Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS ALIRAN UTILITARIANISME DALAM FILSAFAT HUKUM

OLEH :

NAMA : IZAK
NIM : G2R122114
KELAS : B

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PASCASARJANA


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
Aliran Utilitarianisme adalah suatu aliran di dalam filsafat hukum yang
meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum. Adapun ukuran
kemanfaatan hukum yaitu kebahagian yang sebesar-besarnya bagi orang-orang.
Penilaian baik-buruk, adil atau tidaknya hukum tergantung apakah hukum mampu
memberikan kebahagiaan kepada manusia atau tidak. Utilitarianisme meletakkan
kemanfaatan sebagai tujuan utama dari hukum, kemanfaatan di sini diartikan
sebagai kebahagiaan (happiness), yang tidak mempermasalahkan baik atau tidak
adilnya suatu hukum, melainkan bergantung kepada pembahasan mengenai
apakah hukum dapat memberikan kebahagiaan kepada manusia atau tidak.
Penganut aliran Utilitarianisme mempunyai prinsip bahwa manusia akan
melakukan tindakan-tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebesar-
besarnya dan mengurangi penderitaan.
Kebahagiaan ini selayaknya dapat dirasakan oleh setiap individu. Tetapi
jika tidak mungkin tercapai (dan pasti tidak mungkin), diupayakan agar
kebahagiaan itu dinikmati oleh sebanyak mungkin individu dalam masyarakat
(bangsa) tersebut.
Aliran ini sesungguhnya dapat pula dimasukkan ke dalam Positivisme
Hukum, mengingat faham ini pada akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa
tujuan hukum adalah menciptakan ketertiban masyarakat, di samping untuk
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada jumlah orang yang terbanyak.
Ini berarti hukum merupakan pencerminan perintah penguasa juga, bukan
pencerminan dari rasio semata.
Berbicara tentang Positivisme Hukum, maka karya yang paling lengkap
dan penting mengenai usaha untuk menerapkan sistem analitis positivisme dalam
ilmu hukum negara-negara modern adalah karyanya seorang ahli hukum Inggris
John Austin, The Province of Jurisprudence Determined. Dalam memberikan
rumus tentang hukum, Austin mengganti, “cita-cita tentang keadilan-keadilan
dengan ‘perintah yang berdaulat’ yaitu Negara, command of the sovereign (i.e. the
State). Law being having power over him “. Hukum adalah satu peraturan yang
dibuat untuk dipergunakan sebagai pedoman makhluk berakal, oleh makhluk
berakal yang mempunyai kekuasaan terhadapnya.
Lebih jauh Austin menjelaskan, pihak superior itulah yang menentukan
apa yang diperbolehkan. Kekuasaan dari superior itu memaksa orang lain untuk
taat. Ia memberlakukan hukum dengan cara menakut-nakuti, dan mengarahkan
tingkah laku orang lain ke arah yang diinginkannya. Hukum adalah perintah yang
memaksa, yang dapat saja bijaksana dan adil, atau sebaliknya.
Adapun yang menjadi pendukung aliran Utilitarianisme yang paling
penting adalah Jeremy Bentham, John Stuart Mill, dan Rudolf von Jhering.
Bentham berpendapat bahwa alam memberikan kebahagiaan dan kesusahan.
Manusia selalu berusaha memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi kesusahan.
Kebaikan adalah kebahagiaan, dan kejahatan adalah kesusahan. Ada keterkaitan
yang erat antara kebaikan dan kejahatan dengan kebahagiaan dan kesusahan.
Tugas hukum adalah memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan. Tegasnya
memelihara kegunaan. Pandangan Bentham sebenarnya beranjak dari
perhatiannya yang besar terhadap individu. Ia menginginkan agar hukum pertama-
tama dapat memberikan jaminan kebahagiaan kepada individu-individu, bukan
langsung ke masyarakat secara keseluruhan. Walaupun demikian, Bentham tidak
menyangkal bahwa di samping kepentingan individu, kepentingan masyarakat
pun perlu diperhatikan.
Tokoh aliran Utilitarianisme lainnya adalah John Stuart Mill. Pemikiran
Mill banyak dipengaruhi oleh pertimbangan psikologis, yang pada awalnya
dikembangkan oleh ayahnya sendiri, James Mill. Ia menyatakan bahwa tujuan
manusia adalah kebahagiaan. Dalam sejarah filsafat, Mill sering digolongkan
sebagai penganut Positivisme. Hal ini dapat dimengerti karena Mill sangat
dipengaruhi oleh pemikiran Positivisme dari Auguste Comte. Tokoh aliran
Utilitarianisme terkemuka lainnya adalah Rudolf von Jhering yang
mengembangkan ajaran yang bersifat sosial. Teori von Jhering merupakan
gabungan antara Bentham, Stuart Mill, dan Positivisme Hukum dari John Austin.
Bagi Jhering, tujuan hukum adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan.
Dalam mendefinisikan “kepentingan” ia mengikuti Bentham, dengan
melukiskannya sebagai pengejaran kesenangan dan menghindari penderitaan,
tetapi kepentingan individu dijadikan bagian dari tujuan sosial dengan
menghubungkan tujuan pribadi seseorang dengan kepentingan-kepentingan orang
lain.

Anda mungkin juga menyukai