Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

KEGIATAN PENGUKURAN ADMT

SUKARATU, KECAMATAN GEKCRONG, KABUPATEN CIANJUR

Disusun oleh :

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan makhluk di
muka bumi. Keberadaan air tanah ini sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun
dari dalam. Pengaruh dari luar berupa cuaca, iklim, suhu, penyinaran, angin, dan
curah hujan. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi penguapan dan peresapan air
tanah. Selain pengaruh dari luar. keberadaan air tanah juga dipengaruhi oleh faktor
dari dalam yang berupa faktor geologis, seperti sifat-sifat batuan, tipe-tipe akuifer,
dan geohidrolika akuifer.
Meningkatnya kebutuhan akan air bersih ditandai dengan meningkatnya
permintaan pasar akan produk air bersih tidak terkecuali permintaan untuk mencari
sumber air bersih. Kecenderungan kebutuhan air bersih meningkat seiring dengan
pesatnya permintaan pasar untuk permintaan air bersih. Hal ini menyebabkan banyak
pihak baik itu perusahaan-perusahaan, instansi pemerintah, atau perorangan
meningkatkan usaha dalam upaya meningkatkan mencari sumber air bersih, baik
berupa kegiatan eksploitasi maupun eksplorasi pengembangan pencarian sumber-
sumber baru ke daerah yang belum pernah tersentuh untuk pencarian air bersih.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan kajian mengenai perlapisan batuan
di wilayah dengan metoda resistivitas. Dengan memanfaatkan metoda kelistrikan
batuan, karakteristik berupa resistivitas batuan dapat diketahui.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran umum kondisi geologi dan hidrogeologi di
daerah penelitian.
2. Untuk memahami kondisi bawah permukaan yang berhubungan dengan jenis
lapisan batuan, kedalamannya, ketebalan, terutama lapisan yang berpotensi
sebagai akuifer sebagai cebakan air.

1.3 Lokasi Pengukuran


Mesjid Baitussakam Sukaratu, Gekbrong, Kabupaten Cianjur

Gambar 1. Peta Lokasi Pengukuran

1.4 Waktu Pengambilan Data


Pengukuran dilakukan pada tanggal 29 Januari 2023, oleh 2 orang operator,
dan didampingi oleh pihak tuan rumah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Metoda resistivitas atau disebut juga geolistrik merupakan salah satu metoda
geofisika aktif untuk penyelidikan geologi bawah permukaan seperti pencarian
cebakan air tanah, pencarian mineral, penentuan kedalaman bedrock, eksplorasi
batubara, geoteknik dan sebagainya, dengan mendapat data berupa kedalaman, dan
tahanan jenis dari formasi batuan bawah permukaan secara efisien dan ekonomis.
Metoda didasarkan pada keadaan yang ditimbulkan jika arus listrik yang
dialirkan secara konduksi kedalam tanah melalui elektroda-elektroda, dimana setiap
perubahan bawah permukaan dalam konduktivitas akan mengubah aliran arus di
dalam bumi dan hal ini akan mempengaruhi distribusi potensial listrik.
Tahanan jenis suatu formasi banyak tergantung pada elektrolit yang
terkandung dalam batuan dan berbanding terbalik dengan porositas dan derajat
saturasinya. Disamping itu sejumlah sulfida metal dan mineral lempung juga
menentukan proses konduksinya. Tahanan jenis adalah sifat dasar dari material yang
dapat digunakan sebagai ciri khas dari suatu batuan. Pengukuran tahanan jenis pada
batuan tersebut, seperti lempung, pasir, gamping, batuan beku, dan sebagainya, dapat
menghasilkan data untuk membedakan tipe batuan yang satu dengan tipe lainnya
tanpa membuat penggalian fisik.
Sebagai pendekatan pertama, mediumnya dianggap suatu medium yang
homogen isotropik. Dari hukum Ohm diketahui bahwa:

E E
I  R
R atau (1)
I

dengan: I = besarnya arus listrik (Ampere)


E = gaya gerak listrik (Volt)
R = besarnya tahanan (Ohm)
Arus yang mengalir dalam suatu konduktor kawat seperti terlihat pada gambar berikut
ini :

Gambar 2. Ilustrasi arus yang melalui konduktor kawat

L
R
A (2)

Dengan: A = luas penampang konduktor ( meter2 )


L = panjang konduktor ( meter )
 = besarnya tahanan jenis konduktor ( Ohm meter )

Dengan mengkombinasikan persamaan (1) dan (2), didapat :

LI
E EA
A atau E  L (3)

Besaran beda potensial antara ujung-ujung elektroda :

E  V2  V1 (4)

Maka besaran arus yang mengalir pada konduktor :


(V2  V1 )
IA  (5)
L

Persamaan ini menunjukan besarnya arus dalam konduktor yang mempunyai


luas penampang ( A ) meter2, dengan panjang ( L ) meter dan besar tahanan jenis ( ρ )
Ohm meter, bila perbedaan potensial ( V1 – V2 ) Volt ada dikedua ujung konduktor.
Dengan mengangap bahwa medan ekipotensial didalam bumi akibat arus tersebut
merupakan setengah bola maka dapat mempengaruhi faktor geometris. Dari
persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) diketahui bahwa besarnya potensial yang diakibatkan oleh
arus A ( + ) pada suatu titik ( misal M ) :

VMA  I..MA2 (6)


2 .MA

dan yang diakibatkan oleh arus B ( - ) adalah VMB yang besarnya sama dengan Vma.

Karena besarnya potensial merupakan besaran skalar, maka potensial yang


timbul akibat arus positif dan negatif dititik M adalah :

I.  1 1 
VM    (7)
2  MB 
AB

MA

Dengan mengangap bahwa besarnya potensial dititik N sama dengan dititik


M, maka beda potensial yang terukur pada potensiometer adalah sebesar :

V /*/M (AB) - VN(AB) ` (8)

I.  1 1 1 1 
v    (9)
2  MA MA NA NB 
  
Maka besarnya tahan jenis ( ρ ) adalah :

V 2 
 (10)
I 1/ MA 1/ MB 1/ NA  1/ NB 

Nilai yang terdapat di dalam merupakan koreksi geometris yang berlaku untuk semua
sistem konfigurasi elektroda.

2.2 Teori Potensial Listrik


Bila sebuah titik A memancarkan arrus listrik yang dipancarkan kearah
seluruh bidang setengah bola. Maka potensial listrik yang dihasilkan, , pada titik B
sejajar r

adalah sebesar I
: U B( A) (11)
2
r

Keterangan :

UB(A) = potensial listrik pada titik B akibat arus yang di titik


A. I(A) = besar arus yang ditimbulkan di titik A

r = jarak A  B
Bila titik A dan B terletak pada media yang homogen, maka bidang
kesamaaan potensial yang ditimbulkan sumber A merupakan sebuah bola yang
sempurna, dimana arus listrik terpancar ke segala arah memotong tegak lurus bidang
kesamaan potensial tersebut.
Menurut Telford et al. 1990 mengenai sifat kelistrikan batuan dan mineral
dibagi menjadi tiga buah sifat sebagai berikut :
 Konduksi Secara Elektronik
Aliran arus secara elektronik memanfaatkan elektron bebas yang terkandung
suatu batuan. Semakin banyak elektron bebas, maka aliran arus listrik dalam
batuan tersebut akan semakin baik.

 Konduksi Secara Elektrolitik


Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk. Batuan yang porous
dan terisi oleh fluida air, aliran listrik akan dihantarkan melalui ion elitrolit
yang terdapat dalam air tesebut. Kemampuan dalam menghantarkan arus
listrik bergantung pada kualitas pori dan volume airnya. Semakin baik pori-
pori dan berlimpah kandungan airnya, maka akan semakin baik dalam
menghantarkan arus listrik dan apabila kualitas dari pori batuan rendah dan
volume airnya sedikit, makan batuan akan bersifat resistif.

 Konduksi Secara Dielektrik


Konduksi secara dielektrik memiliki pengertian bahwa elektron bebas yang
terkandung dalam suatu batuan atau mineral sedikit. Dan akan terjadi
polarisasi ketika ada medan listrik di sekitar batuan tersebut.
Konduktivitas dan resistivitas batuan bergantung pada volume air dan susunan
pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam
batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika
kandungan air dalam batuan berkurang. Berikut nilai resistivitas batuan :
Tabel 2.1 Tahanan jenis batuan menurut Telford (1990)

Material Resistivity Ohm.meter

Andesit (Andesite) 1.7 x 102 -45 x 104

Basal (Basalt) 200-100.000

Gamping (Limestones) 500-10.000

Batupasir (Sandstones) 200-8000

Pasir (Sand) 1-1000

Lempung (Clay) 1-100

Air tanah (Ground water) 0.5-300

Air asin (Sea water) 0.2

Aluviual (Alluvium) 10-800


BAB III

METODA PENGUKURAN

Pengukuran resisstivitas mencari air ini dengan peralatan yang digunakan


seperti di bawah ini. Alat yang digunakan dalam pengukuran ini adalah ADMT-300

Gambar 3.1 Alat ADMT-200


BAB IV
HASIL PENGUKURAN

Pengukuran pada area ini dilakukan sebanyak 2 lintasan, dengan panjang lintasan
18m dan 14m, berikut informasi pengukurannya :
 Lintasan 1 dengan panjang 18m, spasi 2m
 Lintasan 2 dengan panjang 14m, spasi 2m

1. Lintasan 1
Pengukuran dilakukan dengan spasi per 2m, panjang lintasan 18m. Pada
lintasan tidak terdapat potensi cebakan air yang dapat dimanfaatkan. Daerah
lokasi survey berada pada zona batuan vulkanik yang di dominasi batuan
breksi. Batuan breksi ini ditunjukan oleh warna merah pada gambar. Warna
kuning pada gambar disusun oleh batuan andesit dan batuan tuff. Lapisan
dengan warna merah dan kuning bersifat kedap air.

Gambar 4.1 Lintasan 1


2. Lintasan 2
Pengukuran dilakukan dengan spasi per 2m, panjang lintasan 14m. Pada
lintasan ini terdapat potensi cebakan air pada kedalaman 70 hingga 90m.
Namun berdasarkan informasi litologi akuifer batuan penyusunnya antara lain
batuan pasir, lanau, lempung dan kerikil. Potensi cebakan air ditunjukan oleh
panah putih pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.2 Lintasan 2


3 Peta Geoportal ESDM

Lokasi Survey

Berdasarkan informasi dari website geoportal esdm yang meliputi informasi cekungan air
tanah dan litologi akuifer ditemukan bahwa:

1. Lokasi survey berada pada zona vulkanik dengan dominasi batuan breksi dan
endapan lahar gunung gede.

2. Kelulusan air tanah pada lokasi berada pada kategori rendah-sedang.

3. Tingkat Produktivitas akuifer pada daerah ini adalah sedang

4. Litologi akuifer pada lokasi terdiri dari batuan pasir, lanau, lempung dan kerikil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pengukuran pada area ini maka kesimpulannya adalah :


1. Secara umum area ini tertutup oleh batuan keras berupa breksi dan batuan
vulkanik lainnya , hal ini ditunjukan oleh lapisan warna merah dan kuning
pada penampang hasil survey.
2. Terdapat potensi cebakan air pada lintasan 2 yang ditandai oleh garis putih
pada penampang hasil survey.
Saran:
1. Rekomendasi titik bor pada lintasan 2, berjarak 13 meter dari titik nol dengan
kedalaman target 70m hingga 90m. Namun pengeboran di lokasi tergolong dalam
segi hight risk (beresiko tinggi) akibat litologi akuifer di daerah tersebut berupa
batuan lanau, lempung, pasir dan dominasi batuan vulkanik yang berada di
atasnya.
LAMPIRAN :

Anda mungkin juga menyukai