Anda di halaman 1dari 3

Nama : Iefant Prasetya Nugroho

NIM : 1152200122

Angle berita : karakter konsumen atau pasar penjualan

Daftar pertanyaan:

1. Awal mula memulai usaha ini bagaimana?


2. Kenapa memilih kedai kopi?
3. Bagaimana cara mengetahui pasar/karakter pembeli?
4. Apa yang membuat anda bias mempertahankan usaha ini?

Link video:

https://drive.google.com/file/d/1Cm8fMJKuqcI9FV-lf8PSBefyS4ABTjnX/view?usp=drivesdk
Usaha Yang Banyak Diminati Remaja

Menjadi pengusaha di usia muda bukanlah hal yang mudah, apalagi masih dalam kata
pelajar/mahasiswa. Tentu ada fokus yang akan terpecah antara usaha dan pendidikan, tapi itu
bukanlah menjadi sebuah penghalang bagi beberapa pemuda dengan niat dan kemauan yang tinggi.
Seperti narasumber saya kali ini seorang pemuda berumur 19 tahun bernama Gading Kharisma
Mahesa.

Ia memulai usahanya dari bangku SMA dengan tujuan, menjadikan kedai kopi ini sebagai pekerjaan
kedua setalah pekerjaan utama dari sang ayah. Awal niat dari usaha kedai kopi ini adalah, hanya
sebagai warkop pada umumnya saja, tidak ada niatan untuk sangat dalam tentang kopi. Tetapi seiring
berjalannya waktu beliau mulai belajar banyak tentang kopi sehingga diubahlah konsep warkop
menjadi kedai kopi dengan menyediakan kopi yang beragam. Dan memakai mesin espresso serta
menyediakan menual brew

Dinding Langit adalah kedai kopi dari Gading, berkonsep di sebuah foodcourt yang di bangun dengan
8 penjual lainnya Gading bias memahami karakter seorang pembeli dengan cara interaksi dan
memahami kemauan konsumen, untuk pasar konsumen Gading masih belum bias menemukan karena
keadaan di sekitar foodcourt masih susah untuk di baca

Di kedai kopi yang sekarang ini Gading menjual 2 macam biji kopi yang dapat di nikmati yaitu ada
arabika dan robusta, yang dimana butuh pemahaman lebih dari 2 jenis biji kopi tersebut. Di kedai ini
penjualan produk di mulai dari harga 5.000 untuk kopi tubruk dan 10.000 untuk minuman nonkopi

Menurut saya dengan harga segitu dan kualitas yang di berikan sangat oke, seharusnya kopi ini dapat
di hargai lebih dari harga yang di jual oleh Gading, tapi kembali lagi mengenali karakteristik
konsumen yang mungkin ingin menkmati kopi dan nonkopi dengan harga murah tapi kualitas rasanya
tinggi.

Tetpi dengan harga yang cukup murah tetapi dengan kualitas yang baik, Gading bias memperoleh
omset di hitung per hari bias sampi 250.000. angka yang cukup lumayan dengan di lihat kondisi kedai
yang mungkin kurang strategis. Tetapi dengan omset segitu juga tidak menjadi patokan bagi Gading,
terkadang juga sehari hanya bias 50,000

Dan di bulan Ramadhan ini omset juga tidak banyak turun karena Gading juga membuka kedai di sore
hari serta berjualan takjil untuk menambah penghasilan. Dan karena Gading memulai usaha ini di
jaman pandemic covid, jadi jika ada pendapatan perhari yang kurang dari target, Gadhing usah
terbiasa.

Karena mental pengusaha Gading sudah terbentuk dari pengalaman sekitar 2 tahun lebih menjalankan
usaha ini, jadi tidak kaget jika ada sesuatu yang tidak sesuai.

Kesimpulannya adalah banyak pemuda pemudi yang ingin membuka usaha untuk dirinya sendiri tapi
masih bingung, karena niat dan yakinnya setengah-setangah. Karena niat dan yakin akan membuat
sebuah usaha berjalan lancer karena kita percaya diri dalam menjalankannya,tidak setengah-setengah.
Dan jika ingin membuka usaha kedai kopi baiknya banyak belajar dahulu tentang apa yang ingin
kalian jalan kan. Jangan membuat konsumen menyesal, karena kalian juga harus memahami
karakteristik konsumen

Anda mungkin juga menyukai