Anda di halaman 1dari 3

 

Pemberantasan korupsi pada masa orde baru

Sumber : Perkembangan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia (Era Orde Lama hingga Orde Baru),
(Hikmatus Syuraida, 2015) Politik Hukum Pemberantasan Korupsi Tiga Zaman : Orde Lama, Orde Baru
dan Era Reformasi (Abdi Kurnia Johan, 2010) www.acch.kpk.go.id

TPK (Tim Pemberantas Korupsi)

dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun 1967

Tugas memberantas tindak korupsi secara cepat dan tepat Komisi IV

Dibentuk tahun 1974, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1970

Drs. Moh. Hatta sebagai penasihat Komisi

IV

Pada masa orde baru banyak terjadi kasus pungutan liar. Pemerintah untuk memberantas kasus
pungutan liar tersebut melaksanakan Operasi Tertib (Opstib) berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 1977
tentang Operasi Penertiban. Opstib dipimpin oleh Laksamana TNI Sudomo

Pemberantasan korupsi pada masa reformasi

Sumber : Perkembangan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia (Era Orde Lama hingga Orde Baru),
(Hikmatus Syuraida, 2015) Politik Hukum Pemberantasan Korupsi Tiga Zaman : Orde Lama, Orde Baru
dan Era Reformasi (Abdi Kurnia Johan, 2010)

Pemerintahan Presiden

B.J. Habibie

•Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan

Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

•Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

•Membentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) berdasarkan Keputusan


Presiden Nomor 127 Tahun 1999

 
Pemberantasan korupsi pada masa reformasi

Sumber : Perkembangan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia (Era Orde Lama hingga Orde Baru),
(Hikmatus Syuraida, 2015) Politik Hukum Pemberantasan Korupsi Tiga Zaman : Orde Lama, Orde Baru
dan Era Reformasi (Abdi Kurnia Johan, 2010) www.acch.kpk.go.id

Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid

•Membentuk badan-badan negara, antara lain :

•Tim Gabungan Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK)

•Komisi Ombudsman Nasional

•Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara

•Dan Lembaga/Badan lainnya yang membantu Pemberantasa Korupsi

Korupsi

korupsi berasal dari Bahasa Latin, corruptio. Kata ini sendiri memiliki kata kerja corrumpere yang artinya
busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, atau menyogok

. Menurut TI, korupsi adalah perilaku pejabat publik, politikus, atau pegawai negeri, yang secara tidak
wajar dan legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengan kekuasaan, dengan cara
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Sesuai 30 pasal di dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

KAPITA SELEKTA DAN BEBAN BIAYA SOSIAL KORUPSI

Sesuai 30 pasal di dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001

1. Merugikan keuangan negara

2. Suap-menyuap 3.

Penggelapan dalam  jabatan

4. Pemerasan

5. Perbuatan curang

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan

7. Gratifikasi
KAPITA SELEKTA DAN BEBAN BIAYA SOSIAL KORUPSI

Pasal Yang Mengatur

(UU Nomor 31 tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001)

- Pasal 12B - Pasal 12C *Penerimaan gratifikasi harus dilaporkan ke KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak
diterimanya gratifikasi

7. Gratifikasi.

-Pasal 12 huruf i

6. Benturan

kepentingan dalam

pengadaan

1.- Pasal 7 ayat (1) huruf a 2.- Pasal 7 ayat (1) huruf b 3.- Pasal 7 ayat (1) huruf c 4.- Pasal 7 ayat (1) huruf
d 5.- Pasal 7 ayat (2) 6.- Pasal 12 huruf h

5. Perbuatan curang

1.- Pasal 12 huruf e 2.- Pasal 12 huruf g 3.- Pasal 12 huruf h

4. Pemerasan

1.- Pasal 8 2.- Pasal 9 3.- Pasal 10 huruf a 4.- Pasal 10 huruf b 5.- Pasal 10 huruf c

3. Penggelapan dalam jabatan

1.- Pasal 5 (1) huruf a 2.- Pasal 5 (1) huruf b 3.- Pasal 13 4.- Pasal 5 (2) 5.- Pasal 12 huruf a 6.- Pasal 12
huruf b 7.- Pasal 11 8.- Pasal 6 (1) huruf a 9.- Pasal 6 (1) huruf b 10.- Pasal 6 (2) 11.- Pasal 12 huruf c 12.-
Pasal 12 huruf d

2. Suap-menyuap

- Psl 2 - Psl 3

1. Merugikan keuangan negara

KAPITA SELEKTA DAN BEBAN BIAYA SOSIAL KORUPSI

Anda mungkin juga menyukai