Anda di halaman 1dari 15

Nama : Adinda Nabilla Nurissa

Kelas : 2B
Nim : G2A022075
Matkul : Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis

TUGAS 2
MA PROSES KEPERAWATAN & BERPIKIR KRITIS
TOPIK: ANALISA PROSES KEPERAWATAN SESUAI KASUS
SKENARIO

Seorang laki-laki 67 tahun, beragama Kristen, pekerjaan buruh, dirawat di ruang


penyakit dalam sejak 3 hari lalu di RS dengan keluhan lemas dan sesak napas.
Pasien didiagnosis DM dan Pneuemonia. Pengkajian riwayat penyakit sekarang
diperoleh data pasien mengeluh sesak, lesu dan pusing dan merasa tidak punya
daya untuk melakukan aktifitas. Kemudian keluarga membawa pasien ke rumah
sakit, di IGD diperiksa GDS pasien 386 g/dl dan kemudian dirawat. Pasien
menderita penyakit DM sejak 3 tahun yang lalu, jarang kontrol dan tidak rutin
minum obat DM. Pasien mengeluh lesu, sesak napas dan batuk dahak sulit bisa
keluar, kepala agak pusing. Mengatakan aktifitas lebih banyak dilakukan di tempat
tidur dibantu oleh keluarga. Mengeluh lemas, kaki sering kesemutan dan terasa
agak kebas. Mengatakan tidak nafsu makan, agak mual, makan habis 1/3-1/2 porsi
RS. Istri pasien mengatakan selama di rumah pasien tidak membatasi diit, saat di
RS kadang pasien minta dibelikan makan dari luar RS. Pasien mengatakan
khawatir dengan kondisinya yang tidak sembuh-sembuh, masih lemas dan sesak
napas. Mengatakan susah untuk tidur (tidur 4-5 jam sehari), pasien mengeluh tidak
segar setelah bangun. Pemeriksaan fisik: Pasien tampak lemas dan terlihat sesak
napas, konjungtiva anemis. Pemeriksaan paru: gerakan dada simetris, sonor pada
perkusi paru, aurkultasi terdengar ronchi pada kedua paru. TD: 128/86 mmHg,
Nadi 83 x/menit regular, RR: 25 x/menit, Suhu 36,5°celcius, terpasang O2 nasal
kanul 3 lpm. BB saat ini: 41 kg. TB: 158cm. Terpasang IVFD di tangan kanan,
balutan bersih, tidak ada nyeri, tidak ada bengkak. Kaki kesemutan, akral dingin,
CRT 3 detik. Pemeriksaan laborat & diagnostic: GDS: 260 mg/dl, Hb: 9 g/dl,
Leukosit: 9100 /mm3, Hematokrit 41,1 %, Trombosit: 191.000 /mm3.
Pemeriksaan radiologi terdapat gambaran Bronkopneumonia. EKG: Sinus Rhytm.
Therapi: Infus NaCl 20 tpm, Metformin 500 mg/ 24 jam (PO), Paracetamol 500
mg/ 12 jam (PO), Injeksi Micobalamin 500 mg/24 jam, injeksi Methilprednisolon
25 mg/12 jam, Ambroxol syrp 2x1 sendok teh, Combivent & Ventolin 2,5 ml /12
jam inhaler (inhalasi). Diit: diit DM 1400 kkal.
Perintah:
1. Lakukan pengelompokan data subyektif dan data obyektif pada pasien!
2. Buatlah analisa data pada kasus pasien tersebut untuk semua masalah
keperawatan yang muncul!
3. Rumuskan semua diagnosa keperawatan pada pasien secara lengkap
merujuk
pada SDKI dan urutkan diagnosa keperawatan sesuai prioritas.
4. Buat intervensi keperawatan semua diagnosa keperawatan yang ada pada
pasien:
a. Rumuskan luaran dan kriteria hasil berdasarkan SLKI
b. Rumuskan / susun intervensi keperawatan berdasarkan SDKI
5. Berikan penjelasan semua terapi yang diperoleh pasien: indikasi (kegunaan),
kontra indikasi, efek samping.

Pembahasan :
1. Data subjektiv dan Data Objektiv
Data Subjektif Data Objektif
 Klien mengeluh sesak, lesu  GDS pasien 386 g/dl
dan pusing dan merasa tidak  Klien tampak lemas dan
punya daya untuk terlihat sesak napas
melakukan aktifitas  Konjungtiva anemis
 Klien mengeluh lesu, sesak  Gerakan dada simetris
napas dan batuk dahak sulit  Bunyi sonor pada perkusi
bisa keluar, kepala agak paru
pusing  Aurkultasi terdengar ronchi
 Klien mengatakan aktifitas pada kedua paru
lebih banyak dilakukan di  TD: 128/86 mmHg
tempat tidur dibantu oleh  Nadi 83 x/menit regular
keluarga  RR: 25 x/menit
 Klien mengeluh lemas, kaki
 Suhu 36,5°celcius
sering kesemutan dan terasa
 Terpasang O2 nasal kanul 3
agak kebas
lpm
 Klien mengatakan tidak
 BB saat ini: 41 kg
nafsu makan, agak mual,
 TB: 158cm
makan habis 1/3-1/2 porsi
 Terpasang IVFD di tangan
 Pasien mengatakan khawatir
kanan, balutan bersih, tidak
dengan kondisinya yang
ada nyeri, tidak ada bengkak.
tidak sembuh-sembuh, masih
 Kaki kesemutan, akral dingin,
lemas dan sesak napas
CRT 3 detik
 Klien mengatakan susah
untuk tidur (tidur 4-5 jam  Pemeriksaan laborat &
sehari) diagnostic: GDS: 260 mg/dl,
 Klien mengeluh tidak segar Hb: 9 g/dl, Leukosit: 9100
setelah bangun. /mm3, Hematokrit 41,1 %,
 Istri pasien mengatakan Trombosit: 191.000 /mm3.
selama di rumah pasien tidak  Pemeriksaan radiologi
membatasi diit terdapat gambaran
Bronkopneumonia. EKG:
Sinus Rhytm

2. Analisa data
Data Etiologi Problem

1 Ds : - Sekresi yang Bersihan jalan


- Klien mengeluh tertahan nafas tidak
lesu, sesak napas - Adanya jalan efektif
dan batuk dahak nafas buatan (D.0001)
sulit bisa keluar,
kepala agak
pusing
Do :
- Terpasang O2
nasal kanul 3 lpm
- Terdapat
gambaran
Bronkopneumonia
2 Ds : Kurang kontrol tidur Gangguan pola
- Pasien tidur (D0055)
Mengatakan susah
untuk tidur (tidur
4-5 jam sehari)
- Pasien mengeluh
tidak segar setelah
bangun
Do :
TD: 128/86 mmHg
3 Ds : - Ketidakbugaran Gangguan
- Klien mengeluh fisik mobilitas fisik
sesak, lesu dan - Penurunan (D0054)
pusing dan merasa kekuatan otot
tidak punya daya - Kecemasan
untuk melakukan - Keengganan
aktifitas melakukan
- Klien mengatakan pergerakan
aktifitas lebih
banyak dilakukan
di tempat tidur
dibantu oleh
keluarga
- Klien mengeluh
lemas, kaki sering
kesemutan dan
terasa agak kebas
- Pasien
mengatakan
khawatir dengan
kondisinya yang
tidak sembuh-
sembuh
Do :
- Kaki kesemutan,
akral dingin
4 Ds: Faktor psikologis Defisit nutrisi
- Pasien (keenganan untuk (D0019)
mengatakan tidak makan, stress)
nafsu makan, agak
mual,makan habis
makan 1/3-1/2
porsi rumah sakit.
- Pasien khawatir
dengan
kondisinya yang
tidak sembuh-
sembuh masih
lemas dan sesak
nafas

Do:
- BB:41
- Terpasang IFVD
di tangan kanan
5 Ds: - Penyakit kronis Resiko infeksi
- Pasien mekatakan (mis diabetes (D0142)
tidak nafsu melitus)
makan, agak - Ketidakadekuata
mual,dan makan n pertahanan
habis 1/3;1/2 porsi tubuh sekunder
rumah sakit (penurunan
- Istri pasien hemoglobin)
metakan selama
dirumah pasien
tidak membatasi
diit, saat di rs
kadang meminta
dibelikan
makanan di luar
RS.
Do:
- GDS 260 mg/dl
- Trombosit:
191.000 /mm3
- Hematokrit 41,1
%
- BB 41
- Hb: 9 g/dl

3. Rumuskan semua diagnosa keperawatan pada pasien secara lengkap


merujuk pada SDKI dan urutkan diagnosa keperawatan sesuai prioritas
 Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001) b/d Sekresi yang tertahan,
Adanya jalan nafas buatan d/d. Klien mengeluh lesu, sesak napas dan
batuk dahak sulit keluar, kepala agak pusing, Terpasang O2 nasal
kanul 3 lpm, Terdapat gambaran Bronkopneumonia.
 Resiko infeksi (D0142) b/d. Penyakit kronis (mis diabetes
melitus),Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (penurunan
hemoglobin). d/d. Pasien mekatakan tidak nafsu makan, agak
mual,dan makan habis 1/3-1/2 porsi rumah sakit. GDS 260
mg/dl,Trombosit: 191.000 /mm3, Hematokrit 41,1 % ,BB 41,Hb: 9
g/dl.
 Defisit nutrisi (D0019) b/d. Faktor psikologis (keenganan untuk
makan, stress). d/d Pasien mengatakan tidak nafsu makan, agak
mual,makan habis makan 1/3-1/2 porsi rumah sakit. Pasien khawatir
dengan kondisinya yang tidak sembuh-sembuh masih lemas dan sesak
nafas. TD: 128/86 mmHg.
 Gangguan pola tidur (D0055) b/d. Kurang kontrol tidur d/d. Pasien
Mengatakan susah untuk tidur (tidur 4-5 jam sehari). Pasien
mengeluh tidak segar setelah bangun,TD: 128/86 mmHg.
 Gangguan mobilitas fisik (D0054) b/d. Ketidak bugaran fisik,
Penurunan kekuatan otot Kecemasan, Keengganan melakukan
pergerakan. d/d. Pasien Mengatakan susah untuk tidur (tidur 4-5 jam
sehari), Pasien mengeluh tidak segar setelah bangun, TD: 128/86
mmHg, Klien mengeluh sesak, lesu dan pusing dan merasa tidak
punya daya untuk melakukan aktifitas, Klien mengatakan aktifitas
lebih banyak dilakukan di tempat tidur diba ntu oleh keluarg, Klien
mengeluh lemas, kaki sering kesemutan dan terasa agak kebas, Pasien
mengatakan khawatir dengan kondisinya yang tidak sembuh-sembuh,
Kaki kesemutan, akral dingin.

4. Buat intervensi keperawatan semua diagnosa keperawatan yang ada pada


pasien:
a. Rumuskan luaran dan kriteria hasil berdasarkan SLKI
b. Rumuskan / susun intervensi keperawatan berdasarkan SDKI
N Luaran SLKI Susunan intervensi (SDKI)
o
1 Bersihan jalan nafas tidak Manajemen jalan nafas(I.01011)
efektif Observasi:
- Monitor pola nafas (frekuensii,
Luaran utama : kedalaman, usaha nafas)
Bersihan jalan nafas tidak - Monitor bunyi nafas tambahan( mis.
efektif Gungling, mengi, wheezing, ronki
Luaran tambahan : kering.
- Tingkat infeksi - Monitor sputum ( jumlah, warna
- Kontrol pertukaran gas aroma)
- Kontrol gejala Terapeutik :
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
dengan head- tilt dan chin lift (jau-
thrust jika curiga trauma survikal)
- Posisikan semi fowler / fowler.
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisio terapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lender kurang
dari 15 detik.
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endrok trakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGil
- Berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan asupan cairan 200 ml/
hari, jika tidak kontra indikasi.
- Ajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi:
- Kolaborasi pembrian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

Pemantauan Respirasi (I.01014)


Observasi:
- Monitor frekuensi, irama, kedalam
dan upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan
napas
- Palpasi kesimetrisa ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor AGD
- Monitor x-ray thoraks
Terapeutik:
- Atur internal pemantau
respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan.

Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2 Resiko infeksi Pencegahan Infeksi (I.14539)
Observasi:
Luaran utama: - Monitor tanda dan gejala infeksi
- Tingkat infeksi lokal dan sistemik

Luaran tambahan : Terapeutik:


- Intergritas kulit dan - Batasi jumlah pengunjung.
jaringan - Berikan perawatan kulit pada area
- Kontrol resiko edema.
- Status imun - Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Status nutrisi kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien.
- Pertahankan teknik aseptic pada
pasien berisiko tinggi
Edukasi:
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar.
- Ajarkan etika batuk.
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi.
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi.
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan

Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu.

Manajemen Imunisasi/Vaksinasi (I.14508)


Observasi:
- Identifikasi Riwayat Kesehatan dan
Riwayat alergi.
- Identifikasi kontraindikasi
pemberian imunisasi (mis: reaksi
anafilaksis terhadap vaksin
sebelumnya dan/atau sakit parah
dengan atau tanpa demam).
- Identifikasi status imunisasi setiap
kunjungan ke pelayanan kesehatan
Terapeutik:
- Berikan suntikan pada bayi di
bagian paha anterolateral.
- Dokumentasikan informasi
vaksinasi (mis: nama produsen,
tanggal kadaluarsa).
- Jadwalkan imunisasi pada interval
waktu yang tepat.
Edukasi:
- Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi
yang terjadi, jadwal, dan efek
samping.
- Informasikan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah (mis:
hepatitis B, BCG, difteri, tetanus,
pertussis, H. influenza, polio,
campak, measles, rubela).
- Infromasikan imunisasi yang
melindungi terhadap penyakit
namun saat ini tidak diwajibkan
pemerintah (mis: influenza,
pneumokokus).
- Informasikan vaksinasi untuk
kejadian khusus (mis: rabies,
tetanus).
- Informasikan penundaan pemberian
imunisasi tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi Kembali.
- Informasikan penyedia layanan
Pekan Imunisasi Nasional yang
menyediakan vaksin gratis.
3 Defisit nutrisi Manajemen Nutrisi (I. 03119)
Luaran utama: Observasi :
- Status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
Luaran tambahan: - Identifikasi alergi dan intoleransi
- Berat badan makanan
- Nafsu makan - Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
- Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
- Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
- Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu Kolaborasi
- dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu

Konseling nutrisi (I.03094)


Observasi:
- Identifikasi kebiasaan makan dan
perilaku makan yang akan diubah
- Monitor intake dan output cairan,
nilai hemoglobin, tekanan darah,
kenaikan berat badan dan kebiasaan
membeli makanan.
Terapeutik:
- Bina hubungan terapeutik
- Sepakati lama waktu pemberian
konseling
- Tetapkan tujuan jangka pendek dan
jangka panjang yang realistis
- Gunakan standar nutrisi sesuai
program diet dalam mengevaluasi
kecukupan asupan makan
- Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan gizi (mis. Usia, tahap
pertumbuhan dan perkembangan,
penyakit)
Edukasi:
- Informasikan perlunya modifikasi
diet (mis. Penurunan atau
penambahan berat
- badan, pembatasan natrium atau
cairan, pengurangan kolesterol)
- Jelaskan program gizi dan persepsi
pasien terhadap diet yang
diprogramkan
Kolaborasi:
- Rujuk pada ahli gizi jika perlu
4. Gangguan pola tidur Dukungan Tidur (I.05174)
Luaran utama: Observasi:
- Pola tidur - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Luaran tambahan: - Identifikasi faktor pengganggu tidur
- Pernampilan pesan (fisik dan/atau psikologis)
- Status kenyamanan - Identifikasi makanan dan minuman
- Tingkat depresi yang mengganggu tidur (mis: kopi,
- Tingkat keletihan teh, alcohol, makan mendekati
waktu tidur, minum banyak air
sebelum tidur)
- Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi

Terapeutik:
- Modifikasi lingkungan (mis:
pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis:
pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
- Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau Tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga

Edukasi:
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
- Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis: psikologis, gaya
hidup, sering berubah shift bekerja)
- Ajarkan relaksasi otot autogenic
atau cara nonfarmakologi lainnya

Edukasi Aktivitas dan Istirahat (I.12362)


Observasi:
- Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
Terapeutik:
- Sediakan materi dan media
pengaturan aktivitas dan istirahat
- Jadwalkan pemberian Pendidikan
Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk
bertanya
Edukasi:
- Jelaskan pentingnya melakukan
aktivitas fisik/olahraga secara rutin
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal aktivitas
dan istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis: kelelahan,
sesak napas saat aktivitas)
- Ajarkan cara mengidentifikasi target
dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
5 Gangguan mobilitas fisik Dukungan Mobilisasi (I.05173)
Luaran utama: Observasi:
- Mobilitas fisik - Identifikasi adanya nyeri atau
Luaran tambahan : keluhan fisik lainnya
- Berat badan - Identifikasi toleransi fisik
- Fungsi sensori melakukan pergerakan
- Keseimbangan - Monitor frekuensi jantung dan
- Konsevasi energi tekanan darah sebelum memulai
- Koordinasi pergerakan mobilisasi
- Motivasi - Monitor kondisi umum selama
- Pergerakan sendi melakukan mobilisasi
- Status neurologis Terapeutik:
- Status nutrisi - Fasilitasi aktivitas mobilisasi
- Toleransi aktivitas dengan alat bantu (mis: pagar
tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan,
jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis: duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)

5. Berikan penjelasan semua terapi yang diperoleh pasien: indikasi (kegunaan),


kontra indikasi, efek samping.

1. Infus NaCL 20 TPM


Untuk menyeimbangkan elektrolit pasien karena pasien tampak lemah
- Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit
- Kontraindikasi : kondisi di mana pemberian natrium klorida dapat
membahayakan. Gagal jantung kongestif
- Efek samping : Pembengkakan terutama pada kaki, hipernatremia,
rasa haus, demam, hipertensi, sakit kepala, infeksi pada daerah
penyuntikan.

2. Metformin 500 mg/jam (PO)


Obat yang dapat mengontrol diabetes melitus dan menurunkan gula darah
- Indikasi : Terapi awal untuk diabetes dewasa dengan keadaan kadar
gula darah yang tidak dapat dikendalikan hanya dengan diet saja
- Kontraindikasi: Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan
kondisi penyakit ginjal dengan kadar creatinin serum lebih dari 1,5
mg/dl
- Efek samping : gangguan saluran cerna bersifat sementara,
anonreksia, mual, muntah, diare
3. Paracetamol 500 mg/12 jam (PO)
Obat ini untuk mengatasi nyeri dan menurunkan panas pada pasien dan
membantu meredakan sakit kepala.
- Indikasi : Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga
seperti sakit kepala
- Kontraindikasi: Jangan di berikan kepada penderita
hipersensitif/alergi terhadap paracetamol, penderita gangguan fungsi
hati berat
- Efek samping : Penggunaan untuk jangka waktu lama dan dosis besar
dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati dan reaksi hipersensitivitas
(alergi)
4. Injeksi Micobalamin 500 mg/24 jam
Obat ini digunakan untuk mengatasi vitamin B12 kekurangan/defisiensi
vitamin B12 yang disebabkan neuropati perifer, anemia, megaloblasitik atau
glostis
- Indikasi : Mengatasi lektur vitamin B12, untuk menjaga kesehatan
sistem saraf dan sel darah
- Kontraindikasi : Tidak digunakan pada pasien yang memiliki alergi
terhadap vitamin B12
- Efek samping : mual, muntah, hilang nafsu makan, diare.
5. Injeksi Methilprednisolon 25 mg/12 jam
Obat yang meredakan peradangan pada berbagai kondisi karena pasien
mengalami hematokrit yang rendah dan leukosit tinggi
- Indikasi : Untuk meredakan peradangan gangguan autoimun dan
beberapa jenis infeksi lainnya
- Kontraindikasi: Pada keadaan seperti adanya riwayat hipersensitivitas
terhadap obat ini atau komponennya serta pemberian dosis tinggi
pada pasien imunokompromise
- Efek samping : Sakit kepala, sulit tidur, sakit perut, kembung

6. Ambroxol Syrup 2x1 sendok teh


Obat untuk batuk mukolitik yang digunakan sebagai pengencer darah karena
pasien mengalami batuk dahak yang sulit untuk keluar dan sesak nafas
- Indikasi : Sebagai secret politik pada gangguan saluran nafas akut dan
kronis. Untuk membantu mengencerkan dahak sehingga mudah
dikeluarkan saat batuk
- Kontraindikasi: Tidak digunakan pada penggunaan anak di bawah
usia 2 tahun, pada pasien dalam riwayat pulkuspeptikum
- Efek samping: Sakit perut, perut kembung, mulut atau tenggorokan
terasa kering, muntah atau mual.
7. Combivent & Ventolin 2,5 ml/12 jam inhaler (inhalasi)
Obat untuk mencegah dan mengontrol gejala dari sesak nafas atau mengi
sebab pasien mengeluh sesak nafas
- Indikasi : Untuk mengendalikan revelbronkusplasma yang disebabkan
oleh penyakit jantung maupun asma akut
- Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap salbutamol atau obat agonis
adrenoreseptor beta-2 lainnya. Kardiomiapati obstruktif hipertrofi
atau takiaritmia
- Efek samping: Sakit kepala, iritasi tenggorokan, batuk, mulut kering,
mual, muntah
8. Diit = diit Diabetes Mellitus 1400 kkal
Terapi ini untuk membantu penderita diabetes melitus untuk memperbaiki
kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolit yang
lebih baik karena pasien memiliki riwayat diabetes melitus dan tidak
mengontrol pola makan yang baik
- Indikasi : Untuk mengatur pola makan pasien agar GDS pasien tidak
tinggi
- Kontraindikasi : Tidak dianjurkan untuk pasien yang kekurangan
cairan dan kalori
- Efek samping : Asupan kalori sangat rendah= sembelit, mual, diare,
kelelahan

Anda mungkin juga menyukai