di era akhir abad 19,
praktisi hubungan masyarakat menggunakan media massa sebagai alat penyampaian
informasi kepada pemangku kepentingan atau publik.
Model informasi ini merupakan model yang pertama kali berkembang dan
diimplementasikan oleh praktisi hubungan masyarakat seiring dengan tumbuhnya
komunikasi massa. Model informasi ini seringkali mengidentikan hubungan masyarakat
sebagai fungsi hubungan media semata. Model ini bersifat komunikasi satu arah dan
melihat kekurangan informasilah dari publiklah yang menjadi sumber masalah.
Hubungan masyarakat berfungsi menyebarkan informasi agar publik tidak mengalami
kesalahpahaman dan mengetahui kebijakan yang diambil organisasi. Pekerjaan
praktisi hubungan masyarakat fokus dalam diseminasi informasi kepada jurnalis atau
media massa. Istilah lain yang identik dengan model informasi adalah press agentry.
Phillingane (2004:538) mendefinisikan press agentry sebagai praktik menarik perhatian
pers melalui teknik yang memproduksi berita, tidak peduli seberapa aneh informasi
tersebut.
Model Persuasi
Model persuasi dari hubungan masyarakat fokus pada proses persuasi terhadap
kelompok yang disasar untuk menerima pandangan organisasi pada isu yang relevan.
Model ini juga dikenal sebagai pendekatan komunikasi perusahaan. Basis teorinya
berakar pada teori Bernay dikaitkan teori humas sebagai proganda (Van Ruler dan
Heath, 2008:3991).
15
menjadi istilah kajian komunikasi yang dikenal luas lahirnya tokoh propaganda Nazi
Jossep Goebbel. Istilah propaganda kemudian mendapatkan konotonasi yang negatif
karena dianggap sebagai teknik manipulasi kebenaran, dan biasa digunakan sejumlah
rezim politik diktator seperti di Korea Utara, Uni Soviet untuk melanggengkan
kekuasaan.
Model persuasi ini dinamakan juga dengan istilah two-way asymmetrical. Model
ini menggunakan metode riset sosial untuk meningkatkan persuasi pesan. Praktisi
hubungan masyarakat menggunakan survei, wawancara, dan diskusi kelompok untuk
mendesain program humas sehingga dapat meraih dukungan publik kunci organisasi
(Lattimore et al, 2010:63). Model persuasi menggunakan perspektif teori psikologi. Jika
psikologi merupakan kajian terhadap perilaku dan mempelajari cara manusia berpikir,
merasakan, dan perilaku, maka hubungan masyarakat adalah sebuah psikologi terapan.
16
Model Kritis
Aliran kritis ini tumbuh subur di kalangan aliran kontinental Eropa. Ilmuwan
aliran Eropa mengkaji praktik hubungan masyarakat dalam perspektif sosial. Ruhl
menyatakan bahwa kegagalan dalam melihat peran potensial dari hubungan masyarakat
oleh praktisi humas terkait pada rendahnya keinginan dalam mengkontruksi konsep
khususnya dari perspektif dimensi sosial hubungan masyarakat (Noble dan Watson,
2004:9).
Pandangan lainnya dari Ihlen dan van Ruler (2009:9) mengkritisi juga bahwa
hubungan masyarakat terlalu dikaji dari perspektif instrumental (bisnis). Padahal dalam
memahami peranan hubungan masyarakat di dalam membangun kepercayaan atau
menciptakan kesalahpahaman dan dalam pembangunan atau menghancurkan reputasi
organisasi yang beroperasi, hubungan masyarakat harus dipelajari sebagai sebuah
fenomena sosial.
Praktik hubungan masyarakat sendiri bukanlah dilihat apakah baik atau buruk
tetapi lebih pada tataran apakah bisa digunakan untuk kepentingan kebaikan ataupun
keburukan. Dari sudut pandang ini, seharusnya humas dilihat dari sudut pandang sosial
daripada melihatnya dari sisi manajemen semata (Ihlen dan Verhoeeven, 2012:162).
Apa yang mungkin humas sukses bagi organisasi belum tentu berhasil (atau bahkan
mungkin merugikan) bagi masyarakat. Hal ini merupakan pandangan utama pakar dari
aliran ini. Perspektif kritis akan menyebut hubungan masyarakat sebagai cara
mengelola manajemen kesan atau spinning (van Ruler dan Heath, 2009:3992).
Hubungan masyarakat secara kritis dilihat sebagai alat politik ekonomi dari kelompok
17
berkuasa untuk mendominasi kelompok lain melalui penguasaan dimensi ekonomi
politik.
Salah satu teknik manipulatif opini publik yang dikenal humas adalah spin.
Spin sekarang ini digunakan pada aktivitas pemerintah dan perusahaan, spin secara
umum dimaknai sebagai komunikasi yang bersifat manipulatif atau menipu. Meskipun
makna sebenarnya adalah kemampuan korporasi dalam mengelola agenda publik
(Dinan dan Miller, 2007:2). Mayhew berpendapat bahwa praktisi komunikasi seperti
halnya hubungan masyarakat mendominasi ruang publik dan menguasai apa yang orang
percayai dan inginkan dan bagaimana mereka dapat dimanipulasi (Ihlen dan Van Ruler,
2009:8).
Model ini bisa diterapkan dalam mengkaji sejumlah kasus seperti bagaimana
fungsi hubungan masyarakat menjadi alat hegemoni kekuasaan sejumlah industri
seperti rokok, tambang. Industri menggunakan humas untuk manipulasi citra korporasi
yang peduli masyarakat. Program-Program CSR yang menjadi tameng industri untuk
menutupi perilaku buruknya menjadi perusahaan yang dipersepsikan
bertanggungjawab sosial.
Model ini dikembangkan dari pakar hubungan masyarakat Grunig yaitu model
dua arah simetris yang fokus pada aspek hubungan yang dibangun dan dikelola melalui
interaksi. Esensi dari interaksi adalah memahami kepentingan publik melalui penelitian
dan mengemukakan apa yang diinginkan publik kepada manajemen, dan mendorong
perubahan kebijakan manajemen. Tujuan dari hubungan adalah membangun konsensus
sehingga terhindar dari konflik (van Ruler dan Heath, 2009:3992). Grunig
mendeskripsikan model simetris dua arah sebagai usaha hubungan masyarakat yang
didasarkan pada penelitian dan evaluasi dan penggunaan komunikasi untuk mengelola
konflik dan meningkatkan pemahaman dengan publik strategic (Plowman, 2004:181).
18
(2004:837-839) berpandangan bahwa implementasi model simetrik dua arah memiliki
empat manfaat dasar antara lain: pertama model simetri dua arah dapat memberikan
manfaat dalam membangun dan mengelola hubungan. Kedua, model simetri dua arah
meningkatkan efektivitas organisasi. Ketiga, model simetri dua arah meningkatkan
peran dan tanggungjawab humas dalam organisasi. Terakhir, model simetrik dua arah
bersifat etis
Model Interpersonal
Konteks relasi hubungan antar pribadi sebenarnya tidak bisa dihindari dalam
praktik kerja hubungan masyarakat. Hubungan masyarakat seringkali menggunakan
pendekatan komunikasi antar pribadi dalam melaksanakan sejumlah fungsinya seperti
penelitian dan perencanaan dan melaksanakan strategi, taktik, dan proses evaluasi.
Praktisi hubungan masyarakat mungkin juga harus mempelajari perspektif komunikasi
antarpersonal dan menguasai teknik komunikasi antarpribadi untuk meningkatkan
peluang mereka terlibat dalam praktek-praktek terbaik (Sallot, 2004:442).
19
humas, dan hubungan publik-praktisi humas. Komunikasi antar pribadi terjadi pada
ketiga konteks komunikasi tersebut. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa perspektif
komunikasi antarpribadi khususnya berpengaruh heuristik secara besar dan bernilai
pragmatis bagi praktisi humas dibandingkan dengan jenis lain dari teknik teori
komunikasi lainya untuk meningkatkan peluang mereka dalam mencapai kinerja
terbaiknya (Sallot, 1994:9).
Secara umum, model interpersonal ini masih belum banyak digunakan dalam
kajian humas, peneliti maupun mahasiswa yang melakukan kajian tugas akhir
meminggirkan model sebagai pisau analisa fenomena. Meskipun begitu, sebenarnya
menurut Sallot dkk menyatakan bahwa perspektif relasional merupakan salah satu dari
perspektif penelitian di hubungan masyarakat yang paling dominan setelah teori
Excellence dari Grunig, meskipun faktanya istilah hubungan seringkali tidak memiliki
makna yang jelas dan secara umum diterima sebagai definisi dalam kajian hubungan
masyarakat (Laskin, 2009:42). Sayangnya model ini saat terlupakan dan tidak banyak
menarik perhatian praktisi humas.
Model Reflektif
20
Ruler dan Vercic 2004:300). Dalam konteks ini, praktisi hubungan masyarakat
menempatkan pemangku kepentingan organisasi sebagai pijakan dasar dari perubahan
nilai, misalnya di dalam konteks internal organisasi, karyawan menjadi basis dasar dari
perubahan kebijakan komunikasi internal. Kebijakan komunikasi tersebut merupakan
hasil dari proses diskusi antara karyawan dan organisasi melalui proses dialogis. Dalam
prakteknya, di mana pemangku kepentingan cenderung beragam dengan kepentingan
yang berbeda pula maka praktisi hubungan masyarakat harus menempatkan dialog
secara prioritas dengan melihat urgensi kepentingan dan pengaruh pemangku
kepentingan organisasi.
Model Retorika
Model retorika dibangun atas pondasi keilmuan retorika yang telah berusia
ribuan tahuan, sejak dikembangkan tokohnya Aristotle. Retorika fokus pada pesan dan
makna yang diproduksi sebagai hasil penting dari hubungan masyarakat. Praktisi
humas berada dalam bisnis yang terkait pesan dan makna. Retorika memberikan basis
dalam membangun pandangan kritis dan strategis bagi praktisi humas agar mampu
mengembangkan pesan secara efektif dan etis di dalam proses di mana masyarakat
membangun makna (Heath, 2004:749). Pesan retorika korporasi yang disuarakan
21
melalui pemimpin organisasi sangat menentukan bagaimana sikap dan perilaku
pemangku kepentingan terhadap organisasi. Banyak kasus di mana lemahnya
kemampuan retorika pemimpin organisasi akan berdampak buruk pada reputasi
organisasi.
22
mengimbangi pandangan yang bersifat manipulatif. Hal ini berbeda dengan pandangan
paradigma persuasi atau proganda yang melihat sumber komunikasi sebagai pihak yang
kompeten dan berkuasa. Dalam proses retorika ada proses pemaknaan
23
Ketika organisasi menghadapi situasi krisis. Retorika pemimpin organisasi
memegang peran sentral dalam membangun kepercayaan publik. Tradisi kajian
retorika terkait krisis disebut dengan corporate apologia yang pertama kali
dikemukakan oleh Hearit. Apologia merupakan sebuah genre yang mengkaji bagaimana
orang merespon serangan atau mekanisme pertahanan diri. Seseorang yang dituduh
bertindak tidak pantas (Coombs, 2008:1056). Apologia merupakan sebuah konsep
retorika yang mengeksplorasi penggunaan komunikasi untuk bertahan. Karakter
seseorang dipertanyakan ketika ia dituduh bertindak salah. Ketika karakter seseorang
diserang, dapat menggunakan salah satu dari empat strategi yaitu denial (membantah
terlibat atau bersalah), bolstering yaitu dengan mengingatkan tindakan baik yang telah
dilakukan), differentiation yaitu melokalisir dari konteks permasalahan, dan terakhir
transcendence yaitu menempatkan tindakan pada konteks yang lebih luas dan lebih
menguntungkan dirinya (Coombs, 2010:30).
Salah satu contohnya kajian adalah ketika Toyota menghadapi krisis 2009-2010,
ketika itu Toyota menghadapi tuduhan cacat produk dan diwajibkan melakukan
penarikan produk untuk perbaikan. CEO Toyota Akio Toyoda melakukan sebuah
retorika manajemen krisis berupa melakukan pidato permintaan maaf disertai
membungkukan badan dalam-dalam yang merupakan pertanda permintaan maaf dan
rasa malu yang mendalam.
Katz dan Kahn mendefinisikan peran sebagai suatu tindakan yang berulang dari
individu,dan dikaitkan dengan aktivitas berulang orang lain sehingga menghasilkan
hasil yang diprediksi (Dozier, 2008:4031). Dalam perspektif psikologi organisasi,
Obeng mendefinisikan setidaknya ada lima peran di dalam organisasi yaitu doers yaitu
pihak yang berkonsentrasi pada tugas, knowers yaitu orang yang menyediakan
spesialisasi pengetahuan, solvers yaitu pihak yang menyelesaikan permasalahan yang
sedang dihadapi, checkers yaitu pihak yang menyakinkan semua hal berjalan sesuai
dengan rencana dan seluruh tim berkontribusi secara maksimal, terakhir carers yaitu
pihak yang menyakinkan tim untuk bekerja sebagai unit sosial yang kohesif atau
menyatu (Brooks, 2005:97).
25
Gambar 1 Broom dalam Bosilkovski dan Lee, 2013:200
Seorang praktisi humas yang berperan sebagai teknisi komunikasi dinilai pada
kemampuan komunikasi, jurnalistik dan ketrampilan media. Botan (2009:700)
memandang peran teknisi dari hubungan masyarakat dari sudut pandang non strategis
dan non etis sebagai sebuah kerangka kerja berdasarkan ketrampilan teknis jurnalistik.
Kebanyakan ketrampilan dari teknisi humas ini meliputi kemampuan menulis siaran
pers, mengelola konferensi pers, tata letak publikasi, dokumentasi dan mengelola
hubungan media. Teknisi komunikasi bersifat seperti pemadam kebakaran bagi
organisasi, tidak akan bergerak sebelum ada api yang harus ditangani.
Seorang praktisi hubungan masyarakat yang baru pertama kali masuk dunia
kerja biasanya akan berperan sebagai teknisi komuniaksi dengan melaksanakan tugas
membantu manajer humas senior. Misalnya, pengalaman penulis dulu ketika masuk ke
perusahaan agensi hubungan masyarakat menjadi seorang associate consultant yang
pekerjaannya sebatas menyimpulkan pemberitaan harian klien, membantu pelaksanaan
konferensi pers, menghubungi jurnalis, mengirimkan siaran pers, menyelenggarakan
event kehumasan. Teknisi komunikasi sebatas melaksanakan perintah yang sudah
digariskan oleh pemimpin organisasi.
26
ketrampilan berkelompok kecil,4) ketrampilan mengelola pertemuan,4) ketrampilan
non verbal, 5) Ketrampilan mendapatkan informasi,6) ketrampilan evaluasi,7)
ketrampilan perencanaan,8) Ketrampilan mendesain, 9) keterampilan pengembangan,
10) ketrampilan wawancara, 11) ketrampilan manajemen, 12), 13) ketrampilan
hubungan manusia,14) ketrampilan PR,15) ketrampilan audio visual, 16) ketrampilan
pemecahan masalah,17) ketrampilan organisasi,18) ketrampilan mendengarkan, 19)
keterampilan resolusi konflik.
Di dalam perusahaan sering kali terjadi konflik antara organisasi dengan publik,
misalnya mogok kerja serikat karyawan dalam menuntut hak-hak seperti kenaikan gaji,
cuti, dkk atau di dalam konteks hubungan komunitas tidak jarang aktivitas perusahaan
ditentang komunitas masyarakat seperti di bidang industri sumber daya. Konflik
dengan publik baik internal dan eksternal akan merugikan perusahaan baik secara
27
material (ekonomi) maupun immaterial (reputasi organisasi), sehingga fungsi humas
dalam konteks ini harus mampu melakukan mediasi resolusi konflik.
***
28
SIMPULAN BAB
Terdapat keragaman cara pandang organisasi dalam melihat fungsi humas dalam
organisasi.
Terdapat perbedaan definisi istilah antara humas dan komunikasi perusahaan,
tetapi secara praktis dan teori sebenarnya memiliki kesamaan dan bisa
dipertukarkan penggunannya
Praktik humas harus didasarkan prinsip dasar komunikasi proaktif, komunikasi
sudut pandang publik, pendekatan komunikasi beragam, mengemas pesan
menarik, pesan substansial
Kajian humas memiliki keberagaman model dengan perspektif yang berbeda-
beda dalam melihat konsep humas yaitu model informasi, persuasi,
interpersonal, kritis, simetrik dua arah, reflektif, retorika
Peran humas dalam organisasi secara garis besar yaitu peran teknisi dan
manajerial, tetapi pembedaan tersebut justru seringkali menciptakan dikotomis
yang negatif
Ditemukan fakta bahwa praktisi humas yang menempati peran manajerial
mendapatkan gaji lebih tinggi dibandingkan peran teknisi komunikasi, dan
sebagian besar praktisi humas yang berperan manajer lebih cenderung meraih
kepuasan kerja lebih tinggi meskipun tidak semua praktisi yang berperan teknisi
tidak puas.
***
29
MANAJEMEN PUBLIK DAN ISU ORGANISASI
30
yang menyediakan sumber daya penting, atau berpotensi beresiko terkait dengan
investasi dana, karir, waktu dalam meraih tujuan dan strategi bisnis organisasi (Bourne,
2009:30).
Publik atau pemangku kepentingan menempati peran yang sentral dalam kajian
hubungan masyarakat. Dari sudut pandang teori pemangku kepentingan, organisasi
harus mengkaji kekuatan dan kelemahan dari hubungan pemangku kepentingan kunci
mereka. Untuk mengkaji hal tersebut, praktisi humas harus mengidentifikasi sejumlah
isu terkait di mana pemangku kepentingan mendukung atau menolak organsiasi dan jika
isu tersebut penting bagi pemangku kepentingan atau tidak (Ulmer dkk, 2004:809).
Pemetaan kekuatan dan kelemahan pemangku kepentingan menjadi titik tolak dari
proses kerja humas.
31
Bagaimana kita merencanakan dan melakukan program hubungan masyarakat
sangat bergantung pada pemahaman kita terhadap sifat khalayak, pemangku
kepentingan atau publik organisasi (Tench dan Yeomans, 2009:223). Di sini berarti,
seluruh program hubungan masyarakat sangat bergantung pada pemahaman yang
matang akan publik yang menjadi sasaran utama dari fungsi hubungan masyarakat.
Kesalahan pemahaman komprehensif akan publik dan dikaitkan pada isu publik akan
mendorong terciptanya kegagalan komunikasi dari program humas yang dijalankan.
Basis dasar kerja humas adalah pemangku kepentingan yang beragam dengan
kepentingan yang berbeda-beda, memahami publik dengan baik akan dapat membentuk
pemahaman isu yang berkembang dalam relasinya dengan publik organisasi.
32
ketika hubungan sangatlah penting bagi pemangku kepentingan (Rawlins, 2006:5-6).
Ketiga atribut tersebut bisa jadi dimiliki kesemuanya oleh pemangku kepentingan
sebuah organisasi atau hanya memiliki salah satunya saja.
Contoh lainnya adalah bayi dan anak-anak pengguna produk makanan atau
perlengkapan mandi. Kepentingan mereka hanyalah menggunakan produk atau
makanannya enak tetapi yang memiliki pengaruh atau kekuasaan daya beli adalah
33
orangtua mereka. Demanding stakeholders pada saatnya di kemudian hari bisa jadi
menjadi dangerous karena memiliki pengaruh atau kekuasaan. Oleh sebab itu sejumlah
perusahaan, seperti Unilever melakukan program terhadap anak-anak yang nantinya
menjadi pelanggan di masa depan meskipun saat ini tidak memiliki daya beli. Contoh
lainnya adalah sejumlah perusahaan membuka program magang bagi mahasiswa karena
pada gilirannya nanti mereka mungkin menjadi bagian staf sumber daya organisasi.
Penulis dulu pernah menjadi bagian tim konsultan yang menangani program
dengan membangun kerjasama dengan dominant stakeholers yaitu menyelenggarakan
program Goodyear Supir Heroik 2007 dengan menjalin kerjasama dengan Direktorat
Lalu Lintas Polri dan Kementerian Perhubungan, kedua lembaga pemerintah tersebut
secara langsung tidak memiliki kepentingan terhadap Goodyear secara langsung.
Dominant stakeholders bisa menjadi pihak yang dijadikan aliansi untuk menjalankan
sejumlah program dan membantu dalam manajemen reputasi organisasi.
34
penelitian. Organisasi bisnis bekerjasama sama dengan perguruan tinggi dengan
misalnya pemberian beasiswa, dana penelitian, atau hibah infrastruktur. Misalnya,
Djarum membangun gedung perkuliahan di UGM, PT Freeport Indonesia yang
membangun gedung perkuliahan di ITB. L’oreal yang memberikan dana penelitian bagi
peneliti perempuan di Indonesia. Ketiganya merupakan sejumlah gambaran nyata
bagaimana organisasi bisnis membangun reputasi dengan pemangku kepentingan yang
berkategori dependent ini. Diharapkan pemangku kepentingan tersebut dapat
melakukan endorsement bagi reputasi organisasi terhadap pemangku kepentingan lain.
35
Pemangku kepentingan dalam kategori ini antara lain meliputi investor baik itu
pemegang saham maupun pemegang surat utang, pengambil kebijakan seperti parlemen
dan kementerian terkait. Misalnya jika organisasi perusahaan migas maka definitive
stakeholders-nya antara lain Kementerian ESDM, DPR Komisi Energi, SKK Migas,
pemerintah daerah tempat perusahaan beroperasi. Jika anda bekerja di perusahaan
farmasi maka definitive stakeholder-nya antara lain Kementerian Kesehatan, BPOM
(Badan Pengawas Obat dan Makanan), DPR Komisi bidang Kesehatan. Dalam konteks
organisasi internal, karyawan dan manajemen merupakan pemangku kepentingan yang
memiliki ketiga atribut tersebut.
36
Atribut publik atau pemangku kepentingan memiliki keragaman cara pandang.
Pandangan Smith (2004:46) membagi kategori publik ke dalam empat tipe yaitu
customer, limiter, producer, dan enabler. Customer merupakan publik yang
menggunakan layanan atau produk dari organisasi. Producer merupakan publik yang
menyediakan input bagi proses produksi dari organisasi seperti karyawan, supplier.
Enablers yaitu kelompok yang berfungi menetapkan norma atau standar bagi organisasi
seperti pemerintah, pemuka pendapat, media massa, lembaga swadaya masyarakat.
Terakhir limiters yaitu publik yang dapat mengurangi atau menghambat kesuksesan
organisasi seperti kompetitor Yang menjadi catatan adalah seringkali publik enablers
justru menjadi penghambat bagi organisasi misalnya lembaga swadaya masyarakat
melalui kampanye atau advokasinya atau media massa melalui pemberitaan yang buruk
terhadap reputasi organisasi.
Aroused public yaitu publik yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang
organisasi tetapi justru sebaliknya memiliki keterlibatan yang tinggi. Nafsu yang
menggebu dipengaruhi oleh sejumlah aspek seperti pengalaman individu, pemberitaan
37
media, iklan, diskusi pertemanan, advokasi yang digerakan oleh lembaga swadaya
masyarakat, kelompok kepentingan, atau partai politik (Hallahan, 2000:504). Demo
buruh yang digerakkan oleh serikat buruh sedangkan buruh yang ikut terlibat dalam
demonstrasi tidak memahami duduk permasalahan dan tidak mengetahui kondisi
sebenarnya. Gambaran lainnya adalah konsumen yang takut membeli sebuah produk
karena pemberitaan negatif media padahal mungkin saja belum terkonfirmasi
kebenarannya, contohnya adalah kasus Mizone yang dituduh menggunakan bahan
pengawet yang terjadi di beberapa tahun sebelumnya karena sebuah penelitian yang
masih sumir validitasnya.
Ketiga adalah aware public yaitu kelompok yang secara umum memahami
situasi isu atau organisasi meskipun kelompok tersebut tidak dipengaruhi secara
langsung. Aware public sering melibatkan kelompok ilmuwan yang menjadi pemuka
pendapat di masyarakat tetapi sebenarnya tidak memiliki kepentingan secara langsung
dengan organisasi (Hallahan, 2000:505). Misalkan jika anda bekerja di perusahaan
pengolahan pangan seperti Indofood, maka komunitas ilmuwan di Institut Pertanian
Bogor merupakan komunitas pemuka pendapat yang sadar akan isu pangan dan usaha
bidang pangan dan tidak memiliki kepentingan secara langsung dengan organisasi
Indofood. Aware publik bisa dilibatkan menjadi active publik yang berperan sebagai
endorser dari organisasi dengan membangun aliansi.
Ke empat terakhir adalah active public yaitu kelompok orang yang memiliki
keterlibatan yang tinggi dan pengetahuan yang tinggi terhadap organisasi atau isu.
Contohnya adalah pemimpin LSM, kelompok kepentingan dan juga pengikut/bawahan
dekat yang mau berkorban waktu dan tenaga untuk efek perubahan. Publik yang aktif
secara langsung terlibat dengan isu yang berkembang di organisasi (Hallahan,
2000:505). Lembaga penegak hukum seperti KPK, Kejaksaan, dan Kepolisian memiliki
publik aktif yang penting dan seringkali membangun opini publik terhadap institusi
penegak hukum antara lain Indonesia Corruption Watch, Masyarakat Transparansi
International, FITRA. Lembaga penegak hukum tersebut harus terus memantau isu
yang digulirkan lembaga swadaya masyarakat.
Grunig dan Hunt membagi tipologi publik ke dalam empat tipe yaitu bukan
publik yaitu kelompok masyarakat yang tidak terkena konsekuensi atau akibat dari
usaha yang dijalankan organisasi. Publik tersembunyi yaitu publik yang menghadapi
38
ancaman dari organisasi tetapi mereka tidak merasakan ada masalah. Ketiga publik
sadar yaitu kelompok publik yang memahami adanya isu. Terakhir, publik aktif yaitu
publik yang memahami isu dan kemudian mengorganisasikan aksi untuk melakukan
sesuatu terkait isu tersebut (Butterick, 2011:24).
39
Gambar 5 Proses Manajemen Publik (Grunig,2011:17)
Jika kita pahami gambar di atas, reputasi organisasi dan tujuan organisasi
merupakan hasil dari hubungan yang dibangun dan dikelola oleh manajemen dengan
publiknya. Misalnya, perusahaan makanan seperti Nestle menghabiskan dana miliaran
rupiah untuk menjalankan program hubungan masyarakat tidak hanya untuk
terciptanya hubungan dengan publiknya tetapi organisasi mampu meraih tujuan utama
dari organisasi tersebut yaitu penjualan produk, laba perusahaan yang meningkat,
proses produksi berjalan lancar.
40
Pada konteks inilah sebenarnya praktisi hubungan masyarkat harus memahami
dengan baik objektif dari organisasi, tidak semata menjalankan perannya secara teknis
(program humas) tetapi sebaliknya manajemen strategik dalam mengelola hubungan
dengan publiknya. Manajemen strategik humas bertujuan utama meraih objektif dari
organisasi baik itu yang bersifat material seperti penjualan, laba, produktivitas
karyawan maupun yang bersifat immaterial seperti reputasi, citra organsiasi di mata
publiknya.
MANAJEMEN ISU
Keberadaaan sebuah organisasi tidak bisa dilepaskan dari isu. Isu, baik itu yang
bernada positif maupun negatif merupakan hasil respon pemangku kepentingan atau
publik organisasi terhadap produk, layanan, perilaku, personal dari sebuah organisasi.
Sejumlah organisasi karena ketidakmampuan mengelola isu menghadapi dampak
kerugian yang fatal baik dari segi dampak material misalnya turunnya kinerja penjualan
maupun dampak immaterial yaitu rusaknya reputasi organisasi di mata publik.
Kajian manajemen isu diinisiasi oleh Howard Chase, melalui tulisan tentang
issue management process model, pada pertengahan 1970-an, dan kemudian
berkembang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari praktik hubungan masyarakat
sehari-hari dewasa ini. Praktisi hubungan masyarakat selain mengelola hubungan
dengan publik atau pemangku kepentingan juga mengelola isu agar menguntungkan
bagi keberlangsungan organisasi.
Grunig dan Repper menyatakan bahwa fungsi manajemen isu merupakan bagian
dari perencanaan strategis humas dan sinonim dengan makna humas strategis (Tench
dan Yeomans, 2009:365). Sebuah isu merupakan sebuah topik yang berpotensi
menciptakan masalah di dalam sebuah sektor bisnis, dan mungkin akan menjadi
pemberitaan media, meskipun mungkin tidak menjadi perhatian masyarakat umum.
Setiap isu memiliki pemantik yang berbeda-beda, jika meledak dapat mendorong
perkembangan isu menjadi membesar dan selanjutnya jika terus berkembang secara
cepat bisa menciptakan isu besar dihadapi organisasi (Dalton dan Croft, 2002:187).
Contoh kasus adalah apa yang sering terjadi di industri otomotif. Pada awalnya,
dimulai hanya terjadi kecelakaan kecil dan mungkin kerusakan kecil kendaraan pada
salah satu pelanggan tetapi kemudian kejadiannya semakin membesar. Raksasa
41
otomotif dunia Toyota pada periode 2010-2012 dan General Motor pada 2013
menanggung biaya miliaran dollar untuk melakukan proses penarikan sejumlah produk
kendaraannya untuk perbaikan dan yang lebih jauh merusak adalah rusaknya reputasi
korporasi.
Pada kurun waktu 2009-2010, Toyota Motor Corp telah melakukan penarikan
(recall) produk kendaraannya berjumlah jutaan unit di seluruh dunia. Penarikan ini
dilakukan setelah ditemukan masalah di kendaraaan yang bisa memicu kecelakaan.
Toyota menarik produknya demi menjaga konsumen dari potensi kecelakaan. Kejadian
sejumlah kecelakaan dan tekanan dari pengambil kebijakan dalam hal ini pemerintah
Amerika Serikat mendorong terciptanya krisis reputasi menerpa Toyota. Toyota
mengalami kenaikan biaya perbaikan dan juga pertanyaan terhadap reputasinya sebagai
produsen mobil nomor satu di dunia.
Dari sejumlah definisi di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa manajemen isu
membutuhkan kompetensi mendalam terkait pemetaan masalah dalam hal ini
kemampuan riset khalayak dan isu, dan kedua, manajemen isu membutuhkan
kemampuan perencanaan komunikasi agar mampu mencegah atau meminimalisir
kerusakan yang dihadapi organisasi.
Manajemen isu terdiri dari dua aspek penting yaitu usaha mengidentikasi dan
mempengaruhi cara resolusi penyelesaian masalah. Sebuah isu merupakan sebuah
masalah yang siap diselesaikan dan secara khas melibatkan proses pengambilan
keputusan. Tujuan utama dari manajemen isu adalah mencegah dampak buruk atau
42
membangun efek positif dari isu (Coombs, 2010:54). Penggunaan teknik manajemen
isu yang efektif akan memberikan sejumlah manfaat bagi organisasi. Pertama,
meningkatnya pangsa pasar organisasi. Kedua, mempertahankan reputasi perusahaan.
Ketiga, menghemat potensi biaya, dan terakhir manajemen isu dapat membangun
hubungan yang strategis dengan pemangku kepentingan (Regester dan Larkin,
2005:42).
43
Setiap isu yang berkembang memiliki sejumlah fase pertumbuhan, seorang
praktisi humas harus mampu memiliki yang matang dalam memetakan perkembangan
isu. Setiap fase isu memiliki pendekatan komunikasi yang berbeda-beda. Regester dan
Larkin, dalam konsepnya terkait daur hidup isu, berpendapat bahwa isu berkembang
melalui tiga fase yaitu fase potensial, tumbuh, dan sekarang, mencapai titik intensitas
maksimum pada tahap ke empat yaitu fase krisis, dan menurun secara dramatis pada
fase puncak, terakhir isu menjadi bersifat dormant ketika bisa diselesaikan (Tench dan
Yeomans, 2009:366).
44
Praktisi humas, terutama bidang usaha seperti korporasi keuangan,
pertambangan, migas, telekomunikasi, farmasi biasanya menjalankan fungsi public
affairs atau government relations karena bidang bisnisnya sangat rawan tergoncang
terkait dampak perubahan kebijakan pemerintah. Hubungan masyarakat menjalankan
fungsi lobi dan negosiasi kepada pengambil kebijakan dan membangun aliansi melalui
asosiasi bisnis untuk memperkuat posisi tawar dengan pengambil kebijakan.
Isu juga bisa muncul dari masalah sosial seperti di daerah eksplorasi perusahaan
tambang atau migas di mana terdapat kesenjangan kesejahteraan antara karyawan
dengan warga setempat bisa menimbulkan masalah konflik sehingga diperlukan fungsi
tanggungjawab sosial perusahaan untuk memitigasi resiko sejak awal. Contoh kasus
sebuah perusahaan tambang di NTT tidak memiliki kapabilitas dalam memahami
potensi isu sejak awal sehingga konflik berlatar sosial memuncak. Ratusan warga di
daerah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, mengancam akan
melakukan pertumpahan darah jika PT Aditya Bumi Pertambangan, tetap melakukan
aktivitas tambang mangan. Konflik dengan komunitas menjadi isu yang harus dihadapi
dari korporasi yang bergerak di industri ekstraktif seperti migas, pertambangan,
perkebunan.
45
terlibat menyadari pentingnya isu secara penuh, dan tekanan pada lembaga regulasi
untuk terlibat (Regester dan Larkin, 2005:52). Isu ini bisa berkembang menjadi situasi
krisis di mana organisasi tidak mampu lagi mengendalikan keadaan sehingga
dibutuhkan peran regulator dalam hal ini pemerintah untuk turun tangan untuk
menetapkan resolusi konflik sehingga kondisi bisa mereda. Misalnya, dalam kasus
kecelakaan pesawat, demonstrasi buruh yang disertai pemogokan besar-besaran, atau
misalnya kolapsnya lembaga keuangan seperti Lehman Brothers, Bank Century
akhirnya dipailitkan oleh regulator.
Garth (2006:113) membagi isu kepada tiga kategori berdasar dampak yang
dihasilkan yaitu
Isu prioritas puncak yaitu sebuah isu yang berdampak besar terhadap organisasi.
Isu tersebut membutuhkan respon cepat. Pengembangan pernyataan organisasi
yang memberikan posisi yang jelas organisasi dalam isu.
46
Isu prioritas sedang yaitu isu yang mungkin membutuhkan pengembangan
pernyataan organisasi tetapi waktunya lebih lama. Organisasi masih perlu tetap
mengawasi perkembangan isu
Isu prioritas rendah dapat ditempatkan pada daftar isu yang dievaluasi secara
berkala atau tidak dipertimbangkan berpotensi bermasalah.
Banyak kasus di dunia bisnis bagaimana isu besar atau krisis besar dihadapi
organisasi gara-gara masalah kecil yang tidak tertangani dengan baik. Penulis pernah
memberikan pendampingan manajemen sebuah direktorat jenderal kementerian dalam
mengelola isu yang membesar organisasi secara mendadak. Isu tersebut membesar dan
menjadi liputan utama pemberitaan media selama beberapa waktu gara-gara masalah
sepele yaitu surat elektornik keluhan yang tidak ditangani karena pekerjaan yang
membludak dan postingan di sebuah media komunitas dunia maya yang akhirnya
menjadi materi pemberitaan.
Sangatlah penting bagi praktisi humas untuk melakukan observasi lingkungan bisnis
secara sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh, dalam rangka sedini mungkin
mengidentifikasi titik lemah yang bisa memicu krisis. Pemindaian ini bisa
menggunakan observasi lingkungan seperti analisis berita, survei, atau wawancara.
Tahapan selanjutnya isu yang potensial harus dipantau secara ketat (Rottger,
2008:2541).
Penelitian opini publik melalui survei yang digunakan untuk menentukan sikap
dari kelompok kepentingan terhadap isu dan mengukur perubahan sikap dari
waktu ke waktu dikaitkan dampak dari informasi baru tentang isu
Pemetaan liputan media terhadap isu membantu melacak perkembangan isu
kunci pada tingkat media dan kepentingan publik, pemuka pendapat yang paling
berpengaruh dan sering dimuat media, efektivitas komunikasi organisasi dapat
terbaca melalui pemberitaan.
Perkembangan teknologi informasi internet juga perlu dipantau untuk
menentukan perbedaan pandangan kelompok advokasi, topic yang sedang
47
diperdebatkan, pro dan kontra terhada isu dan juga pendapat baru yang mungkin
muncul dari opini publik
Perkembangan proses legislasi bisa dipantau melalui pemberitaan media
Griffin (2008:115) mengidentifikasi tiga tipe isu yang biasa dihadapi sebuah
organisasi yaitu meliputi isu korporasi yang muncul dari perusahaan sendiri terkait
praktik usahanya dan produk dan layanan termasuk pada isu tata kelola, kualitas
produk, nilai, kinerja perusahaan dsb. Setiap bidang usaha memiliki isu korporasi yang
khas misalnya pada perusahaan bisnis penerbangan isu yang krusial dan berpotensi
menciptakan krisis adalah masalah kecelakaan pesawat. Perusahaan manufaktur seperti
tekstil memiliki cirikhas isu yang dominan adalah pemogokan buruh atau demonstrasi
buruh menuntut kenaikan gaji. Perusahaan otomotif memiliki ciri khas utama isu terjadi
karena cacat produk yang menyebabkan kecelakaan dan penarikan produk besar-
besaran. Perusahaan yang tercatat di bursa saham memiliki isu penting yang harus
dikelola terkait kinerja perusahaan seperti laba, kerugian, beban usaha, pendapatan,
strategi bisnis yang akan mempengaruhi pergerakan saham perusahaan setiap hari.
Kedua, isu global yaitu isu besar dewasa ini yang tidak saja terkait perusahaan
secara individu tetapi juga merupakan yang dihadapi semua perusahaan contohnya
masalah tenaga kerja dan hak asasi manusia, isu lingkungan hidup, isu kesehatan, isu
kesetaraan pekerja, isu hukum. Apple mendapatkan kritikan dari kalangan aktivis hak
asasi manusia terkait proses produksi di perusahaan rekanan di China yang tidak
manusiawi dengan jam kerja di luar batas. Perusahaan bidang pengolahan sumber daya
alam seperti perkebunan (Wilmar, Salim Invomas, PTPN, Sinarmas), migas
(Pertamina, Medco, Chevron), tambang (Bumi Resources, Rio Tinto, Newmont,
Freeport) menghadapi isu potensial terkait masalah lingkungan hidup sangat kuat.
Tekanan dari lembaga swadaya masyarakat seperti WWF, Greenpeace, Walhi menjadi
perhatian utama bagi praktisi hubungan masyarakat. Gerakan feminisme perempuan
semakin menguat dengan membawa isu kesetaraan gender dalam bidang sosial politik
termasuk korporasi. Industri yang dipersepsikan berdampak negatif seperti merusak
kesehatan seperti rokok (Djarum, Gudang Garam, Phillip Morris) menghadapi tekanan
berat dari aktivis isu kesehatan. Industri telekomunikasi menghadapi isu utama terkait
kebebasan berekpresi dan privasi individu.
48
Ketiga, isu lokal yang didefinisikan sebagai isu dikaitkan dengan kelompok
yang terpengaruh seperti komunitas sekitar pabrik yang berpotensi tercemar, masalah
pengangguran di sekitar perusahaan tempat beroperasi. Perusahaan-perusahaan bidang
ekstraktif seperti migas dan tambang menghadapi tantangan dalam membangun
komunikasi dengan komunitas sekitar. Komunitas berharap kehadiran perusahaan dapat
memberikan kontribusi penting dalam pembangunan komunitas. Dalam konteks ini,
praktisi humas harus menjalankan fungsi tanggungjawab social perusahaan dengan
memetakan kebutuhan masyarakat dan memberikan masukan kepada pemimpin
perusahaan program CSR yang sesuai dengan kapasitas komunitas. Sejumlah
perusahaan yan tidak mampu memetakan isu komunitas akan berpotensi menciptakan
konflik dengan komunitas dan operasional perusahaan akan terganggu.
Sejauh mana dan seluas apa sebuah organisasi melakukan pemetaan terhadap isu
potensial sangatlah ditentukan oleh ukuran, kompleksitas, dan ketersediaan sumber
daya yang dimiliki (McGrath, 2006:110). Misalnya, perusahaan berskala global dengan
pasar yang bersifat dunia seperti Coca Cola, Unilever, Microsoft akan memetakan
perkembangan pasar di seluruh dunia, tetapi perusahaan yang hanya beroperasi di satu
negara atau kawasan, seperti PT Kereta Api Indonesia, Lion Air akan lebih membatasi
pemetaan.
49
STRATEGI MANAJEMEN ISU
Smith menawarkan dua perspektif strategi yang bisa dilakukan organisasi yaitu
strategi proaktif dan reaktif. Strategi humas yang diinisiasi oleh organisasi disebut juga
dengan strategi proaktif. Proatif strategis meliputi action dan communication strategies
(Smith, 2004:82). Strategi proaktif cenderung dilakukan sebelum isu muncul dan
berkembang dan tidak mampu ditangani organisasi, organisasi secara aktif
berkomunikasi dan membuat sejumlah program yang berfungsi sebagai preventif atau
mitigasi krisis.
50
Strategi proaktif memiliki dua pendekatan besar yaitu fokus pada tindakan
strategis dan komunikasi strategis. peningkatan kinerja organisasi, partisipasi khalayak
dan menyelenggarakan kegiatan khusus, membentuk aliansi dan koalisi, memberikan
sponsor dan kadang aktivisme, filantropis (Smith, 2004:82). Organisasi bisa
menggunakan strategi partisipasi khalayak sebagai langkah proaktif dalam manajemen
dan mitigasi isu. Sebuah perusahaan internasional bidang sumber daya manusia
mengajak karyawannya untuk terlibat secara aktif dalam program mengajar di
komunitas dengan tujuan membangun kerjasama dan menanamkan nilai dasar
perusahaan yang peduli akan isu sosial. Sejumlah organisasi bisnis mulai menggunakan
media sosial sebagai bagian penting dalam membangun percakapan dan meningkatkan
keterlibatan khalayak dalam pengambilan kebijakan organisasi.
Kasus serupa juga dilakukan Anlene, produsen susu dengan segmen konsumen
yang peduli dengan kesehatan tulang. Anlene secara rutin menyelenggarakan kegiatan
khusus untuk kalangan perempuan sebagai bagian strategi humas pemasaran, misalnya
Gerakan Anlene 10 ribu langkah dan event gerak jalan di sejumlah kota di tanah air.
Microsoft yang bergerak di bidang teknologi informasi tiap tahun menyelenggarakan
ICEMA untuk kalangan industri musik independen di Indonesia, selain juga
menyelenggarakan kompetisi antar pengembang piranti lunak di Indonesia di kalangaan
mahasiswa perguruan tinggi.
51
Sponsorship bisa menjadi alat penting dalam proaktif dengan memberikan
dukungan secara finansial kepada komunitas masyarakat maupun organisasi lain.
Misalnya Medco Energi mensponsori terselenggaranya kompetisi sepakbola junior di
Indonesia, Semen Padang dengan dana tanggungjawab sosial perusahaan mendukung
kesebelasan kebanggaan warga Sumatera Barat. PT Freeport Indonesia memberikan
sponsor bagi klub bola Persipura. Djarum melalui Djarum Super dan sekarang BCA
menjadi sponsor bagi terselenggaranya kompetisi bulutangkis Indonesia Open.
Organisasi bisnis saat ini mulai menggunakan strategi filantropi sebagai salah
satu cara strategi dalam membangun reputasi dan mitigasi isu krisis di masa depan.
Contohnya pemilik Riau Andalan Pulp and Paper, salah satu produsen kertas terbesar di
Indonesia mendirikan Tanoto Foundation yang fokus pada pemberian beasiswa
pendidikan. Orang terkaya di Indonesia keluarga Hartono, pemilik grup Djarum melalui
Djarum Foundation secara aktif melakukan kegiatan filantropi di sejumlah bidang
seperti pendidikan, olahraga, lingkungan hidup, dan budaya. Pemilik Mayapada Group,
Tahir, salah seorang terkaya di Indonesia menggunakan Tahir Foundation sebagai
kendaraan filantropisnya bahkan beliau menyumbang ke Bill Gates Foundation puluhan
juta dollar untuk program kesehatan dan juga menyumbang sejumlah bis wisata bagi
pemerintah DKI.
Aliansi dan koalisi juga sangat penting dalam strategi proaktif. Pada waktu
penulis bekerja di sebuah agensi humas, agensi humas tersebut menangani program
Intel Teach, sebuah program yang diinisiasi raksasa teknologi informasi dunia dalam
meningkatkan literasi teknologi informasi di sekolah-sekolah. Intel bekerjasama dengan
Kementerian Pendidikan Indonesia. Pada waktu penulis menangani Goodyear Supir
Heroik, acara tersebut diselenggarakan dengan menggandeng Direktur Lalu Lintas Polri
dan Kementerian Perhubungan. Aliansi dengan lembaga pemerintah sangatlah penting
dalam meraih dukungan bagi program perusahaan.
Industri farmasi memiliki produk pengganti produk rokok yang diklaim lebih
sehat bagi kesehatan. Industri farmasi membangun koalisi dan aliansi dengan
mendukung kampanye anti rokok yang diadvokasi lembaga swadaya masyarakat atau
Kementerian Kesehatan untuk menekan pengambil kebijakan menetapkan aturan
pembatasan rokok secara ketat. Sebaliknya, industri rokok juga tidak tinggal diam
dengan melakukan koalisi dan aliansi dengan sejumlah pemerintah daerah dan
52
kementerian yang lebih peduli terhadap aspek ekonominya. Industri rokok juga secara
aktif melakukan kampanye advokasi akar rumput ke komunitas petani tembakau yang
periuk nasinya terancam akibat kebijakan pembatasan rokok oleh pemerintah
Penolakan produk perkebunan Indonesia seperti minyak kelapa sawit, hal ini
sebenarnya bukan seluruhnya terkait pada isu lingkungan hidup semata tetapi juga
terkait dengan kompetisi bisnis ekonomi minyak nabati. Minyak kelapa sawit secara
ekonomi lebih murah dengan jumlah produksi jauh lebih massif sehingga produk-
produk minyak nabati lainnya seperti minyak jagung,minyak kedelai, minyak bunga
matahari kalah bersaing. Negara-negara produsen minyak nabati non sawit kemudian
menggunakan isu lingkungan untuk melakukan advokasi kepada regulator untuk
menolak impor minyak sawit. Sebaliknya kelompok produsen kelapa sawit melalui
asosiasi GAPKI membangun aliansi dengan bekerjasama institusi independen seperti
perbankan, LSM, pembeli untuk membentuk kelompok bersama yang mengeluarkan
sertifikasi RSPO (roundtable sustainable palm oil) sebagai pengakuan bahwa proses
produksi kelapa sawit telah memenuhi aspek pelestarian lingkungan. Strategi aliansi
dan koalisi paling banyak digunakan dalam menjalankan program public affairs dengan
lobbying dan grass root advocacy.
Pada titik inilah sebenarnya, kita melihat betapa pentingnya praktisi hubungan
masyarakat dalam membangun dan mengelola isu dalam pertarungan ide dan agenda
publik agar menguntungkan kepentingan organisasi. Humas tidaklah saja menjalankan
peran pemadam kebakaran tetapi justru mungkin menjadi pemantik api bagi kebakaran
di tempat lainnya jika kebakaran di tempat lain akan menguntungkan organisasi kita.
53
Gambar 8 Strategi Komunikasi (Smith, 2004:94)
Strategi proaktif yang kedua adalah pendekatan strategi komunikasi yang terdiri
dari tiga aspek utama yaitu pendekatan publisitas, informasi bernilai berita, komunikasi
transparan. Sebagian besar organisasi secara intuitif memahami nilai penting
publisitas, yang merupakan perhatian yang diberikan oleh media berita untuk sebuah
organisasi, orang, peristiwa, produk atau ide (Smith, 2004:94).
Publisitas merupakan salah satu fungsi humas yang melibatkan tindakan secara
sengaja menyebarkan pesan strategis melalui media massa (seperti koran, televisi,
radio, atau internet), tanpa membayar kepada media. Sementara publisitas umumnya
mengacu pada informasi yang ditempatkan di media massa, publisitas juga dapat
melibatkan menempatkan informasi di media yang dikontrol seperti publikasi
organisasi atau laporan perusahaan (Lyon, 2004:714). Publisitas didorong oleh
sejumlah perantara seperti jurnalis, blogger dan lainnya, dengan cakupan topik yang
lebih luas dibandingkan iklan dalam mempengaruhi pemangku kepentingan organisasi
dengan mengkontruksi organisasi ke dalam kategori positif maupun negatif (Spotts dkk,
2013:1988).
54
Strategi yang kedua adalah menyajikan informasi berita. Informasi bernilai
berita erupakan suatu keharusan bagi setiap organisasi yang berharap untuk
menggunakan media berita untuk membawa pesan dan menangkap kepentingan
publiknya. Untuk strategi komunikasi, berita merupakan salah satu strategi proaktif
terkuat karena sesuatu yang layak diberitakan hampir dijamin untuk mendapatkan
perhatian dari media berita dan, melalui mereka, organisasi publik lainnya. Bahkan jika
Anda sedang melakukan presentasi pesan melalui saluran pribadi atau organisasi, perlu
diingat bahwa khalayak Anda akan lebih tertarik pada pesan berita (Smith, 2004:96).
Contoh lainnya strategi ini digunakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan
setelah dipimpin oleh Menteri Susi, caranya dengan membuka informasi tentang kapal
perikanan yang beroperasi kepada publik. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti mengaku berniat membangun transparansi di kementeriannya dalam tata
kelola laut. Oleh karena itu, Susi merasa perlu menggandeng KPK untuk memberi
masukan dan ikut mengawasi kebijakan tersebut.
Langkah yang diambil Susi tersebut mendapatkan pujian dan dukungan dari
publik, karena selama ini data terkait kapal perikanan tertutup aksesnya oleh publik. Hal
ini tergambar dari sentimen pemberitaan terhadap Susi yang cenderung positif.
Organisasi yang mengimplementasikan komunikasi publik secara terbuka akan lebih
cenderung meraih dukungan publik dibandingkan organisasi yang menutup akses
publik terhadap informasi di dalam organisasi tersebut. Publik akan lebih menaruh
kepercayaan terhadap organsiasi tersebut.
55
Pada situasi krisis seperti yang dihadapi maskapai penerbangan Air Asia pada
akhir 2014 lalu menjadi salah satu contoh bagaimana keberhasilan manajemen krisis
ditentukan oleh keterbukaan informasi kepada publik. CEO Air Asia Tony Fernandez
menjadi pilar penting dalam komunikasi publik sehingga menetralisir dampak
kecelakaan. Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi di Lion Air ketika terjadi
penundaan penerbangan massif di awal tahun 2015. CEO Lion Air terkesan menutup-
nutupi kasus dan tidak terbuka mengenai apa yang sebenarnya terjadi, akibatnya publik
justru semakin menyerang korporasi
56
emptive yaitu respon isu dengan mengantisipasi melalui serangan sebelum pihak lawan
menyerang. Konsep ini biasanya digunakan dalam komunikasi politik dengan
menjatuhkan lawan terlebih dahulu sebelum lawan menyerang.
57
perusahaan penerbangan menghadapi krisis karena armada pesawatnya mengalami
kecelakaan maka respon yang biasanya dilakukan berjanji akan melaksanakan
investigatif untuk perbaikan pelayanan dan memberikan kompensasi terhadap korban.
Contoh lain, dalam praktik bisnis manufaktur adalah penarikan produk seperti bidang
otomotif, farmasi ketika diindikasikan telah terjadi cacat produk maka organisasi
biasanya akan melakukan penarikan produk untuk investigasi.
1
http://health.detik.com/read/2010/05/08/111205/1353455/763/forum.detik.com/johnson--johnson-
indonesia-klaim-obatnya-bebas-recall
58
Selanjutnya, organisasi ketika menghadapi isu yang mengancam
keberlangsungan organisasi bisa menggunakan pendekatan offensive. Pendekatan isu ini
dengan cara mempermalukan, mengejutkan, mengancam, menuntut (Smith, 2004:101).
Strategi ofensif dilakukan terhadap kelompok kepentingan yang dinilainya telah
menghancurkan reputasi atau membuat kerugian organsisasi. Strategi ini biasanya
diambil ketika sebenarnya posisi organisasi merasa benar dan legal, tetapi organisasi
haruslah berhati-hati kadang kemenangan dari jalur legal justru tidak mendapatkan
simpati dari publik.
Salah satu contoh dari strategi ofensif adalah dengan menuntut melalui jalur
peradilan. Strategi ini justru kadang berbalik arah atau berdampak negatif terhadap
reputasi organisasi. Hal ini yang dilakukan oleh RS Omni terhadap Prita beberapa
waktu yang lalu, yang justru muncul gerakan publik mendukung Prita. Pihak Rumah
Sakit Omni melakukan somasi terhadap Prita agar Prita mencabut semua tuduhan yang
dilayangkan ke Rumah Sakit Omni yang dilayangkan lewat pesan elektroniknya.
Gugatan hukum yang dimenangkan Omni justru berdampak negatif pada reputasi Omni
di mata publik. Contoh lain adalah strategi mengancam seperti yang dilakukan asosisasi
industri perhotelan yaitu Perhimpuna Hotel dan Restoran Indonesia dalam menghadapi
isu kebijakan pemerintah baru Jokowi yang melarang kementerian dan lembaga
pemerintah melakukan pertemuan di hotel demi penghematan anggaran keuangan
negara.
59
Pasca penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK, beredar pula foto Ketua
KPK dengan seorang Putri Indonesia. Foto tersebut menimbulkan polemik yang
memperdebatkan keaslian. Beredarnya foto Samad menjadi salah satu bentuk dari
strategi memperlakukan lawan.
60
Gambar 12 Strategi Defensif (Smith, 2004:101).
Strategi ke enam yang biasa dilakukan praktisi humas adalah diversionary yaitu
mengalihkan isu dengan cara memberikan konsensi atau kompensasi, menjilat atau
61
memuji, memisahkan atau memutus hubungan dengan organisasi dengan isu (Smith,
2004:101).
Strategi serupa juga digunakan KPK ketika menghadapi isu Ketua KPK
Abraham Samad yang dituding oleh petinggi PDIP pernah melakukan pertemuan
dengan elite PDIP dan Nasdem terkait rencana pembahasan cawapres untuk
62
mendampingi Jokowi di Pilpres 2014. KPK menggunakan strategi manajemen isu
diversionary dengan menyatakan bahwa tindakan Samad merupakan masalah pribadi
yang terkait dengan KPK. Reaksi KPK ini bertujuan untuk melokasisir dampak negatif
Samad terhadap lembaga KPK secara keseluruhan. Deputi Bidang Pencegahan KPK
Johan Budi mengatakan, kebenaran terkait kabar tersebut masih perlu dilakukan
pengecekan dan harus ditelusuri lebih lanjut terkait rekam jejaknya. Kalaupun benar,
hal itu merupakan persoalan pribadi Samad dan tidak ada kaitannya dengan KPK secara
kelembagaan
63
Contoh kasus seperti yang telah diungkapkan penulis di bab sebelumnya,
bagaimana seorang CEO Toyota meminta maaf secara publik dengan membungkuk
dalam-dalam yang menandakan rasa malu dan penyesalan dalam budaya Jepang ketika
Toyota dihadapkan situasi krisis penarikan produk besar-besaran karena diindikasikan
cacat produk dan menjadi penyebab kecelakaan. Strategi apologia juga dilakukan oleh
Tony Fernandez, CEO Air Asia ketika menghadapi kecelakaan pesawat menimpa salah
satu armadanya. Tony meminta maaf kepada publik beberapa saat setelah korporasi
telah mengkonfirmasi salah satun armadanya kemungkinan jatuh ke laut pada akhir
2014 lalu.
Apologia antar pribadi ketika seseorang meminta maaf secara pribadi terhadap
pribadi yang lain, misalnya seorang CEO korporasi mengaku bersalah melakukan
terhadap pelanggan yang mengalami dampak kerugian dengan mengirimkan surat
permintaan maaf. Apologia dengan seseorang dengan banyak orang ketika pihak yang
terdampak berjumlah massal, misalnya pelanggan yang mengalami kerugian berjumlah
lebih dari satu, untuk meredam isu, CEO mengirimkan pernyataan maaf kepada
sejumlah pelanggan tersebut.
Apologia ketiga ketika banyak orang meminta maaf kepada seseorang, misalnya
keputusan Hakim Sarpin yang mengabulkan permohonan Pra Peradilan Budi Gunawan
pada kasus penetapan tersangka oleh KPK. Beberapa saat kemudian ternyata MK
mengabulkan permohonan judicial review yang menyatakan proses peradilan terhadap
penetapan tersangka merupakan hak warga negara. Pada konteks ini seharusnya
masyarakat yang sebelumnya telah menyalahkan putusan Sarpin untuk meminta maaf.
Apologia ke empat dilakukan banyak orang kepada banyak orang misalnya permintaan
maaf sebagian komunitas NU terhadap korban pembunuhan PKI pada era 65. NU yang
pada masa itu beraliansi dengan TNI membasmi PKI, mendorong sebagian warga NU
yang dimotori Gus Dur meminta maaf kepada korban tragedi berdarah tahun 1965.
64
Ketika organisasi menghadapi suatu isu, praktisi hubungan masyarakat
berfungsi untuk merencanakan respon organisasi terhadap isu tersebut. Praktisi
hubungan masyarakat wajib menyiapkan position statement atau pernyataan organisasi
terhadap isu yang berkembang. Posisi apa yang dipilih atau pendekatan apa yang dipilih
oleh organisasi akan menurut Smith (2003:238) sangat ditentukan oleh tiga faktor
berikut yaitu latar belakang isu, posisi organisasi, dan kesimpulan isu.
Pertama adalah praktisi humas harus memahami latar belakang isu yang
dihadapi organisasi. Latar belakang isu terkait pada empat aspek antara lain dampak isu
(signifikansi), sebuah isu memiliki keragaman dampak yang berbeda-beda. Kebijakan
pemerintah memiliki dampak yang besar terhadap keberlangsungan usaha suatu
korporasi di satu sisi bisa menguntungkan tetapi di sisi lain bisa sangat merugikan.
Pemerintah sebagai regulator merupakan pihak yang mengatur permainan dan pihak
yang memiliki kewenangan dan kekuasaan.
65
signifikan terhadap turunnya pendapatan seperti Heineken, Carslberg karena
berkurangnya saluran distribusi penjualan. Di sisi lain, kebijakan ini justru berdampak
positif bagi hotel, restoran atau klub malam dikarenakan pembeli akan meningkat.
Industri minuman keras Indonesia harus memutar otak bagaiman agar penjualan produk
tidak terganggu jika menerima keputusan pemerintah tersebut tetapi jika menolak maka
asosiasi industri harus mengembangkan program manajemen isu bagaimana agar
kebijakan pemerintah tersebut dibatalkan.
Praktisi humas dalam memahami latar belakang isu juga perlu memahami
sejarah isu di dalam kontek organisasi. Apakah isu tersebut pertama kali muncul atau
pada masa sebelumnya pernah terjadi. Sebuah maskapai penerbangan yang sering
menghadapi insiden kecelakaan pesawat akan menghadapi isu keselamatan
penerbangan lebih berat, berbeda dengan maskapai penerbangan yang dalam sejarahnya
belum pernah mengalami insiden kecelakaan.
Aspek yang kedua setelah memahami latar belakang isu, praktisi humas harus
memahami posisi yang akan diambil organisasi. Posisi organisasi terkait pada tiga
aspek; pertama, organsiasi harus memberikan pendapat kepada publik terhadap isu
yang berkembang. Kedua, pendapat tersebut harus dibangun dengan menggunakan
argumentasi menolak atau sebaliknya mendukung terhadap isu tersebut.
66
Aspek terakhir adalah kesimpulan yang berisi rekomendasi organisasi terhadap
isu dan kedua citasi atau data yang mampu mendukung argumentasi dan rekomendasi
yang diberikan organisasi. Misalnya, dalam isu pelarangan rapat institusi pemerintah di
hotel, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia memaparkan data tingkat hunian
hotel yang turun setelah kebijakan pelarangan tersebut dan juga jumlah karyawan di
industri perhotelan yang akan terkena dampak kebijakan tersebut.
67
lemah. Ke empat, taktik menggunakan iklan dengan pesan terkontrol dan daya jangkau
yang luas tetapi dengan titik lemah pada kredibilitas pesan.
Misalnya, jika sumber masalah isu tersebut berada di kalangan terbatas atau
publik yang terbatas, misalnya lembaga pemerintah maka program yang paling tepat
menggunakan program komunikasi antar pribadi berupa lobi dan negosiasi terhadap
pengambil kebijakan dan dikombinasikan dengan membangun aliansi seperti advokasi
komunitas untuk mendukung perusahaan.
Jika akar masalah dari isu terkait pada pemberitaan yang negatif terhadap
organisasi maka pendekatan bisa menggunakan kombinasi komunikasi antar pribadi
dan news media. Komunikasi pribadi berupa kunjungan pemimpin organisasi kepada
redaksi media massa atau pendekatan antar pribadi dengan jurnalis. Pendekatan news
media digunakan untuk mempublikasikan informasi yang dapat mengimbangi
pemberitaan media sebelumnya.
68
Organisasi media bisa digunakan ketika khalayak tersebar tetapi tersegmentasi,
misalnya isu terkait masalah internal perusahaan seperti rencana pemogokan atau
ketidaksukaan karyawan terhadap manajemen. Praktisi humas bisa menggunakan media
organisasi seperti website, intra net atau surat dari pemimpin organisasi. Di sinilah
sebenarnya pemahaman publik, isu yang berkembang dan strategi komunikasi yang
dipilih sangat berkorelasi dengan program komunikasi yang akan diimplementasikan.
Menurut McNamara, evaluasi terkait pada empat bagian antara lain input,
output, out-take, dan outcome. Aspek Input terkait pada kualitas tampilan pesan,
kepantasan isi pesan, dan kepantasan medium pesan, kecukupan informasi, intelejen,
dan penelitian (Gregory, 2010:166). Cara paling umum mengukur hasil kegiatan
hubungan masyarakat berdasarkan aspek output dengan mengukur liputan media.
Liputan media atau output merupakan hasil dari perencanaan hubungan masyarakat.
Output dapat diukur menggunakan sejumlah cara meliputi sirkulasi, pendengar atau
penonton dari semua liputan yang didapatkan ( Morris dan Goldsworthy, 2008:119).
69
Gambar 17 Evaluasi Program (McNamara dalam Morris dan Goldsworthy,
2008:120)
Dimensi outtake dikaitkan pada bagaimana orang menerima atas pesan yang
anda sampaikan. Hal ini mengukur pada perubahan sikap Morris dan Goldsworthy,
2008:120). (Misalnya, apakah orang mempercayai pesan yang anda sampaikan?
Apakah khalayak berubah pikiran? Terakhir adalah dimensi outcome terkait pada
perubahan perilaku karena cara paling efektif untuk mengukur humas dengan mengkaji
perubahan perilaku (Morris dan Goldsworthy, 2008:120). Outcome adalah bagaimana
orang berperilaku yang merupakan hasil dari output, misalnya pembelian atau
merekomendasikan produk kepada pihak lain (Paine, 2007:3). Dalam manajemen isu,
misalnya terjadinya perubahan perilaku yang tadinya menolak rencana organisasi atau
menentang organisasi menjadi mendukung atau setidaknya netral.
70
SIMPULAN BAB
Setelah mengkaji manajemen publik dan manajemen isu, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
71
HUMAS DALAM MENGELOLA REPUTASI
ORGANISASI
72
dalam mengelola reputasinya dan justru kehilangan daya magis sehingga sirna ditelan
kompetisi bisnis yang ketat.
73
Gambar 18 Hubungan Citra dengan Reputasi (Gotsi dan Wilson, 2001:26)
Berdasarkan konsep Gotsi dan Wilson di atas, reputasi merupakan hasil dari tiga
citra organisasi. Pertama, reputasi hasil dari citra perilaku organisasi. Citra perilaku
perusahaan, misalnya apakah perilaku kita dinilai baik atau buruk oleh publik? Google
dalam berbisnis memiliki slogan “Don’t be evil” jangan berbuat jahat dan hal tersebut
dimanifestasikan keluar dari Republik Rakyat Tiongkok karena kebijakan filtering dan
sensor konten internet oleh pemerintah Tiongkok demi stabilitas politik. Bodyshop,
perusahaan yang bergerak di bidang kostemik menggunakan kampanye no animal
harmful dengan tidak menggunakan binatang sebagai bagian uji produk. Kedua
perilaku organisasi tersebut merupakan contoh dari perilaku organisasi dan menjadi
cirikhas yang membentuk reputasi organisasi di mata publiknya.
Yang kedua adalah reputasi yang didasarkan pada simbol perusahaan. Simbol
bisa berupa personal atau pemimpin perusahaan seperti kasus Apple yang tidak bisa
dilepaskan dari sosok Steve Jobs, yang merepresentasikan inovasi teknologi, Microsoft,
tidak bisa melepaskan dari sosok Bill Gates. Virgin International, konglomerasi multi
usaha dari Inggris dengan produk seperti Virgin Atlantic, identik dengan Richard
Branson. Selain personal, reputasi dicitrakan melalui brand atau merek, misalnya jika
dilihat dari skala bisnis Pepsi Co jauh lebih besar daripada Coca Cola, tetapi merek
Coca Cola lebih berharga dan memiliki reputasi dibandingkan Pepsi Co.
74
Terakhir, reputasi perusahaan merupakan hasil dari citra program komunikasi
organisasi terhadap publik. Coba bandingkan perusahaan dua perusahaan yang memiliki
gaya komunikasi berbeda akan menghasilkan reputasi yang berbeda pula. Misalnya
Anda bandingkan Unilever dan Wings, sama-sama bergerak di bidang consumer goods
tetapi yang satu bergaya Wings fokus pada promosi dan penjualan sebaliknya Unilever
dan Wings menggunakan pendekatan hubungan dan pengalaman contoh gerakan cuci
tangan Lifebouy, festival kuliner tradisional Bango, Dove dengan konsep pemasaran
inner beauty. Sebaliknya Wings jika kita perhatikan jarang atau sama sekali tidak
menggunakan pendekatan komunikasi berbasis hubungan dan pengalaman konsumen.
Hasilnya, kedua perusahaan tersebut memiliki reputasi yang berbeda di depan
publiknya.
75
tercatat sebagai perusahaan terbesar di dunia dengan pendapatan lebih dari 476 miliar
dollar, bandingkan umpama dengan perusahaan terbesar di Indonesia yaitu Pertamina
yang berada di peringkat 123 dengan total pendapatan 71 miliar dollar.
Yang kedua adalah, recruitment image yang terkait dengan citra di mata
pegawai dan calon pegawai. Sebuah organisasi yang memiliki citra rekrutmen yang
bagus akan lebih mudah mendapatkan talenta pegawai yang lebih baik. Contoh, lulusan
PTN besar akan cenderung memilih perusahaan-perusahan besar seperti Bank Mandiri
atau Bank BCA dibandingkan misalnya bank di daerah. Gambaran lain misalnya,
Perguruan Tinggi yang memiliki recruitment image yang bagus akan cenderung lebih
mudah mendapatkan mahasiswa yang pandai, misalnya the big five PTN di Indonesia
UI, ITB, UGM, IPB, Unair dibandingkan misalnya Universitas Haluleo atau Universitas
Mataram.
Citra yang ketiga terkait dengan citra produk, korporasi yang memiliki citra
produk yang baik akan berdampak pada terbentuknya reputasi perusahaan yang baik
pula. Sebaliknya produk atau layanan yang buruk akan membentuk reputasi perusahaan
yang buruk pula. Misalnya, penumpang internasional dari Indonesia akan cenderung
memilih maskapai penerbangan seperti Singapore Airline, Emirates, Etihad, Cathay
Pacific yang memiliki reputasi bagus dibandingkan maskapai penerbangan nasional.
Contoh lain, anda penggemar telepon pintar lebih memilih menghabiskan 8 juta untuk
membeli Samsung atau iPhone daripada membeli produk keluaran Tiongkok. Persepsi
produk dari konsumen membangun reputasi organisasi secara keseluruhan.
Terakhir citra sosial, yaitu terkait dengan citra organisasi di mata publik terkait
dengan perilaku sosial apakah organisasi menjalankan tanggungjawab sosial dan
berperan aktif dalam komunitas, apakah organisasi mengikuti tata aturan hukum yang
berlaku tanpa melakukan penyimpangan. Apakah perusahaan berusaha menjaga
lingkungan hidup dengan baik sehingga publik merasa aman tinggal berdampingan
dengan perusahaan? Sebuah perusahaan yang memiliki citra sosial yang baik akan
mendorong terbentuknya reputasi perusahaan yang baik pula. Ambil contoh kasus
Enron, raksasa energi Amerika yang kolaps gara-gara membuat laporan keuangan.
Sebuah organisasi tidaklah memiliki reputasi yang tunggal pada satu waktu.
Tetapi memiliki sejumlah reputasi berdasarkan kepentingan masing-masing pemangku
76
kepentingan. Interaksi dengan stimuli merek melalui komunikasi massa, karyawan, dan
individu kelompok lain terkait dengan merek dapat membentuk persepsi reputasi
terhadap organisasi. Persepsi tersebut terkonsolidasi menjadi satu kesan tunggal pada
satu waktu disebut dengan citra merek. Sedangkan citra yang berbentuk sepanjang
waktu menjadi persepsi pemangku kepentingan pada reputasi organisasi (Abratt,
2012:1050).
KONSEP REPUTASI
Reputasi berakar dari bahasa Latin, re yang berarti terus menerus dan putare
yang berarti kalkulasi. Secara literal reputasi bermakna mengkalkukasi terus menerus
terhadap pro dan kontra dari subjek seseorang, organisasi atau produknya (van Riel,
2013:15). van Riel (2007:43) mendefinisikan reputasi sebagai keseluruhan penilaian
organisasi oleh pemangku kepentingan mereka. Reputasi merupakan agregat persepsi
oleh pemangku kepentingan dari sebuah organisasi untuk memenuhi harapan mereka.
77
Bagaimana memperoleh pengetahuan reputasi yang lengkap terhadap suatu
organisasi? Kadang-kadang kita menilai reputasi secara langsung, dengan referensi
pengamatan kita sendiri dan berdasarkan pengalaman. Kita biasanya memiliki kontak
yang intim dengan anggota keluarga, teman dekat, tetangga, rekan kerja, dan partner
bisnis jangka panjang. Kita juga memiliki pengetahuan mendalam dengan sekolah
tempat kita sekolah bertahun-tahun, atau perusahaan tempat kita bekerja sekian lama.
Akan tetapi sering kali kita bekerjasama dengan orang atau objek sosial di mana
kita tidak mengetahuinya secara langsung atau dalam jangka waktu lama. Sehingga kita
harus bergantung pada berbagai rekam jejak sekunder. Salah satu tipe dari testimoni
sekunder mengenai reputasi antara lain berpijak pada sumber cerita, biografi, saksimata,
cv, resum, atau daftar publikasi. Hal tersebut menjadi panduan dalam menilai reputasi.
Beberapa bentuk kredensial juga muncul terkait berkembangnya teknologi baru. Sejak
internet digunakan secara meluas, internet menjadi salah satu sumber yang digunakan
untuk menilai reputasi(Sztompka, 2003:72-73).
Contoh paling gamblang adalah ketika seseorang ingin membeli produk telepon
pintar. Sebelum seseorang membeli telepon pintar karena belum pernah menggunakan
produk tersebut maka biasanya akan bertanya kepada sesama pengguna yang telah
menggunakannya atau melihat tinjauan produk yang diulas di media massa. Reputasi
produk yang telah menjadi pengalaman orang lain akan menjadi pijakan untuk
menduplikasi reputasi tersebut dalam konteks personal.
Atau contoh nyata pengalaman penulis dalam dunia kerja agensi kehumasan,
biasanya sebuah organisasi yang belum pernah menggunakan jasa kehumasan suatu
agensi akan menggunakan testimoni mantan klien atau melihat daftar klien yang telah
ditangani perusahaan agensi humas tersebut. Pada titik inilah kemudian kenapa kita
peduli dengan reputasi organisasi dan berusaha mati-matian untuk mempertahankannya.
Reputasi secara khusus berharga jika reputasi tersebut diketahui oleh pihak yang
peduli atau bergantung dari kita atau disebut “significant others”. “Significant other”
yang paling penting adalah pihak yang pendapatnya didengar adalah rekan yang
memiliki hubungan jangka panjang. Contohnya, dalam hubungan perusahaan yang
menjual produk maka sangat bergantung dengan relasi dengan konsumen atau
pelanggan yang menggunakan produk kita. Ketergantungan tersebut membuat
78
perusahaan dalam praktiknya memberikan layanan pelanggan seperti layanan keluhan,
layanan pasca jual atau dalam bursa saham atau pasar modal, emiten (perusahaan
tercatat di bursa) sangat bergantung pada investor yang menanamkan investasinya.
Reputasi memiliki dua dimensi paradoks yaitu pertama reputasi bisa bersifat
spesifik terbatas pada bidang tertentu, atau peran khusus, satu jenis perilaku, kapasitas
tertentu. Contohnya seseorang dinilai memiliki reputasi profesional tapi di sisi lain
memiliki reputasi rendah dalam kemampuan sosial. Seorang pengacara memiliki
reputasi bagus dalam kasus kriminal tapi di sisi lain jelek di kasus publik. (Sztompka,
2003:75). Misal dalam bidang teknologi, Microsoft dipandang sebagai perusahaan yang
reputasi bagus dalam bidang piranti lunak komputer tetapi sebaliknya produk telepon
pintarnya Lumia dipandang sebelah mata oleh konsumen.
Sebaliknya, selain bersifat spesifik, reputasi juga bersifat umum, menyebar dari
aktivitas lain ke lainnya, dari kapasitas satu ke kapasitas yang lain (Sztompka,
2003:75). Misalnya raksasa teknologi Google pada awalnya adalah berbisnis mesin
pencari internet, Google kemudian mengembangkan bisnisnya ke bidang piranti lunak
seperti pengembangan Android. Reputasi Google sebagai inovator dalam bidang mesin
pencari juga terduplikasi pada bisnis piranti lunak telepon pintar. Satu dekade lampau,
piranti lunak telepon pintar dikuasai Symbian yang digunakan produk seperti Nokia,
sekarang Android menjadi piranti lunak wajib mayoritas telepon pintar, sebaliknya
Symbian justru hilang tidak digunakan konsumen.
MANFAAT REPUTASI
Menurut Doorley dan Garcia (2006:4), reputasi yang bagus memiliki berbagai
manfaat baik yang terlihat maupun yang tidak. Reputasi sangatlah penting bagi
khalayak dari pelanggan sampai dengan pegawai dan juga konsumen yang mengedukasi
calon konsumen lainnya. Reputasi mendorong terciptanya perasaaan yang baik
terhadap organisasi. Hal ini sangatlah penting membangun reputasi yang bagus untuk
menjaga keberlangsungan organisasi dalam melewati masa yang berat. Reputasi
sesungguhnya lebih dari itu. Perusahaan yang memiliki reputasi lebih bagus akan
mampu menarik bagi kandidat karyawan yang bagus, membayar lebih sedikit kepada
suplier, mendapatkan liputan pemberitaan secara cuma-cuma yang lebih berharga
dibandingkan iklan dan menciptakan sejumlah manfaat lain yang dapat berkontribusi
pada keuntungan perusahaan. Pendapat senada juga dikemukakan Kitchen (2004:262),
79
reputasi perusahaan memainkan peran penting dikaitankan dengan kemampuan
perusahaan dalam membangun dan mengelola pangsa pasar dan mempengaruhi pikiran
dan keinginan pelanggan dan publik di seluruh dunia.
Dalam konteks pasar modal atau keuangan, reputasi juga berguna bagi
perusahaan di mana perusahaan yang memiliki reputasi bagus akan membayar beban
bunga lebih rendah dibandingkan perusahaan yang dinilai lebih beresiko. Misalnya, jika
Anda menabung di Bank BCA atau Bank Mandiri maka anda mendapatkan bunga lebih
kecil dibandingkan Bank kategori kecil seperti Bank Perkreditan Rakyat. Atau contoh
nyata adalah Obligasi Pemerintah Indonesia karena dinilai lebih beresiko dan
mendapatkan rating maka beban bunga yang dibayarkan pemerintah lebih besar
dibandingkan obligasi pemerintah yang dinilai memiliki reputasi lebih bagus seperti
Jerman.
80
hal ini sangat berharga dan menjadi komoditas yang rapuh, sehingga harus dijaga dan
dikelola (Sztompka, 2003:75-76).
Tengok saja misalnya kisruh saham Bumi Resources yang dimiliki Grup Bakrie.
Perusahaan Bumi Resources yang bergerak di bidang produksi batubara pada tahun
2008 pernah mencapai titik tertinggi Rp 8000an, dan menjadi salah satu saham idaman
dan incaran investor dalam bursa saham. Tetapi karena pengelolaan manajemen
perusahaan yang tidak tepat sehingga pada 2014 ini memiliki reputasi yang buruk
dalam tata kelola perusahaan, harga sahamnya menjadi di bawah Rp 100. Bumi
Resources tercatat memiliki utang puluhan triliun, ditambah lagi tekanan dari pasar
internasional di mana harga komoditas batubara sedang jatuh membuat posisi tawar
perusahaan rendah. Lembaga rating Standard & Poor's (S&P) Ratings Services
menempatkan peringkat perusahaan batubara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk
(BUMI) dengan Rating D. Rating D bermakna obligasi Bakrie dikategorikan sebagai
junk bond (utang sampah) yang tidak layak untuk diberikan pinjaman oleh investor dan
beresiko gagal bayar. Apa yang terjadi di Grup Bakrie saat ini adalah contoh nyata dari
kegagalan sebuah korporasi dalam mengelola reputasi.
Hubungan masyarakat berkaitan dengan reputasi-hasil dari apa yang anda lakukan,
apa katakan, dan apa orang lain katakan tentang anda. Praktik hubungan masyarakat
merupakan disiplin tentang bagaimana menjaga reputasi dengan tujuan meraih
pemahaman dan dukungan bersama dan mempengaruhi pendapat dan perilaku
(Newsom et al, 2013:3). Reputasi perlu dikelola dan diraih melalui fungsi hubungan
masyarakat karena reputasi perusahaan yang bagus tidaklah hadir dengan sendirinya.
Sebaliknya reputasi perusahaan harus dikelola dan dikembangkan. Organisasi
memperkuat reputasi yang diharapkan pada seluruh bisnis unit termasuk dengan
sejumlah aktivitas komunikasi internal dan eksternal (O’Connor, 2004:745).
81
PERSPEKTIF KAJIAN REPUTASI
Perspektif kedua, melihat reputasi dari sudut pandang organisasi yang dikaitkan
pada aspek budaya, citra, nilai, dan identitas organisasi (Larkin, 2003:41). Bagi pakar
organisasi, reputasi organisasi berakar pada pengalaman karyawan. Budaya dan
identitas perusahaan membentuk praktik bisnis perusahaan, seperti halnya hubungan
antara pemimpin dengan pemangku kepentingan kunci (Fombrun, 1997:9). Identitas
82
organisasi terdiri karakteristik dari sebuah organisasi yang anggotanya percaya bernilai
sangat penting, khas dan abadi (Pratt dan Foreman dalam van Riel 2007:67).
Perspektif ketiga melihat reputasi dari sudut pandang pemasaran yang terkait
pada dua aspek penting yaitu merek produk dan merek organisasi (Larkin, 2003:41).
Perusahaan mengimplementasikan tiga tipe strategi merek yaitu menggunakan merek
tersendiri tanpa secara eksplisit menyebutkan nama perusahaan, kedua menggunakan
produk terkait dengan perusahaan, terakhir mengkombinasikan merek produk dengan
perusahaan (Kotler dalam Fombrun 1997:8). Strategi yang pertama digunakan Unilever
dengan merek produk yang berjumlah ratusan seperti Pepsodent, Close Up, Ponds,
Lifebouy, Sunsilk dll. Setiap merek dikelola oleh manajemen merek tersendiri. Strategi
yang kedua adalah menggunakan merek perusahaan seperti Shell,Chevron, Panasonic.
Strategi yang ketiga dengan menggunakan kombinasi antara lain BMW dengan seri 3,
5, 7, Z sesuai dengan karakteristik pelanggan atau contoh lainnya Mercedez Benz seri
A, B, C, E, M, SLK, G. Setiap seri menandakan karakteristik pelanggan yang khas,
misalnya seri G identik dengan citra produk bagi jiwa petualang, sedangkan seri M
identik dengan family man.
83
bisa disimpulkan sebagai pra kondisi dari sebuah kerjasama dan juga produk dari
suksesnya sebuah kerjasama (Sztompka, 2003:62). Dalam konteks ini, reputasi di satu
sisi merupakan syarat dari sebuah interaksi sosial dan juga produk dari proses interaksi.
Reputasi merupakan syarat dari interaksi sosial, karena secara manusiawi orang akan
mau bekerjasama dengan pihak yang bisa dipercaya dan memiliki rekam jejak yang
bagus. Reputasi juga merupakan hasil interaksi sosial karena tanpa proses interaksi
sosial, kita tidak bisa membangun reputasi.
Terakhir, reputasi yang dilihat dari perspektif komunikasi yaitu merupakan hasil
dari komunikasi internal dan eksternal yang dilakukan organisasi (Larkin, 2003:41).
Komunikasi perusahaan mempengaruhi persepsi pemangku kepentingan terhadap
prospek organisasi, dan mempengaruhi sumber daya yang tersedia bagi organisasi (van
Riel, 2007:38). Misalnya, komunikasi terhadap investor atau calon investor akan
mempengaruhi persepsi mereka terhadap nilai saham. Hubungan investor yang berhasil
akan meningkatkan nilai pasar dari korporasi di bursa saham sebaliknya kegagalan
komunikasi perusahaan terhadap pemangku kepentingan di dalam pasar saham akan
menggerus nilai korporasi itu sendiri. Pada perspektif komunikasi, tergambar bahwa
proses komunikasi baik kepada pemangku kepentingan internal maupun eksternal akan
mempengaruhi reputasi korporasi itu sendiri.
84
manajemen reputasi sesuai dengan masing-masing pemangku kepentingan, karena tiap
pemangku kepentingan memiliki perbedaan informasi apa yang diinginkan dari
organisasi.
Kedua, praktisi humas harus memahami bahwa reputasi erat kaitannya dengan
lingkungan kerja yang meliputi kenyamanan kerja, kualitas kerja, dan pengelolalan
manajerial, humas dapat membantu mengelola reputasi organisasi dalam konteks SDM
melalui fungsi hubungan internal atau hubungan karyawan.
85
Ketiga, seperti yang kita bahas sebelumnya citra sosial sangat terkait dengan
reputasi sehingga perusahaan harus memiliki program tanggungjawab sosial
perusahaan. Humas dapat mengelola reputasi dengan sejumlah kegiatan filantropi atau
pengembangan komunitas sebagai bagian membentuk dan mengelola reputasi di
masyarakat, disinilah peran dari CSR menjadi sangat penting.
Vroom dan Yetton terdapat tiga tipe pengambilan keputusan dalam organisasi yaitu
antara lain : (Steers et al , 2010:140)
87
Kelima, terakhir reputasi dihasilkan dari kinerja keuangan. Tidak ada yang bisa
dilakukan seorang humas jika tiap tahun perusahaan rugi, pertumbuhan rendah, resiko
investasi tinggi. Menurut Gabbioneta dkk (2013:215), konsep reputasi merupakan inti
dari fungsi pasar keuangan. Kinerja saham menggambarkan asumsi dari investor dan
analis saham tentang kredibilitas keuangan perusahaan dan kapasitasnya dalam
memberikan imbal hasil di masa depan. Berdasarkan kajian yang dilakukan Gregory
pada tahun 1998 yang membandingkan pergerakan harga saham di bursa efek New
York ditemukan fakta yang menarik bahwa perusahaan yang memiliki reputasi lebih
bagus akan mengalami penurunan harga saham lebih rendah dibandingkan perusahaan
yang memiliki reputasi lebih jelek (Puente dkk, 2013:171).
88
kebijakan dalam melestarikan lingkungan juga menjadi salah satu bagian dalam
membangun reputasi organisasi.
89
SIMPULAN BAB
Setelah membaca bab tentang manajemen reputasi ini maka bisa diambil sejumlah
kesimpulan antara lain
Terdapat perbedaan konsep antara reputasi dan citra meskipun sebagian masih
berpandangan kedua konsep tersebut sama
Reputasi merupakan hasil dari tiga citra organisasi. Pertama, reputasi hasil dari
citra perilaku organisasi, simbol, dan komunikasi
Reputasi sebagai keseluruhan penilaian organisasi oleh pemangku kepentingan
mereka
Reputasi yang bagus memiliki berbagai manfaat baik yang terlihat maupun
yang tidak bagi organisasi
Dalam mengelola reputasi, seorang praktisi hubungan masyarakat harus
memahaminya dari sudut multi-perspektif karena reputasi organisasi bukan saja
hasil dari proses komunikasi semata tetapi juga akvititas perusahaan yang
melibatkan fungsi pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, manajerial
kepemimpinan, dan juga sosiologis
Kekaguman, kepercayaan, dan perasaan suka terhadap organisasi merupakan
hasil dari lima aspek yaitu pertama adalah produk dan layanan meliputi
kualitas, inovasi, nilai, dan layanan
***
90
HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM KONTEKS
PENGELOLAAN HUBUNGAN MEDIA
Media massa menempati peran yang sangat sentral dalam praktik hubungan
masyarakat di manapun. Media massa sebagai lembaga sosial pembangun opini publik
menjadi medan pertempuran utama bagi praktisi hubungan masyarakat. Salah satu
tanda keberhasilan praktisi hubungan masyarakat diukur pada kemampuan mengelola
hubungan media yang tergambar pada berita media massa yang menguntungkan bagi
lembaga.
Jika berita tempat organisasi atau klien anda bekerja buruk bisa dipastikan
kompetensi anda sebagai seorang praktisi hubungan masyarakat akan dipertanyakan
oleh pemimpin. Baik atau buruknya berita organisasi di media massa menjadi tolok
ukur anda pantas menjadi seorang humas atau tidak. Sehabis anda mengadakan
91
konferensi pers atau mengirimkan siaran pers, Anda akan merasa cemas apakah acara
atau siaran pers anda akan dimuat tempat dalam rubrik media massa.
Praktik hubungan media sudah menjadi mendarah daging sejak praktik humas
pertama kali dilakukan dan menjadi fungsi humas yang pertama. Perkembangan awal
hubungan masyarakat tidak bisa dilepaskan relasi intim dan benci hubungan masyarakat
dan media massa, sehingga seringkali hubungan masyarakat diidentikkan dengan
hubungan media. Hubungan media meliputi program dalam membangun jaringan,
pembentukan hubungan dan publikasi di media dan merupakan kegiatan sehari-hari dari
mayoritas praktisi hubungan masyarakat (Larsson, 2008:2995)
92
tinjauan produk yang dilakukan media sebelum membeli suatu produk. Pada titik
pijakan inilah menjadikan media menjadi pergulatan utama dalam pekerjaan sehari-hari
praktisi hubungan masyarakat.
Humas dan jurnalis sebenarnya seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dilepaskan.
Kedua profesi tersebut bergerak pada objek yang sama yaitu informasi, dengan sudut
pandang yang berbeda. Bagi humas, informasi dilihat dari sudut pandang kepentingan
organisasi, sebaliknya jurnalis melihat informasi dari sudut pandang pembaca atau
khalayak. Dalam konteks tersebut, seringkali hubungan humas dan jurnalis kadang
93
“mesra” karena saling menguntungkan kedua belah pihak, tetapi juga kadang terjadi
hubungan yang saling meniadakan dan rasa curiga.
Berikut ini hasil riset asosiasi profesi hubungan masyarakat Selandia Baru
terkait persepsi media dan jurnalis dalam membangun hubungan media (Sterne,
2010:6)I . Berikut ini hasil riset terkait pandangan praktisi humas terhadap jurnalis
antara lain :
DeLorme dan Fedler menggarisbawahi tiga aspek penting yang sering menjadi
kesalahan utama praktisi hubungan masyarakat ketika membangun hubungan media.
Pertama, praktisi humas tidak memahami apa yang jurnalis butuhkan meskipun jurnalis
paham bahwa praktisi humas membantu dalam menyediakan informasi penting dalam
proses reportase berita.
94
Kedua, praktisi humas tidak memahami cara kerja jurnalis. Penulis memiliki
pengalaman di mana klien tidak memahami cara kerja jurnalis. Beberapa tahun lalu,
penulis pernah membantu set up kegiatan berupa press tour ke luar negeri. Karena
merasa sudah memberikan biaya peliputan dan memberi uang saku maka klien meminta
agar sebelum tayang maka dimohon mengirimkan terlebih dahulu atau ikut ikut dalam
proses penyuntingan berita. Permohonan tersebut ditolak mentah-mentah jurnalis
karena dianggap telah melakukan intervensi kebebasan jurnalistik.
Dalam konteks ini, praktisi humas harus memiliki pemahaman mendalam terkait
cara kerja jurnalistik dan menghormati etika profesi jurnalistik. Terlepas dari
pembiayaan peliputan yang seringkali dibebankan kepada organisasi, intervensi
pemberitaan akan justru mendapatkan resistensi dari jurnalistik dan merusak relasi yang
telah dibangun sebelumnya.
Ketiga, praktisi humas tidak memahami cara kerja hubungan media. Di satu sisi
praktisi menilai pentingnya hubungan dengan jurnalis tetapi sebaliknya jurnalis merasa
tidak adanya hubungan saling percaya.
95
sebagai tujuan utamanya. Tetapi di pihak lain, praktisi humas juga harus
memperhatikan kepentingan media seperti nilai berita, ideology media, dan juga
ekonomi media. Praktisi humas juga perlu memperhatikan kepentingan dari publik.
Praktisi humas tidak bisa memaksakan kepentingan organisasi saja.
Reporter dan redaktur tidak terlau peduli mengenai alasan kenapa praktisi
humas menyukai media berita dalam distribusi informasi. Sebaliknya, jurnalis fokus
pada memuaskan khalayak mereka yang membutuhkan berita dan preferensi tentang
hiburan. Jika, materi humas dapat membantu media maka jurnalis akan sangat senang
menggunakannya. Material yang tidak memiliki nilai berita atau manfaat berguna akan
dibuang (Lamb et al, 2004:89).
Untuk meningkatkan fungsi subsidi informasi bagi jurnalis, praktisi humas harus
memperhatikan lima hal berikut : 1) mengetahui bagaimana jurnalis menulis dan
ketertarikannya, 2) mengetahui ritme 3) meningkatkan kualitas tulisan praktisi, 4) selalu
siap ketika jurnalis membutuhkan, 5) praktisi humas seharusnya mempelajari
bagaimana membangun kerangka informasi sehingga jurnalis dapat memahaminya
(Pang, 2010:197).
96
Gambar 24 Atribut hubungan media (Pang, 2001:201)
Pendekatan organisasi terhadap media massa akan sangat sulit atau berat ketika
ideologi media berseberangan dengan kepentingan organisasi. Contohnya penulis
pernah menangani sebuah asosiasi komoditas pertanian dari luar negeri yang ingin
mengundang peliputan media nasional tentang kualitas produksi pangan. Media
Kompas yang sangat peduli dengan isu-isu kerakyatan pertanian dan cenderung
mendukung petani lokal akan cenderung menolak undangan peliputan ke luar negeri
karena berseberangan dengan perspektif ideologinya yang pro petani. Dengan kondisi
tersebut, praktisi humas harus memilih media massa yang lainnyaa akhirnya dipilih TV
One dan Trans TV.
Hal lainnya jika Anda seorang humas yang sedang menangani kasus hukum dan
membantu tersangka korupsi dalam proses peradilan maka kemungkinan besar akan
kesulitan menembus dan membangun berita positif di sejumlah media yang cenderung
pemberitaannya anti korupsi seperti Koran Tempo, Majalah Tempo, Kompas. Pilihan
Anda yang tersedia, lebih baik memungkinkan membangun opini publik di sejumlah
media yang berideologi pragmatis seperti Jawa Pos Group, Media Indonesia, CT Group.
97
Tekanan ekstra media, Shoemaker dan Reese (1996:219) mendefinisikan
pengaruh ekstra media dari hubungan organisasi dengan media yang mempengaruhi
saluran dan sifat diseminasi berita seperti kebebasan sumber berita dalam memberi
jurnalis informasi misalnya kendala hukum dalam pemberitaan. Setiap media memiliki
kebijakan yang berbeda-beda terkait biaya peliputan yang diberikan jurnalis. Hal ini
terkait pada situasi pelik dari masalah kesejahteraan jurnalis di Indonesia yang tidak
merata. Untuk sejumlah grup media seperti Kompas, Grup Tempo atau perwakilan
kantor berita asing seperti Reuters, Bloomberg sangat ketat dan melarang jurnalisnya
menerima uang peliputan. Tetapi bagi sebagian besar media di Indonesia secara
terselubung sebenarnya menutup mata jika jurnalisnya menerima uang peliputan atau
amplop dari praktisi humas. Dalam konteks ini, seorang praktisi humas harus mampu
memetakan tipe media tersebut yang mau menerima amplop, uang transport, uang
liputan atau media yang secara ketat tidak mau menerimanya. Praktisi humas harus
memperlakukannya secara berbeda.
98
miliaran rupiah. Kasus serupa juga terjadi di kasus korupsi Gubernur Riau yang juga
menyeret sejumlah jurnalis dengan nilai gratifikasi ratusan juta rupiah.
Seorang praktisi humas harus memahami cara kerja jurnalis. Wartawan patuh
bekerja dalam rutinitas yang meliputi tenggat waktu, penulisan cerita seimbang dan
pelaporan yang adil dan netral (Pang dkk, 2014: 274). Setiap karakteristik media
memiliki tenggat waktu yang berbeda-beda, jurnalis surat kabar memiliki tenggat waktu
yang sangat ketat, karena biasanya harus masuk ke redaktur terlebih dahulu yang akan
memilih berita yang akan naik cetak. Surat kabar cetak (kecuali edisi minggu(
cenderung bergaya penulisan straight news. Praktisi humas bisa mengangkat profil
pemimpin melalui rubrik tokoh dengan fokus pada personal di edisi minggu. Majalah
memiliki tenggat waktu yang lebih longgar, majalah bisnis biasanya terbit dwi
mingguan atau bulanan (Swa, Marketing, Fortune, Forbes, Business Week( sedangkan
media umum seperti Majalah Tempo dan Gatra mingguan. Jurnalis dari latarbelakang
majalah cenderung akan mengangkat tulisan bergaya feature dengan fokus pada profil
usaha, profil tokoh. Jurnalis media online tidak memiliki tenggat secara jelas karena
berita bisa diunggah kapan saja dan di mana saja, gaya penulisan jurnalis online
cenderung straight news.
99
cerai meninggalkan istrinya dan sekarang menikah dengan seorang artis. Jurnalis
tersebut menolak mewawancarai karena menilai CEO tersebut melanggar nilai-nilai
Kristiani dan perkawinan untuk setia dengan istrinya.
Jika anda menjadi humas apakah semua media perlu dikelola hubungannya?
Saat ini jumlah media sangat besar, sebagai humas haruslah fokus pada media mana
yang harus dikelola sangatlah bergantung anda menjadi humas siapa? Belum tentu
media yang oplahnya besar harus dikelola dan media yang oplahnya kecil tidak harus
dikelola. Seseorang humas harus memiliki kemampuan dalam menciptakan kluster
pemetaan media. Seperti yang diungkapkan Bland dkk (2005:47), beragamnya sebaran
media memberikan peluang besar bagi praktisi humas. Dengan mengidentifikasi
publikasi yang tepat bagi klien atau organisasi, praktisi humas dapat secara efektif
menjalankan programnya.
100
Jawa Tengah), aspek yang kedua selain melihat kuantitatif seorang praktisi humas juga
harus mempertimbangkan dimensi kualiatif dikaitkan dengan kesesuaian media tersebut
dengan pemangku kepentingan organisasi. Misalnya, secara oplah Bisnis Indonesia atau
Kontan jauh lebih kecil dibandingkan surat kabar seperti Jawa Pos atau Media
Indonesia tetapi bagi pemangku kepentingan pasar modal, surat kabar bisnis memiliki
dampak lebih besar dibandingkan koran umum yang memiliki oplah lebih besar.
Majalah industri yang sangat tersegmentasi dengan oplah yang kecil akan jauh
lebih memiliki dampak dibandingkan media massa yang dari sisi pembaca lebih besar.
Misalnya, majalah Chip atau Info Komputer bagi korporasi yang bergerak di bidang
teknologi informasi seperti industri printer, laptop menjadi fokus utama dari program
hubungan media dibandingkan surat kabar Indo Pos ataupun Rakyat Merdeka. Karena
media industri pembacanya sangatlah fokus dan menjadi pemangku kepentingan kunci
dari organisasi.
Kantor berita asing juga patut menjadi fokus utama dari sasaran utama
hubungan media jika anda menjadi seorang praktisi hubungan investor. Reuters, Dow
Jones, Bloomberg menjadi rujukan utama para pemangku kepentingan pasar modal baik
101
internasional maupun nasional sehingga praktik hubungan media terhadap mereka harus
menjadi perhatian serius.
Jika organisasi memiliki basis operasi di daerah maka media massa daerahpun
tidak luput menjadi sasaran program hubungan media. Media massa di daerah
sebenarnya cenderung lebih mudah dikontrol karena faktanya ketimpangan
kesejahteraan praktisi jurnalis yang sangat tajam. Media massa di daerah lebih mudah
dikontrol melalui “amplop”, pemasangan iklan dll.
Siaran Pers
Tidak ada praktisi hubungan masyarakat yang tidak pernah menggunakan siaran pers
dalam pekerjaan sehari-hari. Sebuah rilis media atau biasa disebut siaran pers adalah
salah satu taktik yang paling banyak digunakan dalam praktik hubungan masyarakat.
Sebuah rilis media dapat berbentuk siaran berita atau siaran berita khas. Siaran berita
menampilkan bentuk hard news sedangkan siaran berita khas menggunakan pendekatan
kisah kemanusiaan. Bentuk yang paling banyak digunakan adalah siaran berita
(Phillingane, 2004:530). Zikmund dan d'Amico berpendapat bahwa fungsi utama dari
siaran pers adalah menginformasikan kepada publik atau segmen publik, meskipun
begitu siaran pers juga berguna untuk menciptakan citra menguntungkan bagi sebuah
organisasi (Wells dan Spinks, 1999:247).
Menurut Merry et al (2007: 13-14), media massa tiap hari dibanjiri ratusan
siaran pers tiap hari. Jika siaran pers tersebut dipertimbangkan untuk naik cetak, harus
menawarkan cerita yang memiliki nilai berita, jelas dan sederhana, informasi yang
mencukupi. Siaran pers secara khusus memperkenalkan sebuah produk baru, layanan,
ide, laporan dari sebuah survei, pemberitahuan kepada media mengenai event,
pengumuman perubahan staf, atau isecara sederhana disimpulkan sebagai informasi
baru. Kadang kadang sebuah siaran pers menjadi basis dari kisah berita yang lengkap
dan juga memberikan ide bagi redaktur atau jurnalis untuk menulis kisah lanjutan yang
terkait dengan siaran pers tersebut..
102
khalayak. Untuk mampu melakukan hal tersebut, praktisi humas harus mampu
membuat nilai berita, antara lain (Smith, 2003:97-98)
Jika semua pertanyaan tersebut terjawab, maka praktisi humas dapat menulis draft
siaran pers. Jika tidak maka mengirimkan siaran pers belumlah diperlukan atau jangan
mengirimkan siaran pers. Menurut Hunt dan Grunig dalam siaran pers yang baik harus
memenuhi aspek sebagai berikut Siaran pers harus jelas dengan kerangka ide yang jelas
dan menjelaskan istilah-istilah yang tidak umum (Baines dkk, 2004:178-179)
Seperti halnya penulisan berita jurnalistik, standar baku yang biasa digunakan
dalam penulisan siaran pers adalah bentuk piramida terbalik dengan informasi paling
penting ditaruh pada bagian paling atas, kemudian penempatan berikutnya informasi
yang tidak penting di bagian selanjutnya.
103
Gambar 26 Bagan Siaran Pers
Pada bagian atas dari siaran pers adalah judul yang merupakan intisari atau pesan
kunci siaran pers. Judul siaran pers menggunakan kaidah penulisan S-P-O-K (Subjek
Predikat Objek Keterangan). Tiap karakteristik siaran pers menggunakan kata kunci
yang berbeda. Jika siaran pers yang digunakan dalam kaitanya peluncuran
produk/layanan maka kata kuncinya “meluncurkan”, misalnya “Apple Meluncurkan
iPhone 6 Untuk Kalangan Remaja ” atau “ PT Telkom Meluncurkan Layanan SMS
Gratis”. Siaran pers bertujuan untuk melaporkan kinerja keuangan maka menggunakan
kata kunci “membukukan”,”meraih”. “PT Telkom Membukukan Laba Bersih 10
Triliun”, “PT Pertamina Meraih Laba Bersih 25 Triliun”. Siaran pers bertujuan
mengumumkan kegiatan event perusahaan menggunakan kata kunci
“menyelenggarakan” atau mengadakan, misalnya “ UPI Menyelenggarakan Festival
Budaya Sunda”
Teras adalah paragraf pertama dari siaran pers. Fungsinya untuk menarik perhatian
pembaca- yang pertama adalah redaktur media yang berperan memutuskan apakah
siaran pers tersebut layak dimuat atau tidak dan menarik bagi pembaca. Karena teras
tersebut menjadi pintu masuk dari seluruh cerita atau siaran pers maka sangat krusial
(Smith, 2003:135). Teras siaran pers merupakan bagian paling penting dan harus
104
menjadi teras dari keseluruhan berita. Bagian paling penting karena memberikan
kesimpulan dari siaran pers- dan menjawab pertanyaan dasar jurnalistik yaitu 5W+1H
yang meliputi siapa, apa, kapan, mengapa, di mana dan bagaimana- harus ada dalam
paragraph pertama (Marry, 2007:15)
Teras berita memiliki koherensi dengan judul berita yang telah dikembangkan.
Teras berita harus ringkas, biasanya teras berita berisi satu kalimat utama yang
merupakan pengulangan kalimat headline/judul dan ditambah kalimat pendukung yang
merupakan penjelasan kalimat utama. Seperti halnya penulisan berita jurnalistik, teras
siaran pers menggunakan pedoman 5W + 1H. Misalnya
PT Semen Gresik Tbk membukukan laba bersih Rp 2 triliun pada tahun 2014,
tumbuh 20 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya. Kenaikan laba
bersih tersebut didorong oleh keberhasilan perusahaan dalam menekan biaya
produksi dan melakukan ekspansi usaha di luar jawa.
Setiap siaran pers harus mengandung pernyataan organisasi yang berupa pesan
kunci yang menjadi penjabaran dari teras berita sebelumnya. Smith menggunakan
istilah lain yaitu benefit statement. benefit statement adalah perbedaan mendasar antara
bagaimana praktisi humas menyiapkan siaran pers dengan jurnalis yang menulis berita
dengan informasi yang sama. Pernyataan ini secara jelas mengindikasikan manfaat yang
ditawarkan organisasi kepada publik melalui rilis ini, menjawaba pertanyaan. Jadi apa?
Salah satu cara paling halus dalam membuat benefit statement adalah mengembangkan
sebuah pernyataan atau narasi yang mengungkapkan ide dan menjelaskan manfaat
kepada publik (Smith, 2003:142).
105
berhasil menekan biaya operasional”. Di dalam siaran pers biasanya terdapat satu
statement utama dan satu statement pendamping. Praktisi humas harus fokus pada pesan
kunci, hindarkan siaran pers yang memiliki pesan kunci lebih dari satu dan pernyataan
lebih dari dua.
Praktisi humas juga harus menguraikan aspek-aspek yang belum dijelaskan pada
teras berita. Misalnya jika membuat siaran pers keuangan, teras berita hanya akan fokus
pada laba bersih dan pendapatan. Hal lain seperti beban operasional, pendapatan non
usaha, kredit (jika konteksnya perbankan), strategi bisnis ke depan. Smith, (2003:143)
menggunakan istilah detail tambahan yang berfungsi memperkuat informasi yang ada
di teras siaran berita. Lihat setiap elemen dari teras berita : 5W+IH. Juga tinjau
mengenai “kenapa” informasi dari pernyataan organisasi. . Dalam bagian ini
dikembangkan informasi tambahan relevan yang bisa memperkuat elemen.
Pada bagian terakhir siaran pers, praktisi humas memberikan informasi penutup
yang biasanya isinya tentang organisasi. Jika siaran pers tersebut dikirim ke media
cetak besar seperti Kompas dan Koran Tempo maka siaran pers hanya akan dipangkas
sampai pernyataan organisasi atau bahkan teras siaran pers, sedangkan bagian tubuh
berita dan penutup akan dipangkas. Media online karena tidak memiliki keterbatasan
ruang biasanya akan memasang berita secara utuh.
106
“Setelah membangun pondasi bisnis berbasis e-commerce yang kuat bagi
Mojopia dan merasa sangat percaya dengan kredibilitas tim yang terbentuk di
dalamnya, kini telah tiba saatnya bagi saya untuk berpisah dengan Mojopia dan
melanjutkan kiprah di industri digital yang begitu dinamis,” demikian dikatakan
Shinta.
“Komitmen kepada para partner dan consumer akan menjadi prioritas dari
Mojopia. Bahkan target pengguna Plasa.com akan mencapai 2 juta pelanggan
di tahun mendatang melalui integrasi layanan e-commerce, email dan konten.”
demikian ditegaskan Andi S. Boediman, Chief Innovation Officer Mojopia.
Target ini akan tercapai melalui sinergi layanan dengan Telkom Group dan
Telkomsel.
“Kami sangat berterimakasih atas peran Shinta yang sangat besar dalam
membangun pondasi korporasi dan melakukan transformasi bisnis korporasi.
Telkom akan terus berkomitmen membangun Mojopia sebagai salah satu
platform bisnis utama korporasi” tambah Andi lagi.
Sementara itu, CEO Mojopia selanjutnya akan dipegang oleh Ariadi Anaya
yang saat ini menjabat sebagai Executive Vice President Business Portfolio
Management PT Multimedia Nusantara, sebuah anak perusahaan Telkom yang
juga pemegang saham Mojopia.
Menurut rencana, Ariadi akan menjabat sebagai CEO Mojopia sampai terpilih
CEO definitif yang paling lama akan terlaksana pada tri wulan pertama 2011.
Kontak
107
Chandra Widyarjana
chandra.widyarjana@mojopia.com
Siaran pers tipe yang kedua adalah siaran pers terkait produk. Siaran pers ini
biasanya digunakan untuk media kit ketika konferensi pers peluncuran produk atau
dikirim langsung ke media. Kata kunci yang biasa digunakan dalam siaran pers ini
antara lain “meluncurkan”, “memperkenalkan”. Pesan kunci fokus pada aspek “what”
atau apa. Di bawah ini merupakan contoh siaran pers produk yang pernah
dikembangkan penulis saat menangani salah satu produk teknologi informasi ketika
bekerja di sebuah agensi kehumasan di Jakarta.
Fuji Xerox Printers Phaser 4510 menawarkan kehandalan yang solid, fitur
canggih terdepan, dan nilai luar biasa dalam lingkup kerja apapun
JAKARTA - 13 Agustus 2007 Fuji Xerox Printers, pemimpin dalam inovasi dan
teknologi cetak, hari ini meluncurkan Phaser 4510, sebuah printer laser hitam
putih yang dikemas dengan konfigurasi fleksibel dan fitur-fitur canggih untuk
meningkatkan produktivitas di kantor apapun. Phaser 4510 yang handal ini
mampu mencetak hingga 43 ppm (lembar per menit - A4) dengan halaman
pertama keluar pada detik ke delapan, dan memiliki daur tugas sebesar 200,000
halaman per bulan yang mampu mendukung produksi cetak kantor yang paling
berat sekalipun. Dibuat untuk mempertahankan performanya, Phaser 4510
hadir dengan komponen-komponen yang lebih kuat dan tahan lama.
Penampung pintar (Smart trays) secara otomatis mendeteksi ukuran dan tipe
kertas sehingga dapat mencetak pada media yang diinginkan. ‘Smart duplex’
yang baru saja diperkenalkan dapat mendeteksi halaman satu-sisi digabungkan
ke pencetakan dua-sisi, kemudian meningkatkan kecepatan cetak, dan
menghilangkan biaya yang tidak perlu.
108
penempatan alamat IP secara otomatis, yang memberikan pilihan teknologi web
dan perlengkapan manajemen web kepada kantor yang memanfaatkan
CentreWare IS Embedded Web Server dan situs Xerox. Dengan harga US$
1,200, Phaser 4510 kini tersedia melalui dealer-dealer resmi Fuji Xerox
Printers.
Berikut ini siaran pers yang dikembangkan penulis dan tim ketika menangani
klien PT Goodyear Indonesia Tbk pada kurun waktu 2006-2008.
Jakarta. 6 Mei 2008. Perusahaan ban dunia, Goodyear Tire & Rubber
Company membukukan penjualan dan perolehan laba bersih tertinggi untuk
kuartal pertama dalam beberapa tahun ini. Penjualan Goodyear pada kuartal
pertama tahun 2008 mencapai US$ 4,9 miliar, naik 10 persen dibandingkan
pada kuartal yang sama tahun 2007. Volume penjualan yang lebih rendah
tertutupi oleh harga yang lebih baik, product mix yang lebih bervariasi dan
keuntungan nilai tukar mata uang.
109
"Hasil yang sangat baik di kuartal pertama ini menunjukkan kesuksesan strategi
kami untuk mengembangkan jajaran produk premium bermarjin lebih tinggi,
mengurangi biaya dan membayar utang," ungkap Robert J. Keegan, chairman
and chief executive officer
"Di saat ekonomi masih menjadi kekhawatiran, kami terus yakin mengenai
kesempatan-kesempatan yang kami lihat di pasar dan kemampuan kami untuk
memanfaatkannya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, keputusan-
keputusan strategis kami telah menempatkan Goodyear lebih baik dalam
menghadapi melemahnya perekonomian dan muncul menjadi pesaing yang
lebih kuat," urai Keegan.
Laba bersih dari operasi berjalan kuartal pertama tahun 2008 mencapai US$
147 juta (60 sen per saham). Hal ini dibandingkan dengan kerugian dari
operasi berjalan sebesar US$ 110 juta (61 sen per saham) di kuartal yang sama
tahun lalu. Termasuk operasi yang diberhentikan, Goodyear mencatatkan rugi
bersih sebesar US$ 174 juta (96 sen per saham) di kuartal pertama tahun 2007.
Seluruh jumlah saham didilusi.
Konferensi Pers
110
dalam mendorong jurnalis bertanya pada pemimpin organisasi terkait pada
pengumuman resmi organisasi dan menyakinkan semua jurnalis mendapatkan jawaban
yang serupa. Konsistensi pesan dari konferensi pers lebih baik daripada ketika jurnalis
berbicara secara individual. Tugas humas ketika menangani konferensi pers terkait tiga
tahapan yaitu pertama pra acara meliputi
Pada tahapan kedua, praktisi humas menangani saat acara berlangsung dengan
tugas utama biasanya bertanggunjawab memandu acara, menerima jurnalis dan
berinteraksi secara informal, terakhir adalah memandu pemimpin organisasi ketika
melakukan wawancara tatap muka. Praktisi humas harus dapat memastikan pesan kunci
yang telah dipersiapkan sebelumnya dikomunikasikan dengan baik oleh pemimpin
perusahaan.
111
Mengevaluasi secara internal jalannya acara apakah sudah sesuai dengan target
seperti jumlah media yang hadir, jumlah jurnalis yang hadir, pesan kunci
organisasi apakah sesuai yang diharapkan
Seusai acara kadangkala, humas mengontak jurnalis untuk menanyakan kapan akan
tayang berita. Tindakan ini sebenarnya harus dihindari humas karena akan membuat
ketidaknyamanan jurnalis. Humas harus memahami cara kerja jurnalis dan
menghormati independensi.
Humas lembaga dalam periode satu tahun sekali bisa menyelenggarakan media
atau jurnalis award untuk mengapreasiasi pemberitaan jurnalis terhadap organisasi.
Organisasi bisa mengambil tema sesuai dengan objektif institusi. Praktisi humas bisa
melibatkan jurnalis senior sebagai salah satu anggota dewan juri dan juga pakar
komunikasi untuk memberikan kesan independensinya. Misalnya Kementerian PU
terkait infrastruktur, Pertamina dengan tema energi terbarukan, Bank Mandiri bisa
mengangkat isu kondisi perbankan nasional. Tema besar tersebut akan diterjemahkan
oleh jurnalis menjadi sebuah tulisan, berita foto, atau liputan televisi dari sudut pandang
masing-masing jurnalis.
112
pemerintah bisa mengundang jurnalis meliput perkembangan program atau proyek
pemerintah. Media tour bisa dilakukan juga untuk meliput pabrik atau field biasanya
mengundang jurnalis foto.
Yang harus dipahami praktisi humas bahwa ada dua tipe media yaitu yang mau
menerima fasilitas liputan praktisi humas tetapi ada juga yang menolak dan
menggunakan uang yang sudah dipersiapkan media masing-masing demi independensi
peliputan. Seorang jurnalis dari surat kabar bisnis ternama di Indonesia pernah
menolak pemberian biaya transportasi liputan dan memilih mengurusnya sendiri. Jika
jurnalis menolak maka anda jangan memaksakannya anda bisa menggantinya dengan
mengajak makan secara pribadi setelah liputan selesai. Yang perlu ditekankan bagi
humas, jangan pernah bertanya kepada jurnalis kapan berita hasil media tour akan naik
cetak atau tayang. Anda sebagai humas harus menghargai independensi jurnalis
meskipun anda telah mengeluarkan biaya peliputan
113
umum. Anda bisa “menjualnya” ke media gaya hidup atau rubrik gaya hidup di media
umum.
Wawancara khusus juga bisa ditawarkan kepada radio, yang paling penting
sebagai humas jangan pernah menghubungi account executive media tetapi jurnalis,
produser, redaktur menjadi target sasaran hubungan media. Anda bisa berdiskusi
meminta masukan dengan jurnalis secara pribadi untuk mengangkat sisi menarik dari
organisasi atau tokoh. Jika anda menghubungi account executive maka yang akan
ditawarkan justru iklan atau advertorial, sebagai seorang humas anda dibayar untuk
publisitas media bukan paid media yang berbayar. Penulis sendiri pernah membantu
publisitas klien di sejumlah talkshow radio bisnis dan berita seperti Trijaya, Pas FM,
dan KBRH68 H tanpa membayar sepersenpun.
Media Gathering
Anda tidak bisa membangun isu atau meraih pemberitaan jika anda tidak
mengenal secara pribadi jurnalis. Salah satu cara membangun hubungan secara pribadi
atau informal adalah orgarnisasi menyelenggarakan media gathering yang sifatnya
informal. Organisasi bisa menyelenggarakan coffe morning tiap bulan dengan redaktur
untuk membahas isu secara off the record atau juga bisa menyelenggarakan acara
khusus yang fokusnya bukan pada pemberitaan tapi membangun hubungan seperti
outing di tempat wisata,futsal, karaoke, makan malam, mengundang buka puasa ketika
bulan ramadhan. Semakin anda mengenal jurnalis lebih pribadi maka komunikasipun
akan lebih mudah dan tidak lagi menggunakan pendekatan formal seperti undangan
resmi, anda bisa mengkontak lewat media sosial, email ataupun telepon layaknya
pertemanan. Pada level, pemimpin redaksi Anda bisa mengadakan forum pemred yang
bisa diselenggarakan maksimal dua kali dalam setahun, jika organisasi lingkupnya
besar dengan dampak kepada publik besar seperti Kementerian, perusahaan BUMN.
Uji Produk
Jika anda menjadi praktisi humas bidang teknologi informasi, otomotif, atau
bidang hospitality seperti restoran dan hotel. Uji produk menjadi salah satu cara anda
mendapatkan publisitas media secara gratis, misalnya Anda menjadi praktisi humas
dari sebuah perusahaan telepon pintar, Anda bisa meminjamkan produk terbaru
114
sebelum diluncurkan secara resmi. Jurnalis akan mereview produk tersebut baik dari
sisi kelebihan maupun kelemahan.
Ketika penulis menjadi staf agensi humas, sebelum produk klien diluncurkan
biasanya akan menawarkan produk tersebut diuji oleh jurnalis media teknologi
informasi. Penulis biasanya menghubungi jurnalis IT untuk menguji produk klien
seperti telepon pintar dan printer. Setiap jurnalis diberikan waktu 1-2 minggu untuk
menguji produk.
Teknik ini juga bisa digunakan jika anda bekerja sebagai praktisi humas
otomotif dengan mengundang jurnalis test drive, atau perhotelan dengan
mengundang jurnalis menguji menu restoran terbaru. Yang paling mendasar adalah
anda tidak diperbolehkan intervensi tulisan jurnalis atau mengkontrol apa yang harus
ditulis, sehingga kerugiannya bisa jadi tulisan jurnalis yang ditulis mengandung
kelemahan produk tetapi kelebihannya publik lebih mempercayai tulisan jurnalis
daripada Anda memasang iklan.
115
EVALUASI HUBUNGAN MEDIA
116
SIMPULAN BAB
117
HUMAS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI
PEMASARAN
Perusahaan saat ini dihadapkan dengan iklim kompetisi usaha yang sangat ketat.
Tengok saja misalnya bidang usaha consumer goods atau biasa disebut dengan istilah
FMCG (Fast Moving Consumer Goods), perusahaan nasional produsen makanan seperti
Garuda Foods, Indofood, Mayora, Grup Orang Tua berhadapan dengan Kraft, Nestle,
Danone. Pemain lokal industri rokok Djarum dan Gudang Garam beradu kuat dengan
pemain global Phillip Morris dan British American Tobbaco. Raksasa nasional dalam
bidang toiletries Wings beradu pacu melawan raksasa global P&G dan Univeler.
Kondisi ini mendorong setiap pelaku usaha, baik itu korporasi nasional maupun
multinasional, tidak lengah dalam industri yang sangat kompetitif. Diperlukan strategi
dan taktik pemasaran yang mumpuni dalam menghadapi pertarungan bisnis yang
menguras energi dan pilihannya hidup atau mati. Pemasaran, secara tradisional telah
menjadi fungsi organisasi yang mapan dan teruji bagi semua korporasi dalam menjual
produk dan layanan kepada pembeli maupun pelanggan.
118
yang anda kenakan merupakan contoh dari bentuk barang sebagai komoditas.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan barang konsumsi disebut dengan
istilah consumer goods seperti Unilever, P&G, Wings, Orang Tua Group, Kraft Food,
Indofood.
Komoditas yang kelima adalah orang atau persons, misalnya manajemen artis,
motivator, tokoh politik, olahragawan. Pemasaran sosok pribadi sudah menjadi tren,
lihat saja motivator-motivator bertarif puluhan juta menjajakan kemampuannya baik di
media massa maupun media sosial tak kalah lihai dengan tokoh politik. Pemasaran
terhadap sosok dikaitkan pada konsep personal branding. Sejumlah tokoh seperti
119
Ridwan Kamil, Joko Widodo, Ahok, Risma menjadi komoditas unggul dalam konteks
pemasaran politik.
Sebuah perusahaan juga tidak hanya menjual produk atau layanannya tetapi juga
menjual organization atau perusahaan melalui corporate branding. Corporate branding
mempengaruhi dorongan untuk membeli suatu barang. Orang kaya lebih memilih
membeli produk seri C, seri M Mercedez Benz dibandingkan Toyota atau dalam
konteks lain produk iPhone dibeli dibandingkan Lenovo karena melihat reputasi
organisasi Apple yang sudah dibangun puluhan .
Penyedia layanan informasi seperti Surat kabar, majalah, situs menjual konten
kepada pembeli maupun pelanggan. Orang lebih percaya informasi berita yang
disajikan Kompas dibandingkan koran lainnya. Selain itu, perusahaan media massa
membeli berita dari sejumlah kantor berita seperti Reuters, Bloomberg. Calon investor
membeli informasi tentang kondisi sebuah korporasi kepada analis saham.
Terakhir, komoditas yang dijual adalah ide, sebut saja perusahaan konsultan,
desain, arsitek, pengacara, agensi iklan, kehumasan. Apa yang mereka jual adalah hasil
pemikiran yang bersifat intangible yang tidak kasat mata. Pelanggan menggunakan jasa
mereka untuk membeli ide dari mereka.
120
KONSEP DASAR PEMASARAN
Aspek product terkait dengan dimensi customer solution terkait dengan solusi
apa yang diinginkan pelanggan atau pembeli. Jika anda membeli telepon pintar merek
Apple, Anda sebenarnya mencari solusi berbeda dengan merek Samsung. Pembeli
Apple akan merasakan manfaat yang berbeda seperti persepsi dari pemakai telepon
pintar lainnya ataupun produk tersebut memberikan identifikasi diri yang berbeda
sebagai konsumen yang melek teknologi tinggi atau dianggap anak gaul oleh
lingkungan sekitar. Setiap konsumen membutuhkan solusi produk yang berbeda-beda.
121
Dari konsep kenyamanan pelanggan ini lah muncul istilah baru di dalam
pemasaran yaitu experiental marketing. Strategi pemasaran berbasiskan pengalaman
pelanggan. Menurut Schmitt (1999:53), para praktisi pemasar harus menyediakan
stimulus yang berbentuk dalam pengalaman pelanggan atau berfungsi sebagai penyedia
pengalaman, sehingga hasilnya korporasi dan merek dilihat lebih menarik, disukai, dan
mengagumkan.
Aspek price terkait dengan customer cost yaitu dimensi biaya konsumen.
Dimensi harga bisa menjadi penentu apakah konsumen akan membeli produk tertentu.
Seorang ibu rumah tangga memilih memasak sendiri daripada membeli masakan jadi
karena faktor biaya yang lebih rendah. Peter dan Olson (2009:441) berpendapat dari
sudut pandang konsumen, harga biasanya didefinisikan sebagai sejauhmana konsumen
harus menyerah untuk membeli produk atau layanan. Berdasarkan sejumlah riset, harga
hanya dilihat pada seberapa nominal yang dibayarkan.
122
Gambar 27 Atribut Komunikasi Pemasaran (Fill (2010:14)
Iklan
123
jangkauan khalayak paling luas, media cetak dan radio dari tahun ke tahun
penggunanya semakin sedikit. Kondisi ini mendorong pemasar untuk menggunakan
iklan berbasis internet terutama bagi masyarakat yang melek teknologi informasi
Iklan retailer yaitu iklan yang dipasang oleh korporasi yang bergerak di bidang
perdagangan seperti misalnya tiap akhir pekan jika anda jeli perhatikan, sejumlah
peritel modern seperti Carefour, Hypermart, Giant genjar memasang iklan promosi
diskon harga barang yang dijual selama periode akhir pekan. Genjarnya peritel
memasang iklan tiap akhir pekan memakan korban peritel kecil yang tidak memiliki
cukup dana promosi dan juga pasar tradisional yang mulai ditinggalkan konsumen.
Iklan kerjasama ketika dua korporasi atau lebih menjalin kerjasama melakukan
iklan co-branding misalnya iklan produk telepon pintar dengan produk power bank atau
iklan produk laptop dengan printer. Jika anda membeli telepon pintar maka akan
mendapatkan bonus power bank. Contoh lainnya adalah iklan kartu kredit yang berupa
diskon harga bekerjasama dengan tenant atau peritel pusat perbelanjaan. Iklan
kerjasama ini dana promosinya ditanggung oleh kedua belah pihak.
Iklan kolektif terkait dengan iklan yang mendorong inisiatif tindakan sosial,
biasanya iklan ini berhubungan dengan kampanye sosial atau iklan layanan masyarakat.
Misalnya, pemerintah yang memasang iklan tentang pencegahan penyakit atau iklan
keluarga berencana. Dari dimensi pesan iklan, terbagi ke dalam sejumlah kategori
antara lain iklan yang bersifat informasi, transformasional, institutional, selective vs
generic, theme vs action. Korporasi ketika mengembangkan pesan iklan bisa memilih
salah satu strategi pesan tersebut bergantung pada objektif dan sasaran khalayak yang
ingin dicapai.
124
sedangkan pesan informational terkait dengan pengurangan ketidakpastian seperti
informasi penyelesaian atau penghindarian terkait masalah yang dihadapi khalayak (de
Pelsmaker dkk, 2010:88).
Pesan iklan institutional fokus pada kampanye sosial yang dilakukan oleh
institusi atau lembaga pemerintah terhadap isu sosial ataupun kebijakan publik misalnya
iklan keluarga berencana, iklan pemberantasan korupsi, iklan layanan kesehatan.
Sayangnya, iklan pemerintah di Indonesia seringkali pesannya bersifat tidak jelas atau
bahkan iklan institusi pemerintah justru lebih fokus pada muatan komunikasi politik
pribadi tokoh politik atau pemerintah dibandingkan isu yang ingin dibangun. Ambil
contoh misalnya sejumlah iklan media luar ruang seperti billboard yang justru lebih
besar tokohnya daripada pesan inti dari kampanye sosial tersebut.
Pesan iklan bisa bersifat selektif maupun umum, selektif dalam arti fokus secara
spesifik kepada produk atau merek tertentu, misalnya iklan Telkomsel fokus pada kartu
AS, kartu Halo, ataupun simpati. Di sisi lain, iklan korporasi juga bersifat umum
misalnya fokus pada reputasi korporasi, kinerja korporasi, merek korporasi termasuk di
dalamnya membahas sejumlah produk yang dimiliki organisasi.
Pesan iklan juga bisa fokus pada tema atau justru pada tindakan khalayak. Pesan
yang fokus pada tema lebih pada membangun ekuitas merek sebaliknya iklan yang
fokus pada tindakan bertujuan mendorong khalayak membeli produk dan layanan jasa
dalam kurun waktu segera. Iklan tema misalnya apa yang dilakukan korporasi seperti
Djarum atau Gudang Garam ketika hari raya keagamaan dengan mengusung tema kasih
sayang. Sedangkan momen hari kemerdekaan, biasanya korporasi membangun merek
korporasi dan produk dengan tema nasionalisme. Sedangkan iklan tindakan biasanya
125
berisi promosi produk seperti diskon atau cash back sehingga mendorong calon pembeli
untuk membeli produk dalam kurun waktu yang tidak lama dari pemasangan iklan.
Terdapat sejumlah strategi rasional yang bisa digunakan antara lain testimoni,
komparasi, solusi, demontrasi produk, dramatisasi, iklan slice of life (de Pelsmaker
dkk, 2010:224). Iklan testimoni adalah iklan yang strategi persuasinya dengan
menggunakan kesaksian konsumen yang telah menggunakan produk atau layanan
sebuah korporasi. Kesaksian konsumen ini diharapkan bisa mendorong calon pembeli
untuk mencoba produk atau melakukan proses imitasi tindakan. Strategi ini juga bisa
digunakan dalam kampanye iklan layanan masyarakat atau kampanye sosial, biasanya
institusi pemerintah menggunakan artis papan atas, jika menggunakan strategi ini
bintang iklannya dari kalangan rakyat biasa. Strategi testimoni digunakan oleh
Pemerintah Kota Bandung untuk kampanye Bandung kota yang ramah.
Strategi pesan iklan dengan menggunakan slice of life, yaitu pendekatan real life
atau kehidupan nyata di mana konsumen seperti merasakannya dalam kehidupan sehari-
hari. Konsep strategi pesan iklan ini digunakan oleh Rinso yang mengusung pesan
“berani kotor itu baik”. Kampanye iklan ini didorong oleh pandangan negatif mayoritas
ibu-ibu terhadap aktivitas anak yang suka main kotor-kotoran dan membuat mencuci
pakaian menjadi lebih berat.
126
penggunaan produk tersebut. Misalnya dalam iklan pasta gigi Colgate mengusung tema
mampu membunuh bakteri dalam rentang waktu 12 jam. Iklan tersebut menampilkan
seorang penumpang yang terbang lintas benua kemudian pada adegan terakhir diukur
perubahan.
Pendekatan iklan yang kedua adalah emosional, iklan emosional terkait pada
iklan yang berusaha membangun emosi pada konsumen dibandingkan pada aspek cara
berpikir khlayak. Iklan yang bersifat emosional secara garis besar mengunakan elemen
non verbal yang kuat seperti stimuli emosional dan gambar ( Pelsmaker dkk, 2010:257).
Pertamina ketika menghadapi kompetisi dengan raksasa minyak yang lebih besar dalam
bisnis SPBU seperti Shell, Petronas, Total, menggunakan isu nasionalisme untuk
mendorong konsumen membeli produk Pertamina yang diasosiasikan dengan produk
bangsa Indonesia dengan slogan “Kita Untung Bangsa Untung”.
127
Pendekatan ketiga yang bisa digunakan dalam mengembangkan pesan iklan
adalah penggunaan endorsers. Endorser ini bisa menggunakan artis seperti duta produk.
Dian Sastro sebagai bintang Lux, Panasonic atau contoh lainnya Pantene yang
menampilkan penyanyi Anggun C Sasmi. Selain artis, ahli atau pakar juga bisa menjadi
endorsers dari sebuah produk. Misalnya penggunaan dokter sebagai endorsers produk
kecantikan atau kesehatan.
Personal Selling
Terdapat tiga tipe bisnis yang menggunakan personal selling yaitu pasar
konsumen di mana penjualan membutuhkan kontak dengan perdagangan ritel (saluran
B2B, termasuk dengan anggota channel lainnya atau konsumen secara langsung)
(Copley, 2004:344). Misalnya, perusahaan rokok memiliki tenaga penjualan langsung
yang menyasar ke toko-toko ritel seperti pasar dan toko kelontong kecil maupun tenaga
penjualan ke toko grosir seperti Indo Maret, Alfa Maret, Lotte. Industri lain yang
menggunakan personal selling adalah perusahaan asuransi yang menggunakan agen
atau industri perbankan yang menangani nasabah-nasabah kelas kakap dengan layanan
private banking.
128
pertemuan awal, presentasi, setelah kontrak disetujui klien maka tim akan bertindak
sebagai pengelola klien tersebut secara langsung disupervisi oleh account director.
Tipe bisnis yang ketiga adalah B2B yang bersifat industrial, contohnya
komponen atau sukucadang yang dijual kepada perusahaan lain untuk dikembangkan
menjadi barang jadi (Copley, 2004:344). Misalnya perusahaan telepon pintar seperti
Samsung menggunakan lensa kamera buatan Sony, atau contoh lainnya baterai laptop
juga menggunakan produk Sony. Industri otomotif Toyota membeli suku cadang dari
perusahaan ban Bridgestone, industri komputer membeli prosesor dari Intel atau AMD.
Proses jual beli antar perusahaan tersebut menggunakan personal selling.
Sales Promotions
Tak ada konsumen yang menolak promosi yang ditawarkan produsen atau
penjual. Tengok saja saat pusat perbelanjaan melakukan program midnight sales dengan
menawarkan diskon besar-besaran. Para konsumen seperti kerumunan semut yang
mengerubuti gula. Promosi penjualan menjadi salah satu alat komunikasi pemasaran
yang efektif dalam mendorong pembelian konsumen secara cepat.
Coba anda perhatikan iklan di surat kabar setiap akhir pekan, pusat perbelanjaan
ritel seperti Carefour, Giant, Hypermart secara berkala berlomba-lomba melakukan
promosi penjualan dengan memberikan diskon harga pada sejumlah barang yang dijual
untuk menarik konsumen membeli barang. Setiap minggu barang yang didiskon
berbeda-beda.
129
Promosi penjualan didefinisikan sebagai insentif yang diberikan produsen atau
penyedia layanan untuk mendorong perdagangan baik grosir maupun ritel dan
konsumen membeli merek dan mendorong tenaga penjualan secara agresif menjualnya.
Insentif tersebut bersifat tambahan dari manfaat dasar yang diberikan merek dan secara
mendadak dapat merubah nilai atau harga barang atau layanan (Shrimp dalam Pickton
dan Broderick, 2005:638).
Fill (2004:538) membagi dua program promosi yaitu pertama value increasing
di mana nilai barang ditingkatkan dengan melakukan penawaran perubahan kuantitas
atau kualitas atau dengan menurunkan harga. Secara umum tipe ini sangat efektif dalam
jangka pendek. Taktik yang digunakan meliputi pemberian diskon, kupon, cara
pembayaran (tanpa dikenakan bunga), refunds, garansi, multipack, peningkatan jumlah,
dan buy back (pembelian kembali).
Buy back atau pembelian kembali dilakukan oleh produsen dengan membeli
kembali produk yang telah dibeli konsumen. Cara ini biasanya ditempuh oleh produsen
130
otomotif misalnya BMW yang membuka toko used car atau mobil bekas yang dibeli
dari konsumen sebelumnya. Buy back ini memberikan rasa aman bagi konsumen bahwa
barang yang dibeli akan mudah dijual dan harga jualnya tidak jatuh. Strategi buy back
ini juga digunakan oleh produsen pakaian Levi’s
Strategi yang kedua adalah value adding yaitu produsen menawarkan tambahan
atas produk atau harga yang ditawarkan. Hadiah, informasi, atau peluang dapat
ditambahkan sebagai ekstra manfaat. Taktik yang digunakan antara lain sampel produk,
edisi terbatas, uji produk, hadiah dalam kemasan, hadiah melalui surat, kupon hadiah,
informasi brosur, program loyalitas konsumen, kompetisi (Fill, 2004:538).
Sampel produk biasa digunakan oleh produsen makanan atau minuman ketika
mengeluarkan produk baru, misalnya membagikan produk baru di pusat perbelanjaan
atau SPBU secara gratis kepada konsumen. Edisi terbatas digunakan oleh sejumlah
produsen seperti raksasa otomotif Mercedez Benz yang mengeluarkan mobil edisi batik
secara terbatas. Produsen barang mewah biasanya menggunakan strategi edisi terbatas
ini untuk menciptakan rasa memiliki konsumen terhadap produk dan juga menciptakan
efek publisitas di media massa.
Uji produk digunakan sejumlah perusahaan seperti layanan televisi kabel yang
memberikan gratis all channel dalam tiga bulan. Taktik ini juga bisa digunakan
produsen otomotif mewah dengan mengundang konsumen yang loyal untuk menguji
produk terbaru di lintasan sirkuit. Pemberian hadiah baik dalam kemasan biasa
digunakan oleh produsen produk-produk makanan, dengan memberikan hadiah
tambahan di dalam kemasan. Bagi ibu-ibu juga sering terdorong membeli barang
131
kebutuhan pokok di pusat perbelanjaan karena mendapatkan bonus piring atau peralatan
dapur lainnya meskipun sebenarnya mereka tidak membutuhkan barang yang dibeli.
Kupon hadiah juga bisa digunakan di mana konsumen harus menukarkan kupon
tersebut untuk ditukarkan dengan barang. Misalnya kupon ditukarkan dengan payung,
kaos, dll. Kupon ini biasa digunakan oleh perusahaan ritel. Konsumen biasanya harus
mengumpulkan sejumlah kupon yang didapatkan dari minimal pembelian. Misalnya
satu kupon per belanja Rp 50 ribu.
Direct Marketing
Direct marketing seringkali mendapatkan cap yang negatif baik dari pelanggan
maupun calon pelanggan karena seringkali melanggar privasi pribadi. Pesan yang
diterima justru seringkali dicibir dianggap sebagai pesan sampah yang mengganggu.
Untuk hal tersebut, pemasar harus berhati-hati menggunakan direct marketing.
Public Relations
Humas dan pemasaran menjadi perdebatan konseptual dan praktis yang menarik
untuk dikaji. Bagi pendukung pemasaran, humas hanyalah sebatas pendukung kerja
132
pemasaran, sebaliknya bagi pendukung humas, pemasaran tidak akan mampu
membangun reputasi produk dan korporat tanpa dengan humas. Fungsi humas dalam
konteks komunikasi pemasaran meliputi publisitas produk, krisis komunikasi dan
identitas korporasi, sponsorship, dan iklan korporat (Hutton dalam Pelsmacker dkk,
2010:18).
133
Gambar 28 Konsep PR dan Marketing (Cornelissen, 2004:40)
134
Gambar 28 Singgungan antar fungsi Komunikasi Pemasaran Pickton dan
Broderick (2005:17)
Peran humas di dalam pemasaran meliputi kegiatan sebagai berikut : (Wells and
Spinks, 1998, pp. 439-41):
135
Membuka peluang penampilan personal pemimpin organisasi dan
mempublikasikan penampilan publik yang menguntungkan
Pertama, fungsi pemasaran terpisah tetapi memiliki fungsi yang setara) dengan
hubungan masyarakat memiliki beda fungsi, perspektif dan kapabilitas yang berbeda.
Misalnya di sebuah perusahaan tambang fungsi pemasaran fokus bertujuan untuk
mendorong penjualan, sedangkan fungsi humas terpisah dengan fokus pada
membangun hubungan baik dengan media, lobi pengambil kebijakan, mengelola
136
hubungan dengan investor, dan hubungan komunitas. Kedua fungsi tersebut berdiri
sendiri dengan masing-masing fungsi yang sudah ditetapkan pemimpin perusahaan.
Model yang kedua, fungsi pemasaran dan hubungan masyarakat setara tetapi
memiliki fungsi yang yang saling beririsan (keduanya penting dan terpisah, tetapi
memiliki sejumlah fungsi yang dilakukan bersama-sama seperti publisitas produk,
hubungan pelanggan. Humas berfungsi sebagai anjing penjaga pada tanggungjawab
sosial pemasaran. Contohnya dalam bidang usaha consumer goods, fungsi pemasaran
dan hubungan masyarakat terpisah. Tetapi ketika perusahaan consumer goods
mengadakan acara atau meluncurkan produk baru maka ditangani fungsi pemasaran dan
hubungan masyarakat secara bersamaan.
137
Gambar 30 Model Hubungan Pemasaran dan Humas Bersinggungan (Kotler dan
Mindak, dalam Grunig dan Grunig, 1998:142
Model ini dominan dalam praktik bisnis karena persepsi pelaku bisnis yang
melihat pemasaran berdampak lebih nyata dan bisa diukur dibandingkan hubungan
masyarakat. Pemberitaan terhadap produk atau korporasi dinilai tidak berbanding lurus
dengan penjualan produk. Peran humas terkesan marjinal di dalam korporasi dengan
sumber daya yang terbatas dan posisi humas biasanya bersifat manajemen menengah
atau bawah dan bersifat teknikal alih-alih manajerial.
138
Gambar 31 Model Hubungan Pemasaran Dominan dengan Humas Sub
Ordinat(Kotler dan Mindak, dalam Grunig dan Grunig, 1998:142
139
Gambar 33 Model Hubungan Pemasaran dan Humas Saling Terintegrasi (Kotler
dan Mindak, dalam Grunig dan Grunig, 1998:142
Terakhir, pemasaran dan hubungan masyarakat memiliki fungsi yang sama dan
hubungan keduanya bersifat konvergensi baik dalam konsep maupun metodologis dan
terdapat satu departemen di dalam organisasi yang mengelola seluruh hubungan publik
dengan konvergensi fungsi baik itu pemasaran maupun hubungan masyarakat. Tidak
ada bentuk dominasi antar fungsi tetapi keduanya bekerja dalam satu tujuan sesuai
dengan visi korporasi itu sendiri. Tipe model ini sekarang ini makin tumbuh seiring
dengan makin kompleksnya masalah pemasaran yang dihadapi. Dikotomi antar fungsi
justru akan merugikan korporasi itu sendiri.
Pandangan tradisional yang melihat humas dan pemasaran sebagai hal yang
berbeda mengalami kritikan sejumlah kritikan, salah satunya adalah pendapat Tench
dan Yeomans (2010:410) yang melihat lanskap hubungan masyarakat dan pemasaran
saat ini berubah, di mana dunia semakin terfragmentasi, informasi yang berlebiahan
dan terjadi revolusi dalam komunikasi personal. Perspektif pemasaran tradisional saat
ini menghadapi tantangan yang tidak pernah dihadapi sebelumnya, dalam lingkungan
ini awalnya Hubungan masyarakat hanya dilihat sebagai fungsi tambahan bagi
pemasaran justru telah membuktikan mampu berdampak besar bagi organisasi bisnis.
Menurut Harris, humas pemasaran merupakan praktik yang terpisah dari humas
140
korporasi, dan lebih condong pada praktik pemasaran. Humas korporasi tetaplah
menjadi fungsi manajemen terkait dengan relasi perusahaan dengan publiknya (Kitchen
dan Papasolomou, 1997:72).
Taktik hubungan media yang sering digunakan antara lain siaran pers. Sudah
menjadi bagi praktisi humas ketika korporasi meluncurkan produk atau layanan terbaru
maka mengirimkan siaran pers kepada media massa. Sebuah siaran pers yang
dikembangkan humas dapat lebih efektif mempengaruhi masyarakat dibandingkan iklan
karena sejumlah alas an antara lain: pertama siaran pers yang dimuat media bersifat
gratis, pesan yang disampaikan bersifat kredibel karena menjadi bagian dari editorial
media, terakhir pesan akan cenderung dibaca oleh pembaca karena mereka akan
cenderung menghindar dari iklan dan tujuan utama membeli media untuk membaca
berita alih-alih mencari iklan (Blythe, 2006:131). Selain siaran pers, praktisi humas
pemasaran dapat menggunakan sejumlah taktik seperti uji produk, yaitu menawarkan
jurnalis untuk menguji produk seperti otomotif dengan program test drive, teknologi
informasi seperti perangkat telepon pintar, laptop.
Program media yang biasa dilakukan praktisi pemasaran antara lain media
launching (peluncuran produk baru). Menurut Blythe (2006:136), seringkali jurnalis
141
bergantung pada event media untuk peluncuran seremonial produk baru atau
mengumumkan perubahan kebijakan perusahaan. Kegiatan ini biasanya mengundang
jurnalis dari media yang sesuai dengan karakteristik perusahaan. Korporasi
menyediakan hidangan makan bagi jurnalis dan mengundang jurnalis untuk melakukan
sesi tanya jawab dengan juru bicara perusahaan dalam bentuk press conference resmi
142
mengimplementasikan aktivitas pemasaran yang dikarakterisasikan dengan sebuah
penawaran dari perusahaan untuk berkontribusi sejumlah dana dengan donasi terencana
ketika pelanggan terlibat dalam pertukaran yang saling menguntungkan kepentingan
organisasi dan individu. Adkins (1999:10) menyimpulkan bahwa meskipun terdapat
sejumlah definisi cause related marketing, terdapat sejumlah konsep benang merah
yang senada yaitu hubungan komersial antara bisnis dengan donasi sosial di mana
kedua belah pihak meraih kepentingannya dari hubungan tersebut.
Cause related marketing dapat meningkatkan citra merek, dan membuat
pelanggan tertarik. Sebuah kajian menyimpulkan bahwa lebih dari dua per tiga
konsumen mempertimbangkan kontribusi perusahaan terhadap donasi sosial ketika
mengambil keputusan membeli. Sebuah survey pada tahun 2000 di 12 negara Eropa
mengindikasikan bahwa dua dari lima konsumen membeli produk karena dikaitkan
dengan program social perusahaan (de Pelsmacker et al, 2010: 386). Kajian lain yang
dilakukan perusahaan konsultan CSR Cone Ic, menunjukan bahwa 99 persen konsumen
Amerika meninginkan informasi tentang aktivitas donasi sosial perusahaan sementara
59 persen konsumen percaya bahwa perusahaan menyediakan informasi tentang
inisiatif CSR mereka (Steckstor, 2012:7). Riset yang lain juga menunjukan hal senada,
kajian yang dilakukan Brown dan Dacin, ditemukan fakta bahwa konsumen
memberikan sikap positif terhadap organisasi yang secara signikan yang berinvestasi
sosial (Gupta dan Pirsch, 2006:318)
Berdasarkan laporan International Event Group, pada tahun 2013 dana yang
dialokasikan untuk program cause related marketing USD 1,78 billion, terbesar ketiga
setelah program pemasaran untuk bidang olahraga dan hiburan. Hal ini menunjukan
bahwa pemasaran berbasis isu sosial menempati peran strategis bagi pemasaran
korporasi.
143
Gambar 34 Pengeluaran Dana Cause Related Marketing di Amerika Utara (IEG
Report 2013)
144
program jangka panjang, investasi sumber daya yang substanstial pada pengembangan
dan implementasi program (Varadarajan dan Menon, 1988:67).
Bodyshop merupakan gambaran dari merek yang menggunakan isu anti-animal
testing dan memberikan sponsorship bagi program KEHATI Award, dalam bidang
lingkungan hidup. Strategi cause related marketing yang digunakan Bodyshop telah
membentuk positioning kuat bahwa Bodyshop merek yang pro lingkungan hidup.
Perusahaan lain yang mampu secara cerdas mengimplementasikan program cause
related marketing Nestle. Nestle mengembangkan sejumlah program pemasaran
berbasis isu sosial seperti kampanye sarapan sehat.
Program cause related marketing juga bisa dikategorikan berdasarkan motivasi
perusahaan yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Perusahaan dikategorikan secara
intrinsik ketika melakukan program atas kemauan sendiri atau bersifat altruistik
sebaliknya motif ekstrinsik ketika melakukan kegiatan demi mendapatkan pujian dari
lingkungan eksternal, motif ini bisa dipersepsikan perusahaan melakukan kegiatan
karena berdasarkan kepentingan ((Brink et al, 2006:17). Kajian yang dilakukan Dean
ditemukan bahwa konsumen akan mempersepsikan perusahaan yang memiliki motif
secara intrinsik dalam program komunitas dibandingkan yang secara ekstrinsik (Myers
et al, 2012:170).
L’Etang berpendapat bahwa komitmen perusahaan terhadap isu sosial akan
menjadi faktor penentu apakah korporasi tersebut dilihat mengeksploitasi isu atau tidak
(Ellen et al, 2006:151). Sebuah perusahaan air kemasan yang disinyalir merusak air
minum menggelontorkan dana untuk cause related marketing dengan menyumbangkan
sebagian dana penjualan untuk penyediaan air bersih di sebuah kawasan. Sayangnya,
apa yang diberikan kepada komunitas tidak sebanding dengan dana publisitas dan iklan
yang sangat gencar. Sebaliknya sebuah perusahaan makanan yang berbasis di Swiss
menggelontorkan dana untuk program sanitasi tanpa mengeksploitas program dengan
publisitas besar-besaran. Publik akan secara jelas melihat perbedaan komitmen dan
motif kedua perusahaan tersebut.
Meskipun begitu, terlepas apakah motifnya bersifat ekstrinsik maupun intrinsik,
yang harus menjadi catatan bagi semua praktisi komunikasi, semua program cause
related marketing berlatar pada motif keuntungan korporas. Hal ini seperti
dikemukakan Drumwright dalam Smith dan Higgins (2000:310) yang menekankan
bahwa tidak ada perusahaan satupun di dunia ini menghabiskan uang untuk iklan demi
145
tujuan bukan motif ekonomi. Alasan satu-satunya, dana yang dihabiskan untuk
mendorong orang membeli atau menggunakan layanan perusahaan
Dalam pengembangan cause related marketing, humas dapat menggunakan
strategi pemasaran berbasiskan isu terkait identitas budaya pelanggan ataupun calon
pelanggan. (Berkowitz, 2002:72). Karena bisnis sekarang harus memasarkan produk
mereka ke basis konsumen dengan banyak identitas ras dan etnis, riset pemasaran yang
mendalam yang memungkinkan pemahaman yang akurat dari setiap budaya sangat
penting. Pemasar biasanya memfokuskan pada mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang
dominan dari masyarakat. Isi budaya meliputi kepercayaan, sikap, tujuan, dan nilai-nilai
yang dipegang oleh kebanyakan orang dalam masyarakat, serta makna perilaku
karakteristik, aturan, adat istiadat, dan norma-norma yang kebanyakan orang ikuti
(Peter dan Olson, 2009:279). Misal, program humas pemasaran berbasiskan identitas
gender, perusahaan produsen Anlene, susu khusus tulang, bisa melakukan sejumlah
rangkaian kegiatan seperti jalan sehat, kampanye osteoporis dengan sasaran komunitas
ibu-ibu dengan membangun hubungan produk.
**
146
SIMPULAN BAB
Terdapat 10 jenis komoditas yang bisa dipasarkan yang meliputi goods,
services, experiences, events, persons, places, properties, organizations,
information, dan ideas
Pemasaran didefinisikan sebagai sebuah proses sosial dan manajerial di mana
individu dan kelompok meraih apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
proses penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan orang lain
Konsep pemasaran secara tradisional terbagi ke dalam konsep 4P yang dikenal
dengan bauran pemasaran yaitu place, product, price, dan promotion
Iklan merupakan komunikasi massa yang bersifat non personal menggunakan
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, papan reklame) berisi
konten yang telah ditentukan muatannya dan bersifat berbayar oleh suatu
korporasi
Personal selling terkait dengan mencari, menginformasikan, mempersuasi dan
pada saat bersamaan memberikan pelayanan pelanggan melalui komunikasi dua
arah bersifat pribadi yang menjadi kekuataannya
Pemasaran langsung atau biasa dikenal dengan istilah direct marketing
merupakan semua aktivitas media yang mendorong terciptanya komunikasi dan
respon terhadap pelanggan yang sudah ada maupun pelanggan potensial
Marketing Public Relations adalah penggunaan teknik dan strategi hubungan
masyarakat dalam meraih tujuan pemasaran
Fungsi dasar hubungan masyarakat dalam komunikasi pemasaran meliputi
publisitas, identitas korporasi, dan manajemen pemangku kepentingan.
Mayoritas praktisi pemasaran melihat fungsi humas sebatas publisitas
pemberitaan media untuk mendukung promosi produk dan layanan kepada
konsumen
Hubungan media merupakan aspek paling penting dari kegiatan humas
pemasaran sehingga dapat terbentuk pemberitaan yang positif dan
menguntungkan korporasi.
147
Fungsi pemasaran seringkali dipersepsikan terlalu mengedepankan tujuan
komersial meraih keuntungan semata tanpa peduli dengan kepentingan
masyarakat
Kondisi ini mendorong praktisi pemasaran mengembangan teknik pemasaran
baru yang mengkombinasikan pendekatan pemasaran dengan fungsi
tanggungjawab sosial korporasi
Terdapat lima model hubungan pemasaran dan hubungan masyarakat yaitu
saling terpisah, bersinggungan, pemasaran dominan dibandingkan humas,
humas dominan dibandingkan pemasaran, dan terakhir kedua fungsi saling
berkonvergensi di dalam korporasi
***
148
HUMAS DALAM KONTEKS PUBLIC AFFAIRS
Pada pokok bahasan ini, kita melihatnya dari sisi praktik hubungan masyarakat
bukan pada ekonomi politik. Praktisi humas Total dan Inpex, bekerja keras dalam
membangun pendapat umum yang mendorong pemerintah untuk terus meneruskan
kontrak kerja, tetapi di sisi sebaliknya humas Pertamina juga membangun agenda
publik dengan pesan kunci kesiapan kemampuan perusahaan nasional dalam
mengelola ladang minyak dan demi kepentingan nasional. Isu perpanjangan kontrak
Blok Mahakam merupakan salah satu kasus betapa peran hubungan masyarakat
memegang peranan penting dalam fungsi public affairs atau hubungan pemerintah
terkait dengan kebijakan publik.
149
Perubahan kebijakan publik oleh pengambil kebijakan bisa dengan serta merta
berdampak mematikan eksistensi bisnis sebuah korporasi ataupun lembaga tetapi
sebaliknya jika menguntungkan dapat berdampak meningkatnya keuntungan
perusahaan. Pada kasus di atas, peran public affairs baik perusahaan Total-Inpex dan
Pertamina menempati peran strategis dalam meraih dukungan opini publik dan juga
mendapatkan tandatangan kontrak bisnis dari pemerintah Indonesia.
150
SBY kepada Jokowi akan berdampak sangat luas bagi sejumlah perusahaan yang
sebelumnya menjadi penopang kampanye SBY seperti CT, Jawa Pos, Berca, Bakrie.
Sebaliknya bagi pengusaha yang menopang kampanye Jokowi seperti Bukaka, Jusuf
Kalla, Sofyan Wanandi menjadi titik balik bisnis mereka di masa depan. Bagi
pengusaha yang berseberangan dengan rezim yang berkuasa harus mulai mendekati
penguasa baru. Public affairs juga terkait dengan opini publik, media massa menjadi
ajang pertarungan pembentukan opini publik. Pemberitaan negatif terhadap korporasi
akan mendorong kebijakan pemerintah yang merugikan perusahaan. Terakhir proses
pengambilan kebijakan, public affairs dikaitkan pada proses politik yang sangat kental.
Misal dalam bidang jasa keuangan, pada tahun 2012 berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/24/PBI/2012 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada
Perbankan Indonesia atau single presence policy, bank sentral melarang institusi bisnis
memiliki bank lebih dari satu. Kebijakan ini berdampak pada sejumlah pelaku usaha
seperti Temasek Singapura yang memiliki Bank Danamon dan BII, CIMB Malaysia
yang menguasai mayoritas saham Bank Niaga dan Lippo Bank. Kedua institusi bisnis
tersebut mengambil jalan yang berbeda, Temasek memilih menjual BII karena secara
bisnis Bank Danamon lebih besar, BII akhirnya dibeli Maybank Group, menjadi BII
151
Maybank. Sebaliknya CIMB niaga mengambil kebijakan sebaliknya dengan melakukan
merger (penggabungan) kedua bank tersebut menjadi entitas baru CIMB Niaga, dengan
menghilangkan merek Lippo.
Industri migas dan tambang juga merupakan bisnis yang rentan terhadap
kebijakan pemerintah, karena bisnisnya terkait kontrak kerjasama dengan pemerintah
dalam eksplorasi wilayah tambang. Kebijakan kewajiban pendirian peleburan biji emas
yang ditetapkan pemerintah hampir menggunjang operasional dua perusahaan tambang
emas terbesar di Indonesia yaitu Newmont dan Freeport. Isu nasionalisme juga menjadi
tantangan berat bagi perusahaan asing terkait perpanjangan kontrak, Freeport yang
berakhir 2021 atau Blok Mahakam (seperti yang sudah ditulis pada awal bab ini)
berakhir pada 2017, saat ini kedua korporasi tersebut sedang melakukan proses public
affairs untuk memperpanjang kontrak.
Public affairs memiliki empat fungsi dasar yaitu mengantipasi ancaman yang
akan dihadapi organisasi, melakukan proses identifikasi pendukung, menetapkan
agenda korporasi, dan terakhir menyebarluaskan agenda korporasi (Davies, 1998:8).
Pendapat lain yang dikemukakan Koeppl menyatakan bahwa tugas kunci public affairs
untuk mewakili kepentingan perusahaan dan organisasi di dalam konteks pemerintahan
dengan tujuan utama membangun hubungan yang kontruktif untuk mewadahi
kepentingan organisasi (Weissmann dan Scheucher, 2001:93).
Sumber kedua adalah jasa tracking service, korporasi menyewa jasa layanan
dari sejumlah penyedia informasi terkait kebijakan pemerintah seperti Bower Group,
Reuters, Bloomberg. Edelman, APCO. Perusahaan tersebut memberikan analisa
kepada klien terkait proses pengambilan kebijakan yang dilakukan pemerintah. Ketiga,
152
korporasi mendapatkan informasi dari sumber pemerintah. Terkait dengan kebijakan
transparansi atau keterbukaan informasi, lembaga pemerintah dan legislatif sering
mengadakan rapat dengar pendapat. Kegiatan rapat terbuka ini menjadi sumber penting
ke mana arah kebijakan akan bergerak. Korporasi juga akan mampu memetakan
pemangku kepentingan yang berpendapat menguntungkan posisi perusahaan atau justru
sebaliknya merugikan. Terakhir, pejabat dan staf pemerintah merupakan sumber utama
informasi public affairs, dalam konteks inilah hubungan antar pribadi sangat penting
dan menentukan dalam mendapatkan informasi krusial. Selain pejabat pemerintah,
koneksi dengan pelobi atau asosiasi bisnis lainnya dapat menjadi sumber primer bagi
korporasi.
Pemerintah pada dasarnya memiliki tiga fungsi dasar yaitu penetapan hukum
dan tata aturan baik internal maupun eksternal, pendistribusian kesejahteraan dan
penetapan standar kehidupan bagi public, dan ketiga sebagai organisasi dari pasar
ekonomi (Schepers, 2010:480). Ketiga fungsi tersebut terwujud dalam lahirnya
kebijakan publik. Regulasi merupakan domain dari pengambil kebijakan dalam hal ini
pemerintah. Rezim penguasalah menjadi pihak utama yang harus didekati oleh
153
korporasi. Karena sumber daya yang bersifat terbatas maka mau tidak mau di dalam
proses penetapan kebijakan publik menjadi hal yang mustahil akan menyenangkan
semua pihak. Pada titik inilah kemudian, public affairs menjadi sangat krusial agar
aturan yang ditetapkan menguntungkan atau tidak merugikan kepentinganya.
Kebijakan pemerintah dapat berbentuk tiga tipe yaitu antara lain 1) hukum
(undang-undang), regulasi (aturan) yang diadopsi oleh lembaga pemerintah, 3)
keputusan lembaga peradilan ( Nownes, 2006:38). Hukum terkait dengan undang-
undang yang merupakan hasil proses legislasi di parlemen, dan menjadi pedoman dalam
penegakan hukum bagi lembaga eksekutif dan yudikatif. Misalnya, bagi perusahaan
yang bergerak di bidang migas diatur UU No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi, perusahaan tambang diatur oleh UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, industri rokok diatur oleh Undang-undang kesehatan No 36
tahun 2009. Keberlangsungan industri-industri di atas sangatlah bergantung pada UU
tersebut, sehingga baik perusahaan secara individu maupun asosiasi bisnis terkait mau
tidak mau melakukan proses lobi dalam proses legislasi. Proses legislasi tersebut
menyasar baik lembaga eksekutif maupun legislatif.
154
Regulasi (atau aturan) didefinisikan sebagai aturan pelaksana yang dibuat untuk
menegakan hukum tertentu oleh lembaga pemerintah (Nownes, 2006:40). Undang-
undang yang telah dibuat oleh pihak legislatif dan pemerintah membutuhkan aturan
pelaksana teknis sehingga bisa ditegakkan. Di Indonesia, aturan pelaksana undang-
undang disebut sebagai peraturan pemerintah. Misalnya, UU no 14 Tahun 2009 tentang
kesehatan diturunkan aturan pelaksana melalui PP Nomor 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi
Kesehatan.
Pada level hukum, lobi fokus pada dua pihak yaitu legislatif dan eksekutif,
sedangkan lobi regulasi teknis fokus pada kementerian terkait yang menyusun peraturan
pemerintah tersebut. Contohnya, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
mineral dan batubara (Minerba) yang mengamanatkan pengolahan dan pemurnian
dalam negeri. Perusahaan eksplorasi mineral wajib membangun pabrik pengolahan di
dalam negeri dengan tujuan meningkatan nilai tambah. Lobi industri korporasi mineral
terus terjadi agar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2014 tentang pelaksanaan
kegiatan pertambangan Mineral dan Batubara ditunda pelaksanaannya.
Public affairs yang selanjutnya fokus pada kebijakan terkait putusan peradilan.
Istilah hubungan masyarakat yang terkait manajemen komunikasi dalam proses
peradilan disebut litigasi humas. Misalnya, Mahkamah Konstitusi pada tahun 2015
menerima judicial review masyarakat tentang UU Nomor 7 tahun 2004 tentang
sumber daya air. Keputusan MK ini berdampak besar kepada pelaku industri minuman
kemasan karena pemerintah wajib mengatur kembali dan swastanisasi dan penguasaan
korporasi terhadap sumber daya air tidak diperbolehkan. Keputusan MK ini akan
mendorong korporasi dan asosiasi bisnis melakukan lobi dalam proses penyusunan
kembali UU sumber daya air.
Isu media, hiburan, dan informasi: AJI, PWI, ATVSI, Parfi, IJTI, PRSSNI.
Kelompok kepentingan bidang media dan informasi fokus pada kebijakan pemerintah
terkait kepemilikan media dan kebebasan informasi. Contoh kasus adalah kebijakan,
pembatasan siaran televisi nasional yang sebenarnya sudah diamanatkan UU Penyiaran
sampai saat ini implementasinya masih belum jelas menjadi salah satu contoh dari
keberhasilan lobi kelompok kepentingan mencegah pelaksanaan peraturan tersebut.
156
Isu Kesehatan dan medis dengan kelompok kepentingan utama antara lain Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Perdami (Persatuan
Dokter Mata Indonesia, Persi (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia).
Penerapan BPJS kesehatan yang berdampak pada beban kerja dokter dan tidak
dibarengi insetif memadai mendorong asosiasi dokter melakukan aksi unjuk rasa dan
protes terhadap kebijakan pemerintah. Isu pertanian yang melibuti bidang perkebunan,
pertanian, peternakan, dengan kelompok kepentingan dominan antara lain GAPKI
(Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), APFINDO (Asosiasi Pengusaha
Feedlooter Indonesia), HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia). GAPKI
merupakan kelompok kepentingan yang memiliki pengaruh sangat kuat di dalam proses
pengambilan kebijakan pemerintah sector perkebunan, hal ini bisa dimaklumi karena
industri kelapa sawit saat ini merupakan primadona dan menjadi sektor non-migas yang
menyumbang devisa puluhan miliar dollar. APFINDO fokus pada isu peternakan sapi
terutama pada industri penggemukan, dengan fokus utama melobi pemerintah terkait
kuota impor sapi.
Kelompok kepentingan dengan domain utama isu lingkungan hidup antara lain
Wahana Lingkungan Hidup WALHI, Greenpeace, World Wild Fund (WWF),
Keanekararagaman Hayati Indonesia (KEHATI). Kelompok kepentingan tersebut akan
menjadi lawan tangguh bagi korporasi yang bergerak di bidang ekstraktif dan akan
kritis terhadap kebijakan pemerintah pro industri seperti alih fungsi lahan hutan,
eksplorasi tambang/migas di hutan lindung Kelompok kepentingan yang memfokuskan
diri pada sejumlah isu industri, kontruksi, dan transportasi antara lain Organisasi
Angkuta Darat (ORGANDA), Indonesia National Shipowner Association ( INSA),
Indonesia Aircraft Company Association ( INACA).
Sebagai negara yang sedang tumbuh industrinya, buruh menjadi salah satu kekuatan
penting yang mengorganisasikan diri untuk berjuang sejumlah isu seperti UU Tenaga
Kerja. Di Indonesia, serikat buruh cenderung terpecah-pecah dengan focus pada bidang
industri, misalnya Serikat Pekerja Metal Indonesia, Serikat Pekerja Transportasi. Selain
itu,karyawan perusahaan secara mandiri membentuk serikat buruh internal dan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan manajemen korporasi seperti Asosiasi
Pilot, Serikat Karyawan Telkom. Organisasi buruh seperti asosiasi pilot Garuda dan
Serikat Karyawan Telkom akan fokus pada isu internal organisasi, sebaliknya Serikat
157
Pekerja Metal, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia tidak hanya fokus pada isu internal
tetapi juga fokus pada kebijakan yang lebih besar seperti UU Tenaga Kerja. Hal ini
dikarenakan secara kesejahteraan karyawan serikat pekerja perusahaan BUMN lebih
mapan sehingga tidak fokus pada perjuangan isu-isu upah minimum, berbeda dengan
serikat pekerja manufaktur yang mayoritas merupakan pekerja yang dibayar dengan
standar UMR.
Isu hak asasi manusia menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi oleh
sejumlah korporasi terutama yang bergerak di bidang ekstraktif seperti perkebunan,
tambang, migas. Operasio perusahaan yang bersinggungan dengan masyarakat adat
atau komunitas lokal seringkali memuci konflik sosial. Korporasi perlu memantau
sejumlah kelompok kepentingan seperti SETARA, Amnesty International, LBH. Isu
politik, agama, dan ideologis berpotensi menjadi sumber masalah public affairs yang
mungkin dihadapi korporasi. Misalnya, perusahaan pengolahan makanan akan
berhadapan pada isu halal haram seperti kasus yang dihadapi Ajinomoto pada beberapa
tahun sebelumnya, korporasi farmasi produsen vaksin sampai sekarang menghadapi
penolakan sejumlah komunitas Islam karena dinilai mengandung babi. Sejumlah
kelompok kepentingan yang dominan dalam isu agama antara lain MUI, NU,
Muhamadiyah. Korporasi juga harus berhadapan dengan kelompok kepentingan bidang
politik yaitu partai politik. Sejumlah kasus penyuapan yang melibatkan tokoh partai
karena dipicu partai politik menjadi alat untuk menekan korporasi terkait dengan
perijinan bisnis.
Identitas merupakan isu inti dari kehidupan sebagian besar manusia. Identitas
terkait dengan siapa diri kita dan bagaimana orang lain berpikir tentang diri kita.
Bagaimana kita memahami siapa diri kita? Sejumlah kelompok kepentingan terbentuk
untuk memperjuangkan identitas budaya, misalnya Forkabi, FBR (Betawi), Gaya
Nusantara (identitas Gay), Komnas Perempuan (perempuan). Sudah menjadi praktik
umum, korporasi yang mendirikan pabrik akan berhadapan dengan kelompok
kepentingan yang memperjuangkan identitas budaya lokal dan meminta “uang jatah”
preman atau minta direkrut sebagai staf. Pada kasus lain kelompok kepentingan tidak
memperjuangkan isu material tetapi lebih pada kesetaraan perlakuan identitas budaya,
kelompok kepentingan seperti isu identitas gay dan isu perempuan memperjuangkan
158
kesetaraan perlakuan terhadap karyawan yang mengaku gay dan karyawan perempuan
yang seringkali mendapatkan perlakuan diskriminasi.
Sejumlah kelompok kepentingan fokus pada isu-isu yang terkait masalah luar negeri
terutama fokus pada kebijakan pemerintah di mancanegara seperti perlindungan tenaga
kerja Indonesia, kerjasama bilateral,regional atau multinasional. Sejumlah kelompok
kepentingan menentang perdagangan bebas yang digagas WTO karena dianggap akan
melemahkan posisi negara-negara miskin.
159
memberikan opsi kepemilikan saham di perusahaan sehingga serikat pekerja kehilangan
legitimasi dari karyawan.
Misalnya, industri kelapa sawit selama ini dipersepsikan negatif dan berdampak
buruk terhadap lingkungan hidup. Bahkan dalam beberapa kasus produk kelapa sawit
Indonesia ditolak oleh konsumen, terutama negara-negara Eropa yang beranggapan
produk kelapa sawit Indonesia berdampak buruk pada kerusakan lingkungan. Terkait
situasi tersebut, para pelaku usaha atau dalam hal ini korporasi yang bergerak pada
160
perkebunan kelapa sawit melibatkan lembaga swadaya masyarakat dan pemangku
kepentingan lain untuk melakukan sertifikasi praktik usaha kelapa sawit yang pro
lingkungan hidup. Pada tahun 2004, dibentuklah RSPO (roundtable sustainable palm
oil, RSPO mengeluarkan sertifikasi kepada korporasi kelapa sawit. Sertifikasi RSPO
mengindikasikan bahwa perusahaan kelapa sawit tersebut telah mematuhi tata kelola
perusahaan yang berkelanjutan.
Tidak hanya di lingkungan bisnis, strategi ini juga bisa diterapkan oleh institusi
pemerintah, misalnya strategi engagement ini dijuga digunakan KPK yang melibatkan
pemangku kepentingan, khususnya LSM anti korupsi untuk melakukan pengawasan dan
advokasi publik terhadap isu-isu korupsi. Strategi engagement ini tergambar jelas dari
dukungan kelompok sipil ketika KPK konflik dengan POLRI dalam kasus Cicak-Buaya
beberapa waktu lalu. KPK mendapatkan dukungan kelompok kepentingan, khususnya
LSM anti korupsi, sebaliknya POLRI yang cenderung tertutup dan tidak melibatkan
LSM dalam sejumlah kasus justru opini publik dari kelompok kepentingan cenderung
negatif.
Media massa menempati peran sangat penting dalam fungsi public affairs
karena media massa merupakan institusi yang mampu membentuk dan mengarahkan
agenda publik. Pentingnya media massa dalam public affair bisa ditarik pada fenomena
kontemporer di mana dalam suatu sistem politik demokrasi yang kompetitif semakin
menempati posisi sentral dan strategik. Iyengar dan Kinder berpendapat dalam sistem
politik demokrasi media massa menjadi penghubung kunci antara praktek politik dan
konstituen. Sangat sedikit publik yang mengikuti pertemuan politik atau memiliki
kontak langsung dengan politisi. Nimmo dan Combs menyatakan bahwa politik telah
menjadi sebuah bentuk realitas yang kedua, bagi kebanyakan orang Amerika karena
mereka tidak menghadapi politik secara langsung (secara langsung), yang melibatkan
161
partisipasi aktif. Sebaliknya, khalayak massa pasif temui dimediasi politik melalui
media (Louw, 2005:2).
162
Pertama, seorang praktisi public affairs harus mengimplementasikan hubungan
media yang bersifat proaktif alih-alih menunggu pemberitaan atau dihubungi jurnalis.
Korporasi seringkali terlambat mengantisipasi sebuah pemberitaan, ketika isu publik
sudah bergulir di media massa maka akan cenderung sulit dikendalikan. Lerbinger
menyatakan bahwa tujuan utama dari hubungan media proaktif adalah meraih kontrol
maksimal terhadap media sehingga objektif organisasi seperti mempromosikan agenda
publik dapat tercapai. Hubungan media yang proaktif membutuhkan langkah yang
agresif dan pendekatan high profile ketika menghadapi media massa.
Kedua, strategi pre-emtif yaitu ketika organisasi mengetahui sebuah isu bakal
keluar dan diprediksi akan merugikan organisasi. Organisasi bisa mengambil langkah
membangun agenda publik melalui media massa terlebih dahulu sebelum agenda yang
163
berdampak negatif muncul. Taktiknya bisa mengirimkan siaran pers, konferensi pers
maupun pemasangan iklan di media massa terlebih dahulu sebelum
Strategi yang kedua adalah semi control tayangan siaran langsung. Menurut
Lerbinger (2006:137), munculnya pemimpin organisasi atau juru bicara dalam
wawancara langsung dengan media massa dapat meraih kontrol yang lebih besar
terhadap pesan yang dikomunikasikan melalui media massa. Pesan korporasi yang
dikirimkan melalui siaran pers sering kali telah mengalami penyuntingan dari redaktur
media, dengan berbicara secara langsung biasanya melalui acara Wawancara Khusus.
Publik akan menerima pesan secara utuh dari sisi korporasi. Yang harus diperhatikan
oleh korporasi adalah, juru bicara atau pemimpin organisasi harus handal dalam
melakukan wawancara dan telah memiliki pengalaman jam terbang tinggi sehingga
mampu mengendalikan jalannya wawancara.
164
advokasi di media massa. Yang harus menjadi perhatian oleh praktisi public affairs
adalah pemilihan strategi media yang tepat atau media yang memiliki dampak
pembentukan opini publik yang kuat. Menurut Mack (2001:170), iklan televii
merupakan medium komunikasi paling berpengaruh terhadap publik meskipun
bukanlah satu-satunya. Iklan radio seringkali digunakan karena dananya terbatas dan
ingin mencapai khalayak yang terbatas. Iklan cetak lebih murah dibandingkan televisi
tetapi dapat mendiseminasikan waktu lebih lama dan pesan yang bersifat kompleks
165
etik jurnalistik sangatlah besar. Pada prinsip dasarnya, tidak ada media yang bebas
kepentingan, pada titik inilah sebenarnya praktisi public affairs menyamakan
kepentingan dengan media massa sehingga sama-sama saling memanfaatkan
**
166
SIMPULAN BAB
Pemerintah pada dasarnya memiliki tiga fungsi dasar yaitu penetapan hukum
dan tata aturan baik internal maupun eksternal, pendistribusian kesejahteraan
dan penetapan standar kehidupan bagi public, dan ketiga sebagai organisasi dari
pasar
Kebijakan pemerintah dapat berbentuk tiga tipe yaitu antara lain 1) hukum
(undang-undang), regulasi (aturan) yang diadopsi oleh lembaga pemerintah, 3)
keputusan lembaga peradilan
167
Kelompok kepentingan merupakan organisasi privat yang berusaha
mempengaruhi keputusan yang dibuat pengambil kebijakan
Media massa menempati peran sangat penting dalam fungsi public affairs
karena media massa merupakan institusi yang mampu membentuk dan
mengarahkan agenda publik
***
168
HUMAS DALAM KONTEKS PASAR MODAL
169
Pada tahun 2002, dunia bisnis dunia dikejutkan mal-praktek korporasi yang
dilakukan oleh Enron dan WorldCom, dua perusahaan kelas dunia yang masuk daftar
Fortune500 melakukan manipulasi keuangan dengan menyembunyikan akun beban
usaha sehingga terkesan kinerjanya bagus. Akibat skandal tersebut, ribuan investor
yang menanamkan di kedua perusahaan tersebut mengalami kerugian miliaran dollar.
Enron dan Worldcom saat ini tinggal sejarah. Beberapa tahun kemudian, Lehman
Brothers, bank investasi Amerika Serikat, melakukan hal yang sama dengan dampak
yang lebih massif karena bergerak di bidang jasa finansial yang jaringannya tersebar
luas sehingga dampaknya pun bersifat global. Kedua peristiwa tersebut
menggambarkan kegagalan korporasi dalam menciptakan hubungan investor yang
sehat.
Istilah lain yang digunakan yang bermakna serupa adalah financial PR atau
humas finansial yang didefinisikan sebagai spesialisasi humas yang bertujuan utama
untuk menciptakan nilai pasar perusahaan yang menjual sahamnya melalui bursa
saham. Financial PR mengelola komunikasi dengan pialang saham, analis saham,
investor baik lembaga maupun individu, kolomnis keuangan, jurnalis keuangan (Tosun,
2004:203).
Sebelum mengkaji lebih jauh tentang hubungan investor, terlebih dahulu kita
bahas fondasi yang melatarbelakangi program hubungan investor yaitu pergerakan
saham. Sebuah korporasi yang masuk pasar modal atau bursa saham pasti
menginginkan harga sahamnya bergerak naik terus. Gambaran sederhananya, semakin
naik harga saham maka nilai korporasi semakin tinggi dan semakin menguntungkan
investor. Ketika investor membeli saham memiliki dua tujuan utama pertama
170
mendapatkan margin harga saham dan yang kedua dividen. Harga saham yang terus
naik menandakan kinerja korporasi tersebut semakin meningkat pula.
Harga saham korporasi di bursa saham dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan
tidaklah bersifat tunggal. Menurut Guimard (2008:7), secara garis besar nilai saham
korporasi dipengaruhi oleh dua aspek utama yaitu faktor eksternal korporasi dan faktor
internal korporasi. Kedua aspek tersebut sangat menentukan permintaan dan penawaran
saham dan jual-beli saham.
171
Gambar 37 Faktor Pembentuk Harga Saham (Guimard (2008:7),
Faktor eksternal terkait sejumlah hal, misalnya tingkat suku bunga kredit.
Tingkat suku bunga akan mempengaruhi harga saham sebuah korporasi. Logikanya jika
suku bunga nasik maka beban membayar utang perusahaan akan naik, misalnya pada
tahun 2012 harus membayar utang dengan suku bunga 7 persen tetapi pemerintah
menaikan suku bunga, sehingga beban perusahaan pun naik. Suku bunga juga
berpengaruh pada konsumen pada akhirnya mempengaruhi pendapatan perusahaan,
misalnya jika suku bunga naik maka perusahaan yang bergerak di bidang properti atau
pembiayaan akan menjerit. Sebagian besar konsumen membeli rumah dan kendaraan
bermotor dengan skema kredit kepemilikan rumah atau kredi kepemilikan kendaraan
jika suku bunga naik bisa dipastikan beban bunga konsumen akan naik sehingga
penjualan rumah dan otomotif akan cenderung menurun.
Faktor selanjutnya adalah kurs mata uang, kurs mata uang bisa mempengaruhi
harga saham sebuah korporasi. Misalnya kurs mata uang rupiah terdepresiasi atau
menurun nilainya terhadap dollar maka perusahaan-perusahaan komoditas ekspor
seperti perkebunan mungkin akan naik karena beban usaha mereka menggunakan kurs
172
rupiah tetapi pendapatan ekspor dengan dollar. Sebaliknya, perusahaan yang basis
pendapatan usaha dengan rupiah tetapi beban usahanya dihitung dengan basis mata
uang dollar justru menjerit. Misalnya, perusahaan seperti Garuda pendapatannya rupiah
tetapi karena kurs mata uang rupiah menurun terhadap dollar maka beban usahanya
akan naik karena biaya penerbangan dihitung mengggunakan dollar seperti sewa
pesawat, beli avtur, dll.
Ketiga adalah faktor kondisi ekonomi, jika kondisi ekonomi atau pertumbuhan
ekonomi suatu negara bagus maka harga saham akan terdongkrak naik. Gambarannya
adalah jika pertumbuhan ekonomi naik maka pendapatan masyarakat akan naik
sehingga daya beli naik, jika daya beli masyarakat naik maka konsumsi barang juga
otomatis naik. Sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi melambat maka harga sahampun
terancam akan melambat pula.
Selain faktor eksternal, harga saham juga dipengaruhi faktor internal perusahaan
atau biasanya disebut faktor fundamen perusahaan. Pertama adalah pendapatan usaha,
sebuah perusahaan yang melaporkan pendapatan atau laba usahanya naik dan sesuai
dengan harapan pasar maka harga saham akan cenderung naik sebaliknya jika
pendapatan atau labanya turun maka harga sahamnyapun akan cenderung turun. Factor
kinerja perusahaan juga terkait dengan aspek operasional korporasi, misalnya jika
perusahaan telekomunikasi seperti Telkom dan XL-Axiata akan dinilai dari sisi jumlah
pelanggan, jumlah BTS, coverage . Perusahaan yang mengelola pelabuhan seperti
173
Angkasa Pura atau IPC Indonesia akan diukur kinerja operasional dari indicator jumlah
penumpang yang diangkut, kargo yang dikirim dll.
Ketiga adalah kinerja korporasi sesuai dengan ekpektasi investor, misalnya pada
tahun 2014, investor dan analis memprediksi laba bersih perusahaan akan mencapai Rp
1 Triliun tetapi pada berakhirnya periode anggaran di tahun 2014 ternyata laba
bersihnya tidak mencapai target awal maka kemungkinan harga sahamnya akan turun.
Sebaliknya jika sesuai ekspektasia atau melebih ekspektasi maka akan mendorong
kenaikan harga saham.
174
pasar untuk membeli atau menjual saham. `Gambaran sederhananya anda tidak akan
mempercayai seseorang yang punya banyak utang tetapi anda akan lebih percaya
berbisnis dengan seseorang pendapatannya dan tabunganya jauh lebih besar
dibandingkan utang yang dimiliki.
Hal ini seperti yang dialami Garuda Indonesia ketika melakukan penjualan
saham perdana beberapa tahun sebelumnya. Komunitas pasar modal menilai harga
saham yang dijual terlalu kemahalan sehingga permintaan di bawah harapan
manajemen. Karena tidak sesuai dengan harapan pada hari pertama penjualan saham,
justru turun sehingga investor mengalami kerugian.
Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) hingga saat ini masih berada di
bawah harga penawaran perdana (IPO). Ada dua hal yang menyebabkan saham
maskapai pelat merah tersebut belum menembus level awalnya.Alasannya, harga IPO
saham GIAA kemahalan. Selain itu kinerjanya juga belum memuaskan," kata Satrio
kepada Kompas.com di Jakarta
Menurut van Riel (2007:184), peran dari hubungan investor untuk memenuhi
tiga fungsi dasar yaitu memenuhi aturan, membentuk hubungan yang menguntungkan
dengan khalayak kunci bidang bisnis keuangan, dan terakhir berkontribusi dalam
membangun dan mengelola citra dan reputasi perusahaan.
175
ATURAN PASAR MODAL
“Greed is good” sebuah ucapan tokoh Geko yang diperankan Michael Douglas
pada sebuah film yang berseting pasar modal Wall Street. Keserakahan menjadi sebuah
perilaku manusiawi dari setiap diri manusia, tidak ada pebisnis yang ingin rugi dan
ingin untung sebanyak-banyaknya meski mungkin harus melanggar etika dan aturan.
Karena secara manusiawi manusia sebenarnya bersifat serakah maka diperlukan sebuah
aturan bersama yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan yaitu pemerintah.
176
Relations dengan mempublikasikan laporan keuangan perusahaan baik melalui siaran
pers maupun di situs perusahaan. Selain tiap triwulan, setiap tahun perusahaan juga
diwajibkan melaporkan laporan tahunan, fungsi investor relations terkait dengan
menyusun laporan tahunan perusahaan yang nantinya akan dilaporkan melalui forum
Rapat Umum Pemegang Saham dan Bursa Efek Indonesia. Jika perusahaan melanggar
aturan tersebut, maka akan diberikan sanksi Bursa Efek Indonesia seperti sahamnya
dihentikan sementara atau bisa jadi diberikan denda. PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
melaporkan telah melayangkan surat peringatan tertulis III sekaligus tambahan denda
kepada tuuh emiten yang terlambat menyampaikan laporkan keuangan interim yang
berakhir 31 Maret 2013. Dua diantara tujuh emiten tersebut adalah PT Bakrie Sumatera
Plantations Tbk (UNSP) dan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) .
Merger terjadi ketika dua atau lebih entitas bisnis sepakat untuk bergabung
menjadi satu entitas yang baru. Misalnya di dunia internasional dikenal merger antara
Nissan dan Renault menjadi entitas bisnis Nissan-Renault. Sony dan Ericsson
bergabung menjadi Sony Ericsson. Anak usaha Nokia, penyedia layanan infrastruktur
telekomunikasi, bergabung dengan anak usaha Siemens menjadi Nokia Siemens
Network. Lippo Bank dengan Bank Niaga merger menjadi CIMB Niaga, karena
kedua perusahaan tersebut dimiliki CIMB Malaysia. Bank BDN, Bank Exim, Bank
Expor Impor, Bank Bumi Daya melakukan merger selepas krisis moneter menjadi Bank
Mandiri.
177
Split yaitu ketika sebuah perusahaan justru memisahkan satu perusahaan
menjadi dua atau lebih perusahaan dengan tujuan memfokuskan bisnis. Misalnya
Hewlett-Packard yang berubah menjadi dua entitas bisnis yang satu bidang usaha
hardware (computer, printer, laptop, server) sedangkan bidang bisnis lainnya bidang
layanan teknologi. Kraft Food memisahkan bisnis makanan ringan menjadi entitas
bisnis Mondelez International. Misalnya, isu rencana akuisisi PGN oleh Pertamina
beberapa saat lalu membuat pelaku pasar modal mendorong BUMN tersebut
melakukan paparan publik sesuai dengan peraturan bursa saham.
Kebijakan –kebijakan tersebut harus dipaparkan kepada publik agar publik bisa
mendapatkan informasi yang mencukupi untuk mengambil keputusan. Sanksi yang
diberikan regulator bisa jadi nilainya kecil tetapi dampak terhadap pembentukan
kerusakan reputasi perusahaan justru yang sangat besar. Perusahaan yang taat dengan
aturan regulator akan cenderung dicitrakan baik dibandingkan perusahaan yang sering
melanggar aturan pasar modal. Publik akan mempersepsikan perusahaan-perusahaan
yang melanggar aturan sebagai perusahaan yang beresiko karena dinilai tidak memiliki
itikad baik dalam keterbukaan informasi.
Siapa publik organisasi sangat bergantung pada di mana posisi anda menjabat
sebagai seorang humas. Dalam konteks hubungan investor maka diposisikan sebagai
humas dari sebuah perusahaan yang mencatatkan diri di pasar modal atau biasa disebut
emiten. Secara konseptual, pasar modal dibagi ke dalam dua karakteristik yaitu sell side
(sisi penjual surat berharga) dan buy side (pembeli surat berharga). Sell side yaitu
pihak yang membantu perusahaan menjual sahamnya ke investor, yang meliputi bank
investasi, broker dan mereka mempekerjakan sejumlah analis, pedagang saham, dan
2
http://bisnis.liputan6.com/read/806089/diakuisisi-pertamina-pgn-wajib-gelar-public-expose-2x24-jam
178
bankir investasi. Pada sisi yang lain, buy side yaitu entitas bisnis yang mengelola dana
investasi seperti dana pensiun, reksa dana atau investor pribadi. Sebuah perusahaan
dapat membangun hubungan melalui perantara sell side maupun pun ke pihak buy side
secara langsung (Bragg, 2009:61). Maksudnya sebuah perusahaan bisa menjual surat
berharga melalui perantara manajer investasi maupun broker atau bisa menjual
langsung pihak calon pembeli seperti dana pensiun, reksa dana.
Model publik dalam hubungan investor di atas dikembangkan oleh van Riel.
Pada sisi, buy side terdapat investor lembaga (dana pensiun, asuransi), investor pribadi
perseorangan, dan pengelola dana investasi. Pada sisi sell side, terdapat broker pasar
modal. van Riel menambahkan publik external advisor atau penasehat eksternal
investor yaitu pihak yang dapat memberikan pengaruh apakah investor apakah membeli
atau menjual surat berharga. Investor biasanya memperhatikan pendapat dari publik ini
yaitu media massa melalui pemberitaan, otoritas melalui kebijakan, dan juga komunitas
pasar modal seperti asosiasi bisnis. Analis dan bank ditempatkan sebagai perantara
antara buy side dan sell side.
179
secara tegas menunjukan informasi keuangan merupakan kewajiban terhadap empat
pihak yaitu regulator, organisasi pasar modal, akuntan,dan publik secara umum terkait
konsep keterbukaan informasi sedangkan garis putus-putus menunjukan hubungan yang
dibangun antara korporasi dengan pemangku kepentingan.
Menurut Marcus (2005:16), terdapat tiga bentuk informasi keuangan dasar yang
dibutuhkan pemangku kepentingan pasar modal dari korporasi yaitu antara lain
pendapatan dan indikator keuangan korporasi lainnya, manajemen korporasi, dan
terakhir rencana bisnis korporasi. Pendapatan dan indikator keuangan lain meliputi laba
bersih, beban usaha, pendapatan usaha, pendapatan lain-lain, jika perbankan ditambah
lagi seperti informasi kredit macet, pendapatan bunga, jumlah simpanan nasabah.
Indikator keuangan mencerminkan kinerja yang dicapai korporasi dalam satu periode
keuangan baik triwulan maupun tahunan.
3
http://market.bisnis.com/read/20150309/192/409655/kinerja-emiten-tumbuh-tipis-telkom-tlkm-
raup-laba-rp146-triliun-tahun-lalu
180
periode laporan sebelumnya. Hal ini menunjukan kinerja korporasi yang mengesankan
dan akan mendorong calon investor untuk mengkoleksi saham Telkom atau untuk
investor yang sudah memegang saham Telkom untuk menambah pundi usahanya.
Informasi keuangan yang ketiga terkait rencana bisnis korporasi. Rencana bisnis
seperti pengeluaran modal, strategi bisnis ke depan, ekspansi usaha menjadi salah satu
tolok ukur investor dalam menilai kinerja sebuah korporasi. Biasanya dalam paparan
publik triwulan terakhir tahun berjalan , dewan direksi akan menjelaskan berapa capital
expenditure atau pengeluaran belanja modal korporasi pada periode tahun ke depan, dan
apa saja yang akan dilakukan korporasi. Misalnya, di bawah ini adalah rencana bisnis
PT Telkom yang dijelaskan oleh direksi
4
http://katadata.co.id/berita/2014/09/18/telkom-siapkan-capex-rp-20-triliun-pada-2015
181
Dari ketujuh karakteristik pemangku kepentingan, sebenarnya hanya empat
yang perlu diperhatikan dan menjadi tugas utama dari fungsi hubungan investor yaitu
definitive stakeholders, dangerous stakeholders, dan dependent stakeholders, dan
demanding stakeholders. Definitive stakeholders yaitu pemangku kepentingan yang
memiliki atribut legitimasi, kekuasaan, dan urgensi terhadap korporasi. Pemangku
kepentingan ini dapat berperan besar terhadap eksistensi korporasi dari sisi eksternal
(pengambil kebijakan) bisa memberikan sanksi) dari sisi internal yaitu pemegang saham
bisa menentukan arah dan struktur manajemen korporasi.
Setiap korporasi yang bergerak di pasar modal harus terus memantau isu yang
digulirkan dan juga membangun hubungan dengan OJK. Setiap kebijakan yang diambil
OJK terkait pasar modal, bisa dipastikan akan berdampak baik positif maupun negatif
terhadap pelaku pasar modal.
182
yang menetapkan aturan main perdagangan bursa. Setiap emiten atau perusahaan yang
menawarkan saham ataupun obligasi wajib mengikuti aturan yang ditetapkan BEI,
Untuk korporasi yang bergerak di bidang jasa perbankan maka terdapat satu lagi
pemangku kepentingan diawasi dengan cermat secara terus menerus karena institusi ini
juga berperan mengatur jasa bisnis perbankan yaitu Bank Indonesia yang mencakup
kewenangan sebagai berikut:
Ketiga adalah investor yaitu pemegang saham maupun obligasi, semakin tinggi
kepemilikan saham dan obligasi maka akan semakin besar pengaruhnya dalam
menentukan arah kebijakan perusahaan. Jika berdasarkan jumlah saham maka dikenal
pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas. Jika investor memiliki
saham mayoritas maka investor tersebut bisa menentukan struktur manajemen dan
kebijakan korporasi.
183
Jika berdasarkan entitas bisnis maka ada investor institusi dan pemegang
investor retail. Investor institusi adalah lembaga bisnis seperti dana pensiun (Dana
Pensiun Telkom, Dana Pensiun PLN, BPJS ), bank investasi ( Morgan Stanley,
Goldman Sach), perusahaan asuransi (Prudential, Manulife), sedangkan investor retail
merupakan investor individu yang membeli saham dalam jumlah yang relatif kecil.
Menurut Ryan dan Jacobs (2005:6) perusahaan cenderung menginginkan investor
institusi membeli saham karena mereka biasanya membeli dalam skala besar,
meningkatkan likuiditas dan memperbaiki volatilitas saham. Volatilitas berarti
menanamkan investasi dengan membeli sahamnya di sebuah perusahaan biasanya
dengan tujuan jangka panjang bukan untuk spekulasi. Craven dan Marston
menyimpulkan bahwa investor institusi akan cenderung ingin berinvestasi di sebuah
perusahaan yang menyediakan program hubungan investor yang terencana dan
terkontrol dengan baik (Dolphin, 2004:28).
Dangerous stakeholders dalam konteks pasar modal , antara lain analis saham
yaitu pemuka pendapat yang biasanya bekerja di perusahaan sekuritas yang akan
menilai apakah layak atau tidak berinvestasi di sebuah perusahaan. Pendapatnya yang
dikemukakan baik kepada publik melalui media massa maupun melalui personal kepada
calon investor dan perusahaan sekuritas bisa mempengaruhi persepsi terhadap
korporasi.
Analis saham di dalam proses pasar modal mendapatkan komisi dari jasa
konsultasi yang mereka berikan, pekerjaannya fokus pada menurunkan atau menaikan
nilai saham. Secara teori, aktivitas ini terkait pada keputusan buy side dan prosese yang
mendorong kenaikan volume untuk bank investasi. Pada prinsipnya, korporasi jangan
pernah menilai tindakan analis ketika menurunkan nilai saham korporasi secara
personal (Ryan dan Jacobs, 2005:224).
184
persepsi public, sehingga dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan secara
keseluruhan dapat berpengaruh pada bisnis perusahaan.
185
Gambar 42 Rating Kredit Korporasi (Griep, 2003:210)
Dari gambar di atas terlihat bahwa semakin perusahaan dinilai dapat membayar
utang dan beresiko rendah maka ratingnya akan dinilai solid atau kuat (AAA) sehingga
calon investor tidak perlu kuatir hutangnya tidak dibayar. Keuntungan bagi korporasi
rating kreditnya solid, bunga obligasinya semakin rendah. Rating paling rendah bagi
korporasi ketika lembaga rating memberi niali D (Default) yang berarti gagal bayar.
Utang korporasi yang memiliki rating D, dianggap sebagai junk bond atau obligasi
sampah yang tidak bernilai diperjualbelikan.
186
TAKTIK HUBUNGAN INVESTOR
Manajemen Event
Dalam RUPS ini, staf hubungan investor harus bekerjasama dengan staf
hubungan media untuk mengundang jurnalis ekonomi datang meliput. Biasanya setelah
acara RUPS, pemimpin organisasi dipandu oleh staf hubungan media dan hubungan
investor melakukan konferensi pers dan sesi tanya jawab atau wawancara tatap muka.
Panitia RUPS perlu menyiapkan press kit yang isinya berupa buku laporan tahunan,
siaran pers, dan mungkin ditambah dengan merchandise bagi jurnalis.
187
biasanya ketika akan melakukan IPO (penjualan saham perdana) atau menawarkan
obligasi (surat utang).
Terdapat dua roadshow yaitu deal roadshow yang berarti tujuan dari
diselenggrakan kegiatan tersebut terdapat transaksi jual beli saham/obligasi antara
korporasi dengan investor, dan yang kedua adalah non deal roadshow di mana kegiatan
bukanlah ditujukan untuk meraih transaksi keuangan tetapi hanya sebatas diseminasi
informasi kinerja keuangan kepada komunitas pasar modal (Guimard, 2008:133). Non
deal roadshow dilakukan karena organisasi bukan bertujuan meraih modal pada waku
tersebut, tetapi presentasi ini dilaksanakan manajemen untuk mendiskusikan kinerja
keuangan dan strategi korporasi. Hal ini bertujuan mendorong keinginan pemangku
kepentingan buy side untuk membeli dan sell side untuk mempublikasikan. Pertemuan
ini juga penting dalam membangun hubungan personal (Ryan dan Jacobs, 2005:65).
Kegiatan roadshow mana yang dipilih organisasi apakah roadshow yang bersifat non
deal atau deal sangat bergantung pada objektif yang ingin dituju. Pada proses IPO
biasanya bersifat deal roadshow, sedangkan jika korporasi sudah masuk pasar modal
dan tercatat di bursa akan cenderung melaksanakan non deal roadshow.
Analis sebagai pihak yang melakukan valuasi kinerja saham dan memberikan
rekomendasi baik kepada institute tempat bekerja (bank investasi, broker) maupun
kepada publik dan klien, harus diberikan ruang untuk berkomunikasi dengan pemimpin
puncak korporasi. Praktisi investor relations harus mengadakan pertemuan dengan
analis yang memiliki pengaruh besar terhadap valuasi saham korporasi paling tidak
setahun sekali. (Braggs, 2010:140) menyarankan ketika merencanakan pertemuan
dengan analis, praktisi investor relations harus mengirimkan kepada mereka sejumlah
paket informasi yang berisi tentang strategi, kinerja, produk sehingga dapat dinilai oleh
mereka. Seorang analisi harus menyelesaikan analis sebelum mengeluarkan
rekomendasi, dengan mengirimkan informasi kepada mereka terlebih dahulu dapat
memaksimalkan waktu pertemuan agar lebih efektif dan efisien tanpa perlu
menjelaskan kondisi korporasi lebih detail
188
Publikasi Korporat
Laporan Tahunan
189
regulator sebagai bentuk keterbukaan informasi, jika tidak akan menghadapi sejumlah
saksi baik itu denda maupun penghentian penjualan saham. Untuk memberikan
apresiasi kepada laporan tahunan perusahaan, setiap tahun OJK bekerjasama dengan
sejumlah lembaga seperti BEI, Bank Indonesia, dan Kementerian Keuangan
menyelenggarakan Annual Report sehingga mendorong korporasi untuk
mengembangkan laporan tahunan sebagai bagian membangun citra.
Menurut Bragg (2010:75), setiap laporan tahunan harus kembali isu yang
diangkat dalam laporan tahun sebelumnya, untuk meninjau kembali kemajuan yang
dibuat korporasi terhadap tujuan yang dinyatakan. Jika tujuan yang ditargetkan belum
tercapai, maka korporasi harus menjelaskan mengapa target tersebut tidak tercapai.
Stanton dkk (2004:57) menyatakan laporan tahunan korporasi terdiri dari sejumlah
informasi kuantitatif, narasi, foto, table dan grafik. Laporan terbagi ke dalam dua bagian
yaitu bagian yang wajib yang berisi informasi pernyataan finansial dan bagian depan
laporan berisi informasi yang sifatnya sukarela.
Siaran Pers
Siaran pers terkait laba perusahaan memiliki struktur yang mirip dengan laporan
tahunan dan secara umum berfungsi sebagai informasi dan promosi bagi korporasi
(Henry, 2008:296). Siaran pers biasa digunakan untuk mendiseminasikan sejumlah
190
informasi seperti laporan keuangan triwulan, laporan tahunan, rencana ekspansi bisnis,
ataupun ketika perusahaan menghadapi krisis terkait keuangan
Iklan Keuangan
**
191
SIMPULAN BAB
Secara garis besar nilai saham korporasi dipengaruhi oleh dua aspek utama
yaitu faktor eksternal korporasi dan faktor internal korporasi.
Faktor eksternal terkait sejumlah hal, misalnya tingkat suku bunga kredit,kurs
mata uang,faktor kondisi ekonomi,Suatu peristiwa baik kejadian tingkat
nasional maupun internasional bisa mempengaruhi pergerakan harga saham
Harga saham juga dipengaruhi faktor internal perusahaan atau biasanya disebut
faktor fundamen perusahaan,reputasi perusahaan, kinerja korporasi sesuai
dengan ekpektasi investor
Pasar modal dibagi ke dalam dua karakteristik yaitu sell side (sisi penjual surat
berharga) dan buy side (pembeli surat berharga).
Sell side yaitu pihak yang membantu perusahaan menjual sahamnya ke investor,
yang meliputi bank investasi, broker dan mereka mempekerjakan sejumlah
analis, pedagang saham, dan bankir investasi.
192
Pada sisi yang lain, buy side yaitu entitas bisnis yang mengelola dana investasi
seperti dana pensiun, reksa dana atau investor pribadi. Sebuah perusahaan dapat
membangun hubungan melalui perantara sell side maupun pun ke pihak buy
side secara langsung.
Event yang sering dilakukan antara lain meeting tiga bulanan, roadshow, dan
rapat umum pemegang saham.
Iklan finansial digunakan untuk menarik perhatian investor retail dan digunakan
dalam kampanye yang lebih luas ketika perusahaan melakukan privatisasi atau
peningkatan modal
***
193
INDUSTRI KONSULTAN HUMAS
Dari definisi di atas menyiratkan, Johnson dan Stroh (2006: 3-4 ) mengambil
kesimpulan dari definisi konsultan sebagai berikut:
Konsultan bekerja untuk orang lain (atau organisasi) yang disebut klien. Klien
ini bisa berbentuk individu, kelompok, maupun organisasi
Konsultan membantu klien-kliennya meraih tujuan yang klien identifikasi,
bukan konsultan.
Konsultan menyediakan ketrampilan atau keahlian khusus dimana klien tersebut
tidak mampu melaksanakannya sendiri.
Meskipun konsultan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan berdasarkan
pengetahuan dan keahliannya, konsultan memiliki otoritas atau kekuasaan yang
194
sedikit dalam menciptakan perubahan. Konsultan mungkin memberikan
rekomendasi perubahan bahkan cara bagaimana mencapainya, tapi klien tetap
menjadi pihak yang memiliki otoritas penuh.
195
6. Klarifikasi dari tanggungjawab menjadi pertimbangan penting. Seberapa
keterlibatan manajemen puncak? Bagaimana dukungan internal? Apa saja
bentuk dukungan? Berapa waktu dan energi yang dibutuhkan? Siapa yang akan
membayar biaya? Apakah ada perjanjian yang jelas terhadap masalah biaya?
7. Jadwal program, hasil, dan akuntabilitas harus ditentukan sebelum masuk ke
dalam organisasi.
196
Hinrichsen (2005:687) secara singkat menyimpulkan sebuah organisasi
menyewa konsultan untuk meningkatkan reputasi dan hubungan organisasi dengan
publik organisasi. Layanan yang ditawarkan mulai dari pekerjaan yang bersifat strategis
dan perencanaan seperti perencanaan dan implementasi kampanye komunikasi dan
menyediakan konseling level senior organisasi, sampai dengan pekerjaan yang sifatnya
taktikal seperti siaran pers atau produksi material promosi.
Klien hanya akan mendapatkan apa yang dia bayar untuk - beberapa jam kerja.
Tetapi karena fungsi public relations sering terus menerus dan merupakan bagian
integral dari organisasi apapun, mungkin tidak selalu berfungsi konsep konsultasi
berdasarkan jam kerja. Sebuah konsultan humas mungkin karena itu hanya dapat
menawarkan layanan parsial, tergantung pada perjanjian kontraknya. Sebuah konsultasi
mungkin, awalnya tidak memasang tarif, mencoba mengadaptsi dengan 'budaya' dari
organisasi klien. Seringkali budaya ini memainkan bagian yang sangat penting dalam
etos kerja organisasi dan ketidakacuhan itu dapat mempengaruhi hubungan konsultasi
dengan klien (Henslowe, 2003:9)
198
tujuan perencanaan bisnis organisasi, dan mampu mengukur tujuan tersebut
secara terukur.
4. Konsultan hubungan masyarakat harus mampu menyediakan kualitas pelayanan
dalam kondisi apapun termasuk permasalahan geografis.
5. Klien sudah menjadi entitas global, maka konsultanpun harus berpikir global.
Praktek bisnis yang semakin mengglobal mengharuskan konsultan PR
beradaptasi dengan perubahan dunia bisnis tersebut.
199
bahwa perusahaannya tidak akan bekerja secara rahasia seperti perusahaan lainnya
seperti halnya The Publikity Bureau, yang secara rahasia mengoperasikan biro berita
secara rahasia untuk kepentingan industri kereta api. Malahan perusahaannya tersebut
akan bekerja secara penuh membuka transparan mengenai pekerjaannya
mengatasnamakan klien. Ia juga menyatakan bahwa perusahaan harus transparan
mengenai informasi dan nilai bagi kepentingan publik. Prinsip-prinsip tersebut saat ini,
faktanya menjadi prinsip penting dalam Kode Standar Profesional untuk praktisi
hubungan masyarakat dari PRSA, perkumpulan professional praktisi hubungan
masyarakat di dunia. Figur-figur penting perusahaan konsultan humas lainnya pada
awal 1900-an antara lain William Wolff Smith, George F Parker (rekan kerja Lee),
Hamilton Wright, Pendletteon Dudley, dan Thomas R Shipp. Paska Perang Dunia I,
muncul konselor PR lainnya seperti Doris A Fleishman (Bernays's wife), Harrry A
Bruno, John W Hill (pendiri Hill&Knowlton), Edward D Howard II dari Cleveland, dan
Glenn Hayes dari Chicago. Joseph Varney Baker, mendirikan perusahaan berbasiskan
di Philadelphia pada 1934, dan konsultan kampanye politik pertama pada 1933 ketika
Clem Whitaker dan Leone Bakter mendirikan perusahaan pertama di San Francisco.
Pada paska Perang Dunia II tumbuh konsultan humas seperti Burson Marsteller dan
Edelman. dan Earl Newsom menjadi satu dari prakter konselor independen pertama
ketika memberikan jasa layanan konsultasi bagi berbagai perusahaan seperti Ford
Motor Company dan membuka jalan bagi era baru dalam industri konsultan humas.
Banyak konsultan humas pada awalnya bersifat industri rumahan, yang didirikan
berdasarkan personalitas individu. Mereka mirip dalam hal ukuran dengan banyak
perusahaan agensi hubungan masyarakat kecil yang masih mendominasi industri ini,
pada tahap awal pemilik usaha yang biasanya laki-laki mempekerjakan sedikit orang
dan memiliki akses langsung dengan kebanyakan bisnis klien penting. Pada
pertengahan abad 20, bisnis konsultan hubungan masyarakat yang berskala kecil
kemudian tumbuh menjadi perusahaan besar, setidaknya sesuai dengan standar industri
konsultasi humas seperti Hill and Knowlton dan Burston Marsteller. Mereka mulai
mengembangkan bisnis ke luar negeri, khususnya di Inggris di mana hubungan
masyarakat masih tumbuh lambat (Morris dan Goldsworthy, 2008:64).
200
perusahaan tersebut ke berbagai konglomerat jasa pemasaran internasional. Praktisi
senior dan staf berpengalaman menemukan diri mereka dipisahkan dari kerja klien dan
dipaksa mengelola bisnis yang meraksasa. Perubahan ini kemudian mengakibatkan
konsultan senior keluar dan mendirikan berbagai perusahaan konsultan skala bisnis
yang menawarkan solusi strategis (Morris dan Goldworthy, 2008: 64).
Menurut Morris dan Goldworthy (2008: 64), kondisi saat ini agensi hubungan
masyarakat kelas dunia dimiliki oleh segelintir perusahaan jasa pemasaran dan
komunikasi internasional. Induk perusahaan ini termasuk bisnis pemasaran langsung,
digital, dan riset pemasaran-yang didominasi oleh agensi iklan. Meskipun perusahan-
perusahaan tersebut masih terkenal sebagi agensi iklan terbaik, namun peran iklan
mulai tergerus dengan makin meningkatnya fragmentasi metode pemasaran, dan hal ini
juga dipengaruhi oleh fragmentasi media massa.
201
pemangku kepentingan global. Pada satu sisi, praktisi hubungan masyarakat
memperkuat dan meningkatkan identitas global, tapi di sisi lain praktisi hubungan
masyarakat harus mengadopsi kultur lokal dan memberi perhatian serius terhadap
hubungan komunitas.
202
perusahaan komunikasi berskala global). Globalisasi menunjukkan masalah bagi
praktisi hubungan masyarakat dalam hal komunikasi antar budaya dan masalah
resistensi terhadap proses globalisasi (L'Etang, 2008: 235).
1. Strategi mengikuti klien strategi ini sangat jelas, perusahaan penyedia jasa
mengembangkan bisnis di luar negeri untuk melayani klien yang sudah terlebih
dahulu ekspansi pasar luar negeri. Kadang-kadang perusahaan jasa mengikuti
klien mereka terkait strategi organisasi bisnis mereka.
2. Strategi mencari pasar baru , perusahaan jasa masuk ke pasar luar negeri untuk
menyediakan jasa bagi klien baru mereka di luar negeri (baik perusahaan skala
global maupun domestik).
Industri PR Indonesia saat ini susah dipetakan dikarenakan pelaku industrinya tidak
jelas. Industri PR memang tidak seperti industri perbankan atau bidang usaha lain yang
203
punya tokoh 'jagoan' yang jelas. Jago dalam hal besaran aset, penjualan, atau berbagai
indikator lain yang bisa dipakai untuk mengukur skala setiap pemain dalam satu
industri. Kendati industri PR tidak dapat dipetakan dengan jelas, persaingan di industri
tersebut nyata terlihat. Tidak jarang, praktik-praktik tidak sehat juga cukup sering
dijalankan, terutama dalam proses tender untuk satu proyek bernilai besar5.
Pertama, tidak adanya peraturan registrasi untuk dapat membuka usaha di bidang
publik relations. Konsekuensinya, asosiasi usaha dan profesional hanya menampilkan
minoritas yang ada di dalam industri tersebut.
Kedua, adanya kekhawatiran dari praktisi PR untuk melepaskan diri dari persepsi
negatif terhadap publik relations. dan keinginan agar apa yang dikerjakan praktisi PR
mampu meningkatkan status dan pendapatan. Hasilnya, para praktisi PR
menggambarkan dirinya dengan berbagai macam atribut: manager reputasi perusahaan,
direktur kreatif, ahli CSR. Tergambar dalam berbagai iklan lowongan kerja sektor ini
dengan begitu banyak atribut profesi yang muncul. Akibatnya, tidak mampu dilakukan
standarisasi.
Ketiga, masalah lain yang muncul adalah kesulitan dalam mendefinisikan publik
relations dengan disiplin komunikasi yang lain. Apakah event organizer, penulis
newsletter atau website juga termasuk public relations? Fungsi-fungsi tersebut memang
bagian fungsi public relations, tapi jika semua fungsi dimasukkan maka jumlahnya
akan terlampau banyak dan susah dipahami.
Keempat, struktur bisnis public relations, banyak praktisi public relations yang
bekerja in-house tersebar dengan gaji yang rendah di ribuan organisasi yang hanya
mempekerjakan hanya satu-dua staf. Hanya organisasi berskala besar yang
mempekerjaan karyawan lebih banyak. Bisnis konsultan public relations juga
menghadapi masalah yang sama. Selain kelompok perusahaan pemasaran berskala
internasional. sebagian besar konsultan masih berskala kecil. Banyak perusahaan kecil-
5
Bisnis Indonesia, 9 Juni 2009
204
atau individu yang bekerja secara freelance-datang dan pergi, berkembang, bergabung
dengan perusahaan lain, atau berganti nama. Memetakan secara tepat industri public
relations masih sangat problematik.
6
ICCO World Report 2009
205
membangun dan memelihara hubungan baik pemerintah. Namun, yang lain meminta
untuk kemampuan mereka untuk membantu dengan masalah internal, biasanya orang-
orang yang melibatkan hubungan karyawan. Konselor, sebagai praktisi senior, sering
mengembangkan staf yang mencakup orang-orang muda yang memiliki kekuatan atau
spesialisasi tertentu.
**
206
SIMPULAN BAB
207
DAFTAR PUSTAKA
Argenti, Paul A. (2006). How Technology Has Influenced the Field of Corporate
Communication dalam Journal of Business and Technical Communication, Vol.
20 No. 3
Aronson, Merry dkk. (2007). The Public Relation Writer's Handbook. Jossey-Bass
Baines, Paul dkk. (2003). Public Relations Context Issue and Techniques. Elsevier
Bardhan, Nilanjana. (2008). Public Relations: Global Firms dalam Wolfgang Donsbach
(editor) The International Encyclopedia of Communication. Wiley-Blackwell
Bosilkovski, Christina dan Lee, Moon J. (2013). Public relations roles and perceived
power in US hospitals dalam Journal of Communication Management Vol 17 no
3 2013
Botan, Carl. (2009). Theories and effect of public relations dalam William F.Eadie
(editor) 21st Century Communication : A Reference Handbook. Sage
Bronn, Peggy Simcic. (2013). Corporate Reputation and the Discipline of Corporate
Communication dalam The Handbook of Communication and Corporate
Reputation. Wiley-Blackwell
Butterick, Keith. (2011). Introducting Public Relations Theory and Practice. Sagepub
da Camara, Nuno Zarco (2011). Identity Image and Reputation dalam Sabrine Helm et
al (editor) Reputation Management. Springer
Caywood, Clarke L. (1997) The Handbook of Strategic Public Relations and Integrated
Communication. McGraw-Hill
208
Collinson, David L. (2008). Leadership in Organizations dalam Wolfgang Donsbach
(editor) The International Encyclopedia of Communication. Wiley-Blackwell
Dalton, John dan Croft, Susan. (2003). Managing Corporate Reputation. Thorogood
Davies, Peter Wynne (1998). Public Affairs Techniques For Business. Thorogood
Dinan, William dan Miller, David (2007). A Century of Spin. Pluto Press
Dolphin, Richard R. (2004). The strategic role of investor relations dalam Corporate
Communications: An International Journal Vol. 9.
Doorley, John dan Garcia, Helio Fred. (2006). Reputation Management. Routledge
Dozier, David M. (2008). Public Relations Role dalam Wolfgang Donsbach (editor)
The International Encyclopedia of Communication. Wiley-Blackwell
Edwards, Lee. (2011). Defining the ‘object’ of public relations research: A new starting
point dalam Public Relations Inquiry I
209
Fombrun, Charles (1997). The Reputational Landscape dalam Corporate Reputaion
Review Vol 1 no 1
Griffith, Andrew (2008). New strategies for reputation management : gaining control
of issues, crises and corporate social responsibility. Kogan Page
Guimard, Anne (2008). Investor Relations Principles and International Best Practices
of Financial Communications. Palgrave
Harris, P. and Moss, D. (2001) Understanding public affairs dalam Journal of Public
Affairs. vol 1 2001
Heldman, Caroline (2007). Interest Group in Politic dalam Lydna Lee Kaid dan
Christina Holtz-Bacha (editor) Encyclopedia of Political Communication. Sage
Henslowe, Philip (2003). Public Relations: A Practical Guide to the Basics. Kogan
Ihlen, Oyvind dan van Ruler Betteke (2009). Applying Social Theory to Public
Relations dalam Oyvind Ihlen dkk (editor) Public Relations and Social Theory.
Routledge
Ihlen, Oyvind dan Verhoeven, Piet (2012). A public relations identity for the 2010s
dalam Public Relations Inquiry 1(2) 2012
210
Johnson,
H.
H.
dan Stroh,
L.
K.(2006).
Some
final
thoughts:
The
basic
principles
ouf
effective
consulting dalam The
Basic
Principles
of
Effective
Consulting Lawrence Erlbaum
Lamb, Larry F. dan McKee, Kathy Brittain (2004). Applied public relations : cases in
stakeholder management. LEA
Larsson, Larsake (2008). Media Relations dalam Wolfgang Donsbach (editor) The
International Encyclopedia of Communication. Wiley-Blackwell
Lattimore, Dan et al (2010). Public Relations: The Profession and the Practice.
Mcgraw Hill
L'Etang, Jacquie (2008). Public Relations Concepts, Practice and Critique. Sage
Marconi, Joe (2002) Cause Marketing: Build Your Image and Bottom Line Through
Socially Responsible Partnerships, Programs, and Events . Dearborn Trade Pub
Marston, Claire dan Straker, Michelle (2001). Investor relations: a European survey
dalam Corporate Communication International Journal 2001
211
Middleton, Keeleey (2004). An introduction to financial public relations dalam Alison
Theaker (editor) Public Relations Handbook. Routledge
Moss, Daniel., & Green, Robert. (2001). Re-examining the manager’s role in public
relations: What management and public relations research teaches us dalam
Journal of Communication Management 6 2001
Newsom, Doug et al (2013). This is PR: The Realities of Public Relations Cengage
Learning
Noble, Paul dan Watson, Tom (2007). Evaluating Public Relations. Kogan Page
Nownes, Anthony J. (2006). Total Lobbying: What Lobbyists Want (and How They Try
to Get It). Cambridge University Press
Peter, Paul J dan Olson, Jerry Corrie (2009). Consumer Behavior & Marketing Strategy
McGraw-Hill
212
Phillingane, Emma Daugherty (2004). Publicist dalam Robert L. Heath (editor)
Encyclopedia of Public Relations. Sage Publications
Rottger, Ulrike (2008). Issue Management dalam Wolfgang Donsbach (editor) The
International Encyclopedia of Communication. Wiley-Blackwell
Ryan, Thomas dan Jacobs, Chad (2005). Using Investor Relations to Maximize Equity
Valuation John. Wiley&Sons
Russo, Anthony J. (2002). The art and science of public relations dalam Inside the
Minds: The Art of Public Relations. Aspatore Books
Smith, Warren dan Higgins, Mathew (2000). Cause related marketing: ethics and the
ecstatic dalam Business & Society Journal vol 9 2000
Sellnow, Thomas L. dkk (2013) Experiencing the Reputational Synergy of Success and
Failure through Organizational Learning
Shoemaker, Pamela J. dan Reese, Stephen D. (1996). Mediating the Message: Theories
of Influences on Mass Media Content. Longman
Spotts, Harlan E, (2013). Publicity and advertising: what matter most for sales? dalam
European Journal Management 48 2013
Sterne, Graeme David (2010). Media perceptions of public relations in New Zealand
dalam Journal of Communication Management Vol. 14 No. 1, 2010
Steyn, Benita (2009). The Strategic Role of Public Relations Is Strategic Reflection: A
South African Research Stream dalam American Behavioral Scientist no 53 (4).
Sage Publication
Taylor, Maureen (2004). Government Relations dalam dalam Robert L. Heath (editor)
Encyclopedia of Public Relations. Sage Publications
Tosun, Nurhan (2004). Financial value and public relations dalam Corporate
Communication: An International Journal Vol 9 no 3 2004
Toth, Elizabeth L. (1999). Public relations and rhetoric dalam Dany Moss (editor)
Perspective on Public Relations Research. Routledge
Toth, Elizabeth L.(2009). The Case for Pluralistic Studies of Public Relations:
Rhetorical, Critical, and Excellence Perspectives dalam Robert L. Heath
(editor) Rhetorical and critical approaches to public relations II. Routledge
van Riel, Cees B.M 2013. Corporate Reputation and Discipline of Public Opinion
dalam Craig E. Caroll (editor) The Handbook of Communication and Corporate
Reputation. Wiley-Blackwell
van Ruler, A.A Betteke dan Heath, Robert L.(2008). Public Relations dalam Wolfgang
Donsbach (editor) The International Encyclopedia of Communication. Wiley-
Blackwell
Weissmann, Klaus dan Scheucher, Christian (2001). Public relations for public affairs
dalam Journal of Public Affairs Vol. 1 No. 1, 2001
Wells, Barron dan Spinks, Nelda (1999). Media relations:powerful tools for achieving
service quality dalam Managing Service Quality Journal Vol 9 Number 4
White, Jon (1999). Psychology and public relations dalam Danny Moss (editor)
Perspective on Public Relations Research.Routledge
214
GLOSARIUM
Active public : kelompok orang yang memiliki keterlibatan yang tinggi dan
pengetahuan yang tinggi terhadap organisasi atau isu
Aroused public: publik yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang organisasi
tetapi justru sebaliknya memiliki keterlibatan yang tinggi
Aware public :kelompok yang secara umum memahami situasi isu atau organisasi
meskipun kelompok tersebut tidak dipengaruhi secara langsung.
boundary spanner : kesadaran pemahaman akan lingkungan yang lebih luas dan kedua
memiliki kompetensi pemahaman tentang sikap dan perilaku sejumlah
pemangku kepentingan organisasi
citra finansial: citra terkait kinerja keuangan, citra keuangan ini dikaitkan pada
investor relations.
Citra sosial: citra di mata publik terkait dengan perilaku sosial apakah organisasi
menjalankan tanggungjawab sosial dan berperan aktif dalam komunitas
Cause related marketing :sebagai tindakan di mana sebuah organisasi, organisasi nir-
laba atau entitas yang sama memasarkan citra produk layanan dan pesan untuk
manfaat bersama
215
Discretionary stakeholders: tipe pemangku kepentingan yang hanya memiliki atribut
legitimasi tetapi mereka tidak memiliki pengaruh/kekuasaan dan tidak memiliki
urgensi terhadap organisasi
Expert prescriber: peran humas yang menganalisa dan mendefinisikan masalah yang
dihadapi organisasi, mengembangkan program komunikasi dan mengambil
tanggungjawab dalam pelaksanaan program tersebut
Hubungan masyarakat: usaha yang terencana dan berkelanjutan untuk mengelola dan
menetapkan kehendak baik dan pemahaman bersama antara organisasi dan
publiknya
Hubungan media: fungsi humas yang memfokuskan pada hubungan yang dibangun
dengan jurnalis, redaktur, dan analis
Iklan: komunikasi massa yang bersifat non personal menggunakan media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, papan reklame) berisi konten yang telah
ditentukan muatannya dan bersifat berbayar oleh suatu korporasi
Isu : sebuah topik yang berpotensi menciptakan masalah di dalam sebuah sektor bisnis,
dan mungkin akan menjadi pemberitaan media, meskipun mungkin tidak
menjadi perhatian masyarakat umum.
Klien: pihak yang terikat dalam hubungan kontrak bisnis dengan sebuah perusahaan
kehumasan yang bekerja kepentingan perusahaan
216
Laporan tahunan: sebagai sebuah publikasi laporan per tahun karena aturan terkait
dengan penyediaan informasi mengenai posisi dan kinerja finansial dari sebuah
entitas dalam hal ini perusahaan
Media tour: teknik hubungan media dengan mengundang jurnalis untuk melakukan
peliputan
Pemasaran: sebagai sebuah proses sosial dan manajerial di mana individu dan
kelompok meraih apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui proses
penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan orang lain
Peran: suatu tindakan yang berulang dari individu,dan dikaitkan dengan aktivitas
berulang orang lain sehingga menghasilkan hasil yang diprediksi
Press agentry : praktik menarik perhatian jurnalis media massa melalui sejumlah
teknik yang mampu mengolah berita
Promosi penjualan: sebagai insentif yang diberikan produsen atau penyedia layanan
untuk mendorong perdagangan baik grosir maupun ritel dan konsumen membeli
merek
Publik: kelompok orang yang spesifik yang dikaitkan dengan kepentingan atau masalah
yang sama
Recruitment image: citra yang terkait dengan citra di mata pegawai dan calon
pegawai.
217
Reputasi :keseluruhan penilaian pemangku kepentingan terhadap sebuah perusahaan
berdasarkan persepsi dan interpretasi citra komunikasi perusahaan dan
perilakunya sepanjang waktu.
Roadshow: sejumlah seri pertemuan terorganisasi dengan pelaku pasar keuangan kunci
untuk mendorong terciptanya transaksi keuangan, dalam hal ini jual beli saham
ataupun obligasi.
Siaran pers : diseminasi informasi organisasi berbentuk siaran berita atau siaran berita
khas yang dikirimkan media massa
218