DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
Kata Pengantar
Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan proposal teknis ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan dari propasl teknis ini, yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Studio Proses Perencanaan”. Tidak lupa kami berterima kasih kepada
seluruh dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dan mengarahkan
kami sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik. Serta seluruh pihak yang
telah membantu kami yang telah membantu kami sehingga proposal teknis ini dapat
terselesaikan. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan akhir ini. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya proposal teknis ini.
Demikian laporan ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
kata dan kalimat, atapun ada ketidak sesuaian informasi yang kami angkat dalam
laporan ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kami sebagai penulis menerima
semua kritik dan saran seluas luasnya dari pembaca agar penulis bisa membuat
laporan menjadi lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya
Palu, 2023
Tim Penyusun
Kelompok 1A
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 10
Daftar Gambar
Gambar 1. 1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Banggai ..................................... 16
Gambar 1. 2 Peta Batas Administrasi Kecamatan Bunta ........................................ 17
Gambar 3. 1 Peta Batas Administrasi Kecamatan Bunta ........................................ 38
Gambar 3. 2 Peta Topografi Kecamatan Bunta ....................................................... 47
Gambar 3. 3 Peta Klimatologi Kecamatan Bunta .................................................... 48
Gambar 3. 4 Peta Hidrologi Kecamatan Bunta........................................................ 49
Gambar 3. 5 Peta Jenis Tanah Kecamatan Bunta .................................................. 50
Gambar 3. 6 Peta Geologi Kecamatan Bunta ......................................................... 51
Gambar 3. 7 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Bunta ....................................... 72
Gambar 3. 8 Peta Kebencanaan Kecamatan Bunta ................................................ 74
Gambar 3. 9 Kondisi Peternakan ............................................................................ 86
Gambar 3. 10 Kondisi Perkebunan ......................................................................... 90
Gambar 3. 11 Kondisi Kawasan Pertambangan Desa Tuntung .............................. 93
Gambar 3. 12 Pariwisata Pantai Desa Pongian ........................................................ 1
Gambar 3. 13 Kondisi Pelabuhan Bunta I ................................................................. 2
Gambar 4. 1 Peta Kesesuaian Lahan Kecamatan Bunta ........................................ 24
Gambar 4. 2 Peta Indeks Bahaya Banjir ................................................................. 27
Gambar 4. 3 Peta Indeks Bahaya Gempa Bumi ...................................................... 30
Gambar 4. 4 Peta Indeks Bahaya Gempa Bumi ...................................................... 33
Gambar 4. 5 Peta Radius Sarana Pendidikan Kecamatan Bunta ............................ 50
Gambar 4. 6 Peta Radius Sarana Kesehatan Kecamatan Bunta ............................ 51
Gambar 4. 7 Peta Radius Sarana Peribadatan Kecamatan Bunta .......................... 52
Daftar Tabel
Tabel 1. 1 Kerangka Pikir ........................................................................................ 19
Daftar Grafik
Grafik 3. 1 Presentase Luas Desa/Kelurahan Terhadap Kecamatan Bunta ............ 37
Grafik 3. 2 Kemiringan Lereng Kecamatan Bunta ................................................... 40
Grafik 3. 3 Klimatologi Kecamatan Bunta ................................................................ 41
Grafik 3. 4 Kondisi Hidrologi Kecamatan Bunta ....................................................... 43
Grafik 3. 5 Jenis Tanah Kecamatan Bunta .............................................................. 44
Grafik 3. 6 Kondisi Geologi Kecamatan Bunta ........................................................ 46
Grafik 3. 7 Sumber Daya Mineral Kecamatan Bunta ............................................... 70
Grafik 3. 8 Penggunaan Lahan Kecamatan Bunta .................................................. 71
Grafik 3. 9 Tingkat Kerawanan Kebencanaan ......................................................... 73
Grafik 3. 10 Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Bunta
............................................................................................................................... 75
Grafik 3. 11 Jumlah PNS Kecamatan Bunta ........................................................... 77
Grafik 3. 12 PDRB Kabupaten Banggai .................................................................. 80
Grafik 3. 13 Pendapatan Perkapita Kabupaten Banggai ......................................... 81
Grafik 3. 14 Luas Lahan Pertanian dan Perkebunan Kecamatan Bunta .................. 82
Grafik 3. 15 Jumlah Rumah Tangga Perikanan Kecamatan Bunta.......................... 83
Grafik 3. 16 Jumlah Ternak Kecamatan Bunta ........................................................ 84
Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi yang berada di bagian tengah pulau
Sulawesi, Indonesia yang ibu kotanya berada di Kota Palu dengan luas wilayah
61.841,29 km². Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari 12 kabupaten salah satunya
yaitu Kabupaten Banggai. Kabupaten Banggai memiliki luas wilayah 9.672,70 km²
dan jumlah penduduk 376.808 jiwa. Kabupaten Banggai terdiri atas 23 kecamatan,
291 desa dan 46 kelurahan.
Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Bunta dalam
angka 2022, Terdapat sarana-sarana yang dapat mendukung perekonomian wilayah
diantaranya yaitu sarana pemerintahan, sarana pendidikan, sarana kesehatan,
sarana perumahan dan lingkungan, sarana transportasi, sarana lembaga keuangan
Bank, sarana perdagangan, serta sarana peribadatan. Terdapat pula prasarana yang
menjadi penunjang sarana-sarana yang ada di Kecamatan Bunta, diantaranya yaitu
prasarana jaringan jalan, parasana jaringan telepon, prasarana transportasi,
prasarana jaringan listrik, serta prasarana instalasi pengelolahan air.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dibuat agar dapat menggali potensi
serta permasalahan yang ada di Kecamatan Bunta yang dilihat berdasarkan aspek
fisik, ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya nya serta infrastruktur yang dapat
meningkatkan perekonomian wilayah Kecamatan Bunta guna mendukung
pengambangan kawasan di wilayah tersebut.
1.3.2 Sasaran
1. Merumuskan konsep dan rencana pengumpulan data primer dan sekunder
yang digunakan dalam proses pengumpulan, pengolahan dan analisis data
dalam mengidentifikasi potensi dan masalah Kecamatan Bunta.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis terkait dengan kondisi fisik, ekonomi,
sosial dan lingkungan sehingga dapat menemukan potensi dan permasalahan
yang terdapat di Kecamatan Bunta.
3. Mengidentifikasi strategi kebijakan dalam RTRW dan arahan program dalam
RPJM untuk pengembangan dan pengelolaan kawasan di Kecamatan Bunta.
4. Teridentifikasinya kondisi fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan serta potensi
dan permasalahan yang ada pada Kecamatan Bunta.
5. Diketahuinya kebijakan perencanaan dan arahan program yang tepat dalam
pengelolaan Kawasan di Kecamatan Bunta
6. Ditemukannya potensi yang dapat dikembangkan dan solusi permasalahan
pada Kecamatan Bunta berdasarkan kondisi fisik, ekonomi, sosial dan
lingkungan.
7. Tersusunnya desain survey dalam proses perencaan daerah studi.
8. Mengatasi Isu permasalahan dan pengembangan potensi Kecamatan Bunta.
Adapun dasar hukum yang digunakan dalam proposal teknis studio proses
perencanaan adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan dan
sasaran, permasalahan, potensi, dasar hukum, ruang lingkup wilayah dan materi,
kerangka pikir, serta sistematika penulisan.
BAB 2 : KAJIAN TEORI
Bab ini berisikan mengenai pembahasan dari tinjauan teori berdasarkan kondisi
fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan serta membahas tentang tinjauan kebijakan
RPJMD dan RTRW.
BAB 3 : GAMBARAN UMUM
Bab ini berisikan mengenai gambaran umum wilayah Kabupaten Banggai, meliputi
aspek fisik dan lingkungan, aspek sosial, serta aspek ekonomi.
BAB 4 : METODE PELAKSANAAN
Bab ini berisikan mengenai metode survei, kebutuhan data, dan metode analisa
data.
A. Kebencanaan
1. Banjir
Banjir adalah aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga
meluap ke kanan kiri sungai dan menyebabkan adanya genangan di sempadan sungai
tersebut. Aliran limpasan air tersebut yang semakin meninggi, mengalir dan
menggenangi daerah yang biasanya tidak dilewati aliran air. Penyebab timbulnya banjir
pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu pengaruh aktivitas manusia,
kondisi alam, dan dinamika peristiwa alam. Pengaruh aktivitas manusia dapat berupa
penggundulan hutan, permukiman didataran banjir atau bantaran sungai, dan
pembuangan sampah sembarangan ditubuh sungai atau saluran-saluran air. Faktor
kondisi alam adalah kondisi alamyang sifatnya statis, misalnya topografi dan kondisi alur
sungai. Adapun dinamika peristiwa alam adalah peristiwa alam yang bersifat dinamis,
antaralain curah hujan yang tinggi, pendangkalan dasar sungai, dan terjadinya pasang
di muara sungai.
2. Tanah longsor
Tanah longsor dapat didefinisikan sebagai pergerakan massa tanah/batuan ke
arah bawah (downward) yang disebabkan dan dipicu oleh faktor – faktor alamseperti
jenis batuan, bentuklahan, struktur dan perlapisan batuan, kemiringan lereng, tebal
tanah/bahan lapuk, curah hujan dan tutupan vegetasi. Proses pergerakan ini dapat
secara bergeser (sliding), menggelinding (rolling), jatuh (falling), atau mengalir (flowing).
Longsor biasanya terjadi pada lahan berbukit, lahan hasil pemotongan lereng untuk jalan
atau permukiman, dan juga lahan –lahan galian tambang. Longsor terjadi karena lereng
tidak stabil, sehingga material/batuan di atas lereng kemudian bergerak turun.
Ketidakstabilan lereng dapat disebabkan oleh beberapa hal, yang utama adalah
penjenuhan material oleh air (hujan). Penjenuhan material menyebabkan beban material
semakin bertambah. Kemudian karena pengaruh gravitasi, aliran air yang tidak
tertampung dan juga adanya batas kontak antara material stabil dan tidak sttabil yang
berfungsi sebagai bidang gelincir, material tidak stabil ini bergerak menuruni lereng
sampai pada area dimana gravitasi tidak berpengaruh lagi.
3. Polusi
Pengertian Polusi yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
4. Dataran aluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan,
angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses
pelapukan dan erosi. janis tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terbentuk dari
proses sedimentasi di wilayah darat maupun perairan. Tanah ini mengalami proses
pelapukan. Tanah aluvial bercirikan butirannya lepas-lepas. Tingkat kesuburan tanah
aluvial sangat bervariasi, bergantung dari bahan dasar dan mineral hara pembentuknya.
Tanah aluvian sendiri memiliki manfaat bagi warga setempat terutama di bidang
pertanian salah satunya untuk mempermudah proses irigasi pada lahan pertanian.
Tanah ini terbentuk akibat endapan dari berbagai bahan seperti aluvial dan koluvial yang
juga berasal dari berbagai macam asal. Jenis tanah aluvial mudah untuk digarap, karena
mempunyai tekstur empuk sehingga cocok untuk lahan pertanian. Dengan proses
penggarapan yang mudah dan cepat, waktu pengerjaan lahan menjadi lebih efisien.
B. Penggunaan lahan
Guna lahan adalah penataan, pengaturan, dan penggunaan suatu lahan dimana
dalam guna lahan itu juga diperhitungkan faktor geografi budaya dan faktor geografi
alam serta relasinya (Jayadinata, 1999). Guna lahan merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi perkembangan struktur kota. Menurut Chapin dalam
Fonataba (2010), ada 3 sistem yang berhubungan dengan penggunaan lahan kota, yaitu
: 1. Sistem kegiatan, berkaitan dengan cara manusia dan kelembagaannya mengatur
urusannya sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya dan saling berinteraksi dalam
waktu dan ruang. 8 2. Sistem pengembangan lahan, berfokus pada proses pengubahan
ruang dan penyesuaiannya untuk kebutuhan manusia dalam menampung kegiatan yang
ada dalam susunan sistem kegiatan. 3. Sistem lingkungan, berhubungan dengan unsur-
unsur biotik dan abiotik yang dihasilkan dari proses alamiah. Sistem ini berfungsi untuk
menyediakan tempat bagi kehidupan dan keberadaan manusia dan habitat serta sumber
daya untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Ketiga sistem di atas akan saling
mempengaruhi dalam membentuk struktur dan pola penggunaan lahan kota. Pada
dasarnya apabila ketiga sistem tersebut saling berinteraksi dan saling berhubungan satu
dengan yang lain akan membentuk suatu pola penggunaan lahan kota
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berdasarkan komponen
pembentuknya, sumber daya alam dibedakan menjadi dua, yakni sumber daya alam
biotik dan abiotic.
Menurut Suryanegara (1977) mengatakan bahwa secara definisi sumber daya
alam adalah unsur - unsur lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan
manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan hidup.
Pertanian hortikultura adalah sebuah cara atau metode budidaya pertanian
modern, atau kegiatan bercocok tanam seperti sayuran, buah ataupun tanaman hias
yang menggunakan lahan dari kebun atau pekarangan rumah sebagai tempatnya.
B. Sumber Daya Buatan
Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan daya
gunanya untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara.
Pemanfaatan sumber daya buatan akan mengurangi eksploitasi sumber daya alam
sehingga tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistem suatu wilayah, dalam artian lain
merupakan sumber daya yang sengaja dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Beberapa sumber daya buatan yang ada di Kecamatan bunta yaitu sawah,
waduk, perkebunan, dan tanggul/bendungan.
C. Ketenagakerjaan
1. Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul
dari seluruh sektor perekonomian di daerah tersebut. Menghitung PDRB bertujuan untuk
membantu membuat kebijakan daerah atau perencanaan, evaluasi hasil pembangunan,
memberikan informasi yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian daerah.
2. Mata Pencaharian
Mata Pencaharian adalah keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan
memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada pada lingkungan fisik, sosial dan budaya
yang terwujud sebagai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.
3. Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)
Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin) adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk perempuan, biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk
laki-laki per 100 penduduk perempuan.
4. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) adalah angka yang menunjukkan presentase
pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu.
5. Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan.
Secara umum, tingkat kepadatan penduduk (population density) adalah perbandingan
banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah berdasarkan satuan luas tertentu.
Dalam Rencana pengolahan pengembangan prasarana air minum dan air bersih
RTRW mengembangkan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Bunta di Kecamatan
Bunta berfungsi untuk membatasi eksploitasi air tanah dan air permukaan secara
berlebihan, dan jaringan – jaringan PDAM yang lebih dikembangkan.
2. Memperluas jaringan dengan standar untuk pipa sekunder 1000 meter per 500
jiwa penduduk dan untuk pipa tersier 1000 meter per 200 jiwa penduduk.
Kawasan Rawan Bencana Alam bencana alam adalah kawasan yang sering atau
berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Perlindungan terhadap kawasan rawan
bencana alam dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang
disebabkan oleh alam Kerawanan tinggi.
Adapun strategi penataan ruang pada kawasan rawan gempa bumi di pesisir
Kecamatan Bunta yaitu :
2.2.2 RPJMD
Dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah selama Tahun 2016 - 2021 yang tergambar dalam kondisi umum
daerah, permasalahan pembangunan daerah, tantangan yang dihadapi serta isu-isu
strategis, baik skala lokal, regional, nasional maupun isu global.
Berikut adalah Visi dan Misi Kabupaten Banggai dalam RPJM Kab Banggai tahun
2021-2026 :
A. Visi Misi Kabupaten Banggai :
1. Terwujudnya banggai maju, mandiri dan sejahtera berbasis kearifan lokal
Kabupaten Banggai yang maju, mandiri dan sejahtera harus di dasarkan atau di landasi
oleh nilai-nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat Kabupaten Banggai (Babasalan).
Kearifan lokal adalah suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat berupa
sikap, nilai-nilai, etika, cara-cara, perilaku, kepercayaan, keyakinan, adat istiadat, hukum
adat, pandangan, kemampuan, dan pengetahuan dari komunitas atau masyarakat lokal
untuk mengelola lingkungan hidup, tradisi, dan budaya setempat. Kearifan lokal
berkaitan dengan makna visi lainnya merupakan dasar atau pendekatan untuk
pengambilan kebijakkan pada level lokal dibidang pemerintahan, pendidikan,
kesehatan, pertanian, pengelolaan sumber daya alam dan kegiatan masyarakat
pedesaan serta penataan perekonomian daerah, dengan tetap mengacu pada nilai-nilai
sosio-kultural masyarakat setempat, yang telah diakui dan dihargai secara turun
temurun sebagai sebuah tatanan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Banggai Maju
Dimaknakan sebagai tingkat pencapaian pembangunan daerah Kabupaten
Banggai yang di ukur berdasarkan indikator sosial ekonomi, budaya dan politik. Dari
indikator sosial, kemajuan daerah di ukur dari kualitas Sumber Daya Manusianya, di
katakan makin maju apabila sumber daya manusianya Berkepribadian Bangsa, berahlak
mulia dan berkualitas pendidikan yang tinggi yang tercermin dalam produktivitas yang
tinggi. Daerah yang maju di tandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih
kecil, derajat kesehatan yang lebih baik, angka harapan hidup yang lebih tinggi, dan
kualitas pelayanan sosial yang lebih baik.
3. Banggai Mandiri
Dimaknakan sebagai suatu kondisi dimana Kabupaten Banggai mampu
mewujudkan kehidupan yang lebih baik, sejahtera dan berkualitas, yang sejajar dan
sederajat dengan daerah lainnya yang telah maju, dengan mengandalkan kemampuan
dan kekuatan sendiri. Atau dengan kata lain kemandirian daerah adalah kemampuan
untuk mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan daerah lainnya
dengan mengandalkan pada prakarsa, kemampuan dan kekuatan sumber daya
manusia yang berkualitas, dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pembangunan
daerahnya sendiri. Kemandirian bukan berarti tidak memerlukan pihak lain, berdiri
sendiri dan tidak tergantung pada daerah lain, tetapi kemandirian mengenal adanya
saling ketergantungan dan kerjasama antar daerah.
4. Banggai Sejahtera
Dimaknakan sebagai kondisi di masyarakat Kabupaten Banggai mampu untuk
meningkatkan taraf kehidupan, memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan
pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, kebebasan
mengemukakan pendapat, menggunakan hak politik, serta mendapatkan perlindungan
dan kesamaan di depan hukum. Daerah yang sejahtera juga di tunjukan oleh
berkurangnya kesenjangan antar daerah / wilayah, baik perkotaan dan perdesaan serta
daerah terpencil dan terisolir, tersedianya infrastruktur serta terbinanya kekuatan –
kekuatan ekonomi yang berbasis kerakyatan.
Makna Visi Banggai sejahtera ini di tandai oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Kualitas Sumber Daya Manusia meningkat yang di tunjukan oleh Indeks
Pembangunan Manusia, Pembangunan Gender dan Pemberdayaan Gender
meningkat.
2. Pendapatan masyarakat meningkat di barengi dengan berkurangnya
kesenjangan pendapatan antar kelompok.
3. Meningkatnya lapangan kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja, sehingga
tingkat pengangguran berkurang.
2. Koili 58,98
3. Kalaka 1,86
5. Kalumbangan 5,70
6. Polo 3,50
7. Salabenda 6,50
8. Longgolian 4,42
9. Balanga 11,60
Total 562,2
Sumber: SHP RTRW Kabupaten Banggai, 2012 - 2032
20 18,72
15
10,19
10 8,81
5,87 5,35
5 3,73 3,97
2,35 2 1,73 2,07
0,32 0,69 0,99 0,61 1,12 0,76 1,04 0,69 1,32 1,21
0
120000
100000
80000
40000
20000
0
0 - 8% 8 - 15% 15 - 25% 25 - 40% > 40%
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, wilayah Kecamatan Bunta sebagian besar
merupakan dataran tinggi dengan kemiringan lereng diatas 40% dengan total luas lahan
seluas 120.336 Ha.
3.1.3 Klimatologi
BMKG membagi curah hujan bulanan menjadi empat kategori yaitu rendah (0-100
mm/bulan), sedang (100-300 mm/bulan), tinggi (300-500 mm/bulan) dan sangat tinggi (>
500 mm/bulan). Berikut adalah Jumlah Curah Hujan di Kecamatan Bunta:
Tabel 3. 3 Klimatologi Kecamatan Bunta
Desa/Kelurahan 5.48mm/hari(ha)
Balanga 1.02
Bohotokong 4.69
Bunta I 1.82
Bunta II 18.08
Demangan jaya 2.04
Dondo soboli 6.89
Hion 11.28
Huhak 45.33
Kalaka 8.14
Kalumbangan 4.55
Koili 30.92
Laonggo 6.8
Desa/Kelurahan 5.48mm/hari(ha)
Longgolian 3.15
Lontio 1.01
Matabas 1.08
Nanga-nangaon 48.63
Polo 6.02
Pongian 36.83
Salabenda 2.54
Toima 7.5
Tombongan ulos 5.5
Tuntung 14.95
Total 270.16
Sumber: SHP RTRW Kabupaten Banggai, 2012 – 2032
50,00
40,00
30,00
20,00
5.48mm/hari(ha)
10,00
0,00
Huhak
Matabas
Bohotokong
Bunta I
Kalumbangan
Laonggo
Polo
Hion
Nanga-nangaon
Lontio
Tombongan ulos
Kalaka
Koili
Salabenda
Toima
Tuntung
Longgolian
Balanga
Bunta II
Pongian
Demangan jaya
Dondo soboli
Berdasarkan grafik dan tabel di atas Kecamatan Bunta meiliki curah hujan dengan
intensitas 5,48 mm/Hari. Dengan desa Nanga-nangoan sebagai desa dengan luasan
terbesar curah hujannya seluas 48,63 Ha.
3.1.4 Hidrologi
Kecamatan Bunta memiliki kondisi hidrologi yang dikatergorikan menjadi 3 bagian
yaitu Daerah air tanah langka, produktivitas akuifer kecil, dan setempat akuifer produktif.
Berikut adalah tabel dan grafik kondisit hidrologi di Kecamtan Bunta.
Tabel 3. 4 Kondisi Hidrologi Kecamtan Bunta
Daerah Air Tanah Produktivitas Akuifer Setempat Akuifer
Kelurahan/Desa
Langka Kecil Produktif
Bohotokong 7817,718
Bunta I 7817,718
Kalaka 7817,718
Kalumbangan 7817,718
Laonggo 7817,718
Longgolian 44074,01
Nanga-nangaon 44074,01
Polo 7817,718
Salabenda 7817,718
Toima 44074,01
600000
500000
400000
200000
100000
0
Daerah Air Tanah Produktivitas Akuifer Setempat Akuifer
Langka Kecil Produktif
Dari hasil tabel dan grafik di atas, dapat di simpulkan bahwa kondisi hidrologi di
Kecamatan Bunta memiliki luas yang berbeda-beda. Seperti untuk Daerah air tanah
langka merupakan yang terluas, kemudian daerah setempat akuifer produktif yang
menjadi paling kecil.
500000
400000
300000
Jenis Tanah (Ha)
200000
100000
0
Aluvial Latosol Podsolit Sungai (blank)
500000
400000
300000
Geologi (Ha)
200000
100000
0
Aluvium Formasi Formasi Formasi Terumbu Blank
endapan meluhu salodik ultrafmik karang
pantai
Berdasakan tabel dan grafik diatas diketahui bahwa Kecamatan Bunta sebagian
besar memiliki formasi batuan ultrafmik dengan total luasan lahan seluas 536.926 Ha,
sementara formasi batuan paling kecil di Kecamatan Bunta merupakan Formasi Salodik.
Gambar 3. 2 Peta Topografi Kecamatan Bunta
Sumber: SHP RTRW Kabupaten Banggai, 2012 - 2032
Gambar 3. 3 Peta Klimatologi Kecamatan Bunta
Sumber: SHP RTRW Kabupaten Banggai, 2012 - 2032
Gambar 3. 4 Peta Hidrologi Kecamatan Bunta
Sumber: SHP RTRW Kabupaten Banggai, 2012 – 2032
Gambar 3. 5 Peta Jenis Tanah Kecamatan Bunta
Sumber: SHP RTRW Kabupaten Banggai, 2012 - 2023
Gambar 3. 6 Peta Geologi Kecamatan Bunta
Sumber: SHP RTRW Kabupaten Banggai, 2012 - 2032
3.1.7 Sarana dan Prasarana
1. Kesehatan
Fasilitas kesehatan ada untuk menunjang kesejahteraan sosial masyarakat yang
ada di dalam suatu wilayah. Oleh karena itu keberadaan fasillitas kesehatan sangat
penting. Di Kecamatan Bunta fasilitas kesehatan yang ada terbilang cukup memadai
karena sudah mendukung kebutuhan masyarakatnya. Tetapi ada sebagian desa masih
belum memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap dan bangunan yang terbatas baik
puskesmas maupun puskesmas pembantu.
2. Pendidikan
Sarana pendidikan adalah seluruh perangkat alat, bahan, dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan.Kecamatan Bunta termasuk salah
satu kecamatan yang memliki bangunan pendidikan yang lengkap. Hal ini dapat dilihat
dari ketersediaan bangunan yang ada mulai dari TK/PAUD, SD, MI, SMP, MTS, MA,
SMAN, dan SMKN. Kecamatan Bunta memiliki sarana pendidikan sebanyak 43 unit
bangunan. Bangunan ini masih digunakan hingga saat ini, adapun bangunan yang
sempat berhenti digunakan rencananya akan digunakan kembali pada tahun ajaran baru
2023/2024.
Tabel 3. 8 Sarana Pendidikan
Teknik
Jumlah Nama Sarana
No. Desa/Kelurahan Pengumpulan Kondisi Dokumentasi
Sarana Pendidikan
Data
Wawancara Mas Al-Khairaat
1. Bunta I 3 Baik
dan Observasi Bunta, Sdn 2
Teknik
Jumlah Nama Sarana
No. Desa/Kelurahan Pengumpulan Kondisi Dokumentasi
Sarana Pendidikan
Data
Bunta, Mis
Alkhairaat Bunta
Mts Alkhairaat
2 Bunta, Smpn 1
Bunta
Smkn 1
1
Simpang Raya
Wawancara Sd Inpres 03
2. Bunta II 1 Baik
dan Observasi Bunta
Sd Islam
Terpadu
2 Muhammadiyah,
Mis Alkhairaat
Kalaka
Wawancara Smp
3. Kalaka Muhammadiyah Baik
dan Observasi
2 Bunta,
Alkhairaat
Kalaka
1 Sman 1 Bunta
Sd Inpres 04
Bunta, Sd Inpres
Wawancara
4. Salabenda 3 1 Bunta, Sd Baik
dan Observasi
Inpres
Salabenda
Sd Inpres
Bohotokong,
Sdn
3
Bohotokong, Mis
Wawancara Alkhairat Kurang
6. Bohotokong
dan Observasi Bohotokong baik
Mts Alkhairaat
1
Bohotokong
Teknik
Jumlah Nama Sarana
No. Desa/Kelurahan Pengumpulan Kondisi Dokumentasi
Sarana Pendidikan
Data
Sd Inpres 2
Wawancara
7. Pongian 2 Pongian, Sdn 1 Baik
dan Observasi
Pongian
1 TK Asha Jaya
Wawancara
8. Demangan Jaya Baik
dan Observasi Sd Inpres
1
Demangan Jaya
1 SDN Hion
Wawancara Kurang
9. Hion
dan Observasi Baik
SMPN Satu Atap
1
Hion
Wawancara SD Inpres
10. Balanga 1 Baik
dan Observasi Balanga
1 Sdn Toima
Wawancara
11. Toima 1 Smpn 3 Bunta Baik
dan Observasi
1 Sman 3 Toima
Wawancara
12. Koili 1 SDN Koili Baik
dan Observasi
TK Singkanaung
1
Laonggo
Wawancara
13. Laonggo 1 Sdn Laonggo Baik
dan Observasi
1 Smpn 6 Bunta
Wawancara Kurang
15. Longgolian 1 SDN Longgolian
dan Observasi Baik
Wawancara Kurang
16. Matabas 1 SDN Matabas
dan Observasi Baik
Wawancara
17. Lontio 1 SDN Lontio Baik
dan Observasi
1 Tk Gloria Kondisi
Wawancara
18. Nanga-Nangaon yang
dan Observasi Sdn Nanga-
1 baik
Nangaon
Tk Al-Hidayah
1
Tuntung
Wawancara Kurang
19. Tuntung Sdn 1 Tuntung,
dan Observasi baik
2 Sd Inpres
Tuntung
Kondisi
Observasi dan
20. Polo 1 TK Mentari Kurang
Wawancara
baik
3. Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan
rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai
peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang
bersangkutan.
Kecamatan Bunta memiliki beberapa sarana peribadatan, sarana peribadatan ini
mempunyai kondisi yang cukup baik dan memadai. Masyarakat menggunakan sarana
yang ada untuk melakukan kegiatan ibaddah mereka.
Tabel 3. 9 Sarana Peribadatan
Teknik
Jumlah Nama Sarana
No. Nama Desa Pengumpulan Keterangan
Sarana Peribadatan
Data
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
1. Laonggo 1 Gereja
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
2. Laonggo 1 Gereja
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
3. Polo 1 Mesjid
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
4. Kalumbangan 1 Mesjid
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
5. Lontio 1 Mesjid
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
6. Dondo Soboli 1 Gereja
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
7. Tuntung 1 Mesjid
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Demangan Wawancara dan yang layak dan baik untuk
8. 1 Mesjid
Jaya Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
9. Huhak 1 Mesjid
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
10. Balanga 1 Mesjid
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
11. Koili 1 Gereja
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
12. Matabas 1 Gereja
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Nanga- Wawancara dan Memadai, kondisi bangunan
13. 1 Gereja
Nangaon Observasi yang layak dan baik untuk
Teknik
Jumlah Nama Sarana
No. Nama Desa Pengumpulan Keterangan
Sarana Peribadatan
Data
digunakan serta memiliki
fasilitas yang cukup lengkap
Memadai, kondisi bangunan
Wawancara dan yang layak dan baik untuk
14. Bunta I 1 Masjid
Observasi digunakan serta memiliki
fasilitas yang lengkap
Sumber: Hasil Wawancara dan Observasi Kelompok 1A, 2023
4. Perumahan
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas
umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Kecamatan Bunta memiliki kondisi perumahan yang baik dan layak untuk
digunakan (ditempati) karena rata-rata rumah di Kecamatan Bunta sudah menggunakan
dinding batako, lantai keramik/ semen serta atap seng.
Tabel 3. 10 Perumahan
Teknik Jenis Jumlah Rumah Jumlah Rumah
No. Desa/Kelurahan Layak Huni
Pengumpulan Data Rumah Tidak Layak Huni
Wawancara dan
1. Bunta I Permanen 174 73
Observasi
Wawancara dan
2. Bunta II Permanen 161 49
Observasi
Wawancara dan
3. Kalaka Permanen 141 41
Observasi
Wawancara dan
4. Salabenda Permanen 200 78
Observasi
Wawancara dan
5. Kalumbangan Permanen 152 46
Observasi
Wawancara dan
6. Bohotokong Permanen 170 61
Observasi
Wawancara dan
7. Polo Permanen 149 50
Observasi
Wawancara dan
8. Pongian Permanen 158 51
Observasi
Wawancara dan
9. Demangan Jaya Permanen 165 62
Observasi
Wawancara dan
10. Tombongan Ulos Permanen 140 47
Observasi
Wawancara dan
11. Huhak Permanen 142 54
Observasi
Wawancara dan
12. Hion Permanen 176 77
Observasi
Wawancara dan
13. Balanga Permanen 131 49
Observasi
Wawancara dan
14. Toima Permanen 170 67
Observasi
Wawancara dan
15. Koili Permanen 164 62
Observasi
Wawancara dan
16. Laonggo Permanen 146 56
Observasi
Wawancara dan
17. Dondo Soboli Permanen 169 68
Observasi
Wawancara dan
18. Longgolian Permanen 135 55
Observasi
Wawancara dan
19. Matabas Permanen 196 76
Observasi
Teknik Jenis Jumlah Rumah Jumlah Rumah
No. Desa/Kelurahan Layak Huni
Pengumpulan Data Rumah Tidak Layak Huni
Wawancara dan
20. Lontio Permanen 179 52
Observasi
Wawancara dan
21. Nanga-Nangaon Permanen 180 57
Observasi
Wawancara dan
22. Tuntung Permanen 188 69
Observasi
Sumber: Hasil Wawancara dan Observasi Kelompok 1A, 2023
5. Pemerintahan
Sarana Pemerintahan adalah segala bentuk pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Kecamatan Bunta memiliki sarana pemerintahan disetiap desa/kelurahan yang
ada. Adanya sarana ini yaitu untuk mendukung kelangsungan kegiatan pemerintahan
yang ada di desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Bunta.
Berdasarkan tabel tersebut Kondisi jalan di Kecamatan Bunta sudah teraspal dan
merupakan jalan local dan nasional, rata-rata luas jalan adalah 3,7 m. Kondisi jalan dalam
kondisi di atas standar adalah jalan dari perbatasan Kecamatan Nuhon melalui Desa
Kalumbangan- Kelurahan Bunta I.
a) b)
Jalan di Desa Kalumbangan
a) b)
3
Total
2
0
Emas Pasir Kerikil Batu kali Batu Tanah uruk
gunung
Berdasarkan tabel dan grafik di atas jumlah total potensi penambangan dan
penggalian adalah 17 potensi usaha dan jumlah total dari usaha penambangan dan
penggalian adalah 11 usaha.
3.1.9 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Bunta dikategorikan menjadi 7 tata guna lahan
yaitu meliputi hutan belukar, hutan lebat, kebun campuran, kelapa, pemukiman, semak,
dan sungai. Berikut adalah tabel dan grafik penggunaan di Kecamatan Bunta :
Hutan Belukar
Hutan Lebat
Kebun Campuran
Perkebunan Kelapa
Permukiman
Semak
Sungai
95%
Berdasarkan tabel dan grafik diatas penggunaan lahan tertinggi terdapat pada area
Hutan lebat dengan total luas 8.791,32 ha atau 95% luas terhadap luas Kecamatan
Bunta.Sedangkan penggunaan lahan terendah terdapat pada area sungai dengan total
luas 1198.166543 m.
Gambar 3. 7 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Bunta
Sumber : RTRW Kabupaten Banggai, 2012-2032
3.1.10 Kebencanaan
Multi Kebencanaan di Kecamatan Bunta dikategorikan menjadi 3 bagian yang
meliputi kebencanaan dengan tingkat kerawanan rendah, sedang, dan tinggi.Berikut
adalah tabel dan grafik tingkat kerawanan kebencanaan di Kecamatan Bunta;
Tabel 3. 17 Tingkat Kerawanan Multi Bencaana
Tingkat kerawanan Luas (ha)
Rendah 50.335,94
Sedang 12,64
Tinggi 4.838,24
Total 55.186,82
Sumber : Shp Kabupaten Banggai 2012-2032
50.000,00 50.335,95
40.000,00
30.000,00
20.000,00
10.000,00
4838,248
0,00 12,647
Rendah Sedang Tinggi
Laju
Kepadatan Penduduk
No. Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan
(per Km2)
Penduduk
Kependudukan
25000
20652 21283
20340 19829 19981
20000
15000
10000
5000
1,53 35,67 1,55 36,22 1,48 36,76 0,79 34,25 0,79 38,24
0
2018 2019 2020 2021 2022
3.2.2 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja yang dimaksud disini
didefinisikan sebagai setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan yang
menghasilkan barang dan/atau jasa yang berguna bagi dirinya sendiri ataupun
masyarakat secara umum.
Mayoritas pekerjaan di Kecamatan Bunta adalah Pekebun dan petani, akan tetapi
Kecamatan Bunta juga memiliki 23 orang Pegawai Negeri Sipil, yang yang terdiri dari 14
Laki-laki dan 9 Perempuan.
Dilihat dari data yang ada bahwa di Kecamatan Bunta memiliki jumlah Pegawai
Negri Sipil 23 Orang dengan Jumlah tertinggi terdapat di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) dengan jumlah PNS 12 Orang, sedangkan Jumlah PNS terendah terdapat pada
pada Diploma (DI,D II, dan D III) dengan Jumlah PNS 4 Orang,
2. Suku
Kecamatan Bunta memiliki 5 suku mayoritas yang tersebar di Desa/Kelurahan
yang ada di Kecamatan Bunta, suku mayoritas nya seperti suku Saluan, Gorontalo,
Sangihe, Arab dan Jawa. Untuk lebih lengkapnya, dapat di lihat di tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel diatas Suku mayoritas di Kecamatan Bunta adalah suku saluan
yang terdapat di 13 Desa/kelurahan, sedangkan persebaran suku di Kecamatan Bunta
meliputi Suku Sanger, Gorontalo, Saluan, Arab, dan Jawa.
Berdasarkan kondisi Budaya di Kecamatan Bunta memiliki tarian adat khas Suku
Saluan yaitu tarian Molabot.Tari ini dalam aksen suku Saluan disebut Molabot, dalam
bahasa Balantak disebit Malaboti, sementara dalam Bahasa Banggai disebut dengan
Malabok. Tari Molabot selain mempunyai makna untuk menyambut para tetamu yang
sifatnya komu-nikatif, dilakukan pada penyambutan. Namun demikian tari Molabot sering
juga dijadikan sebagai tari pembuka pada malam hari ketika ada acara-acara resmi
pembesar. Sedangkan untuk makahan khas dari Kecamatan Bunta adalah Onyop.
Onyop terbuat dari sagu, yang di bentuk menjadi jeli yang kental lalu di sajikan
bersama dengan menu berkuah, sayur dan ikan kuah asam. Makanan khas Suku Saluan
ini biasanya ditambah dengan daging kelapa yang dibakar pada masyarakat tertentu.
3.3. Kondisi Ekonomi
3.3.1 Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima
oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam
jangka waktu tertentu. Produk Domestik Regional Bruto atau disingkat PDRB membahas
mengenai pendapatan daerah, yang dalam uraian selanjutnya merupakan PDRB atas
dasar Lapangan Usaha, yang diklasifikasikan ke dalam berbagai sektor mulai dari
Pertanian, Kelautan hingga Perdagangan dan Jasa.
Pengadaan Listrik
3.959,1 4.409,0 4.701,4 4.935,7 5.602,7
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
13.188,0 13.697,5 14.197,8 15.848,6 16.851,6
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
Konstruksi 2.164.986,4 2.387.250,1 2.153.848,9 2.275.486,2 2.428.110,0
Perdagangan Besar
dan Eceran;
1.323.814,6 1.469.303,2 1.411.758,9 1.563.030,6 1.780.808,0
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
784.975,5 891.654,0 600.527,0 682.847,9 871.130,7
Pergudangan
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021 2022
Penyediaan
Akomodasi dan 88.961,5 93.468,3 81.500,0 97.814,0 111.838,7
Makan Minum
Informasi dan
503.502,8 660.806,7 706.790,6 800.982,6 850.869,7
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
458.840,7 465.057,3 518.691,9 603.407,4 635.636,3
Asuransi
Produk Domestik
26.853.265,9 29.527.932,6 27.360.880,1 30.845.705,5 40.884.589,9
Regional Bruto
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banggai Menurut Lapangan Usaha 2018 – 2022
40.000.000,00
35.000.000,00
30.000.000,00
25.000.000,00
20.000.000,00
15.000.000,00
10.000.000,00
5.000.000,00
0,00
2018 2019 2020 2021 2022
100
80
60
PDRB Perkapita (Juta)
40
20
0
2018 2019 2020 2021 2022
3000
2500
Bawang
Cabai
2000
Tomat
1500 Jagung
Cengkeh
1000
Kelapa
500
0
2018 2019 2020 2021 2022
b. Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem
bisnis perikanan.Di Kecamatan Bunta Aktivitas perikanan dilakukan oleh masyarakat
sekitar sebagai sumber kehidupan mereka, berikut adalah Jumlah Rumah Tangga yang
mengelola perikanan di Kecamatan Bunta.
80
70
Budidaya Laut
60
Tambak
50
Kolam
40
Keramba
30 Jaring Apung
20 Sawah Paddy
10
0
2018 2019 2020 2021 2022
Berdasarkan tabel dan grafik diatas jumlah rumah tangga perikanan terbanyak
yaitu Kolam, dengan jumlah total adalah 163 kolam untuk budidaya sektor perikanan.
c. Peternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan
ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Pengertian
peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan beternak
perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan.Di Kecamatan Bunta kebanyakan
masyarakat memiliki hewan ternak meliputi Sapi, Kambing, Babi, Ayam, dan Itik.Berikut
adalah Jumlah ternak di Kecamatan Bunta tahun 2018-2022.
Berdasarkan tabel dan grafik diatas jumlah hewan ternak tertinggi yaitu ayam
dengan jumlah total 140677 ekor, sedangkan jumlah hewan ternak terendah yaitu Sapi
dengan jumlah total 9098 ekor.
3.3.4 Kondisi Sektoral
1. Sektor Peternakan
Memadai,karena
Ayam : tersedianya kandang
Ayam Ayam: ±
0,2 Ha bagi hewan ternak
Bertelur 200 ekor
1. Balanga Wawancara sehingga hewan
Dan Sapi: ± Sapi : tidak berkeliaran di
Sapi 398
± 19,9 Ha Kawasan
permukiman warga
2. Bohotokong Wawancara - - - -
3. Bunta I Wawancara - - - -
4. Bunta II Wawancara - - - -
5. Demangan Jaya Wawancara - - - -
6. Dondo Soboli Wawancara - - - -
7. Hion Wawancara - - - -
8. Huhak Wawancara - - - -
9. Kalaka Wawancara - - - -
10. Kalumbangan Wawancara - - - -
11. Koili Wawancara - - - -
12. Laonggo Wawancara - - - -
13. Longgolian Wawancara - - - -
14. Lontio Wawancara - - - -
Memadai,karena
tersedianya kandang
15. Matabas Wawancara Sapi ± 660 ekor ± 33 Ha bagi hewan ternak
sehingga hewan
tidak berkeliaran di
Teknik Jenis Jumlah Luas
Desa/Kelurahan Pengumpulan Hewan Produksi Kawasan Keterangan
No. Data Ternak Ternak
Kawasan
permukiman warga
16. Nanga-nangaon Wawancara -
Memadai,karena
tersedianya kandang
bagi hewan ternak
17. Polo Wawancara Sapi ± 200 ekor ± 10 Ha sehingga hewan
tidak berkeliaran di
Kawasan
permukiman warga
18. Pongian Wawancara -
Tidak
Memadai,karena
tidak tersedianya
kendang bagi hewan
19. Salabenda Wawancara Sapi ± 100 ekor ± 5 Ha
ternak sehingga
hewan ternak
memasuki Kawasan
pemukiman warga
20. Toima Wawancara -
21. Tombongan Ulos Wawancara -
22. Tuntung Wawancara -
Sumber : hasil wawancarara Kelompok 1A, 2023
Berdasarkan data yang ada bahwa Kecamatan Bunta merupakan salah satu
kecamatan yang menghasilkan ternak sapi terbanyak. Karna Sebagian warga kecamatan
bunta mengembangbiakan peternakan untuk mendapatkan hasil dari kegiatan tersebut.
3. Sektor Perikanan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Bunta sangat jarang
menghasilkan tangkapan laut seperti ikan dan lain-lain, namun banyaknya sebagian
warga yang memilih untuk tetap menjadi nelayan di banding petani.
4. Sektor Industri
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
pertumbuhan ekonomi. Ini disebabkan karena sektor industri memiliki peranan untuk
mengatasi masalah pengangguran dan terciptanya ekonomi berbasis agroindustri yang
bersifat padat karya.
Tabel 3. 30 Jenis Industri Kecamatan Bunta
Teknik
No. Desa/Kelurahan Jenis Industri Keterangan
Pengumpulan Data
1. Balanga Wawancara - -
2. Bohotokong Wawancara - -
3. Bunta I Wawancara - -
4. Bunta II Wawancara -
5. Demangan Jaya Wawancara - -
6. Dondo Soboli Wawancara - -
7. Hion Wawancara - -
Teknik
No. Desa/Kelurahan Jenis Industri Keterangan
Pengumpulan Data
8. Huhak Wawancara - -
9. Kalaka Wawancara - -
10. Kalumbangan Wawancara - -
11. Koili Wawancara - -
12. Laonggo Wawancara - -
13. Longgolian Wawancara - -
14. Lontio Wawancara -
15. Matabas Wawancara - -
16. Nanga-nangaon Wawancara - -
17. Polo Wawancara - -
18. Pongian Wawancara - -
19. Salabenda Wawancara - -
20. Toima Wawancara - -
21. Tombongan Ulos Wawancara - -
Pertambangan Memadai, karena sarana dan
22. Tuntung Wawancara
Nikel prasarananya sudah memadai
Sumber : hasil wawancarara dan observasi Kelompok 1A, 2023
Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat bahwa di Kecamatan Bunta hanya terdapat satu jenis
industri, yaitu industri pertambangan nikel yang berada di Desa Tuntung.
6. Sektor Transportasi
Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari sebuah tempat ke
tempat lainnya menggunakan bantuan kendaraan yang dapat digerakkan manusia
atau mesin. Sektor Transportasi merupakan pihak atau badan atau perusahaan yang
menyediakan jasa pengangkutan terhadap barang atau penumpang dari satu tempat
ke tempat lain.
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa di Kecamatan Bunta terdapat
sektor transportasi laut dengan jenis jaringan distribusi transportasi yaitu pelabuhan
dan terminal. Pelabuhan dan terminal ini terdapat di Kelurahan Bunta I.
1. Penggunaan lahan
Dilansir dari MetroSulteng.com tahun 2022, Puluhan masyarakat Bunta
menggelar aksi unjuk rasa di dua perusahaan tambang nikel, yaitu PT. Koninis Fajar
Mineral (FKM) dan Perusahaan Aneka Nusantara Internasional (ANI) yang berada di
kelurahan Bunta II. Unjuk rasa ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
lahan-lahan yang belum di ganti rugi. Masyarakat bunta meminta ganti rugi atas
penggunaan lahan kepemilikan mereka yang digunakan sebagai kawasan industri.
2. Rawan bencana
A. Topografi
Topografi Kecamatan Bunta mempunyai kemiringan lereng yang termasuk
dalam kategori curam dengan kemiringan >25%. Berdasarkan RTRW Kabupaten
Banggai, Kecamatan Bunta ditetapkan sebagai daerah longsor dengan kerawanan
tinggi selain itu Pertanian di daerah pegunugan dan perbukitan akan mengalami
tantangan untuk akses sehingga pertanian di daerah tersebut hanya dapat
memanfaatkan sistem tada hujan.
B. Hidrologi
C. Geologi
D. Klimatologi
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Kependudukan
2. Klimatologi
Berdasarkan BPS Kecamatan Bunta dalam Angka Tahun 2022m, Kecamatan
Bunta memiliki rata – rata curah hujan sejumlah 89 mm/bulan dengan hari hujan rata
- rata sejumlah 12 setiap bulannya. Berdasarkan pembagian tersebut curah hujan di
Kecamatan Bunta dikategorikan sebagai rendah. Dengan curah hujan tersebut dapat
membantu untuk pengembangan kegiatan pertambangan galian, karena pekerja
tidak terganggu oleh kondisi hujan yang bisa saja menyebabkan longsor di kawasan
pertambangan.
3. Geologi
Berdasarkan RTRW Kabupaten Banggai 2012 – 2032 Kecamatan Bunta
memiliki Endapan alluvial yang umumnya terdiri dari lempung dan batupasir, ban
batuan kompleks ofilit terdiri dari batu-batu hitam berbintik putih (gabro; istilah
industri: granit hitam), serpentinit, rijang, batugamping, dan kuarsa. Banyaknya
sebaran batuan mineral tersebut berpotensi pada pengembangan kegiatan
pertambangan dan industri pertambangan.
4. Hidrologi
Berdasarkan BPS Kecamatan Bunta dalam angka 2022, Kecamatan Bunta
terdapat sungai-sungai yang merupakan sumber air baku dan dapat dimanfaatkan
menjadi sumber dari air PAM. Kecamatan Bunta memiliki sungai dengan Panjang
121,50 Km dan luas irigasi sungai 1.231 Ha. Sistem prasarana pengairan/irigasi
merupakan salah satu prasarana yang cukup penting dalam pengembangan
kawasan budidaya pertanian, hal ini untuk mensuplai kebutuhan air yang cukup
banyak ke areal persawahan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
5. Topografi
Wilayah Kecamatan Bunta sebagian besar merupakan dataran tinggi Kondisi
topografi Kecamatan dimana Kemiringan lereng kategori curam dengan kemiringan
>25% adalah seluas 30.310,71 Ha atau 55,7% dari luas wilayah, kondisi ini cocok
untuk pengembangan fungsi kegiatan pertanian dan perkebunan.
6. Penggunaan Lahan
Berdasarkan BPS Kecamatan Bunta dalam angka 2022, luas daerah
penggunaan lahan tertinggi yaitu perkebunan dengan luas lahan 3.887 Ha,
berdasarkan analisis kelompok hal ini dapat menjadi potensi dalam pengembangan
kawasan perkebunan.
8. Irigasi Sungai
Sistem prasarana pengairan/irigasi merupakan salah satu prasarana yang
cukup penting dalam pengembangan kawasan budidaya pertanian, terutama untuk
mendukung kegiatan pertanian tanaman pangan lahan basah. Hal ini untuk
mensuplai kebutuhan air yang cukup banyak ke areal persawahan, karena air
tersebut merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan pertanian tersebut, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Kecamatan Bunta memiliki sungai
dengan Panjang 121,50 Km dan luas irigasi sungai 1.231 Ha yang menjadi
kewenangan provinsi dengan luas irigasi 279,75 Ha di Desa Bomban, dan luas irigasi
297 Ha di Desa Kalemoan yang menjadi kewenangan Kabupaten.
9. Industri
Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukan bagi
kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah. Sesuai arahan RTRW
Kabupaten Banggai 2012-2032, kawasan peruntukan industri meliputi :
a. Industri Besar Dan Sedang
Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Banggai diutamakan bagi industri
pengolahan gas alam (LNG plant) dan Kawasan peruntukan pertambangan,
Kecamatan Bunta merupakan salah satu distrtibutor pendukung pengembangan
kawasan industri ini.
b. Industri Rumah Tangga
Industri Rumah Tangga tidak diatur dalam kawasan dan zona industri, namun
pengembangannya diarahkan pada Kawasan-kawasan permukiman yang ada,
seperti industri hasil-hasil pertanian dan perikanan. Untuk industri polutif berupa
industri pengolahan hasil perikanan, dibuatkan suatu sentra industri hasil perikanan
di wilayah yang dekat dengan bahan baku dan tidak mengganggu permukiman
disekitarnya. Sentra industri ini direncanakan di dekat Tempat Pendaratan Ikan (TPI)
dan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Luwuk.Sentra industri pada skala kecil II - 22
direncanakan berlokasi di Kecamatan Bunta khususnya di pusat-pusat produksi
pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
a. Pertambangan
Dilansir dari INMAGZ.co,id (2021) Desa Bunta II mempunyai persebaran
sumber galian/batuan diantaranya yaitu nikel Dan biji besi dengan luas areal tambang
nikel ±50.000 ha dengan mmkadar nico 1,45% cadangan infered 3.6 juta ton, dan Biji
besi dengan luas areal tambang ±50.000 ha dan kadar Fe203 42,46%, cadangan
infered 3.6 juta ton dan pada blok Balingara mempunyai luas ±15.000 ha, hal tersebut
dapat menjadi potensi dalam pengembangan kawasan pertambangan.
b. Perkebunan
Berdasarkan BPS Kecamatan Bunta Dalam Angka 2018, Kecamatan Bunta
merupakan daerah yang memiliki potensi perkebunan Kakao, yang mana Kakao di
Kecamatan Bunta mencapai 1.170.744 Ton dengan luas lahan sebesar 11.093 Ha.
Adapun jenis komoditi lainnya yang dihasilkan Di Kecamatan Bunta yaitu Kelapa dan
Cengkeh yang mencapai 343.422,28 Ton dengan Luas lahan sebesar 6.913 Ha.
Berdasarkan BPS Kecamatan Bunta dalam angka 2020, jumlah produksi
tanaman perkebunan sebanyak 1.514.166,28 Ton dengan luas lahan 18.006 Ha.
Sedangkan jumlah produksi tanaman pangan sebanyak 19.655,8 Ton dengan luas
lahan 3.755 Ha. Dari luas lahan pertanian dan jumlah produksi tersebut, mempunyai
potensi dalam meningkatkan ekonomi daerah dan cukup berkontribusi dalam PDRB
Kabupaten Banggai.
c. Pertanian
Menurut BPS Kecamatan Bunta Dalam Angka 2018, Desa Laonggo
merupakan desa yang memiliki potensi pertanian terbesar di Kecamatan Bunta.
Dengan Luas lahan pertanian sebesar 545,00 Km2 yang mana lahan ini terbagi atas
tiga penggunaan lahan yaitu, sawah seluas 49,00 Km2, Ladang seluas 145,00 Km2,
dan Kebun seluas 351,00 Km2.
d. Pariwisata
Berdasarkan BPS Kecamatan Bunta Dalam Angka 2018, Desa Pongian
memiliki dua kawasan Pariwisata yaitu Pantai TPI dan Pantai Doda. Jarak lokasi
Pariwisata ini dari pusat pemerintahan Kecamatan Bunta (Bunta I) yaitu sekitar 6,5
Km dengan memakan waktu tempuh sekitar 11 menit.Hal itu dapat menjadi potensi
karna jarak antara pusat kota Kecamatan Bunta relative dekat, sehingga
memudahkan akses pengunjung.
2. Transportasi
Berdasarkan RTRW Kabupaten Banggai 2012-2032, di Kecamatan Bunta
terdapat 1 Pelabuhan yang bernama Pelabuhan Bunta, pelabuhan ini terletak di
Desa/Kelurahan Bunta I. Melalui Pelabuhan ini distribusi barang akan semakin
mudah, selain itu hal ini juga difungsikan untuk sistem transpotasi laut. Kemudian
Prasarana Jaringan Listrik di Kecamatan Bunta Terdapat Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH),
peningkatan supply energi di Kecamatan Bunta akan membantu kegiatan
operasional masyarakat sehingga menjadi efisien.
2. Sarana Prasarana
Berdasarkan BPS Kecamatan Bunta dalam angka 2022 Sarana di
Kecamatan Bunta terbilang cukup memadai salah satunya adalah sarana
pemerintahan di Kecamatan Bunta. Terdapat 19 Balai Desa/Kelurahan serta 19
Kantor Desa/Kelurahan, dengan adanya sarana-sarana tersebut dapat menunjang
administrasi pemerintahan dengan baik.
1. Kesehatan
Berdasarkan BPS Kecamatan Bunta dalam angka 2022 Terdapat 17 orang
yang mengalami gizi buruk dari jumlah keseluruhan penduduk yang ada di
Kecamatan Bunta sebanyak 19.981 juta jiwa. Hal ini akan menjadi potensi karena
jumlah orang yang mengalami gizi buruk hanya sedikit, yaitu 0.08%. Kecamatan
Bunta sendiri memiliki sarana tempat air isi ulang untuk perbaikan gizi masyarakat.
2. Pendidikan
Berdasarkan Ketersedian sektor Pendidikan yaitu dari TK sampai SMA
memiliki pengaruh yang baik bagi masyarakat di Kecamatan Bunta. Karena dengan
begitu masyarakat di Kecamatan Bunta akan lebih terdidik, sehingga hal ini akan
membuat sumber daya manusia yang berkualiatas. Berdasarkan RPJM Kabupaten
Banggai 2012-2032, sebagai gambaran catatan dari Biro Pusat Statistik untuk tahun
2009, di Kecamatan Bunta terdapat 8.941 penduduk usia kerja. Bagian dari tenaga
kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan
kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja. TPAK di Kabupaten Banggai pada tahun
2009 tercatat sebesar 72,23 persen. Menghadapi fenomena ini, muncul berbagai
usulan cerdas dan merupakan aspirasi kalangan publik luas. Seperti untuk
memperbanyak aneka jenis kursus keterampilan, pendayahgunaan Balai Latihan
Kerja (BLK), ataupun gagasan mengirim SDM lokal untuk mengikuti magang kerja di
luar negeri, sebagai upaya menyerap kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tabel 3. 34 Potensi Kecamatan Bunta
Kecamatan Aspek
No.
Desa/Kelurahan Fisik Ekonomi Sosial Lingkungan
Gizi Buruk Rendah (Sumber: Sumber daya
Didominasi oleh kawasan Budidaya perikanan di pesisir BPS Kecamatan Bunta Dalam galian/mineral, khususnya
pegunungan (Sumber: RTRW Kecamatan Bunta. (Kabupaten Angka 2022). Nikel (RTRW Kabupaten
Kabupaten Banggai). Banggai Dalam Angka 2022) Banggai 2012-2032)
3. Desa/Kelurahan
Pongian
Dua Kawasan Pariwisata yaitu
Pantai TPI dan Pantai
Doda(Sumber BPS Kecamatan
Bunta Tahun 2018)
4. Desa/Kelurahan
Potensi pertanian terbesar di
Laonggo Kecamatan Bunta dengan luas
lahan sebesar 545,00 Km2 yang
terbagi atas tiga lahan yaitu
sawah, ladang dan kebun (BPS
Kecamatan Bunta Tahun 2018)
BAB IV
ANALISA
T O P O G R AF I ( H A)
25000
20517
20093
19702
19065
18827
18788
20000
15000
7940
7580
7569
6627
6627
6627
6627
6627
6627
6627
6627
6627
6627
6627
10000
5041
4758
4648
4198
4074
3969
3969
3969
5000
1156
1156
1076
1076
733
573
573
549
483
320
313
253
92
0
Sesuai dengan tabel yang ada di kecamatan bunta terdapat kemiringan lereng 0-
8% dengan klasifikasi tertinggi terpadapat pada Desa Salabenda dan Desa Tombongan
Ulos dengan luas 6627 ha, sedangkan
a. Jenis Tanah
Jenis tanah adalah unit taksonomi dalam ilmu tanah. Semua tanah yang memiliki
seperangkat sifat yang terdefinisi dengan baik membentuk jenis tanah yang khas. Jenis
tanah adalah istilah teknis klasifikasi tanah, ilmu yang berhubungan dengan kategorisasi
tanah secara sistematis, sesuai dengan data yang ada bahwa jenis tanah di kecamatan
bunta lebih dominan jenis tanah aluvial, dengan luas tanah sebesar 87.471,21 Ha.
43256
43256
43258
43256
43256
43256
43257
43256
43256
43258
43256
9798
9798
9798
5017
5017
5017
4781
4781
4781
4781
4781
4781
4781
4781
4781
3056
2763
2763
0325
0327
0325
0325
325
325
293
61
27
27
14
0
Dan dari hasil yang telah di peroleh bahwa di kecamatan bunta yang telah terbagi”
atas tiap” desa dan sudah di jumlah secaraa keseluruhan memperoleh luas tanah
sebesar 617504.37 Ha.
b. Geologi
Geologi adalah salah satu cabang ilmu kebumian yang mempelajari tentang Bumi
dan segala isi di dalamnya. Kajian di dalam geologi meliputi sejarah terbentuknya Bumi
beserta dengan bahan, struktur dan proses yang menyertainya. Berdasarkan dengan
data yang ada bahwa di Kecamatan Bunta geologi yang lebih dominan yaitu Aluvium
endapan pantai
G E O L O G I ( H A)
Aluvium endapan pantai Formasi meluhu Formasi salodik
Formasi ultrafmik Terumbu karang Blank
50000
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Dan dari hasil data yang di peroleh bahwa di Kecamatan Bunta setelah
dijumlahkan secara keseluruhan berdasarkan dari data Desa/Kelurahan tersebut
berjumlah sebanyak 638462 ha.
c. Curah Hujan
Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar
hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir.
Dikecamatan bunta memiliki curah hujan rata-rata yaitu 5.48 mm per hari, data tersebut
dapat kita lihat pada tabel berikut.
Balanga 1.02
Bohotokong 4.69
Bunta I 1.82
Bunta II 18.08
Demangan jaya 2.04
Dondo soboli 6.89
Hion 11.28
Huhak 45.33
Desa/Kelurahan 5.48mm/hari(ha)
Kalaka 8.14
Kalumbangan 4.55
Koili 30.92
Laonggo 6.8
Longgolian 3.15
Lontio 1.01
Matabas 1.08
Nanga-nangaon 48.63
Polo 6.02
Pongian 36.83
Salabenda 2.54
Toima 7.5
Tombongan ulos 5.5
Tuntung 14.95
Total 270.16
Sumber : Shp Kabupaten Banggai 2012-2032
5 . 4 8 M M / H AR I ( H A)
60 48,63
45,33
50
36,83
40
30,92
30
18,08
14,95
20
11,28
8,14
6,89
6,02
7,5
6,8
4,69
4,55
5,5
10
3,15
2,54
2,04
1,82
1,39
1,08
1,01
Berdasarkan data di atas, curah hujan di kecamatan Bunta mencapai 270.16 ha.
curah hujan terbesar yang ada di Kecamatan Bunta berada di desa Nanga-Nangaon yaitu
sebesar 48.63 ha. Sedangkan yang terkecil berada di desa Lontio yaitu sebesar 1.01 ha.
4.1.2 Kesesuaian Lahan
a. Kawasan Lindung Dan Kawasang Budidaya
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Sedangkan, Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, dan sumber daya buatan Berikut adalah luas dan klasifikasi kelas
Kawasan lindung dan budidaya di Kecamatan Bunta.
10% 0%
0%
7%
0%
0%
34%
23%
Berdasarkan tabel tersebut luas Kawasan Budidaya adalah yang tertinggi terdapat
pada Desa Balang dengan total luas 4050.99 ha atau dengan kontribusi 16% terhadap
luas Kecamatan dan Kawasan Lindung terdapat pada Desa Matabas dengan luas
7729.76 ha atau dengan kontribusi 34% terhadap luas kecamatan.
Gambar 4. 1 Peta Kesesuaian Lahan Kecamatan Bunta
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1A, 2023
4.1.3 Kebencanaan
a. Bahaya Banjir
Banjir adalah bencana alam yang terjadi akibat aliran air dalam waktu yang
singkat, akibat besarnya curah hujan. Di Kecamatan Bunta klasifikasi bencana banjir
yang mendominasi yaitu klasifikasi dengan tingkat sedang, dengan total luas klasifikasi
yaitu 2693,05 Ha. Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
K E B E N C AN AAN ( H A)
250
200
150
100
50
B AH AY A G E M P A B U M I ( H A)
250
200
150
100
50
Berdasarkan tabel diatas di Kecamatan Bunta indeks bahaya gempa bumi tertinggi
yang menunjukan Riwayat nyata kebencanaan yang telah terjadi terdapat pada Desa
Dondo Soboli dengan total luas 157.303 ha, dan indeks bahaya gempa bumi terendah
terdapat pada Desa Lobu 0.569 ha.
Gambar 4. 3 Peta Indeks Bahaya Gempa Bumi
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A, 2023
c. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan salah satu jenis Gerakan masa tanah atau batuan
menurun dari lereng. Di Kecamatan Bunta terdapat 3 klasifikasi bencana tanah longsor
yang mendominasi yaitu klasifikasi dengan tingkat rendah, tingkat sedang, dan tingkat
tinggi. Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
B AH AY A B AN J IR ( H A)
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
24647
25000 23446
22302
21214
20180
20000
15000
10000
5000
K E P AD AT AN P E N D U D U K ( J IW A/ K M 2 )
Tahun
38,24
36,76
36,22
34,5
34,25
Penyelesaian:
= 34,25 Jiwa/Km2
0,06
0,05
0,04
0,03
Indeks Aksebilitas
0,02
0,01
0
2023 2028 2033 2038 2043
Berdasarkan hasil analisis dapat di lihat bahwa prasarana jaringan jalan di Kecamatan
Bunta dalam jangka waktu 20 tahun mendatang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
karena rasio panjang jalan di Kecamatan Bunta nilainya melebihi indeks aksebilitasnya.
b. Prasarana Listrik
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus disediakan pada
lingkungan perumahan adalah kebutuhan daya listrik. Persyaratan, kriteria, dan
kebutuhan yang harus dipenuhi untuk penyediaan kebutuhan daya listrik terdapat pada
3 tipe rumah yaitu rumah Kecil dengan kebutuhan listrik 0,5 kw, rumah sedang 1 Kw, dan
rumah besar 1,5 Kw. Berikut adalah perhitungan proyeksi kebutuhan listrik di Kecamatan
Bunta pada tahun 2023, 2028, 2033, dan 2043.
2023 20179 4036 2018 1345 673 1008,95 1345,27 1008,95 3363,166667
2028 21214 5 4243 2121 1414 707 1060,7 1414,27 1060,7 3535,666667
2033 22302 4460 2230 1487 743 1115,1 1486,8 1115,1 3717
Tipe Rumah Kebutuhan Listrik (kW)
Total
Jumlah Hunian Proyeksi
Tahun Kebutuhan
Penduduk Ideal Rumah
K (0,5 S (1 B (1,5 Listrik (kW)
K (1) S (2) B (3)
kW) kW) kW)
2038 23445 4689 2345 1563 782 1172,25 1563 1172,25 3907,5
2043 24647 4929 2465 1643 822 1232,35 1643,13 1232,35 4107,833333
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2023 2028 2033 2038 2043
Berdasarkan tabel dan grafik diatas total kebutuhan listrik diklasifikasikan dengan
3 tipe rumah, kebutuhan listrik tertinggi terdapat pada tahun 2043 dengan total 4107.83
kw, hal tersebut juga didorong oleh faktor pertumbuhan penduduk yang meningkat.
c. Prasarana Drainase
Prasarana jaringan drainase merupakan, sistem jaringan aliran pembuangan air bekas
pakai. Berikut merupakan proyeksi kebutuhan jaringan drainase Kecamatan Bunta
berdasarkan nilai daya tampung drainase yang diperoleh dari selisih antara debit air kotor
dan debit saluran drainase.
Tabel 4. 13 Proyeksi Kebutuhan Jaringan Drainase Kecamatan Bunta
Penampang
Keterangan
Kecepatan
Penduduk
Tampung
Drainase
Drainase
Debit Air
Debit Air
(M3/dtk)
(M3/dtk)
(M3/dtk)
(M3/dtk)
Wilayah
Saluran
Limbah
Jumlah
(M/dtk)
Tahun
(Km2)
Aliran
Kotor
Debit
Daya
Luas
Luas
2023 20179 579 0,010 0,342 0,35 1,50 0,525 0,183 Memenuhi
2028 21214 579 0,010 0,378 0,35 1,50 0,525 0,147 Memenuhi
2033 22302 579 0,011 0,418 0,35 1,50 0,525 0,107 Memenuhi
2038 23445 579 0,011 0,461 0,35 1,50 0,525 0,064 Memenuhi
2043 24647 579 0,012 0,510 0,35 1,50 0,525 0,015 Memenuhi
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A, 2023
Grafik 4. 12 Proyeksi Kebutuhan Jaringan Drainase Kecamatan Bunta
0,200
0,180
0,160
0,140
0,120
0,100 Daya Tampung
0,080 (M3/dtk)
0,060
0,040
0,020
0,000
2023 2028 2033 2038 2043
50000
40000
30000
20000
10000
0
2023 2028 2033 2038 2043
Kebutuhan Air
Berdasarkan Tabel dan grafik diatas kebutuhan air Kecamatan Bunta pada tahun
2023 yaitu 55285 m3, tahun 2028 yaitu 58121 m3, tahun 2033 yaitu 61101 m3, dan pada
tahun 2043 yaitu 67526 m3. Kebutuhan air penduduk ditunjang dengan adanya
penyediaan kran umum dengan jumlah Kran umum pada tahun 2023 yaitu 81, tahun 2028
yaitu 85, tahun 2033 yaitu 89, tahun 2038 yaitu 94, dan tahun 2043 yaitu 99 dengan
masing-masing memiliki kapasitas minumun kran air.
e. Prasarana Air Limbah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang umumnya mengandung bahan-
bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
menggangu lingkungan hidup. Adapun tabel. prasarana air limbah di Kecamatan Bunta
dapat kita lihat pada tabel berikut.
0,012
0,01
0,008
Debit Air Limbah
0,006 Liter/Sekon
0,004
0,002
0
2023 2028 2033 2038 2043
f. Prasarana Persampahan
Persoalan sampah tidak henti- hentinya untuk dibahas, karena berkaitan dengan
pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Di Kecamatan Bunta sampah juga
menjadi salah satu masalah antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang
dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai
pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga
dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber
dan tempat hidup kuman.Untuk mengetahui jumlah timbunan sampah dapat dihitung
dengan metode Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2018 yaitu dapat
dilihat pada tabel berikut.
Kebutuhan Kontener
KJS (Ton/Tahun)
(ton/pertahun)
Kebutuhan Alat
M (Kg/Tahun)
v (m3/Tahun)
Pengangkut
V (m3/hari)
Tahun
PJTS/
hari
5000
4498,08
4500 4278,71
4070,12
3871,56
4000 3682,67
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2023 2028 2033 2038 2043
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A, 2023
2028 21214 4243 2121 1414 707 15,91 16,97 1,41 34,30
2033 22302 5 4460 2230 1487 743 16,73 17,84 1,49 36,05
2038 23445 4689 2345 1563 782 17,58 18,76 1,56 37,90
2043 24647 4929 2465 1643 822 18,49 19,72 1,64 39,85
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A, 2023
5000
4000
3000
Proyeksi Rumah
2000
1000
0
2023 2028 2033 2038 2043
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan jika dilihat berdasarkan jenis rumah,
dalam jangka waktu 20 tahun mendatang Kecamatan Bunta membutuhkan 22.357
sarana perumahan, 11.179 unit untuk rumah kecil, 7.452 unit untuk rumah sedang, dan
3.726 unit untuk rumah besar. Dan total luas lahan yang dibutuhkan untuk sarana
perumahan dalam jangka waktu 20 tahun mendatang sebesar 180,72 ha, untuk rumah
sedang kecil 83,43 ha, rumah sedang sebesar 89,43 ha, dan rumah besar sebesar 7,45
ha. Untuk hasil perhitunganya dapat dilihat pada tabel sarana di atas.
b. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah seluruh perangkat alat, bahan, dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Meja dan kursi anak, papan tulis,
alat peraga, almari, buku-buku, media pendidikan. Di Kecamatan Bunta terdapat 4 jenis
sarana pendidikan yaitu Taman Kanak-Kanak(TK), Sekolah Dasar(SD) Sekolah
Menengah Pertama(SMP), dan Sekolah Menengah Akhir(SMA). Adapun proyeksi sarana
pendidikan dapat kita lihat pada tabel berikut.
S AR AN A P E N D I D I K AN
Sarana Pendidikan
16 Taman Kanak-
kanak; 14
14
12
10
8
6
4
SMA; 2
2
SD; 0 SMP; 0
0
TAMAN KANAK- SD SMP SMA
KANAK
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa sarana pendidikan yang
membutuhkan penambahan sarana yaitu taman kanak-kanak dan SMA. Dengan luas
penambahan untuk taman kanak-kanak yaitu 0.7 Ha dan 0.1 Ha untuk SMA.
Penambahan sarana taman kanak-kanak sebanyak 14 unit dengan sarana eksisting
sebanyak 6 unit. sedangkan untuk sarana pendidikan SMA membutuhkan penambahan
sarana sebanyak 2 unit dengan sarana eksisting sebabyak 3 unit.
b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan, salah satunya adalah Puskesmas. Sedangkan prasarana adalah merupakan
salah satu alat penunjang bagi terselenggaranya kegiatan pelayanan kesehatan di
sarana kesehatan, yang terdiri dari alat transportasi dan alat-alat kesehatan. Di
Kecamatan Bunta terdapat 6 jenis sarana kesehatan, diantaranya Posyandu, Poskesdes,
Puskesmas Pembantu, Apotik, Puskesmas, dan Polindes. Adapun proyeksi sarana
kesehatan dapat kita lihat pada tabel berikut.
Penambahan Sarana
14
12 13
10
8
6
4
2 0 0 0 0 0 Penambahan Sarana
0
c. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan
rohani yang perlu di sediakan di lingkungan perumahan yang di rencanakan selain sesuai
dengan peraturan yang di tetapkan,juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang
bersangkutan.Di kecamatan bunta terdapat 2 jenis peribadatan yaiutu mesjid dan gereja.
Dengan hasil proyeksi sarana peribadatan sebagai berikut.
Sarana peribadatan
12
Masjid; 10
10
2
0,06
0
Masjid
3,5
3
1,8
2,5
1,5
1 Lapangan Olahraga; 2
0,5
0 Kuburan;
0 0
Lapangan Olahraga Kuburan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) merupakan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada periode saat ini. Di Kabupaten
Banggai terdapat beberapa lapangan usaha yang berkontribusi terhadap PDRB ADHB,
dari hasil perhitungan LQ Rata-rata ADHB dapat menghasilkan Basis (Unggulan) atau
Sektor Non-Basis (Tidak Unggulan).
Lapangan Usaha
Berdasarkan tabel diatas lapangan usaha yang memenuhi kriteria Sektor Basis
adalah Real Estat, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,
Pertambangan dan Penggalian. Sedangkan Jasa Kesehatan, Kegiatan Sosial,
Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Perusahaan
Informasi dan Komunikasi adalah termasuk dalam Sektor Non Basis.
Pertanian, Kehutanan,
4.157.288.300,00 31639568000 1,21 Basis
dan Perikanan
Pertambangan dan
5.794.730.500,00 29850420000 1,79 Basis
Penggalian
Industri Pengolahan 4.942.315.200,00 56568272000 0,80 Non Basis
Pengadaan Listrik dan
5.097.000.800,00 60122000000 0,78 Non Basis
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
12.599.700,00 146408000 0,79 Non Basis
Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi 1.289.890.700,00 15153248000 0,78 Non Basis
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
959.752.700,00 10776601000 0,82 Non Basis
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
441.940.700,00 3703908000 1,10 Basis
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan Makan 64.842.100,00 587396000 1,02 Basis
Minum
Informasi dan
603.175.300,00 5504895000 1,01 Basis
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
334.527.600,00 2682268000 1,15 Basis
Asuransi
Real Estat 292.980.200,00 2120950000 1,27 Basis
Jasa Perusahaan 18.031.300,00 280744000 0,59 Non Basis
ADHK Kab ADHK Prov
Lapangan Usaha LQ ADHK Keterangan
Banggai 2022 Sulteng 2022
Administrasi
Pemerintahan.
598.640.900,00 6835476000 0,81 Non Basis
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Produk Domestik
25.271.576.100,00 232639905000,00 1,00
Regional Bruto
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A, 2023
Lapangan Usaha
Berdasarkan tabel dan grafik diatas lapangan usaha yang memenuhi kriteria
Sektor Basis adalah Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Transportasi dan
Pergudangan, Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum, Informasi dan Komunikasi
Jasa keuangan dan asuransi, Real Estat serta Jasa Pendidikan. Sedangkan sektor yang
termasuk dalam Sektor Non Basis adalah Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan
Gas, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Konstruksi,
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Jasa Perusahaan,
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Kesehatan,
Kegiatan Sosial, serta Jasa Lainnya.
Komoditas LQ Bunta
124,1
Hasil Pertanian (ton) LQ Bunta
40
1,325
0,687
0,572
0,009
4,5
1,5
Jagung Cengkeh Kelapa Durian
Hasil Pertanian (ton) 40 4,5 124,1 1,5
LQ Bunta 0,572 0,687 1,325 0,009
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa di Kecamatan Bunta terdapat
beberapa komoditas pertanian yang unggul (Basis) dan non-unggul (Non Basis). Jenis
pertanian yang unggul di Kecamatan Bunta yaitu Kelapa dengan nilai LQ 1,325,
sedangkan untuk jenis pertanian yang non-unggul yaitu Jagung dengan nilai LQ 0,572,
cengkeh dengan nilai LQ 0,687 serta Durian dengan nilai LQ yaitu 0,009.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Kecamatan Bunta merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Banggai dengan 18 desa dan 4 Kelurahan. Jumlah penduduk di Kecamatan Bunta
berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2022 sebanyak 19.978 jiwa. Berdasarkan
pertimbangan serta melihat dari produksi, ketersediaan sarana prasarana pendukung,
Hasil analisis, dan arahan Rencana Tata Ruang (RTRW Kabupaten Banggai, 2012 -
2032), Kecamatan Bunta unggul untuk pengembangan Sektor Pertanian sub sektor
perkebunan dengan komoditas Kelapa dan Jagung. Adapun bukti ketersedian data yakni
meliputi;
a. Adanya arahan RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012-2023 untuk pengembangan
Kawasan peruntukan pertanian Sawah Irigasi di Kecamatan Bunta.
b. Berdasarkan observasi eksisting yang telah dilakukan, Kecamatan Bunta merupakan
kawasan yang unggul dalam pengembangan Sektor pertanian sub sektor pertanian
dan perkebunan.
c. Berdasarkan BPS Kabupaten Banggai, 2018-2023 dan hasil survey, sebagian besar
lahan di Kecamatan Bunta merupakan Perkebunan dengan luas panen mencapai
3246 Ha pada perkebunan Jagung dan hasil produksi kurang lebih 17758 Ton.
Sedangkan untuk Perkebunan Kelapa luas panen mencapai 2580 Ha dengan hasil
produksi 1241 Kg.
d. Adanya Sarana dan prasarana pendukung seperti akses jalan yang cukup baik untuk
jalur distribusi, adanya irigasi buatan untuk melengkapi kebutuhan air masyarakat
dalam berkebun..
e. Berdasarkan analisis LQ, Pertanian di Kecamatan Bunta terdapat sektor basis dan
non-basis, komoditas kelapa merupakan komoditas basis sedangkan Jagung
merupakan Komoditas non-basis.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan data dan hasil analisis terhadap Kecamatan Bunta, Berikut rekomendasi
yang perlu dilakukan:
a. Penambahan luas lahan dan produksi Komoditas Kelapa dan Jagung
b. Pembangunan kawasan industri untuk pengolahan hasil produktivitas komoditas
kelapa dan jagung
c. Peningkatan sumber daya manusia melalui, pengembangan pendidikan dan
peningkatan keterampilan masyarakat yang ada di Kecamatan Bunta
d. Pembangunan kawasan ternak untuk hewan ternak yang berkeliaran bebas.
e. Perbaikan akses jaringan jalan permukiman yang belum diaspal serta jaringan jalan
menuju kawasan perkebunan yang belum diaspal.
f. Perbaikan jaringan limbah industri yang menimbulkan pencemaran lingkungan.
g. Perbaikan sarana prasarana kesehatan untuk peningkatan kualitas kesehatan
h. Pembangunan irigasi untuk pengaliran air menuju perkebunan warga.
JOB DESK
Bab 1
Silvia dina
Latar Belakang
Nurisra Aulia Regina
Pertanyaan Penelitian Nurisra Aulia Regina
Fikri haeqal fahreza
Tujuan dan Sasaran
Silvia dina
Fikri haeqal fahreza
Isu Permasalahan Silvia dina
M raffy mulyandar
Fikri haeqal fahreza
Potensi Daerah Arif rahman h
Nur Faizan
Muhammad ibnu hajar
Ruang Lingkup Wilayah
Arif rahman h
Arif rahman h
Ruang Lingkup Materi
Silvia dina
Nur faizan
Kerangka Pikir
Arif rahman hidayat
Bab 2
Arif rahman h
Nur faizan
Tinjauan Teori
Silvia dina
Muhammad ibnu hajar
Fikri haeqal fahreza
Tinjauan Kebijakan
Silvia dina
Raffy mulyandar
Bab 3 gambaran wilayah
Fikri haeqal fahreza
Geografis
Raffy mulyandar
Fisik dasar
Fikri haeqal fahreza
Sumber Daya Mineral dan Galian
Silvia dina
Fikri haeqal fahreza
Kebencanaan
Raffy mulyandar
Nurisra aulia regina
Pengunaan Lahan Arif rahman hidayat
BAB 4
Fisik Dasar Topografi M Raffy Mulyandar
Muh Ibnu Hajar
Fisik Dasar Kesesuaian Lahan Arif Rahman Hidayat
M Raffy Mulyandar
Fisik Dasar Kebencanaan Fikri Haeqal Fahreza
Muh Ibnu Hajar
Proyeksi Penduduk Nurisra Aulia Regina
Nur Faizan
Kepadatan Penduduk Nurfaizan
Analisis Proyeksi Prasarana Silvia Dina
Muh Ibnu Hajar
Analisis Sarana Nurisra Aulia Regina
Nur Faizan
Sektor Unggulan Fikri Haeqal Fahreza
Komoditas Unggulan Fikri Haeqal Fahreza
BAB 5
Kesimpulan Arif Rahman Hidayat
M Raffy Mulyandar
Rekomondasi Silvia Dina
Muh Ibnu Hajar
DAFTAR PUSTAKA
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012 - 2032, Banggai :
Pemerintah Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2013), Kecamatan Bunta dalam angka 2013, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2014), Kecamatan Bunta dalam angka 2014, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2015), Kecamatan Bunta dalam angka 2015, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2016), Kecamatan Bunta dalam angka 2016, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2017), Kecamatan Bunta dalam angka 2017, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2018), Kecamatan Bunta dalam angka 2018, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2019), Kecamatan Bunta dalam angka 2019, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2020), Kecamatan Bunta dalam angka 2020, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2021), Kecamatan Bunta dalam angka 2021, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2022), Kecamatan Bunta dalam angka 2022, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2017), Kecamatan Bunta dalam angka 2017, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2018), Kecamatan Bunta dalam angka 2018, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2019), Kecamatan Bunta dalam angka 2019, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2020), Kecamatan Bunta dalam angka 2020, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2021 Kecamatan Bunta dalam angka 2021, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
BPS Kabupaten Banggai. (2022), Kecamatan Bunta dalam angka 2022, Banggai : BPS
Kabupaten Banggai.
Moh Fahri Haruna ”Struktur Komunitas Kepiting Bakau Kawasan Konservasi Mangrove
Desa Polo Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai” BIO-Lectura : Jurnal
Pendidikan Biologi, Vol 9 No 2 Oktober 2022,150-159
Andi Mahbub Gisman “Profil perikanan Mentimun Laut Kelurahan Bunta 1 Kecamatan
Bunta Kabupaten Banggai” Vol 1.2.72.01.02.1018.0619
“Empat Desa di Bunta Kebanjiran Lagi, Jalan Antara Tuntung Pongian Sempat Tertutup
Longsor” BanggaiNews.com (5 September 2022) Dari situs web
https://banggainews.com/empat-desa-di-bunta-kebanjiran-lagi-jalan-antara-
tuntung-pongian-sempat-tertutup-longsor/
“Desa Tuntung Banggai Kembali Diterjang Banjir, Warga Histeris Minta Tolong” Artikel ini
telah tayang di TribunPalu.com (20 Januari 2021) Dari situs web
https://palu.tribunnews.com/2022/08/03/desa-tuntung-banggai-kembali-diterjang-
banjir-warga-histeris-minta-tolong.
Desa Tuntung Bunta diterjang Banjir” Artikel ini telah tayang di banggairaya.co.id
dengan(19 Juni 2022 ), https://banggairaya.id/desa-tuntung-bunta-diterjang-
banjir/
“Pembangunan destinasi wisata jembatan hutan mangrove Desa Polo Banggai Bagai
mimpi yang terwujud”Artikel ini telah tayang di liputantoda.com (12 Maret 2020)
Dari situs web https://liputantoday.com/pembangunan-destinasi-wisata-jembatan-
hutan-mangrove-desa-polo-banggai-bagai-mimpi-yang-terwujud/
“Beberapa Unit Rumah dan Jembatan di Jalan Trans Sulawesi Desa Huhak Bunta
Kabupaten Banggai Hanyut Diterjang Banjir” Artikel ini telah tayang di
banggainews.com (4 September 2022) Dari situs web
https://banggainews.com/satu-unit-rumah-dan-jembatan-di-jalan-trans-sulawesi-
desa-huhak-bunta-kabupaten-banggai-hanyut-diterjang-banjir/
“Cek Aktivitas Dua Perusahaan di Bunta, Wagub Harapkan Masalah Segera Teratasi”
Artikel ini telah tayang di metrosulawesi.id (23 July 2020) Dari situs web
https://metrosulawesi.id/2020/07/23/cek-aktivitas-dua-perusahaan-di-bunta-
wagub-harapkan-masalah-segera-teratasi/
“Waspada Air sdh naik di jalan trans Sulawesi Kecamatan Bunta, kabupaten Banggai.
Selasa, 23 Feb 2021” Media sosisal soal bunta
https://www.instagram.com/p/CLoZc8eh3AR/?utm_source=ig_web_button_share
_sheet\
“Tidak Hanya di Kongo, Sulawesi Tengah juga Punya Gunung Emas” Artikel ini telah
tayang di inmagz.co.id (20 Maret 2021) Dari situs web
https://inmagz.id/2021/03/20/tidak-hanya-di-kongo-sulawesi-tengah-juga-punya-
gunung-emas/