Anda di halaman 1dari 30

PERBANDINGAN KADAR LUMPUR MATERIAL PASIR

DI KABUPATEN KERINCI

PROPOSAL

Oleh :

Arbi Anggara Putra

Dosen Pembimbing :

Yayan Oktiawan, S.Pd., MT

Cesy Zania, S.Si

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL

AKADEMI TEKNIK ADI KARYA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Batasan Masalah........................................................................................3

1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................4

1.6 Sistematika Penulisan................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6

2.1 Pengertian Judul........................................................................................6

2.1.1 Perbandingan......................................................................................6

2.1.2 Pengertian Agregat Kasar..................................................................6

2.1.3 Agregat Halus....................................................................................7

2.1.4 Pasir....................................................................................................7

2.2 Kajian Teori...............................................................................................8

2.2.1 Agregat Kasar....................................................................................8

2.2.2 Agregat Halus..................................................................................10

i
2.2.3 Jenis – jenis Pasir.............................................................................12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................18

3.1 Lokasi Penelitian.....................................................................................18

3.2 Objek Penelitian......................................................................................19

3.3 Sumber Data............................................................................................21

3.4 Analisis Data...........................................................................................21

3.5 Langkah – Langkah Penelitian................................................................26

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pasir Elod........................................................................................13

Gambar 2. 2 Pasir Beton......................................................................................14

Gambar 2. 3 Pasir Pasang....................................................................................15

Gambar 2. 4 Pasir Merah.....................................................................................16

Gambar 2. 5 Pasir Pasang....................................................................................17

Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian.....................................................................19

Gambar 3. 2 Contoh Objek Penelitian.................................................................20

Gambar 3. 3 Contoh Gambar Berisi Sample........................................................22

Gambar 3. 4 Flow Chart Tahapan Penelitian......................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kadar lumpur dalam material pasir merupakan salah satu parameter

penting yang harus dipertimbangkan dalam berbagai aplikasi teknik, seperti

konstruksi jalan, bangunan, dan rekayasa geoteknik. Kadar lumpur mengacu

pada persentase kandungan lumpur atau partikel tanah halus dalam material

pasir. Lumpur terdiri dari partikel-partikel dengan ukuran kurang dari 0,075

mm.

Perbandingan kadar lumpur dalam material pasir memiliki dampak

signifikan terhadap sifat-sifat fisik dan mekanik material tersebut. Kadar

lumpur yang tinggi dapat mengurangi kekuatan dan kepadatan material

pasir, sehingga mengurangi kemampuan material untuk mendukung beban

struktural yang diberikan. Lumpur juga dapat mempengaruhi daya

cengkeram pasir, pengendalian erosi, dan permeabilitas material.

Kadar lumpur merupakan tingkat lumpur yang terkandung dalam

sebuah agregat. Pengertian lumpur berdasarkan SNI S-04-1989-F adalah

bagian dari agregat alam seperti pasir yang dapat lewat ayakan 0,075 mm

dan berat jenis kurang dari 2.0 (Achmad, 2015).

Dalam konstruksi jalan, misalnya, perbandingan kadar lumpur dalam

material pasir digunakan untuk menentukan apakah pasir tersebut

1
memenuhi persyaratan kualitas dan spesifikasi yang diperlukan. Bila kadar

lumpur melebihi batas yang ditetapkan, langkah-langkah khusus seperti

pencucian atau pemisahan lumpur perlu dilakukan untuk mengurangi kadar

lumpur tersebut. Hal ini penting karena material pasir yang memiliki kadar

lumpur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas

konstruksi, seperti peningkatan risiko pengembangan deformasi atau

keruntuhan pada jalan.

Selain itu, perbandingan kadar lumpur juga dapat digunakan dalam

studi lingkungan dan rekayasa geoteknik untuk mengkaji dampak pasir yang

mengandung lumpur terhadap lingkungan dan sistem drainase. Lumpur

dalam pasir dapat mempengaruhi permeabilitas tanah dan kemampuan

penyerapan air, yang dapat berdampak pada kestabilan tanah dan risiko

banjir.

Oleh karena itu, penentuan dan perbandingan kadar lumpur dalam

material pasir merupakan langkah penting dalam penilaian kualitas material

dan pemilihan material yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Oleh

karna itu penulis tertarik mengangkat permasalahan ini dalam penelitian

dengan judul Perbandingan Kadar Lumpur Material Pasir Di Kabupaten

Kerinci.

2
1.2 Batasan Masalah

1. Fokus penelitian ini adalah perbandingan kadar lumpur dalam material

pasir pada tiga lokasi yang berbeda, yaitu Kayu Aro, Pasar Senin, dan

Koto Aro.

2. Penelitian ini akan membandingkan kadar lumpur dalam material pasir di

tiga lokasi tersebut dengan menggunakan metode pengujian

laboratorium.

3. Penelitian ini tidak akan membahas faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi kadar lumpur, seperti kondisi iklim, musim, atau kegiatan

manusia di sekitar lokasi.

4. Sampel pasir yang digunakan dalam penelitian ini akan diambil secara

acak dari masing-masing lokasi, dengan jumlah sampel yang memadai

untuk representativitas hasil.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbandingan kadar lumpur dalam material pasir antara Kayu

Aro, Pasar Senin, dan Koto Aro?

2. Material manakah yang cocok untuk digunakan?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Membandingkan kadar lumpur dalam material pasir antara tiga lokasi

yang berbeda, yaitu Kayu Aro, Pasar Senin, dan Koto Aro.

2. Menganalisis perbedaan kadar lumpur antara ketiga lokasi tersebut untuk

memahami variasi karakteristik material pasir di setiap lokasi.

3
3. Menentukan lokasi yang memiliki kadar lumpur paling rendah atau

paling tinggi, serta membandingkan hasil dengan persyaratan atau

standar yang telah ditetapkan.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi

yang lebih cocok untuk pengambilan pasir dengan kadar lumpur yang lebih

rendah. Hal ini dapat membantu mengoptimalkan sumber daya dan

mengurangi biaya pengolahan pasir dalam proyek konstruksi.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, Batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menjelaskan hal – hal yang menjadi dasar teoritis dalam

pelaksanaan penelitian ini.

4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini merupakan penulisan yang berisikan tentang gambaran umum

lokasi studi, proses penelitian, penetapan metode - metode perhitungan dan

analisis yang akan di gunakan untuk penyelesaian masalah yang disajikan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan semua hasil yang selama penulis laksanakan

dalam penelitian yaitu Perbandingan Kadar Lumpur Di Kabupaten Kerinci.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari penulis

berdasarkan pembahasan dari tugas akhir ini.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi sumber – sumber yang digunakan untuk acuan penulisan karya

ilmiah ini.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Judul

2.1.1 Perbandingan

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

perbandingkan berasal dari kata banding yang berarti persamaan,

selanjutnya membandingkan mempunyai arti mengadu dua hal untuk

diketahui perbandingannya. Perbandingan diartikan sebagai selisih

persamaan (Bambang Marhiyanto, 2000: 57).

Menurut Sjachran Basah (2004: 7), perbandingan merupakan

suatu metode pengkajian atau penyelidikan dengan mengadakan

perbandingan di antara dua objek kajian atau lebih untuk menambah

dan memperdalam pengetahuan tentang objek yang dikaji. Jadi di

dalam perbandingan ini terdapat objek yang hendak diperbandingkan

yang sudah diketahui sebelumnya, akan tetapi pengetahuan ini belum

tegas dan jelas.

2.1.2 Pengertian Agregat Kasar

Agregat kasar adalah agregat yang butirannya lebih besar dari 5

mm atau agregat yang semua butirannya dapat tertahan diayakan 4,75

mm. agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil dari

disintegrasi dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh

dari pemecahan manual atau mesin.

6
2.1.3 Agregat Halus

Agregat halus adalah mineral alami yang berfungsi sebagai

bahan pengisi dalam campuran beton yang memiliki ukuran butiran

kurang dari 5 mm atau lolos saringan no.4 dan tertahan pada saringan

no.200. Agregat halus berasal dari hasil disintegrasi alami dari batuan

alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat pemecah.

2.1.4 Pasir

Pasir adalah contoh bahan material yang berbentuk butiran.

Butiran pada pasir, umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2

milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di

beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu

kapur. Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir,

karena pasir memiliki rongga-rongga yang cukup besar. Pasir

memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Dan seperti yang

kita ketahui pasir juga sangat penting untuk bahan material bangunan

bila dicampurkan dengan perekat Semen.

Pasir merupakan bahan pokok dalam proses

pembangunan.Selain itu, material pasir juga tidak dapat dipisahkan

penggunaanya dalam dunia industri. Seringkali dalam dunia industri

dibutuhkan material pasir yang telah diproses.

7
2.2 Kajian Teori

2.2.1 Agregat Kasar

Agregat kasar mempunyai ukuran butiran lebih besar dari 4,75

mm atau tertahan saringan dengan diameter lubang 4,8 mm. Seiring

dengan perkembangan teknologi, banyak sekali dikembangkan

material-material pintar (smart material) dalam bidang konstruksi

dengan berbagai tujuan penggunaan, di antaranya adalah untuk

mengurangi berat struktur.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuat agregat

ringan buatan yaitu membuat agregat kasar yang terbuat dari kertas.

Kertas adalah suatu bahan yang dibuat dalam bentuk

lembaranlembaran tipis dari jerami, kulit, kayu, rami, dan lain-lain.

Kertas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas HVS. Selain

itu, penggunaan kertas juga ditujukan untuk memanfaatkan kembali

limbah kertas yang semakin banyak akibat semakin tingginya

penggunaan kertas di dunia.

Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah,

terak tanur tiup atau beton semen hidrolis yang dipecah. Sesuai

dengan SNI 03 - 2847 - 2002, bahwa agregat kasar merupakan agregat

yang mempunyai ukuran butir antara 5,00 mm sampai 40 mm.

8
Jenis agregat kasar yang umum adalah:

1. Batu pecah alami:

Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami yang

digali. Batu ini dapat berasal dari gunung api, jenis sedimen, atau

jenis metamorf. Meskipun dapat menghasilkan kekuatan yang

tinggi terhadap beton, batu pecah kurang memberikan kemudahan

pengerjaan dan pengecoran dibandingkan dengan jenis agregat

kasar lainnya.

2. Kerikil alami:

Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan tepi

maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir. Kerikil

memberikan kekuatan yang lebih rendah dari pada batu pecah,

tetapi memberikan kemudahan pengerjaan yanglebih tinggi.

3. Agregat kasar buatan:

Terutama berupa slagatau shale yang bisa digunakan untuk

beton berbobot ringan. Biasanya merupakan hasil dari proses lain

seperti dari blast-furnace dan lain - lain.

Agregat kasar mempunyai ukuran butiran lebih besar dari 4,75

mm atau tertahan saringan dengan diameter lubang 4,8 mm. Seiring

dengan perkembangan teknologi, banyak sekali dikembangkan

material-material pintar (smart material) dalam bidang konstruksi

dengan berbagai tujuan penggunaan, di antaranya adalah untuk

mengurangi berat struktur. Salah satu cara yang dapat dilakukan

9
adalah membaut agregat ringan buatan yaitu membuat agregat kasar

yang terbuat dari kertas. Kertas adalah suatu bahan yang dibuat dalam

bentuk lembaranlembaran tipis dari jerami, kulit, kayu, rami, dan lain-

lain. Kertas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas HVS.

Selain itu, penggunaan kertas juga ditujukan untuk memanfaatkan

kembali limbah kertas yang semakin banyak akibat semakin tingginya

penggunaan kertas di dunia.

2.2.2 Agregat Halus

Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintregasi alami

batuan ataupunpasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan

mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 3/16 inci atau 5 mm (lolos

saringan no. 4).

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh agregat halus menurut

Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A adalah sebagai berikut :

1. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras

dengan indeks kekerasan ± 2,2.

2. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah

atau hancur oleh pengruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan

hujan.

3. Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai

berikut:

1) Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimal 12%

10
2) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimal

10%

4. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 5%

(ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur

adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,060 mm.

Apabila kadar lumpur melampaui 5%, makaagregat halus harus

dicuci.

5. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu

banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari

Abrams-Harder. Untuk itu, bila direndam larutan 3% NaOH, cairan

di atas endapan tidak boleh lebih gelap daripada warna larutan

pembanding. Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna

ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut

pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan

adukanagregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH

yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air pada umur yang

sama.

6. Susunan besar butir agregat halus harus memenuhi modulus

kehalusan antara 1,5 – 3,8 dan harus terdiri dari butir-butir yang

beraneka ragam besarnya. Apabila diayak dengan susunan ayakan

yang ditentukan, harus masuk salah satu dalam daerah susunan

11
butir menurut zona 1, 2, 3, dan 4 dan harus memenuhi syaratsyarat

sebagai berikut :

1) Sisa di atas ayakan 4,8 mm harus maksimum 2% berat

2) Sisa di atas ayakan 1,2 mm harus maksimum 10% berat

3) Sisa di atas ayakan 0,3 mm harus maksimum 15% berat

7. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir

dengan alkali harus negatif.

8. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua

mutu beton,kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga

pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

9. Agregat halus yang digunakan untuk maksud spesi plesteran dan

spesi terapan harus memenuhi persyaratan di atas (pasir pasang).

2.2.3 Jenis – jenis Pasir

Di Indonesia banyak sekali ditemukan tipe-tipe pasir yang satu

sama lain sulit sekali dibedakan, misalnya tipe pasir merah,pasir

elod,pasir pasang,pasir beton,dan pasir sungai.Seperti yang kita

ketahui pasir adalah bahan bangunan yang cukup berpengaruh untuk

bahan bangunan bisa dikatakan banyak dipergunakan dari struktur

paling bawah hingga struktur paling atas suatu bangunan. Berikut ini

adalah 5 jenis pasir.

12
1. Pasir Elod

Pasir elod adalah pasir yang memiliki tekstur halus. Ciri-ciri

utama pasir elod adalah apabila dikepal, pasir ini akan menggumpal

dan tidak akan buyar kembali.

Pasir elod masih ada campuran tanahnya dan memiliki warna hitam.

Jenis pasir ini tidak bagus untuk bangunan. Biasanya, pasir ini hanya

untuk campuran pasir beton agar bisa digunakan untuk plesteran

dinding, atau untuk campuran pembuatan batako.

Gambar 2. 1 Pasir Elod


Sumber : https:// jenis-jenis-pasir-untuk-bangunan

13
2. Pasir beton

Pasir beton biasanya berwarna hitam dan butirannya cukup

halus, tetapi apabila dikepal dengan tangan tidak menggumpal dan

akan buyar kembali. Pasir ini sangat bagus untuk bangunan,

terutama pengecoran, plesteran dinding, pondasi, juga pemasangan

bata dan batu.

Gambar 2. 2 Pasir Beton


Sumber : https:// jenis-jenis-pasir-untuk-bangunan

14
3. Pasir Pasang

Pasir pasang adalah jenis pasir yang lebih halus dari pasir beton.

Ciri utama pasar ini adalah apabila dikepal akan menggumpal tidak

kembali lagi ke semula.

Pasir pasang biasanya dipakai untuk campuran pasir beton agar

tidak terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk plesteran dinding.

Pasir ini umumnya harganya lebih murah dibanding dengan pasir

beton.

Gambar 2. 3 Pasir Pasang


Sumber : https:// jenis-jenis-pasir-untuk-bangunan/

15
4. Pasir Merah

Pasir merah umumnya bagus untuk bahan pengecoran karena

cirinya yang hampir sama dengan pasir beton, tetapi lebih kasar

dan batuannya agak lebih besar.

Gambar 2. 4 Pasir Merah


Sumber : https:// jenis-jenis-pasir-untuk-bangunan/

16
5. Pasir Sungai

Pasir sungai adalah Pasir yang diperoleh dari sungai yang

merupakan hasil gigisan batu-batuan yang keras dan tajam, pasir

jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 mm – 5 mm) sehingga

merupakan adukan yang baik untuk pekerjaan pasangan. Biasanya

pasir ini hanya untuk bahan campuaran saja .

Gambar 2. 5 Pasir Pasang


Sumber : https:// jenis-jenis-pasir-untuk-bangunan/

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi ini dipilih dengan tujuan untuk mewakili variasi geografis,

geologi, atau karakteristik lingkungan yang ada di Kabupaten Kerinci,

pentingnya pemilihan lokasi yang representatif dalam penelitian ini adalah

untuk memperoleh informasi yang akurat dan dapat diandalkan tentang

kadar lumpur dan material pasir di Kabupaten Kerinci secara keseluruhan.

Dengan memilih lokasi yang beragam, penelitian dapat

memperhitungkan perbedaan potensial dalam sumber daya alam, iklim,

topografi, atau aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi kadar lumpur

dan material pasir.

Pemilihan lokasi juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan

praktis dalam penelitian, termasuk aksesibilitas ke lokasi, keamanan, dan

izin yang diperlukan untuk melakukan pengambilan sampel. Penting untuk

mencatat informasi spesifik tentang lokasi pengambilan sampel.

Dengan demikian, lokasi dalam perbandingan kadar lumpur dan

material pasir di Kabupaten Kerinci adalah wilayah atau tempat di

Kabupaten Kerinci di mana pengambilan sampel dilakukan untuk

mengevaluasi kadar lumpur dan material pasir dengan tujuan untuk

memahami variasi, perbedaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

18
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian
(Sumber google earth pro)

3.2 Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar lumpur pada

material pasir di Kabupaten Kerinci. Kadar lumpur merupakan salah satu

faktor penting yang mempengaruhi kualitas pasir sebagai bahan konstruksi.

Penelitian ini akan memberikan informasi yang berharga tentang kualitas

pasir di daerah tersebut, serta memberikan pemahaman yang lebih baik

tentang potensi penggunaan pasir dalam proyek konstruksi di Kabupaten

Kerinci.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi

pengambilan sampel pasir dari beberapa lokasi yang representatif di

19
Kabupaten Kerinci. Sampel-sampel tersebut akan diuji di laboratorium

menggunakan metode standar untuk analisis kadar lumpur. Data yang

diperoleh akan dianalisis secara statistik untuk menentukan perbedaan kadar

lumpur antara sampel-sampel yang diambil.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang

jelas tentang perbedaan kadar lumpur pada material pasir di Kabupaten

Kerinci. Informasi ini dapat digunakan oleh pihak terkait, termasuk

pemerintah daerah, industri konstruksi, dan masyarakat umum, untuk

pengambilan keputusan yang lebih baik dalam hal penggunaan pasir sebagai

bahan konstruksi.

Gambar 3. 2 Contoh Objek Penelitian

20
3.3 Sumber Data

3.4.1 Data Primer

Menurut Sugiyono (2018) Data primer yaitu sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau

tempat objek penelitian dilakukan. Peneliti ini di dapat dari

pengumpulan sampel di lapangan.

3.4.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018) data sekunder yaitu sumber data yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini yang

menjadi sumber data sekunder adalah sesuai dengan Undang –

Undang Ketenagakerjaan, buku, jurnal, artikel yang berkaitan dengan

topik penelitian mengenai sistem pengendalian internal atas sistem

dan prosedur penggajian dalam usaha mendukung efisiensi biaya

tenaga kerja.

3.4 Analisis Data

3.4.3 Peralatan Dan Bahan

1. Peralatan

1). Gelas Ukur

2). Cawan

3). Oven

21
4). Timbangan

2. Bahan

1). Pasir alam sebagai hasil disitegrasi alami batuan atau pasir yang

dihasilkan oleh industry pemecah batu dan mempunyai ukurab

butir terbesar 5,0 mm.

2). Air bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang

mengandung oli, alkali, garam, bahan organik atau bahan-bahan

lain yang merugikan.

3.4.4 Cara Kerja

1. Cara Endapan

1). Benda uji dimasukan kedalam gelas ukur.

2). Timbangkan air kedalam gelas ukur guna melarutkan lumpur.

3). Gelas ukur dikocok hingga merata atau sampai heterogen.

4). Simpan gelas ukur pada tempat datar dan endapan selama 24
jam.

Gambar 3. 3 Contoh Gambar Berisi Sample

22
5). Ukur volume pasir (V1) dan volume lumpur (V2).

6). Sehingga didapatkan persamaan untuk kadar lumpur:

V1 = Volume Pasir (ml)

V2 = Volume Lumpur (ml)

3.4.5 Cara Cucian

1). Timbang berat cawan (a).

2). Timbang berat cawan dan benda uji dalam keadaan kering (b).

3). Masukkan benda uji ke dalam cawan dan dicuci beberapa kali

hingga airnya bersih.

4). Timbang berat cawan dan dicuci setelah dicuci (c)

5). Benda uji dikeringkan dalam oven selama 24 jam

6). Keluarkan benda uji dari oven dan timbang.

7). Sehingga mendapat persamaan kadar lumpur.

Keterangan :

a = Berat Cawan

b = Berat Cawan + Agregat sebelum dicuci (gram)

c = Berat Cawan + Agregat sebelum di cuci (gram)

3.4.6 Pengujian Berdasarkan Volume

1). Sediakan Pasir sebanyak kira-kira 250 ml, lalu masukkan ke dalam

Gelas Ukur kapasitas 500 ml.

2). Masukkan Air Bersih ke dalam Gelas Ukur yang telah berisi Pasir

tersebut, kira-kira sampai hampir penuh.

23
3). Lakukan pengadukan, dengan cara menutup Mulut Gelas Ukur

dengan rapat, lalu bolak-balik Gelas Ukur tersebut berulang-ulang.

Lakukan pengadukan selama mungkin agar semua Lumpur benar-

benar terpisah dari semua Butiran Pasir.

4). Setelah selesai diaduk, letakkan Gelas Ukur tersebut di tempat yang

aman, dan biarkan selama 24 jam.

5). Lalu lakukan Pengukuran nilai V1 dan V2 dengan menggunakan

Penggaris.

6). Setelah nilai V1 dan V2 diketahui, maka Nilai Persentase Kadar

Lumpur pada Pasir tersebut dapat dihitung dengan Rumus dibawah

ini :

Kadar Lumpur (%) = (V1 - V2) / V1 x 100

7). Contoh:

Jika dari hasil Pengukuran diperoleh nilai V 1 = 5,6 cm, dan nilai

V2= 5,4 cm, maka:

Kadar Lumpur (%) = (5,6 - 5,4) / 5,6 x 100

Kadar Lumpur (%) = 0,2 / 5,6 x 100

Kadar Lumpur (%) = 0,0357 x 100

Kadar Lumpur (%) = 3,57

Nilai Kadar Lumpur = 3,57 % ini lebih kecil dari standard SK

SNI S – 04 – 1998 - F,1989 yaitu dibawah 5 %, artinya Pasir yang

24
diuji tersebut "layak" untuk langsung digunakan sebagai Material

Bangunan, tanpa harus dicuci terlebih dahulu.

3.4.7 Pengujian Berdasarkan Berat

1). Sediakan Pasir dan timbang sebanyak kira-kira 1000 gram. Lalu

masukkan Pasir tersebut ke dalam Oven Pengering, dan keringkan

pada temperatur 100 'C (100 derajat Celcius) selama 24 jam.

Tujuannya adalah menghilangkan Kadar Air yang berada pada

Pasir tersebut.

2). Setelah 24 jam dan Pasir telah benar-benar kering (kadar air-nya =

0), timbang Pasir tersebut. Berat Pasir kering ini = V 1 (gram). Pasir

ini kondisinya masih mengandung Lumpur.

3). Setelah nilai V1 diproleh, lalu cuci bersih Pasir tersebut, sampai

semua Lumpurnya hilang.

4). Setelah semua Lumpurnya hilang, masukkan kembali Pasir tersebut

ke dalam Oven Pengering, dan keringkan pada temperatur 100 'C

(100 derajat Celcius) selama 24 jam juga.

5). Setelah 24 jam dan Pasir telah benar-benar kering (kadar air-nya =

0), timbang Pasir tersebut. Berat Pasir kering ini = V 1 (gram). Pasir

ini kondisinya telah bersih dari Lumpur.

6). Setelah nilai V2 diproleh, maka Nilai Persentase Kadar Lumpur

pada pasir tersebut dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :

Kadar Lumpur (%) = (V1 – V2) / V1 x 100

25
3.5 Langkah – Langkah Penelitian

BAGAN ALIR PENELITIAN


Judul

Lokasi Dan Penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

-Observasi Lapangan -SNI Agregat

-Pengambilan Sampel - Buku-Buku / Jurnal kait

-Penyebaran Kuesioner

Pengolahan Data / Analisis Data

Penulisan DanPenyusunan Laporan

Hasil Dan Pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

selesai

Gambar 3. 4 Flow Chart Tahapan Penelitian

26

Anda mungkin juga menyukai