Pemberantasan Korupsi Pada Masa Orde Baru
Pemberantasan Korupsi Pada Masa Orde Baru
Sumber : Perkembangan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia (Era Orde Lama hingga Orde Baru),
(Hikmatus Syuraida, 2015) Politik Hukum Pemberantasan Korupsi Tiga Zaman : Orde Lama, Orde Baru
dan Era Reformasi (Abdi Kurnia Johan, 2010) www.acch.kpk.go.id
IV
Pada masa orde baru banyak terjadi kasus pungutan liar. Pemerintah untuk memberantas kasus
pungutan liar tersebut melaksanakan Operasi Tertib (Opstib) berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 1977
tentang Operasi Penertiban. Opstib dipimpin oleh Laksamana TNI Sudomo
Sumber : Perkembangan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia (Era Orde Lama hingga Orde Baru),
(Hikmatus Syuraida, 2015) Politik Hukum Pemberantasan Korupsi Tiga Zaman : Orde Lama, Orde Baru
dan Era Reformasi (Abdi Kurnia Johan, 2010)
Pemerintahan Presiden
B.J. Habibie
Pemberantasan korupsi pada masa reformasi
Sumber : Perkembangan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia (Era Orde Lama hingga Orde Baru),
(Hikmatus Syuraida, 2015) Politik Hukum Pemberantasan Korupsi Tiga Zaman : Orde Lama, Orde Baru
dan Era Reformasi (Abdi Kurnia Johan, 2010) www.acch.kpk.go.id
Korupsi
korupsi berasal dari Bahasa Latin, corruptio. Kata ini sendiri memiliki kata kerja corrumpere yang artinya
busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, atau menyogok
. Menurut TI, korupsi adalah perilaku pejabat publik, politikus, atau pegawai negeri, yang secara tidak
wajar dan legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengan kekuasaan, dengan cara
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Sesuai 30 pasal di dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
Sesuai 30 pasal di dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001
2. Suap-menyuap 3.
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
7. Gratifikasi
KAPITA SELEKTA DAN BEBAN BIAYA SOSIAL KORUPSI
- Pasal 12B - Pasal 12C *Penerimaan gratifikasi harus dilaporkan ke KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak
diterimanya gratifikasi
7. Gratifikasi.
-Pasal 12 huruf i
6. Benturan
kepentingan dalam
pengadaan
1.- Pasal 7 ayat (1) huruf a 2.- Pasal 7 ayat (1) huruf b 3.- Pasal 7 ayat (1) huruf c 4.- Pasal 7 ayat (1) huruf
d 5.- Pasal 7 ayat (2) 6.- Pasal 12 huruf h
5. Perbuatan curang
4. Pemerasan
1.- Pasal 8 2.- Pasal 9 3.- Pasal 10 huruf a 4.- Pasal 10 huruf b 5.- Pasal 10 huruf c
1.- Pasal 5 (1) huruf a 2.- Pasal 5 (1) huruf b 3.- Pasal 13 4.- Pasal 5 (2) 5.- Pasal 12 huruf a 6.- Pasal 12
huruf b 7.- Pasal 11 8.- Pasal 6 (1) huruf a 9.- Pasal 6 (1) huruf b 10.- Pasal 6 (2) 11.- Pasal 12 huruf c 12.-
Pasal 12 huruf d
2. Suap-menyuap
- Psl 2 - Psl 3