Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH MOTIVASI DAN STRES KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. NUSANTARA SAKTI


Oleh:
NANANG DASEP EKO PRATAMA
NIM : 11181109
Tedi Pitri, SIP.,MM.

ABSTRAK
Penelitan ini di lakukan pada PT. Nusantara Sakti. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh motivasi kerja dan stres kerja secara simultan dan parsial
terhadap kinerja karyawan PT. Nusantara Sakti. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif-deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan PT. Nusantara Sakti dan sampel yang di gunakan 30 orang yang di
peroleh menggunakan non probability sampling dengan teknik sampling jenuh.
karena jumlah sample yang cukup kecil, sehingga semua populasi di jadikan
sample sehingga jumlah sample sebanyak 30 sample. Untuk menguji instrument
penelitian mengunakan uji validitas, uji realibilitas dan uji asumsi klasik,
kemudian untuk analisis pengaruh menggunakan analisis korelasi Rank spearman,
analisis koefisien determinasi dan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan
hasil analisis korelasi yang telah di lakukan menunjukkan bahwa nilai korelasi
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 0,115 yang termasuk korelasi
sangat rendah karena berada pada interval 0,00-0,199 dan nilai korelasi motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 0,602 yang termasuk kategori kuat karena
pada interval 0,50-0,799. Berdasarkan analisis determinasi yang telah di lakukan
menunjukkan besarnya kontribusi pengaruh motivasi kerja dan stres kerja
terhadap kinerja karyawan yang di tunjukkan dengan nilai R square sebesar 0,582
atau 58,2% dan sisanya 41,8% di pengaruhi oleh variable lain selain motivasi
kerja dan stres kerja yang tidak di teliti oleh peneliti.
Kata kunci: motivasi kerja, stres kerja dan kinerja karyawan.

1
EFFECT OF MOTIVATION AND WORK STRESS ON
EMPLOYEE PERFORMANCE OF PT. NUSANTARA SAKTI
By:
NANANG DASEP EKO PRATAMA
ID : 11181109
Tedi Pitri, SIP., MM.

ABSTRACT

This research was conducted at PT. Sakti Archipelago. This study aims to
determine the effect of work motivation and work stress simultaneously and
partially on the performance of employees of PT. Sakti Archipelago. The type of
research used is quantitative-descriptive research. The population in this study
were employees of PT. Nusantara Sakti and the sample used was 30 people who
were obtained using non-probability sampling with saturated sampling technique.
because the number of samples is quite small, so that all the population is made
into a sample so that the number of samples is 30 samples. To test the research
instrument using validity test, reliability test and classical assumption test, then
for influence analysis using Rank Spearman correlation analysis, coefficient of
determination analysis and multiple linear regression analysis. Based on the
results of the correlation analysis that has been done, it shows that the correlation
value of work motivation on employee performance is 0.115 which includes a very
low correlation because it is in the 0.00-0.199 interval and the correlation value
of work motivation on employee performance is 0.602 which is included in the
strong category because at the interval 0.50-0.799. Based on the analysis of
determination that has been done, it shows the magnitude of the contribution of
the influence of work motivation and work stress on employee performance which
is indicated by the R square value of 0.582 or 58.2% and the remaining 41.8% is
influenced by other variables besides work motivation and work stress. which the
researchers did not examine.
Keywords: work motivation, work stress and employee performance

2
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keberadaan sumberdaya manusia di dalam suatu perusahaan memegang
peranan yang sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang sangat besar
dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Potensi setiap sumberdaya manusia
yang ada di dalam perusahaan haruslah di manfaatkan sebaik baiknya, sehingga
mampu memberikan hasil yang maksimal. Perusahaan dan karyawan adalah dua
hal yang saling membutuhkan. Jika karyawan berhasil membawa kemajuan bagi
perusahaan, keuntungan yang diperoleh akan di petik oleh kedua belah pihak.
Bagi karyawan keberhasilan merupakan aktualisasi potensi diri sekaligus peluang
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan bagi perusahaan keberhasilan
merupakan sarana menuju pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Rivai (dalam M. Busro 2018:88), pengertian kinerja adalah
kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang
diharapkan. Pengertian ini juga menekankan tugas dan fungsi dari individu dan
kelompok dalam menyelesaikan tugas.
Menurut Mangkunegara (dalam GYA, HW, RD. 2018:2) stress kerja adalah
perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stress
tidak hanya dilihat dari suatu kondisi karyawan didalam menghadapi lingkungan
kerja namun stress kerja dapat merupakan suatu perasaan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi stres kerja karyawan antaranya
faktor fisik, faktor lingkungan, faktor kepribadian, sosial budaya dan kejenuhan
kerja. Fenomena yang terjadi yaitu karyawan merasa tidak semangat dalam
melakukan pekerjaannya dikarenakan tuntutan target pekerjaan yang harus dicapai
setiap bulannya, dan lembur kerja dihari libur.

Tabel 1.1
Rekapitulasi Penjualan Motor Merek Honda Periode Januari – Juni Tahun
2021 PT. Nusantara Sakti

Bulan Persentase Target Realisasi Persentase


Absensi (Unit) (Unit) Penjualan

Januari 80% 44 32 72.72%

Februari 93% 44 40 90.90%

Maret 84% 44 35 79.54%

April 88% 44 38 86.36%

Mei 100% 44 44 100%

3
Juni 60% 44 27 61.36%

Sumber: Bagian Penjualan PT. Nusantara Sakti

Cabang Rambay Tahun 2021


Berdasarkan tabel 1.1 PT. Nusantara Sakti cabang rambay menetapkan target
penjualan perusahaan setiap bulannya sebanyak 44 unit sepeda motor. Dari data
tersebut dapat disimpulkan ketika absensi meningkat maka volume penjualan
yang dicapai perusahaan ikut meningkat, begitu juga sebaliknya ketika absensi
menurun kareana kurangnya motivasi dan tingkat stres yang dihadapi karyawan
karena tuntutan target maka dapat mengakibatkan munurunnya target penjualan
yang dicapai.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul :
“Pengaruh Motivasi dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Nusantara Sakti”
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat diperoleh
rumusan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Motivasi, Stres Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT.
Nusantara Sakti?
2. Bagaimana pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Nusantara Sakti?

3. Bagaimana pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT.


Nusantara Sakti?

4. Bagaimana pengaruh Motivasi dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan


pada PT. Nusantara Sakti?

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data,
mengolah, menganalisa dan menginterprestasikan mengenai pengaruh Motivasi
dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Nusantara Sakti.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Mengetahui pengaruh Motivasi, Stres Kerja dan Kinerja Karyawan Pada
PT. Nusantara Sakti

2. Mengetahui pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.


Nusantara Sakti

4
3. Mengetahui pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
Nusantara Sakti
4. Mengetahui pengaruh Motivasi dan Stres Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Secara Simultan Pada PT. Nusantara Sakti
1.5. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2019:96) kerangka pemikiran adalah sintesa tentang

hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah di

deskripsikan.

1. Kebutuhan Motivasi (X1) Kinerja (Y)


untuk
berprestasi Motivasi sebagai proses yang Kesediaan seseorang
menjelaskan intensitas, arah, atau kelompok orang
2. Kebutuhan dan ketekunan seseorang untuk melakukan
memperluas individu untuk mencapai sesuatu kegiatan dan
pergaulan tujuannya. menyempurnakannya
1. Hasil
sesuai dengan tanggung
3. Kebutuhan kerja
Robbins dan Judge jawab dengan hasil
menguasai seperti yang diharapkan. 2. Perilaku
Pengertian ini juga kerja
menekankan tugas dan
1. Tuntutan fungsi dari individu dan 3. Sifat
Stres Kerja (X2)
Fisik kelompok dalam pribadi
Stress kerja adalah menyelesaikan tugas.
2. Tuntutan
perasaan tertekan yang
Peran Rivai
dialami karyawan dalam
3. Perubahan menghadapi pekerjaan. (dalam M. Busro
Kehidupan 2018:88)
Mangkunegara

(dalam GYA, HW, RD.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

5
B. TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi Kerja (X1)
Robbins dan Judge (dalam m. busro 2018:50) mendefinisikan motivasi
sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seseorang
individu untuk mencapai tujuannya.

Stres Kerja (X2)


Menurut Mangkunegara (dalam GYA, HW, RD. 2018:2) Stress kerja adalah
perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres
sebagai akibat ketidak seimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki
individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi juga stres yang
dialami individu, dan akan mengancam.
Kinerja Karyawan (Y)
Menurut Rivai (dalam M. Busro 2018:88), pengertian kinerja adalah
kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang
diharapkan. Pengertian ini juga menekankan tugas dan fungsi dari individu dan
kelompok dalam menyelesaikan tugas.
Teori Hubungan X dengan Y

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan


Henry Simamora (2014:14) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
motivasi dengan kinerja karyawan. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia,
dilandasai oleh sebuah motivasi tertentu.
Pengaruh Stres Terhadap Kinerja Karyawan
Robbins (2009:801), menjelaskan hubungan stres terhadap kinerja bahwa stres
pada tingkat rendah sampai sedang dapat merangsang tubuh dan meningkatkan
kemampuan bereaksi. Pada saat itulah individu melakukan tugasnya dengan lebih
baik, lebih insentif, atau lebih cepat.

Pengaruh Motivasi dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan


1. Motivasi
Menurut Wibowo (2014:323) Motivasi merupakan dorogan terhadap
serangkaian proses prilaku manusia pada pencapaian tujuan. Menurut Maslow
dalam Morhead dan Griffin (2013:90) Indikator tersebut sebagai berikut:
Kebutuhan dasar seperti makanan dan udara, Keselamatan dan keamanan yang
meliputi rumah dan pakaian, mewujudkan potensi diri.

6
2. Stres Kerja
Menurut Zainal (2010:108) Stres Kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang
menciptakan adanya ketidakseimbanganfisik dan psikis yang mempengaruhi
emosi , proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan. Menurut Morhead dan
Griffin (2013:179-185) indikator tersebut sebagai berikut: Tuntutan tugas,
tuntutan fisik, Tuntutan peran, Tuntutan antar personal, Perubahan kehidupan,
Trauma kehidupan.

3. Kinerja Karyawan
Menurut Noor (2013:27) Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus
diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil individu dihubungkan dengan visi yang diemban suatu
organisasi, serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan
oprasioanal.

C. METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Berdasarkan rancangan metode yang digunakan, maka penelitian yang dilakukan
menggunakan metode survey, Menurut Sugiyono (2019:57) metode survey adalah
metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang
terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik,
perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang
variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu,
Teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) yang
tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung digeneralisasikan. Sehingga
peneliti dapat mengetahui sejauh mana pengaruh antara motivasi dan stres kerja
terhadap kinerja karyawan pada PT. Nusantara Sakti.

Populasi dan Sampel


Populasi
Menurut Sugiyono (2017), populasi adalah wilayah umum yang terdiri atas
subyek atau obyek yang memiliki karakteristik serta kualitas tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti agar dapat dipelajari dan setelah itu diperoleh kesimpulan.
Populasi merupakan jumlah yang terdapat pada subyek atau obyek yang dipelajari
oleh peneliti yang meliputi seluruh sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh
subyek atau obyek tersebut.

Penelitian ini menggunakan populasi dari seluruh karyawan PT. Nusantara


Sakti yaitu sebanyak 30 karyawan.

7
Sampel
Menurut Sugiyono, 2019:127 Sample adalah bagian dari populasi yang
memiliki karateristik tertentu yang sama, yang dapat mewakili populasinya untuk
dapat diteliti.
Dalam penelitian ini samplenya berjumlah 30 orang, maka sample yang akan
diambil adalah seluruh jumlah populasi.

Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat bersumber pada dua sumber yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada peniliti. Sedangkan sumber data sekunder
adalah data yang tidak langsung diberikan kepada peniliti melainkan melalui
orang lain atau dokumen.
Untuk menentukan jumlah sample dalam penelitian ini peneliti memberikan
sebuah batasan. Apabila objeknya kurang dari 100 maka populasi menjadi sample
atau penelitian populasi. Karena dalam penelitian ini objeknya berjumlah 30
orang maka seluruh populasi menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini
Teknik pengumpulan data yang akan gunakan berupa Teknik pengumpulan data
melalui kuisioner (angket), wawancara dan observasi sebagai pengumpulan data
pelengkap.
Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2015), Operasionalisasi variable adalah suatu atribut, sifat
atau nilai dari objek kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Tabel: 1.2 Operasionalisasi Variabel


No Definisi Dimensi Indikator Skala No
1 Motivasi Kerja (X1) 1.Berani mengambil 1.Berani mengambil resiko Likert 1
resiko 2.Tanggung Jawab 2
Motivasi adalah suatu 3.Memiliki tujuan realistic 3
tindakan atau penggerak 4.Berani bertangung jawab 4
yang menghasilkan dan menerima resiko
semangat kerja pada diri
seseorang agar mampu
bekerja sama dalam 2.Memperluas 1.Memperhatikan segi Likert 5
memunculkan suatu ide pergaulan hubungan
kerja untuk mencapai 2.Mementingkan kerja 6
target yang diinginkan. sama
3.Mencari kesepakatan dari 7
orang lain
Robbins dan Judge
(dalam M. Busro

8
2018:50) 3.Kebutuhan 1.Berusaha menolong Likert 8
menguasai sesuatu orang lain
2.Aktif menentukan arah 9
kegiatan organisasi
3.Menjadi anggota 10
perkumpulan untuk meraih
prestasi

4.Pencapaian target 1.bekerja sesuai target likert 11


2.Karyawan bekerja sesuai 12
motivasi
3.Pencapaian target dengan 13
motivasi
2 Stres Kerja (X2) 1.Kemampuan kerja 1.Memberi saran pada Likert 1
atasan untuk meningkatkan
Stress kerja adalah produktivitas organisasi
perasaan tertekan yang 2.Menghargai rekan kerja 2
dialami karyawan dalam satu sama lain
menghadapi pekerjaan. 3.Bekerja sama dengan 3
rekan kerja secara baik

Mangkunegara 2.Ketepatan waktu 1.Menyelesaikan pekerjaan Likert 4


(dalam GYA, HW, RD. sesuai deadline
2018:2) 2.Datang tepat waktu 5
3.Menghargai rekan kerja 6
satu sama lain

3.Kualitas Pekerjaan 1.Melakukan pekerjaan Likert 7


sesuai operation manual
2.Melakukan pekerjaan 8
sesuai inspection manual
3.Melakukan pekerjaan
sesusai SOP perusahaan 9

4.Tekanan Pekerjaan 1.Jam kerja terlalu tinggi Likert 10

9
2. Beban pekerjaan dinilai 11
berat
3. Penambahan target 12
penjualan

3 Kinerja Karyawan (Y) 1.Hasil kerja 1.Kualitas hasil kerja Likert 1


2.kuantitas hasil kerja 2
Kinerja adalah hasil 3.Efisiensi dalam 3
kerja yang dapat dicapai melaksanakan tugas
oleh seseorang atau
kelompok orang dalam
suatu perusahaan sesuai 2.Perilaku kerja 1.Disiplin kerja Likert 4
dengan wewenang dan 2.Inisiatif 5
tanggung jawab masing- 3.Ketelitian 6
masing dalam upaya
pencapaian tujuan 3.Sifat pribadi 1.Kejujuran Likert 7
organisasi secara illegal, 2.Kreativitas 8
tidak melanggar hukum 3.Sopan 9
dan tidak bertentangan
dengan moral dan etika.

Rivai (dalam M. Busro


2018:88)

Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh respondent atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data setiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
(Sugiyono, 2019:206).
Uji Instrumen
Dalam tehnik kuesioner, penulis menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono
(2019:145) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan Panjang pendekmnya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan
data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019:146) skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.

10
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai negatif. Responden diminta untuk menyatakan
kesetujuannya atau ketidak setujuannya terhadap isi pernyataan kedalam lima
kategori jawaban.

Selanjutnya nilai skala yang diberikan dikaitkan dengan frekuensi dari


jawaban yang akan menghasilkan bobot nilai setiap pertanyaan tersebut
dijumlahkan sehingga dihasilkan bobot total.

Uji Asumsi Klasik


Menurut Rochmat Aldy (2016:107) Uji asumsi klasik digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinearitas, autokorelasi, dan
heteroskedastis pada model regresi. Model regresi linier dapat disebut sebagai
model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik yaitu data
residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas. Harus terpenuhinya asumsi klasik karena agar diperoleh
model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercaya.
Apabila ada satu syarat saja yang tidak terpenuhi, maka hasil analisis regresi tidak
dapat dikatakan bersifat BLUE (Best Linear UnbiasedEstimator).
Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2019:206) Statisik deskriptif merupakan statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis Korelasi/Komparatif
Menurut Sugiyono (2016:57) uji korelasi adalah untuk menguji apakah dua
variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang kuat ataukah tidak
kuat, apakah hubungan tersebut positif atau negatif untuk menghitung besarnya
derajat hubungan antara variabel, penulis menggunakan Rho Spearman (rs).
Untuk menghitung Rho Spearman, masing- masing variabel harus dirangking
terlebih dahulu dari terkecil hingga terbesar bentuk umum Rho Spearman adalah
sebagai baerikut (Bambang S. Soedibjo, 2015:154)

Keterangan :

i = Selisih rangking kedua variable

11
N = Ukuran sampel

Koefisien Determinasi dan Analisis Regresi


Koefisien Determinasi
Menurut Nurhasanah (2016:77) koefisien determinasi adalah bagian dari
keragaman total variabel terikat Y (variabel yang dipengaruhi dependen) yang
dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X
(variabel yang memengaruhi atau independen). Semakin besar koefisien
determinasi menunjukan semakin baik kemampuan X menerangkan Y.
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa besar
kontribusi atau peranan variabel X terhadap variabel Y. Adapun rumus
koefisien determinannya adalah sebagai berikut:
KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi
R = Koefisien Korelasi

Analisis Regresi Linier Berganda


Menurut Sugiyono (2017:275) regresi linier berganda merupakan regresi yang
memiliki satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independent.

Jadi analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel independennya


minimal 2. Adapun persamaan regresi ganda dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2
Keterangan :

Y = Variabel Kepuasan Pelanggan


b1 = Koefisien regresi Kualitas Pelanggan

b2 = Koefisien regresi Harga

X1 = Variabel Kualitas Pelayanan (Variabel Independen)


X2 = Variabel Harga (Variabel Independen)

12
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Instrumen

Uji Reabilitas
Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Pengukuran reabilitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara pengukuran sekali. Dalam hal ini SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reabilitas uji statistik Cronbach’Alpha. Suatu variabel dikatajan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach’Alpha > 0,60

Uji Reliabilitas Motivasi Kerja


Uji reliabilitas Motivasi Kerja dilakukan terhadap 13 indikator yang dapat
dilihat dalam tabel perhitungan dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS
Statistics Program Version 26,0. Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh
nilai Alpha Cronbach’s yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Uji Reabilitas Variabel Motivasi Kerja

Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
,722 13

Sumber: Output SPSS 26,2022

Berdasarkan tabel tersebut, nilai reliabilitas variabel Motivasi Kerja dari 13


pernyataan diperoleh nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,722 artinya nilai reliabel
>0,6 yang berarti variabel Motivasi Kerja dapat dipercaya sebagai alat untuk
mengumpulkan data atau jawaban responden yang konsisten.

Uji Reliabilitas Variabel Stres Kerja


Uji reliabilitas Stres Kerja dilakukan terhadap 9 indikator yang dapat dilihat
dalam tabel perhitungan dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistics
Program Version 26,0. Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh nilai Alpha
Cronbach’s yang dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Uji Reabilitas Variabel Stres Kerja


Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
,623 9

Berdasarkan tabel tersebut, nilai reliabilitas variabel Stres Kerja dari 9


pernyataan diperoleh nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,623 artinya nilai reliabel

13
>0,6 yang berarti variabel Motivasi Kerja dapat dipercaya sebagai alat untuk
mengumpulkan data atau jawaban responden yang konsisten.
Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan
Uji reliabilitas Kinerja Karyawan dilakukan terhadap 9 indikator yang dapat
dilihat dalam tabel perhitungan dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS
Statistics Program Version 26,0. Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh
nilai Alpha Cronbach’s yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Uji Reabilitas Variabel Kinerja Karyawan

Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
,696 9

Berdasarkan tabel tersebut, nilai reliabilitas variabel Kinerja Karyawan dari 9


pernyataan diperoleh nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,696 artinya nilai reliabel
>0,6 yang berarti variabel Motivasi Kerja dapat dipercaya sebagai alat untuk
mengumpulkan data atau jawaban responden yang konsisten.

Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur
yang dirancang dalam bentuk kuisioner dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
Item – item pada kuesioner harus diuji keabsahaannya untuk mengetahui valid
tidaknya suatu item.

Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja


Uji Validitas Persepsi Harga dilakukan terhadap 12 indikator yang dapat
dilihat dalam tabel perhitungan dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS
Statistics Program Version 26,0. Kriteria validitas adalah jika koefisien korelasi
bernilai >0,30, maka butir dinyatakan valid, angka 0,30 merupakan Rtabel untuk
validitas data dengan α 5%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis pearson
correlate bivariate, maka uji validitas instrumennya dapat dilihat pada tabel 4.7
dibawah ini:

14
Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja

Variabel Indikator rhitung rtabel Keterangan


X1.1 0,466 0,30 Valid
X1.2 0,442 0,30 Valid

X1.3 0,552 0,30 Valid

X1.4 0,472 0,30 Valid

X1.5 0,511 0,30 Valid


X1.6 0,444 0,30 Valid

Motivasi Kerja X1.7 0,356 0,30 Valid

(X1) X1.8 0,410 0,30 Valid

X1.9 0,377 0,30 Valid


X1.10 0,479 0,30 Valid
X1.11 0,488 0,30 Valid

X1.12 0,621 0,30 Valid


X1.13 0,621 0,30 Valid
Sumber : output SPSS 26,2022

Berdasarkan hasil uji validitas variabel motivasi kerja tersebut, maka


responden dapat menjawab semua butir pernyataan, dimana hasilnya dari 13
pernyataan indikator dinyatakan valid karena melebihi Rtabel. Hal ini berarti, 13
pernyataan tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur yaitu mengukur
motivasi kerja.

Uji Validitas Stres Kerja


Uji Validitas Stres Kerja dilakukan terhadap 9 indikator yang dapat dilihat
dalam tabel perhitungan dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistics
Program Version 26,0. Kriteria validitas adalah jika koefisien korelasi bernilai
>0,30, maka butir dinyatakan valid, angka 0,30 merupakan Rtabel untuk validitas
data dengan α 5%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis pearson correlate
bivariate, maka uji validitas instrumennya dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah
ini:

Uji Validitas Variabel Stres Kerja

15
Variabel Indikator rhitung rtabel Keterangan
X2.1 0,420 0,30 Valid

X2.2 0,573 0,30 Valid


X2.3 0,412 0,30 Valid

X2.4 0,577 0,30 Valid

Stres Kerja X2.5 0,738 0,30 Valid

(X2) X2.6 0,761 0,30 Valid


X2.7 0,759 0,30 Valid

X2.8 0,801 0,30 Valid

X2.9 0,679 0,30 Valid


Sumber : output SPSS 26,2022

Berdasarkan hasil uji validitas variabel stres kerja tersebut, maka responden
dapat menjawab semua butir pernyataan, dimana hasilnya dari 9 pernyataan
indikator dinyatakan valid karena melebihi Rtabel. Hal ini berarti, 9 pernyataan
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur yaitu mengukur stress kerja.

Uji Validitas Kinerja Karyawan


Uji Validitas Kinerja Karyawan dilakukan terhadap 9 indikator yang dapat
dilihat dalam tabel perhitungan dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS
Statistics Program Version 26,0. Kriteria validitas adalah jika koefisien korelasi
bernilai >0,30, maka butir dinyatakan valid, angka 0,30 merupakan Rtabel untuk
validitas data dengan α 5%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis pearson
correlate bivariate, maka uji validitas instrumennya dapat dilihat pada tabel
dibawah tabel 4.9 ini:

Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan

Variabel Indikator rhitung rtabel Keterangan


Y.1 0,496 0,30 Valid

Y.2 0,538 0,30 Valid

Y.3 0,376 0,30 Valid

Y.4 0,635 0,30 Valid


Kinerja Karyawan Y.5 0,705 0,30 Valid

16
(Y) Y.6 0,775 0,30 Valid
Y.7 0,770 0,30 Valid

Y.8 0,788 0,30 Valid


Y.9 -0,453 0,30 Tidak Valid
Sumber : output SPSS 26,2022

Berdasarkan hasil uji validitas variabel Motivasi Kinerja Karyawan tersebut,


maka responden dapat menjawab semua butir pernyataan, dimana hasilnya dari 9
pernyataan indikator dinyatakan tidak semuanya valid karena ada yang kurang
dari Rtabel. Hal ini berarti, 9 pernyataan tersebut tidak dapat mengukur apa yang
hendak diukur yaitu mengukur kinerja karyawan.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016;154). Uji normalitas non-parametik Kolmogorov
Smirov (K-S) merupakan salah satu cara untuk menguji normalitas residual. Uji
(KS) dilakukan dengan membuat hipotesis. Pembuktian apakah data tersebut
memiliki distribusi normal atau tidak dapat dilihat pada bentuk distribusi datanya.

Analisis Statistik Kolmogorov-Simirnov (K-S)


Selain itu, uji normalitas dapat dibuktikan dengan cara Kolmogorov smirnov.
Tujuan dilakukannya uji normalitas ini yaitu untuk menguji apakah variable
residual dalam penelitian ini terdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

17
Hasil Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 30
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b
Std. 2,91567649
Deviation

Most Absolute ,112


Extreme
Differences Positive ,112

Negative -,096
Kolmogorov-Smirnov Z ,612
Asymp. Sig. (2-tailed) ,848

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


Sumber : output SPSS 26,2022

Berdasarkan Tabel diatas, hasil dari uji normalitas untuk One-Sample


Kolmogorov-Smirnov Test, 30 sampel dapat diketahui bahwa nilai Asymp.Sig.(2-
tailed). sebesar 0,848 yang mana nilai nya lebih dari 0,05 atau 5%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa data residual terdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016:104), jika pada model persamaan regresi mengandung
gejala multikolinearitas, berarti terjadi korelasi (mendekati sempurna) antar
variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Suatu model regresi yang bebas multiko adalah sebagai
berikut mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) lebih dari 10.

18
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 46,722 11,955 1,480 ,142

Motivasi ,334 ,060 ,409 5,532 ,000 ,952 1,050

Stres ,490 ,074 ,492 6,652 ,000 ,952 1,050


Kerja

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


Sumber : Output SPSS 26, 2022

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diketahui nilai VIF untuk masing-
masing variabel penelitian sebagai berikut:

1. Nilai VIF untuk variabel motivasi kerja sebesar 1,050 < 10 dan nilai toleransi
sebesar 0,952 > 0,10 sehingga variabel Persepsi Harga dinyatakan tidak terjadi
gejala multikolinieritas.

2. Nilai VIF untuk variabel stres kerja sebesar 1,050 < 10 dan nilai toleransi
sebesar 0,952 > 0,10 sehingga variabel Promosi Penjualan dinyatakan tidak terjadi
gejala multikolinieritas.

Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2016:134) uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan Variance dari residual
dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dan residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan
jika variance berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk melihat adanya
heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

19
GRAFIK SCATTER PLOT

Sumber SPSS 26, 2022

Dengan melihat grafik scatterplot di atas, terlihat titik-titik menyebar secara


acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas
pada model regresi yang digunakan.

Penilaian Instrument Variabel (X1) Motivasi Kerja


Penilaian terhadap variabel motivasi kerja terdiri dari 4 dimensi yang
dijabarkan kedalam 13 indikator yang dinilai jawaban responden menggunakan
anlisis frekuensi, dapat disajikan dalam tabel berikut:

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

S 12 40,0 40,0 40,0

Valid Ss 18 60,0 60,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

20
Penilaian instrument variabel (X2) Stres Kerja
Penilaian terhadap variabel Stres Kerja terdiri dari 3 dimensi yang dijabarkan
kedalam 9 indikator yang dinilai jawaban responden menggunakan anlisis
frekuensi, dapat disajikan dalam table berikut :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Sts 1 3,3 3,3 3,3

Ts 1 3,3 3,3 6,7

Valid S 14 46,7 46,7 53,3

Ss 14 46,7 46,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Penilain Variabel Y
Penilaian terhadap variabel Kinerja Karyawanterdiri dari 3dimensi yang
dijabarkan kedalam 9 indikator yang dinilai jawaban responden menggunakan
anlisis frekuensi, dapat disajikan dalam tabel berikut :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ts 1 3,3 3,3 3,3

S 13 43,3 43,3 46,7


Valid
Ss 16 53,3 53,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Sumber: SPSS 26, 2022

Berdasarakan tabel diatas, maka responden yang menjawab tidak setuju


sebanyak 1 orang yaitu sebear 3,3%, responden yang menjawab setuju sebanyak
13 orang dengan presentase 43,3% dan responden yang menjawab sangat setuju
sebanyak 16 orang yaitu sebesar 53,3% dengan pernyataan “Menjadi karyawan
yang disiplin”.

21
Pengaruh Variabel X dengan Y
Analisis Korelasi
Menurut Sugiyono (2019:228) Analisis korelasi menunjukan arah dan kuatnya
hubungan antara dua variabel. Arahnya dinyatakan dalam bentuk hubungan positif
dan negatif, dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Menurut Sugiono
(2018:242) Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat
Hubungan dapat dilihat sebagai berikut :

0,00-0,199 = Sangat rendah

0,20-0,399 = Rendah
0,40-0,599 = Sedang
0,50-0,799 = Kuat

0,80-1000 = Tinggi

Tabel 4.42

Correlations
motivasi kinerja
kerja stres kerja karyawan
Spearman motivasi Correlatio 1,000 0,262 0,115
's rho kerja n
Coefficient

Sig. (2- 0,147 0,531


tailed)
N 32 32 32
stres kerja Correlatio 0,262 1,000 .602**
n
Coefficient

Sig. (2- 0,147 0,000


tailed)
N 32 32 32
kinerja Correlatio 0,115 .602** 1,000
karyawan n
Coefficient

Sig. (2- 0,531 0,000


tailed)
N 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : output SPSS 26,2022

22
Dari hasil perhitungan korelasi rank spearman variabel motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan, diperoleh hasil berupa angka koefisien korelasi
sebesar 0.115. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pengaruh motivasi terhadap
kinerja karyawan PT. Nusantara Sakti tergolong sangat rendah.

Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan merupakan pengaruh


positif, artinya jika semakin baik motivasi kerja maka kinerja karyawan akan
meningkat, sebaliknya semakin menurunnya motivasi kerja maka kinerja
karyawan akan menurun.

Sedangkan variabel stres kerja, diperoleh hasil berupa angka koefisien korelasi
sebesar 0,602. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pengaruh stress kerja terhadap
kinerja karyawan PT. Nusantara Sakti tergolong kuat.

Pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan merupakan pengaruh positif,


artinya jika semakin menurun stres kerja maka kinerja karyawan akan meningkat,
sebaliknya semakin tinggi stress kerja maka kinerja karyawan akan menurun.

Koefisien Determinasi dan Analisis Regresi Berganda


Koefisien Determinasi
Analisis ini merupakan bagian dari analisis linear berganda yang digunakan
guna mengukur kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen
yang dinyatakan dalam persentase.

Menurut Nurhasanah (2016:77) koefisien determinasi adalah bagian dari


keragaman total variabel terikat Y (variabel yang dipengaruhi dependen) yang
dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel
yang memengaruhi atau independen). Semakin besar koefisien determinasi
menunjukan semakin baik kemampuan X menerangkan Y.
Adapun hasil pengolahan data dengan menggunakan program spss 26 dapat
dilihat melalui tabel berikut ini :

Model Summary

Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate
1 .763a 0,582 0,553 2,366

a. Predictors: (Constant), stres kerja, motivasi kerja

Sumber : output SPSS 26,2022

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh nilai koefisien determinasi (R2)


sebesar 0,582 yang dapat diartikan bahwa pengaruh variabel bebas X1 (motivasi
kerja), dan X2 (stress kerja) terhadap variabel terikat Y (kinerja karyawan) adalah

23
sebesar 58,2% sedangkan sisanya 41,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
penelitian ini.
Analisis Regresi Berganda
Menurut Nurhasanah (2016:90) analisis regresi merupakan alat analisis
statistika yang memanfaatkan hubungan antara 2 variabel. Tujuannya adalah
untuk membuat perkiraan (prediksi) yang dapat dipercaya untuk nilai suatu
variabel. Persamaan regresi adalah suatu persamaan matematika yang
mendefinisikan hubungan antara 2 variabel.
Menurut Nurhasanah (2016:104) Regresi berganda digunakan untuk
mengetahui arah dan besarnya pengaruh dari variabel bebas yang jumlahnya lebih
dari satu terhadap variabel terikatnya.

Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan
untuk membuktikan hipotesis mengenai adanya pengaruh positif motivasi kerja
dan stress kerja secara parsial dan simultan terhadap kepuasan pelanggan PT.
Nusantara Sakti. Adapun hasil pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS 26 dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.44
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 46,722 11,955 1,480 ,142

Motivasi ,334 ,060 ,409 5,532 ,000 ,952 1,050

Stres ,490 ,074 ,492 6,652 ,000 ,952 1,050


Kerja

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


Sumber : output SPSS 26,2022

Berdasarkan tabel 4.44 diatas dapat dilihat nilai constant (nilai a) sebesar
46,722 dan untuk motivasi kerja (nilai β) sebesar 0,334 dan stress kerja (nilai β)
0,490 sehingga dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 46,722 + 0,334X₁ + 0,490X₂
Sehingga dari persaaan regresi tersebut dapat diterjemahkan:

24
1. Nilai constant kepuasan pelanggan (Y) sebesar 46.722 yang menyatakan jika
variabel X1, X2 sama dengan nol yaitu motivasi dan stres kerja maka kinerja
karyawan adalah 46.722
2. Koefisien X₁ sebesar 0,334 berarti setiap terjadi peningkatan variabel X₁
(motivasi kerja) sebesar 1 kali, maka kinerja karyawan meningkat sebesar 0,334
atau sebaliknya jika terjadi penurunan maka motivasi kerja menurun sebesar
0,334. Nilai koefisien regresi variabel motivasi (X1) yaitu sebesar 0,334 artinya
motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
3. Koefisien X₂ sebesar 0,490 berarti setiap terjadi peningkatan variabel X₂ (stres
kerja) sebesar 1 kali, maka kinerja karyawan meningkat sebesar 0,490 atau
sebaliknya jika terjadi penurunan maka stres kerja menurun sebesar sebesar 0,490.
Nilai koefisien regresi variabel stres kerja (X2) yaitu sebesar 0,490 artinya stres
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dan stres kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Nilai koefisien regresi motivasi (0,334)
dan stres kerja (0,490) , karena 0,334<0,490 maka variabel stres kerja paling
dominan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pengujian motivasi kerja dan
stres kerja terhadap kinerja karyawan PT. Nusantara Sakti maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian analisis statistik deskriptif, variabel motivasi
terdapat 13 indikator yang dapat dinilai baik dengan 62% responden menjawab
setuju. Pada variabel stres kerja yang dinilai baik dengan 68% responden menjawa
setuju, dan pada variabel kinerja karyawan terdapat 9 indikator yang dinilai baik
dengan 68% responden menjawab setuju. Variabel stres kerja yang terdiri dari 9
indikator, dapat disimpulkan ke-9 indikator tersebut dinilai baik oleh responden
dengan rata-rata 65,4% responden menjawab setuju.
2. Nilai korelasi (hubungan) Motivasi kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
sebesar r = 0,115 yang berarti nilai korelasi berada pada interval antara 0,00 –
0,199 yang artinya memiliki hubungan yang sangat rendah dan searah. Sifat
hubungan positif yang artinya jika motivasi baik atau meningkat maka kinerja
karyawan akan meningkat pula.
3. Nilai korelasi (hubungan) Stres Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
sebesar r = 0,602 yang berarti nilai korelasi berada pada interval antara 0,50 –
0,799 yang artinya memiliki hubungan yang kuat dan searah. Sifat hubungan
positif yang artinya jika stres kerja baik atau meningkat maka kinerja karyawan
juga akan semakin meningkat pula.

25
4. Nilai konstribusi hubungan Motivasi Kerja (X1) dan Stres Kerja (X2) terhadap
Kinerja Karyawan (Y) yang ditunjukkan dengan nilai koefisien determinan (KD)
pada R Square yaitu sebesar 0,582. Hal ini berarti kontribusi hubungan dari
variabel independen (Motivasi Kerja) dan (Stres Kerja) terhadap variabel
dependen (Kinerja Karyawan) adalah sebesar 58,2% dan sisanya 41,8% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti kompensasi,
komunikasi, disiplin kerja, lingkungan kerja dan variabel lainnya.

Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan maka peneliti dapat memberikan masukan sara yang mudah-mudahan
bermanfaat. Adapun saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan keseluruhan indikator yang
diteliti sudah baik meskipun belum sepenuhnya konsumen PT. Nusantara Sakti
setuju dengan penilaian indikator tersebut, untuk meningkatkan variabel motivasi
dan stres kerja disarankan pimpinan lebih memotivasi kayawannya dan
menekankan untuk terus menyeleseikan tuntuan target yang ditetapkan
perusahaan agar kinerja karyawan PT. Nusantara Sakti terus meningkat.

2. Berdasarkan hasil analisis korelasi (hubungan) Motivasi Kerja terhadap Kinerja


Karyawan yang hanya didapatkan sebesar 0,115 dengan hubungan korelasi sangat
rendah maka disarankan untuk PT. Nusantara Sakti untuk terus meningkatkan
motivasi karyawan. Karena motivasi yang baik ini dapat menjadi pendorong bagi
karyawan untuk mendapat target yang maksimal meskipun variabel motivasi pada
penelitian ini tergolong rendah tapi setidaknya dapat sedikit membantu untuk
meningkatkan kinerja karyawan.
3. Berdasarkan hasil korelasi (hubungan) Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan
yang didapat sebesar 0,602 dengan hubungan korelasi kuat maka disarankan
untuk PT. Nusantara Sakti terus mempertahankan dan meningkatkan stres kerja
para karayawannya yang sudah baik, karena dengan terus meningkatkan tingkat
stres karyawan dengan cara menekankan terus untuk menyeleseikan tuntutan
target dapat meningkatkan kinerja karyawan.

4. Berdasarkan hasil analisis determinan yang didapat sebesar 0,582 atau 58,2%
dari motivasi dan stres kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Nusantara Sakti,
disarankan untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan seperti kompensasi, komunikasi, disiplin kerja,
lingkungan kerja dan lain sebagainya.

26
DAFTAR PUSTAKA
Afand, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan Indikator)
Riau: Zanafa Publishing
Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan
Indikator). Riau: Zanafa Publishing.
Bandung: Alfabeta
Busro, Muhammad. (2018). Teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Prenada Media Group
Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen. BP Universitas
Diponegoro. Semarang
GYA, HW, RD. (2018). Stres Kerja.
Iswanto, Yun. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara
Jakarta: Universitas Terbuka
Nurhasanah. (2016). Praktikum Statistika 2 untuk Ekonomi dan Bisnis.
Salemba Empat
Robbins, Stephen P. (2009). Organization Behaviour Concepts, Contreversies,
Application. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Semarang University Press
Sinambela. Lijan Poltak. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun
Tim Kerja yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

2
7

Anda mungkin juga menyukai