Anda di halaman 1dari 23

Utilitarianisme

Kelompok 4
Nama

Ilmi Tahta Aunillah (22/497590/FI/05112)


Giovanni Ramadhani (22/502929/FI/05145)
Yodha Kusuma Wijaya (22/503501/FI/05156)
Table of Content
Pengantar

Latar Belakang

Komponen

Tokoh

Kritik

Daftar Pustaka
Introduction
What is utilitarianism?

"An action is right if and only if it brings about at


least as much net happiness as any other action the
agent could have performed; otherwise it is wrong."
(Shaw, 1999)
Latar Belakang

Term utilitarian dibuat


dan disistematisasi oleh
Utilitarianisme pada
Jeremy Bentham (1748-
mulanya dimaksudkan
1832). Bentham
sebagai dasar etis untuk
terpengaruh semangat
memperbaharui hukum
Abad Pencerahan dan
Inggris, khususnya hukum
berusaha untuk
pidana. (Bertens, 2013)
mereformasi masyarakat
dari tradisi-tradisi lama
Komponen dalam
Utilitarianisme

WELL-BEING

CONSEQUENCE

"Greatest happiness for greatest number." "Each to count as one, and no one as more than one."

Utilitarianisme menyamakan kebahagiaan dengan Utilitarianisme melakukan pendekatan pada penilaian


kenikmatan dan tidak adanya rasa sakit. tindakan dengan menekankan pada konsekuensi.
Kebahagiaan adalah komponen kunci dalam Utilitarian melebarkan ruang lingkup konsekuensi secara
Utilitarianisme. Well-being, dalam pengertian lebih universal, karena ini kebahagiaan setiap orang
utilitarian, dapat dimengerti sebagai maksimalisasi dihitung setara.
kebahagiaan dalam jumlah terbanyak.

Sumber: Shaw, 1999


UTILITARIANISME BENTHAM

Bentham mengembangkan uilitarianismenya


berdasarkan jenis pemikiran hedonistik.
Satu-satunya hal yang menentukan nilai suatu
tindakan adalah jumlah kesenangan yang
terkandung dalam perbuatan tersebut.
Ukuran benar dan salah adalah sejauh mana suatu
tindakan menghasilkan kebaikan terbesar bagi
jumlah orang terbanyak
Yang dianggap baik bagi Bentham adalah Jeremy Bentham
kesenangan
Struktur
Utilitarianisme Bentham

Consequentialist/Teleological
Relativist
Maximising
Impartial (Tidak Memihak)
Hedonic Calculus

Diciptakan untuk membantu mengetahui seberapa banyak kesenangan


yang akan tercipta dari berbagai tindakan yang dilakukan.
memberi prosedur pengambilan keputusan bagi seorang utilitarian
yang kebingungan dalam situasi yang sulit secara moral.
KALKULUS HEDONIS
Intensity (Intensitas)
Duration (Durasi)
Certainty (Kepastian)
Remoteness
Fecundity (fekunditas)
Purity (Kemurnian)
Extent(Jangkauan)
Problems with Bentham’s Utilitarianism
Problems with Bentham’s Utilitarianism 2
Problems with Bentham’s Utilitarianism 3
Problems with Bentham’s Utilitarianism 4
Utilitarianisme

Utilitarianisme Mill berangkat atas kritik


terhadap utilitarianisme Bentham. Mill
merekonstruksi utilitarianisme Bentham, dimulai
dengan membuat konsep mengenai “prinsip
kebermanfaatan”. Hal ini mengacu pada
perbuatan-perbuatan baik dan benar apabila
memiliki tujuan akhir sebagai alat pendukung
keadilan, dan buruk apabila mendukung John Stuart Mill
kejahatan.
Landasan Moral
Kebahagiaan
Utilitas
Tindakan kebahagiaan
berarti meraih 1. Moralitas tidakan
Sebuah tidakan dinilai kesenangan dan
benar jika orang yang diukur dari sejauh
terhindar dari rasa sakit.
melakukannya mana diarahkan
cenderung bermaksud pada kebahagiaan
meningkatkan 2. Kebahagiaan sendiri
kebahagian dan terdiri atas perasaan
tindakan itu bisa pula senang dan
dinilai salah jika justru
kebebasan dari
dimaksudkan untuk Ketidakbahagiaan
perasaan sakit
sebaliknya.
Ketidakbahagiaan
berarti adanya rasa
sakit dan penderitaan.
Mill menolak pandangan-pandangan negatif yang berasal dari
sebuah prasangka yang mengatakan utilitarianisme sebagai jenis
etika yang sifatnya egois atau hanya mementingkan kepentingan
individu saja.
Utilitarianisme tidak semata aliran materialistik. Menurutnya, dunia
manusia memiliki dua kebahagian, yaitu kebahagiaan hakiki dan
kebahagiaan sementara.
Standar moral dari kebahagiaan utilitarian dari apa yang benar tidak
hanya baik menurut diri sendiri, tetapi juga untuk kebaikan dan
kebahagiaan orang lain.
Kebahagiaan

Kebahagiaan Sementara Kebahagiaan Hakiki

Kebahagiaan yang dimiliki hanya untuk Kebahagiaan itu bersifat jangka Panjang
sementara saja, sewaktu-waktu dapat dan selamanya. Kebahagiaan tersebut
berubah menjadi kesengsaraan. Hal tersebut berakar pada pertimbangan-pertimbangan
berlaku apabila tidak tepat dalam secara psikologis dan memiliki tujuan untuk
penempatannya dan hanya akan memperoleh kebahagiaan.
mengantarkan pada kesejahteraan yang

bersifat perseorangan semata.


johnsmill

Komponen kebahagiaan itu,


seperti keutamaan, diinginkan
demi diri sendiri, tetapi tidak di
luar kebahagiaan, melainkan
sebagai bagian dari
kebahagiaan.

Komponen Kebahagiaan
Dua langkah argumentasi Mill

Pertama, berangkat dari sebuah hipotesa mengenai keseriusan manusia dalam mencapai
kebahagiaan. Mill membuktikannya dengan kesadaran akan pentingnya nilai dari yang
didambakan oleh manusia.

Kedua, setiap individu manusia memiliki standarisasi kebahagiannya masing-masing, hal


tersebut diterangkan Mill sebagai sebuah kesadaran kebahagiaan bersama yang patut untuk
diwujudkan.
Kritik

Apakah Benar? Apakah Adil?

Dalam sistem utilitarianisme tidak ada Prinsip kegunaan tidak memberi jaminan
tempat untuk paham "hak". Padahal hak apa pun bahwa kebahagiaan dibagi juga
merupakan suatu kategori moral yang amat dengan adil. Jika ada masyarakat dengan
penting. Jika ada satu orang disiksa demi jumlah orang kaya lebih banyak daripada
kesenangan banyak orang, dalam orang miskin, menurut utilitarianisme,
pandangan utilitarianisme, tindakan karena kesenangan melebihi
penyiksa disahkan. ketidaksenangan, maka secara etis sah.

Sumber: Bertens, 2013


Daftar Pustaka

Shaw, William H. 1999. Contemporary Ethics: Taking Account of


Utilitarianism. Massachussets: Blackwell Publishers.
Bertens, Kees. 2013. Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Dimmock, Mark., & Fisher, Andrew. 2017. Ethics for A-Level. Cambridge:
Open Book Publishers.

Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai