Anda di halaman 1dari 6

EAS METOLODI PENELITIAN

STUDI LITERATUR
KENAIKAN ROKOK DIPENGARUHI OLEH KENAIKAN
TARIF CUKAI

Disusun unrtuk memenuhi tugas EAS (evaluasi tengah semester) Mata


kuliah Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :

NIDA FADHILAH SALSABILA


C1 AKUNTANSI
10220008

Dosen Pengampu :
DR. SUPRIYADI, SE., M.SI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL


PROGRAM STUDI AKUNTANSI/MANAJEMEN
2023
1. Batasan masalah
1. Penelitian dengan melakukan survey langsung terhadap masyarakat
2. Melakukan survey terhadap masyarakat mengenai kenaikan tariff
cukai pada roko
3. Pengujian Penelitian dilakukan Fundamental
4. Melakukan uji penelitian
2. Pendahuuan
Latar belakang
Variablenya Adalah CUKAI ROKO
Indikator Penelitian Tarif
Cukai sebagai pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-
barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik sesuai dengan
undang-undang merupakan penerimaan negara guna mewujudkan
kesejahteraan, keadilan, dan keseimbangan.
Cukai rokok termasuk pajak apa?
Kemudian, sesuai dengan Pasal 1 UU No. 28/2009, pajak rokok yaitu
pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah pusat.
Pemerintah Daerah tingkat I atau Pemerintah Provinsi memiliki
kewenangan terhadap pajak rokok.
Cukai rokok di Indonesia adalah upaya pengendalian harga jual
dari pemerintah Indonesia terhadap rokok dan produk tembakau lainnya
seperti sigaret, cerutu, serta rokok daun, yang dipungut dan berlaku pada
saat pembelian.
cukai rokok merupakan pungutan yang dipungut negara
terhadap rokok dan produk tembakau lainnya termasuk sigaret, cerutu
dan rokok daun berdasar harga jual rokok. Dengan kata lain, dari
produk rokok pemerintah mengenakan dua jenis pungutan,
yaitu cukai dan pajak.
Mengapa harus ada cukai rokok?
Menurutnya, hal ini meleset jauh dari tujuan diterapkannya
kenaikan cukai rokok yaitu untuk mengendalikan konsumsi rokok karena
alasan kesehatan. Sebab dampak lainnya adalah maraknya
produksi rokok ilegal.
Keputusan pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau
(CHT) sebesar 12% pada 2022 diharapkan dapat menjadi instrumen
pengendalian konsumsi tembakau.
Plt Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Badan Kebijakan
Fiskal (BKF) Pande Putu Oka mengatakan kebijakan ini ditujukan demi
mengendalikan konsumsi barang yang berdampak negatif dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia
(SDM).
"Instrumen fiskal untuk pengendalian tembakau mencakup
kenaikan tarif cukai serta simplifikasi struktur cukai dari 19 layer di tahun
2009 menjadi 8 layer di tahun 2022. Upaya ini juga dilengkapi dengan
pengawasan harga di pasaran. Tentunya indikator yang bisa dilihat adalah
penurunan prevalensi perokok terutama pada anak dan remaja sehingga
kualitas SDM dan keberlangsungan program JKN ke depan dapat dijaga
dengan baik," ujarnya, ditulis Rabu (9/3/2022).
Upaya-upaya tersebut sejalan dengan arah kebijakan Kementerian
Keuangan dalam PMK 77/2020 terkait reformasi fiskal. Kebijakan cukai
yang telah diambil diharapkan dapat mengurangi konsumsi rokok di
masyarakat. Dia berharap kebijakan CHT juga dapat mengantisipasi
perkembangan produk-produk baru yang beredar."Karena kalangan muda
banyak beradaptasi dari perkembangan tren rokok dan ini yang perlu kita
antisipasi bersama," katanya pada acara Webinar Indonesia Tobacco
Control Strategic Roundtable 2022, Rabu (2/3/2022).
Secara terpisah, Peneliti Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas
Indonesia (PKJS-UI) Risky Kusuma Hartono menyoroti dinamika
berkembangnya segmen rokok murah di pasaran. Dia mengatakan,
kebijakan kenaikan cukai pada 2022 yang diharapkan bisa mengatrol harga
rokok tidak cukup. Pasalnya, selisih tarif CHT antar golongannya masih
lebar, akibatnya semakin banyak perusahaan yang menggunakan peluang
tersebut dan tetap bertahan di golongan yang lebih rendah.
Hal ini memicu maraknya peredaran rokok murah sehingga
masyarakat cenderung mudah beralih konsumsi ke rokok murah karena
banyaknya pilihan Bertambah maraknya rokok murah berpeluang
mengancam target pemerintah dalam menurunkan prevalensi perokok,
khususnya perokok anak. Apalagi saat ini Indonesia merupakan negara
dengan jumlah prevalensi perokok terbesar di Asia Tenggara.
Dalam simulasi cepat bisa dilihat, selisih harga jual eceran Sigaret
Kretek Mesin (SKM) golongan tertinggi dengan golongan di bawahnya
masih lebar. Sementara dengan selisih yang masih lebar tersebut, selain
diproyeksi produksinya akan tetap marak, konsumenpun akan cenderung
dimudahkan untuk membeli rokok yang lebih murah.
Itulah sebabnya Risky merekomendasikan agar pemerintah terus
mengkaji ulang struktur cukai saat ini dengan memperhatikan
pertumbuhan rokok murah termasuk pentingnya mendekatkan selisih tarif
cukai antar golonganya. "Saat ini variasi harga rokok masih luas sehingga
masih ada harga rokok yang lebih murah yang bisa diakses masyarakat,"
katanya.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(YLKI) Agus Suyatno mengatakan banyaknya lapisan pada struktur tarif
cukai dipandang Agus sebagai pemicu pabrikan untuk bertahan
memproduksi rokok murah.
"Perusahaan kemudian memproduksi jenis rokok dengan
menurunkan golongannya, itu juga jadi permasalahan selama ini. Perokok
dapat berpindah atau beralih ke rokok yang lebih murah," katanya.
Kebijakan tarif cukai rokok pada 2022 harus diperkuat dengan kebijakan
lainnya agar berdampak signifikan terhadap keberadaan rokok murah yang
masih menjamur. "Kalau bisa ketika ada kenaikan cukai, harganya tidak
terlalu jauh dari satu dengan yang lain sehingga tidak ada industri yang
memproduksi rokok murah," katanya
3. Populasi sasaranya Masyarakat Pengguna/ Pemakai Roko (pembeli roko).
Perlu melakukan sample dengan salah satu cara sebagai berikut :
Sampling random sederhana (Simple random sampling). Dikatakan
simple atau sederhana sebab pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam
populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel jenis ini dilakukan jika
anggota populasi yang kecil dan dianggap homogen. Cara paling populer
yang dipakai dalam proses penarikan sampel random sederhana adalah
dengan melalui undian. Hasil penelitian memiliki tingkat generalisasi yang
tinggi namun tidak seefisien stratified sampling.
Sampling adalah kegiatan menentukan sampel. Sebuah penelitian
tidak perlu melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik
dan non-akademik, populasi dapat diwakili oleh sebagian anggotanya yang
disebut sampel. Meskipun demikian hasil penelitian tidak akan berkurang
bobot dan akurasinya karena sampel memiliki karakter yang sama dengan
populasi sehingga informasi yang digali dari sampel sama dengan karakter
yang berlaku pada populasi.
Sampling tidak mengurangi bobot hasil penelitian. Bobot hasil
penelitian akan tetap terjamin asalkan sampling dilakukan dengan benar,
sebagaimana diuraikan pada bagian lain bab ini. Hal itu sejalan dengan
pengertian bahwa sampel merupakan nilai-nilai yang menggambarkan
karakteristik sampel sebagai nilai statistik sampel itu. Hal itu berarti bahwa
hasil yang disimpulkan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel akan
mewakili populasinya. Dengan kata lain, inferensi statistik akan menjamin
bobot hasil penelitian.

Sampling sistematic (Sistematic sampling). Hampir sama dengan


random sampling, hanya saja sistematis memilih angka random dari tabel.
Prosedur ini berupa penarikan sampel dengan cara mengambil setiap kasus
(nomor urut) yang ke sekian dari daftar populasi. Sampling jenis ini
mudah untuk digunakan bila sampel frame populasinya baik.
Kelemahannya terjadi bias cukup tinggi.

Sampling secara rambang proporsional (Proportionate


stratified random sampling). Salah satu teknik yang digunakan jika
populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen serta
berstrata secara proporsional. Adapun cara pengambilannya dapat
dilakukan secara undian maupun sistematis. Populasi harus diartikan
sesuai segmennya: Proporsional diambil dari anggota populasi yang
sebenarnya Populasi diambil dari anggota populasi lainnya.

Sampling secara kluster (Cluster sampling). Ada kalanya


peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek
penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu
peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster
yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sampel semacam ini
disebut cluster sampling atau multi-stage sampling. Teknik sampling ini
dipakai untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara,
provinsi atau dari suatu kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai