Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : DODI ISMUHAR

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM :045378089

Kode/Nama Mata Kuliah :HKUM4211/HUKUM AGRARIA

Kode/Nama UPBJJ : 90/LAYANAN LUAR NEGERI

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH
TUGAS 3

1. Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, tanah merupakan sumber hidup satu-satunya. Mengingat
pentingnya tanah di dalam kehidupan manusia, maka setiap orang berusaha memiliki dan
memanfaatkan tanah itu semaksimal mungkin guna kelangsungan hidupnya. Untuk memiliki tanah
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mewaris, hibah, tukar menukar, maupun dengan cara
jual-beli.

Menurut analisis saya, cara jual beli tanah menurut hukum adat, hukum perdata barat dan UUPA

Proses Pelaksanaan Jual Beli Tanah pada Masyarakat menurut hukum adat, ini terlihat dari proses jual beli
tanah yang dilakukan dengan akta jual beli dibawah tangan di hadapan Kepala Persekutuan Hukum
Adat/Pemerintah Negeri.Selain Proses Pelaksanaan Jual Beli di bawah Tangan juga sebagian anggota
masyarakat melakukan pengulangan jual beli artinya setelah melakukan jual beli di hadapan Kepala
Persekutuan Hukum Adat/Pemerintah Negeri kemudian melakukan pengulangan jual beli di hadapan
Notaris/PPAT, dan agar dapat memberikan jaminan hukum untuk mendapatkan sertifikat maka pemohon
dapat mengajukan pendaftaran pada Kantor Pertanahan di kota setempat dengan syarat dan prosedur yang
telah ditetapkan oleh Kantor Pertanahan.

Dalam praktik jual beli tanah ada beberapa cara pada masyarakat untuk menempati atau memiliki tanah
disetiap lokasi Perbuatan hukum jual beli tanah berdasarkan sistem hukum adat, yaitu dengan cara tertulis
(akta dibawah tangan dilakukan dihadapan Kepala Persekutuan hukum adat/pemerintah negeri, dihadapan
Notaris/PPAT), dengan cara lisan (kekeluargaan cukup diketahui oleh kerabat dan tetangga). .

Berdasarkan pada bunyi Pasal 1457, 1458 dan 1459 KUHPerdata, dapat dirumuskan bahwa jual beli tanah
adalah suatu perjanjian dimana satu pihak mengikatkan dirinya untuk menyerahkan tanah dan pihak lainnya
untuk membayar harga yang telah ditentukan.

Menurut UUPA penjual boleh menjual tanahyang akan dijadikan obyek jual beli. Seseorang mungkin berhak
menjual sebidang tanah, orang tersebut berwenang melakukan penjualan tetapi dia tidak atau belum boleh
menjual tanah itu. Misalnya seseorang Praktek Jual Beli Tanah,mempunyai tanah bekas Hak Barat atau
tanahbekas Hak Indonesia yang pernah didaftar atau Hak Milik menurut UUPA, tetapi belumterdaftar pada
kantor pertanahan atau sertifikatnya hilang, maka orang tersebut belumboleh menjual tanah itu, ia harus
mengurus dan memperoleh sertifikatnya terlebih dahulu setelah itu baru boleh dijual.

2.Pak Alex adalah seorang pengusaha yang berdomisili di Kecamatan Singaran Pati, kemudian Pak Alex
berkenalan dengan seorang petani yang bernama Fathan yang berdomisili di Kecamatan Teluk Segara. Pak
Fathan berencana menjual lahan pertanian miliknya kepada pak Alex dan pak Alex berencana untuk
membelinya.
Menurut analisis saya, sertifikat kepemilikan lahan pertanian dapat diterbitkan oleh BPN atas nama pak Alex
dengan syarat dan ketentuan berlaku alasannya Sertifikat tanah yaitu merupakan suatu bukti kepemilikan
dan hak seseorang atas tanah atau lahan yang dimiliki. Sertifikat tanah tersebut dikeluarkan oleh Badan
Pertanahan Nasional atau yang lebih dikenal dengan BPN, sertifikat tanah tersebut merupakan dokumen
negara yang sangat vital. Dan dicetak oleh Peruri yang telah dipercayakan BPN, sertifikat tanah tersebut bisa
dibuat secara mandiri ataupun dibuat melalui perantara jasa PPAT.
Apabila seseorang ingin membeli sebidang lahan dan telah mendapat sertifikat tanah yang baru, sertifikat
tersebut nantinya perlu didaftarkan secara resmi demi menjamin kepastian hukum dari lahan tersebut.
Sertifikat tanah juga mempunyai fungsi surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat pembuktian kuat
mengenai data fisik dan data yuridis.

3.sistem informasi pertanahan merupakan suatu kebutuhan yang wajib ada sama halnya dengan kebutuhan
pokok dan menjadi salah satu komponen standar pelayanan minimum dalam administrasi pertanahan.
Pertanyaan : Menurut analisis saya implementasi sistem informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional
(SIMTANAS) dalam mencegah kepemilikan sertifikat ganda adalah
Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas merupakan alat administrasi hukum
dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur , dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk
menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan. Implementasi Agenda
Kebijakan sistem informasi manajemen pertanahan nasional (SIMTANAS) dilihat dari dasar hukum
merupakan visi dan misi BPN-RI 2007-2009, dilihat dari dasar hokum ini, implementasi sistem
informasi manajemen pertanahan nasional (SIMTANAS) kabupaten menunjukkan bahwa masih
diperlukannya pensertifikasi tanah secara terartur, tertib, atau procedural sesuai dengan standar
prosedur operasi pengaturan dan pelayanan, selain itu Kantor Pertanahan di setiap kabupaten dalam
menyelesaikan persoalan pertanahan atau sengketa pertanahan sudah sesuai dengan aturan yang ada
serta telah merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
Sumber referensi dari modul hokum agraria dan dari internet

Sekian dari saya lebih dan kurang saya mohon maaf,


Mohon koreksi dan bimbingannya…

Anda mungkin juga menyukai