MATA KULIAH
DI SUSUN OLEH :
NIM:O44840728
Sebagiamana denagn pertanyaan yang telah di paparkan oleh tutor dalam tugas ini izinkan saya
menjawab pertanyaan sebagai berikut
1.Bagaimanakah sengketa pertanahan antara Sukawi dengan Tan Yangky Tanuputra dapat terjadi?
Dari permasalahan yang di berikan dapat saya simpulkan dana analisa sebagai berikut
a. Analisis Permasalahan ke 1 :
Pada analisis pertama ini dapat dijelaskan bahwa Pihak Tergugat (Tan Yangky Tanuputra)
ketika membeli sebidang tanah tersebut yang luasnya mencapai 675M² pada 2017 silam dari
developer/pihak ke tiga, bahwa tergugat teridentifikasi tidak membuat crosscheck secara teliti
akan sejarah atau asal-usul tanah tersebut sehingga mengakibatkan persengketaan antara
pihaknya dengan mantan walikota semarang bahwa pihaknya juga mengklaim bahwa tanah
tersebut miliknya sejak tahun 1990 dan memiliki sertifikat yang terdaftar di Badan Pertanahan
Nasional (BPN).
b. Analisis Permasalahan ke 2.
Pada analisis kedua ini dapat dilihat dari permasalahan di atas bahwa pihak pengugat
(Walikota Semarang, Sukawi Sutarip) mengklaim bahwa tanah tersebut miliknya sehingga
mengugat ke pengadilan negeri semarang pada Jumat (21/5/2021). sedangkan dalam siding
lapangan yang digelar BPN, tergugat dan pengugaat, menurut Badan Pertanahan Nasional (BPN)
tanah miliknya bukan berada dilokasi tergugat (Tan Yangky Tanuputra) dan lokasi tanah
c. Analisis Permasalahan ke 3.
Kemudian analisis ke tiga ini pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) tidak melakukan
pendataan pengecekan ulang sertifikat tanah yang telah diterbitkan sehingga ini bisa diidentifikasi
sebelum terjadinya persengketaan ini, sehingga dapat mengetahui apakah ada mafia tanah yang
dilakukan oleh seseorang dibalik permasalahan ini. Jika saja pendataan yang dilakukan BPN secara
teliti mungkin bisa saja terhindar dari mafia dan double sertifikat, karena sertifikat itu dikeluarkan
d. Analisis Konspirasi :
Dalam hal ini kenapa saya bisa berpendapat bahwa ada konspirasi pada kasus ini. Jika kita
menelaah kasus tersebut seacara teliti dan seksama perkataan yang diungkapkan oleh Badan
Pertahanan Nasional (BPN) pada saat sidang lapangan yang pada saat itu digelar dengan
mengatakan bahwa :
2. “Sesuai yang diarahkan BPN berdasarkan data obyek penggugat milik Pak Haji Sukawi
dengan SHM nomor 712 tidak di sini, melainkan di sebelah selatan jalan sehingga menurut
kami BPN sudah tunjukkan ukuran sebenarnya dan letaknya tidak di sini”.
3. BPN turut menggugat/mengajukan banding atas hasil sidang yang dinyatakan pihak
4. Pihak BPN sudah mengklaim data sertifikat yang dikeluarkan sudah sesuai dengan
dikeluarkan BPN
5. Yang menjadi konspirasi lain adalah adanya pihak pengugat mengajukan agenda
pelaksanaan sidang harus dilakukan setelah beliau tidak menjabat sebagai walikota
semarang. Sehingga bisa diidentifikasi, dan dalam konspirasi ini dapat menimbulkan beberapa
pertanyaan besra seperti kenapa harus bgeitu sehingga menyimpulkan bahwa pihak penggugat
sudah pasti di menagkan persengketaan ini tanpa status sebagai walikota. Itu berarti walikota sudah
memenangkan tiga kali atas kasus persengketaan tanah. Hal ini menimbulkan
pertanyaan, kenapa sekelas Walikota bisa menguggat tanah milik warga sipil yang jelasjelas tanah
tersebut bukan milik dia (menurut BPN).
Jadi dapat ditarik kesimpulan dari kasus persengketaan tanah tersebut adalah karena adanya
tumpang tindih data di Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang tidak didata ulang atas kepemilikan
sertifikat setiap tanah diwilayah tersebut. Dalam hal ini bisa saja berspekulasi bahwa adanya mafia
tanah sehingga mengakibatkan double sertifikat atas tanah tersebut. Kemudian yang menjadi
akar permasalahan adalah klaim dari pihak walikota terhadap tanah tersebut sedangkan dalam
data yang tercantum dalam seftifikat lokasi tanah yang bersangkutan bukan di lokasi tersebut.
Jika merujuk pada Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 1973 pasal 1 tentang
ketentuan-ketentuan tata cara pemberian hak atas tanah adalah hak milik, hak guna usaha, hak
bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan. Sebelum pada titik prosedur permohonan adminstrasi
hak atas tanah terlebih dahulu kita harus memahami Langkah-langkah dari permohonan hak atas
tanah, siapa yang berhak memohon, kepada siapa permohonan tersebut dilayangkan, hak apa
saja yang berhak dimohon, dan bagaimana proses permohonan tersebut berjalan.
adalah serangkaian suatu proses yang diawali dari masuknya surat permohonan dari
pemohon kepada instansi atau pihak yang berwenang hingga sampai permohonan
Pada dasarnya setiap warga negara Indonesia baik itu badan hukum maupun perorangan
dapat melakukan permohonan hak atas tanah sesuai dengan UUPA yang berlaku.
c. kepada siapa permohonan tersebut dilayangkan.
Permohonan tersebut ditujukan kepada setiap pemangku kebijakan atau pejabat daerah
yang berwenang. Berdasarkan Peraturan Dalam Negeri Nomor 6 tahun 1972 tentang
- Yaitu tanah yang belum memiliki sertifikat hak atas tanah yang diajukan.
- Bagi warga negara Indonesia dapat memohon antara lain (hak milik, hak guna
bangunan, dan hak pakai). Sama halnya dengan hak atas badan hukum.
Berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 5 tahun 1973 tentang mengatur tentang tata cara
- Fotocopy AKTA Pengesahan dan Pendirian Badan Hukum (hak badan hukum)
- Fotocopy Tanda bukti hak baik berupa (kohir ataupun yang lainnya)
Dari syarat-syarat yang telah dilampirkan diatas setiap pemohon dan pemberi hak atas tanah harus
1. Setiap pemohon wajib mengajukan permohonan tertulis yang ditunjukan kepada pejabat daerah
2. Kantor daerah memeriksa surat permohonan dan meminta surat yang diperlukan. Antara lain
(surat keterangan pendaftaran tanah, gambaran peta polygon, fatwa tata guna tanah, risalah
pemeriksqaan tanah).
3. Apabila berkas sudah sesuai, kantor pertanahan kabupaten langsung mengirimkan berkas kepada
Gubernur/kepala daerah.
4. Kemudian surat keputusan pemberian hak SKPH dikeluarkan oleh BPN Tingkat Provinsi atas nama
Gubernur.
5. Surat SKPH diberikan kepada pemohon.
6. Pemohon memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam keputusan pemberian hak.
7. Selanjutnya hak atas tanah tersebut didaftarkan dikantor pertanahan daerah setempat.
8. Kemudian kantor pertanahan menerbitkan sertifikat atas hak tanah dan memberikan kepada
Sumber Jawaban