NPM : B1A021291
Kelas : F
1. Mencari kasus pendaftaran tanah serta analisis terhadap kasus pendaftaran tanah
a) Sertipikat Ganda
b) Sertipikat Aspal (Asli tapi palsu)
c) Sertipikat Rusak
Jawab :
Dimana Mantan Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Sukawi Sutarip menggugat
Badan Pertanahan Nasional (BPN) ke Pengadilan Negeri Semarang lantaran tanah miliknya
diakui orang lain yang juga memiliki sertifikat di lahan yang sama.
Obyek tanah seluas 598 meter persegi tersebut berada di Jalan Lamongan Timur VII
Nomor 51 Bendan Ngisor, Semarang, dengan identitas Surat bernomor 712 tahun 1984 di
mana telah sah dimiliki Sukawi di tahun 1973. Sementara, pada titik lokasi sama, muncul
pula sertifikat HGB nomor 1079 yang dimiliki seorang pengusaha Tan Yangky Tanuputra
dengan luas 675 meter persegi dari Akta Jual Beli Nomor 798 tahun 2017.
"Itu terjadi sekitar tahun 2019, dimana saya terkejut melihat kondisi tanah saya
sedang akan dibangun oleh seseorang. Saat kita cek dan tanya, ternyata pembangunan itu
dilakukan oleh seorang pengusaha bernama Tan Yangky yang juga mengaku punya sertifikat
di titik dan lokasi yang sama dengan tanah saya," ujar Sukawi.
"Ya kami juga siap untuk pengukuran ulang kalau memang Majelis Hakim
memerintahkan. Kami yakin, titik lokasi tersebut adalah sah milik kami sesuai sertifikat dan
bukti lain yang ada," ujar Aryas Adi Suyanto, kuasa hukum Tan Yanky Tanuputra usai
sidang di Pengadilan Negeri Semarang, Rabu (21/4).
4. Ketidak telitian pejabat Kantor Pertanahan dalam menerbitkan sertifikat tanah yaitu
dokumen-dokumen yang menjadi dasar bagi penerbitan sertifikat tidak diteliti dengan
seksama yang mungkin saja dokumen-dokumen tersebut belum memenuhi persyaratan
sebagaimana ditentukan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
1. Nilai tanah yang ekonomis dan tanah yang dijadikan masyarakat sebagai simbol
eksistensi sosial bermasyarakat, sehingga setiap orang menggunakan segala cara untuk
mempertahankannya.
2. Ketidakjujuran aparat desa dan pemohohon dalam hal ini pemilik lahan dalam
memberikan informasi kepada BPN.
3. Persediaan tanah tidak seimbang dengan jumlah peminat yang memerlukan tanah.
Diketahui juga bahwa adanya sertifikat tanah ganda ini berbeda dengan sertifikat
tanah palsu. Dalam kasus ini kedua sertifikat tanah tersebut adalah sah dikarenakan sama-
sama diterbitkan oleh BPN atau Badan Pertanahan Nasional. Sehingga cara penyelesaian
sertifikat tanah ganda bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan adanya musyawarah
di hadapan perwakilan BPN atau kepala desa. Cara yang kedua adalah dengan melakukan
pembuktian di pengadilan.
1. Musyawarah
Cara penyelesaian sertifikat tanah ganda secara musyawarah tersebut bukan berarti
menentukan siapa yang berhak atas kepemilikan tanah yang bisa menghilangkan hak
seseorang atas tanah sengketa dan diantara yang bersengketa masih ada kekerabatan yang
cukup sehingga menganut hukum adat yang ada.
Cara penyelesaian sertifikat tanah ganda dari segi BPN sendiri mengupayakan dalam
bentuk musyawarah. BPN memiliki hak untuk melakukan mediasi, negosiasi, dan juga
memfasilitasi pihak yang bersengketa.
2. Pengadilan
Dapat dilakukan melalui pembuktian di pengadilan. Kepastian hukum jika terdapat dua
sertifikat asli terhadap satu objek tanah yang sama dijelaskan dalam Yurisprudensi
Mahkamah Agung seperti melansir konsultanhukum:
“Jika terdapat sertifikat ganda atas tanah yang sama, di mana keduanya sama-sama otentik
maka bukti hak yang paling kuat adalah sertifikat hak yang terbit lebih dahulu.”
II. Putusan Mahkamah Agung No. 976 K/Pdt/2015 tanggal 27 November 2015
III. Putusan Mahkamah Agung No. 290 K/Pdt/2016 tanggal 17 Mei 2016
Dapat disimpulkan bahwa bila terdapat dua sertifikat asli/otentik atas satu objek tanah yang
sama maka secara hukum, sertifikat yang diakui keabsahannya adalah sertifikat yang terbit
lebih dahulu/lebih awal. Di sisi lain, Pengadilan juga harus menentukan, menilai, dan
memutus siapakah yang berhak memiliki tanah terperkara berdasarkan bukti dan kesaksian
para saksi.
Apabila pengadilan telah memutus perkara dengan berkekuatan hukum tetap (in kracht van
gewijsde), pihak yang dimenangkan harus mengajukan permohonan kepada kepala BPN/
kantor pertanahan.
2. a. Sertipikat Ganda
Sertifikat ganda adalah sebidang tanah mempunyai lebih dari satu sertifikat sehingga
mengakibatkan pemilikan bidang tanah hak saling terjadi tumpang tindih seluruhnya atau
sebagian. Sertifikat yang berganda ini terjadi karena sertifikat tersebut tidak dipetakan dalam
peta pendaftaran tanah atau peta situasi daerah tersebut.
C. Sertipikat Rusak
Sertipikat yang secara wujud sudah dikeluarkan oleh BPN namun sertipikat dapat
dianggap rusak apabila ada bagian yang tidak terbaca atau ada halaman yang sobek atau
terlepas, akan tetapi masih tersisa bagian sertipikat yang cukup untuk mengidentifikasi
adanya sertipikat tersebut.