Anda di halaman 1dari 71

Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama”

Memutuskan, menetapkan
Peraturan khusus nomor :021/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang : Persus tentang ketentuan penyampaian pendapat (hak suara) anggota.

Pengurus KSP “CREDIT UNION KARYA BERSAMA”

Menimbang :
a) Bahwa rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi
dalam organisasi koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
b) Bahwa rapat anggota mempunyai peranan penting dalam menentukan maju
atau mundurnya tata kehidupan koperasi,karena rapat anggota membahas
persoalan yang timbul dalam kegiatan koperasi.
c) Bahwa rapat anggota adalah wahana untuk menyampaikan pendapat dari para
anggota untuk kemajuan koperasi.
d) Bahwa untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya peraturan khusus yang
mengatur tentang ketentuan penyampaian pendapat anggota pada KSP “Credit
Union Karya Bersama”
Mengingat :
1. Undang-undang No. 25/Tahun 1992 Bab VI Ps.23 d.
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 9 Tahun 1995
3. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor
19/Per/M.KUKM/XI/2008 Tanggal 13 November 2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Koperasi.
4. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
96/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Standar Operasionel
Managemen Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam.
5. AD dan ART Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”

Memutuskan :
Menetapkan : Peraturan Khusus tentang ketentuan penyampaian pendapat (hak suara) anggota.

Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1

(1) Rapat Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi simpan pinjam
“Credit Union Karya Bersama”
(2) Rapat Anggota Biasa pada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
adalah rapat anggota diselenggarakan oleh koperasi yang sifatnya rutin atau bilamana
keadaan memerlukan tetapi tidak menentukan hal-hal yang sifatnya sangat mendasar.
(3) Rapat Anggota Khusus Adalah rapat yang diselenggarakan oleh koperasi untuk
membahas masalah yang sifatnya sangat mendasar yang menyangkut Badan Hukum
Koperasi termasuk Anggota Dasarnya.
(4) Rapat Anngota alam keadaan luar biasa adalah rapat yang diselenggarakan oleh koperasi
dalam keadaan luar biasa (Sesuai dengan UU No. 25 tahun 1992 Pasal 27 ayat 1,2,3 dan
Pasal 28)

Bab II
Tata Cara Penyampaian Pendapat
1. Ada 2 cara untuk menyampaikan pendapat pada rapat yaitu penyampaian pendapat secara
langsung dan penyampaian pendapat secara tidak langsung.
2. Penyampaian pendapat secara langsung sebagaimana ayat 1 pasal 2 peraturan ini adalah
penyampaian pendapat yang disampaikan secara langsung pada saat rapat.
3. Penyampaian pendapat secara tidak langsung sebagaimana ayat 1 pasal 2 peraturan ini
adalah penyampaian pendapat yang disampaikan secara tidak langsung oleh karena
keterbatasan waktu rapar,ruang,maupun etika sehingga penyampaian pendapat cukup
melalui kertas tertulis untuk dibahas serta dibacakan dalam rapat.

Pasal 3
Tata cara penyampaian pendapat secara langsung dalam rapat sebagaimana tersebut dalam ayat 2
pasal 2 peraturan ini adalah tata cara penyampaian pendapat dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
(1) Pimpinan rakyat dengan persetujuan peserta menentukan batasan termin dalam acara
usulan/pendapat,tanggapan maupun pandangan umum,dan tiap-tiap termin dibatasi untuk
3 orang peserta yang memberikan usulan,pendapat,tanggapan maupun pandangan umum.
(2) Pimpinan rapat membuka termin 1,termin 2,maupun termin 3 dengan masing-masing
termin 3(tiga) orang peserta yang memberikan tanggapan,usulan maupun pandangan
umum,selanjutnya usulan tanggapan maupun pandangan umum ditanggapi oleh pimpinan
rapat sekaligus oleh seluruh peserta rapat.
(3) Bagi anggota yang akan menyampaikan pendapat tetapi terkendala waktu maka anggota
dapat menyampaikan usulan,pendapat,tanggapan maupun pandangan umum secara tidak
langsung melalui kertas suara yang disediakan oleh panitia penyelenggara Rapat
Anggota.
(4) Semua usulan/pendapat,tanggapan maupun pandangan umum serta tanggapan dari
peserta rapat dibahas secara ditulis oleh notulen untuk menjadi bahan putusan rapat.
(5) Sebelum rapat ditutup pimpinan rapat membacakan hasil keputusan rapat berdasarkan
notulen rapat untuk disetujui oleh seluruh peserta rapat.

Pasal 4
Tata Cara penyampaian pendapat secara tidak langsung dalam Rapat Anggota sebagaimana
tersebut dalam ayat 2 pasal 3 peraturan ini adalah tata cara penyampaian pendapat dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
(1) Panitia rapat anggota tahunan menyediakan kartu suara (angket) kepada anggota yang
tidak diudang dalam rapat anggota karena alasan biaya, tempat maupun efektifitas rapat
untuk memberikan usulan maupun angket kepada rapat anggota melalui kartu suara yang
disediakan.
(2) Kartu suara maupun angket wajib disediakan penitia rapat anggota serta dibagikan
sebelum peaksanaan rapat anggota,dimana kartu suara dapat dimanfaatkan oleh anggota
yang aspirasinya tidak tertampung di tiap termin rapat anggota.
(3) Penyebaran/pemberian kartu suara minimal harus sudah diterima anggota minimal 60
hari sebelum pelaksanaan rapat anggota diselenggarakan. Serta harus kembali kepada
panitia minimal 30 hari sebelum rapat anggota diselenggarakan.
(4) Panitia mensortir sesuai dengan usulan-usualan yang masuk menurut bidang-bidang yang
ada bidang kelembagaan,bidang usaha, meupun keuangan untuk dikerucutkan menjadi
usulan-usulan yang lebih detail.
(5) Untuk melakukan sortir panitia harus bersifat independent serta membuat kerangka
usulan sesuai dengan usulan yang ditulis oleh anggota melalui kartu suara/angket suara
yang ditampilkan dalam bahan rapat anggota.
(6) Usulan yang telah masuk dan dirumuskan oleh panitia diserahkan kepada pimpinan
siding rapat anggota untuk dibaca , dibahas serta ditanggapi oleh anggota-anggota peserta
rapat anggota.
(7) Usulan-usulan anggota melalui kartu suara tidak menutup kemungkinan menjadi suatu
keputusan anggota yang, tentunya bersifat membangun demi kemajuan dan kesejahteraan
bersama melalui koperasi.

Bab III
Keputusan Rapat Anggota
Pasal 5

(1) Hasil pembahasan dari semua tanggapan,pandangan umum serta usulan yang
disampaikan anggota melalui rapat anggota wajib dituangkan dalam satu keputusan
anggota.
(2) Keputusan rapat anggota merupakan salah satu pedoman bagi kepengurusan dalam
menjalankan amanat anggota.
(3) Hasil keputusan Rapat Anggota tertuang dalam berita Acara Rapat Anggota yang
ditandatangani oleh 3 orang pengurus harian dilampiri Notulen Rapat serta daftar hadir
Rapat Anggota.
(4) Panitiya penyelenggara wajib mendokumentasikan hasil Rapat Anggota untuk diserahkan
ke bagian personalia selaku pemegang nomor surat untuk arsip.
(5) Panitiya penyelenggara berkewajiban memperbanyak hasil Keputusan Rapat Anggota
untuk didistribusikan kepada anggota maksimal 15 hari penyelenggaraan Rapat Anggota.

Pasal 6

Hasil Keputusan Rapat Anggota merupakan ketentuan dan peraturan koperasi sekaligus
kebijakan yang harus dilaksanakan oleh seluruh komponen organisasi yang ada pada koperasi
simpan pinjam “CREDIT Union Karya Bersama”.
Bab IV
Ketentuan Penutup
Pasal 7

Peraturan khusus tentang ketentuan penyampaian pendapat (hak suara)anggota ini berlaku pada
tanggal ditetapkan . Agar diketahui oleh setiap anggota koperasi simpan pinjam “Credit Union
Karya Bersama”. dan masyarakat pada umumnya.
Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama” memutuskan ,menetapkan
Peraturan khusus nomor : 022/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang: persus tentang syarat & tata cara seleksi ,pengangkatan dan kontrak kerja antara
karyawan dan pengurus.

Pengurus KSP”Credit Union Karya Bersama”

Menimbang:
a) Bahwa dalam rangka memperluas kesempatan berusaha bagi
masyarakat untuk melakukan kegiatan produktif,perlu
mengembangkan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”.melalui pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam.
b) Bahwa untuk mrningkatkan kualitas pelayanan kepada anggota, baik
pelayanan jasa simpan maupun pemberian pinjaman KSP”Credit
Union Karya Bersama”dapat mengangkat pengelola (karyawan),untuk
mengelola kegiatan usaha simpan pinjam dengan jumlah pengelola
yang terdiri dari satu orang atau lebih yang ditetapkan melalui surat
keputusan pengurus.
c) Bahwa selain hal-hal tersebut diatas penyelenggaraan kegiatan usaha
simpan pinjam oleh koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” diperlukan persus tentang syarat&tata cara seleksi
pengangkatan dan kontrak kerja antara karyawan dan pengurus.

Mengingat:

1. Undang-undang No.25/Tahun 1992


2. Peraturan Pemerintah Nomor :9Tahun 1995
3. Peraturan Menteri Negara dan UKM Nomor 19/Per/M/KUKM/XI/2008
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Koperasi.
4. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan usaha kecil dan menengah
No:96/M/KUKM/IX/2004 tentang pedoman standar Operasional Manajemen
koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.
5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM
No:19.5/Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang Pedoman Umum Akuntansi
KoperSI Indonesia.
6. AD dan ART koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”.

Memutuskan:
Menetapkan : Persus tentang syarat & tata cara seleksi,pengangkatan dan kontrak kerja antara
Karyawan dan pengurus.
Bab I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Istilah-istilah
Dalam peraturan khusus ini yang dimaksud dengan :
1. Perusahaan adalah koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” yang didirikan
pada tanggal dengan akta-akta perubahan yang telah ada maupun yang akan ada.
2. Pengurus koperasi adalah anggota koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat anggota
untuk mengurus organisasi dan usaha koperasi.
3. Pengawas koperasi adalah anggota koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat anggota
yang bertugas untuk mengawasi jalannya kebijakan organisasi dan pengelolaan kegiatan
usaha simpan pinjam yang dijalankan oleh pengurus koperasi.
4. Pengelola adalah pihak ke tiga yang bekerja pada koperasi diangkat oleh pengurus dan
diberi wewenang untuk mengelola usaha kopersi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”dan seluruh jaringan usahanya.
5. Karyawan adalah orang yang bekerja pada perusahaan yang memenuhi syarat yang
ditentukan oleh pengurus perusahaan atau pejabat yang ditunjuk olehnya, untuk itu
memperoleh upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Istri karyawan adalah istri dari karyawan perusahaan dari perkawinan yang sah dan terdaftar
di bagian personalia perusahaan.
7. Suami karyawan adalah suami dari karyawan perusahaan dari perkawinan yang sah dan
terdaftar di bagian personalia perusahaan.
8. Anak karyawan adalah anak kandung,anak angkat dan anak tiri yang sah, belum berusia 21
(dua puluh satu) tahun

Pasal 2
Status Karyawan

1. Karyawan tetap, Karyawan yang telah memenuhi syarat-syarat yeng


ditentukan,diterima,dipekerjakan,dan mendapatkan imbalan jasa serta terikat dengan
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
2. Karyawan kontrak, Karyawan yang terikat dalam hubungan kerja secara terbatas dengan
perusahaan atas dasar kontrak /perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu.
3. Karyawan harian,Karyawan yang terikat pada hubungan kerja secara terbatas dengan
perusahaan atas dasar pekerjaan harian secara terputus putus yang sewaktu-waktu
sifatnya (insidentil) dan dengan masa kerja terus menerus kurang dari 3(tiga)Bulan.
4. Karyawan honorer,Karyawan yang terkait hubungan kerja dengan perusahaan atas dasar
jam kerja tersendiri atau borongan ataupun karena sifat khusus pekerjaannya,yang
bersangkutan tidak dikenai syarat-syarat penerimaan umum karyawan.
5. Karyawan masa percobaan,Karyawan yang telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan,diterima,diperkerjakan dan mendapat balas jasa serta teerikat dalam hubungan
kerja dengan perusahaan untuk jangka waktu maksimal 3(tiga)Bulan.
Pasal 3
Golongan Kepangkatan Karyawan dan Jabatan

Golongan Kepangkatan
Berdasarkan tanggungjawab kemampuan pengalaman kerja, dan pendidikannya,
golongan/jenjang kepangkatan karyawan adalah sesuai dengan tabel dibawah ini.

Golongan
Kepangkatan Sandi Jabatan
Tenaga Dasar TD OB
Tenaga Pelaksana I TP 1 Kasir,CS,Juru Tagih
Tenaga Pelaksana II TP 2
Tenaga Pelaksana III TP 3
Staff Muda I SMA 1 Juru Buku, Juru Surve, Analis Kredit
Staff Muda II SMA 2
Staff Muda III SMA 3
Staff Madya SMD Kabag Dana, Kabag Kredit, Kabag Pembukuan
Staff Utama I SU Kepala Cabang
Pro Manager PM Manager, General Manager
Manager M
General Manager GM

Jabatan
Berdasarkan tanggungjawab, kemampuan,pengalaman kerja, dan pendidikannya, Jabatan
karyawan diatur tersendiri dalam petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh personalia atas
persetujuan pengurus.

BAB II
PENERIMAAN,PENGANGKATAN,TRAINING,MUTASI,PROMOSI DAN
IKATAN DINAS

Pasal 4
Penerimaan

Penerimaan karyawan baru di perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan dan


perencanaan ketenagakerjaan perusahaan serta memenuhi persyaratan yang diatur secara
tersendiri oleh perusahaan.

Persyaratan umum penerimaan karyawan, kecuali untuk tenaga ahli (Konsultan


Perkoperasian) sebagai berikut,
1. Warga Negara Indonesia.
2. Berusia antara 18 s/d 45 tahun pada saat penerimaan (kecuali untuk petugas
keamanan dan tenaga dasar)
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Memenuhi tuntutan persyaratan jabatan sesuai pada saat penerimaan.
5. Bersedia mentaati peraturan tata tertib yang berlaku di perusahaan
6. Tidak terlibat partai/organisasi terlarang.
7. Tidak terikat hubungan suami/istri/anak dengan karyawan perusahaan yang telah ada.
8. Tidak terikat hubungan kerja dengan pihak lain
Persyaratan ini berlaku untuk umum untuk semua penerimaan karyawan kecuali
ditentukan lain oleh pengurus.

Pasal 5
Pengangkatan Karyawan

1. Setiap pengangkatan karyawan baru yang berstatus karyawan tetap, karyawan tersebut
harus melalui/ menjalani masa percobaan untuk masa 3 bulan atau jika dipandang perlu
masa percobaan dapat diperpanjan.
2. Apabila masa percobaan dapat dilalui dengan baik maka perusahaan akan
memberikan/mengeluarkan surat pengangkatan karyawan tetap yang ditandatangani oleh
pengurus serta surat perjanjian kerja antara karyawan dan pengurus.
3. Masa percobaan tidak berlaku untuk karyawan yang berstatus karyawan kontrak.

Pasal 6
Training

Bila dipandang perlu untuk pengembangan karyawan, perusahaan akan memberikan kesempatan
training/pelatihan yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan perusahaan.

Pasal 7
Mutasi/Pemindahan Karyawan

Bila dianggap perlu setiap karyawan diwajibkan untuk melaksanakan/menaati ketentuan


pemindahan karyawan dalam satu Kospin “Credit Union Karya Bersama” baik dalam satu
Kospin “Credit Union Karya Bersama” yang lain, dengan atau tanpa perubahan posisi/Jabatan.

Pasal 8
Promosi

Setiap karyawan akan diberi jabatan yang lebih tinggi apabila dibutuhkan oleh perusahan dan
atau terdapat formasi yang memungkinkan dengan disertai data-data hasil evaluasi
kemampuan/prestasi kerja setelah menduduki jabatan tersebut dan prosedur pelaksanaannya
diatur dengan surat keputusan pengurus.
Pasal 9
Ikatan Dinas

Untuk mencapai pendayagunaan tenaga kerja yang maksimal dam kelancaran operasional sehari-
hari,perusahaan dapat mengadakan perjanjian ikatan dinas kepada karyawan yang telah
mengikuti pelatihan/training dengan biaya perusahaan. Lamanya ikatan dinas harus disepakati
bersama antara perusahaan dan karyawan yang bersangkutan sebelum karyawan tersebut
menerima tawaran pelatihan/training.

Bab III
DISIPLIN,TATA TERTIB, WAKTU KERJA,TANGGUNGJAWAB
PENGAWASAN,DAN BENTURAN KEPENTINGAN.

Pasal 10
Disiplin Kerja

1. Perusahaan wajib menegakkan disiplin kerja.


2. Apabila diperlukan perusahaan dapat menerapkan disiplin kerja yang baru untuk ditaati
oleh semua karyawan.
3. Karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib perusahaan dapat mengenakan sanksi
yang diatur tersendiri pada Bab VIII peraturan ini.

Pasal 11
Tata Tertib

1. Karyawan diharuskan mematuhi/mengikuti peraturan perusahaan yang berlaku.


2. Karyawan wajib mematuhi dan melaksanakan tugas serta perintah dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan.
3. Karyawan tidak boleh mewakilkan pekerjaannya pada oranglain atau melaksanakan tugas
/ pekerjaan orang lain tanpa sepengetahuan / seijin atasan masing-masing.
4. Karyawan tidak diperkenankan meninggalkan tempat kerja pada jam kerja tanpa
seijin/alasan yang dapat diterima atasannya,kecuali bila ditugaskan untuk hal tersebut.
5. Karyawan wajib menjaga rahasia perusahaan dan memelihara dengan baik semua alat-
alat kerja milik perusahaan yang disediakan serta wajib memberitahukan/melapor kepada
pimpinan dalam hal kehilangan/kerusakan/memperbaki alat-alat/barang milik
perusahaan.
6. Karyawan dilarang menggunakan alat-alat/barang milik perusahaan untuk kepentingan
pribadi,membawa dokumen/surat keluar lokasi perusahaan dan memperbanyak /
photocopy dokumen tanpa seijin dari atasan / pihak perusahaan.
7. Karyawan dilarang membawa alat-alat kerja atau segala sesuatu milik perusahaan keluar
lokasi tanpa ijin dari atasan/pihak perusahaan.
8. Karyawan dilarang merokok ditempat kerja / ditempat yang dilaarang.
9. Karyawan dilarang tidur pada jam kerja.
10. Karyawan dilarang bekerja pada pihak lain pada jam kerja.
11. Karyawan wajib dating/hadir tepat pada waktunya.
12. Karyawan wajib menggunakan tanda pengenal dan wajib mencatat absensi sendiri serta
tidak boleh mewakilkan dan atau mewakili.
13. Karyawan diwajibkan memberitahukan atasannya pada hari pertama ketidak hadirannya
karena sakit atau lain lain hal dan pada hari berikutnya karyawan diharuskan melengkapi
pemberitahuan secara tertulis. Dalam hal ini perusahaan akan menetapkan apakah alasan
karyawan tidak masuk kerja tersebut dianggap sah atau tidak.
14. Karyawan diwajibkan memberitahukan kepada bagian personalia mengenai perubahan
tempat tinggal,status perkawinan,kelahiran,kematian, dan data kekaryawanan lainnya.
15. Karyawan bila menerima tamu pribadi kedlam lokasi perusahaan harus dengan procedure
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
16. Karyawan dilarang membawa semua jenis senjata, kecuali petugas keamanan.
17. Karyawan dilarang membawa dan atau mengkonsumsi minuman keras,ganja dan lain lain
yang sejenis ke tempat kerja/lokasi/areal perusahaan.
18. Karyawan dilarang berbuat/melakukan tindakan amoral yang merupakan pelanggaran
terhadap tata tertib, susila,disiplin dan agama terhadap siapapun dilingkungan
perusahaan.
19. Karyawan wajib memakai seragam yang telah ditentukan baik warna maupun modelnya
yang telah ditetapkan oleh perusahaan kecuali dengan seijin pengurus.
20. Karyawan dilarang melakukan perjudian apapun baik ditempat kerja maupun diluar
tempat kerja.

Pasal 12
Waktu Kerja

1. Waktu kerja diatur sesuai dengan ijin jam kerja menurut undang-undang dan peraturan
pemerintah yang berlaku di Indonesia.
2. Berdasarkan ketentuan diatas, waktu kerja dalam perusahaan diatur sebagai berikut :
a. Hari senin sampai dengan kamis : ja, 08.00 sampai jam 14.00 WIB, Hari Jum’at :
08.00 sampai dengan jam 12.00
b. Hari sabtu dan minggu istirahat mingguan kecuali ada kegiatan yan ditetapkan
oleh koperasi sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan butir 1 diatas.
c. Hari dan waktu lain yang ditetapkan secara terpisah,untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan butir 1 diatas.
d. Waktu kerja untuk petugas keamanan dan tenaga dasar diatur dalam jadwal
tersendiri.
3. Jam istirahat untuk makan siang dimulai jam 11.00-12.00 dilakukan secara bergilir
selama 30 menit dan tidak diperhitungkan sebagai jam kerja.
4. Waktu kerja diluar ketentuan ayat 2 diatas yang dilakukan oleh karyawan dalam status
tenaga dasar/tenaga pelaksana diatur lebih lanjut dalam bab IV pasal 20 tentang ketentuan
upah lembur.
5. Perusahaan berhak untuk mengubah jam kerja perusahaan dengan tetap berpedoman
bahwa jumlah jam kerja seminggu yaitu 40jam sebagaimana ketentuan per UU yang
berlaku di Indonesia serta aturan perubahannya.

Pasal 13
Tanggungjawab Pengawas
1. Pengurus koperasi atau atasan langsung dari setiap karyawan bertanggung jawab atas
berlakunya tata tertib koperasi, serta menjaga tegaknya kedisiplinan karyawan yang
berada dibawah pengawasannya.
2. Pengurus koperasi atau pejabat yang ditunjuk olehnya dapat mengenakan sanksi terhadap
karyawannya apabila terdapat alasan-alasan yang menurut peraturan memerlukan
tindakan tersebut.

Pasal 14
Benturan Kepentingan
1. Prinsip umum yang mendasari mengenai benturan kepentingan adalah karyawan harus
menghindari situasi benturan antara kepentingan pribadi mereka dengan kepentingan
koperasi
2. Benturan kepentingan timbul bila karyawan atau keluarganya mempunyai kepentingan
secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi karyawan tersebut dalam
menjalankan tugasnya bagi perusahaan.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalin hubungan dengan anggota,relasi dan
rekanan:
a. Menjaga kerahasiaan anggota,calon anggota,relasi dan rekanan.
b. Tidak melakukan pengambilan keputusan atas nama koperasi yang dilakukan atas
dasar persahabatan, ikatan kekeluargaan,penerimaan bingkisan dan lain-lain.
c. Tidak menggunakan atas nama koperasi untuk kepentingan pribadi
d. Tidak memberikan sesuatu kepada pihak lain yang dapat menimbulkan prasangka
negative dan mencemarkan nama baik koperasi
4. Pemberian dan penerimaan bingkisan:
a. Pemberian kepada anggota,calon anggota relasi dan rekanan dapat dilakukan untuk
menjalin hubungan baik dan tanda simpati,pemberian bingkisan dilakukan saat Hari
Raya,perayaan tertentu dan musibah.
b. Penerimaan bingkisan dari anggota,calon anggota,relasi dan rekanan juga berdasarkan
untuk menjalin hubungan baik dan tanda simpati pada saat-saat tertentu seperti Hari
Raya perayaan tertentu dan musibah.
5. Pengadaan perlengkapan dan peralatan perusahaan.
Pengadaan perlengkapan dan peralatan koperasi adalah dengan pihak lain sehubungan
dengan pembelian,perawatan,pembangunan atau pengadaan perlengkapan dan peralatan
koperasi.
Transaksi ini dilakukan atas dasar penilaian mutu,harga,pelayanan purna jual dan
kemudahan dalam pelaksanaan transaksi,ketentuan yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan transaksi tersebut adalah;
a. Informasi harga,penawaran harus benar-benar terjaga untuk mendapatkan suatu
tingkat efisien si pembelian yang optimal berdasarkan tingkat harga antar rekanan.
b. Potongan harga yang diberikan oleh rekanan harus dibukukan untuk kepentingan
perusahaan.
6. Hubungan keluarga
a. Untuk menjaga obyektifitas dalam pengambilan keputusan yang dilakukan karyawan
dengan pihak lain,factor hubungan keluarga harus diabaikan untuk menghindari
benturan kepentingan di kemudian hari.
b. Karyawan yang bertugas untuk menyeleksi penerimaan anggota,calon
anggota,rekanan atau karyawan baru harus bersikap obyektif dan tidak dipengaruhi
factor hubungan keluarga.
7. Penggunaan fasilitas anggota, calon anggota,relasi dan rekanan maupun koperasi.
8. Jamuan.
9. Penyuapan adalah cara pendekatan pihak lain untuk mempengaruhi keputusan karyawan
bagi keuntungan mereka,yang berupa imbalan dalam arti seluas-luasnya,tanpa mematuhi
prosedur yang telah ditetapkan.
Demi menjaga citra dan nama baik perusahaan, disamping menjamin bahwa keputusan-
keputusan yang dibuat oleh karyawan tidak dipengaruhi oleh hal tersebut,maka
penyuapan dalam bentuk apapun dilarang.

BAB IV
IMBALAN JASA
Pasal 15
Pengertian umum

1. Yang dimaksud dengan imbalan jasa adalah keseluruhan penghasilan karyawan yang
diterima dari koperasi sebagai imbalan atas segala kegiatan yang telah dilakukan oleh
karyawan bagi kepentingan perusahaan.
2. Struktur imbalan jasa terdiri dari:
a. Gaji pokok.
b. Tunjangan-tunjangan
c. Bonus.
d. Sisa hasil usaha
3. Yang dimaksud dengan gaji pokok adalah jasa berupa uang yang diterima oleh karyawan
secara tetap per bulan berdasarkan standar pengupahan karyawan.
4. Yang dimaksud dengan tunjangan-tunjangan adalah imbalan jasa berupa uang yang
diterima oleh karyawan diluar gaji pokok sehubungan dengan hari kerja, prestasi,posisi
structural dan fungsi karyawan dalam perusahaan serta hari raya keagamaan
5. Bonus adalah imbalan jasa berupa uang yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan
golongan dan didasarkan atas prestasi/pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh
petrusahaan.
6. Sisa hasil usaha adala imbalan jasa yang diterima karyawan dari hasil pembagian sisa
hasil usaha.
7. Sesuai dengan ketentuanundang-undang yang mengatur tentang pajak penghasilan,
imbalan jasa yang diberikan dalam bentuk uang akan dipungut pajak penghasilan,yang
mana pajak penghasilan ini akan dibayarkan oleh koperasi atas nama dan beban
karyawan yang bersangkutan
8. Sesuai dengan PPNo 08 tahun 1981 pasal 4,upah tidak dibayar apabila karyawan tidak
melakukan pekerjaan kecuali hal ini terjadi oleh sebab-sebab yang tercantum dalam
peraturan yang sama
9. Pembayaran upah dilakukan setiap bulan pada tanggal 25 kecuali jika tanggal 25 jatuh
pada hari libur/Sabtu, upah dibayarkan hari sebelumnya atau paling lambat akhir bulan.
Bagi karyawan baru pembayar upah bulan pertama dihitung dari jumlah upah sebulan
dibagi 22 dikalikan jumlah hari yang bersangkutan bekerja sampai dengan tanggal 24
bulan tersebut.
10. Bila karyawan berhalangan upah dapat dibayarkan pada pihak ketiga dengan disertai
surat kuasa bermaterai cukup dari karyawan yang bersangkutan,yang berlaku untuk satu
kali pembayaran.
11. Pemotongan upah olrh perusahaan untuk pihak ketiga, hanya dapat dilakukan bila ada
surt kuasa bermaterai cukup dari karyawan bersangkutan, kecuali untuk pembayaran
kepada Negara atau iuran sbagai peserta pada suatu dana yang menyelenggarakan
jaminan social.
12. Karyawan yang menjalani masa percobaan diberikan upah yang besarnya ditetapkan
dengan suatu surat keputusan pengurus berdasarkan golongan dan kelasnya, serendah
rendahnya sebesar upah minimum kabupaten/kota tahun bersangkutan sesuai dengan
ketentuan yang mengatur tentang upah minimal SK Gubernur.

Pasal 16
Gaji Pokok

1. Berdasarkan atas status karyawan, gaji pokok karyawan diatur dengan cara sebagai
berikut.
a. Karyawan Tetap
 Pembayaran diatur menurut gaji pokok per bulan sesuai dengan keputusan
pengurus.
 Dalam tiap tahun takwim karyawan menerima 12 x gaji yang dibayarkan tiap
bulan.
b. Karyawan Kontrak
 Penggajian untuk karyawan kontrak diatur dan disepakati bersama dalamsurat
perjanjian kerja antara karyawan dan perusahaan dalam hal ini diwakili pengurus
yang berlaku selama masa kontrak.
 Dalam hal tidak diatur tersendiri, system penggajian untuk karyawan kontrak
disamakan dengan karyawan tetap.
c. Karyawan Harian Lepas
 Penggajian untuk karyawan harian diperhitungkan menurut jumlah kehadiran
kerja karyawan dalam seminggu/bulan.
 Gaji pokok yang ditetapkan sesuai dengan jenis pekerjaan dengan tetap
mengindahkan Peraturan Perndang-undangan yang berlaku.
d. Karyawan Honorer
 Penggajian untuk karyawan honorer diatur tersendiri berdasarkan jenis pekerjaan
dan jumlah waktu yang disepakati bersama.
2. Pengurus menentukan besarnya penyesuaian indeks gaji untuk diberlakukan atas gaji
pokok semua karyawan perusahaan.
3. Penentuan besarnya gaji pokok ditentukan dengan penandatanganan perjanjian kerja
antara karyawan dan perusahaan dalam hal ini diwakili pengurus.

Pasal 17
Bonus
1. Bonus diberikan kepada karyawan tetap berdasarkan penilaian tertulis manajemen
terhadap prestasi karyawan yang bersangkutan untuk satu tahun takwim.
2. Bonus dapat diberikan tiap tiap bulan atau satu tahun sekali, dalam hal karyawan tidak
dapat menunjukkan prestasi bonus dapat diberikan.

Pasal 18
Tunjangan structural

1. Tunjangan struktural diberikan kepada karyawan tetap berdasarkan jabatan tertentu


dalam perusahaan.
2. Tunjangan struktural diberikan per bulan dan besarnya ditetapkan dengan surat keputusan
pengurus.
3. Dalam hal karyawan tidak lagi memangku jabatantersebut, maka tunjangan structural
tidak diberikan.

Pasal 19
Tunjangan fungsional
1. Tunjangan fungsional diberikan kepada karyawan tetap yang mempunyai fungsi
tambahan dalam perusahaan.
2. Tunjangan fungsional diberikan per bulan dan besarnya diteytapkan dengan surat
keputusan pengurus.
3. Dalam hal karyawan tidak lagi melaksanakan fungsi tambahan tersebut,maka tunjangan
tidak diberikan.

Pasal 20
Uang lembur
1. Yang diartikan kerja lembur adalah kerja yang dilakukan oleh karyawan diluar jam kerja
yang ditetapkan perusahaan.
2. Uang lembur hanya diberikan kepada karyawan tenaga dasar dan tenaga pelaksana yang
melakukan kerja lembur
3. Karyawan yang bekerja lembur harus mempunyai surat otorisasi lembur yang dibuat dan
ditandatangani oleh atasannya atau bila atasannya berhalangan, karyawan harus meminta
surat otorisasi lembur dari atasannya.
4. Dasar perhitungan uang lembur sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku serta
peraturan dibawahnya. (SKM tenaga kerja RI No.72/MEN/1984 jo
Per.Men.No.03/Men/1987) adalah sebagai berikut :
a. Tarif uang lembur(TUL)
 Untuk pekerja bulanan(yang upahnya diperhitungkan bulanan)=1/173x upah
bulanan.
 Untuk pekerja harian = 3/20 x upah harian.
b. Besar uang lembur untuk tiap jam kerja diatur sebagai berikut :
Hari Jam Upah lembur
Hari kerja biasa Jam I 1,5 X TUL
Hari kerja biasa Jam II s/d selebihnya 2 X TUL
Hari Jam I s/d VII 2 X TUL
Libur/raya/istirahat Jam VII 3 X TUL
mingguan Jam VII s/d Selebihnya 4 X TUL
Pasal 21
Upah selama sakit
1. Upah selama sakit diberikan perusahaan kepada karyawan yang menderita sakit cukup lama
dan terus menerus selama satu tahun.
2. Upah selama sakit di atur sebagai berikut:

MASA UPAH SELAMA SAKIT


3 Bulan pertama 100 % upah
4-6 bulan 75 % upah
7-9 bulan 50 % upah
10-12 bulan 25 % upah
3. Ketentuan pembayaran upah dengan bertahap berlaku bagi karyawan yang sakit terus
menerus .yang termasuk sakit terus menerus adalah penyakit menahun atau berkepanjangan
yang setelah sakit terus menerus atau terputus-putus bekerja kembali.tetapi dalam tenggang
waktu kurang dari empat minggu sakit kembali.
4. Biaya perawatan karyawan diberikan oleh perusahaan sebagai bantuan dengan mengikuti
ketentuan yang ditetapkan dalam bab V dan VI dalam peraturan karyawan ini.
5. Terhadap karyawan yang sakit selama 1(satu) tahun penuh secara terus menerus,maka
setelah itu akan dilakukan pemutusan hubungan kerja,sesuai babIX pasal 54 dan pasal 55.

Pasal 22
Upah selama pembebasan tugas sementara
1. Kepada karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib perusahaan yang dapat
mengakibatkan dikenakannya pemutusan hubungan kerja,dapat diberi tindakan pembesan
tugas sementara(Skorsing).
2. Selama dalam pembebasan tugas sementara kepada karyawan tersebut diberikan upah
sebesar 75% dari gaji yang diterimanya per bulan.
3. Bila hal tersebut tidak trbukti,perusahaan wajib memberikan ganti kerugian kepada
karyawan sebanyak-banyaknya sebesar selisih dari gaji yang seharusnya diterima perbulan
dikurangi jumlah yang diterima dalam masa pembebas tugas sementara.
4. Upah untuk pembebasan tugas sementara ini diberikan terbatas dalam jangka waktu paling
lama enam bulan.

Pasal 23
Upah selama karyawan dirumahkan
1. Apabila terjadi situasi / kondisi dimana perusahaan terpaksa menghentikan sebagian /
seluruh kegiatan / usaha perusahaan ,maka perusahaan dapat mengambil tindakan
merumahkan terhadap karyawan.
2. Selama masa sirumahkan karyawan tetap mendapat upah 100%.
3. Masa dirumahkan paling lama satu tahun dan setelah itu akan dilakukan musyawarah antara
karyawan dengan pengusaha untuk penyelesaian lebih lanjut.
4. Ketentuan ini berlaku bagi seluruh karyawan.
Pasal 24
Tunjangan Hari Raya

1. Tunjangan Hari Raya diberikan perusahaan berkenaandengan hari raya Idul Fitri kepada
setiap karyawan yang telah memiliki masa kerja 3 bulan atau lebih.
2. Besarnya Tunjangan Hari Raya adalah sebagai berikut :
a. Untuk karyawan yang telah memiliki masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus
menerus atau lebih sebesar 1 (satu) bulan upah.
b. Untuk karyawan yang mempunyai masa kerja tiga bulan lebih tetapi kurang dari dua
belas bulan diberikan secara proporsional dengan masa kerja, yakni dengan
perhitungan masa kerja dibagi dua belas dikalikan satukali upah.
3. Tunjangan Hari Raya diberikan selambat-lambatnya 7 hari menjelang hari raya Idul Fitri.

BAB V
BANTUAN PENGOBATAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

Pasal 25
Bantuan Pengobatan Inap

1. Bantuan pengobatan inap adalah tunjangan yang diberikan koperasi kepada karyawan dan
keluarganya dalam batas tertentu sebagai bantuan biaya pengobatan selama dirawat di
rumah sakit.
2. Bantuan pengobatan inap berlaku bagi karyawan tetap dan karyawan kontrak yang telah
bekerja sekurang-kurangnya 1 (Satu) tahun beserta keluarganya.
3. Yang dimaksud dengan keluarga karyawan adalah suami/istri/anak karyawan yang diatur
dalam bab 1 pasal 1.
4. Besarnya bantuan pengobatan inap adalah 100% dari jumlah biaya pengobatan inap yang
diajukan dengan batas maksimum seperti tercantum dalam ayat 5 dan ayat 6 pasal ini.
5. Maksimum bantuan pengobatan inap untuk karyawan besarnya ditetapkan sebesar 2 kali
gaji pokok karyawan.
6. Maksimum bantuan pengobatan inap untuk keluarga besarnya ditetapkan sebesar 0,5 kali
gaji pokok karyawan.
7. Jika penggunaan bantuan pengobatan inap melebihi batas maksimum bantuan pengobatan
inap maka karyawan dapat memanfaatkan bantuan pengobatan jalan.
8. Periode satu tahun untuk ketetapan bantuan pengobatan inap diperhitungkan sebagai tahun
takwim yaitu mulai januari sampai dengan desember.
9. Yang tercakup dalam bantuan pengobatan inap adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan
berkaitan dengan rawat inap.
10. Bantuan inap tidak berlaku untuk hal-hal yang bersifat kecantikan korektif.
11. Pergantian biaya pengobatan inap dilakukan dengan procedure sebagai berikut :
 Karyawan/keluarga yang sakit harus lapor ke personalia untuk mendapat surat
pengantar.
 Pergantian diberikan berdasarkan tanda terima / kwitansi pembayaran asli di rumah
sakit dan instansi terkait.
12. Jasa dokter, pengobatan dan perawatan dalam perjalanan dinas diputuskan oleh pengurus.
13. Suami atau anak karyawatiyang bantuan pengobatan inapnya tidak ditanggung oleh
perusahaan lain dan ditanggung oleh koperasi harus disertai surat keterangan dari
perusahaan suami atau dokumen lain yang disyaratkan oleh pengurus suami.
14. Jika sampai akhir tahun penggantian tersebut tidak digunakan sampai habis, maka sisa
penggantian tersebut dapat diminta kembali oleh karyawan.
15. Pelanggaran ketentuan dalam bentuk pemalsuan dan yang lain sebagainya akan dikenakan
sanksi sesuai BAB VIII

Pasal 26
Bantuan Pengobatan Jalan

1. Bantuan pengobatan jalan adalah bantuan yang diberikan perusahaan kepada karyawan dan
keluarganya sebagai pengganti biaya pengobatan.
2. Bantuan pengobatan jalan berlaku bagi karyawan tetap dan keluarganya serta karyawan
kontrak dan keluarganya setelah melalui masa kontrak tiga bulan pertama.
3. Yang dimaksud dengan keluarga karyawan adalah suami/istri/anak karyawan seperti yang
diatur dalam Bab 1 Pasal 1 peraturan ini.
4. Suami atau anak karyawati yang bantuan pengobatan jalannya tidak ditanggung oleh pihak
lain dan ditanggumg oleh koperasi harus disertai surat keterangan dari perusahaan suami
atau dokumen lain yang disyaratkan oleh pengurus.
5. Besarnya bantuan pengobatan jalan adalah sebesar 75% dari jumlah pengobatan jalan yang
diajukan.
6. Batas maksimum besarnya pengobatan jalan selama satu tahun untuk karyawan ditetaokan
sebesar dua kali gaji pokok.
7. Batas maksimum besarnya pengobatan jalan selama satu tahun untuk keluarga ditetapkan
sebesar 0,5 kali gaji pokok.
8. Periode satu tahun untuk bantuan pengobatan jalan diperhitungkan sebagai tahun takwim
yaitu mulai januari sampai dengan desember.
9. Bagi karyawan memenuhi ketentuan ayat dua dalam tahun takwim, batas maksimal
bantuan pengobatan jalan dihitung secara prorate.
10. Yang termasuk biaya pengobatan jalan adalah :
 Biaya pemeriksaan dokter
 Biaya pembelian obat-obatan berdasarkan resep dokter.
 Biaya pemeriksaan laboratorium dengan rekomendasi dokter.
11. Bantuan pengobatan jalan tidak berlaku bagi hal-hal yang bersifat kecantikan korektif.
12. Penggantian biaya pengobatan jalan harus disertai tanda terima / kwitansi pembayaran dan
atau copy resep dari dokter atau apotek.
13. Jasa dokter, pengobatandan perawatan dalam perjalanan dinas diputuskan oleh pengurus.
14. Bantuan pengobatan jalan yang belum digunakan sampai dengan akhir tahun akan
diserahkan kembali kepada karyawan dalam bentuk uang tunai sebanyak 5% dari jumlah
yang belum digunakan.
15. Pelanggaran atas ketentuan dalam bentuk pemalsuan dan lain sebagainya akan dikenakan
sanksi sesuai Bab VIII

Pasal 27
Bantuan kacamata
1. Bantuan kacamata hanya diberikan kepada karyawan tetap.
2. Pergantian biaya kacamata hanya diberikan untuk kacamata sebagai alat bantu
penglihatan dan harus disertai resep dokter spesialis mata atau optikal yang ditunjuk oleh
koperasi serta tanda terima/kwitansi pembayaran.
3. Pergantian bingkai kacamata diberikan dua tahun sekali,pergantian lensa diberikan
maksimal satu kali dalam satu tahun.
4. Besarnya bantuan kacamata besarnya disesuaikan dengan pangkat karyawan sebagai
berikut:
 Pangkat TD : Frame RP. 40,- Lensa RP. 60.-
 Pangkat TP/SMA ;Frame RP 50,- Lensa RP.70.-
 Pangkat SMD ;Frame RP60,- LensaRP. 80.-
 Pangkat SU/PM ;FrameRP.70.- Lensa RP.90.-
 Pangkat M/GM ;Frame RP.80.- Lensa RP.100.-
5. Biaya pemeriksaan dokter spesialis mata tidak diperhitung sebagai bagian dari bantuan
kacamata tetapi diperhitungkan sebagian dari bantuan pengobatan jalan karyawan.
6. Bila karyawan/ karyawati memilih lensa kotak ,maka bantuan yang diberikan adalah
bantuan kacamata (frame +lensa) dengan tidak merubah periode bantuan.
7. Bantuan kacamata yang belum digunakan sampai dengan akhir tahun tidak akan
dikembalikan kepada karyawan.
8. Pelanggaran atas ketentuan dalam bentuk pemalsuan dan lain sebagainya akan dikenakan
sanksi sesuai Bab VIII.

Pasal 28
Bantuan perawatan bersalin
1. Bantuan perawatan bersalin diberikan kepada karyawan tetap atau istri karyawan yang
melahirkan atau keguguran.
2. Bantuan perawatan bersalin berlaku untuk dua kali kelahiran dan atau keguguran.
3. Rumah sakit yang digunakan adalah rumah sakit yang telah ditunjuk oleh koperasi.
4. Bila karena keadaan darurat atau hal lain, sehingga karyawan atau istri karyawan tidak
dapat menggunakan rumah sakit yang ditunjuk maka bantuan perawatan bersalin yang
diberikan jumlahnya akan sama dengan pengeluaran perawatan bersalin yang dilakukan
di rumah sakit yang ditunjuk perusahaan.
5. Maksimum besarnya bantuan persyaratan bersalin besarnya ditetapkan satu kali gaji
pokok untuk kelahiran normal atau dua kali gaji pokok untuk kelahiran tidak normal.
6. Karyawan wajib menyerahkan surat keterangan kelahiran dan tanda terima / kwitansi
pembayaran dari rumah sakit kepada bagian personalia.
7. Bantuan persyaratan bersalin berlaku bagi karyawan tetap yang telah bekerja sekurang-
kurangnya dua tahun.
8. Jika penggunaan bantuan perawatan bersalin melebihi batas maksimum bantuan
perawatan bersalin karyawan tidak dapat memanfaatkan sisa bantuan pengobatan jalan.
9. Dalam hal kelahiran yang tidak normal dimana harus dilakukan operasi atau cara-cara
tertentu,maka harus disertai surat rekomendasi dari dokter spesialis yang bersangkutan.
10. Pengguguran kandungan atas saran dokter digolongkan sebagai bagian dari bantuan
perawatan bersalin.
11. Pelaksanaan ketentuan pasal 25,26,27,dan 28 tersebut berpedoman pada UU No. 3/92 jo
PP 14/93.

Pasal 29
Santunan kematian
Karyawan yang meninggal dunia karena kecelakaan kerja maupun bukan karena kecelakaan
kerja akan diberikan santunan yang diserahkan kepada ahli warisnya sebagai berikut :
1. Karyawan yang meninggal dunia baik karena kecelakaan kerja maupun tidak diberikan
santunan sebesar :
 Upah yang sedang berjalan.
 Jaminan kematian yang terdiri dari santunan kematian dan biaya pemakaman dari
badan penyelenggara jamsostek apabila telah menjadi peserta.
2. Selain santunan tersebut dalam ayat 1 apabilakaryawan meninggal dunia,maka koperasi
akan memberikan santunan. Besarnya jumlah santunan kematian sesuai dengan
keputusan menteri tenaga kerja atau departemen yang membawahi tentang
ketenagakerjaan.

Pasal 30
Bantuan Makan
1. Bantuan makan diberikan kepada karyawan yang besarnya ditetapkan oleh keputusan
pengurus.
2. Bantuan makan malam hari diberikan kepada karyawan yang bekerja lembur setelah jam
kerja dan melampaui jam makan malam (19.00 wib).
3. Bantuan makan diberikan kepada karyawan tetap,kontrak dan honorer.

Pasal 31
Bantuan pakaian seragam
1. Bantuan pakaian seragam diberikan kepada karyawan tetap dan karyawan kontrak.
2. Bantuan seragam diberikan satu kali dalam satu tahun takwim.

Pasal 32
Tempat ibadah
1. Koperasi memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan agama yang dianut.
2. Koperasi menyediakan tempat ibadah bagi karyawan
Bab VI
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA(JAMSOSTEK)

Pasal 33
Pengertian

Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang
(berkurang)dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
berupa kecelakaan kerja,sakit,hamil,bersalin,hari tua, dan meninggal.

Pasal 34
Peserta Jamsostek

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 10 (sepuluh) orang tenaga kerja atau
membayar upah kepada seluruh tenaga kerja paling sedikit RP. 1.000,000,- (satu juta rupiah) per
Bulan sesuai dengan peraturan pemerintah RI Nomor:14 tahun 1993, wajib mengikutsertakan
tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja . Oleh karena itu karyawan koperasi
simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”.

Pasal 35
Jenis Jaminan Program JAMSOSTEK
Program Jamsostek terdiri dari:
1. Jaminan berupa uang meliputi:
 Jaminan Kecelakaan Kerja
 Jaminan Kematian
 Jaminan hari tua
2. Jaminan berupa pelayanan yaitu: Jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) Seperti diatur
dalam PP RI No:14 tahun 1993, Bab II Pasal 2 ayat 4 dan sehubungan perusahaan telah
memberikan bantuan pengobatan seperti diatur dalam Bab V tentang bantuan pengobatan
dan kesejahteraan karyawan, maka karyawan tidak diikutsertakan dalam Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan dalam Program JAMSOSTEK.

BAB VII
HARI LIBUR,CUTI,DAN IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

Pasal 36
Hari-hari libur

Hari libur yang diakui sah oleh perusahaan adalah hari-hari libur resmi yang ditetapkan oleh
Menteri Agama RI setiap tahun. Dan ini berlaku untuk semua karyawan.
Pasal 37
Cuti Tahunan

1. Cuti tahunan adalah hari-hari istirahat karyawan yang dapat di ambil setelah mengalami
masa kerja selama 12 (dua belas ) bulan terus menetus
2. Kepada Undang-Undang No.14 tahun 1969 dan undang-undang No. 1 tahun 1951, pasal
14 ayat PP 21 tahun 1954 pasal 2 ayat 2 , lamanya cuti tahunan adalah 10 (sepulu) hari
kerja, dihitung dari 20 (dua puluh) hari kerja dalam masa kerja termaksud pada ayat 1.
3. Pengambilan hak cuti tahunan, karyawan mengajukan permohonan otorisasi penggunaan
hak cuti kepada pengurus atau pejabat perusahaan yang ditunjuk selambat-lanbatnya 14
(Empat belas) hari atau 2 (dua) minggu sebelum waktu cuti.
4. Perusahaan berhak mengatur hari-hari cuti tahunan karyawan dalam tahun takwin untuk
menjamin kelangsungan produktifitas kerja perusahaan Dan saat pengambilan cuti
tahunan dapat di undur oleh perusahaan atas pertimbangan kepentingan yang nyata,
selama-lamanya 6 bulan sejak karyawan mengajukan atas cuti tahunan.
5. Pengambilan cuti tahunan yang telah disetujui oleh perusahaan dapat dibatalkan, bila
dinilai kehadiran karyawan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan sangat
diperlukan oleh perusahaan. Atas hal tersebut perusahaan wajib mengganti dengan
pemberian cuti tahunan pada hari lain.
6. Hari-hari raya, sebagaimana detetapkan oleh Menteri Agama RI yang kebetulan jatuh
pada masa cuti dianggap menjadi bagian cuti,melainkan di tambah ke dalam cuti.
7. Cuti tahunan ini tidak dapat diuangkan kecuali,bila karyawan mengundurkan diri /
hubungan kerja putus perusahaan bukan karena alasan mendadak yang diberikan oleh
karyawan
8. Karyawan berhak atas penggantian hak cuti tahunan dalam bentuk uang,bila pada saat
putusnya hubungan kerja, karyawan telah mempunyai masa kerja minimal 6(Enam) bulan
terhitung sejak timbulnya hak cuti tahunan yang terakhir. Adapun jumlah penantian
dihitung dari jumlah hari cuti tahunan yang menjadi haknya sesuai ayat 2(Dua) dikalikan
upah penuh untuk hari-hari tersebut.
9. Cuti tahunan menjadi gugur apabila dalam jangka enam bulan sejak hak cuti dalam satu
tahun karyawan tidak mempergunakan haknya bukan karena alasan yang diberikan oleh
perusahaan atau alasan khusus.
10. Karyawan tidak masuk kerja diluar alasan ijin meninggalkan pekerjaan dengan upah
seperti diatur dalam pasal 40,akan diperhitungkan sebagai bagian dari cuti tahunan. Dan
kelebihan dari tersebut akan diperhitungkan sebagai pengurangan gaji yang diterima
karyawan yang bersangkutan,dengan perhitungan jumlah pengurangan sama dengan upah
penuh untuk hari tersebut.
11. Karyawan dengan status hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu yang lamanya satu
tahun saja, hari cuti tahunannya di atur menurut peraturan pemerintah No: 21 tahun 1954
jo surat keputusan tenaga kerja No: Kep. 69/Men/ 1980.
12. Dalam hal cuti tahunan yang diambil dalam beberapa bagian, harus ada satu bagian yang
di ambil sedikitnya 5(lima) hari kerja berturut-turut, kecuali jika karena alasan khusus hal
tersebut tidak dapat dilaksanakan. Salah satu bagian dari cuti tahunan adalah libur
bersama yang ditentukan oleh perusahaan.
Pasal 38
Cuti Bersalin

1. Cuti bersalin adalah hari-hari istirahat karyawan yang diberikan satu setengah bulan
sebelum saatnya ia menurut perhitungan akan melahirkan anak dan satu setengah
bulan setelah melahirkan anak atau gugur kjandungan sesuai Undang-undang No:1
tahun 1951 pasal 13 ayat 2.
2. Hari-hari karyawan karena gugur kandungan hanya dapat diambil berdasarkan surat
keterangan dokter kandungan atau bidan yang merawatnya.
3. Perpanjangan cuti bersalin dapat diberikan berdasarkan keadaan yang dapat
membahayakan karyawati, atas dasar keterangan dari dokter dan berlaku ketentuan
upah selama sakit.

Pasal 39
Ijin Sakit Haid

1. Perusahaan tidak mewajibkan karyawati bekerja jika pada waktu hari pertama dan
kedua waktu haid.
2. Karyawati tidak mampu bekerja sebagaimana ayat 1 pasal ini bila perlu didukug
surat keterangan Dokter.

Pasal 40
Izin Meninggalkan Pekerjaan Dengan Upah

1. Seorang karyawan dapat diberi izin untuk meninggalkan pekerjaan dengan mendapat
upah untuk keperluan seperti tersebut dibawah ini
a. Perkawinan karyawan 3 hari kerja
b. Perkawinan anak sah karyawan 2 hari kerja
c. Istri sah karyawan melahirkan 2 hari kerja
d. Khitanan/Pembaptisan anak sah karyawan 2 hari kerja
e. Kematian keluarga 2 hari kerja
Orang tua ,mertua,saudara kandung, suami/istri
Anak karyawan 2 hari kerja
f. Perkawinan kakak/adik karyawan 1 hari kerja
2. Karyawan tidak masuk masuk kerja karena sakit, harus melakukan pemberitahuan kepada
perusahaan secara lisan pada hari yang bersangkutan tidak masuk kerja dan
menyampaikan surat ijin dengan disertai surat keterangan dari dokter /puskesmas pada
hari karyawan yang bersangkutan kembali bekerja, jika tidak memenuhi ketentuan di atas
harus dengan persetujuan pengurus.
3. Untuk keperluan pengurus keperluan –keperluan pribadi lainnya bagi karyawan,
karyawan dapat mengajukan permohonan untuk menggunakan hak cuti tahunannya.
4. Untuk karyawan yang meninggalkan pekerjaan diluar yang diatur pasal 1-3 diatas, akan
diatur dengan suatu keputusan General Manager atau pengurus.
Pasal 41
Izin Khusus

Izin khus adalah izin yang dibweikan perusahaan kepada karyawan untuk meninggalkan
pekerjaan dengan mendapatkan upah untuk krperluan keperluan tertentu demi kepenyingan
nasional maupun regional dengan maksimal waktu enam hari kerja dalam satu tahun takwin.

Pasal 42
Izin Menunaikan Ibadah Haji

Karyawan mendapatkan dispensasi khusus menunaikan ibadah haji maksimalselama 30 hari


kerja, setelah paling sedikit masa kerja selama 5 tahun. Izin hanya diberika 1 (Satu) kali selama
karyawan bekerja.

BAB VIII
DISIPLIN DAN SANKSI

Pasal 43
Petunjuk Tindakan Disiplin

Tindakan disiplin perlu diberikan terhadap karyawan yang tidak mematuhi peraturan dan tata
tertib perusahaan seperti diatur dalam Bab III. Atasan yang berhak memberikan tindakan disiplin
harus bersikap objektif dan selalu mempertimbangkan besar/kecilnya ketidak patuhan
pengaruhnya terhadap kedisiplinan karyawan lainnya, untuk itu disarankan agar atasan sebelum
mengambil suatu tindakan disiplin terlebih dahulu berkonsultasi dengan pengurus perusahaan.

Pasal 44
Peringatan Lisan

Diberikan kepada karyawan yang tidak mematuhi disiplin atau tata tertib yang ditentukan
perusahaan antara lain seperti :
a. Sering terlambat masuk/pulang lebih awal.
b. Berlakuan kurang baik selama jam kerja, misalnya bermalas-malasan, senda gurau,baca
Koran dan lain sebagainya.
c. Tugas / pekerjaan yang diberikan tidak dilaksanakan dengan baik dan semestinya.
d. Pelanggaran ringan lainnya.

Pasal 45
Peringatan tertulis

Apabila peringatan lisan belum menghasilkan suatu perbaikan dalam tingkah laku/prestasi kerja
karyawan dan/atau karyawan mengulangi tindakan yang mendapat peringatan dalam tenggang
waktu berlakunya peringatan tertulis tersebut ataupun terjadi suatu pelanggaran yang lebih berat
atas peraturan perusahaan, maka peringatan tertulis harus diberikan kepada karyawan dan tidak
wajib diberikan secara berurutan tapi tergantung dari berat / ringannya pelanggaran/ kesalahan
yang dilakukan.
Masa berlakunya peringatan tertulis:
a. Peringatan tertulis I berlaku selama 6(Enam) bulan, terhitung dari tanggal
pengeluarannya.
b. Peringatan tertulis II berlaku selama 6(Enam) bulan, terhitung dari tanggal
pengeluarannya.
c. Peringatan tertulis III berlaku selama 6(Enam) bulan, terhitung dari tanggal
pengeluarannya.
Surat peringatan tertulis harus memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Jenis kesalahan/ pelanggaran.
b. Kapan, siapa pelakunya tempat kejadian, dan mengapa serta bagaimana pelanggaran
tersebut.
c. Masa berlakunya surat peringatan tertulis.
d. Akibat-akibat yang timbul selama masa berlaku peringatan tertulis belum berakhir.
e. Peringatan tertulis tetap berlaku walaupun yang bersangkutan menolak membubuhkan
tanda tangan, asalkan isi dari peringatan tersebut telah dibacakan kepada yang
bersangkutan dengan disaksikan oleh 2(dua) orang saksi.
Surat peringatan tertulis di buat rangkap tiga oleh bagian managemen (personalia) atau pengurus,
dengan perincian sebagai berikut:
- Asli untuk karyawan yang bersangkutan.
- Copy 1 untuk atasan karyawan yang bersangkutan
- Copy 2 untuk arsip

Pasal 46
Tingkat-Tingkat Pelanggara
Uraian sanksi sebagai berikut :
Tingkat Pelanggaran Sanksi
I Peringatan lisan/tertulis
II Surat peringatan I
III -Surat peringatan II
-Penundaan kenaikan gaji,pangkat,jabatan
IV -Surat peringatan III
-Pembebasan tugas sementara
-Penurunan jabatan
V -Ganti rugi(jika dapat dipotong dari upah,tidak boleh melebihi 50% dari upah)
-Pemutusan hubungan kerja

Pelanggaran tingkat pertama (I)


1. Datang terlambat tanpa alasan yang wajar.
2. Meninggalkan tempat kerja atau pulang lebih awal tanpa izin dari pimpinan
3. Tidak mematuhi pengarahan atasannya tanpa alasan yang wajar
4. Memberikan keterangan yang tidak benar

Pelanggaran Tingkat Kedua (II):


1. Datang terlambat lebih dari 4 (Empat) kali dalam 1 (satu) bulan
2. Meninggalkan tempat kerja untuk keperluan pribadi atau pulang lebih awal
Tanpa izin pimpinan lebih dari 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan
3. Mempergunakan barang-barang milik perusahaan untuk kepentingan pribadi

Pelanggaran tingkat (III):


Pengulangan atas pelanggaran tingkat 1dan/atau pelanggaran tingkat II

Pelanggaran tingkat (IV):


1. Tidak hadir selama 2 hari berturut-turut tanpa pemberitahuan secara tertulis
2. Sakit 2 hari kerja atau lebih tanpa membawa surat keterangan dokter
3. Setelah 3 kali berturut-turut karyawan tetap menolak untuk mentaati perintah atau
penugasan yang layak
4. Dengan sengaja mengakibatkan dirinya dalam keadaan demikian sehingga ia tidak dapat
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya
5. Pengulangan atas pelanggaran tingkat III

Pelanggaran Tingkat Kelima(lima):


1. Pada saat diadakan perjajian kerja memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan
2. Mabok,madat,memakai obatbius,atau narkotik di tempat kerja
3. Melakukan perbuatan asusila di tempat kerja melakukan perbuatan asusila di tempat kerja
4. Melakukan tindakan kejahatan,misalnya: mengambil barang milik orang lain tanpa
izin,menggelapkan,menipu,memperdagangkan barang terlarang,baik di dalam lingkungan
perusahaan maupun di luar lingkungan perusaaan
5. Menganiaya,menghina secara kasar atau mengancam pemilik,pimpinan perusahaan dan
atau teman kerja
6. Membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan hokum atau kesusilaan
7. Dengan sengaja atau ceroboh merusak,merugikan,atau membiarkan dalam keadaan
bahaya milik perusahaan atau milik pihak ketiga
8. Membongkar rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik pimpinan perusahaan dan
keluarganya yang seharusnya, kecuali untuk kepentingan Negara
9. Pemalsuan apapun yang merugikan perusahaan
10. Perjudian dalam bentuk apapun yang dilakukan di tempat kerja maupun diluar tempat
kerja
11. Tidak hadir selama 5(lima) hari kerja berturut-turut tanpa pemberitahuan tertulis yang
alasannya tidak dapat diterima dan sudah diberikan surat peringatan sebelumnya
12. Menghilangkan barangmilik perusahaan dengan sengaja atau karena kecerobohan
13. Berbuat asusila sedemikian rupa sehingga dapat dianggap mencemarkan nama baik
perusahaan
14. Pengulangan atas pelanggaran tingkat IV
15. Membawa /memindahkan/meminjamkan barang-barang milik perusahaan tanpa izin yang
berwenang
16. Melanggar peraturan perilaku profesional,khususnya yang berkenaan dengan benturan
kepentingan
BAB IX
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Pasal 47
Umum

1. Perusahaan berusaha sedapat-dapatnya untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan


kerja
2. Dalam keadaan yang memaksa sehingga terjadi pemutusan hubungan kerja, perusahaan
akan bertindak dengan mengindahkan Undang-undang No,12 jo Kep Men No,
150/Men/2000 dan atau peraturan lainnya yang berlaku
3. Putusnya hubungan kerja antara perusahaan dengan karyawan dapat diakibatkan oleh hal-
hal sebagai berikut:
a. Bukan Prakarsa Perusahaan:
a.Karyawan meninggal dunia
b.Karyawan mengundurkan diri
c.Berakhirnya masa kontrak kerja

b.Prakarsa Perusahaan:
a. Karyawan tidak memenuhi syarat pada masa percobaan
b.Karyawan tidak mencapai prestasi kerja yang ditetapkan perusahaan
c.Masa sakit yang berkepanjangan
4. Pada saat pemutusan hubungan kerja, karyawan berkewajiban untuk menyelesaikan semua
kewajiban keuangan

Pasal 48
Karyawan Meninggal Dunia

1. Meninggalnya karyawan mengakibatkan hubungan kerja terputus dengan sendirinys


2. Dalam hal meninggalnya karyawan disebabkan oleh karena kecelakaan,kepada ahli
warisnya diberikan santunan diatur oleh Bab VdanVI dalam peraturan ini
3. Dalam hal meninggalnya karyawan bukan disebabkan oleh kecelakaan, kepada ahli
warisnya diberikan santunan kematian sebagaimana diatur oleh Bab V dan BabVI dalam
peraturan ini dan ketentuan kep. Men No: 150/Men/2000

Pasal 49
Karyawan Mengundurkan diri

1. Karyawan yang oleh karena suatu hal, menginginkan pengunduran diri dari perusahaan
dapat melakukannya dengan mengajukan permohonan resmi kepada perusahaan.
2. Permohonan harus diajukan secara tertulis selambat-lambatnya satu bulan sebelum
tanggal pengunduran diri.
3. Perusahaan memberikan surat keterangan kerja jika karyawan mengundurkandiri sesuai
dengan ketentuan ayat 2 dan sudah diangkat menjadi karyawan tetap.
4. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja karena karyawan mengundurkan diri secara
baik atas kemauan sendiri, maka perusahaan tidak berkewajiban untuk memberikan
pesangon kepada karyawan yang mengundurkan diri, dailuar yang diatur dalam program
pension karyawan, tetapi karyawan berhak atas uang penghargaan masa kerja dan ganti
kerugian sesuai yang diatur dalam ketentuan pasal 58 peraturan ini.

Pasal 50
Berakhirnya masa kontrak kerja

1. Sesuai dengan syarat-syarat kerja yang dinyatakan dalam surat perjanjian kontrak kerja,
tanggal berakhirnya hubungan kerja antara karyawan dan perusahaan untuk periode
tersebut.
2. Bilamana dianggap perlu, dengan persetujuan kedua belah pihak, kontrak kerja dapat
diperpanjang untuk satu periode tersebut.
3. Jika salah satu pihak memutuskan tidak memperpanjang kontrak maka pihak tersebut
harus melakukan pemberitahuan satu bulan sebelum masa kontrak berakhir.
4. Dengan berakhirnya kontrak kerja, perusahaan tidak berkewajiban untuk memberikan
imbalan/pesangon diluar hal-hal yang tercantum dalam surat kontrak.

Pasal 51
Karyawan gagal dalam masa percobaan

1. Selama dalam masa percobaan yang lamanya tiga bulan sejak penerimaan sebagai
karyawan , perusahaan sewaktu-waktu berhak untuk melakukan pemutusan hubungan
kerja dengan karyawan yang bersangkutan, bila dianggap tidak memenuhi persyaratan
yang ditetapkan perusahaan.
2. Pemutusan hubungan kerja atas dasar ini tidak disertai dengan pemberian imbalan/uang
jasa ataupun pesangon.

Pasal 52
Karyawan yang tidak mencapai prestasi kerja yang telah ditetapkan

1. Karyawan yang tidak mencapai prestasi kerja seperti yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh perusahaan walaupun telah dibina, dapat dikenakan pemutusan hubungan kerja.
2. Untuk pelaksanaan administrative pemutusan hubungan kerja , perusahaan berpedoman
pada UU No. 12 Tahunb 1964 jo Kep Menteri No. 150/Men/2020.

Pasal 53
Masa sakit yang berkepanjangan

1. Perusahaan dapat melakukan pemutusan kerja dengan karyawan yang menderita sakit
terus menerus selama 12 bulan.
2. Maksud dari masa sakit yang berkepanjangan adalah sebagaimana telah dijelaskan dalam
pasal 21 ayat 3 ( sesuai dengan surat edaran menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.
SE-01/MEN/1982, tertanggal 4 Februari 1982)
3. Untuk pelaksanaan administrasi pemutusan hubungan kerja, perusahaan berpedoman
pada UU No.12 tahun 1964 jo Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150/men/2000.

Pasal 54
Ketidakmampuan oleh karena alasan kesehatan

1. Seorang karyawan yang oleh karena alasan kesehatan (medical unfit) berdasarkan
Undang-undang No. 12 tahun 1964 dipandang tidak mampu bekerja dapat diberhentikan
dengan tidak hormat dari perkerjaannya.
2. Untuk pelaksanaan administrative pemutusan hubungan kerja, perusahaan berpedoman
pada keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150/Men/2000.

Pasal 55
Pembebasan Tugas

1. Bila karyawan dijatuhi hukuman kurungan oleh pengadilan oleh karena melanggar
hokum atau berkali-kali melakukan pelanggaran terhadap tata tertib perusahaandan
beberapa sanksi telah diberikan kepada yang bersangkutan, namun tidak diindahkan
maka perusahaan dapat mengambil tindakan pemutusan hubungan kerja (Undang-undang
No. 12 Tahun 1964)
2. Pemutusan hubungan kerja atas dasar ini dilakukan dengan mengindahkan Undang-
undang No. 12 Tahun 1964.

Pasal 56
Pemberhentian Umum

1. Atas prakarsa perusahaan dengan adanya suatu program reorganisasi/rasionalisasi atau


pengubahan system kerja yang mengakibatkan karyawan kehilangan pekerjaannya,maka
karyawan yang bersangkutan atas prakarsa perusahaan dapat diberhentikan dengan tidak
hormat dari perusahaan yang dilaksanakan sesuai prosedur UU No. 12 1964 Jo Kep.
Menaker No. 150/Men/2020.
2. Untuk pemberhentian umum ini kepada karyawan dapat diberikan pesangon atau uang
jasa sesuai dengan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.
150/Men/2000 dan peraturan lainnya yang berlaku.

Pasal 57
Pemberhentian Kerha karena Lanjut Usia

1. Perusahaan atau karyawan dapat memutuskan hubungan kerja karena lanjut usia. Apabila
karyawan mencapai usia 55 tahun atau telah mempunyai masa kerja 25 tahun yang
apabila dijumlahkan dengan umurnya menjadi 75 tahun.
2. Terhadap karyawan yang dikenakan pemutusan hubungan kerja karena lanjut usia dan
perusahaan belum mengatur jaminan atau manfaat pensium, perusahaan wajib
memberikan uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan pasal 156 ayat 2. Tetapi dalam
hal laryawan putus hubungan kerja karena lanjut usia dan perusahaan telah mengatur
adanya jaminan atau manfaat pensiun maka karyawan tidak berhak mendapatkan uang
pesangon dan jasa seperti diatur dalam pasal 156 ayat.
3. Dalam hal karyawan meskipun sudah mencapai usia 55 tahun atau telah mempunyai
masa kerja 25 tahun yang apabila dijumlahkan dengan umurnya menjadi 75 tahun tetapi
masih produktif, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk tetap menjadi karyawan
dengan perjanjian kerja tersendiri.
4. Kepada karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja diberikan surat keterangan
kerja yang berisikan lamanya karyawan bekerja pada perusahaan (Tanggal mulai masuk
dan tanggal berhentinya hubungan kerja) dan jabatan terakhir.

Pasal 58
Uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja
1. Karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerjaatas prakarsa perusahaan
terkecuali oleh karena alasan yang kuat dan mendesak, akan menerima uang pesangon
dan atau uang jasa dan atau ganti kerugian.
2. Besarnya uang pesangon ditetapkan serendah rendahnya sbagai berikut ( Ref. Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep. 150/Men/2000 dan peraturan yang
lainnya.
a. Uang Pesangon :
 Masa Kerja sampai 1 tahun : 1 bulan Upah
 Masa Kerja 1 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 2 tahun : 2 bulan Upah
 Masa Kerja 2 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 3 tahun : 3 bulan Upah
 Masa Kerja 3 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 4 tahun : 4 bulan Upah
 Masa Kerja 4 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 5 tahun : 5 bulan Upah
 Masa Kerja 5 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 tahun : 6 bulan Upah
 Masa Kerja 6 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 7 tahun : 7 bulan Upah
 Masa Kerja 7 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 8 tahun : 8 bulan Upah
 Masa Kerja 8 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 9 tahun : 9 bulan Upah
b. Uang Penghargaan Masa Kerja :
 Masa Kerja 3 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 th : 2 bulan Upah
 Masa Kerja 6 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 9 th : 3 bulan Upah
 Masa Kerja 9 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 12 th : 4 bulan Upah
 Masa Kerja 12 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 15 th : 5 bulan Upah
 Masa Kerja 15 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 18 th : 6 bulan Upah
 Masa Kerja 18 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 21 th : 7 bulan Upah
 Masa Kerja 21 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 24 th : 8 bulan Upah
 Masa Kerja 24 tahun atau lebih, :10bulan Upah
c. Ganti kerugian :
 Ganti kerugian untuk istirahat tahunan yang belum diambil dan belum gugur.
 Biaya atau ongkos pulang untuk pekerjaan dan keluarganya ke tempat dimana pekerja
diterima bekerja.
 Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan sebesar 15% dari
uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja apabila masakerjanya telah
memenuhi syarat untuk mendapatkan uang penghargaan masa kerja.
BAB X
PERJALANAN DINAS DAN DESTASERING

Pasal 59
Ketentuan Umum

Pengertian
1. Pperjalanan dinas adalah perjalanan yang dilakukan menurut perintah atau SKdari
perusahaan atau pengurus
2. Perjalanan dinas dalam negeri adalah perjalanan dinas yang dilakukan oleh seorang
pejabat/karyawan dari tempat bekerja (kantor) untuk tugas perusahaan di luar wilayah
kerja BI setempat
3. Perjalanan dinas ke luar negeri adalah perjalanan yang dilakukan oleh seorang
pejabat/karyawan ke luar negeri untuk melaksanakan tugas kantor.
4. Detasering adalah penugasansementara di luar tempat kedudukan karyawan untuk jangka
waktu paling lama 3 (tiga) bulan,guna menjalankan tugas di perusahaan di tempat di
mana karyawan tersebut ditugaskan
5. Dalam tugas perjalanan dinas dan detasering baik di dalam maupun di luar negeri, maka
karyawan tidak diperbolehkan membawa keluarganya
6. Perjalanan dinas, detasering yang dibiayai oleh perusahaan akan diatur dan ditetapkan
dalam peraturan berdasarkan surat keputusan pengurus
7. Biaya perjalanan dinas meliputu:
a. Uang saku harian (termasuk transpot local,lembur,dll)
b. Uang makan
c. Uang hotel/penginapan
8. Tugas perjalanan dinas tidak diperhitungkan sebagai kerja lembur

Pasal 60
Perjalanan Dinas Dalam Negeri

1. Tugas perjalanan dinas dalam negeri


1.1 Perjalanan dinas dalam negeri harus berdasarkan surat tugas dari pimpinan masing-
masing departemen yang disetujui pengurus.
1.2 Setiap perjalanan dinas harus disertai surat perjalanan dinas (SPD) yang dibuat dan
ditandatangani oleh pejabat personalia yang ditunjuk untuk itu
1.3 Biaya perjalanan dinas dalam negeri diatur dalam peraturan pelaksanaan tersendiri
berdasarkan surat keputusan pengurus.
1.4 Dalam hal perusahaan menyediakan penginapan /makan,uang pengganti hotel tidak
diberikan

2. Perjalanan dinas dalam negeri dengan menggunakan kendaraan dinas /pribadi.


2.1 Perjalanan dinas dalam negeri dengan nenggunakan kendaraan dinas/pribadi harus
disetujui oleh atasan yang berwenang dan diberikan pengganti BBM dan /atau biaya
–biaya kendaraan lainnya,dengan menunjukkan bukti-bukti pembayaran yang syah
2.2 Pada dasarnya perusahaan tidak mrnganjurkan pemakaian kendaraan pribadi didalam
perjalanan dinas,akan tetapi jika karyawan menghendaki memakai kendaraan
pribadinya,maka biaya BBM dan tol akan diganti oleh perusahaan, sedangkan segala
risiko atas kendaraan pribadinya yang terjadi perjalanan dinas tersebut adalah
tanggung jawab karyawan sendiri
2.3 Jika perjalanan dinas dilakukan oleh beberapa karyawan dengan menggunakan
kendaraan dinas / pribadi maka uang pengganti BBM akan diganti untuk satu
kendaraan saja.

3. Perjalanan dinas dalam negeri dengan menggunakan kendaraan umum


3.1 Penggunanan pesawat terbang, taksi, dan kendaraan umum lainnya untuk transpot
antar kota / antar pulau disetujui oleh pejabat yang berwenang yang jelas dan
jenisnya ditentukan berdasarkan surat keputusan pengurus
3.2 Penggunaan pesawat terbang pulang pergi, kelasnya diatur tersendiri berdasarkan
level masing-masing karyawan
3.3 Adanya jenis kendaraan umum yang dapat dipergunakan oleh perusahaan sesuai
dengan kebutuhan serta urgensi tugas yang diberikan.

Pasal 61
Perjalanan Dinas Luar Negeri

1. Tugas perjalanan dinas luar negeri


1.1 Perjalanan dinas luar negeri harus berdasarkan surat tugas yang di tandatangani oleh
pengurus perusahaan.
1.2 Setiap perjalanan dinas luar negeri harus disertai surat perjalanan dinas (SPD) yang
dibuat dan ditandatangani oleh pengurus perusahaan.
1.3 Karyawan harus membuat rencana perjalanan dinas luar negeri sebelum
keberangkatannya dan membuat laporan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
kembali dari luar negeri.
2. Biaya Perjalanan dinas luar negeri
2.1 Tarif biaya perjalanan dinas luar negeri dan pengelompokan hotel serta kelasnya
diatur dan ditetapka berdasarkan surat keputusan pengurus perusahaan.
2.2 Biaya telex dan telepon untuk keperluan dinas dapat diganti oleh perusahaan dengan
menunjukkan bukti yang sah.
2.3 Tiket pesawat terbang pulang pergi dibiayai oleh perusahaan yang kelasnya
ditentukan berdasarkan level masing-masing.

Pasal 62
Detasering Dalam Negeri

1. Tugas detasering dalam negeri


1.1. Detasering dalam negeri harus berdasarkan surat tugas yang ditandatangani oleh
pengurus.
1.2. Setiap perjalanan detasering dalam negeri harus disertai surat keputusan
detasering yang dibuat dan ditandatangani oleh pejabat personalia yang ditunjuk
untuk itu
1.3. Masa dinas detasering dalam negeri paling lama 3 (tiga) bulan dengan
kemungkinan perpanjang paling lama 3 (tiga) bulan lagi, Dalam hal demikian maka
karyawan diberikan 1(satu) kali kesempatan menengok keluarganya selama 6 hari
kerja termasuk atas tanggungan perusahaan sampai di tempat dimana surat perintah
tersebut dikeluarkan.
1.4. Karyawan harus membuat laporan paling lambat-lambatnya 7 (tujuh ) hari setelah
masa detasering selesai.

2. Biaya Detasering dalam negeri.


2.1. Tarif biaya detasering dalam negeri dan pengelompokan hotel diatur ditetapkan
oleh surat keputusan pengurus,perjalanan dinas adalah tanggung jawab karyawan
sendiri.
2.2. Dalam tariff uang harian sudah termasuk uang transpot lokal pengganti harga
BBM, uang lembur bagi yang berhak lembur dan kebutuhan lain dalam perjalanan
atau ditempat tujuan.
2.3. Dalam hal perusahaan menyediakan penginapan, maka uang pengganti hotel tidak
diberikan.
2.4. Perjalanan detasering dalam negeri dengan menggunakan kendaraan dinas/
pribadi atau kendaraan umum berlaku sepenuhnya ayat 2 dan ayat 5 pasal 62 bab ini.

Pasal 63
Detasering Luar Negeri

1. Tugas Detasering Luar Negeri


1.1. Detasering luar negeri harus berdasarkan surat tugas / surat keputusan yang
ditandatangani oleh pengurus.
1.2. Masa dinas detasering luar negeri paling lama 3 (tiga) bulan dengan kemungkinan
perpanjang paling lama 3 (tiga) bulan lagi, Dalam hal demikian maka karyawan
diberikan 1(satu) kali kesempatan menengok keluarganya selama 6 hari kerja
termasuk atas tanggungan perusahaan sampai di tempat dimana surat perintah
tersebut dikeluarkan.
1.3. Karyawan yang detasering ke luar negeri baru boleh pulang setelah masa
detasering termasuk perpanjangan detasering (jika ada ) selesai, atau sesuai dengan
keputusan pengurus.
1.4. Karyawan harus membuat laporan paling lambat-lambatnya 7 (tujuh ) hari setelah
masa detasering selesai.

2. Biaya Detasering Luar Negeri


2.1. Tarif biaya perjalanan dinas luar negeri dan pengelompokan hotel ke luar negeri
diatur dan ditetapka berdasarkan surat keputusan pengurus .
2.2. Biaya termasuk telex dan telepon untuk keperluan dinas dapat diganti oleh
perusahaan dengan menunjukkan bukti yang sah.

BAB XI
KOPERASI KARARYAWAN SEJAHTERA
Pasal 64
Pengertian

Koperasi karyawan “Credit Union Karya Bersama”adalah perkumpulan yang didirikan oleh dan
untuk karyawan KSP “Credit Union Karya Bersama” dengan tujuan memperkembangkan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan perekonomian umumnya dalam rangka
menggalang terlaksananya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Pasal 65
Keanggotaan

Setiap karyawan KSP “Credit Union Karya Bersama” di wajibkan untuk menjadi anggota
koperasi “Credit Union Karya Bersama” dan mematuhi anggaran dasar,anggaran rumah tangga
dan peraturan khusus koperasi karyawan “Credit Union Karya Bersama”.

XII
KESELAMATAN KERJA

Pasal 66
Ruang Kerja

Perusahaan melaksanakan keselamatan kerja sesuai ketentuan dalam undang-undang


keselamatan kerja yang dinyatakan dalam lembar Negara tahun 1970 nomor 1.

Pasal67
Syarat-Syarat Keselamatan Kerja

Perusahaan mengupayakan keselamatan kerja yang meliputi:


1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Menyediakan adam pemadam kebakaran di tempat kerja yang mudah dijangkau
3. Mencengah dan mengurangi bahaya peledakan
4. Menyediakan tangga darurat yang dapat dipergunakan untuk menyelamatkan diri waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
5. Menyediakan alat pertolongan pertama pada kecelakaan
6. Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para kerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu
kelembaban,debu,kotoran,asap,uap,gas,hembusan angina,cuaca,sinar atau radiasi suara
dan getaran
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physic maupun
psyehis,keracunan,infeksi dan penularan
9. Memberi penerangan yang cukup dan sesuai di tempat kerja
10. Memberikan penyegaran udara yang cukup di tempat kerja
11. Mengupayakan kebersihan,kesehatan dan ketertiban
12. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
13. Mencegah terkena listrik yang berbahaya
Pasal 68
Pengawasan

1. Perusahaan melakukan pengawasan umum terhadap pelaksanaan undang-undang ini.


2. Perusahaan memeriksakan kesehatan badan yang meliputi mental dan kemampuan fisik
dari tenaga kerja yang akan diterimanya.
3. Perusahaan memberikan fasilitas bantuan pengobatan kepada tenaga kerja untuk
memeriksa kesehatannya.

Pasal 69
Pembinaan

1. Perusahaan menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja baru, tentang:
a. Kondisi dan bahaya yang timbul dalam tempat kerja.
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja.
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Perusahaan mempekerjakan tenaga kerja setelah perusahaan yakin bahwa tenaga kerja
tersebut telah memahami syarat-syarat dalam ayat 1 diatas.
3. Perusahaan menyelenggarakan pembinanaan bagi semua pekerja dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja, termasuk didalamnya pertolongan pertama pada kecelakaan.

Pasal 70
Kecelakaan
Perusahaan melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja pada pejabat
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

BAB XIII
LAIN-LAIN

Pasal 71
Ketidaklengkapan Peraturan

Hal-hal yang belum tercakup dalam peraturan karyawan ini akan diatur dan dilengkapi
secara tersendiri di kemudian hari sesuai dengan kebutuhan perusahaan melalui
Keputusan Pengurus Perusahaan.

Pasal 72
Penafsiran

Adalah menjadi hak perusahaan dalam menafsirkan peraturan-peraturan diatas, bilamana


terdapat kekurangjelasan makna dan penafsiran yang dikemukakan dalam bab-bab,pasal-
pasal, maupun ayat-ayat peraturan karyawan ini.
Pasal 73
Peraturan-Peraturan Yang Terdahulu

Peraturan karyawan ini merupakan/perbaikan/tambahan dari ketentuan-ketentuan


terdahulu. Oleh karenaitu, segala ketentuan dan peraturan yang berbeda dengan peraturan
yang termuat dalam peraturan karyawan ini dengan demikian dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku lagi terhitung sejak berlakunya peraturan perusahaan tentang
kekaryawanan ini.

Pasal 74
Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan

1. Setiap keluhan dan pengaduan seorang karyawan, pertama-tama dibicarakan dan


diselesaikan dengan atasan langsung.
2. Bila keluhan tersebut bersifat mendasar dan formal sehingga lebih merupakan
pengaduan,hal tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tertulis kepada atasan
langsung atau bagian yang berwenang untuk itu.
3. Bila penyelesaian belum juga mencapai hasil yang memuaskan,maka dengan
sepengetahuan atasan langsung,karyawan dapat meneruskan keluhan dan / atau
pengaduannya kepada atasan yang lebih tinggi.
4. Bila kesempatan belum juga tercapai, masalah dapat diajukan ke pengurus dengan
menyertakan pejabat personalia.
5. Dalam hal tidak tercapai kata sepakat antara perusahaan dengan karyawan,
penyelesaian akan dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

BAB XIV
PENUTUP

1. Peraturan perusahaan ini dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga


Kerja,Transmigrasi dan koperasi No.02/Men/1978, sebagai langkah pertama untuk
menuju terwujudnya kesepakatan-kesepakatan kerja bersama(KKB).
2. Apabila dikemudian hari ada perubahan peraturan pemerintah atau telah dikeluarkan
peraturan yang baru dan apabila dalam peraturan perusahaan ini terdapat hal-hal yang
bertentangan dengan peraturan pemerintah baik perubahan maupun yang baru,maka
peraturan perusahaan ini tetap berlaku,kecuali bagian-bagian yang bertentangan tersebut
akan segera diubah berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku.
3. Perusahaan ini berlaku selama 2 (dua) tahun dan mulai berlaku setelah mendapat
pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi propinsi Jawa Tengah.
4. Agar setiap karyawan dapat memahami makna da nisi dari peraturan perusahaan ini maka
pihak perusahaan ini kepada masing-masing karyawan atau menempel peraturan ini pada
papan pengumuman perusahaan.
5. Salinan dari peraturan perusahaan ini adalah sah setelah ditandatangani oleh pemimpin
perusahaan.
Persus tentang syarat & tata cara seleksi, pengangkatan dan kontrak kerja antara karyawan
dan pengurus. Koperasi Simpan Pinjam “Credit Union Karya Bersama”ini berlaku pada
tanggal ditetapkan. Agar diketahui oleh setiap anggota koperasi simpan pinjam “Credit
Union Karya Bersama”dan masyarakat pada umumnya.

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 28 Maret 2014

Koperasi Simpan Pinjam


“Credit Union Karya Bersama”

Ketua Sekretaris

(ELI WAWAN) (CORNELIUS PRASETYO)


Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama”
Memutuskan, menetapkan
Peraturan khusus nomor :023/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang : Peraturan khusus tentang standar pengendalian intern pada koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama”

Pengurus KSP “CREDIT UNION KARYA BERSAMA”

Menimbang :
a. Bahwa koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” merupakan
lembaga koperasi yang merupakan kegiatan usaha penghimpunan dan
penyaluran dana dari dan untuk anggota, calon anggota koperasi lain, dan atau
anggotanya yang perlu dikelola secara professional sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan kesehatan koperasi, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan danmemberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota
dan masyarakat di sekitarnya.
b. Bahwa peningkatan profesionalisme kinerja SDM hanya dapat dinilai dengan
kualitas dan kuantitas kerja melalui efisiensi dan efektifitas kerja.
c. Bahwa tingkat kepercayaan anggota dan atau calon anggota serta masyarakat
luas juga didasarkan pada tingkat keamanan pengelolaan dana oleh koperasi.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,b,dan
c perlu menetapkan peraturan khusus tentang standar pengendalian intern
pada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
Mengingat :
1. Undang undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang persyaratan dan Tatacara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang modal penyertaan
Koperasi
5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi.
6. AD/ART, Peraturan Khusus KSP “Credit Union Karya Bersama”

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Peraturan khusus tentang standar pengendalian intern pada koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama”
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1

(1) Koperasi Simpan Pinjam “Credit Union Karya Bersama” adalah koperasi sebagaimana
dimaksud dalam badan hokum koperasi No. 286/BH/KDK.13.17/X/1999
(2) Pengendalian intern adalah semua alat-alat yang digunakan management untuk
melaksanakan pengecekan dan pengawasan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”

BAB II
Tujuan, Sasaran dan Landasan Kerja

Pasal 2

Peraturan khusus standar pengendalian intern KSP “Credit Union Karya Bersama” bertujuan
untuk memberikan pedoman kepada pengurus, pengawas, dan pengelola agar dapat
melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam, berdasarkan prinsip koperasi secara profesional ,
dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada
anggota dan masyarakat disekitarnya.

Pasal 3

Sasaran peraturan khusus standar pengendalian intern KSP “Credit Union Karya Bersama”
adalah :
a. Terwujudnya pengelolaan KSP “Credit Union Karya Bersama” yang memastikan
bahwa setiap transaksi harus mendapat otorisasi berdasarkan struktur organisasi dan
kebijakan KSP “Credit Union Karya Bersama”
b. Terwujudnya pengelolaan KSP yang efektif,efisien,profesional serta memastikan
bahwa pencatatan atas transaksi telah dilaksanakan sebagaimana mestinya pada
waktu yang tepat dengan uraian yang benar dan wajar.
c. Terwujudnya pengelolaan KSP yang mampu mengelola dan mengamankan asset
koperasi serta memastikan bahwa asset koperasi dibawah pengawasan dan atau
penjagaan individu yang bertanggungjawab untuk hindari resiko kecurangan,
termasuk kecurangan oleh manajemen.
d. Terwujudnya pengelolaan KSP yang mampu memastikan bahwa verifikasi /
rekonsiliasi antara pencatatan dengan harta fisik telah dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
e. Terwujudnya pengelolaan KSP yang profesional dengan memberikan kepastian
bahwa seluruh harta koperasi dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh terjadi
over maupun undervalued atas harta tersebut.
Pasal 4

Landasan kerja standar pengendalian intern KSP dan USP koperasi adalah sebagai berikut :
a. KSP “Credit Union Karya Bersama”menyelenggarakan standar pengendalian intern
berdasarkan pada seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku yang ada pada
KSP “Credit Union Karya Bersama”termasuk di dalamnya SOM/SOP koperasi
b. Dalam melaksanakan pengendalian internal berdasarkan ayat a pasal 4,pengendalian
intern KSP “Credit Union Karya Bersama”juga didasarkan pada seluruh peraturan
yang berlaku pada KSP “Credit Union Karya Bersama” termasuk didalamnya
SOM/SOP.
c. Penyelenggaraan pengendalian intern pada KSP “Credit Union Karya Bersama”juga
didasarkan pada segala bentuk kebijakan tertulis yang diambil oleh manajemen dan
pengurus selama tidak bertentangan dengan peraturan diatasnya.

Bab III
Ruang Lingkup Standar pengendalian intern
Oleh
KSP “Credit Union Karya Bersama” secara mandiri
Pasal 5
(1) Ruang lingkup standar pengendalian intern KSP “Credit Union Karya Bersama”meliputi
beberapa aspek sebagai berikut:
a. Pengendalian intern individu
b. Pengendalian intern secara bersama-sama
c. Pengendalian intern oleh manajemen
d. Pengendalian intern oleh pengurus dan badan pengawas
e. Pengendalian intern oleh audit internal
f. Pengendalian intern oleh audit eksternal
(2) Pengurus dan seluruh pengelola KSP “Credit Union Karya Bersama”hasrus mampu
melaksanakan secara mandiri pengendalian intern serta dilaksanakan setiap saat sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Bab IV
Tanggung Jawab & waktu pelaksanaan
Pengendalian intern
Pasal 6
(1) Petugas pelaksanaan pengendalian intern di KSP “Credit Union Karya
Bersama”ditugaskan kepada bagian yang membawahi pembukuan di KSP “Credit Union
Karya Bersama”berdasrkan surat tugas yang diterbitkan oleh manajemen dan
berkoordinasi dengan general manager.
(2) Pelaksanaan pengendalian intern dilakukan berdasarkan kebutuhan KSP “Credit Union
Karya Bersama” untuk pengendalian intrn berkala minimal dilaksanakan 4 kali dalamsatu
tahun yaitu pada bulan maret,juni,September dan desember.
(3) Implementasi pelaksanaan pengendalian intern setiap saat menjadi tanggung jawab juru
buku.
Pasal 7
Sanksi

(1) Apabila ternyata petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan pengendalian intrn secara
periodic sebagaimana pasal 5 ayat1 huruf c,d,dan e tidak melaksanakan
maka,managemen berhak mengeluarkan sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di
KSP “Credit Union Karya Bersama”.
(2) Pengelola dan atau petugas pengendalian intern yang melakukan suatu kesalahan akan
dilihat sejauh mana kesalahan tersebut dibuat, hasil investigasi kesalahan dijadikan suatu
bahan pertimbangan jatuhnya sanksi.
(3) Jatuhnya sanksi bagi pengelolaan dan atau petugas pengendalian intrn berdasarkan pada
peraturan perusahaan yang berlaku di KSP”Credit Union Karya Bersama”.

Bab IV
Ketentuan Penutup
Pasal 8

Peraturan khusus tentang standar pengendalian intern pada koperasi simpan pinjam “Credit
Union Karya Bersama”, ini berlaku pada tanggal ditetapkan . Agar diketahui oleh setiap
anggota,pengurus,pengawas dan pengelola koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”dan masyarakat pada umumnya.

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 20 April 2014

Koperasi Simpan Pinjam


“Credit Union Karya Bersama”

Ketua Sekretaris

(ELI WAWAN) (CORNELIUS PRASETYO)

Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama”


Memutuskan, menetapkan
Peraturan khusus nomor :024/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang : Persus tentang prosedur simpanan dari anggota, calon anggota, serta anggota dan calon
anggota koperasi lain.

Pengurus KSP “CREDIT UNION KARYA BERSAMA”

Menimbang :
a. Bahwa koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” merupakan
lembaga koperasi yang merupakan kegiatan usaha penghimpunan dan
penyaluran dana dari dan untuk anggota, calon anggota koperasi lain, dan atau
anggotanya yang perlu dikelola secara professional sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan kesehatan koperasi, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan danmemberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota
dan masyarakat di sekitarnya.
b. Bahwa untuk meningkatkan kepercayaan kepada anggota dan atau calon
anggota perlu diadakannya pembedaan pelayanan kepada anggota sehingga
manfaat berkoperasi dapat dirasakan,promosi ekonomi anggota dapat
terwujud dengan baik.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu menetapkan peraturan khusus tentang prosedur simpanan dari
anggota, calon anggota, koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” serta anggota dan calon anggota koperasi lain.

Mengingat :
1. Undang undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang persyaratan dan Tatacara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang modal penyertaan
Koperasi
5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi
6. Permenkop No.20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman penilaian
kesehatan koperas simpan pinjam dan unit simpan pinjam Koperasi
7. AD/ART Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
8. SOM/SOP Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : Persus tentang prosedur simpanan dari anggota,Calon
anggota,serta anggota dan anggota koperasi lain.

Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1

(1) Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-
koperasi lain dan anggotanya kepada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” dalam bentuk simpanan koperasi dan simpanan koperasi berjangka.
(2) Simpanan berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan
sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”
(3) Simpanan koperasi adalah simpanan di dalam koperasi yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union
Karya Bersama”
(4) Anggota koperasi adalah orang per orang yang masih terdaftar dalam buku anggota
koperasi serta telah memenuhi segala persyaratan keanggotaan koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(5) Calon anggota adalah orang per orang yang terdaftar dalam buku keanggotaan
koperasi tetapi belum memenuhi segala persyaratan keanggotaan koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(6) Koperasi lain adalah koperasi yang telah memiliki kerjasama dengan koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama” dalam hal kerjasama funding maupun landing
untuk memenuhi kebutuhan anggotanya yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama
antara koperasi lain dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(7) Anggota koperasi lain adalah anggota koperasi lain yang telah melaksanakan
kerjasama dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” yang
dibuktikan dengan kartu anggota koperasi lain.

Bab II
Ketentuan Simpanan
Pasal 2

Syarat dan ketentuan pembukaan Rekening Simpanan:


1. Harus menjadi calon anggota dengan menyetor simpanan pokok sebesar
ketentuan yang berlaku pada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”
2. Penyimpanan / Anggota an atau calon anggota membawa Fotocopy Identitas
KTP/SIM yang masih berlaku.
3. Mengisi formulir permohonan menjadi calon anggota yang disediakan KSP SAJ
4. Mengisi slip setoran yang besarnya minimal menurut ketetapan rapat anggota atas
usul pengurus dan atau manajer sserta maximal tidak ditentukan.
5. Setoran berikutnya minimal Rp.
6. Pengambilan dapat dilakukan sewaktu-waktu pada hari kerja sesuai ketetapan
pengurus WIB serta saldo minimal tersisa menurut ketetapan pengurus sebesar
Rp.
7. Buku simpanan bertuliskan TAKOP diberikan kepada anggota/calonb anggota
sedangkan untuk arsip KSP “Credit Union Karya Bersama” kartu simpanan
berwarna kuning.
8. Untuk pengambilan simpanan dapat dilakukan oleh orangf lain dengan cara
mengajukan permohonan slip pengambilan disertai surat kuasa yang diajukan ke
pejabat yang berwenang desertai kartu simpanan.
9. Untuk tutup rekening dikenakan biaya sesuai ketentuan yang ditetapkan leh
pengurus sebesar Rp.

Pasal 3
Prosedur Pembukaan Rekening Simpanan
1. Anggota dan atau calon anggota mengisi form permohonan simpanan dan specimen
simpanan secara lengkap sesuai bukti identitas diri.
2. Anggota dan atau calon anggota mengisi slip setoran/simpanan dan menyerahkan ke kasir
untuk divalidasi.
3. Kemudian kasir mendata dan mencetak kartu/buku simpanan serta mentransaksikan pada
program komputasi simpanan
4. Buku simpanan untuk penyimpan sedangkan kartu simpanan sebagai arsip.
5. Untuk setoran atau pegambilan berikutnya cukup mengisi slip setoran atau pengambilan
sesuai dengan jumlah uang yang disetor/diambil.
6. Pada proses terakhir kasir memberikan data yang telah dijournal serta dibuatkan vucher
transaksi dan diberikan kepadajuru buku untuk proses pembukuan.

Pasal 4
Prosedur pengambilan simpanan harian
1. Anggota dan calon anggota mengisi slip pengambilan yang telah disediakan koperasi
simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” serta menandatangani sebanyak 3 kali, 1
didepan dan 2 dibelakang slip.
2. Kasir mamvalidasi specimen serta ceking saldo simpanan.
3. Setiap pengambilan dengan jumlah minimal besaran tertentu (Rp.) harus mendapat
persetujuan kabag atau kepala cabang.
4. Jika pengambilan besar mintakan persetujuan pimpinan.
5. Kasir membayar uang sesuai pengambilan dan ditransaksikan di computer untuk
mencetak buku dan kartu.
6. Kasir mencatat ke rekapitulasi kas.
7. Pada proses terakhir memberikan data yang telah dijournal serta dibuatkan voucher
transaksi dan diberikan kepada juru buku untuk proses pembukuan.

Bab III
Ketentuan Simpanan Berjangka

Pasal 5
Syarat dan Ketentuan Pembukaan Rekening Simpanan Berjangka

1. Penyimpan / Deposan adalah WNI


2. Harus memiliki anggota dan atau calon anggota dengan menyetor simpanan pokok
sebesar ketentuan yang berlaku.
3. Jumlah minimum simpanan berjangka adalah sesuai ketetapan pengurus sebesar Rp.
4. Jangka waktu simpanan berjangka yaitu 3,6 dan 12 bulan baik diperpanjang secara
otomatis maupun konfirmasi terlebih dahulu.
5. Imbalan jasa simpanan berjangka dibayarkan tunai atau pemindahbukuan via
rekening simpanan atas permintaan anggota dan atau calon anggota.
6. Apabila sebelum jatuh tempo simpanan berjangka sudah diambil maka KSP “Credit
Union Karya Bersama” tidak memperhitungkan imbalan jasa atas simpanan
berjangka tersebut.
7. Apabila pemilik simpanan berjangka meninggal dunia maka simpanan tersebut
dibayarkan kepada ahli waris yang ditunjuk dan sah atau dilanjutkan oleh ahli waris
menurut ketentuan hokum yang berlaku berdasarkan surat kuasa bermaterai serta
identitas lainnya.

Pasal 6
Prosedur Pembukaan Rekening Simpanan

1. Penyimpan simpanan berjangka mengisi slip setoran yang telah dilampiri fotocopy
identitas diri yang masih berlaku.
2. Kasir menerima dan menghitung uang simpanan berjangka dan kemudian membuat kartu
Bilyet Simpanan Berjangka serta kartu Specimen.
3. Kasir melakukan verifikasi ke pejabat yang berwenang kabag dana dan atau kepala
cabang (Manajer)serta mintakan pengesahan Bilyetnya. Untuk bilyet yang asli diberikan
kepada anggota / calon anggota sedangkan yang copy diarsip dengan kartu specimen
4. Catat pada rekap dan data register simpanan berjangka
5. Pada proses terakhir kasir memberikan data simpanan berjangka yang telah dijournal
serta dibuatkan voucher transaksi dan diberikan kepada juru buku untuk proses
pembukuan.

Pasal 7
Prosedur Pengambilan Simpanan Berjangka

1. Jika pada formulir pembukaan simpanan berjagka tertulis tanggal dan waktu jatuh
tempo anggota/deposan mau mencairkan maka,
2. Tanyakan dan terima Bilyet asli dan cek specimennya serta mintakan persetujuan
pejabat yang berwenang.
3. Pencairan dapat dilakukan secara pemindahbukuan kredit atau kas.
4. Jika pencairan dilakukan secara pemindahbukuan maka mintakan specimen
pengambilan simpanan.
5. Kasir membayar secara tunai.
6. Catat pada rekap dan data register simpanan berjangka.
7. Pada proses terakhir kaasir memberikan data simpanan berjangka yang telah di
journal serta dibuatkan voucher transaksi dan diberikan kepada juru buku untuk
proses pembukuan.

Bab IV
Ketentuan Promosi Ekonomi Anggota

Pasal 8
Ketentuan Bunga (Imbalan Jasa) Simpanan & Simpanan Berjangka
1. Besaran imbalan jasa (Bunga) simpanan harian pada koperasi simpan pinjam “Credit
Union Karya Bersama” ditentukan sebesar % per tahun.
2. Besaran imbalan jasa (Bunga) simpanan berjangka untuk jangka waktu 3 bulan pada
koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” Sebesar % per tahun
3. Besaran imbalan jasa (Bunga) simpanan berjangka untuk jangka waktu 6 bulan pada
koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” Sebesar % per tahun
4. Besaran imbalan jasa (Bunga) simpanan berjangka untuk jangka waktu 12 bulan pada
koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” Sebesar % per tahun

Pasal 9
Promosi Ekonomi Anggota
1. Besaran imbalan jasa (Bunga) simpanan pada pasal 8 harus mempertimbangkan
promosi ekonomi anggota.
2. Pertimbangan promosi ekonomi anggota sebagaimana ayat 1 pasal ini adalah
pertimbangan memberikan selisih lebih terhadap suku bunga simpanan pada
lembaga keuangan pesaing minimal sebesar % dari suku bunga yang berlaku pada
lembaga keuangan pesaing tersebut.
3. Promosi Ekonomi Anggota pada Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” wajib memperhatikan status keanggotaan dengan memberikan suku bunga
lebih tinggi kepada anggota % dibandingkan yang bukan anggota koperasi.

Bab V
Tanggungjawab Pelaksanaan ,Sanksi & Pelaporan
Pasal 10

1. Tanggungjawab pelaksanaan peraturan khusus ini adalah pada kasir, kabag dana
dan kepala cabang selaku atasannya secara lansung.
2. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan khusus ini akan dilihat secara obyektif
terhadap pelanggaran SOP/SOP tentang simpanan dan atau simpanan berjangka
sesuai dengan tingkat pelanggarannya.
3. Pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan ini oleh general manajer dikenakan
sanksi pada pelanggaran tingkat II dengan sanksi
4. Pelaporan terhadap pelaksanaan peraturan ini dilaksanakan oleh kepalacabang
serta dilaporkan lansung baik lisan maupun tertulis kepada pengurus untuk
periksa general manager.

Bab VI
Ketentuan Penutup
Pasal 11

Peraturan khusus tentang persus tentang prosedur simpanan dari anggota, calon
anggota serta anggota dan calon anggota koperasi lain pada koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama” ini berlaku pada tanggal ditetapkan, agar
diketahui oleh setiap anggota koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” dan masyarakat pada umumnya.

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 20 April 2014

Koperasi Simpan Pinjam


“Credit Union Karya Bersama”

Ketua Sekretaris

(ELI WAWAN) (CORNELIUS PRASETYO)


Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama”
Memutuskan, menetapkan
Peraturan khusus nomor :025/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang: Pemberian balas jasa atas modal sendiri (modal penyertaan) anggota dan SHU

Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama”

Menimbang:
a) Bahwa koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” sebagai badan
usaha perlu untuk mengembangkan kegiatan usahanya dalam rangka
mencapai apa yang menjadi tujuan berkoperasi yaitu mensejahterakan anggota
pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.
b) Bahwa sehubungan dengan hal diatas, KSP “Credit Union Karya Bersama”
perlu memperkuat struktur permodalannya melalui pemupukan modal dengan
menyertakan partisipasi aktif anggota dan pihak lain dalam bentuk modal
penyertaan.
c) Struktur permodalan yang dihimpun melalui modal penyertaan KSP “Credit
Union Karya Bersama”harus memberikan manfaat yang lebih bagi anggota
dan lebih khusus lagi bagi yang menanamkan modalnya di koperasi tentunya
dalam bentuk balas jasa atas modal yang ditanam.
d) Bahwa untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan untuk menetapkan
peraturan khusus KSP “Credit Union Karya Bersama”tentang pemberian balas
jasa atas modal sendiri (modal penyertaan anggota dari SHU.

Mengingat:
1. Undang-undang No.25/Tahun 1992.
2. Peraturan Pemerintah No.9/Tahun 1995.
3. Peraturan Pemerintah No.33/Tahun 1998 tentang modal penyertaan pada
koperasi.
4. Peraturan Menteri Negara dan UKM No.19/Per/M/KUKM/XI/2008 tanggal
13 Nopember 2008 tentang pedoman pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam Koperasi.
5. Keputusan Rapat Anggota Tahunan Buku 2008 KSP “Credit Union Karya
Bersama”Tanggal 24 Januari 2009

Memutuskan

Menetapkan : Persus tentang pemberian balas jasa atas modal sendiri (modal penyertaan)
anggota dari SHU.

Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan
uang yang ditanam oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat koperasi simpan pinjam
“Credit Union Karya Bersama”dalam meningkatkan kegiatan usahanya.
(1) Pemodal adalah anggota atau pihak lain yang menanamkan modal penyertaan pada
koperasi simpan “Credit Union Karya Bersama”
(2) Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” adalah koperasi sebagaimana
dimaksud dalam badan hokum koperasi No. 286/BH/KDK.13.17/X/1999
(3) Pengurus adalah pengurus yang mewakili koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” dalam kesepahaman tentang penyertaan modal.
(4) Balas jasa adalah imbalan jasa berupa nominal rupiah yang diberikan oleh koperasi
kepada anggota dengan jumlah tertentu menurut perhitungan yang disepakati antara
koperasi dengaan yang menempatkan dananya sebagai beban atas penempatan dananya di
koperaasi.

Bab II
Sumber Modal dan Tata Cara Penumpukan Modal Penyertaan
Pasal 2

Modal koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” terdiri dari modal sendiri
(simpanan pokok,simpanan wajib,simpanan penyertaan),modal pinjaman pihak ketiga serta
Modal Penyertaan.

Pasal 3
Untuk memperkuat struktur permodalan, koperasi simpan pinjam ‘Credit Union Karya Bersama”
diharuskan untuk dapat memupuk modal melalui modal penyertaan yang berasal dari :
Pemerintah, Anggota,Anggota Masyarakat,Badan Usaha maupun badan lainnya.

Pasal 4
Pemupukan modal penyertaan dilakukan berdasarkan perjanjian antara koperasi “Credit Union
Karya Bersama” dengan Pemodal.

Pasal 5

(1) Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 sekurang-kurangnya memuat :


- Nama pengurus yang mewakili koperasi dan pemodal
- Besarnya modal penyertaan
- Hak dan kewajiban koperasi dan pemodal
- Pembagian keuntungan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.
- Tata cara pengalihan modal penyertaan yang dimiliki pemodal
- Penyelesaian perselisihan.
(2) Peranjian sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuat secara tertulis rangkap dua untuk
keperluan masing masing pihak satu (koperasi dan pemodal)

Bab III
Hak dan Kewajiban
Pasal 6
(1) Pemodal turut menanggung resiko dan tanggungjawab terhadap kerugian usaha simpan
pinjam yang dilaksanakan oleh koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(2) Pemodal berhak memperoleh bagian keuntungan dari usaha simpan pinjam yang
dilaksanakan oleh koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(3) Pemodal diperbolehkan memberikan saran dan memastikan secara tertulis yang ditujukan
kepada ketua koperasi untuk perbaikan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”
(4) koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” berkewajiban menerima saran
dan masukan dari pemodal tetapi tidak berkewajiban melaksanakannya.

Pasal 7

(1) koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” berkewajiban membuat RAPB ,
menyusun laporan tertulis yang diberikan kepada pemodal sebagai bahan pembahasan
dalam Rapat Anggota.
(2) Pemodal tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota serta tidak turut menentukan
kebijaksanaan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” secara
keseluruhan.
(3) Atas permohonan tertulis dari pemodal, pengurus dapat memberikan ijin kepada pemodal
untuk memeriksa pembukuan usaha koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” yang berkaitan denga modal penyertaan dan daftar pemodal.

Bab IV
Imbalan Jasa dan Tata cara pembayarannya

Pasal 8
Balas Jasa dari Penempatan Modal

(1) Dalam hal pemodal memperoleh bagian keuntungan (balas jasa) dari koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama” sebagaimana pasal 6 ayat (2), besarnya jumlah
keuntungan yang diberikan oleh koperasi ditetapkan sebesar 18% per tahun dari total
modal yang disimpan.
(2) Pembayaran bagian keuntungan (balas jasa) ditetapkan dan dibayarkan setiap bulannya
sesuai dengan tanggal penyetoran modal penyertaan.
(3) Untuk pembayaran bagian keuntungan (balas jasa) yang dibayarkan setiap tahun
ditetapkan tanggal pembayarannya sesuai dengan tanggal dan bulan pada saat penyetoran
modal penyertaan.
(4) Apabila ternyata tanggal pembayaran imbalan jasa tepat pada hari minggu atau hari
besar, pembayaran imbalan akan dilakukan pada hari kerja berikutnya.
(5) Apabila dalam waktu tujuh hari pemodal tidak mengambil keuntungannya (imbalan jasa)
maka pihak koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” akan memindah
bukukan imbalan jasa tersebut ke rekening simpanan atas nama pemodal.
Pasal 9
Balas Jasa dari Pembagian SHU

(1) Dalam hal pemodal memperoleh bagian keuntungan (balas jasa) dari pembagian SHU
koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” pada saat RAT, besarmya jumlah
keuntungan yang diberikan oleh koperasi ditetapkan sebesar % dari tolat SHU untuk
penempatan saham (dihitung perbulan/maksimal 12bulan)
(2) Pembayaran bagian keuntungan (balas jasa) ditetapkan dan dibayarkan setelah
pelaksanaan RAT serta terjadi kesepahaman untuk pembagian SHU.
(3) Apabila dalam waktu tujuh hari pemodal tidak mengambil keuntungannya (imbalan jasa)
maka pihak koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” akan
memindahbukukan imbalan jasa tersebut ke rekening simpanan atas nama pemodal.

Bab V
Tugas dan tanggungjawab pengelolaan
Pasal 10

(1) Tugas, tanggungjawab serta pelaksanaan atas pengelolaan account modal penyertaan
adalah kepala bagian dana.
(2) Pelaporan atas perkembangan modal penyertaan wajib dilakukan minimal tiga bulan
sekali atau setiap terjadi mutasi atas aacount modal penyertaan.
(3) Apabila ternyata pemangku tugas tidak melaporkan baik secara berkala maupun saat
terjadinya perubahan modal mak pemangku tugas dianggap telah lalai dalam
melaksanakan tugas.
(4) Kelalaian sebagaimana pasal 8 ayat (3) dalam peraturan ini koperasi simpan pinjam
“Credit Union Karya Bersama” berhak mengeluarkan surat teguran maupun surat
peringatan sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku.

Bab VI
Penutup
Pasal 11

Peraturan khusus tentang pemberian balas jasa atas modal sendiri (Modal penyertaan) anggota
dari SHU pada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” dan masyarakat pada
umumnya

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 20 April 2014

Koperasi Simpan Pinjam


“Credit Union Karya Bersama”

Ketua Sekretaris

(ELI WAWAN) (CORNELIUS PRASETYO)


Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama”
Memutuskan, menetapkan
Peraturan khusus nomor :026/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang : Persus tentang perlindungan simpanan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”

Pengurus KSP “CREDIT UNION KARYA BERSAMA”

Menimbang :
a. Bahwa koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” merupakan
lembaga koperasi yang merupakan kegiatan usaha penghimpunan dan
penyaluran dana dari dan untuk anggota, calon anggota koperasi lain, dan atau
anggotanya yang perlu dikelola secara professional sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan kesehatan koperasi, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan danmemberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota
dan masyarakat di sekitarnya.
b. Bahwa untuk meningkatkan kepercayaan kepada anggota dan atau calon
anggota perlu diadakannya pembedaan pelayanan kepada anggota sehingga
manfaat berkoperasi dapat dirasakan,promosi ekonomi anggota dapat
terwujud dengan baik.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu menetapkan peraturan khusus tentang prosedur simpanan dari
anggota, calon anggota, koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” serta anggota dan calon anggota koperasi lain.
Mengingat :
1. Undang undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang persyaratan dan Tatacara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang modal penyertaan
Koperasi
5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi
6. Permenkop No.20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman penilaian
kesehatan koperas simpan pinjam dan unit simpan pinjam Koperasi
7. AD/ART Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
8. SOM/SOP Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Persus tentang prosedur simpanan dari anggota,Calon


anggota,serta anggota dan anggota koperasi lain.
Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1

(1) Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-
koperasi lain dan anggotanya kepada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” dalam bentuk simpanan koperasi dan simpanan koperasi berjangka.
(2) Simpanan berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan
sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”
(3) Simpanan koperasi adalah simpanan di dalam koperasi yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union
Karya Bersama”
(4) Anggota koperasi adalah orang per orang yang masih terdaftar dalam buku anggota
koperasi serta telah memenuhi segala persyaratan keanggotaan koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(5) Calon anggota adalah orang per orang yang terdaftar dalam buku keanggotaan
koperasi tetapi belum memenuhi segala persyaratan keanggotaan koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(6) Koperasi lain adalah koperasi yang telah memiliki kerjasama dengan koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama” dalam hal kerjasama funding maupun landing
untuk memenuhi kebutuhan anggotanya yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama
antara koperasi lain dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(7) Anggota koperasi lain adalah anggota koperasi lain yang telah melaksanakan
kerjasama dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” yang
dibuktikan dengan kartu anggota koperasi lain.

Bab II
Penjaminan Simpanan

Pasal 2
Penjaminan Simpanan Secara Mandiri

1. Untuk meningkatkan tingkat kepercaan anggota dan atau calon anggota dalam
menempatkan dananya pada KSP”Credit Union Karya Bersama”maka KSP “Credit
Union Karya Bersama”wajib memberikan jaminan bahwa dana yang ditempatkan pada
KSP” Aman”.
2. Jaminan yang diberikan oleh KSP”Credit Union Karya Bersama” adalah dengan
pengelolaan kegiatan usaha secara tepat sesuai dengan rambu-rambu ketentuan yang
berlaku baik undang-undang maupun peraturan yang mengikutinya.
3. Disamping jaminan pengelolaan dana yang profesional,KSP “Credit Union Karya
Bersama”dapat merencanakan kerjasama dengan Lembaga Penjaminan simpan an yang
telah ada.
4. Penjaminan simpan an secara mandiri oleh KSP “Credit Union Karya Bersama”dapat
dilakukan dengan menjaga tingkat likuiditas KSP “Credit Union Karya Bersama”.
5. Penjaminan simpan an juga dapat dilakukan dengan perlindungan asuransi oleh penabung
secara mendiri dengan difasilitasi KSP”Credit Union Karya Bersama”.

Bab III
Tanggung Jawab Dan Sanksi
Pasal 3
Tugas dan Tanggung Jawab Perlindungan Simpanan

1. Untuk tugas dan tanggung jawab terhadap perlindungan simpanan pada KSP “Credit
Union Karya Bersama”terdapat pada general manager selaku pengelola khususnya
terhadap penjagaan tingkat likuiditas KSP”Credit Union Karya Bersama”.
2. Kerjasama dengan yang direncanakan sebagaimana pasal 2 ayat 3 peraturan ini juga
merupakan tanggung jawab pengurus yang dipersiapkan oleh general manager.
3. Kerjasama dengan pihak asuransi sebagaimana pasal 3 ayat 5 juga menjadi tanggung
jawab sebelumnya dipersiapkan oleh general manager.
4. Biaya yang timbul akibat kerjasama sebagaimana pasal 3 ayat 2 dan 3 peraturan ini
menjadi beban KSP “Credit Union Karya Bersama”.

Pasal 4
Sanksi

1. Perlindungan simpanan pada KSP”Credit Union Karya Bersama”merupakan suatu


kewajiban untuk meningkatkan kepercaan anggota serta masyarakat pada umumnya.
2. Setelah diterbitkannya peraturan ini general manager dan atau pengurus wajib menjajaki
kerjasama usaha dengan pihak-pihak yang mampu memberikan perlindungan simpanan.
3. Apabila kerjasama belum dapat dilaksanakan oleh KSP”Credit Union Karya
Bersama”maka general manager berkewajiban menjaga tingkat likuiditas secara mandiri
atas persetujuan pengurus.
4. Apabila general manager dan atau pengurus tidak mampu melaksanakan kerjasama maka
Rapat Anggota dapat menjatuhkan sanksi kepada general manager ataupun pengurus
sesuai ketentuan yang berlaku di KSP”Credit Union Karya Bersama”.
Bab IV
Pasal 5
Ketentuan Penutup

Peraturan khusus tentang Persus tentang perlindungan simpanan KSP”Credit Union Karya
Bersama”ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar diketahui oleh setiap anggota KSP”Credit
Union Karya Bersama”dan masyarakat pada umumnya.
Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 20 April 2014

Koperasi Simpan Pinjam


“Credit Union Karya Bersama”

Ketua Sekretaris

(ELI WAWAN) (CORNELIUS PRASETYO)


Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama”
Memutuskan, menetapkan
Peraturan khusus nomor :027/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang : Persus tentang ketentuan penyampaian pendapat (hak suara) anggota.

Pengurus KSP “CREDIT UNION KARYA BERSAMA”

Menimbang :
a. Bahwa koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” merupakan
lembaga koperasi yang merupakan kegiatan usaha penghimpunan dan
penyaluran dana dari dan untuk anggota, calon anggota koperasi lain, dan atau
anggotanya yang perlu dikelola secara professional sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan kesehatan koperasi, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan danmemberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota
dan masyarakat di sekitarnya.
b. Bahwa untuk meningkatkan kepercayaan kepada anggota dan atau calon
anggota perlu diadakannya pembedaan pelayanan kepada anggota sehingga
manfaat berkoperasi dapat dirasakan,promosi ekonomi anggota dapat
terwujud dengan baik.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu menetapkan peraturan khusus tentang prosedur simpanan dari
anggota, calon anggota, koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” serta anggota dan calon anggota koperasi lain.
Mengingat :
1. Undang undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang persyaratan dan Tatacara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang modal penyertaan
Koperasi
5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi
6. Permenkop No.20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman penilaian
kesehatan koperas simpan pinjam dan unit simpan pinjam Koperasi
7. Pedoman Standar Akuntansi Koperasi No. 27
8. AD/ART Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
9. SOM/SOP Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
MEMUTUSKAN:

Menetapkan: Persus tentang promosi & tehnik promosi simpanan KSP”Credit Union Karya
Bersama”.

Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1

(1) Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-
koperasi lain dan anggotanya kepada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” dalam bentuk simpanan koperasi dan simpanan koperasi berjangka.
(2) Simpanan berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan
sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”
(3) Simpanan koperasi adalah simpanan di dalam koperasi yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union
Karya Bersama”
(4) Imbalan Jasa (Bunga)simpanan adalah semua biaya bunga dalam rupiah yang dibayar
KSP”Credit Union Karya Bersama”kepada pihak ketiga yang ditimbulkan dari
penempatan dana oleh pihak ketiga dengan perhitungan dan mekanisme yang telah
ditentukan oleh koperasi.
(5) Pajak atas simpanan adalah sejumlah pajak yang harus dipotong oleh koperasi selaku
pemegang NPWP yang dikenakan pada pendapatan atas bunga pihak ketiga yang
dibayar oleh koperasi.
(6) Promosi adalah bentuk kegiatan marketing dari KSP”Credit Union Karya
Bersama”dalam menawarkan produk-produk usahanya.
(7) Tehnik promosi adalah tata cara yang dilakukan atau dilaksanakan oleh KSP”Credit
Union Karya Bersama”dalam melaksanakan promosi usahanya.

Bab II
Tujuan/Sasaran
Pasal 2
(1) Tujuan dari promosi adalah:
- Memperkenalkan KSP”Credit Union Karya Bersama”kepada masyarakat luas.
- Memperkenalkan produk-produk KSP”Credit Union Karya Bersama”kepada masyarakat
luas.
- Mendorong kepada masyarakat luas untuk mempergunakan produk KSP”Credit Union
Karya Bersama”dengan harapan menjadi anggota KSP”Credit Union Karya Bersama.
- Kontrol terhadap produk yang diluncurkan mampu berkopetensi atau tidak.
(2) Sasaran dari kegiatan promosi adalah:
- Anggota dan atau calon anggota KSP”Credit Union Karya Bersama”.
- Anggota dan atau calon anggota koperasi lain yang telah bekerjasama dengan
KSP”Credit Union Karya Bersama”.
- Masyarakat umum

Bab III
Tehnik metode promosi simpanan
Pasal 3

1. Tehnik metode yang dilakukan KSP”Credit Union Karya Bersama”dalam melaksanakan


promosi adalah dengan menggunakan peraga,tehnik iklan promosi,tehnik presentasi
maupun tehnik promosi hadiah.
2. Tehnik/metode promosi dengan menggunakan peraga sebagaimana pasal 3ayat 1
peraturan ini adalah tehnik promosi dengan menggunakan alat peraga misalnya:
pamphlet,booklet,hadiah (bolpen,kaos,buku,dll) benner,spnduk,stiker temple,dan promosi
melalui seragam karyawan.
3. Tehnik promosi sebagaimana pasal 3 ayat 1 melalui iklan dapat dilaksanakan oleh
KSP”Credit Union Karya Bersama” melalui iklan radio maupun TV lokal.
4. Tehnik presentasi sebagaimana pasal 3 ayat 1adalah tehnik promosi melalui media
presentasi kepada anggota, calon anggota, maupun masyarakat umum tenang produk-
produk funding.
5. Tehnik promosi hadiah sebagaimana pasal 3 ayat 1 adalah tehnik promosi hadiah dengan
memberikan hadiah bingkisan kepada anggota dan atau anggota yang potensial terhadap
penempatan dana di KSP”Credit Union Karya Bersama”

Bab IV
Tugas & Tanggungjawab
Pasal 4

1. Tugas dan tanggung jawab promosi simpanan terletak pada manager funding atau
manager dana.
2. Dalam melaksanakan promosi pihak koperasi dapat bekerjasama dengan pihak ketiga
dalam membuat iklan promosi.
3. Dalam melaksanakan kerjasama sebagaimana pasal 4 ayat 2 peraturan ini harus didahului
dengan kesepahaman kerja yang ditandatangani kedua belah pihak.

Bab V
Biaya dan Pajak atas iklan
Pasal 5

1. Biaya yang ditimbulkan atas kegiatan promosi merupakan tanggungjawab dari


KSP”Credit Union Karya Bersama”
2. Besarnya biaya promosi dalam satu tahun usaha ditetapkan maksimal % dari total
pendapatan.
3. Untuk biaya melebihi ketentuan sebagaimana pasal 4 ayat 2 peraturan ini harus
mendapatkan persetujuan pengurus dengan disertai alasan-alasan yang kuat dan rasional.
4. Pajak yang ditimbulkan akibat promosi dibebankan kepada koperasi, kecuali iklan
tersebut dikerjakan oleh pihak ketiga maka tanggungjawab pajak ditanggung oleh pihak
ketiga.

Bab VI
Ketentuan Penutup
Pasal 6

Persus tentang promosi & tehnik promosi KSP”Credit Union Karya Bersama” ini berlaku pada
tanggal ditetapkan. Agar diketahui oleh setiap anggota KSP”Credit Union Karya Bersama” dan
masyarakat pada umumnya.

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 20 April 2014

Koperasi Simpan Pinjam


“Credit Union Karya Bersama”

Ketua Sekretaris

(ELI WAWAN) (CORNELIUS PRASETYO)


Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama”
Memutuskan, menetapkan
Peraturan khusus nomor :028/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang : Persus tentang tehnik akuntansi simpanan Koperasi Simpan Pinjam “Credit Union
Karya Bersama”.

Pengurus KSP “CREDIT UNION KARYA BERSAMA”

Menimbang :
a. Bahwa koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” merupakan
lembaga koperasi yang merupakan kegiatan usaha penghimpunan dan
penyaluran dana dari dan untuk anggota, calon anggota koperasi lain, dan atau
anggotanya yang perlu dikelola secara professional sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan kesehatan koperasi, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan danmemberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota
dan masyarakat di sekitarnya.
b. Bahwa untuk meningkatkan kepercayaan kepada anggota dan atau calon
anggota perlu diadakannya pembedaan pelayanan kepada anggota sehingga
manfaat berkoperasi dapat dirasakan,promosi ekonomi anggota dapat
terwujud dengan baik.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu menetapkan peraturan khusus tentang prosedur simpanan dari
anggota, calon anggota, koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” serta anggota dan calon anggota koperasi lain.
Mengingat :
1. Undang undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang persyaratan dan Tatacara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang modal penyertaan
Koperasi
5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi
6. Permenkop No.20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman penilaian
kesehatan koperas simpan pinjam dan unit simpan pinjam Koperasi
7. Pedoman Standar Akuntansi Koperasi No. 27
8. AD/ART Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
9. SOM/SOP Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: Persus tentang tehnik akuntansi simpanan Koperasi Simpan Pinjam “Credit Union
Karya Bersama”
Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1

(1) Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-
koperasi lain dan anggotanya kepada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” dalam bentuk simpanan koperasi dan simpanan koperasi berjangka.
(2) Simpanan berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan
sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”
(3) Simpanan koperasi adalah simpanan di dalam koperasi yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union
Karya Bersama”
(4) Imbalan Jasa (Bunga)simpanan adalah semua biaya bunga dalam rupiah yang dibayar
KSP”Credit Union Karya Bersama”kepada pihak ketiga yang ditimbulkan dari
penempatan dana oleh pihak ketiga dengan perhitungan dan mekanisme yang telah
ditentukan oleh koperasi.
(5) Pajak atas simpanan adalah sejumlah pajak yang harus dipotong oleh koperasi selaku
pemegang NPWP yang dikenakan pada pendapatan atas bunga pihak ketiga yang
dibayar oleh koperasi.

Bab II
Tehnik Akuntansi Simpanan
Pasal 2

1. Posisi / perkiraan Accouny simpanan terletak pada passive.


2. Perkiraan ini DIKREDIT akan bertambah dan DIDEBET akan berkurang.
3. Pada posisi pengambilan simpanan (DEBET) maka lawan pada posisi aktiva adalah kas
(KREDIT) atau yang setara dengan Kas pada posisi aktiva (untuk mengangsur pinjaman
modal kerja (kredit))
4. Pada posiis penyetoran simpanan (KREDIT) maka lawan pada posisi aktiva adalah Kas
(DEBET) atau yang setara dengan Kas (Pencairan pinjaman MK (DEBET))
5. Penyetoran dan atau pengambilan melalui kas disebut transaksi simpanan secara Tunai.
6. Penambahan dan atau pengurangan simpanan tanpa melalui kas disebut transaksi non
tunai.
Bab III
Imbalan Jasa (bunga), Pajak dan Akuntansinya
Pasal 3
Imbalan Jasa (bunga) atas simpanannya

1. Pembayaran imbalan jasa (bunga) atas simpanan harian pada koperasi simpan pinjam
“Credit Union Karya Bersama” dilaksanakan tiap akhir bulan berjalan serta dihitung
berdasarkan rata-rata harian atas simpanan harian dari anggota dan atau calon anggota.
2. Pembayaran imbalan jasa (bunga) atas simpanan berjangka pada koperasi simpan pinjam
“Credit Union Karya Bersama” dilaksanakan pada tanggal dimana perjanjian atas
simpanan berjangka dibuat.
3. Apabila ternyata pada saat tanggal pembayaran imbalan jasa pada koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama” jatuh pada hari libur maka pembayaran imbalan
jasa dilaksanakan pada hari kerja berikutnya.
4. Imbalan jasa atas (bunga) atas simpanan harian maupun simpanan berjangka merupakan
biaya (cost of fund) dari koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”

Pasal 4
Pajak atas Imbalan Jasa (bunga) simpanan

1. Selaku pemegang NPWP koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
berkewajiban memotong pajak atas imbalan jasa (bunga) yang didapatkan oleh anggota
penyimpanan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
2. Hasil pemotongan pajak sebelum dibayarkan dititipkan pada rekening hutang pajak (Pada
posisi Pasiva)
3. Hasil pemotongan pajak atas imbalan jasa simpanan pada koperasi simpan pinjam
“Credit Union Karya Bersama” harus segera dibayarkan dan dilaporkan kepada Kantor
Pelayanan Pajak maksimal tgl 10 tiap bulannya.
4. Dalam hal koperasi lalai dalam memotong pajak atas simpanan maka kewajiban pajak
akan dibebankan kepada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”

Bab IV
Sistem Akuntansi
Atas Imbalan Jasa (Bunga) dan Pajak atas bunga
Pasal 5
Sistem Akuntansi atas Imbalan Jasa

1. Posisi / perkiraan account imbalan jasa atas simpanan terletak pada sisi biaya
(RUGI/LABA)
2. Perkiraan ini hanya DIDEBET (+) bertambah jika terjadi pengeluaran untuk biaya Bunga
simpanan, sedangan PENGKREDITAN (-) atau pengurangan hanya diperkenankan untuk
koreksi / pembetulan atas suatu kesalahan.
3. Untuk pembayaran imbalan jasa simpanan harian langsung dilaksanakan dengan cara
pengkreditan ke rekening anggota yang menyimpan pada sisi Passiva (Simpanan Harian
Koperasi)
4. Untuk pembayaran imbalan jasa simpanan berjangka dapat secara langsung dilaksanakan
dengan cara pengkreditan ke rekening anggota yang menyimpan simpanan harian
sebagao penampungan atas bunga atau dapat langsung dibayarkan secara tunai kepada
pemilik dana simpanan berjangka tersebut sesuai dengan perjanjian kesepakatan
pembukaan rekening simpanan berjangka.
5. Pembayaran atas imbalan jasa simpanan berjangka hanya dapat dilakukan kepada atas
nama simpanan berjangka dan dapat dibayarkan kepada pihak ketiga dengan syarat
adanya surat kuasa dari pemilik rekening simpanan berjangka.

Pasal 6
Sistem akuntansi Pajak atas Imbalan Jasa (bunga) simpanan

1. Sebelum dibayarkan serta dilaporkan ke kantor KPP hasil pemotongan pajak atas imbalan
jasa simpanan diletakkan pada rekening/account hutang pajak pada sisi Passiva.
2. Perkiraan ini DIKREDIT akan bertambah dan DIDEBET akan berkurang.
3. Untuk pembayaran imbalan jasa simpanan harian langsung dilaksanakan dengan cara
pengkreditan kerekening anggota yang menyimpan pada sisi Passiva (Simpanan Harian
Koperasi)
4. Untuk pembayaran imbalan jasa simpanan berjangka dapat secara langsung dilaksanakan
dengan cara pengkreditan ke rekening anggota yang menyimpan simpanan harian sebagai
penampungan atas bunga atau dapat langsung dibayarkan secara tunai kepada pemilik
dana simpanan berjangka tersebut sesuai dengan perjanjian kesepakatan pembukaan
rekening.
5. Pembayaran atas imbalan jasa simpanan berjangka hanya dapat dilakukan kepada atas
nama simpanan berjangka dan dapat dibayarkan kepada pihak ketiga dengan adanya surat
kuasa dari pemilik rekening simpanan berjangka.

Bab V
Pasal 7
Tanggungjawab Pelaksanaan

Tanggungjawab pelaksanaan kinerja system akuntansi simpanan adalah kepala bagian


pembukuan selaku supervise account pada system pembukuan koperasi simpan pinjam “Credit
Union Karya Bersama”
Bab VI
Pasal 8
Ketentuan Penutup

Peraturan khusus tentang tehnik akuntansi simpanan koperasi simpan pinjam “Credit Union
Karya Bersama” ini berlaku pada tanggal di tetapkan. Agar diketahui oleh setiap anggota
koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 20 April 2014

Koperasi Simpan Pinjam


“Credit Union Karya Bersama”

Ketua Sekretaris

(ELI WAWAN) (CORNELIUS PRASETYO)


Pengurus KSP “Credit Union Karya Bersama”
Memutuskan, menetapkan
Peraturan khusus nomor :028/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang : Persus tentang tehnik akuntansi simpanan Koperasi Simpan Pinjam “Credit Union
Karya Bersama”.

Pengurus KSP “CREDIT UNION KARYA BERSAMA”

Menimbang :
a. Bahwa koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” merupakan
lembaga koperasi yang merupakan kegiatan usaha penghimpunan dan
penyaluran dana dari dan untuk anggota, calon anggota koperasi lain, dan atau
anggotanya yang perlu dikelola secara professional sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan kesehatan koperasi, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan danmemberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota
dan masyarakat di sekitarnya.
b. Bahwa untuk meningkatkan kepercayaan kepada anggota dan atau calon
anggota perlu diadakannya pembedaan pelayanan kepada anggota sehingga
manfaat berkoperasi dapat dirasakan,promosi ekonomi anggota dapat
terwujud dengan baik.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu menetapkan peraturan khusus tentang prosedur simpanan dari
anggota, calon anggota, koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” serta anggota dan calon anggota koperasi lain.
Mengingat :
1. Undang undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang persyaratan dan Tatacara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang modal penyertaan
Koperasi
5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi
6. Permenkop No.20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman penilaian
kesehatan koperas simpan pinjam dan unit simpan pinjam Koperasi
7. Pedoman Standar Akuntansi Koperasi No. 27
8. AD/ART Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
9. SOM/SOP Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”

MEMUTUSKAN :
Menetapkan: Persus tentang Pengaduan Pelayanan Simpanan KSP “Credit Union Karya
Bersama”

Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1

(1) Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-
koperasi lain dan anggotanya kepada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” dalam bentuk simpanan koperasi dan simpanan koperasi berjangka.
(2) Simpanan berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan
sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”
(3) Simpanan koperasi adalah simpanan di dalam koperasi yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati antara penyimpan dengan koperasi simpan pinjam “Credit Union
Karya Bersama”
(4) Imbalan Jasa (Bunga)simpanan adalah semua biaya bunga dalam rupiah yang dibayar
KSP”Credit Union Karya Bersama”kepada pihak ketiga yang ditimbulkan dari
penempatan dana oleh pihak ketiga dengan perhitungan dan mekanisme yang telah
ditentukan oleh koperasi.
(5) Pajak atas simpanan adalah sejumlah pajak yang harus dipotong oleh koperasi selaku
pemegang NPWP yang dikenakan pada pendapatan atas bunga pihak ketiga yang
dibayar oleh koperasi.

Bab II
Pengaduan Pelayanan Simpanan
Pasal 2

1. Anggota dan atau calon anggota dapat memberikan saran,masukan maupun kritik yang
membangun terhadap pelaksanaan pelayanan simpanan pada koperasi simpan
pinjam”Credit Union Karya Bersama”.
2. Dalam menerima pengaduan sebagaimana pasal 2 ayat 1 peraturan ini KSP”Credit Union
Karya Bersama”harus mengedepankan prinsip pelayanan prima terhadap anggota dan
atau calon anggotanya.
3. Penanganan pengaduan sebagaimana pasal 2 ayat 1 oleh KSP”Credit Union Karya
Bersama”dilakukan sesuai dengan garis struktur organisasi pada KSP”Credit Union
Karya Bersama”berdasarkan prinsip kekeluargaan.

Bab III
Tugas dan tanggung jawab
Pasal 3

1. Tugas dan tanggung jawab penerimaan pengaduan adalah pada manager funding dan atau
manager legal,humas dan pengembangan jaringan usaha.
2. Penanganan pengaduan yang tidak dapat terselesaikan di KSP “Credit Union Karya
Bersama”sampai tingkatan pengurus maka KSP”Credit Union Karya Bersama”dapat
mempergunakan bantuan hukum pihak ketiga.
3. Jasa bantuan pihak ketiga sebagaimana ayat 4 pasal 2 peraturan ini harus didahului nota
kesepahaman kerja.
4. Biaya yang timbul atas penggunaan jasa pihak ketiga dibebankan KSP”Credit Union
Karya Bersama”.

Bab IV
Ketentuan Penutup
Pasal 4

Persus tentang pengaduan pelayanan simpanan KSP”Credit Union Karya Bersama”ini berlaku
pada tanggal ditetapkan. Agar diketahui oleh setiap anggota KSP “Credit Union Karya
Bersama”dan masyarakat pada umumnya.

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 20 April 2014

Koperasi Simpan Pinjam


“Credit Union Karya Bersama”

Ketua Sekretaris

(ELI WAWAN) (CORNELIUS PRASETYO)


Pengurus KSP”Credit Union Karya Bersama”memutuskan, menetapkan

Peraturan khusus nomor : 030/Persus/CUKB/IV/2014

Tentang: persus tentang pemupukan modal melalui modal penyertaan

Pengurus KSP”Credit Union Karya Bersama”

Menimbang :
a) Bahwa koperasi simpan pinjam ‘Credit Union Karya Bersama”sebagai badan
usaha perlu untuk mengembangkan kegiatan usahanya dalam rangka
mencapai apa yang menjadi tujuan berkoperasi yaitu mensejahterakan anggota
pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.
b) Bahwa sehubungan dengan hal diatas, KSP “Credit Union Karya Bersama”
perlu memperkuat struktur permodalannya melalui pemupukan modal dengan
menyertakan partisipasi aktif anggota dan pihaklain dalam bentuk Modal
Penyertaan.
c) Bahwa untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan untuk menetapkan
peraturan khusus KSP “Credit Union Karya Bersama” tentang pemupukan
modal melalui modal Penyertaan.

Mengingat :
1. Undang undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
3. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang modal penyertaan
Koperasi
4. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi.
5. Keputusan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2008 KSP “Credit Union
Karya Bersama” Tanggal 24 Januari 2009.

Memutuskan : Persus tentang Pemupukan Modal Melalui Modal Penyertaan.

Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1

(1) Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan
uang yag ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama” dalam meningkatkan segala usahanya.
(2) Pemodal adalah anggota atau pihak lain yang menanamkan modal penyertaan kepada
koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(3) Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” adalah koperasi sebagaimana
dimaksud dalam badan hukum koperasi No. 286/BH/KDK.13.17/X/1999
(4) Pengurus adalah pengurus yang mewakili koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” dalam melaksanakan kesepahaman tentang modal penyertaan.

Bab II
Sumber Modal dan Tata Cara Pemupukan Modal Penyertaan
Pasal 2

Modal koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” terdiri dari modal sendiri
(simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan penyertaan), Modal pinjaman pihak ketiga serta
Modal Penyertaan.

Pasal 3

Untuk memperkuat struktur permodalah, koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
diharuskan untuk dapat memupuk modal melalui modal penyertaan yang berasal dari :
pemerintah,anggota, anggota masyarakat, Badan Usaha maupun Badan-badan lainnya.

Pasal 4

Pemupukan modal penyertaan dilakukan berdasarkan perjanjian antara koperasi simpan pinjam
“Credit Union Karya Bersama” dengan Pemodal.

Pasal 5
(1) Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sekurang-kurangnya memuat :
- Nama pengurus yang mewakili koperasi dan pemodal.
- Besarnya modal penyertaan.
- Hak dan kewajiban koperasi dan pemodal.
- Pembagian keuntungan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.
- Tata cara pengalihan modal penyertaan yang dimiliki pemodal.
- Penyelesaian perselisihan.
(2) Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuat secara tertulis rangkap dua untuk
keperluan masing-masing pihak satu (pihak koperasi dan pemodal)

Bab III
Hak dan Kewajiban
Pasal 6

(1) Pemodal turut menanggung resiko dan tanggungjawab terhadap kerugian usaha simpan
pinjam yang dilaksanakan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(2) Pemodal berhak memperoleh bagian keuntungan dari usaha simpan pinjam yang
dilaksanakan oleh koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(3) Pemodal diperbolehkan memberikan saran dan masukan secara tertulis yang ditujukan
kepada ketua koperasi untuk perbaikan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama”
(4) koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” berkewajiban menerima saan dan
masukan dari pemodal tetapi berkewajiban melaksanakannya.
Pasal 7

(1) Koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” berkewajiban membuat
RAPB, menyusun laporan tertulis yang diberikan kepada pemodal sebagai bahan
pembahasan dalam Rapat Anggota.
(2) Pemodal tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota serta tidak turut
menentukan kebijaksanaan koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama”
secara keseluruhan.
(3) Atas permohonan tertulis dari pemodal, pengurus dapat memberikan ijin kepada
pemodal untuk memeriksa pembukuan usaha koperasi simpan pinjam “Credit Union
Karya Bersama” yang berkaitan dengan modal penyertaan dan daftar pemodal.

Bab IV
Pengalihan Penyertaan
Pasal 8

(1) Pemodal dapat mengalihkan modal penyertaan yang dimilikinya dalam koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama”
(2) Modal penyertaan yang akan dialihkan sebagaimana dalam ayat (1) wajib ditawarkan
terlebih dahulu kepada pemodal lain dalam modal penyertaan atau kepada koperasi
simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” melalui pengurus selaku wakil dari
koperasi.
(3) Dalam pemodal lain dalam modal penyertaan atau koperasi tidak mengambil alih bagian
modal penyertaan yang ditawarkan sebagaimana dimaksud ayat 2, maka ,modal
penyertaan dapat ditawarkan pihak lain yang berminat.
(4) Dalam hal tidak ada yang mengambil alih modal penyertaan tidak dapat diuangkan,
menunggu sampai ada yang mampu mengambil alih modal penyertaan tersebut.

Bab V
Ketentuan Peralihan
Pasal 9

Dengan telah dikeluarkannya persus ini, maka Saham Atas Unjuk (SAU) koperasi simpan
pinjam “Credit Union Karya Bersama” sudah tidak berlaku lagi.

Bab VI
Ketentuan Penutup
Pasal 10

Peraturan khusus tentang modal penyertaan pada koperasi simpan pinjam “Credit Union Karya
Bersama” ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar diketahui oleh setiap anggota koperasi
simpan pinjam “Credit Union Karya Bersama” dan masyarakat pada umumnya.

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 20 April 2014
Koperasi Simpan Pinjam
“Credit Union Karya Bersama”

Ketua Sekretaris

(ELI WAWAN) (CORNELIUS PRASETYO)

Anda mungkin juga menyukai