Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang air dalam segala
bentuknya. Air sebagai sumber daya mempunyai keterbatasan yaitu
walaupun dibumi sebagian besar terdiri dari air namun tidak setiap tempat
terdapat air, tidak setiap saat terdapat air dan belum tentu keberadaan air
itu cukup untuk digunakan serta belum tentu kualitas air itu baik untuk
dikonsumsi. Curah hujan yang terjadi akhir-akhir ini banyak menyebabkan
bencana seperti banjir terutama dikota-kota besar di Indonesia. Salah satu
faktor yang berkaitan dengan peristiwa ini adalah siklus hidrologi. Siklus
yang mengatur perjalanan air dari air turun sebagai air hujan hingga
kembali menjadi awan lagi. Melihat kondisi alam sekarang, siklus
hidrologi dianggap telah rusak. Hal ini dibuktikan dengan pergantian
musim yang tidak teratur.
Siklus hidrologi menunjukkan gerakan air yang terdapat dipermukaan
bumi, selama berlangsungnya siklus tersebut perjalanan air dari
permukaan laut kembali ke atmosfer kemudian kepermukaan tanah dan
kembali kelaut. Siklus ini terdiri dari beberapa macam yaitu ada siklus
pendek, siklus sedang dan siklus panjang. Data BMKG menunjukan curah
hujan pada tahun 2020 ini merupakan curah hujan tertinggi sejak 154
tahun lalu.
Hujan merupakan titik-titik air diudara atau awan yang sudah terlalu
berat karena kandungan airnya sudah banyak , sehingga akan jatuh ke
permukaan bumi sebagai hujan (preseipitasi). Alat untuk mengukur curah
hujan disebut dengan fluviometer, berdasarkan pada proses terjadinya
hujan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu hujan frontal yaitu hujan yang
terjadi karena pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin,
hujan konveksi yaitu hujan yang terjadi karena udara yang mengandung
uap air bergerak naik secara vertikal karena pemanasan, hujan orografis
yaitu hujan yang terjadi karena gerakan udara yang mengandung uap air
terhalang oleh pegunungan sehingga massa udara itu dipaksa naik kelereng
pegunungan.
Perkembangan zaman yang sangat pesat ini menimbulkan berbagai
macam teknologi untuk mengatasi dan mendeteksi curah hujan seperti dua
metode teknologi modifikasi cuaca berikut untuk mengurangi curah hujan
yaitu metode mekanisme proses lompatan (jumping process mechanism)
dan mekanisme persaingan (competition mechanism). Jumping process
mechanism dilakukan untuk mempercepat proses hujan sebelum masuk ke
suatu daerah. Caranya dengan bantuan radar, awan-awan yang terpantau
banyak membawa uap air dari laut dan bergerak menuju satu wilayah serta
dinilai berpotensi menjadi hujan di suatu wilayah terlebih dahulu "dicegat"
jauh-jauh dari wilayah target. Metode kedua yakni mekanisme persaingan
diterapkan ketika aktivitas penyemaian awan dilakukan di darat. Adapun
system ground based generator dipasang di sekitar wilayah target
memanjang mulai dari hulu hingga hilir terdekat wilayah target.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimana cara mengetahui keberadaan hujan pada hari, esok dan
lusa?
2. Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa kondisi suatu wilayah
tersebut tidak terjadi hujan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan review jurnal ini yaitu:
1. Meningkatkan wawasan tentang cara memprediksi datangnya hujan
bahkan sampai pengendalian hujan
2. Menambah wawasan bahwa keberadaan hujan disuatu wilayah dapat
diketahui dengan mudah
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Secara umum review ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pada peningkatan kualitas penelitian ilmiah. Khususnya untuk
pedoman menulis skripsi.
1.4.2. Manfaat Praktis
Review jurnal ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
mahasiswa khusunya yang akan melakukan penelitian. Sehingga
review jurnal ini dapat dijadikan sebagai asar dalam melakukan
penelitian tersebut.
BAB II

REVIEW JURNAL

Review Jurnal 1

Judul Analisis Peluang Cuah Hujan untuk


Penetapan Pola dan
Waktu Tanam Serta Pemilihan Jenis
Komoditi Yang Sesuai di
Desa Masbagik Kecamatan
Masbagik Kabupaten Lombok Timur
Jurnal Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
dan Biosistem
Volume dan Halaman Vol.4, No. 1, 207-216
Tahun 2016
Penulis Iga Dainty, Sirajuddin H. Abdullah,
dan Asih Priyati

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan menghitung


peluang terjadinya hujan di desa
Masbagik pada musim tanam 2015-
2016
Landasan teori Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki
lahan kering yang luasnya mencapai
1,8 juta ha atau 83,25% dari luas
wilayah, namun yang sudah
digunakan tanaman pangan adalah
seluas 211.635 ha dan tegalan/kebun
seluas 171.000 ha (Anonim, 2002).
Kabupaten Lombok Timur
merupakan salah satu kabupaten Nusa
Tenggara Barat yang mempunyai
lahan kering seluas 151.694 ha. Air
merupakan alah satu kendala utama
dalam pembangunan lahan kering di
NTB karena umumnya daerah NTB
merupakan daerah semiarid tropic
dimana curah hujan biasanya relative
tinggi(1000-250mm/tahun) namun
hujan hanya terjadi pada beberapa
bulan saja (3-4 bulan) (Alkusuma,
2004).

Subjek penelitian Hujan


Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif analitis
Langkah-langkah penelitian Peneliti melakukan beberapa tahapan
yaitu observasi, pengumpulan data,
analisis data, penjabaran data dan
penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian Hasil penelitian yang didapat ialah :


Peluang terjadinya hujan di Desa
Masbagik yang mendekati curah
hujan lapangan adalah sebesar 50%
pada musim tanam 2015-2016.

Skenario pola tanam yang


direkomendasikan adalah musim
tanam
pertama dimulai pertengahan
November
sampai akhir Februari dan musim
tanam
kedua pertengahan Maret sampai
pertengahan Juni 2015. Adapun
waktu
tanam untuk tanaman padi dilakukan
pada pertengahan bulan Oktober,
sedangkan tanaman palawija
dilakukan pada awal Maret.

Waktu tanam untuk tanaman padi


sebaiknya
dilakukan pada pertengahan bulan
Oktober sedangkan tanaman palawija
sebaiknya dilakukan pada awal bulan
Maret.

Review Jurnal 2

Judul Analisis Pola Intensitas Curah Hujan


Berdasarkan Data Observasi
Dan Satelit Tropical Rainfall
Measuring Missions (TRMM) 3b42
V7 Di Makassar
Jurnal Sains Dan Pendidikan Fisika (JSPF)
Volume dan Halaman Vol. 11 No. 1, 98-103
Tahun 2015
Penulis Sri Maulidani S, Nasrul Ihsan dan
Sulistiawaty
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk untuk
melihat kesesuaian pola dan intensitas
curah hujan yang terjadi
Subjek penelitian Curah hujan
Metode penelitian Metode penelitian ini adalah
menganalisis data curah hujan selama
setahun penuh pada tahun 2013 yang
diperoleh dari Dinas PSDA dan satelit
TRMM.
Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah penelitiannya
sebagai berikut:
1. Korelasi Data antara data PSDA
dan satelit
TRMM dengan menggunakan
software
MATLAB
2. Analisis pola curah hujan antara
data PSDA
dan satelit TRMM dengan
menggunakan
software MATLAB.
3. Analisis intesitas curah hujan
antara data
PSDA dan satelit TRMM dengan
menggunakan software MATLAB.

Hasil penelitian Berdasarkan hasil analisis intensitas


curah hujan data dari satelit TRMM
dan data PSDA selama setahun penuh
maka diperoleh bahwa intensitas
curah hujan yang tertinggi terjadi
pada awal dan akhir tahun, lebih
tepatnya pada bulan Januari, Februari
dan Desember baik itu data yang
berdasarkan dari satelit TRMM
ataupun PSDA.

Review Jurnal 3
Judul Analisis Karakteristik dan Klasifikasi
Curah Hujan di Kabupaten Polewali
Mandar
Jurnal Sains dan Matematika
Volume dan Halaman Vol. 6 No. 1, 15-27
Tahun 2017
Penulis Hartina Wahid dan Usman

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk


mendeskripsikan profil curah hujan,
menganalisis frekuensi bulan basah
dan bulan kering berdasarkan metode
Oldeman dan SchmidtFerguson dan
menentukan sifat hujan di Kabupaten
Polewali Mandar periode 19872016
selama 30 tahun
Landasan teori Hujan merupakan sumber dari semua
air yang mengalir di permukaan
maupun di dalam tampungan baik di
atas maupun di bawah permukaan
tanah (Triatmodjo, 2009).
Karakteristik hujan suatu daerah perlu
diketahui untuk menentukan
ketersediaan air serta kemungkinan
terjadinya permasalahan dan bencana
yang berkaitan dengan sumber daya
air (Prawirowardoyo, 1996). Dengan
demikian terdapat suatu hubungan
antara hujan dan debit aliran yang
tergantung pada karakteristik suatu
DAS (Prayuda, 2015).
Subjek penelitian Pola curah hujan
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan
menganalisis data curah hujan yang
berada di Kabupaten Polewali
Mandar
Langkah-langkah penelitian Proses ini di mulai dengan
pengumpulan data sekunder berupa
data curah hujan yang diperoleh dari
Stasiun Meteorologi Klas II Majene
(stasiun BPP Campalagian, stasiun
BPP Tonyaman/ Polewali, stasiun
BPP Lantora, stasiun Unasman
Manding, stasiun SMPK Wonomulyo
dan stasiun Limboro/Tinambung).
Kemudian data tersebut diolah
menggunakan Microsoft excel
Hasil penelitian Hasil dari pengolahan data diperoleh
bahwa profil curah hujan di
Kabupaten Polewali Mandar
mempuyai pola curah hujan
ekuatorial, frekuensi bulan basah dan
bulan kering di Kabupaten Polewali
Mandar menurut Klasifikasi Oldeman
karakteristik tipe curah hujannya
yaitu tipe E atau musim kering dan
menurut Klasifikasi Schmidt-
Fergusson karakteristik tipe curah
hujannya yaitu tipe B dengan sifat
basah dan curah hujan di Kabupaten
Polewali Mandar bersifat dibawah
normal dengan persentase sebesar
50%.

Review Jurnal 4
Judul Karakteristik Curah Hujan
Berdasarkan Ragam Topografi Di
Sumatera Utara
Jurnal Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi
Cuaca
Volume dan Halaman Vol.19 No.1, 11-20
Tahun 2018
Penulis Budi Prasetyo, Hendri Irwandi dan
Nikita Pusparini

Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk


melihat intensitas curah hujan
berdasarkan wilayah topografi Sumut
Landasan teori Benua Maritim Indonesia (BMI)
memiliki variabilitas curah hujan
yang tinggi. Curah hujan BMI
dipengaruhi oleh beragam faktor
cuaca/iklim, baik global maupun lokal
sehingga dapat bersifat harian (Mori
et al., 2004; Yulihastin et al., 2010),
antar musiman (Tjasyono & Banu,
2003) dan antar tahunan (Hidayat et
al., 2016). Lebih lanjut lagi, terdapat
pengaruh efek lokal topografi yang
membuat variabilitas curah hujan
semakin besar (Roe, 2005; Zhou et
al., 2013). Variabitas curah hujan
juga berdampak pada bidang
pertanian yang secara tidak langsung
juga berpengaruh kepada keamanan
bahan pangan, kesejahteraan
kehidupan dan ekonomi sosial di
masyarakat (Baidu et al., 2017).

Subjek penelitian Curah hujan


Metode penelitian Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif, statistik sederhana berupa
perata-rataan, standarisasi anomali,
dan interpolasi pembalikkan bobot
jarak digunakan dalam kajian ini
Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah nya yaitu
menganalisis curah hujan di wilayah
Sumut dikelompokkan berdasarkan
wilayah topografinya. Pembagian
pengelompokkan wilayah
berdasarkan topografi wilayah Sumut
dan lokasi pos hujan. Wilayah dengan
topografi yang relatif sama menjadi
suatu wilayah tertentu dan luasan
wilayahnya diinterpretasi dengan
metode analisis spasial
Hasil penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian
ini yaitu variabilitas curah hujan
Sumut dalam skala bulanan, antar
musiman dan antar tahunan di
keenam wilayah topografi berbeda
satu sama lain.

Review Jurnal 5
Judul Menentukan Stasiun Hujan Dan
Curah Hujan Dengan Metode
Polygon Thiessen Daerah Kabupaten
Lebak
Jurnal Jurnal Lingkungan dan Sipil
Volume dan Halaman Vol. 2 No. 2, 139-146
Tahun 2019
Penulis Ezza Qodriatullah Ajr dan Fitri
Dwirani

Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah


untuk mengetahui penempatan stasiun
hujan yang tepat, baik lokasi, jumlah
dan pola penyebarannya
Landasan teori Hujan adalah peristiwa presipitasi
yang berwujud air (Pettersen, 1958).
Hujan merupakan sumber air utama
yang menyuplai keberadaan air di
permukaan bumi (Ward, 1990).
Kejadian hujan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain garis
lintang, ketinggian tempat, jarak dari
laut, posisi di dalam dan ukuran
massa tanah daratan, arah angin
terhadap sumber air, relief, dan suhu
nisbi tanah (Eagleson, 1970 dalam
Seyhan, 1990). Data hidrologi adalah
kumpulan keterangan atau fakta
mengenai fenomena hidrologi
(Soewarno 1995, dalam Joksan).
Subjek penelitian Stasiun hujan dan curah hujan
Metode penelitian Metode yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah metode polygon
thiessen
Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah penelitian sebagai
berikut:
1. Lokasi stasiun hujan di plot pada
peta. Antar stasiun dibuat garis lurus
penghubung.
2. Tarik garis tegak lurus di tengah-
tengah tiap garis penghubung
sedemikian rupa, sehingga
membentuk poligon Thiessen.Semua
titik dalam satu poligon akan
mempunyai jarak
terdekat dengan stasiun yang ada di
dalamnya dibandingkan dengan jarak
terhadap
stasiun lainnya. Selanjutnya, curah
hujan pada stasiun tersebut dianggap
representasi
hujan pada kawasan dalam poligon
yangbersangkutan
3. Luas areal pada tiap-tiap poligon
dapat diukur dengan planimeter dan
luas total dapat
diketahui dengan menjumlahkan luas
poligon.
4. Hujan rata-rata DAS

Hasil penelitian Hasil perhitungan data rerata hujan


kawasan Lebak dengan metode
poligon thiessen didapatkan curah
hujan rata-rata daerah pada bulan Mei
2019 adalah 186,97mm dan di dapat
bahwa stasiun hujan di daerah Lebak
dengan Luas 3.635 km seharusnya 7
stasiun namun dilapangan terdapat 8
stasiun. Hal ini baik, mengingat dapat
meningkatkan keakuratan data hujan
yang akan terkumpul karena pada
daerah Lebak cukup luas cakupannya.

Review Jurnal 6
Judul Prediksi Curah Hujan dengan
Menggunakan Algoritma Levenberg
Marquardt dan Back propagation
Jurnal Sustainable
Volume dan Halaman Vol. 5, No. 2, 11-16
Tahun 2016
Penulis Nola Ritha, Martaleli Bettiza dan
Ariel Dufan

Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk


memprediksi curah hujan dengan
menggunakan data Algoritma
Levenberg Marquardt dan
Backpropagation

Subjek penelitian Memprediksi curah hujan


Metode penelitian Metode penelitiannya yang digunakan
ialah pengumpulan data,
pengembangan sistem dan
perancangan sistem
Langkah-langkah penelitian Langkah-langkahnya mengumpulkan
data dimulai dari studi literatur baik
dari buku, jurnal ilmiah, internet,
maupun wawancara kepada
responden yang pakar dalam bidang
meteorologi dan geofisika. Dalam
membangun sistem ini, peneliti
menggunakan model linear
sequential. Perancangan sistem yang
dilakukan
pada penelitian ini menggunakan data
flow diagram (DFD)
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan
pemodelan dengan Algoritma
Levenberg Marquardt memberikan
hasil terbaik pada pemodelan data
dengan jumlah neuron hidden layer
10, Epoch 100, dengan nilai mse
sebesar 0.0776. Sedangkan Algoritma
Backpropagation jumlah neuron
hidden layer 4, Epoch 1.000 dengan
nilai mse sebesar 0.07876.

Review Jurnal 7
Judul Respons Curah Hujan Terhadap
Kejadian Dipole Mode (Dm) Di Kota
Pontianak
Jurnal Prisma Fisika
Volume dan Halaman Vol. 7, No. 2, Hal. 74 – 79
Tahun 2019
Penulis Reza Saputra, Muliadi dan Arie A.
Kushadiwijayanto

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan


mengkaji respon curah hujan terhadap
kejadian DM di Kota Pontianak
Landasan teori Pada penelitian Novi et
al (2018) diketahui bahwa curah
hujan di Pontianak
tidak terlalu dipengaruhi oleh
kejadian fenomena DM. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Warsini (2008) menunjukan bahwa
curah hujan di Pontianak di pengaruhi
oleh fenomena DM pada fase DM (+)
maupun DM (-).
Subjek penelitian Curah hujan dan sinyal DM
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah transformasi
wavelet dengan melihat
besarnya kekuatan curah hujan yang
telah dipecah menjadi beberapa
periode dan metode cross wavelet
untuk melihat hubungan antara curah
hujan dan DM
Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah penelitian pada
transformasi wavelet dikenal juga
istilah faktor turunan empiris yang
disebut COI, Langkah selanjutnya
dari transformasi wavelet yang
digunakan adalah spektrum wavelet
yang dinyatakan oleh persamaan,
Selanjutnya adalah wavelet power
spectrum yang dirata-ratakan untuk
skala tertentu yang menggambarkan
deret waktu varians
Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini
diketahui bahwa curah hujan ekstrim
di Kota Pontianak dipengaruhi oleh
kejadian DM selama 5 tahun. Sinyal
curah hujan terjadi lebih dahulu
dibandingkan sinyal DM.

Review Jurnal 8
Judul Kondisi El-Nino Melalui Citra Modis
Di Provinsi Jawa Identifikasi Pola
Curah Hujan Pada Timur
Jurnal Bumi Indonesia
Volume dan Halaman  Vol.3, No.2, 1-10
Tahun 2014
Penulis Rif’at Darajat, Sudaryatno dan
Wirastuti Widyatmanti
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui algoritma yang dapat
digunakan sebagai
paremeter-paremeter pendukung curah
hujan estimasi, membandingkan pola
curah hujan estimasi
pada kondisi el-nino dengan kondisi
normal, serta mengetahui tingkat
validasi curah hujan
estimasi terhadap curah hujan dari
stasiun hujan.
Landasan teori Dampak secara langsung dari
kejadian el-nino, yaitu musim
penghujan yang datang lebih akhir
serta menurunkan total curah hujan
(Qian et al., 2010). Total
karakteristik panjang gelombang
yang dimiliki oleh citra MODIS
adalah 36 buah saluran dan 12bit
kepekaan radiometric (Kuyper,
2005).
Subjek penelitian El nino, iklim dan curah hujan
Metode penelitian Metode yang digunakan yaitu
ekstraksi suhu permukaan awan
(SPA) dan albedo awan (ALB) dari
citra MODIS serta curah hujan dari
stasiun hujan untuk memperoleh
persamaan regresi linier berganda
Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah penelitian ini yaitu
Koreksi Geometrik dan Bow-Tie,
Koreksi Radiometrik, Masking Citra,
Pengolahan Citra untuk
memperoleh Suhu Kecerahan dan
Albedo Awan, Pengolahan Data
Curah Hujan (Estimasi Curah
Hujan),

Hasil penelitian Hasil penelitian berikut ialah


1. Algoritma Suhu Permukaan Awan
(SPA) menurut Coll, et al. (1994)
dan Sobrino, et al. (2008) serta
Albedo Awan (ALB) menurut
Strahler, et al. (1999) dapat
digunakan untuk mengidentifikasi
parameter-parameter pendukung
nilai curah hujan estimasi pada
kondisi el-nino melalui pengolahan
citra MODIS.
2. Intensitas curah hujan estimasi
pada tahun el-nino cenderung lebih
rendah jika dibandingkan dengan
tahun normal di Provinsi Jawa Timur
secara keseluruhan. Sedangkan, pola
distribusi curah hujan estimasi
menunjukkan bahwa sebagian besar
wilayah Provinsi Jawa Timur,
khususnya bagian timur, seringkali
tidak mengalami hujan ketika tahun
el-nino (2009/2010).
3. Pola yang ditunjukkan oleh curah
hujan estimasi pada kondisi el-nino
melalui citra MODIS, yaitu
overestimate dibandingkan nilai
curah hujan aktual dari data stasiun
hujan.

Review Jurnal 9
Judul Karakteristik Hujan Dan Awan
Penghasil Curah Hujan Harian Tinggi
Berdasarkan Data Micro Rain Radar
1,2,3) (Studi Kasus : Wilayah
Dramaga, Bogor)
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca
Volume dan Halaman Vol.17 No.1, 27 – 35
Tahun 2016
Penulis Sara Aisyah Syafira, Muhamad
Djazim Syaifullah dan Findy
Renggono

Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini untuk


mengetahui karakteristik hujan
berdasarkan jenis awan
Landasan teori Menurut Lestari (2002), kejadian
hujan tersebut, yang memengaruhi
kejadian banjir DKI Jakarta, tidak
hanya kejadian hujan yang terjadi di
wilayah DKI Jakarta itu sendiri,
tetapi juga yang terjadi di daerah
Cibinong, Bogor, Puncak dan
sekitarnya. Keuntungan dari mode
operasi ini yaitu data sinyal balik
yang diperoleh, dapat
dianalisis/diolah menjadi konsentrasi
dan ukuran butir air. (Peters et al.,
2002).
Subjek penelitian Awan
Metode penelitian Metode yang digunakan dengan
Pengoperasian Micro Rain Radar
(MRR)
Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah pada penelitian ini
ialah Pengolahan data MRR,
Pengukuran dan Pengumpulan Data
Curah Hujan,
Hasil penelitian Hasil penelitian ini yaitu Hasil
analisis terhadap data MRR ini
dengan cukup jelas memperlihatkan
bahwa kejadian hujan dengan
akumulasi curah hujan harian tinggi
di daerah tersebut utamanya
dihasilkan oleh awan-awan konvektif
yang mencapai ketinggian puncak
awan sekitar 4.5 km

Review Jurnal 10
Judul Prediksi Intensitas Curah Hujan
Menggunakan Metode Jaringan Saraf
Tiruan Backpropagation
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi
dan Ilmu Komputer
Volume dan Halaman Vol. 2, No. 10, 3793-3801
Tahun 2018
Penulis Defanto Hanif Yoranda, Muhammad
Tanzil Furqon dan Mahendra Data

Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini ialah


memprediksi Intensitas curah hujan
yang cukup sulit untuk diprediksi
Landasan teori Ketika gabungan titik-titik air ini
menjadi besar dan cukup berat maka
titik-titik air ini akan jatuh ke
permukaan Bumi. Proses ini yang
disebut dengan presipitasi atau hujan
(Anjayani & Haryanto, 2009).
Jaringan Saraf Tiruan memproses
data statistik non-linier dengan cara
mengadopsi cara kerja jaringan saraf
pada otak manusia untuk memproses
informasi yang didapat (Siang, 2009).
Subjek penelitian Data dari stasiun hujan
Metode penelitian Merode yang digunakan ialah metode
peramalan yang dapat digunakan
untuk melakukan peramalan, seperti
Jaringan Saraf Tiruan
Backpropagation yang digunakan
pada penelitian ini. Penelitian ini akan
menggunakan data time-series, yaitu
data intensitas curah hujan bulanan
dari Kabupaten Ponorogo
Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah penelitian ini yaitu
Pengumpulan Data, Pengujian
Learning Rate, Pengujian Batas
MAPE

Hasil penelitian Hasil terbaik dari penelitian ini yaitu


MAPE pengujian sebesar 20,28%
yang didapatkan dari stasiun penakar
hujan Balong. Proses pelatihan
tersebut menggunakan 10 neuron
pada input layer, data latih dari tahun
1997 hingga 2015, data uji pada tahun
2016, 40 neuron pada hidden layer,
batas MAPE sebesar 20%, dan
maksimum iterasi 200000
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Intensitas curah hujan yang berlebihan akan membuat berbagai bencana


alam seperti banjir dan tanah longsor. Hal ini dikarenakan pola perubahan iklim
yang terdapat di Indonesia. Dengan demikian banyak metode-metode yang
digunakan agar bisa melacak keberadaan hujan sehingga dengan metode ini
sedikit membantu daerah yang rawan akan bencana.

Anda mungkin juga menyukai