Anda di halaman 1dari 3

De Jure: Jurnal Hukum dan Syar’iah

Vol. XX, No. Y, YEAR, p. XX-XX


ISSN (Print): 2085-1618, ISSN (Online): 2528-1658
DOI: http://dx.doi.org/10.18860/j-fsh.vXXiY.6614
Available online at http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/syariah

Hukum Adat di Indonesia


Imam Syarifuddin, Fatimah Zahra, Ande Nur Hidayatulloh
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstrak:
Kata Kunci:
Pendahuluan

Metode Penelitian
.
Hasil dan Pembahasan
Definisi Hukum Adat Menurut Para Ahli
1. Prof. Mr. R. Soepomo
Hukum adat adalah hukum non-statutair yang sebagian besar adalah
hukum kebiasaan dan sebagian kecil hukum Islam. Hukum adat itu
melingkupi hukum yang berdasarkan keputusan keputusan hakim yang
berisi asas-asas hukum dalam lingkungan, dimana ia memutuskan perkara.1
Soepomo menulis bahwa istilah Hukum Adat dipakai sebagai sinonim
dari hukum yang tidak tertulis, hukum yang hidup, hukum yang timbul
karena putusan-putusan hukum (Judgemade Law), hukum yang hidup
sebagai peraturan kebiasaan yang dipertahankan di dalam pergaulan hidup
(Customary Law).2

2. Prof. Mr. Betrand Ter Haar BZN


Ter Haar memberikan pengertian tentang Hukum Adat yang kemudian
terkenal dengan Ajaran TEORI KEPUTUSAN (BESLISSINGENLEER) di
mana Hukum Adat dikatakannya sebagai :
“Keseluruhan peraturan yang ditetapkan dalam keputusan – keputusan
yang berwibawa daripada fungsionaris Hukum (Misal : Hakim Adat, Rapat
Desa, Kepala Adat, Wali Tanah, Kepala Desa, dan sebagainya). Yang
mempunyai wibawa (Macth, Authority) serta pengaruh yang dalam
pelaksanaannya berlaku dengan serta-merta (spontan) dan dipatuhi dengan
sepenuh hati.”.3
1
Aprilianti. Kasmawati, “Hukum Adat Indonesia,” 2016, 1–23.
2
A. S. Fasina et al., “Asas Hukum Adat,” International Journal of Soil Science 10, no. 1 (2015): 1–14,
http://dx.doi.org/10.3923/ijss.2016.1.8%0Ahttp://dx.doi.org/10.3923/ijss.2015.142.152.
3
Sigit Sapto Nugroho, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Alumni, Bandung, 2016,
https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=jIn4DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=hukum+adat+hukum+adat&ots=cEbsv2MhXk
Jadi menurut Ter Haar, pengertian hukum adat ialah adat yang
diputuskan oleh para petugas-petugas hukum adat atau terletak pada
legalitas putusan penguasa hukum, baik yang disebabkan oleh perselisihan
maupun karena masalah adat lainnya.4

3. Prof. Mr. Cornelis Van Vollenhoven


Van Vollenhoven sebagai orang pertama yang membawah hukum adat
dalam kajian akademis mengartikan hukum adat “adalah aturan-aturan
perilaku yang berlaku bagi orang-orang pribumi dan orang-orang timur
asing, yang disatu pihak mempunyai sanksi (maka itu dikatakan hukum),
dan di lain pihak tidak dikodifikasikan (maka itu dikatakan adat)”.5
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa Hukum Adat di masa sebelum
Kemerdekaan Republik Indonesia adalah hukum yang berlaku bagi
golongan penduduk seperti tersebut dalam Pasal 163 Indische Staatsregeling
( I.S.) yang terdiri dari:6
a. Orang – orang Eropa
b. Orang – orang Timur Asing
c. Pribumi / Bumi Putra.

4. Prof. Dr. Soekanto, SH


Soekanto memberikan pengertian Hukum Adat hakikatnya merupakan
hukum kebiasaan, namun kebiasaan yang mempunyai akibat hukum atau
sanksi (das sein das sollen). Artinya, Hukum Adat itu merupakan
keseluruhan adat yang tidak tertulis dan hidup dalam masyarakat berupa
kesusilaan, kebiasaan, dan kelaziman yang mempunyai akibat hukum atau
sanksi.7
Jika dilihat dari pandangan seorang ahli hukum yang memegang teguh
kitab undang-undang memang “hukum keseluruhannya di Indonesia tidak
teratur tidak sempurna, tidak tegas. Akan tetapi apabila mereka sungguh-
sungguh memerdalam pengetahuannya mengenai hukum adat, tidak hanya
dengan pikiran tetapi dengan penuh perasaan pula, mereka melihat suatu
sumber yang mengagumkan, adat istiadat dahulu dan sekarang, adat istiadat
yang hidup, adat istiadat yang dapat berkembang, adat istiadat yang
berirama.8

5. Hazairin

Hazairin memberikan pengertian tentang Adat adalah endapan kesusilaan


dalam masyarakat, yaitu bahwa kaidah-kaidah adat itu berupa kaidah-kaidah
kesusilaan yang ditaati dalam masyarakat tersebut.9
Seluruh lapangan hukum mempunyai hubungan kesusilaan, langsung
ataupun tidak langsung. Pada sistem hukum yang sempurna, tidak ada
&sig=MzPnDqao0Ev7zaU0b4pxCwe2NeA.
4
Kasmawati, “Hukum Adat Indonesia.”
5
Fasina et al., “Asas Hukum Adat.”
6
Nugroho, Pengantar Hukum Adat Indonesia.
7
Fasina et al., “Asas Hukum Adat.”
8
Kasmawati, “Hukum Adat Indonesia.”
9
Fasina et al., “Asas Hukum Adat.”
tempat bagi sesuatu yang tidak selaras atau bertentangan dengan kesusilaan.
Secara prinsip perbedaan mendasar antara kaidah agama (kesusilaan) dan
kaidah hukum adat (kebiasaan) adalah pada kaidah perbuatannya
(sanksinya).10

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Fasina, A. S., A. Raji, G. A. Oluwatosin, O. J. Omoju, D. A. Oluwadare, A. K. Zaidey,
A. Arifin, et al. “Asas Hukum Adat.” International Journal of Soil Science 10, no.
1 (2015): 1–14.
http://dx.doi.org/10.3923/ijss.2016.1.8%0Ahttp://dx.doi.org/10.3923/
ijss.2015.142.152.
Kasmawati, Aprilianti. “Hukum Adat Indonesia,” 2016, 1–23.
Nugroho, Sigit Sapto. Pengantar Hukum Adat Indonesia. Alumni, Bandung, 2016.
https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=jIn4DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=hukum+adat+hukum+ad
at&ots=cEbsv2MhXk&sig=MzPnDqao0Ev7zaU0b4pxCwe2NeA.

10
Kasmawati, “Hukum Adat Indonesia.”

Anda mungkin juga menyukai