Anda di halaman 1dari 44

1.

PENGKAJIAN
A. Data Biografi
Nama : TN. H
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat & Tanggal Lahir : 70 Tahun
Gol Darah :-
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
TB/BB : 157 cm/ 55 kg
Penampilan : Rapi ,Ciri-ciri Tubuh : Hitam manis, pendek
Alamat : Dusun Kekeri Barat, Gunung Sari.
Orang yang dekat dihubungi : Ny.”M”
Hubungan dengan usila : Istri
B. Riwayat Keluarga
Ny. M mengatakan bahwa ada anggota keluarganya yang mempunyai sakit
hipertensi atau darah tinggi dan Asam urat yaitu Suaminya.
- Genogram

66 70
- Keterangan :

:Laki Laki - - - - - : Serumah

: Perempuan

: Pasien

X : Meninggal dunia

C. Riwayat Pekerjaan :

Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja

Alamat pekerjan : -

Berapa jarak dari rumah : - Km

Alat transportasi : -

Pekerjaan sebelumnya : Buruh

Berapa jarak dari rumah : 15 Menit

Alat Transportasi : Jalan kaki

Sumber –sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : Hasil kerja buruh.

D. Riwayat Lingkungan Hidup

Tipe tempat tinggal : Permanen

Jumlah kamar : 4 kamar, Jumlah tongkat : Tidak ada

Kondisi tempat tinggal : Rumah cukup bersih, pencahayaan cukup terang,


ventilasi baik tidak lembab, bersih tidak pengap, lantai dari semen, dan rumah tersebut
memiliki tangga.

Jumlah orang yang tinggal dirumah : Laki-laki = 3 orang / Perempuan = 3 orang

Derajat privasi : Selalu di perhatikan oleh menantu

Tetangga terdekat : Ada ( sarana penghuni panti di wisma sendiri dan


wisma lainnya)

Alamat / telpon : Dusun Kekeri Barat, Gunung Sari.


E. Riwayat Rekreasi

Hobby/minat : -

Keanggotaan organisasi : Tidak mempunyai keanggotaan

Liburan perjalanan : Tidak ada, klien lebih sering di rumah

F. Sistem Pendukung

Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Perawat

Jarak dari rumah : 5,0 km

Rumah Sakit : Puskesmas Penimbung, Gunung Sari

Klinik : -

Pelayanan Kesehatan di rumah : Tidak ada

Makanan yang dihantarkan : Tidak ada

Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : Memberikan obat jika klien sakit

G. Diskripsi Kekhususan

Kebiasaan ritual : Ibadah selalu rutin meski sering merasakan nyeri

H. Status Kesehatan

Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu : Setahun terakhir, klien
menderita Hipertensi, dan asam urat

Status kesehatan umum selama 3 tahun yang lalu : Klien mengatakan tidak
menderita penyakit yang parah hanya demam dan pilek biasa.

I. KELUHAN UTAMA : klien mengatakan Nyeri, pusing, dan sakit pada


tengkuknya
● Provokative / Paliative : Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu
lama melakukan aktivitas (P)

● Quality / Quantity : Nyeri terasa seperti mencengkram

● Region : Klien mengatakan nyeri di tengkuk/kaki

● Severity Scale : Klien mengatakan skala nyeri 5

● Timming : Nyeri yang dirasakan hilang timbul


Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : klien meminum obat
paracetamol yang diresepkan oleh perawat dari puskesmas dan juga klien Memijat bagian
yang dirasakan nyeri.

Obat-Obatan :

No Nama Obat Dosis Keterangan

1 Paracetamol 1x sehari Merasa nyeri

Status Imunisasi : (Catat tanggal terbaru)

Tetanus, Difteri : Tidak ada

Pneomovaks : Tidak ada

Alergi : (Catatan agen dan reaksi spesifik)

Obat-obatan : Tidak ada

Makanan : Tidak ada

Faktor Lingkungan : Tidak ada

Penyakit yang diderita : Hipertensi

J. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI


Indeks Katz :A

Oksigenasi : Frekuensi nafas 20x/menit, klien tidak menggunakan


alat bantu pernafasan, bernafas melalui hidung

Cairan & Elektrolit : Frekuensi: 3x sehari Jumlah : Secukupnya,


Nutrisi : Klien mengatakan biasanya makan 3x sehari,ketika nafsu
makan sedang bagus klien bisa makan lebih dari 3x sehari
dengan lauk seadanya. Klien senang makan yg bersantan dan
senang minum kopi,klien juga lebih suka sesuatu yang asin
dan klien mengatakan tidak ada perbedaan dalam hal
makanan. Klien biasanya minum bisa 7-8 gelas air putih/ hari.
Eliminasi : Klien tidak mengalami masalah/gangguan dalam BAK/BAB
 BAK : Frekuensi : 4-6 x sehari,tanpa hambatan dan lancer
 BAB : Ix sehari dengan konsistensi padat.

Aktivitas :Mandiri pergi ke toilet, berpindah dan mandi, pasien tidak


menggunakan alat bantu berjalan. Klien senang
memasak,mencuci piring dan tidak senang merepotkan orang
lain.

Istirahat & Tidur : Klien tidur selama 7-8 jam/ hari sedangkan saat klien
mengalaminya nyeri klien tidur 5-6 jam saja.

Personal Hygiene : Klien biasanya mandi 2x sehari pada pagi hari dan sore hari
sebelum Ashar menggunakan sabun,klien selalu menggosok
gigi sehabis mandi dan mengganti pakean 2 x sehari atau setiap
selesai mandi.
Seksual : tidak terkaji
Rekreasi : Klien lebih banyak dirumah karena sering nyeri dan hanya
berjalan kerumah tetangga terdekatnya saja
Psikologis :
● Persepsi Klien : Klien tetap bersyukur dengan kondisinya seperti ini
● Konsep diri : Klien menyadari bahwa dirinya adalah lansia
● Emosi : Emosi klien stabil
● Adaptasi : Klien mulai1 sulit beradaptasi dengan limgkungan
sekitarnya dikarenakan kondisi dirinya
● Mekanisme Pertahanan Diri : Tidak terkaji

K. Tinjauan sistem
Keadaan umum : Composmentis (E4, V5, M6).
TTV : TD: 160/90 Mmhg RR: 20x/m N: 80 x/m
1) Kepala : Rambut tampak ubanan,tidak ada luka,tidak ada nyeri
tekan pada kepala,tidak ada benjolan.
2) Mata,telinga,hidung :
-Mata : Simetris,konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik,pupil isokor,
penglihatan buram, tidak ada nyeri,tidak menggunakan kaca mata,tidak ada
benjolan.
-Telinga : Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang baik, tidak ada
benjolan, tidak cairan yang keluar,tidak ada nyeri tekan.
-Hidung : Simetris,tampak bersih,tidak ada nyeri dan tidak ada
pembengkakan,tidak ada secret,penciuman baik.
3) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,,tidak ada
pembesaran vena jugularis tidak ada luka,klien mengeluh leher bagian tengkuk
sering sakit terkadang berat.
4) Dada dan punggung : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada retraksi
dinding dada,tidak ada nyeri tekan
5) Abdomen & Pinggang : Simetris, tidak ada nyeri tekan,tidak ada bising usus.
6) Ektremitas atas & bawah: 5 5
3 3
7) Sistem Imune : Cukup baik
8) Genetalia : Tidak terkaji
9) System Reproduksi : Tidak Terkaji
10) System Persyarafan : Baik
11) System Pengecapan : Berfungsi dengan baik
12) System Penciuman : Berfungsi dengan baik
13) System Pengecapan : Berfungsi dengan Baik
14) Tactil Respon : Respon cukup baik
L. Screening Masalah Kesehatan Lanjut Usia
1) Short Portable Status Mental Questioner (SPSMQ) Hasil : Salah 1( fungsi
intelektual utuh)

2) APGAR keluarga : Total nilai 9 (tidak ada disfungsi keluarga)


3) Mini mental state exam (MMSE) : Nilai 25
4) MORSE FALL SCALE (MFS) : Nilai 40 (Pelaksanaan intervensi pencegahan
jatuh standar)
5) Morse fall scale (MFS) : Nilai 40 ( pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar) : Skor nilai 4
6) Mini nutritionAssessment (MNA) : Nilai 9 ( beresiko Malnutrisi)
7) The Psittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) : Nilai 10 (kualitas tidur Buruk)
8) Berg Balance Scale (BBS) : 39 (Berjalan dengan Bantuan)
A. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1 Ds : Factor resiko Nyeri Akut
1. Klien mengatakan sering pusing, terjadinya OA ( usia
masuk angin dan merasa sakit pada 70 tahun)
bagian tengkuknya.
2. Klien mengatakan rasa nyeri yang Perubahan
dirasakan terkadang mengganggu fisiologis tubuh
aktivitasnya.
3. Klien mengatakan nyeri dirasakan Penipisan tulang

saat terlalu banyak melakukan rawan sendi

aktivitas (P)
4. Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk(Q) Nyeri saat

5. Klien mengatakan nyeri di tengkuk beraktivitas atau

(R) bergerak

6. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)


Nyeri akut
7. Nyeri yang dirasakan hilang timbul
(T)

Do :
1. Wajah klien tampak meringis saat
menahan nyeri.
2. TTV :
- TD : 160/90 MmHg
- Nadi : 84x/menit
- RR : 22x/Menit
- S: 36,2OC
3. Ekstermitas 5 5
3 3
2 Ds: Lingkungan Gangguan
1. Klien mengatakan memiliki penyakit Pola Tidur
hipertensi atau tekanan darah tinggi. Lingkungan yang
2. Saat ini Tn. H tidak mengkonsumsi tidak nyaman
obat anti hipertensi secara rutin.
3. Klien mengatakan sering terbangun Hilangnya

pada malam hari jika ingin BAK ketenangan

sampai 3 kali. susah untuk tidur

4. Klien mengatakan tidak pernah tidur


siang, karena tidak bisa tidur pada Ketidak puasan

saat siang hari. tidur

5. Klien mengatakan mengalami susah


Gangguan Pola
tidur, gelisah, tetapi tidak banyak
Tidur
pikiran.

Do :
1. Klien tampak tidak tidur di waktu
siang hari.
2. PSQI = 10 (kualitas tidur buruk)
3. TD 160/90 mmHg
4. Raut wajah tampak Gelisah

3 Ds: Usia 70 tahun Resiko jatuh


1. Klien mengatakan kakinya terkadang
gemetar/Sakit saat berjalan. Perubahan
fisik/biologis
Do:
1. Klien tampak gemetar saat Penurunan aktivitas
memegang gelas berisi TEH yang
mau dipindahkan ke kamar. Penurunan fungsi

2. Hasil postural hypotensi lebih dari 20 otot, pendengaran


dan penglihatan
mmHg pada tekanan diastolik.
3. Pada saat diminta berdiri dan Resiko Jatuh
mengangkat satu kaki klien hanya
melakukan sebentar dan kembali
duduk.
4. Lantai rumah pasien menggunakan
semen yang licin maka kemungkinan
bisa terjadi resiko jatuh pada klien
5. MFS = 40 (Pelaksanaan Intervensi
Pencegahan Jatuh Standar)
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan tidur berhubungan dengan ansietas
3. Risiko jatuh berhubungan dengan kesulitan gaya berjalan
B. INERVENSI KEPERAWATAN

No Hari/ Diagnosa TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


. Tgl/Jam Perawatan
1 Selasa/ Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan asuhan Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui
29/11/2 keperawatan selama 3x 12 jam nyeri Observasi nyeri yang dialami
2 dapat berkurang dengan kriteria 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, klien secara
hasil : durasi, frekuensi, kualitas nyeri menyeluruh
dan intensitas nyeri 2. Untuk mengetahui
1. Keluhan nyeri menurun
2. Identifikasi skala nyeri skala nyeri
2. Meringis menurun
3. Identifikasi respon nyeri non 3. Untuk mengetahui
3. Gelisah menurun
verbal factor nyeri pada
4. Pola nafas membaik
4. Identifikasi factor yang klien
5. Tekanan darah membaik
memperberat dan meringankan 4. Untuk mengetahui
nyeri pengetahuan klien
5. Identifikasi pengetahuan dan soal nyeri
keyakinan tentang nyeri 5. Untuk mengetahui
6. Identifikasi pengaruh nyeri pada obat yanag
kualitas hidup dikonsumsi oleh
klien selama
Terapeutik periode myeri
7. Berikan teknik nonfarmakologis 6. Agar mengetahui
untuk mengurangi nyeri (mis. tehnik
Kompres air hangat/dingin) nonfarmakologis
8. Control lingkungan yang 7. Agar lingkungan
memperberat nyeri bisa dihindari
(mis.kebisingan) unutuk mecegah
9. Fasilitas istrahat dan tidur meningkatnya
Edukasi nyeri
10. Jelaskan penyebab, periode, dan 8. Untuk menambah
pemicu nyeri wawasan klien soal
11. Jelaskan strategi meredakan nyeri
nyeri 9. Untuk
12. Anjurkan menggunakan mengalihkan rasa
analgesic secara tepat nyeri klien
13. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
( mis. Nafas dalam)

2 Selasa/ Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur


29/11/2 pola tidur keperawatan selama 3x12 jam, Observasi 1. Agar mengetahui
2 diharapkan masalah insomnia TN.H 1. Identifikasi pola tidur dan pola tidur klien
dapat teratasi dengan kriteria hasil: aktivitas 2. Agar mengetahui
2. Identifikasi factor pengganggu factor pengganggu
1. Keluhan sulit tidur menurun tidur tidur
2. Keluhan sering terjaga menurun 3. Identifikasi makanan dan 3. Agar mengetahui
3. Keluhan tidak puas tidur minuman yang menganggu tidur makanan/minuman
menurun 4. Identifikasi obat tidur yang penyebab
4. Keluhan pola tidur berubah dikonsumsi gangguan tidur
menurun Terapeutik 4. Obat apa yang
5. Keluhan istrahat tidak cukup 5. Modifikasi lingkungan (mis. dikonsumsi
menurun Kebisingan dan tempat tidur) penyebab tidak
6. Batasi waktu tidur siang, bila bisa tidur
perlu 5. Agar nyaman saat
7. Fasilitasi menghilangkan stress ingin tidur
sebelum tidur 6. Agar tenang saat
8. Tetapkan jam tidur rutin tidur
9. Lakukan prosedur untuk 7. Biar terarah jadwal
meningkatkan kenyamanan klien tidur
8. Agar tercipta
lingkungan yang
Edukasi nyaman saat
10. Jelaskan pentingnya tidur selama dilakukan prodesur
sakit 9. Menambah
11. Anjurkan menepati kebiasaan pengetahuan klien
waktu tidur soal tidur itu
penting
Agar klien mamuk

3 Selasa/ Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Jatuh 1. Agar klien


29/11/2 jatuh keperawatan selama 3x12 jam Tn.H mengetahui bahaya
Observasi
2 tidak mengalami jatuh, dengan resiko jatuh
kriteria: 1. Identifikasi factor resiko jatuh 2. Agar mengetahui
2. Identifikasi resiko jatuh factor dari
1. Jatuh saat berdiri menurun
setidaknya setiap kali shiff lingkungan klien
2. Jatuh saat duduk menurun
3. Identifikasi factor lingkungan 3. Untuk menjaga
3. Jatuh saat berjalan menurun yang meningkatkan resiko jatuh agar klien tidak
4. Jatuh saat berpindah menurun 4. Hitung resiko jatuh dengan jatuh
5. Jatuh saat dikamar mandi menggunakan skala (Mis, Fall 4. Agar bias
menurun Morse Scale) jika perlu membantu klien
6. Jatuh saat membungkuk dalam berakrivitas
Terapeutik
menurun 5. Agar klien jika
5. Gunakan alat bantu berjalan membutuhkan
bantuan bias
Edukasi
dibantu oleh
6. Anjurkan memanggil keluarga
keluarga/perawat jika 6. Agar klien
membutuhkan bantuan untuk terhindar dari jatuh
berpindah karena alas kaki
7. Anjurkan menggunakan alas kaki yang licin
yang tidak licin 7. Agar klien bisa
8. Ajarkan berkonsentrasi untuk melakukan latihan
menjaga keseimbangan tubuh gerak
9. Ajarkan melebarkan jarak antara keseimbangan
kedua kaki untuk meningkatkan dengan mandiri
keseimbangan saat berdiri 8. Supaya klien bisa
terhindar dari
resiko jatuh
C. PELAKSANAAN

NO HARI/ NO. DX. TINDAKAN CATATAN PERKEMBANGAN TTD/NAMA


TGL KEP. KEPERAWATAN (SOAP) PERAWAT
PUKUL
1 2 3 4 5
1 Rabu Nyeri S: Yuniar
30-11- akut 1. Mengidentifikasi lokasi, Pratiwi
P: klien mengatakan nyeri Berkurang
2022/16: karakteristik, durasi,
00 frekuensi, kualitas nyeri Q: nyeri terasamencengkram
dan intensitas nyeri
R: nyeri di tengkuk
2. Mengidentifikasi skala
nyerii S: skala 3
3. Memberikan teknik
T: hilang timbul
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis. O:
Kompres air
TD: 150/80 mmHg,
hangat/dingin)
4. Mengontrol lingkungan Nadi: 84x/menit, ,
yang memperberat nyeri
RR: 22x/menit.
(mis.kebisingan,
pencahayaan)
5. Menjelaskan penyebab, S :36,2OC
periode, dan pemicu nyeri
A: Masalah belum teratasi
6. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri P: Intervensi dilanjutkan
7. Menganjurkan
1. Identifikasi skala nyeri
menggunakan analgesic
2. Identifikasi respon nyeri non verbal
secara tepat
3. Identifikasi factor yang memperberat dan
8. Mengajarkan teknik
meringankan nyeri
nonfarmakologis untuk
4. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
mengurangi rasa nyeri
tentang nyeri
( mis. Nafas dalam)
5. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
9. Melakukan pendkes
6. Monitor keberhasilan terapi komplementer
terkait penyakit yang di
yang sudah diberikan
derita
7. Monitor efek samping penggunaan
10. Mengajarkan teknik
analgesic
relaksasi otot progresif
8. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis. Kompres air
hangat/dingin)
9. Control lingkungan yang memperberat
nyeri (mis.kebisingan)
10. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
11. Jelaskan strategi meredakan nyeri
12. Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
13. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri ( mis. Nafas dalam)
2 Rabu, Gangguan S: Yuniar
30-11- pola tidur 1. Mengidentifikasi pola Pratiwi
- Klien mengatakan paham factor
2022/16: tidur dan aktivitas
penyebab gangguan tidur
20 2. Mengidentifikasi factor
O:
pengganggu tidur
- Klien tampak mulai paham tentang
3. Memodifikasi lingkungan
gangguan pola tidurnya
(mis. Kebisingan dan
A: Masalah teratasi sebagian.
tempat tidur)
P: Lanjutkan intervensi
4. Membatasi waktu tidur
1. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
siang, bila perlu
2. Modifikasi lingkungan (mis. Kebisingan
5. Fasilitasi menghilangkan
dan tempat tidur)
stress sebelum tidur
3. Batasi waktu tidur siang, bila perlu
6. Melakukan prosedur
4. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum
untuk meningkatkan
tidur
kenyamanan
7. Menjelaskan pentingnya 5. Tetapkan jam tidur rutin
tidur selama sakit 6. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
8. Menganjurkan menepati kenyamanan
kebiasaan waktu tidur 7. Jelaskan pentingnya tidur selama sakit
9. Menganjurkan 8. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
makanan/minuman yang 9. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
menganggu tidur nonfarmakologis lainnya
10. Mengajarkan relaksasi
otot autogenic atau cara
nonfarmakologis lainnya
3 Rabu, Resiko 1. Mengidentifikasi factor S: Yuniar
30-11- Jatuh resiko jatuh Pratiwi
- Keluarga klien mengatakan senang
2022/16: 2. Mengidentifikasi factor
mengetahui penyebab dan factor resiko
00 lingkungan yang
jatuh
meningkatkan resiko
- Klien mengatakan senang diajari.
jatuh
3. Menghitung resiko jatuh O:
dengan menggunakan
Klien tampak kooperatis dan keluarga
skala (Mis, Fall Morse
Scale) jika perlu A: Masalah teratasi sebagian
4. Gunakan alat bantu
berjalan
5. Menganjurkan P: Intervensi dilanjutkan
memanggil
1. Identifikasi resiko jatuh setidaknya setiap
keluarga/perawat jika
kali shiff
membutuhkan bantuan
2. Identifikasi factor lingkungan yang
untuk berpindah
meningkatkan resiko jatuh
6. Menganjurkan
3. Hitung resiko jatuh dengan menggunakan
menggunakan alas kaki
skala (Mis, Fall Morse Scale) jika perlu
yang tidak licin
4. Gunakan alat bantu berjalan
7. Mengajarkan
5. Anjurkan memanggil keluarga/perawat jika
berkonsentrasi untuk
membutuhkan bantuan untuk berpindah
menjaga keseimbangan
6. Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tubuh
tidak licin
8. Mengajarkan melebarkan
7. Ajarkan berkonsentrasi untuk menjaga
jarak antara kedua kaki
keseimbangan tubuh
untuk meningkatkan
8. Ajarkan melebarkan jarak antara kedua
keseimbangan saat berdiri
kaki untuk meningkatkan keseimbangan
saat berdiri

NO HARI/TGL NO. TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN TTD/


PUKUL DX. NAMA
KEP. (SOAP) PERAW
AT
1 2 3 4 5
1 Kamis, 01- 1 1. Mengidentifikasi skala nyeri S: Yuniar
11- 2. Mengidentifikasi respon nyeri non Pratiwi
P: klien mengatakan masih nyeri
2022/16 :00 verbal
3. Memonitor keberhasilan terapi Q: nyeri terasa
komplementer yang sudah
R: nyeri di tengkuk
diberikan
4. Memberikan teknik S: skala 3
nonfarmakologis untuk
T: hilang timbul
mengurangi nyeri (mis. Kompres
air hangat/dingin) O:
5. Mengontrol lingkungan yang
TD: 150/90 mmHg,
memperberat nyeri
(mis.kebisingan dan pencahayaan) Nadi: 85x/menit, ,
6. Menjelaskan strategi meredakan
RR: 20x/menit.
nyeri
7. Menganjurkan menggunakan S :36,OC

analgesic secara tepat


8. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk A: Masalah belum teratasi
mengurangi rasa nyeri ( mis. Nafas
P: Intervensi dilanjutkan
dalam)
9. Melakukan pendkes terkait 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
penyakit yang di derita mengurangi nyeri (mis. Kompres air
10. Mengajarkan teknik relaksasi otot hangat/dingin)
progresif 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri ( mis. Nafas
dalam)

2 Kamis, 01- 2 1. Mengidentifikasi obat tidur yang S: Yuniar


12- dikonsumsi Pratiwi
- Klien mengatakan akan mengikuti
2022/16:00 2. Memodifikasi lingkungan (mis.
jadwal tidur jika keluarga
Kebisingan dan tempat tidur)
mengingatkan
3. Membatasi waktu tidur siang, bila
- Klien mulai belajar relaksasi otot
perlu
autogenic
4. Melakukan prosedur untuk
O:
meningkatkan kenyamanan
5. Menjelaskan pentingnya tidur
selama sakit Klien mencoba melakukan sesuai arahan
6. Menganjurkan menepati kebiasaan
A: Masalah teratasi sebagian
waktu tidur
P: intervensi dilanjutkan
7. Mengajarkan relaksasi otot
1. Anjurkan menepati kebiasaan waktu
autogenic atau cara
tidur
nonfarmakologis lainnya
2. Anjurkan makanan/minuman yang
menganggu tidur
3. Ajarkan factor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur
4. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau
cara nonfarmakologis lainnya
3 Kamis, 01- 3 1. Mengidentifikasi resiko jatuh S: Yuniar
11- setidaknya setiap kali shiff Pratiwi
- Klien mengatakan senang diajarkan
2022/16 :00 2. Mengidentifikasi factor
tentang latihan keseimbangan.
lingkungan yang meningkatkan
- Keluarga klien mengatakan akan
resiko jatuh
membantu klien melakukan latihan
3. Menghitung resiko jatuh dengan
keseimbangan setiap hari.
menggunakan skala (Mis, Fall
Morse Scale) jika perlu O:

Klien tampak mampu mempraktekkan


4. Gunakan alat bantu berjalan latihan keseimbangan
5. Menganjurkan memanggil
A: Masalah teratasi sebagian
keluarga/perawat jika
membutuhkan bantuan untuk P: Intervensi dilanjutkan
berpindah
1. Anjurkan menggunakan alas kaki yang
6. Menganjurkan menggunakan alas
tidak licin
kaki yang tidak licin
2. Ajarkan berkonsentrasi untuk menjaga
7. Mengajarkan berkonsentrasi untuk
keseimbangan tubuh
menjaga keseimbangan tubuh
3. Ajarkan melebarkan jarak antara kedua
8. Mengajarkan melebarkan jarak
kaki untuk meningkatkan
antara kedua kaki untuk
keseimbangan saat berdiri
meningkatkan keseimbangan saat
berdiri
NO HARI/TGL NO. TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN TTD/NAMA
PUKUL DX. (SOAP) PERAWAT
KEP.
1 2 3 4 5
1 Jum’at ,02- 1 1. Meberikan teknik nonfarmakologis S: Klien mengatakan nyeri be Yuniar
11-2022/ untuk mengurangi nyeri (mis. Pratiwi
Kurang
Kompres air hangat/dingin)
08:30
2. Menjelaskan strategi meredakan - Klien Mengatakan sudah bisa
nyeri melakukan teknik relaksasi otot
3. Menganjurkan menggunakan progrsif dengan benar
analgesic secara tepat
O:
4. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk TD: 140/80 mmHg,
mengurangi rasa nyeri ( mis. Nafas
Nadi: 83x/menit, ,
dalam)
5. Mengajarkan teknik relaksasi otot RR: 20x/menit.
progresif
S :36,2OC

A: Masalah nyeri akut teratasi

P: Intervensi dihentikan
2 Jum’at ,02- 2 1. Menganjurkan menepati kebiasaan S: Yuniar
11-2022/ waktu tidur Pratiwi
- Keluarga klien mengatakan klien
2. Menganjurkan makanan/minuman
08:30 sudah mulai paham tentang
yang menganggu tidur
relaksasi otot autogenic yang
3. Mengajarkan factor-faktor yang
diajari jika diingatkan
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur O:
4. Mengajarkan relaksasi otot
Klien mampu mempraktekkan kembali
autogenic atau cara
relaksasi
nonfarmakologis lainnya
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

3 Jum’at ,02- 3 1. Menganjurkan menggunakan alas S: Yuniar


11-2022/ kaki yang tidak licin Pratiwi
- Klien mengatakan mampu
08:30 2. Mengajarkan berkonsentrasi untuk
melakukan latihan keseimbangan
menjaga keseimbangan tubuh
sedikit-sedikit.
3. Mengajarkan melebarkan jarak
- Keluarga klien antusias
antara kedua kaki untuk
membantu klien
meningkatkan keseimbangan saat
berdiri
O:

Klien tampak mampu latihan


keseimbangan

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Yogjakarta:DIVA Press


A. Nurarif, H. K. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan DiagnosaMedis dan Nanda NIc-NOC. (3, Ed.).
Jogjakarta: Mediaction publishing
Bulechek, Gloria M et al.(2016). Nursing Interventions Classification (NIC)Edisi6. Singapore : Elsevier, Alih Bahasa
Intisari Nurjannah &RoxsanaDevi Tumanggor
Smeltzer, S. C. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Edisi12.Jakarta: Kedokteran EGC
Triyanto, E. (2014). Pelayanan keperawatan bagi penderita Hipertensi Secara. Terpadu. Yokyakarta: Graha Ilmu
Udjianti. (2013). Keperawatan kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

YUNIAR PRATIWI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XVII SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HIPERTENSI
Pokok Bahasan : Hipertensi
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan dan Penatalaksanaan hipertensi
Sasaran : Lansia di Dusun Kekeri Gunumg Sari
Hari/Tanggal : Rabu, 30 November 2022
Waktu : Pukul 16.00-Selesai
Tempat : Dusun Kekeri Gunung Sari

I. LATAR BELAKANG
Lansia dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu pra lanjut usia (45-59 Tahun),
lanjut usia (60-69 Tahun) dan lanjut usia resiko tinggi >60 Tahun atau >70 Tahun dengam
masalah kesehatan (Kemkes RI 2016). Hipertensi menempati urutan pertama pada masalah
kesehatan di indonesia. Hipertensi juga salah satu penyakit yang paling tinggi, angka
proportional mortality rate akibat hipertensi di seluruh dunia mencapai 13% atau 8 juta
kematian setiap tahunnya (Anbarasan 2015).
Sebanyak 1 milyar lansia di dunia atau 1 dari 4 lanjut usia menderita hipertensi. Bahkan
diperkirakan jumlah lansia yang menderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar
menjelang tahun 2025. Sebagian besar penderita hipertensi berada di negara berkembang
(Bhandari 2016).
Hipertensi merupakan masalah kardiovaskuler yang sering terjadi pada lansia. Tekanan
darah yang tinggi dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah
diseluruh tubuh (Kemenkes RI 2019).
Berdasarkan survey mahasiswa Profesi Ners di Dusun Pondok Buak diperoleh data
lansia yang berusia >59 tahun sebanyak 77 lansia (100%) yang menderita penyakit
hipertensi diperoleh data sebanyak 20 lansia (45%).
Berdasarkan Global Status Report On Noncomunicable Diseases 2010 dari WHO
menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada negara berkembnag mencapai 40%,
sedangkan di negara maju hanya 35 %. Penderita hipertensi usia dewasa di kawasan Asia
Tenggara terdiri dari 36%. Menurut perwakilan WHO untuk indonesia mengungkapkan
bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita hipertensi sebesar 135, baik pria maupun
perempuan (Tarigan 2016).
Hipertensi dengan nilai tekanan darah yang tidak terkontrol dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi bahkan kematian. Penyebab tidak terkendalinya tekanan darah
pada penderita hipertensi adalah tidak rutinnya penderita hipertensi untuk melakukan
pengobatan karena hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas
(Iswahyuni, 2017). selain itu kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh penderita
hipertensi juga merupakan salah satu faktor penyebab tidak terkendalinya nilai tekanan
darah pada penderita hipertensi (Maharani dkk 2018).

II. TUJUAN UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit tentang Hipertensi, diharapkan keluarga pasien dapat
mengetahui dan memahami tentang pencegahan dan penatalaksanaan Hipertensi.

III. TUJUAN KHUSUS


1. Peserta dapat menjelaskan pengertian hipertensi
2. Peserta dapat menyebutkan penyebab terjadinya hipertensi
3. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Peserta dapat menyebutkan komplikasi hipertensi
5. Peserta dapat menyebutkan penatalaksanaan hipertensi
6. Peserta dapat menyebutkan pencegahan hipertensi

IV. METODE
Ceramah, diskusi/ Tanya jawab

V. MEDIA
Leaflet

VI. STRUTUR ORGANISASI


Pembimbing : Ns. Ni Made Sumartyaati, M.Kep
Moderator : Yuniar Pratiwi
Penyaji : Yuniar Pratiwi

VII. KEGIATAN PELAKSANAAN


No Kegiatan Respon Peserta Waktu
1. Pendahuluan
a. Memberi salam Menjawab salam 3 menit
b. Menyampaikan pokok bahasan Menyimak
c. Menyampaikan tujuan Menyimak
d. Melakukan apersepsi Menyimak
2. Isi
Menyampaikan materi tentang :
a. Pengertian Hipertensi Memperhatikan 10 menit
b. Penyebab Hipertensi Memperhatikan
c. Tanda gejala Hipertensi Memperhatikan
d. Komplikasi Hipertensi Memperhatikan
e. Penatalaksanaan Hipertensi Memperhatikan
f. Pencegahan Hipertensi Memperhatikan
3. Penutup
a. Diskusi Aktif bertanya 20 menit
b. Kesimpulan Memperhatikan
c. Evaluasi Menjawab pertanyaan
d. Memberikan salam penutup Menjawab salam
VIII. SETTING TEMPAT

Moderator Penyaji Pembimbing

Keterangan :
: Peserta

IX. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a. Penyuluh dan keluarga pasien pada posisi yang sudah direncanakan
b. Peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan sebanyak 60%
c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
d. Leaflet telah tersedia
e. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Keluarga pasien dapat mengikuti acara
c. Keluarga pasien berperan aktif selama kegiatan berjalan
d. Suasana penyuluhan tertib

3. Evaluasi hasil
a. Minimal yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan pengertian dari Hipertensi
b. Minimal yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan penyebab dari Hipertensi
c. Minimal yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan tanda dan gejala dari Hipertensi
d. Minimal yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan komplikasi Hipertensi
e. Minimal yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan penatalaksanaan dari Hipertensi

X. REFERENSI
Iswahyuni,S.,2017. Hubungan antara Aktivitas FIsik dan Hipertensi Pada Lansia. Profesi Prof.
Islam Media Publ. Penelit.14,1.https:’’doi.org/10.26576/profesi.155
Kementerian Kesehatan RI.(2016). Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.Kementerian Kesehatan Ri. Jakarta.
Maharani,R., Syafrandi,D.P.,2018. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pengendalian
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi DI Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru
Tahun 2016. J. Kesehat. Komunitas 3, 165-171.
https://doi.org/10/25311/keskom.Vol3.Iss5.122
Tarigan AR, Zulhaida L, Syarifah. Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Pengetahuan
Keluarga Terhadap Diet Hipertensi di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016.
Jurnal Kesehatan. 2018; 11(1):10-1.
Riskesdes,(2018). Kementrian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Diunduh 26 Januari 2020.

XI. LAMPIRAN MATERI

A. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau
lebih.
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular
aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan risiko
morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik dan
diastolic meningkat. Peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan merusak
pembuluh darah diorgan target (jantung, ginjal, otak dan mata).
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya. (Price, 2000)
Jadi, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg secara kronis.

B. Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Normal: Sistolik kurang dari 120 mmHg diastolic kurang dari 80 mmHg.
 Prahipertensi: Sistolik 120 sampai 139 mmHg diastolic 80 sampai 89 mmHg.
 Stadium 1: Sistolik 140 sampai 159 mmHg diastolic 90 sampai 99 mmHg.
 Stadium 2: Sistolik >169 mmHg diastolic > mmHg.
Berdasarkan etiologinya, hipertensi diklasifikasikan
menjadi:
1. Hipertensi primer/esensial (insiden 80-95%): hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder: akibat suatu penyakit atau kelainan mendasari, seperti
stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma,
hiperaldosteronisme, dan sebagainya.

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu:


No. Kategori Sistolik Diastolic ( mmHg )
( mmHg )
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 ( ringan ) 140-159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160-179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120

C. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Primer ( esensial )
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinnya yaitu: genetic, lingkungan, hiperaktifitas
saraf simpatis system renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca
intraseluler. Faktor- faktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok,
alcohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:

1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekaanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan teperkanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adlah terjadinya perubahan
perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumennya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar darikolumna
medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive

terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal


tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroidlainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh
darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
mengakibatnkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang
padagilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone
inimenyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut

E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak tertukar.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebannyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:

a. Mengeluh sakit kepala, pusing


b. Lemas,kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
- Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindentifikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN/ kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
- Glucose: hiperglikemi (DM adalah pencetus hiperteni) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa: darah,protein, glukosa, mmengisaratkan disfungsi ginjal da nada
DM.
2. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

4. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal.


5. Photo dada: menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

G. Penatalaksanaan
Tujuan setiap program terapi adalah untuk mencegah kematian dan komplikasi
dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang dari
140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes melitus atau penderita
penyakit ginjal kronis) kapan pun jika memungkinkan.
1. TERAPI NON FARMAKOLOGI
Modifikasi gaya hidup:
a. Penurunan berat badan
b. Pengurangan asupan alkohol
c. Pengurangan asupan natrium
d. Olahraga teratur
e. Teknik relaksasi
f. Penghentian rokok
g. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertention) dengan asupan
tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti
menurunkan tekanan darah tinggi.
2. TERAPI FARMAKOLOGI
Pilihan obat untuk terapi permulaan:
1) Hipertensi tanpa indikasi khusus
a. Hipertensi derajat 1
Tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau Tekanan darah diastolic
90-99 mmHg. Umumnya diberikan diuretic gol Thiazide. Bisa
dipertimbangkan pemberian penghambat EKA, ARB, penyekat B,
antagonis Ca atau Kombinasi.
b. Hipertensi derajat 2
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau Tekanan darah distolik >
mmHg. Umumnya diberi kombinasi 2 macam obat (diuretic golongan
Thiazide dan penghambat EKA atau ARB atau penyakit b, atau
antagnis Ca).
2) Hipertensi indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus:
Obat anti hipertensi lainnya (diuretic, penghambat EKA, ARB, Penyekat
B, antagonis Ca) sesuai yang diperlukan.

Bila sasaran tekanan darah tak tercapai, optimalkan dosis atau


penambahan jenis obat sampai target tekanan darah tercapai dan
pertimbangkan untuk konsultasi dengan spesialis hipertensi.
LEAFLET
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai