NIM : 044779968
UPBJJ BOGOT UT
Capaian Pembelajaran:
Prosedur Administrasi Permohonan Hak Atas Tanah
Indikator :
Mahasiswa menjelaskan tentang Prosedur Administrasi Permohonan Hak Atas Tanah
berdasarkan Permendagri No. 5 Tahun 1973
Sidang gugatan mantan Wali Kota Semarang, Sukawi Sutarip, terhadap seorang pengusaha
terkait dugaan sertifikat tanah dobel masih berlanjut. Kedua belah pihak merasa sebagai
pemilik sah tanah tersebut. Seperti apa jalannya sidang? Persidangan digelar di lokasi lahan
yang sudah mulai dibangun oleh tergugat yaitu di daerah Bendan Ngisor. Di lokasi, majelis
hakim dan pihak penggugat, tergugat, dan turut tergugat dalam hal ini Badan Pertanahan
Nasional (BPN) menjalani sidang lapangan. Mereka melihat data-data dan melakukan
pengukuran. Sukawi Sutarip dan kuasa hukumnya tampak hadir di lokasi, sedangkan tergugat
Tan Yangky Tanuputra diwakilkan kuasa hukumnya. Dalam sidang lapangan itu pihak
tergugat menyebut tanah milik Sukawi bukan di lokasi tersebut, namun di sebelah selatan
jalan. Sesuai yang diarahkan BPN berdasarkan data obyek penggugat milik Pak Haji Sukawi
dengan SHM nomor 712 tidak di sini, melainkan di sebelah selatan jalan sehingga menurut
kami BPN sudah tunjukkan ukuran sebenarnya dan letaknya tidak di sini. Kami keberatan
sekali karena dengan demikian penggugat menunjukkan objek yang salah. Ini merugikan klien
kami," kata kuasa hukum tergugat, Aryas Adi Suyanto, di lokasi, Jumat (21/5/2021).
Ia menjelaskan kliennya membeli tanah itu dari developer perumahan tahun 2017. Dalam
dokumen disebutkan luas tanah milik kliennya yaitu 675 m2 dan saat ini sudah mulai ada
pembangunan. "Ini mau dibangun rumah huni," ujarnya. Sementara itu, Sukawi menjelaskan
dirinya sudah sejak tahun 1990-an memiliki 34 kapling tanah di sana. Saat itu, kata Sukawi,
belum ada perumahan mewah di lokasi itu. Tiga bidang tanah sempat mengalami dobel
sertifikat dengan indikasi tanah tumpang tindih. Proses hukum dilakukan dan Sukawi menang.
Kepala BPN (saat Sukawi masih Wali Kota Semarang) mengatakan, tanah bapak tumpuk, dia
bilang akan mengurusnya. Jangan, karena saya masih Wali Kota, tidak elok. Saya bilang pas
saya pensiun saja. Rumah sebelah sana ada tiga, sudah menang," jelasnya. Di lokasi keempat
ini, lanjut Sukawi, pihaknya terkejut karena tanah yang menurutnya sudah disertifikat
miliknya malah terdapat bangunan. Langkah hukum kembali dia tempuh. Dalam kesempatan
itu, Sukawi mengaku kecewa dengan pernyataan BPN dalam sidang yang mengatakan kalau
lahan yang jadi masalah saat ini bukan tanah tumpuk dan lahan miliknya bukan di lokasi
tersebut. Padahal, lanjutnya, pengukuran hingga sertifikat keluar merupakan kerja BPN
sendiri. "Saya kurang pas pada saat pegawai BPN justru menganulir pekerjaannya sendiri.
Boleh dikatakan kalau tumpuk ya tumpuk, tapi terus dikatakan dengan dalih lain, dia
menganulir pekerjaan sendiri," ujarnya. Saat ditanya apakah ada indikasi mafia tanah dalam
perkara tersebut, Sukawi mengatakan dirinya belum bisa menuduhkan itu karena belum ada
fakta valid yang bisa diungkap. "Kalau saya tidak akan tuduh gitu (mafia tanah) karena
belum punya fakta valid. Melihat (sertifikat)
yang lama kok malah dianggap tidak ada bukti ukur. Kan yang membuat mereka (BPN), yang
ukur mereka, yang simpan mereka," tandasnya.
Sumber:
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5577558/begini-kelanjutan-kasus-dugaan-dobel-
sertifikat-tanah-eks-walkot-semarang.
Bagaimanakah sengketa pertanahan antara Sukawi dengan Tan Yangky Tanuputra dapat terjadi ?
Sumber / referensi ;
https://jdih.mahkamahagung.go.id/storage/uploads/produk_hukum/Yurisprudensi
%20Tahun%202018/1652410687_Yurisprudensi_2018.pdf
Andrian Sutedi, 2006, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika,
Jakarta
https://peraturanpedia.id/peraturan-menteri-negara-agraria-kepala-badan-pertanahan-
nasional-nomor-5-tahun-1999/
Manan. (2017). Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Melalui Pengadilan Tata Usaha
Negara. Unjmuh Jember.
https://persma.radenintan.ac.id/2020/12/17/pasal-33-ayat-3-tentang-agraria/
Elza Syarif, 2012, Menuntaskan Sengketa Tanah Melalui Pengadilan Khusus Pertanahan,
Gramedia, Jakarta.