d. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien mengatakan terasa nyeri dan sulit untuk
menggerakan lehernya, klien juga merasakan
lemas, da nada benjolan disekitar lehernya, serta
klien mengeluh nafsu makannya berkurang atau
menurun. Lehernya terasa sulit digerakan dan klien
hanya berbaring ditempat tidur. Klien juga
mengatakan nyeri jika tersentuh benjolan yang ada
di lehernya, nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan
tidak bisa menggerakan lehernya, klien
mengatakan nyerinya berada di leher klien dan
menyebar kekepala sehingga mengakibatkan
pusing dengan skala nyeri kurang lebih 5 menit,
setelah kejang berhenti penderita tidak sadar,
selama kurang lebih 10 menit yang berulang
diantara kejang penderita tetap tidak sadar. Saat
pengkajian klien mengalami peningkatan suhu
tubuh, panas terus menerus, turun dengan obat
penurun panas namun tidak sampai normal
kemudian naik kembali, kejang (+). Hasil
pemeriksaan fisik : kesadaran GCS : E3M4V1
(semi koma), TD 120/70 mmHg, N 100 x/m, R 18
X/m, SB 38,9 C, kaku kuduk (+) kenig’s (+)
hemoglobin : 14,7 gr/dl, leukosit 14.900/mm,
trombosit : 178.000 /mm3 GDS : 80 mg/dl. CT-
Scan : kesan iskemik serebral daerah genu dan krus
posterior kapsula interna sinistra serta basal
ganglia didekatnya dan nukleuus kaudatus sinistra.
f. Riwayat kesadaran keluarga : Keluarga klien ada yang menderita penyakit yang
sama dengan klien.
GENOGRAM : (3 GENERASI)
Keterangan :
= Laki – Laki
= Perempuan
= Klien / Pasien
= Tinggal Serumah
g. kebiasaan sehari-hari.
1. Nutrisi – cairan
a. Keadaan sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan nafsu makan baik, mual dan muntah tidak ada, makan
3x sehari dengan porsi penuh, klien mengatakan tidak ada pantangan, jenis
makanan segar, tidak ada menjalani diet tertentu, BB klien sebelum sakit 65 kg,
dengan jumlah minum 2000 cc/24 jam, jenis minuman air mineral, keluhan makan
dan minum tidak ada.
b. Keadaan sejak sakit
Keluarga klien mengatakan sebelum mengalami penurunan kesadaran nafsu
makannya menurun dengan frekuensi makan 3x/hari dan habis ½ porsi (300 cc)
dari porsi yang disediakan, klien tidak ada ketaatan diet tertentu, klien mengatakan
mual, jumlah minum 600cc/24 jam dengan jenis minum air putih.
1. Eliminasi
a. Keadaan sejak sakit
Frekuensi BAB/24 jam 2x/hari (400cc), waktu BAB pagi dengan warna kuning
dan bau khas, konsistensi lembek, keluhan BAB tidak ada, frekuensi BAK/24jam
800cc/24 jam dan bau urin khas, klien tampak terpasang kateter.
2. Aktifitas-latihan
a. Keadaan sejak sakit
Mandi, berpakaian, makan, buang air besar, buang air kecil, mobilisasi ditempat
tidur dan ambulasi di bantu oleh keluarga dan perawat.
Kesimpulan : bahwa sebagian besar aktifitas klien dibantu oleh orang lain.
3. Tidur-istirahat
a. Keadaan sejak sakit
Klien tidur siang sekitar 1 jam. Klien tidur malam sekitar 5jam/hari. Klien tidak
mempunyai kebiasaan sebelum tidur. Ekspresi wajah klien tidak mengantuk.
Klien jarang menguap dan palpebra klien berwarna kecoklatan/sesuai warna
kulit.
h. Data psikologis.
Persepsi tentang penyakitnya klien menganggap penyakitnya sebagai sebuah penyakit
yang ringan, dan hanya membeli oabat bebas diwarung, wajah klien tampak sedih, daya
konsentrasi klien menurun, dan saat ini klien mengalami penurunan kesadaran.
i. Data social
Tempat tinggal klien klien Telanai putra jambi, hubungan dengan keluarga/kerabat baik,
hubungan dengan klien baik, hubungan dengan perawat baik adat istiadat yang dinut
jawa.
j. Data spiritual.
Agama yang dianut klien islam, klien menganggap agama sangat penting baginya
menurutnya agama merupakan pedoman untuk hidup.
k. Pemeriksaan fisik
1. keadaan sakit.
Klien tampak sakit berat karena kesadaran klien (semi koma) dengan GCS : 8 ( M : 4,
E : 3, V : 1 )
2. Tanda-tanda vital.
Kesadaran klien semi koma, kuantitatif : respon motorik 4, respon membuka mata 3,
respon bicara :1. TD : 120/70 mmHg, N : 100x/m, RR : 18 x/m, S : 38,9o C.
3. Antrometri
TB : 160 cm, BB : 65 kg, IMT :
4. Kepala
Bentuk kepala tidak simetris, warna rambut hitam, rambut subur, kulit kepala bersih,
terdapat benjolan, Klien juga sering pusing. ( sakit kepala )
5. Mata/Penglihatan
Alis tipis, warna bulu mata hitam kondisi/distribusi ,errata, posisi normal, bentuk
mata simetris, bentuk pupil bulat, kesamaan ukuran isokor, warna hitam, reflek
terhdap cahaya miosis, konjungtifa anemis, bola mata simetris, kejernihan jernih,
tidak ada peradangan, keluhan penglihatan ada, alat bantu penglihatan tidak ada.
6. Hidung / Penciuman
Bentuk hidung normal dan smetris, tidak ada lesi dan peradangan, struktur dalam
merah muda, penciuman sebelum terjadi penurunan kesadaran baik,/normal.
7. Telinga/Pendengaran.
Warna telinga sesuai dengan warna kulit, tidak ada lesi, ada serumen, terdapat
peradangan, struktur dalam merah muda, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
8. Mulut/Peradangan
Mukosa bibir tampak kering dan pucat, gigi klien lengkap, tidak ada penggunaan gigi
palsu, bau mulut khas, fungsi mengecap mengunyah baik.
9. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak adanya peningkatan tekanan
vena jugularis , klien mengalami kaku kudu,
10. dada/thorax
I : pengembangan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada jejas.
P : taktil fremitus (+), tidak ada benjolan.
P : suara nafas sonor
A : kualitas nafas vesikuler dalam frekuensi 18x/m, whezzing (-), ronci (-).
11. Kardiovaskuler.
I : tidak terlihat iktus cordis.
P : tidak ada lesi/benjolan
P : ukuran jantung normal, ics ke 3
A: s1 lup, s2 dup, dan tidak ada bunyi tambahan, tidak ada gallop dan mur-mur.
12. Abdomen/Pencernaan.
I : bentuk simetris dan tidak ada lesi/ benjolan
A: bising usus 8x/I (normal 6-12x/I)
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
P : tidak ada keluhan nyeri tekan, ancites (-)
I. System Muskuloskeletal
2 2 2 22 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1) HB : 14,7gr/dl,
2) Leukosit : 14.900/mm3,
3) Trombosit : 178.000/mm3
4) GDS : 80 mg/dl
Nama pasien : Tn A,
Umur : 26 Tahun
Meletakkan klien pda tempat tidur yang lembut nyentak, mata mendelik keatas,
P : Intervensi dilanjutkan
2. DX.2 Mandiri: S : Ibu klien mengatakan panas
Mengkaji faktor penyebab terjadiinya hipertermi anaknya terus menerus, turun
Memaantau suhu pasien,(derajat dan pola) dengan obat penurun panas
perhatikan menggigil atau diaphoresis namun tidak sampai normal,
Memantau suhu lingkungan,batasi atau tambahkan kemudian naik kembali.
inen tempat tidur sesuai indikasi.
O
Memberikan kompres hangat,hindari pengguanaan O : S : 38,9 C, klien mengalami
alcohol peningkatan suhu tubuh, panas
P : intervensi dilanjutkan
3. DX.3 Mobilitas : S : Ibu klien mengatakan saat kejang
Mengkaji secara taratur fungsi motorik(jika timbul anaknya mengalami penurunan
keadaan syok spinal/atau edema \yang berubah) kesadaran. saat kejang aktifitas
dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan anaknya dilakukan oleh keluarga
gerakan seperti mengangkat bahu,merenggangkan dan perawat sepenuhnya.
jari-jari.
Memberikan suatu alat agar pasien mampu untuk O : Saat kejang aktifitas dilakukan
meminta pertolongan,seperti bel atau lampu oleh keluarga dan perawat
pemanggil. sepenuhnya, GCS : 8 (E3M4V1)
Membantu/lakukan latihan rom pada semua
ekstermitas dan sendi,pakailah gerakan perlahan A : Masalah belum teratasi
dan lembut.
Meletakkan tangan dalam posisi (melipat) kedalam P : Intervensi dilanjutkan
menuju pusaran 90 derajat dengan teratur.
Kolaborasi:
Menempatkan pasien pada tempat tidur kinetik
jika diperlukan
Hari 2
P : Intervensi dilanjutkan
Mandiri: S: Ibu klien mengatakan panas
Mengkaji faktor penyebab terjadiinya hipertermi anaknya sudah berkurang,
Memantau suhu pasien,(derajat dan pola)
perhatikan menggigil atau diaphoresis O: S : 38,4o C, panas klien sudah
Memantau suhu lingkungan,batasi atau tambahkan berkurang.
inen tempat tidur sesuai indikasi.
Memberikan kompres hangat,hindari pengguanaan A : Masalah belum teratasi
alcohol
Kolaborasi : P : Intervensi dilanjutkan
Hari 3
Kolaborasi :
Meemberikan antibiotic dan antipiuretic
Mobilitas : S : Ibu klien mengatakan ananya sudah
Mengkaji secara taratur fungsi mulai bisa beraktifitas tetapi masih
motorik(jika timbul keadaan syok membutuhkan bantuan keluarga.
spinal/atau edema \yang berubah)
dengan menginstruksikan pasien untuk O : Sudah tidak mengalami penurunan
melakukan gerakan seperti mengangkat kesadaran lagi, tetapi kejang masih ada,
bahu,merenggangkan jari-jari. sudah mulai berbicara. GCS : 12
Memberikan suatu alat agar pasien ( E:3M:5V:4 ).
mampu untuk meminta
pertolongan,seperti bel atau lampu A : Masalah teratasi
pemanggil.
Membantu/melakukan latihan rom pada P : Intervensi dilanjutkan
semua ekstermitas dan sendi, pakailah
gerakan perlahan dan lembut.
Meletakkan tangan dalam posisi
(melipat) kedalam menuju pusaran 90
derajat dengan teratur.
Kolaborasi:
Menempatkan pasien pada tempat tidur
kinetik jika diperlukan