Anda di halaman 1dari 5

 Aliran Hukum Alam

Aliran Hukum Alam yang berlaku secara universal dan abadi. Melihat dari
sumbernya hukum ini bersumber dari tuhan (irasional) dan adapula yang
bersumber dari akal (rasio) manusia. Hukum alam sebagai metode adalah yang
tertua yang dapat dikenali sejak zaman yang kuno sampai dengan awal
permulaan abad pertengahan. Ia memusatkan diri pada metode yang digunakan
untuk menyelesaikan suatu masalah yang berlainan. Dengan demikian ia tidak
mengandung norma-norma sendiri melainkan hanya memberi tahu tentang
bagaimana membuat peraturan yang sah.

Pemikiran hukum alam yang berasal dari Tuhan dikembangkan oleh para pemikir
skolastik pada Abad pertengahan seperti Thomas Aquino, Gratianus (Decretum),
John Salisbury, Dante. Sedangkan para pendasar dari ajaran hukum alam yang
bersumber dari hukum alam bersumber dari akal manusia adalah Hugo de groot
atau grotius, Cristian Thomasius, Immanuel Kant, Fichtie.

Aliran Hukum Alam terbagi atas Hukum Alam Irasioanl dan Hukum Alam
Rasional,

Hukum Alam Irasional berpendapat bahwa hukum yang berlaku universal dan
abadi itu bersumber dari tuhan secara langsung, penganut aliran ini antara lain;
Thomas Aquinas, John Salisbury, Dante Aliergry, dan piere Dubois.

Hukum Alam Rasional berpendapat bahwa sumber dari hukum yang universal
dan abadi itu adalah rasio manusia. Tokoh aliran ini antara lain; Hugo De Groot
(Grotius), Cristian Thomasius, Immanuel Kant dan Samuel von Pafundorf.

 Aliran Positivisme Hukum

Sebelum aliran ini lahir, telah berkembang suatu pemikiran dalam ilmu hukum
yang disebut dengan Legisme yang memandang tidak ada hukum di luar undang -
undang yang dalam hal ini satu - satunya sumber hukum adalah undang -
undang.

Aliran Hukum positivis (Positivisme hukum) memisahkan antara hukum dengan


moral: memisahkan antara hukum yang berlaku (das sein) dengan hukum yang
seharusnya (das sollen). Menurut aliran positif, tidak ada hukum lain kecuali
perintah penguasa (law is command of the souverign). Bahkan bagian dari aliran
hukumpositif (yaitu legisme) berpendapat lebih tegas: Hukum ialah undang-
undang.

 Aliran Utilitarianisme

Aliran ini di ditemukan oleh Jeremy Bentham, Juga Stuart Mill dan Rudolf von
Jhering. Menurut Jeremy Bentham manusia akan bertindak untuk mendapatkan
kebahagian yang sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan. Ukuran baik-
buruknya suatu perbuatan manusia tergantung kepada apakah perbuatan itu
mendatangkan kebahagian atau tidak.

Pelopor dari utilitarianisme adalah Jeremy Bentham (1748 - 1832), seorang


filosof dan ahli hukum Inggris. Utilitarianisme adalah filsafat yang menekankan
pada manfaat berupa meningkatnya kesenangan (pleasure). Oleh karenanya, ada
juga yang menyebut aliran ini dengan suatu istilah yang negatif,
yaitu hedonisme atau mementingkan kesenangan. Utilitarianisme merupakan
etika konsekuensi (consequences), yaitu menekankan pada konsekuensi yang
terjadi, yaitu apakah konsekuensinya benar benar membawa kesenangan
ataukah tidak. Utilitarisme mengabaikan maksud (intentions). Sekalipun
maksudnya untuk meningkatkan kesenangan tetapi konsekuensinya tidak, maka
ini tidak sesuai dengan prinsip kemanfaatan.
 Aliran Hukum Bebas

Aliran ini merupakan penentang dari aliran positivisme. Aliran hukum bebas
berpendapat bahwa hakim mempunyai tugas menciptakan (menemukan)
hukum. Menurut Sudikno Mertokusumo1[8] penemuan hukum bebas bukanlah
peradilan yang tidak terikat oleh undang-undang. Hanya saja undang-undang
tidak memegang peran utama, ia hanya sebagai alat bantu untuk memperoleh
pemecahan yang tepat menurut hukum (yang tidak harus sama dengan
penyelesaian undang-undang). Yurisprodensi merupakan hal yang primer
didalam mempelajari hukum, sedangkan undang-undang merupakan hal yang
sekunder. Pada aliran ini hakim benar-benar sebagai pencipta hukum (judge
made law) karena keputusan berdasarkan keyakinannya merupakan hukum. Dan
keputusannya lebih bersifat dinamis dan up to date karena senantiasa
memperhatikan keadaan dan perkembangan masyarakat.

 Aliran sejarah

mazhab sejarah adalah menciptakan masyarakat yang memiliki kepahaman


dalam hukum yang tinggi, dikarenakan sumber hukum dari mazhab sejarah ini
yaitu jiwa bangsa (Vilksgeist). Namun, dalam perkembangan zaman ini,
masyarakat sangat membutuhkan kodifikasi hukum, yang dapat terlihat dan
dibaca dengan jelas,

Dalam perkembangannya mazhab sejarah mengalami modifikasi yang di pelopori


oleh maine dan pengikutnya. Maine berpendapat bahwa hukum berkembang
dari bentuk status ke kontrak, sejalan dengan perkembangan masyarakat dari
sederhana ke masyarakat kompleks dan modern. Pada masyarakat modern
hubungan antara para anggota masyarakat dilakukan atas dasar sistem hak dan

1
kewajiban yang tertuang dalam bentuk suatu kontrak yang dibuat secara sadar
dan sukarela oleh pihak-pihak yang berkenaan.

 Aliran Sosiologi

aliran ini hendak mengatakan bahwa hukum yang baik adalah hukum yang sesuai
dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Kata “sesuai” diartikan sebagai hukum
yang mencerminkan nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat. Aliran Sociological
Jurispurdence sebagai salah satu aliran pemikiran filsafat hukum menitik beratkan pada
hukum dalam kaitannya dengan masyarakat. Menurut aliran ini: “Hukum yang baik
haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di antara masyarakat”.

Aliran Sociological Jurisprudence berbeda dengan Sosiologi Hukum. Dengan rasio


demikian, Sosiologi Hukum merupakan cabang sosiologi yang mempelajari hukum
sebagai gejala sosial, sedang Sociological Jurisprudence merupakan suatu mazhab dalam
filsafat hukum yang mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat
dan sebaliknya. Sosiologi hukum sebagai cabang sosiologi yang mempelajari pengaruh
masyarakat kepada hukum dan dan sejauh mana gejala-gejala yang ada dalam
masyarakat dapat mempengaruhi hukum di samping juga diselidiki juga pengaruh
sebaliknya, yaitu pengaruh hukum terhadap masyarakat. Dari 2 (dua) hal tersebut di
atas (sociological jurisprudence dan sosiologi hukum) dapat dibedakan cara
pendekatannya.

 Aliran Realisme

Realisme merupakan suatu aliran dalam ilmu pengetahuan. Aliran realisme


mempersoalkan objek pengetahuan manusia. Aliran realisme memandang bahwa
objek pengetahuan manusia terletak di luar diri manusia. Contohnya sebuah kursi
itu ada karena ada yang membuatnya, begitu juga dengan adanya alam yang
berarti ada yang membuatnya. Tetapi kaum realis tidak mempercayai adanya ruh
karena yang ada hanyalah jiwa. Kaum realis ini juga berpendapat bahwa tidak ada
kehidupan sesudah kematian.
Aliran Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa realitas
sebagai dualitas. Aliran realisme memandang dunia ini mempunyai hakikat
realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Hal ini berbeda dengan
filsafat aliran idealisme yang bersifat monistis yang memandang hakikat
dunia pada dunia spiritual semata. Hal ini berbeda dari aliran materialisme
yang memandang hakikat kenyataan adalah kenyatan yang bersifat fisik
semata. Menurut aliran realisme, pengetahuan adalah gambaran atau kopi
yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau
hakikat).

Anda mungkin juga menyukai