Anda di halaman 1dari 132

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN POSTPARTUM SC PADA NY.X
DENGAN PRE EKLAMSIA BERAT
DI RSUD SUMBAWA
TAHUN 2022

Di Susun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan


Diploma III (D III) Kesehatan Jurusan Kebidanan
Tahun Akademik 2022/2023

Disusun Oleh:

DEVI PRATAMA WULANDARI


NIM: P07124020059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEBIDANAN
2023
PERSETUJUAN

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan


Program Pendidikan Diploma III (D III) Kesehatan Jurusan Kebidanan
Tahun Akademik 2022/2023

Devi Pratama Wulandari


NIM. P07124020059

Mataram, Oktober 2022

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

St. Halimatusyaadiah.,SST.M.Kes DR. Sudarmi, SST. M.Biomed


NIP. 19800532001122003 NIP.198012282001122001

i
PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Proposal Laporan Tugas Akhir


Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram dan
Diterima untuk Memenuhi salah satu Syarat untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III
(D III) Kesehatan Jurusan Kebidanan
Tahun Akademik 2022/2023

Mengesahkan :

Ketua Jurusan Kebidanan

DR. Sudarmi, SST.,M.Biomed,


NIP. 198012282001122001

Tim Penguji

Ketua Penguji
Suwanti,SST.,M. Kes
NIP. 197805122002122002

Penguji I
DR. Sudarmi, SST. M.Biomed
NIP.198012282001122001

Penguji II
St. Halimatusyaadiah.,SST.M.Kes
NIP. 19800532001122003

Tanggal Lulus:

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan

Kebidanan Postpartum SC Pada Ny. X dengan Preeklamsia Berat di

RSUD SUMBAWA”, dapat terselesaikan tepat pada waktunya sebagai

salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir di Poltekkes

Kemenkes Mataram Jurusan Kebidanan.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini penulis banyak

mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih sebesar besarnya kepada :

1. dr. Yopi Harwinda Ardesa,M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Mataram.

2. dr. Muhammad Tantowi Jauhari, Sp. B selaku Direktur Rumah Sakit

Umum Daerah Sumbawa

3. DR. Sudarmi, SST.,M.Biomed, selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Mataram dan selaku pembimbing kedua yanng telah banyak

memberikan bimbingan.

4. Ni Nengah Arini Murni, SST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D III

Kebidanan Poltekkes Mataram.

5. St. Halimatusyaadiah., SST.M.Kes selaku Pembimbing I yang telah

banyak memberikan bimbingan.

iii
6. Bapak/Ibu dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram yang banyak memberikan bekal pengetahuan dan wawasan

kepada penulis.

7. Seluruh tenaga kesehatan RSUD Sumbawa yang membantu penulis

dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini.

8. Orang tua, saudara, dan sahabat tercinta yang selalu memberikan

dukungan dan doa demi kelancaran penelitian ini.

9. Seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun agar Laporan Tugas Akhir ini menjadi lebih baik lagi dan

semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, April 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................v

DAFTAR TABEL ..............................................................................................vi

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................viii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 4

D. Mamfaat 5

E. Keaslian Laporan Kasus 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 9

1. Preeklamsia Berat 9

a. Pengertian PEB 9

b. Etiologi 10

c. Tanda Dan Gejala PEB 11

d. Komplikasi 12

e. Parofisioligi 13

v
f. Penatalaksanaan 14

2. Masa Nifas 15

a. Pengertian Masa Nifas 15

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas 15

c. Tahapan Masa Nifas 16

d. Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas 17

3. Psiklogis Masa Nifas 19

a. Adaptasi Psikologis Masa Nifas 19

b. Gangguan Psikologis Masa Nifas 20

4. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan 20

5. Kerangka Berfikir Tujuan 36

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan 37

B. Lokasi dan Waktu 37

C. Subyek Studi Kasus 37

D. Jenis Data 38

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data 48

F. Analisa Data 39

G. Etika Penelitian 40

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berfikir.............................................................................38

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kerangka berfikir ..............................................................................30

Table 2 : Alur Studi kasus ..............................................................................46

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Kunjungan
2. Informed Consent
3. Format Pengkajian
4. Satuan Penyluhan
5. Standar Oprasional Prosedur

ix
x
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) Angka kematian ibu

(AKI) masih sangat tinggi, sekitar 810 wanita meninggal akibat

komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap

hari dan sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah

kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu di negara berkembang

mencapai 462/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di negara maju

sebesar 11/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2020).

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global

dalam Pembangunan Berkelanjutan dengan pelaksanaan dari tahun

2016 hingga tahun 2030.Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya

suatu kondisi kehamilan dan persalinan yang aman, serta ibu dan

bayi yang dilahirkan dapat hidup dengan sehat, yang dilakukan

dengan pencapaian target dalam mengurangi rasio kematian ibu

secara global hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran (WHO,

2017)

Secara global preeklamsia juga masih merupakan suatu

masalah, 10% ibu hamil diseluruh dunia mengalami preeklamsia, dan

menjadi penyebab 76.000 kematian ibu dan 500.000 kematian bayi

setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian Badan Pembangunan

Internasional Amerika Serikat (USAID) pada tahun 2016, sebanyak

99% kematian ibu hamil berkaitan dengan negara dengan pendapatan


2

ekonomi rendah dan sedang.

Di negara maju angka kejadian Pre Eklampsia Berat berkisar

6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%.Menurut World Health Organization

(WHO) menyatakan angka kejadian preeklampsia berkisar antara

0,51% - 38,4 %, sedangkan angka kejadian di Indonesia sekitar 3,4%

- 8,5%. (Bardja, 2020)

Menurut Kemenkes RI Tahun 2018, Angka Kematian Ibu di

Indonesia secara umum terjadi penurunan dari 390 menjadi 305 per

100.000 kelahiran hidup, penyebab kematian ibu, angka kematian ibu

disebabkan karna perdarahan mencapai 38,24% (111,2 per 100.000

kelahiran hidup), Pre Eklamsia Berat 26,47% (76,97 per 100,000

kelahiran hidup), akibat penyakit bawaan 19,41% (56,44 per 100.000

kelahiran hidup dan infeksi 5,88% (17,09 per 100,000 kelahiran hidup)

(Kemenkes RI, 2018).

Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi NTB selama tahun 2020

adalah 122 kasus. Angka Kematian Ibu disebabkan oleh pre aklamsia

31 kasus, 38 kasus di sebabkan karena perdarahan, 11 kasus di

sebabkan karena gangguan system predaran darah, 8 kasus di

sebabkan karena infeksi, 10 kasus karena gangguan metabolik dan 24

kasus oleh penyebab lain-lain. (Dinas kesehatan NTB 2020)

Penyebab kematian ibu disebabkan oleh 2 faktor yakni

penyebab langsung (direct obstetric) dan penyebab tidak langsung

(indirect obstetric). Penyebab langsung seperi faktor medis dapat

dipastikan seperti perdarahan, preeklamisa/eklamsia, partus,


3

sedangkan penyebab kematian tidak langsung tidak dengan mudah

dipastikan penyebabnya. Penyebab kematian ibu yang paling umum

yaitu perdarahan 28%, Preeklamsia/eklamsia 24%, dan infeksi 11%,

(Mariati et al., 2022)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Diki Retno Yuliani

Suharyo Hadisaputro dan Sri Achadi Nugraheni (2019), Mayoritas

responden tidak memiliki riwayat preeklampsia/eklampsia, namun

jumlah responden yang memiliki riwayat preeklampsia/hipertensi juga

cukup besar, yaitu 43,7%. Riwayat preeklampsia/hipertensi merupakan

faktor risiko preeklampsia yang dikategorikan risiko tinggi.

Dampak preeklampsia pada ibu yaitu kelahiran prematur,

oliguria, kematian, sedangkan dampak pada janin yaitu pertumbuhan

janin terhambat, oligohidramnion, dapat pula meningkatkan morbiditas

dan mortalitas (Yogi ED etal,2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Firda Amalia Hardianti dan

Queen Khoirun Nisa Mairo (2018), Berdasarkan riwayat pre eklampsia,

hasil penelitian menunjukkan dari 72 ibu hamil hampir sebagian besar

50 (69,4%) ibu hamil tidak mempunyai riwayat preeklampsia dan 22

orang (30,6%) mempunyai riwayat pre eklampsia.

Preeklampsia merupakan penyulit yang sering terjadi pada

periode kehamilan, persalian, dan postpartum yang akut. Preeklampsia

postpatum merupakan kondisi langka yang ditandai dengan adanya

kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih tinggi, terdapat

protein dalam urin, pandangan mata kabur, sakit kepala,


4

pembengkakan wajah dan anggota badan, nyeri ulu hati, mual muntah,

berat badan bertambah 0,9 dalam seminggu. Sebagian besar kasus

preeklampsia postpatum gejalanya akan menghilang dalam waktu 48

jam setelah melahirkan. Tetapi dimungkinkan preeklampsia postpatum

dapat berkembang sampai 6 minggu masa nifas (Prawirohardjo S.

2009, h.543)

Menurut Maternity et al (2016), penatalaksanaan Preeklamsia

berat Pada masa nifas Dosis pemeliharaan post partum dilanjutkan

dengan 6 MgSO4 (15 ml larutan MsSO4 40% larutkan dalam 500ml

Ringer Laktat selama 6 jam 28 tpm sampai 24 jam post partum atau

sampai kejang berakhir, teruskan terapi anti hipertensi jika tekanan

diastolic >110 mmHg dan lakukan pemantauan urine.

Berdasarkan laporan tahunan RSUD Sumbawa pada tahun

2021 dari bulan Januari sampai Desember ditemukan kasus post SC

dengan preeklamsia berat sebanyak 134 kasus dari 3.246 pasien

nifas, dan jumlah kematian yang disebabkan oleh preeklamsia

/eklamsia sebanyak 1 kasus dari 134 kasus pasien nifas dengan

preeklamsia, jika preeklamsia berat ini tidak diberikan asuhan dapat

menyebabkan terjadinya Eklamsia. (RSUD SUMBAWA, 2021)

RSUD Sumbawa merupakan salah satu tempat pelayanan

kesehatan yang terdapat ibu nifas dengan preeklamsia berat sebayak

134 kasus pada tahun 2021. Oleh karna itu peneliti tertarik untuk

melakukan studi kasus tentang asuhan kebidanan ibu post partum

dengan preeklmasia berat di RSUD Sumbawa.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah maka penulis

membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah Asuhan

kebidanan Postpartum SC yang di berikan pada Ny.X dengan Pre

Eklamsia Berat di RSUD Sumbawa?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu Postpartum SC

dengan Pre Eklamsia Berat, menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan secara komprehenship.

2. Tujuan Khusus

Mampu melaksanakan :

a. Melaksanakan pengkajian data pada ibu Postpartum SC

dengan preeklamsia berat

b. Melaksanakan diagnosa, masalah, kebutuhan Postpartum SC

dengan preeklamsia berat

c. Melaksanakan diagnose dan masalah potensial pada ibu

Postpartum SC dengan preeklamsia berat

d. Melaksanakan kebutuhan tindakan segera pada ibu

Postpartum SC dengan preeklamsia berat

e. Melaksanankan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu

Postpartum SC dengan preeklamsia berat

f. Melaksanaan asuhan kebidanan pada ibu Postpartum SC

dengan preeklamsia berat


6

g. Melaksanakan evaluasi dari asuhan kebidanan kebidanan

pada ibu Postpartum SC dengan preeklamsia berat

h. Melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu

Postpartum SC dengan preeklamsia berat dengan metode

SOAP
D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk Responden dan Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan tentang Preeklamsia berat

pada ibu Postpartum SC

b. Untuk Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan

pada ibu Postpartum SC dengan dengan Pre Eklamsia berat.

2. Manfaat Praktis

a. Praktis/Aplikastif; antaralain:

1. Institusi

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai

masukan dalam pada ibu hamil dengan Pree Eklamsia

2. Profesi

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi

profesi bidan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan Pree Eklamsia

3. Peneliti

Dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu


7

kebidanan yang diperoleh, sehingga dapat melakukan

deteksi dini jika ada komplikasi karena Pree Eklamsia

pada ibu hamil

4. Klien dan masyarakat

Agar klien maupun masyarakat dapat melakukan

penanganan Preeklamsia Berat pada ibu postpartum

dan mencegah komplikasi dan kelainan akibat

Preeklamsia Berat”.

E. Keaslian laporan kasus

Tabel 1. Keaslian Laporan Kasus


8

Aspek Maylisa Penelitian Yosefina Penelitian


Putri,.2018 (Nilakesuma herlin.,2017 sekarang
& Batavia,
2018)
Asuhan Studi kasus : Asuhan
kebidanan pada Asuhan Kebidanan Asuhan
Ny “E” dengan kebidanan pada ibu Post kebidanan
post sc dengan ibu nifas post Pasrtum post psrtum
indikasi PEB SC Atas primipira dengan pre
hari ke-1 di indikasi Pre- dengan post sc eklamsia
Judul Ruang Rawat eklamsia atas indikasi berat
inap RSUD Dr. Berat di Pre eclampsia
Achmad ruang rawat berat hari
Mochtar Bukit gabung pertama di
Tinggi kebidanan ruangan
Rsup flamboyant
Dr.M.Djamil RSUD PROF.
DR.
W.Z.JOHANNE
S KUPANG
Ny “E” post sc Ibu Post SC Ibu Post Ibu nifas
hari ke-1 dengan atas indikasi Partum dengan pre
Variabel PEB P1A 0H 0 di Preeklamsia eklamsia berat
Ruang Rawat Berat
inap RSUD Dr.
Achmad Mochtar
Bukit Tinggi
Studi Deskriptif Deskriptif
Jenis penelitian studi penelitian
penelaahan kasus
kasus
Format Lembar Buku KIA,
Instrumen pengkajian pengkajian ibu Rekam
penelitian format asuhan ibu nifas hamil Medis,Pengkaji
kebidanan dengan 7 an ibu nifas,
Langkah Hasil
Varney dan Pemeriksaan
dokumentasi
SOAP
Univariat Brivariat Univariat Univariat

Analisis data

Ibu post sc Ny.E P1A0H1 Ibu post sc Ibu post sc


Responden Post SC atas
indikasi
Preeklamsia
Berat
9

Persamaan dalam keaslian penelitian ini, yaitu sama-

sama membahas tentang preeklamsia pada ibu post sc, sedangkan

perbedaannya terletak pada responden, tempat dan waktu.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori Kasus

1. Preekmasia Berat

a. Pengertian Preekmasia Berat


10

Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada

wanita hamil, bersalin, dan nifas yang terdiri dari hipertensi,

edema, dan proteinuria yang muncul pada kehamilan 20 minggu

sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. (Renita

Muzalfah.,2018)

Preeklampsia berat ialah preeclampsia dengan tekanan

darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110

mmHg disertai proteinurine lebih 5 g/24 jam. (Prawirohardjo,

2014)

Preeklampsia merupakan sindrom yang ditandai dengan

peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul di

trimester kedua kehamilan yang selalu pulih dipriode postnatal.

Preeklamsia dapat terjadi pada masa antenatal, internatal, dan

post natal. ( Robson dan Jason, 2012)

Selama masa nifas di hari ke-1 sampai 28, ibu harus

mewaspadai munculnya gejala preeklamsia. Jika keadaan

bertambah berat bisa terjadi eklamsia, dimana kesadaan hilang

dan tekanan darah meningkat tinggi sekali, akibatnya pembuluh

darah otak bisa pecah, terjadi odema paru paru yang memicu

batuk berdarah. Semuanya ini bisa menyebabkan kematian

(Anggraini,2010)

b. Etiologi

Penyebab preeklamsia belum diketahui dengan pasti. Meskipun

demikian, penyakit ini lebih sering ditemukan pada wanita hamil


11

yang :

1) Primigravida

Dengan kehamilan < 20 tahun dan > 35 tahun, hal ini

berartidalam maternitas umur ibu yang ekstrim yaitu dibawah

20 tahun dan diatas 35 tahun akan mempunyai resiko

kehamilan. Pada usia dibawah 20 tahun masih mungkin

mencapai pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan

kehamilan, sedangkan dengan lebih dari 35 tahun sudah

mulai terjadi penurunan fungsi pada uterus.

2) Hiperplasentosis

Pada kehamilan kembar, anak besar, molahidatidosa, dan

hydrops fetalis.

3) Mempunyai dasar penyakit vascular, Hipertenis, atau

diabetes mellitus.

4) Mempunyai riwayat Preeklamsia/Eklamsia dalam

keluarganya.

(Sastrawinata et al., 2017).

c. Tanda dan gejala

Preeklampsia digolongkan preeklampsia berat bila

ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut :

1) Gejala-gejala obyektif Preeklamsia berat :

a) Hipertensi
12

Gejala yang paling dulu timbul ialah hipertensi yang terjadi

tiba-tiba. Sebagai batas diambil tekanan darah 140 mmHg

(sistolik) dan 90 mmHg (Diastolik), tetapi juga kenaikan 30

mmHg atau diastolik 15 mmHg diatas tekanan bias any,

tekanan darah dapat mencapai 180 mmHg sistolik dan 110

mmHg diastolik tapi jarang mencapai 200 mmHg, pada

penyebab biasanya hipertensi kronis.

b) Odema

Timbulnya odema didahului oleh penambahan berat badan

yang berlebihan. Penambahan berat ½ kg seminggu pada

seorang yang hamil dianggap normal, tetapi jika mencapai

1kg seminggu atau 3kg dalam sebulan kemungkinan

timbulnya preeklamsia harus dicurigai. Penambahan berat

yang signifikan ini disebabkan oleh retensi air dalam jaringan

dan kemudian baru odema ini tidak akan hilang dengan

istirahat.

c) Proteinuria

Sering ditemukan pada Preeklamsia yang kiranya karna

vasospasme pembulu-pembuluh darah ginjal Proteinuria

biasanya timbul lebih lambat dari hipertenis dan odema.


13

2) Gejala-gejala subyektif yang umum ditemukan pada

Preeklamsia,

yaitu :

a) Sakit kepala yang hebat

Karna vasospasme atau odema otak.

b) Sakit di ulu hati

Karna rangsangan selaput hati oleh perdarahan atau odema

atau sakit karna perubahan pada lambung.

c) Gangguan penglihatan

Penglihatan menjadi kabur bahkan kadang-kadang pasien

buta, gngguan ini disebabkan oleh vasospasme, odema,

atau ablation retinae. Perubahan-perubhan ini dapat

dilihatdengan oftalmoskop.

(Sastrawinata et al., 2017).

d. Komplikasi

Menurut Pudiastuti, (2013) Komplikasi preeklamsia dapat terjadi

pada ibu, yaitu :

1) Eklamsia

2) Solusio Plasenta

3) Perdarahan subkapsula hepar

4) Kelainan pembekuan darah (DIC)

5) Sindrom help (hemolysis, elevated, liver, enzymes, dan low

platelet count)

6) Gagal jantung hingga syok dan kematian.


14

e. Patofisiologi

Preeklamsia didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah

dan proteinuria, namun preeklamsia dapat mempengaruhi sistem

tubuh yang berbeda dan mengakibatkan gejala preeklamsia

yang tidak sesuai dengan definisi diatas. Perubahan yangterjadi

pada preeklamsia tampaknya disebabkan oleh gabungan

kompleks antara abnormallitas genetic, faktor imunologis dan

faktor plasenta. Akibat plesentasi yang buruk, terjadi disfungsi

organ dan terjadi gambaran klasik preeklamsia disertai dengan

gejalanya seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, dan nyeri

epigastrik. (Bothamley, 2013).

Pada Preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai

dengan retensi garam dan air, jika semua arteriola dalam tubuh

mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai

usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi

jaringan dapat tercukupi. Proteinuria dpapat disebabkan oleh

spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.

Serta penyebab lain Preeklamsia setelah persalinan mengalami

mengalami beberapa gangguan pertumbuhan serta

perkembangan plasenta yang menyebabkan kerusakan endotel

pembuluh darah pada ibu sehingga menyebabkan timbulnya

gejala-gejala hipertensi dan lain sebagainya. (Sofian, 2013)

f. Penatalaksanaan

SOP penanganan Preeklamsia Berat RSUD Sumbawa :


15

SUMABWA RUMAH SAKIT PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PEB

UMUM DAERAH
NO. Dokumen NO. Revisi Halaman

14/040/05 A 1/1

STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit Ditetapkan

OPRASIONAL
20 Desember DIREKTUR RSUD SUMBAWA

2014

dr. SILVI
NIP.197610222003122007
PENGERTIAN Kegawat daruratan pada kehamilan/persalinan yang

ditandai denganTD diastole > 110 mmHg disertai

protein uria (++)

TUJUAN 1. Ibu mendapat penanganan yang cepat dan tepat

2. Mencegah kejadian eklamsia

KEBUAKAN Semua pasien PEB mendapat penanganan dengan

MgsO4

PERSIAPAN 1. Tensimeter, stetoskop

2. Arloji

3. Refleks hammer

4. Fundus cope

5. Standar infuse RL

6. Blood set, Abocath 18

7. Kapas alcohol, polypix / plester

8. Gaas steril

9. Spuit 10 cc
16

10. MgSO4 40%

11. Polycateter, urine bag

12. aquadest

PROSEDUR 1. Lakukan penilaian klinik untuk memastikan K.U

penderita

2. Ukur TD pastikan diastole >110 mmHg

3. Pasang infus RL

4. Pasang kateter untuk ketahui produksi urine

5. Cek respirasi dan reflex patella

6. MgSO4 40% 4 gr (10 cc) di encerkan menjadi

20cc diberikan IV selama minimal 5 menit

7. Kemudian 6 gr (15 cc) di drip dalam RL 500 cc

30tts/mnt (6 jam)

8. Ukur keseimbangan cairan

9. Lakukan observasi ketat

a. TD

b. Keluhan subyektif : nyeri kepala frontal, nyeri

ulu hati, hyper refleksia

c. Tanda intoksikasi MgSO4 : R < 16 x/mnt, urine

< 30 cc/jam, reflex patella

d. DJJ : <100x/mnt >160x/mnt segera kolaborasi

dokter selanjutnya

10. Laksanakan kolaborasi dokter untuk

penanganan selanjutnya

e. Cuci tangan

f. Lakukan dokumentasi
17

UNIT TERKAIT 1. SMF OBGYN

2. Dr. OBGYN

3. Bidan

Menurut Maternity et al (2016), penatalaksanaan Preeklamsia

berat Pada masa nifas dibagi menjadi dua yaitu :

1. Dosis pemeliharaan Post Partum

Lanjutkan dengan 6 MgSO4 (15 ml larutan MsSO4 40%

larutkan dalam 500ml Ringer Laktat selama 6 jam 28 tpm

sampai 24 jam post partum atau sampai kejang berakhir,

teruskan terapi anti hipertensi jika tekanan diastolic >110

mmHg dan lakukan pemantauan urine.

2. Terminasi Pre Eklamisa pada ibu nifas post section sesaria,

menurut Dr. Daliman (2019) :

a) Pantau priode oliguria setiap 6 jam setelah post partum

b) Berikan magnesium sulfat, dilanjutkan selama 24 jam

pasca post partum

c) Control peningkatan tekanan darah dengan protaf dokter

seperti obat penurun tekanan daran nifedipin atau labelatol

pasca persalinan.

d) Jika pasien dipulangkan dengan pengobatan tekanan

darah, penilaian ulang dan pemeriksaan tekanan darah

paling lambat 1 minggu setelah dipulangkan.


18

e) Kecuali jika seorang wanita memiliki hipertensi kronis yang

tidak terdiagnosis, dalam kebanyakan kasus preeklamsia,

tekanan darah akan kembali ke baseline sekitar 12 minggu

pasca persalinan.

f) Preeklamsia berulang yang dapat berkembang hingga 4

minggu pasca persalinan dan untuk eklamsia 6 minggu.`

3. Tawarkan ibu dengan preeklamsia berat yang telah

melahirkan transfer ke prawatan jika jika kriteria berikut telah

terpenuhi :

a) Tidak ada gejalan preeklamsia

b) Tekanan darah dengan atau tanpa pengobatan lebih

rendah

c) Hasil pemerksaan fisik dn hasil pemeriksaan laboratorium

stabil dan membaik.

2. Masa Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (Peurperium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau

42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3

bulan.masa nifas atau post partum disebut juga puerperium

yang berasal dari Bahasa latin yaitu kata “puer” yang artinya

bayi dan “parous” berarti melahirkan atau setelah melahirkan.

(Sari dan Kumala., 2014).


19

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan masa nifas adalah untuk :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik

maupun psikologis

2) Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini,

mengobati atau menunjuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayi.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui,

pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana

5) Mendapatkan kesehatan emosi. (Astutik., 2015).

c. Tahapan masa nifas

Dalam masa nifas terdapat 3 priode, yaitu :

1) Priode immediate postpartum atau Purperium dini

Adalah masa segra setekah plasnta lahir sampai dengan 24

jam. Pada masa mini sering terjadi maslah, oleh karna itu

bidan harus dengan teratur melakukan pemeriksaan

kontraksi uterus, pengeuaran lochea, tekanan darah dan

suhu.

2) Priode intermedial atau Early Postpartum (24 jam-1 minggu)

Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-

alat genetalia eksterna dan interna yang lamanya 6-8

minggu.
20

3) Remote puerperium atau prode late Post partum (1-5

mnggu)

Di priode ini bidan tetap melakukan perawatan dan

pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB. (Sari dan

Kurnia., 2014).

d. Program dan kebijakan teknis masa nifas

Kunjungan masa nifas untuk memberkan asuhan dilakukan

paling sedikit 4 kali kunjungan, dengan tujuan :

1) Kunjungan 1 (6-8 jam masa nifas) :

a) Mencegah terjadinya perdsrshsn masa nifas.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarhan dan

memberi rujukan bila perdarhan berlanjut.

c) Memberikan konseling kepada ibu tau salah satu amggota

keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan

masa nifas akibat Antonia uteri.

d) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.

e) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu

dengan bayi baru lahir.

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermi.

g) Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus

menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi

dalamkeadaan setabil.
21

2) Kunjungan 2 (6 hari masa nifas) :

a) Memastikan infolusio uteri berjalan dengan baik, uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada

perdarahan abnormal dan tidak bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, hipertensi,

dan kelainan pasca persalinan.

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan, dan

istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada

tanda-tanda penyulit.

e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada

bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga

bayi agar tetap hangat.

3) Kunjungan 3 (2 minggu masa nifas) :

a) Memastikan infolusio uteri berjalan dengan baik, uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada

perdarahan abnormal dan tidak bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, hipertensi,

dan kelainan pasca persalinan.

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan, dan

istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada

tanda-tanda penyulit.
22

e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada

bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga

bayi agar tetap hangat.

4) Kunjungan 4 (6 minggu masa nifas)

a) Menanyakan kepada ibu tentang keluhan dan penyulit

yang dialaminya.

b) Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara

dini. (Sukma., 2017).

3. Psikologis Masa Nifas

a. Adapasi Paikologis Masa Nifas

Beberapa penulis berpendapat, dalam minggu pertama setelah

melahirkan banyak wanita menunjukkan gejala-gejala psikiatrik.

Terutama gejala depresi dari ringan sampai berat serta gejala-

gejala neurosis traumatik. Berikut beberapa faktor yang

berperan lain, ketakutan yang berlebihan dalam masa hamil,

struktur perorongan yang tidak normal sebelumnya, riwayat

psikiatrik abnormal, riwayat perkawinan abnormal, riwayat obtrik

(kandungan) abnormal, riwayat kelahiran mati atau cacat,

riwayat penyakit lainnya. (Ambarwati., 2010).

Perubahan psikologis ibu post partum berlangsung ada 3

masa diantaranya :
23

1) Masa Talking in

Terjadi 1-3 hari pasca persalinan, pada masa ini ibu bersikap

pasif, segala energinya difokuskan pada kekhawatiran

badannya.

2) Masa Talking Hold

Berlangsung 3-10 hari pasca perslinan, pada masa ini ibu

khawatir akan kemampuannya dalam merawat bayi.

3) Masa Letting go

Berlangsung setelah 10 hari melahirkan, pada masa ini ibu

menerima tanggung jawab akan peran barunya, yakni

sebagai istri dan sebagai seorang ibu. (Nurjanah, &

Badriah, 2013).

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Standar Asuhan Kebidanan

Manajemen Asuhan Kebidanan dalam laporan ini mengacu pada

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan

yang meliputi :

a. STANDAR I : Pengkajian (Rumusan Format Pengkajian)

b. STANDAR II : Rumusan Diagnosa Dan Atau Masalah

Kebidanan

c. STANDAR III : Perencanaan

d. STANDAT IV : Implementasi

e. STANDAT V : Evaluasi
24

f. STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

2. Manajemen asuhan kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan ini dibuat berdasarkan tinjauan

teori tentang Asuhan Post Partum dengan Pre Eklamsia berat.

Helen Varney mengungkapkan alur berfikir bidan pada saat

menghadapi klien meliputi tujuh langkah, yaitu :

2) Langkah I (Pertama) : Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien.

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

1) Data subyektif (S)

a) Identitas ibu : Merupakan biodata klien yang

berisikan (nama ibu, umur, agama, suku bangsa,

pendidikan, pekerjaan,alamat).

(1) Usia : Merupakan risiko terjadinya pre eklampsia

meningkat seiring dengan peningkatan usia

(peningkatan resiko 1,3 per 5 tahun peningkatan

usia). Resiko terjadinya pre eklampsia pada wanita

usia belasan terutama adalah karena lebih

singkatnya lama paparan sperma. Sedangkan pada

wanita usia lanjut terutama karena makin tua usia

endothel makin berkurang kemampuannya dalam

mengatasi terjadinya respon inflamasi sistemik dan


25

stres regangan hemodinamik. (Manuba., 2013).

(2) Pekerjaan : untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh kesehatan pasien dalam aktivitasnya dan

pada pasien post operasi dapat mulai beraktivitas

normal kembali dalam waktu 7 hari. (Ambarwati.,

2012).

(3) Suku bangsa : untuk mengetahui asal daerah dan

juga adat kebiasaan yang dilakukan. (Ambarwati.,

2012)

(4) Keluhan utama : melahirkan dengan cara SC, pada

ibu post operasi keluhan yang biasa timbul yaitu

rasa nyeri pada perut, Badan terasa lemah, sulit

mobilisas. pada preeklamsia didapatkan sakit

kepala di daerah frontal, skotama, diplopia,

penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrum, mual

atau muntah-muntah karena perdarahan

subkapsuler spasme areriol.Gejala-gejala ini sering

ditemukan pada preeklamsia yang meningkat dan

merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.

Tekanan darah pun akan meningkat lebih tinggi, dan

protein urea bertambah meningkat. (Ambarwati.,

2012)

(5) Status perkawinan : kemungkinan psikologi pasien

sebagai penyebab terjadinya pre eklampsia berat,


26

meskipun merupakan penyebab yang belum jelas

gangguan psikologi pada ibu dapat memicu

timbulnya preeklamsia berat pada kehamilan.

(Ambarwati., 2012)

(6) Riwayat kehamilan dan persalinan lalu : riwayat pre-

eklamsia pada kehamilan dan persalinan

sebelumnya memberikan risiko sebesar 13,1%

untuk terjadinya pre eklampsia pada kehamilan dan

persalinan berikutnya. (Ambarwati., 2012)

(7) Riwayat kesehatan keluarga : preeklamsia dan

eklampsia memiliki kecenderungan untuk diturunkan

secara familar (keturunan) . Hasil studi Norwegia

menunjukkan bahwa mereka yang saudara

kandungnya pernah mengalami preeklamsia

estimasi OR (odds ratio) adalah sebesar 2,2.

Sedangkan bagi mereka yang satu Ibu lain Ayah

sebesar 1,6. bagi mereka yang satu Ayah lain Ibu

odds ratio adalah 1,8. Sementara itu Hasil studi lain

menunjukkan bahwa riwayat keluarga dengan

preeklamsia menunjukkan resiko 3 kali lipat untuk

mengalami preeklamsia. (Rukiah., 2014)

(8) Latar belakang sosial budaya : mempengaruhi ibu

nifas dalam aktifitas sehari-hari. pasien dengan

preeklamsia berat harus memeriksakan diri secara


27

teratur dan rutin, dan sebagian besar klien belum

mengerti penyakitnya oleh karena itu perlu

penjelasan dan nasehat dari petugas kesehatan.

(Saifudin., 2012)

(9) Status gizi : tidak ada hubungan bermakna antara

menu atau pola diet tertentu (WHO). Penelitian lain

yaitu kekurangan kalsium berhubungan dengan

Angka kejadian yang tinggi. Angka kejadian juga

lebih tinggi pada ibu hamil yang obesitas atau over

wight. Pasien dengan preeklamsia berat yang habis

mengalami post SC puasa 1x24 jam. Nutrisi untuk

mengetahui pola makan dan minum, frekuensi atau

banyaknya, dan jenis makanan dan pantangan.

Selama ibu dapat mengonsumsi sesuai dengan

tahap-tahap yang berlaku bagi pasien post operasi.

(10) Pola eliminasi : pada ibu post SC dengan PEB

mengalami oliguria yaitu produksi urine kurang dari

500cc/24 jam. Pasien dengan post SC tidak

mengalami perubahan pada eliminasi, sebaliknya

eliminasi urine kadang-kadang produksi urine

berkurang. Produksi urine diukur setiap 3 jam BAK

melalui kateterisasi, karena itu Ibu masih berbaring

di tempat tidur beberapa hari maka untuk BAB

dianjurkan menggunakan pispot.


28

(11) Pola istirahat : untuk mengetahui pola istirahat dan

tidur pasien, pola istirahat sangat penting bagi ibu

masa post operasi karena dengan istirahat cukup

dapat mempercepat proses pemulihan Ibu.

beristirahat dengan cukup.

(12) Aktivitas : pasien dengan perawatan post SC

mengalami bedrest dan aktivitasnya tergantung

karena adanya odema pada anggota geraknya

(kaki) selain itu juga karena pemberian cairan

parenteral (infus). (Yosefina Herlin., 2016).

2) Data obyektif (O)

a. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Compasmentis

3) Emosi : stabil

4) Tanda – tanda vital PEB =>Tekanan darah :

200/150 mmhg, Suhu : 36,5-37,50, Pernafasan: 16-

24x/mn

b. Pemeriksaan fisik

1) Rambut
29

untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, bersih

atau kotor dan berketombe atau tidak. (Nursalam.,

2012).

2) Muka

Untuk mengetahui apakah terdapat odema atau tidak,

terdapat cloasmagravidarum atau tidak.

(Manuba.,2017).

3) Mata

Untuk mengetahui keadaan konjungtiva pucat warna

merah muda dan sklera warna putih ataupun kuning.

(Saifudin.,2015)

4) Hidung

Untuk mengetahui keadaan hidung dari adanya

benjolan atau tidak. (Nursalam.,2012).

5) Mulut

Untuk mengetahui keadaan mulut ada caries gigi atau

tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kotor atau

tidak. (Sulistyawati.,2012).

6) Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga Apakah ada

serumen atau tidak. (Alimul.,2018)

7) Leher
30

Untuk mengetahui apakah ada pembengkakan

kelenjar limfe atau pembengkakan kelenjar tiroid.

(Rukiah dkk.,2013).

8) Payudara

Untuk mengetahui kebersihan, letak payudara, ada

tidaknya pembengkakan, hiperpigmentasi, dan

hipervaskularisasi, integritas kulit puting

menonjol/rata/masuk. (Nurjanah, dkk.,2013).

9) Abdomen

Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi,

Ada benjolan atau tidak, nyeri atau tidak. (Ambarwati

dan wulandari.,2013).

10) Genetalia

Untuk mengetahui adanya varices atau tidak,

mengetahui apakah adanya kelenjar bartholin,

mengetahui pengeluaran yaitu perdarahan dan flour

albus. (Prawirohardjo.,2012).

11) Anus

Untuk mengetahui apakah anus terdapat hemoroid

atau tidak. (Saifudin.,2015).

12) Ekstremitas

Ekstremitas ada odema atau tidak, odema pada

tungkai adalah patologis pada usia kehamilan di atas

20 Minggu karena berhubungan dengan preeklamsia.


31

Melakukan pengukuran refleks patella, Apakah refleks

positif atau negatif.(Varney.,2011).

c. Pemerikaan penunjang

Laboratorium : urine lengkap (glukosa urine, protein urine,

albumin)

2) Langkah II (Kedua) : Interpretasi Data Dasar.

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga

dapat merumuskan diagnose atau masalah yang spesifik.

Rumusan diagnose dan masalah keduanya digunakan karena

masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap

membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan

hasil pengkajian (Walyani, 2015).

Diagnosa preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari

tiga gejala yaitu hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai

proteinuria dan atau disertai odema pada kehamilan 20 minggu

atau lebih. (Manuba.,2016).

Tabel 2 interpretasi data


32

No. Langkah III Data Penegak

1 Ny.X P3A 0H 3, Post SC Hari ke- Ds: Ibu mengatakan merasa

0 dengan PEB pusing dan nyeri bekas luka

oprasi

Do: Hasil pemeriksaan TD:

200/150 mmHg menjadi

110/70 mmHg, Kaki

bengkak, dan pemeriksaan

Lab: PU +++ Menjadi PU ++

Data masa nifas : bekas luka

operasi Masih basah, TFU

Sepusat, kontraksi Baik,

kandung kemih Kosong

2 Masalah Ketidaknyamanan akibat

nyeri pada luka oprasi.

3 Kebutuhan Menjelaskan pada ibu cara

untuk mengurangi nyeri pada

luka bekas oprasi dan

melakukan perawatan luka

oprasi

3) Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah

komplikasi tergantung dari berat ringannya preeklamsia atau

eklampsia titik yang paling sering ditemukan adalah aligouria.

Penyebab utama kematian pada preeklamsia atau eklamsia

adalah penimbunan cairan di paru-paru akibat kegagala jantung


33

kiri, sebab lainnya adalah Pendarahan otak, terganggunya

fungsi ginjal, dan masuknya isi lambung ke dalam saluran

pernapasan titik yang termasuk komplikasi khusus antara lain

sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet

count). Sianosi, kerusakan hati dan penurunan trombosit, gagal

jantung, gagal ginjal (gangguan nefrotik). Sedangkan yang

termasuk komplikasi umum adalah eklampsia, gagal jantung,

dan oedema. (Prawirohardjo.,2010).

4) Langkah IV (Keempat): Menetapkan kebutuhan terhadap

antisipasi tindakan segera dibuat berdasarkan hasil identifikasi

pada diagnosa potensial. Pada langkah ini mengidentifikasi dan

menetapkan penanganan segera untuk mengantisipasi dan

bersiap-siap terhadap

kemungkinan yang terjadi. (Hidayat.,2008).

Berdasarkan pendokumentasian kebidanan yang dilakukan

dengan manajemen Varney pada antisipasi masalah potensial

ibu dengan preeklamsia beresiko terjadinya eklamsi, IUFD,

sehingga tindakan segera yang perlu dilakukan dalam

penanganan preeklamsi berat yaitu dengan pemasangan infus

RL Drif MgSO4 28 tetes per menit sehingga tidak terjadi

komplikasi bagi ibu, dan persiapan cection caesarea dengan

intruksi dari dokter.

Tindakan sekara yang dilakukan pada ibu nifas pos EC dengan

preeklamsia berat adalah kolaborasi dengan dokter.


34

(Manuba.,2016).

5) Langkah V (Kelima): Menyusun Rencana Asuhan yang

Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau

diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi titik pada

langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

(Purwandari.,2007).

Tabel 2.2 Rencana Asuhan

No Rencana Rasionlisasi Tindakan/Evidence Based

1 Jelaskan ibu tentang Dengan memberikan penjelasan mengenai

kondisinya saat ini. masalah ibu, ibu akan mengerti kondisinya

saat ini.

2 Lakukan pemantauan Untuk memantau keadaan pasien serta

observasi minimal memantau pengeluaran cairan, darah, tanda

selama 6 jam post SC -tanda vital.

dengan pemberian Serta berikan dosis pemeliharaan MgSO4

MgSO4 40% 6 gram (15 ml) melalui infus Ringer

Laktat/Ringer asetat sampai 24 jam post

partum, serta pemantauan tekanan darah.

3 Anjurkan ibu untuk Dengan melakukan mobilisasi dini sangat

melakukan moblisasi bermanfaat untuk ibu post SC, karna dapat

dini secara bertahap mempercepat penyembuhan luka, dengan

mobilisasi dini juga dapat pemperlancar


35

peredaran darah, mobilisasi dini dapat

dilakukan secara bertahap dimulai dari

miring kiri dan kanan, duduk, berdiri, dan

berjalan.

4 Lakukan kolaborasi Terapi yang dianjurkan oleh dokter SPOG

denggan dokter ialah memberikan obat penurun tekanan

SPOG, yaitu ibu nifas darah, dan pmberian MgSO4 dan

dengan preeklamsia Nepedipine, dan anjurkan ibu untuk istirahat

berat yang cukup dan selalu berfikir positif.

6) Langkah VI (Keenam) : Pelaksanaan langsung asuhan dengan

efisien dan aman

Evaluasi pada kenyataan adalah cara untuk mengecek apakah

rencana yang telah dilaksanakan benar memenuhi kebutuhan

klien, yaitu kebutuhan yang diidentifikasi pada tahap penentuan

diagnosa dan masalah.

Menurut Susilawati, 2014, pelaksanaan asuhan pada ibu nifas

pos SC dengan preeklamsia berat antara lain :

a) Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

KU: baik kesadaran: Compasmetis, TD : 200/150 mmHg,

suhu : 36,6⁰C, Nadi : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, TFU: 2 jari

bawah Pusat, Lochea : Rubra, kontraksi uterus : baik.

Dengan pemberian penjelasan mengenai masalah ibu.

b) Memberikan trapi Mgso4 sebagai dosis pemeliharaan sesuai

intruksi dokter
36

Persiapan alat : tensi meter, stetoskop, arloji, standar infuse

RL, blood set, abocat 18, kapas alcohol, plester, gaas steril,

Mgso4 40%, spuit 10 cc, poliy cateter, urinal bag, aquadest.

1) Laksanakan penilaian klinik untuk memastikan K.U

penderita

2) Ukur TD untuk memastikan diastole >110 mmHg

3) Pasang infus RL

4) Pasang kateter untuk ketahui produksi urine

5) Cek respirasi dan reflex patella

6) Mgso4 40% 4 gr (10 cc) diencerkan menjadi 20 cc

diberikan IV selama minimal 5 menit

7) Kemudian 6 gr (15 cc) di drip dalam RL 500 cc 30 tts/mnt

(6jam)

8) Ukur keseimbangan cairan

9) Lakukan observasi ketat

(1) TD

(2) Keluhan subyektif ː nyeri kepala frontal, nyeri ulu hati,

hyper refleksia

(3) Tanda intoksikasi Mgso4 ː R < 16x/mnt, urine < 30

cc/jam, refleks patella

(4) Djj ː < 100 x/mnt, > 160 x/mnt segera kolaborasi

dengan dokter

10) Laksanakan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan

selanjutnya
37

11) Cuci tangan

12) Lakukan dokumentasi

c) Memantau keadaan pasien serta memantau pengeluaran

cairan urine, darah, dan tanda-tanda vital. Serta berikan dosis

pemeliharaan MgSO4, 6 gram MgSO4 40% (15 ml) melalui

infus ringer laktat atau ringer asetat sampai 24 jam

postpartum serta pemantauan tekanan darah.

d) Memantau periode oliguria sampai 6 jam Setelah post

partum, berikan magnesium sulfat dilanjutkan 24 jam post

partum

e) Melakukan mobilisasi Dini sangat bermanfaat untuk ibu post

SC karena dapat mempercepat penyembuhan luka dengan

mobilisasi Dini juga dapat memperlancar peredaran darah

mobilisasi Dini dapat dilakukan secara bertahap mulai dari

miring kiri dan kanan, duduk, berdiri, dan berjalan.

f) Melakukan terapi yang dianjurkan oleh dokter SPOG dengan

memberikan obat yang diberikan yakni obat penurun tekanan

darah, dan pemberian MgSO4, dan anjurkan Ibu istirahat

yang cukup dan selalu berpikir positif

g) Melakukan terapi yang dianjurkan adalah melakukan

perbaikan nutrisi seperti mengonsumsi makanan makanan

yang bergizi yaitu telur, daging, ikan, tahu, tempe,dst pada

ibu post SC pemberian terapi obat berupa zat besi.

7) Langkah VII (Ketujuh) : Evaluasi


38

pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan. Apakah benar-benar telah

terpenuhi sesuai kebutuhan klien yaitu kebutuhan yang

diidentifikasi pada tahap penentuan diagnosa dan masalah

a) Ibu mengerti dan mengetahui keadaannya.

b) memantau cairan darah serta tanda-tanda vital sudah

dilakukan setelah selama 24 jam.

c) observasi pengeluaran urine sudah dilakukan

C. Kerangka berfikir

Kerangka berfikir adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis

besar alur logika berjalannya sebuah penelitian

Masa nifas

Masa Nifas Fisiologis

Masa Nifas Patologis


39

Preeklamsi Berat

Pengkajian Subyektif Data Obyektif


Ibu mengeluh pusing, Keadaan ibu baik, kesadaran compsmentis,
mual,dan merasa lemah ibu tampak meringis kesakitan karena efek
samping sc, ibu tampak pucat, lemas,
odema dibagian ekstremitas pemeriksaan
penunjang protrin urine +++.

Asuhan Yang Diberikan


 Lakukan kolaborasi dengan Dr SpoG
 Lakukan anamnesa
 Lakukan pemeriksaan fisik, periksa protein urine klien
 Berikan trapi RL drip MgsO4 selama 24 jam Post partum dan
obat anti hipertensi sesui advice dokter
 Jelaskan kondisi klien dan konseling makanan rendah garam

Evaluasi : Pantau KU klien : TD, N, PU

Preeklamsi Berat Teratasi

Sumber : Maternity et all (2016) & Freser (2019)

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan

Rancangan dalam penelitian ini dengan metode penelitian deskriptif

dan jenis penelitian deskriptif yg digunakan adalah studi

penelaahan kasus (case study), yakni dengan cara meneliti suatu

permasalahan yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktor-


40

faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yg muncul

sehubungan dengan kasus maupun tindakan dan reaksi kasus

terhadap suatu perlakuan. Penelitian dengan judul “Asuhan

Kebidanan pada ibu nifas dengan Pre Eklamsia Berat di RSUD

Sumbawa Tahun 2022“ Menggunakan Metode Penelitian Deskriptif

dengan Pendekatan Studi Kasus.

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

1. Lokasi

Lokasi pengambilan kasus akan dilakukan di Ruang Nifas

RSUD Sumbawa

2. Waktu

Studi kasus ini akan dilaksanakan di RSUD Sumbawa, Mulai

dari 11 Agustus - 13 Agustus 2022

C. Subjek Studi Kasus

merupakan hal atau orang yang dikenai pengambillan kasus

(Notoadmojo,2010). Subyek yang akan di kenai studi kasus ini

adalah ibu Nifas dengan Preeklamsi Berat.

D. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Adalah data yang diproleh langsung dari responden.

Observasi : TD, Nadi, Pernapasan, Suhu, dan produksi urine.

Metode pengumpulan data melalui suatu pengamatan


41

dengan menggunakan anamnesa. Pemeriksaan fisik maupun

alat sesuai format asuhan kebidanan.

a) informed consent.

b) pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

diberikan kepada peneliti (Notoatmodjo, S, 2010) Data

sekunder dari asuhan kebidanan ini yaitu data yang diambil

dari

a) Rekam medis

b) Buku Kia klien

c) status kehamilan dan status persalinan klien di RSUD

Sumbawa

d) status riwayat PEB

e) pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Bahan dan alat dalam penelitian studi kasus ini adalah :

1. Alat pemeriksaan Ibu Nifas

Pemeriksaan TTV : Tensimeter, stetoskop, thermometer.

Pemeriksaan fisik : Kom berisi kapas DTT, lampu sorot,

penlight, refleks patella dan handscoon.


42

Pemeriksaan penunjang

a) pemeriksaan urine : Pot sampel tempat urine, protein tes.

b) alat-alat lain : Infus set, tiang infus spuit 10 cc,

abocat, handscoon, MgSO4 40%, dan kalsium glukonas.

c) Media konseling : Leaflet, buku KIA, lembar pengkajian,

SAP, informed consent.

2. Metode pengumpulan data

dapat dilakukan dalam berbagai cara dan sumber berdasarkan

studi kasus ini pemberi asuhan kebidanan dapat mengumpulkan

data menggunakan sumber primer dan sumber sekunder

a. Observasi :

Metode pengumpulan data melalui suatu pengamatan

dengan menggunakan panca indra merupakan alat sesuai

informasi asuhan kebidanan titik data yang didapatkan dari

hasil observasi ini akan menjadi data objektif nantinya.

b. Wawancara :

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang

lengkap dan akurat melalui jawaban tentang masalah-

masalah yang terjadi pada ibu. Data yang didapatkan dari

hasil wawancaranya ini dapat menjadi data subjektif nantinya

F. Analisis Data

1. Pengolahan data

Data-data yang sudah di kumpulkan kemudian di olah menjadi

laporan yang di tulis secara komunikatif, dan mudah di baca,


43

sehingga memudahkan pembaca untuk memahami seluruh

informasi penting dan laporan dapat membawa pembaca ke

dalam situasi kasus kehidupan seseorang. Pelaporan

menggunakan pendokumentasian kebidanan .

2. Analisi data

Analisis data akan dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu

pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau

setelah selesai dari lapangan. Analisa data didokumentasikan

dalam bentuk asuhan kebidanan SOAP

G. Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh

bertentangan dengan etika. Tujuan harus etis dalam arti hak pasien

harus dilindungi. Setelah proposal mendapat persetujuan dari

pembimbing, kemudian penyusunan LTA mendapat surat

pengantar dari institusi pendidikan untuk diserahkan kepada

Bangkes Bangpol untuk mendapatkan persetujuan untuk diteruskan

menyusun LTA.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memenuhi etika penelitian

sebagai berikut:

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Lembar persetujuan sebagai responden diberikan pada saat

pengumpulan data. Bertujuan agar responden mengetahui

tujuan, manfaat, prosedur intervensi dan kemungkinan dampak

yang terjadi selama penelitian. Jika responden bersedia maka


44

responden menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika

responden menolak untuk diteliti maka peneliti menghargai hak

- hak tersebut.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Nama pasien yang menjadi responden tidak perlu dicantumkan

pada hasil dokumentasi. Peneliti cukup memberikan kode pada

hasil dokumentasi yang berupa asuhan kebidanan persalinan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden

dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus


45

Gambaran umum lokasi status kasus Rumah Sakit Umum Sumbawa

merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat

yang beralamatkan Jl. Garuda No, 5. Berang biji, Kec. Sumbawa,

Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Rumah Sakit Sumbawa ini sendiri memiliki beberapa sarana dan

prasarana yaitu ambulans IGD, apotek, bandara ruang bersalin

ruang operasi, gizi, ruang rekam medik, medical check up, bidan

dan perawat dokter umum terdapat penunjang medis seperti

laboratorium, radiologi, USG, echocardiografi, MRI, fisioterapi,

laparoskopi, endoskopi, kolonoskopi hemodialisia. Adapun

pelayanan rawat jalan poli umum, poli gigi, penyakit dalam,

kandungan, spesialis anak, spesialis bedah, spesialis jantung,

spesialis mata, spesialis THT, spesialis paru, urologi, kejiwaan

syaraf, dan penyakit kulit dan kelamin. Rawat Inap pasien seperti

perawatan khusus dan intensif ( ICU/CCU/NICU/PICU/HCU) dan

ruangan perawatan umum Adapun jumlah SDM sebanyak 497

orang, dengan ketersediaan perawat sebanyak 190 orang, bidan

sebanyak 40 orang, dan dokter sebanyak 42 orang. Sementara

untuk fasilitas sarana di ruang Nifas di RSUD Sumbawa yang

tersedia dalam penanganan preeklamsia berat pada ibu nifas yaitu

diantaranya MgSO4, cairan ringer laktat, spuit 10 cc, kateter, urinal

bag, ceftriaxone, pos sempel tempat urine, protein tes, leaflet, buku

KIA, lembar pengkajian, sap, dan informed consent, kemudian untuk

prasarana di ruangan nifas kelas 3 dengan 10 bed pasien yang


46

tersedia di dalam ruangan.

Peneliti melakukan studi kasus di RSUD Sumbawa ini mulai

tanggal 11 Agustus 2022 – 13 Agustus 2022.

Kunjungan dilakukan di ruang nifas selama 3 hari peneliti memilih

kasus ibu Postpartum SC dengan preeklamsia berat.

2. Gambaran subjek

Responden dalam studi kasus ini adalah Ny. J umur tahun 45 Tahun

P3A0H2 ibu nifas dengan Postpartum SC dengan preeklamsia berat.

tekanan darah responden selama diberikan asuhan dari yang awalnya

200/150 mmhg menjadi 110/70 mmhg. nadi Ibu normal yaitu 80x/menit

sampai 100x/ menit, serta Ibu tidak pernah mengalami demam dengan

suhu ibu di antara 36,5⁰C, frekuensi napas Ibu teratur dari 18x/menit

sampai 20x/menit.

Kunjungan pertama dilakukan pada hari Kamis tanggal 11 Agustus

2022 pukul 20:00 WITA, kunjungan kedua pada hari jumat tanggal 12

2022 pukul 09.00 WITA, kunjngan ketiga pada hari jumat tanggal 12

Agustus 2022 pukul 21.00 WITA, kunjungan keempat pada hari sabtu

tanggal 13 Aguatus 2022 pukul 10.00 WITA, tindakan yang diberikan

mulai dari pemberian obat-obatan berupa infus RL 500 ml + drip

MgSO4 4 gram dengan 28 tpm, dan infus dektose 5% dengan 28 tpm,

injeksi ceftriaxone1 gr 2x1, injeksi ketrolac 30 mg 3x1, injeksi kalnex 50

mg 3x1, Mertronidazole infus 500 mg 2x1.

Pemberian obat oral berupa asam mefenamat 500 mg 3x1, chana 500

mg 3x1, Nipedipine 10 mg 1x1tab, Vit C 500 mg 2x1, asam


47

traneksamat 500mg 3x1 tab, furosemide 40mg 2x1 tab. Kemudian

untuk asuhan yang diberikan antara lain menjelaskan kepada Ibu

mengenai pentingnya nutrisi dan cairan bagi ibu, menjelaskan

pentingnya mobilisasi, menjelaskan kepada Ibu mengenai tanda

bahaya pada masa nifas, dan menjelaskan kepada Ibu teknik

menyusui yang baik dan benar.

3. Tinjauan Kasus

Hari /Tanggal Pengkajian : Kamis, 11 Agustus 2022

Waktu Pengkajian : 20.00 Wita

Tempat Pengkajian : Ruang Nifas

NO.RM : 189264

A. DATA SUBYEKTIF (S)

1. Identitas klien

Nama Klien : Ny “J” Nama Suami :Tn “S”

Umur : 45 Th Umur : 28 Th

Suku Bangsa : Samawa Suku Bangsa : Samawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Dusun Mekar Jaya, Labangka

2. Keluhan utama

Ibu nifas post SC hari ke 0 mengeluh pandangan kabur, pusing,

dan masih merasa nyeri bekas luka oprasi.


48

3. Riwayat perjalanan penyakit

Pasien MRS kiriman dari Puskesmas Labangka, melalui IGD

tanggal 11-08-2022 pukul 09.00 Wita dengan preeklamsia berat Ibu

mengatakan hamil anak ketiga, tidak pernah keguguran, hamil

cukup bulan, Tensi tinggi sejak hamil anak ke-2, HPHT :7-011-2021

,HTP:14-08-2022 , usia kehamilan 39-40 minggu, hasil pemeriksaan

didapatkan TD : 200/150 mmhg, N : 80 x/mnt, S : 36,5 ⁰C, RR : 20

X/mnt, Leopold l : teraba bokong pada fundus uteri, TFU 26 cm,

PPBJ: 2.325 gram, Leopard II : teraba punggung janin di sebelah

kanan perut ibu (PUKA), leopold lll : persentasi kepala, Leopold IV :

4/5 bagian sudah masuk PAP, letkep, VT 3cm, portio lunak, ketuban

+, kepala berada di H l, protein urine : +++, selanjutnya pasien

dipindah ke ruang VK untuk diobservasi keadaan umumnya dan

diberikan trapi MgsO4 namun Tekanan darah pasien tidak

mengalami penurunan sehingga dikonsulkan ke Dr SpOG dan

advice Dr untuk SC Cito, kemudian pasien dipindah pukul 11.50

Wita ke ruang IBS. Kemudian pasien masuk IBS tanggal 11-08-2022

pukul 12.00 Wita, di dalam ruang IBS tindakan yang dilakukan mulai

dari persiapan pasien untuk tindakan operasi SC kemudian

dilakukan anestesi SAB (spinal anatesi ubarachunoid blok) oleh

dokter, setelah operasi selesai pasien dipindah ke ruang Recovery

untuk observasi keadaan umum Ibu perdarahan, nadi, urine dan

tekanan darah. proses berlangsung dari jam 12.00 Wita sampai

12.50 Wita, bayi lahir pukul 12.40 Wita jenis kelamin laki-laki dengan
49

berat badan 2650 gram, panjang 49 cm, A-S : 7-8. pasien pindah ke

ruang nifas pada pukul 13.00 Wita tanggal 11-08-2022 dengan PEB,

sebelumnya ibu mengatakan telah melahirkan dengan cara operasi

sesar pada tanggal 11-08-2022 pukul 12.40 Wita, Ibu mengatakan

masih nyeri pada luka jahitan.

4. Tanda Bahaya

a. Pedarahan berlebhan pasca persalinan : Tidak ada

b. Tekanan darah tinggi (Preeklamsia Berat) : Ada, PU (+++)

c. Anemia pada ibu nifas : Tidak ada

5. Riwayat Kesehatan Dahulu

a. Jantung : Tidak Pernah

b. Hipertensi : Ada

c. Anemia Berat : Tidak Pernah

d. Tubercoosis : Tidak Pernah

e. Ginjal : Tidak Pernah

f. Diabetes Melitus : Tidak Pernah

6. Riwayat kesehatan sekarang

a. Jantung : Tidak Pernah

b. Hipertensi : Ada

c. Anemia Berat : Tidak Pernah

d. Tubercoosis : Tidak Pernah

e. Ginjal : Tidak Pernah

f. Diabetes Melitus : Tidak Pernah

7. Riwayat kesehatan keluarga


50

a. Jantung : Tidak Pernah

b. Hipertensi : Ada

c. Anemia Berat : Tidak Pernah

d. Tubercoosis : Tidak Pernah

e. Ginjal : Tidak Pernah

f. Diabetes Melitus : Tidak Pernah

8. Riwayat Perkawinan

a. Nikah : 2 kali

b. Istri menikah umur : 41 Th

c. Suami menikah umur : 24 Th

d. Lama pernikahaan : 4 Th

9. Riwayat Obstetri

a. Riwayat menstruasi

1) Menarche : 14 Tahun

2) Siklus : 28 hari

3) Lama : 7 hari

4) Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut/hr

5) Bau : Khas

6) Warna : Merah

7) Konsistensi : Cair

8) Keluhan : Tidak ada

9) Flour albus : Tidak ada

10) Kelainan : Tidak ada

b. Riwayat persalinan sekarang


51

1) Tanggal/jam persalinan : 11-08-2022/12.40 Wita

2) Penilong persalinan : dr. SpOG

3) Tempat persalinan : RSUD Sumbawa

4) Jenis persalinan : SC
5) Keadaan bayi

a) Berat Badan : 2650 gram

b) Panjang Badan : 49 cm

c) Jenis kelamin : laki - laki

d) Hidup/Mati : hidup

c. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan : Hipetensi

d. Robekan jalan lahir/episiotomi : Tidak ada

10. Riwayat psikososial

a. Konsumsi zat besi : ± 08 tablet

b. Konsumsi obat-obatan : Amlodipine, dan SF (pada saat hamil)

c. Kebutuhan nutrisi/diet

Makanan Selama hamil Selama nifas


Pukul : 22 : 00 wita Pukul : 17 : 00 wita
Kompisisi Nasi, sayur, lauk pauk Bubur, telur

Porsi 1 piring ½ mangkok, 1 butir


Pantangan Tidak ada Tidak ada
Masalah Tidak ada Tidak ada

Minuman Sebelum nifas Selama nifas


Pukul : 22.00 wita Pukul : 17.00 wita
Jenis Air putih Air putih

Banyaknya ± 250 ml ± 150 ml


Masalah Tidak ada Tidak ada
52

11. Pemberian ASI

IMD : Tidak dilakukan, karna bayi langsung dibawa keruang NICU untuk

di observasi.

12. Pola eliminasi

BAB Sebelum nifas Selama nifas


Pukul : 00.30 wita
Frekuensi 1 Kali Belum BAB
Konsistensi Padat -
Warna Kuning kecoklatan -
Kesuitan Tidak ada -

BAK Sebelum nifas Selama nifas


Pukul : 06.00 wita Pukul : 14.00 wita
Volume urine ± 60 cc ± 70 cc
Warna Kuning jernih Kuning kemerahan

13. Istirahat

Istirahat Sebelum nifas Selama nifas

Lama ± 1-2 jam ± 3-4 jam


Kesulitan Tidak ada Nyeri luka oprasi

14. Ketidaknyamanan nyeri

a. Lokasi : Abdomen (Sayatan SC Horizontal)

b. Intenstas : Sedang

c. Cara mengatasi nyeri : Mobilisasi dini


53

1) Mobilisasi dini

a) Miring kiri dan kanan : Ibu sudah melakukan pada 2

jam post partum

b) Duduk : Ibu sudah bisa pada 10 jam

post partum

c) Berdiri : Ibu sudah bias pada 24 jam post

partum

d) Berjalan : Ibu sudah bias pada 24 jam post

partum

15. Personal Hyigiene

a. Mandi : Belum

b. gosok gigi : Belum

c. Ganti pakaian : Belum

16. Hubungan seksual

a. Kenyamanan fisik : Belum siap

b. Kenyamanan emosional : Belum siap

17. Psikolog

a. Respon ibu terhadap diri sendiri : Ibu senang atas

keselamatan dirinya

b. Respon ibu terhadap bayi : Ibu merasa bangga

dengan dirinya dan atas

kelahiran bayinya

c. Respon keluarga terhadap ibu dan bayi : keluarga mengatakan

sangat bahagia atas keselamatan ibu dan bayi


54

18. Riwayat sosial ekonomi

a. Status perkawinan : sah

b. Lama perkawinan : 4 Th

c. Jumlah keluarga dalam satu rumah : 4 Orang

d. Rencana KB : Sudah dilakukan tindakan

MOW

B. DATA OBYEKTIF (O)

1. Keadaan umum : Baik keadaan

Emosi : Stabil

Kesadaran : Compasmentis

2. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 200/150 mmHg

b. Denyut nadi : 80 x/mmt

c. suhu tubuh : 36,6 ⁰C

d. pernapasan : 20 x/mnt

3. Antropometri

a. Tinggi badan : 159 cm

b. BB sebelum hamil : 62 kg

c. BB sekarang : 75,5 kg

d. Kenaikan BB : 13,5 kg

e. IMT : 24,8

f. Lila : 29 cm

4. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Bersih, distribusi rambut merata, tidak ada luka/lesi


55

dan tidak ada benjolan

b. Muka : tidak pucat dan tidak ada odema

c. Mata : konjungtiva merah muda dan sklera putih

d. Hidung : tidak ada polip dan cairan yang berbau

e. Telinga : tidak ada secret dan cairan yang berbau

f. Mulut dan gigi

bibir lembab, tidak ada lesi/luka dan caries gigi

g. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan Kelenjar

limfe, serta tidak ada bendungan vena jubularis

h.Payudara : Simetris, ariola hiperpigmentasi, puting susu

menonjol +/+, tidak ada nyeri tekan, benjolan dan

terdapat pada pengeluaran colostrum.

i.Abdomen : Terdapat Lukas operasi SC tertutup kassa, TFU

sepusat, kontaksi uterus baik dan kandung kemih

kosong

a. Ekstremitas atas dan bawah

kuku tidak pucat, ada odema, tidak ada varises, dan reflek

patella +/+

b. Pemeriksaan penunjang eksternal

labia mayor dan minor tidak ada luka/Lesi, lochea lubra,

perineum tidak ada luka/lesi

5. Pemeriksaan penunjang (11 Agustus 2022 pukul 09.15 Wita)


56

a . Darah

1) HB : 11,1 gr%

2) Golongan darah : O (+)

3) Leukosit : 11,1 103/µl

4) Trombosit : 188 103/µl

5) HBsAg : Negatif

b.Urine

1) Protein urine : +++

2) Reduksi : Negatif

c. Pemeriksaan penunjang lain

1) rapid tes :

C. ANAISA (A)

1. Interpretasi Data Dasar

Diagnosa : P 3A 0H 3 ibu nifas hari ke 0 dengan preeklamsia berat

Masalah : ketidaknyamanan nyeri akibat nyeri luka SC,

preeklampsia berat

Kebutuhan : mengajarkan Ibu cara mengurangi rasa nyeri dan

berikan penanganan pertama dengan memberikan

cairan MgSO4

1. Mengidentipikasi Diagnosa / Masaah potensial

Masalah : ketidaknyamanan akibat nyeri pada luka operasi dan

tingginya tekanan darah yang disertai proteinurea (+++)

Diagnosa potensial : Resiko terjadinya eklamsia


57

2. Kebutuhan Terhadap Tindakan Sgera

Pemberian MgSO4

D. PENATAAKSANAAN (P)

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, yaitu ibu dalan

keadaan baik, TD : 200/150 mmhg, N : 28x/mnt, RR : 20x/mnt,

S : 36,7⁰C

Ibu mengetahui tentang keadaannya

2. Mengetahui ibu cara mengurangi rasa nyeri bekas operasi

dengan melakukan mobilisasi Dini secara bertahap dimulai dari

menggerakkan kaki selanjutnya miring kiri kanan duduk, berdiri

dan berjalan

Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan mengikuti anjuran

3. Menjelaskan Ibu kebutuhan pada ibu nifas yaitu:

a. Nutrisi

ibu nifas diperbolehkan makan jika keadaan ibu baik atau

perut ibu tidak kembung, konsumsi makanan yang

mengandung tinggi zat besi seperti sayuran hijau, serta

protein hewani seperti telur, daging, ikan, dan sebagainya

fungsinya untuk mempercepat pemulihan luka post SC, dan

anjurkan ibu untuk mengurangi garam.

b. Eliminasi

BAK normal biasanya terjadi setiap 2 jam, BAB normal terjadi

3-4 jam apabila kesulitan BAB atau konstipasi lakukan diet

teratur, cukupi cairan serta konsumsi makanan yang berserat.


58

c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, dengan

beristirahat akan mengurangi stress sehingga dapat

mencegah peningkatan denyut jantung sehingga tekanan

darah akan stabil.

Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk kelola

preeklamsi berat yaitu dengan memberikan terapi obat pada

tanggal 11 Agustus 2022 pukul 14.00 Wita Adapun advicenya

sebagai berikut :

a. Terpasang infus RL 500 ml + drip MgSO4 40% 4 GR 28t tpm

(lanjutan asuhan sesuai advice dokter pada saat di ruang SC)

b. Injeksi Kalnex 500 mg secara intravena

Berikan 3 * 1 pukul 14.00, 21 : 00, samai 06 : 00 Wita

c. Metinidazole infus 500 mg 2x1 (secara IV) pukul 14 : 00 -

21.00 Wita

d. Obat oral yang diberikan sesuai advice dokter

1). Asam mefenamat 500 mg 3x1 pukul 14 : 15 dan 00 : 30

Wita

2) Fouresemide 40 mg 2x1 pukul 08 : 15 Wita dan 15 :15 Wita

3) Sf 300 mg dosis 1x1 pukul 23 : 15 Wita

4) Vitamin A 200.000 IU dosis 1x1 pukul 23.15 wita

5. Observasi input (cairan infus RL 500 ml dan MgSO4) dan output

(DC terpasang dengan urine tampung + 400 ml pukul 20.00 wita)


59

6. Memberitahu Ibu bahwa bayinya dipindahkan ke ruang nicu

untuk mendapatkan perawatan

Ibu mengetahui bayinya berada di nicu

7. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ll pada tanggal 12

Agustus 2022

Ibu bersedia untuk kunjungan ulang

Kunjungan II

Hari/tanggal : 12 Agustus 2023

Pukul : 09.30 wita

Tempat : Ruang Nifas

S: Subyektif

a. Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada luka oprasi

b. Ibu mengatakan sudah bias miring kiri dan kanan

c. Ibu sudah istirahat ± 5-6 jam

d. Ibu mengatakan belum BAB stelah oprasi, urine tampung sebanyak ±

500 ml.

e. Ibu mengatakan makan terakhir pukul 07.00 Wita.

O: Obyektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Cukup


60

b. Kesadaran : Compasmentis

c. Emosi : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

b. Tekanan darah : 150/90 mmHg

c. Pernafasan : 20X/menit

d. Nadi : 81X/menit

e. Suhu : 36,60C

3. Pemeriksaan fisik

a. Mata : Konjungtiva merah muda, seklera putih

b. Mulut dan gigi : Bibir lembab, tidak ada lesi/luka, dan caries

gigi

c. Payudara : Simetris, areola hiperpygementasi, putting

Susu menonjol dan terdapat pengeluaran

kolostrum

d. Abdomen : Terdapat bekas luka oprasi SC tertutup

kassa, TFU sepusat, kontraksi baik, dan

kandung kemih kosong.

e. Pemeriksaan genetalia eksterna

Labia mayor dan minor tidak ada luka/lesi, lochea rubra, perineum

tidak ada luka/lesi.

f. Pemeriksaan ekstremitas : Terdapat edema pada

ekstremiras bawah

A : Analisa

1. Interpretasi Data
61

Diagnosa : P3A0H3, Postpartum SC Hari ke 1 dengan

preeklamsia berat

Masalah : ketidaknyamanan akibat nyeri pada luka SC

Kebutuhan : Mengajarkan ibu cara mengurangi rasa nyeri

2. Identifikasi Diagnosa Potensial atau Masalah Potensial

Masalah : Ketidaknyamanan akibat nyeri pada luka

operasi, Protein urine (+++)

Diagnosa potensial : Resiko terjadinya eklamsia

3. Kebutuhan terhadap tindakan segera

Perawatan luka, dan pemberian obat penurun tensi sesuai advice

dokter.

P: Penatalaksannan Tgl/jam : 12-08-2022/09.35 WITA

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, yakni TD: 150/90

mmHg , Nadi : 81x/menit, suhu : 36,70C, Pernafasan : 20x/menit.

Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Menjelaskan kepada ibu mengenai keluhan yang dirasakan ibu yakni

nyeri perut pada luka operasi merupakan hal yang normal dialami ibu

post SC, hal ini dikarenakan terdapat luka bekas operasi yang

menimbulkan nyeri pada perut ibu.

Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

3. Meminta ibu untuk tetap mengonsusmi makanan yang dapat

menurunkan tekanan darah menurut NHLBI (2014) dan Beckerman

(2014) :

a. Makanan yang mengandung kalium :


62

Seperti kentang, brokoli, pisang bayam, mangga, kol, wortel,

nanas, tomat, melon, pisang, jeruk, stroberi, anggur, semangka,

yogurt, susu.

b. Makanan yang mengandung kalsium :

Susu rendah lemak, yogurt, tahu, tempe kacang-kacangan,

bandeng presto. 2.

c. Makanan yang mengandung magnesium :

Seperti beras terutama beras merah, ikan salmon, sayuran,

daging ayam tanpa kulit, kentang, sayuran berwarna hijau,

tomat, jeruk, wortel, lemon. Makanan yang mengandung serat :

beras merah, jeruk, belimbing, apel, sayuran. 3. Makanan yang

mengandung protein : Tahu, tempe, daging ayam tanpa kulit,

ikan, kacang-kacangan, yougurt, keju rendah lemak dan susu

Ibu mengerti dan bersedia untuk mengikuti anjuran yang

diberikan.

4. Meminta keluarga untuk tetap menjaga emosi ibu agar tekanan

darah ibu tetap setabil

Keluarga mengerti dan bersedia mengikuti anjuran

5. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya

Penanganan terapi sesuai advice dokter yakni :

a. Obat oral yang diberikan sesuai advice dokter :

6) Asam Mafenamat 500mg 3x1, pukul 07 :00 wita, 14 : 00 wita,

dan 22.00 wita.


63

7) Furosemide 40 mg 2x1, pukul 07.00 wita dan 14.00 wita

8) Nepedifine 10 mg 1x1, pukul 22.00 wita

9) Vitamin A 200.000 IU dosis 1x1, pukul 22.00 wita

b. Obat melalui IV yang diberikan sesuai advice dokter :

1) Injeksi kalnex 50 mg secara intravena (IV) diberikan 2x1,

pukul 08.00 wita, dan 16.00 wita

2) Injeksi katrolac 30 mg secara intravena (IV) diberikan 2x1,

pukul 08.00 wita, dan 16.00 wita

3) Metronidazole infus 500 mg 1x1,pukul 16.00 wita

6. Memberitau ibu untuk kunjungan selanjutnya 12 jam lagi yaitu

7. tanggal 12 Agustus 2022 pukul 21.30 WITA

I bu bersedia untuk kunjungan ulang.

Kunjungan Ill

Hari/tanggal : 12 Agustus 2022

Pukul : 21.30 wita


64

Tempat : Ruang Nifas

S: Subyektif

a. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada luka oprasi

b. Ibu mengatakan sudah istirahat ± 4 jam

c. Ibu mengatakan belum BAB stelah oprasi

d. Ibu mengatakan makan terakhir pukul 20.00 wita

e. Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya

O: Obyekif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Cukup

b. Kesadaran : Compasmentis

c. Emosi : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 140/90 mmHg

b. Pernafasan : 20X/menit

c. Nadi : 80X/menit

d. Suhu : 36,70C

3. Pemeriksaan fisik

a. Mata : Konjungtiva merah muda, seklera putih

b. Mulut dan gigi : Bibir lembab, tidak ada lesi/luka, dan caries

gigi
65

c. Payudara : Simetris, areola hiperpygementasi, putting

Susu menonjol dan terdapat pengeluaran

kolostrum

d. Abdomen : Terdapat bekas luka oprasi SC tertutup

kassa, TFU sepusat, kontraksi baik, dan

kandung kemih kosong.

e. Pemeriksaan genetalia eksterna

Labia mayor dan minor tidak ada luka/lesi, lochea rubra, perineum

tidak ada luka/lesi.

f. Pemeriksaan ekstremitas : Terdapat edema pada

ekstremiras bawah

A : Analisa

1. Interpretasi Data

Diagnosa : P3A0H3, Postpartum SC Hari ke 1 dengan

preeklamsia berat

Masalah : ketidaknyamanan akibat nyeri pada luka SC

Kebutuhan : Mengajarkan ibu cara mengurangi rasa nyeri

2. Identifikasi Diagnosa Potensial atau Masalah Potensial

Masalah : Ketidaknyamanan akibat nyeri pada luka

operasi, Protein urine (+++)

Diagnosa potensial : Resiko eklamsia

3. Kebutuhan terhadap tindakan segera

Perawatan luka, dan pemberian obat penurun tensi sesuai advice

dokter.
66

P: Penatalaksaan Tgl/jam :12-08-2022/21.35 wita

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu tekanan darah 140/90

mmHg, Nadi : 81x/m, Suhu : 36,6⁰C, Respirasi: 20 x/menit

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya

2. UP DC (Dower Catether)

Advice sudah dilakukan

3. Meminta ibu untuk tatap menjaga personal hygiene seperti

mengganti pembalut 3 x/ hari atau segera jika terasa lembab,

membersihkan kemaluan seperti biasa menggunakan air bersih,

mandi 2 x/hari agar ibu nyaman.

Ibu bersedia menjaga kebersihannya

4. memberikan tahu ibu cara mengurangi odema pada kaki ibu

Dengan cara : saat tidur posisi kaki ibu lebih tinggi dari pada

kepala, ketika ibu duduk di kursi jangan menggantungkan kaki, dan

berjalan-jalan.

Ibu bersedia melakukan anjuran yang telah disampaikan

5. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup agar ibu menjadi

lebih segar dan tenaga ibu cepat kembali pulih

Ibu bersedia mengikuti anjuran

6. Melakukan kolaborasi dengan Dokter SpOG mengenai tindakan

selanjutnya, yaitu :

a. Obat injeksi yang diberikan berupa :

1) Injeksi kalnex 50 mg secara intravena diberikan 3x1, pukul

00.00 wita, 08.00 wita, dan 17.00 wita


67

2) Injeksi ketorolac 30 mg secara intravena diberikan 3x1,

pukul 00.00 wita, 08.00 wita, dan 17.00 wita

3) Metronidazole infus 500 mg 2x1, pukul 04.00 wita dan 00.00

wita

b. Obat oral yang diberikan berupa :

1) Asam Mefenamat 500 mg dosis 3x1, pukul 07.00 wita,

14.00 wita dan pukul 22.00 wita

2) Nefedipine 10 mg 1x1, pukul 22.00 wita

3) SF 300 mg dosis 1x1, pukul 22.00 wita

4) Vitamin C 50 Mg 1x1, pukul 07.00 wita

7. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang 12 jam lagi yaitu tanggal

13 Agustus 2022, pukul 10.30 wita

Kunjungan IV

Hari/tanggal : 13 Agustus 2022

Pukul : 10.30 wita

Tempat : Ruang Nifas


68

S: Subyektif

a. Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan

b. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan nyeri bekas luka oprasi

c. Ibu mengatakan tidak merasakan tanda bahaya seperti pusing,

demam, penglihatan kabur, perdarahan, dll.

d. Ibu mengatakan makan terakhir pukul 08.00 wita

e. Ibu mengatakan sudah istirahat ± 8 jam

f. Ibu mengatakan masih belum bias BAB stelah operasi

g. Ibu mengatakan sudah bisa berjalan

h. Ibu mengatakan sudah mengelap badannya dan mengganti

pakaiannya.

O: Obyekif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compasmentis

c. Emosi : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

e. Tekanan darah : 110/70 mmHg

f. Pernafasan : 20X/menit

g. Nadi : 80X/menit

h. Suhu : 36,60C
69

3. Pemeriksaan fisik

g. Mata : Konjungtiva merah muda, seklera putih

h. Mulut dan gigi : Bibir lembab, tidak ada lesi/luka, dan caries

gigi

i. Payudara : Simetris, areola hiperpygementasi, putting

Susu menonjol dan terdapat pengeluaran

kolostrum

j. Abdomen : Terdapat bekas luka oprasi SC tertutup

kassa, TFU sepusat, kontraksi baik, dan

kandung kemih kosong.

k. Pemeriksaan genetalia eksterna

Labia mayor dan minor tidak ada luka/lesi, lochea rubra, perineum

tidak ada luka/lesi.

l. Pemeriksaan ekstremitas : Tidak terdapat edema pada

ekstremiras bawah

4. Pemeriksaan penunjang

Tanggal/jam : 13 Agustus 2022/09.00 WITA)

a. Protein urine : Positif (++)

b. Reduks : Negatif

A : Analisa

1. Interpretasi Data

Diagnosa : P3A0H3, Postpartum SC Hari ke 2 dengan

Post Partum

Masalah : Tidak ada


70

Kebutuhan : Tidak ada

P: Penatalaksaan Tgl/jam :12-08-2022/10.35 wita

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu tekanan darah 110/70

mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,6⁰C, Respirasi: 20 x/menit

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Konseling cara menyusui yang benar

SAP terlampir

Ibu mengerti cara menyusui yang baik dan benar

3. Penatalaksaan terapi sesuai advice dokter yakni :

a. Up infus : infus sudah dibuka

b. Rawat luka : luka jahitan masih basah, tidak ada tanda infeksi

c. Mengevaluasi perdarahan, kontraksi, dan involusio uteri : tidak

ada pendarahan berlebihan, kontaksi uterus baik, dan involusio

uteri baik

d. Memberikan terapi obat berupa : Asam Mefenamat 500 mg dosis

3x1, SF 300 mg dosis 1x1, Vitamin C 50 Mg 1x1, Furosemide

1x1, cefadroxyl 500 mg 3x1, channa 500 mg 2x1, amlodipine 10

mg 1x1.

Ibu sudah mengetahui keadaannya dan akan diperbolehkan

untuk pulang.

4. KIE Pulang

a. menganjurkan ibu untuk makan makanan yang rendah garam

dan protein tinggi


71

b. menganjurkan ibu untuk makan dan minum, serta istirahat yang

cukup

c. menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini

d. memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas yaitu : keluar darah

dari jalan lahir, demam tinggi dan penglihatan kabur.

5. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi, yakni

pada tanggal 20 Agustus 2022

Ibu mengerti dan bersedia kunjungan ulang.

A. Pembahasan

Pada pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan tentang pengaruh

asuhan kebidanan yang telah di berikan selama 4 kali kunjungan.

Adapun hasil setiap kunjungan yang di lakukkan adalah sebagai

berikut :

Tabel Data Subyektif dan Obyektif

No Kunjungan Data Subjektif Data Objektif

1 I a. Ibu Post Partum SC Pemeriksaan fisik umum


11/08/22 mengatakan telah didapatkan KU ibu baik,
Post melahirkan dengan cara kesadaran compasmentis, TTV,
Partum oprasi SC, pada tanggal 11- TD : 200/150 mmHg, N:
hari ke 0 08-2022 pukul 12.40 wita. 80x/mnt, S: 36,7oC, RR:
72

b. Ibu mengatakan hamil 21x/mnt, pemeriksaan fisik


ketiga, tidak pernah terdapat odema pada
keguguran, hamil cukup ekstremitas bawah, luka oprasi
bulan, tensi tinggi sejak tertutup kasa, TFU sepusat,
hamil ke 2 pemeriksaan penunjang protein
c. Ibu mengatakan masih nyeri urine (+++), antigen: negative
pada luka oprasi SC.
d. Ibu mengatakan
penglihatannya agak sedikit
kabur
e. Ibu mengatakan belum
pernah BAB setelah
operasi, urine tampung ±
400ml

2 II Pemeriksaan umum didapatkan


12/08/22 a. Ibu mengatakan sudah bias KU ibu baik, kesadaran
post compasmentis, tekanan darah :
partum SC miring kiri dan kanan 150/90 mmHg, nadi : 81 ×/m,
hari ke 1 suhu : 36,6 ˚C, Respirasi : 20
b. Ibu sudah istirahat ± 5-6 jam ×/m, pemeriksaan dalam batas
normal, kandung kemih kosong,
c. Ibu mengatakan belum BAB terdapat odema pada
ekstremitas bawah
stelah oprasi, urine

tampung sebanyak ± 500

ml.

d. Ibu mengatakan makan

terakhir pukul 07.00 Wita.

3 12/08/202 a. Ibu mengatakan masih Pemeriksaan umum didapatkan


2 post merasakan nyeri pada luka KU ibu baik, kesadaran
partum SC oprasi compasmentis, tekanan darah :
hari ke 1 b. Ibu mengatakan sudah 140/90 mmHg, nadi : 80 ×/m,
istirahat ± 4 jam suhu : 36,7 ˚C, Respirasi : 20
c. Ibu mengatakan belum BAB ×/m, pemeriksaan dalam batas
setelah melahirkan normal, kandung kemih kosong,
d. Ibu mengatakan makan terdapat odema pada
terakhir pukul 20.00 wita ekstremitas bawah, jahitan
e. Ibu mengatakan sudah masih basah, terdapat
menyusui bayinya pengeluaran lochea rubra
73

4 12/08/202 a. Ibu mengatakan sudah tidak Pemeriksaan umum didapatkan


2 post ada keluhan KU ibu cukup, kesadaran
partum SC b. Ibu mengatakn sudah tidak compasmentis, tekanan darah :
hari ke 2 merasakan nyeri bekas luka 110/70 mmHg, nadi :80 ×/m,
oprasi suhu : 36,7 ˚C, Respirasi : 20
c. Ibu mengatakan tidak ×/m, pemeriksaan dalam batas
merasakan tanda bahaya normal, kandung kemih kosong,
seperti pusing, demam, tidak terdapat odema pada
penglihatan kabur, ekstremitas bawah, luka jahitan
perdarahan dll masih basah, terdapat
d. Ibu mengatakan makan pengeluaran lochea rubra,
terakhir pukul 08.00 wita pemeriksaan penunjang protein
e. Ibu mengatakan istirahat ± 8 urine (++)
jam
f. Ibu mengatakan masih
belum bisa BAB setelah
oprasi
g. Ibu mengatakan sudah bisa
berjalan
h. Ibu mengatakan sudah
mengelap badannya.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada responden, Ibu mengeluh nyeri

pada luka operasi dan Ibu merasakan tanda bahaya seperti penglihatan

dan kabur dll. Pada saat pemeriksaan fisik, ditemukan odema pada

ekstremitas bawah ibu. Kemudian pada pemeriksaan tanda-tanda vital

didapatkan tekanan darah syistole yakni 200 dan siastole 150 mmHg. Dan

dalam pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil protein urine + 3.

Menurut Handayani & Muliati, 2017 preeklamsi Berat adalah suatu

komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110

mmHg atau lebih disertai protein urine dan edema pada kehamilan 20

minggu atau lebih. Menurut chuningham 2016 dan Damayanti 2017, tanda

dan gejala preeklamsia yaitu tekanan darah sekurang-kurangnya syistole


74

160 mmHg dan diastole 110 mmHg pada dua kali pemeriksaan berjarak

15 menit menggunakan lengan yang sama, dan terdapat odema. Edema

adalah penimbunan cairan secara umum dan kelebihan cairan dalam

jaringan tubuh dan biasanya diketahui dari kenaikan berat badan serta

pembengkakan pada kaki, jari-jari tangan, dan muka atau pembengkakan

pada ekstremitas dan muka. Serta pada pemeriksaan laboratorium

terdapat protein urine 5 g/L dalam 24 jam atau >+- protein urin diptick.

Pada pasien tersebut didapatkan faktor risiko penyebab saat sebelum

hamil. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati di dkk

menunjukkan adanya hubungan riwayat hipertensi sebelum hamil dengan

pre eklampsia dalam kehamilan titik hasil penelitian ini sejalan dengan

peneliti dengan faktor-faktor berhubungan dengan terjadinya pre

eklampsia berat pada ibu bersalin. Menurut Sudarman dkk, salah satu

factor prediposisi pre-Eklamsia berat ialah riwayat hipertensi, penyakit

hipertensi vascular sebelumnya, hipertensi esensial titik hipertensi yang

diderita sebelum kehamilan mengakibatkan gangguan atau kerusakan

pada organ-organ tubuh. Kehamilan itu sendiri membuat berat badan naik

sehingga dapat mengakibatkan gangguan atau kerusakan yang lebih

parah, yang ditunjukkan dengan edema dan proteinuria. (Tendean &

Wagey, 2021) Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu penyebab

terjadinya preeklamsia adalah mempunyai dasar penyakit vascular,

hipertensi atau diabetes melitus. (Sastrawinata et al., 2017)

Menurut (Sastrawinata et al., 2017) gejala subjektif dan kondisi yang

menunjukkan preeklamsia berat meliputi sakit kepala yang hebat, sakit di


75

ulu hati, gangguan penglihatan pada kaki, jari-jari tangan, dan muka.

Menurut prawihadjo 2010, pre eklampsia berat ialah preeklamsia dengan

tekanan darah >160 mmHg dan tekanan darah diastolik >110 mmHg

disertai proteinuria lebih dari 5g/24 jam.

Tabel 4.2 Assesment

No Kunjungan Diagnosa/Masalah/Kebutuhan Masalah/Diagnosa


Potensial/Tindakan
segera

1 I Diagnosa : P3A0H3, Post SC Masalah :


11/08/2022 Hari ke-0 dengan ketidaknyamanan akibat
Post nyeri pada luka operasi
partum SC Preeklamsia Berat. dan tingginya tekanan
hari ke-0 Masalah : ketidaknyamanan darah yang disertai
nyei akibat luka SC, protein urine (+++).
Diagnosa Potensial :
Impending Preeklamsia Berat.
Resiko terjadinya
Kebutuhan : mengajarkan ibu eklamsia, dan infeksi luka
cara mengurangi rasa nyeri, oprasi.
Tindakan segera :
berikan penanganan pertama
kolaborasi dengan dokter
dengan pemberian cairan RL SpOG
500 ml drip MgSO4.

2 II Diagnosa : P3A0H3 Post SC Masalah :


12/08/2022 hari ke 1 dengan preeklamsia ketidaknyamanan akibat
Post berat. nyeri pada lika operasi
partum SC Masalah : ketidaknyamanan yang disertai proteinuria
hari ke- 1 nyeri pada luka bekas operasi (PEB).
Kebutuhan : menjelaskan Diagnosa potensial :
cara untuk mengurangi rasa resiko terjadinya
nyeri eklamsia dan infeksi luka
oprasi.
Tindakan segera :
kolaborasi dengan dokter
SpOG
76

3 III Dia gnosa : P3A0H3 Post SC Masalah :


12/-8/2022 hari ke-1 dengan Preeklamsia ketidaknyamanan akibat
Post SC berat nyeri pada luka bekas
hari ke-1 Masalah : Masih terasa nyeri operasi yang disertai
pada luka bekas operasi Proteinuria (PEB).
Kebutuhan : mengajarkan ibu Diagnose Potensial :
cara untuk menghilangkan Resiko terjadinya
nyeri eklamsia dan infeksi luka
operasi.
Tindakan segera :
Kolaborasi dengan dokter
SpOG

4 IV Diagnosa : P3A0H3 Post SC Masalah : Tidak ada


13/08/2022 hari ke 2 dengan post SC Diagnosa potensial :
Post SC normal Tidak ada
hari ke-2 Masalah : Tidak ada Tindakan segera : Tidak
Kebutuhan : Tidak ada ada

Preeklampsia merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan


tekanan darah dan proteinuria yang muncul di trimester kedua kehamilan
yang selalu pulih di periode postnatal. Preeklamsia dapat terjadi pada
masa antenatal, internatal, dan postnatal (Roboson dan Jason, 2012).
Menurut Fatmawati 2017, preeklamsia berat diklasifikasikan menjadi
impending eklampsia dan tana impending eklampsia. Impending
eklampsia adalah kondisi pre eklampsia berat dengan gejala nyeri kepala
hebat, muntah nyeri epigastrum dan kenaikan tekanan darah yang
progresif.

Menurut WHO preeklamsia berat negara maju angka kejadian


preeklampsia berat berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Menurut
World Health Organization (WHO) menyatakan angka kejadian
preeklamsia berkisar antara 0,51% - 38,4% sedangkan Angka kejadian di
Indonesia sekitar 3,4%- 8,5% (Bradja, 2020).
77

Penyebab lainnya preeklamsia setelah persalinan mengalami


beberapa gangguan pertumbuhan serta perkembangan plasenta yang
menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah pada ibu nifas
sehingga menyebabkan timbulnya gejala-gejala hipertensi dan penyakit
penyerta lain sebagai pasca persalinan (Sofian, 2013).

Menurut Kemenkes RI Tahu 2018, Angaka Krmatian Ibu di Indonesia


secara umum terjadi penurunan dari 390 menjadi 305 per 100.000
kelahiran hidup, penyebab kematian ibu, angka kematian ibu disebabkan
karena perdarahan mencapai 38,24% (111,2 per 100.000 kelahiran
hidup), Pre Eklamsia Berat 26,47% (76,97 per 100.000 kelahiran hidup),
akibat penyakit bawaan 19,41% (56, 44 per 100.000 kelahiran hidup), dan
infeksi 5,88% (17,09 per 100.000 kelahiran hidpu), (Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan laporan dari provinsi, jumlah kasus kematian ibu di


Provinsi NTB selama tahun 2020 adalah 122 kasus. Angka kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan 38 kasus, 31 kasus disebabkan oleh
hipertensi dalam kehamilan, 8 kasus di sebabkan oleh infeksi, 11 kasus
karena gangguan system peredaran darah (jantung, stroke, dll), 10 kasus
karena gangguan metabolik (Diabetes Melitus, dll) dan 24 kasus oleh
penyebab lain-lain. (Dewi, 2018).

Berdasarkan laporan tahunan RSUD Sumbawa pada tahun 2021 bulan


januari sampai 4 desember ditemukan kasus ibu nifas dengan
Preeklamsia berat sebanyak 134 dari 3.246 pasien nifas (RSUD
Sumbawa, 2021).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sarwono (2008), umur 20-30


tahun adalah periode paling aman untuk hamil atau melahirkan, akan
tetapi di negara berkembang sekitar 10%-20% bayi dilahirkan dari ibu
remaja yang sedikit lebih besar dari anak anak. Padahal dari satu
penelitian ditemukan bahwa 2 tahun setelah menstruasi yang pertama
Seorang Wanita Masih Mungkin mencapai pertumbuhan panggul antara 2
-7% dan tinggi badan 1%. Faktor umur berpengaruh terhadap terjadinya
preeklampsia/eklampsia, umur wanita remaja pada kehamilan pertama
78

atau nulipara umur belasan tahun (umur muda kurang dari 20 tahun) lebih
beresiko menderita preeklamsia/eklampsia.

Menurut Raharja (2012), menyebutkan usia >20 tahun beresiko 1,6 kali
lebih tinggi terjadi kematian dikarenakan preeklamsia, usia >35 tahun
mempunyai risiko 1,2 kali dan untuk usia 20-35 tahun mempunyai risiko
jerjadinya kematian karena preeklamsia adalah 0,87 kali. Menurut Alkaff,
dkk (2008) menyebutkan dari 6726 persalinan didapatkan kasus
preeklamsia sebanyak 926 kasus (13,77%). Usia Ibu risiko tinggi (<20
tahun dan >35 tahun) meningkatkan risiko dibandingkan dengan usia 20-
35 tahun.

Terdapat bukti bahwa preeklamsia merupakan penyakit yang


diturunkan, Penyakit ini sering ditemukan pada anak wanita dari ibu
penderita preeklamsia atau mempunyai riwayat preeklamsia/eklampsia
dalam keluarga.

Faktor ras dan genetik merupakan unsur yang penting karena


mendukung insiden hipertensi kronis yang mendasari. Kami menganalisa
kehamilan pada 5.622 nulipara yang melahirkan di rumah sakit parkland
dalam tahun 1986, dan 18% wanita kulit putih, 20% wanita Hispanik serta
22% wanita kulit hitam menderita hipertensi yang memperberat kehamilan
(Cuningham dan Levano, 1987). Insiden hipertensi dalam kehamilan untuk
multipara adalah 6,2% pada kulit putih, 6,6% pada Hispanik, dan 8,5%
pada kulit hitam, yang menunjukkan bahwa wanita kulit hitam lebih sering
terkena penyakit hipertensi yang mendasari titik separuh lebih dari
multipara dengan hipertensi juga menderita proteinuria dan karena
menderita superimposed preeklamsia titik kecenderungan untuk
preeklamsia-eklampsia akan diwariskan. Chesley dan Coper(1986)
mempelajari saudara, anak, cucu dan menantu perempuan dari wanita
penderita eklampsia yang melahirkan di Margareth Hague Maternity
Hospital salam jangka waktu 49 tahun, yaitu dari tahun 1935 sampai 1984.
Mereka menyimpulkan bahwa preeklamsia-eklamsia bersifat sangat
diturunkan, dan bahwa model gen-tunggal dan frekuensi 0,25 paling baik
79

untuk menerangkan hasil pengamatan ini Namun demikian, pewarisan


multi faktorial juga dipandang mungkin.

Tabel 4.5 INTERVENSI

Kunjungan Hari / Intervensi Evaluasi


tanggal

I 11/08/2022 a. Memberitahu ibu tentang a. Ibu sudah


Post hasil pemeriksaan fisik mengetahui
Partum SC dan tanda-tanda vital hasil
hari ke-0 yaitu ibu dalan keadaan pemeriksaann
baik, TD : 200/150 ya.
mmhg, N : 28x/mnt, RR : b. Ibu mengerti
20x/mnt, S : 36,7⁰C, penjelasan
terdapat odema pada bidan dan
ekstremitas bawah. akan
b. Meberitahu ibu cara mengikuti
mengurangi rasa nyeri anjuran
bekas operasi dengan c. Ibu mengerti
melakukan mobilisasi penjelasan
Dini bidan dan
c. Menjelaskan Ibu akan
kebutuhan pada ibu nifas. mengikuti
d. Melakukan kolaborasi anjuran
dengan dokter SpOG d. Kolaborasi
untuk kelola preeklamsi sudah
berat yaitu : dilakukan,
- Pemberian MgSO 4, trapi obat dan
untuk obat anti kejang cairan sudah
yakin 6 gr drip larutan diberikan
RL 500 mg sebanyak
28 tpm sampai 24 jam
post partum
- Terapi obat IV yaitu
kalnex 3x1,
Ceftriaxone 2x1,
Ketrolac 3x1,
Metonidazole 2x1 (sisa
tindakan pre sc)
80

- Terapi obat oral yaitu :


asam mefenamat 3x1,
furosemide 2x1, SF
1x1, Vitamin A 1x1.

II 12/08/2022 a. Memberitahu ibu tentang a. Ibu


Post hasil pemeriksaan, yakni mengetahui
Partum SC TD: 150/90 mmHg , Nadi hasil
hari ke-1 : 81x/menit, suhu : pemeriksaann
36,70C, Pernafasan : ya
20x/menit b. Ibu mengerti
b. Menjelaskan kepada ibu penjelasan
mengenai keluhan yang yang
dirasakan ibu diberikan
c. Meminta ibu untuk tetap c. Ibu mengerti
mengonsusmi makanan penjelasan
yang dapat menurunkan yang
tekanan darah diberikan dan
d. Meminta keluarga untuk bersedia
tetap menjaga emosi ibu mengikuti
agar tekanan darah ibu anjuran
tetap setabil d. Keluarga
e. Melakukan kolaborasi mengerti dan
dengan dokter untuk bersedia
tindakan selanjutnya mengikuti
yaitu pemberian obat IV : anjuran
- Kalnex 3x1, ketorolac e. Kolaborasi
3x1, Metonidazole 3x1 sudah
dilakukan dan
Pemberian obat oral : ibu sudah
- Asam mefenamat 3x1, mendapat
Furosemide 2x1, terapi obat
Nepedifine 1x1, sesuai advice
Vitamin A 1x1 dokter.

III 12/08/2022 a. Memberitahu ibu hasil a. Ibu sudah


Post pemeriksaan yaitu mengetahui
Partum SC tekanan darah 140/90 hasil
hari ke-1 mmHg, Nadi : 81x/m, pemeriksaann
Suhu : 36,6⁰C, Respirasi: ya
20 x/menit b. Advice sudah
81

b. UP DC (Dower Catether) dilakukan


c. Meminta ibu untuk tatap c. Ibu bersedia
menjaga personal menjaga
hygiene kebersihanny
d. memberikan tahu ibu cara a
mengurangi odema pada d. Ibu bersedia
kaki ibu melakukan
e. Menganjurkan ibu untuk anjuran yang
beristirahat yang cukup telah
f. Melakukan kolaborasi disampaikan
dengan Dokter SpOG e. Ibu bersedia
mengenai tindakan mengikuti
selanjutnya, yaitu : anjuran
Pemberian obat oral : f. Kolaborasi
- Asam Mefenamat 3x1, sudah
Nefedipine 1x1, F 1x1, dilakukan dan
Vitamin C 1x1 ibu sudah
mendapat
Pemberian obat secara IV terapi obat
- kalnex 3x1, ketorolac sesuai advice
3x1, Metronidazole dokter.
infus 2x1

IV 13/08/2022 a. Memberitahu ibu hasil a. Ibu sudah


Post pemeriksaan yaitu mengetahui
Partum SC tekanan darah 110/70 hasil
hari ke-2 mmHg, Nadi : 80x/menit, pemeriksaann
Suhu : 36,6⁰C, Respirasi: ya
20 x/menit b. Ibu sah
b. Konseling cara menyusui mengerti cara
yang benar menyusui
c. Penatalaksaan terapi yang baik dan
sesuai advice dokter benar
yakni : c. Penatalaksan
1) Up infus aan sesuai
2) Rawat luka davice dokter
3) Mengevaluasi sudah
perdarahan, kontraksi, dilaksanakan
dan involusio danIbu sudah
4) Memberikan terapi mengetahui
obat berupa : Asam keadaannya
Mefenamat 500 mg serta akan
82

dosis 3x1, SF 300 mg diperbolehkan


dosis 1x1, Vitamin C untuk pulang
50 Mg 1x1, d. Ibu mengerti
Furosemide 1x1, dan bersedia
cefadroxyl 500 mg kunjungan
3x1, channa 500 mg ulang
2x1, amlodipine 10 mg
1x1.
d. Mengingatkan ibu untuk
kunjungan ulang 1
minggu lagi, yakni pada
tanggal 20 Agustus 2022

Preeklamsia adalah penyakit yang timbul sesudah Minggu ke 20 yang


diketahui dengan timbulnya hipertensi, proteinuria, atau edema pada
seorang gravida yang tadinya normal. Jika tidak diobati atau tidak
terputus oleh persalinan, dapat menjadi eklamsi. Sehingga diperlukan
beberapa tindakan yang sesuai dengan diagnosa atau masalah yang
dialami oleh responden.

Berdasarkan kasus tersebut asuhan yang diberikan pada responden di


RSUD Sumbawa sesuai dengan advice dokter yakni : pemberian cairan
infus RL 500 ml+ Drip oxytosine 1 ampul, dan infus RL 500 ml + drip
MgSO4 4 gr 28 tpm, injeksi ceftriaxone 1 gr 1x1, injeksi katrolac 30 mg
3x1, i jeksi kalnex 50mg 3x1, dan metronidazole infus 500mg 2×1. Untuk
obat oral berupa : cefadroxil 500mg 3x1 tab, metronidazole 500mg 2x1,
amlodipine 10 mg 1x1,asam mafenamat 500mg 3x1 tab.

Menurut maternity et all (2016), penatalaksanaan dosis pemeliharaan


post partum dengan preeklamsia berat :

Lanjutkan dengan 6 gram MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) larutkan


dalam 500 ml Ringer Laktat selama 6 jam 28 tpm sampai 24 jam post
partum atau sampai kejang berakhir, teruskan terapi anti hipertensi jika
tekanan diastolik >110 mmHg dan lakukan pemantauan urine. Terminasi
preeklamsia pada ibu nifas post secito sesarea menurut Dr. Daliman
83

(2019) :

a. Pantau periode oliguria setiap 6 jam Setelah post partum


b. Berikan magnesium sulfat, dilanjutkan selama 24 jam pasca
postpartum
c. Kontrol peningkatan tekanan darah dengan protap dokter seperti obat
penurun tekanan darah nifedipine atau labelatol pasca persalinan.
d. Jika pasien dipulangkan dengan pengobatan tekanan darah, penilaian
ulang dan pemeriksaan tekanan darah paling lambat 1 minggu setelah
dipulangkan.
e. Kecuali jika seorang wanita memiliki hipertensi kronis yang tidak
terdiagnosis, dalam kebanyakan kasus preeklamsia, tekanan darah
akan kembali ke baseline sekitar 12 minggu pasca persalinan.
f. Preeklamsia berulang yang dapat berkembang hingga 4 Minggu
pasca persalinan dan untuk eklampsia 6 minggu. Selama masa nifas
di hari ke-1 sampai 28 hari, Ibu harus mewaspadai munculnya gejala
preeklamsia jika keadaan bertambah berat bisa terjadi eklampsia,
dimana kesadaran hilang dan tekanan darah meningkat tinggi sekali,
akibatnya pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi odema paru paru
yang memicu batuk berdarah. Semuanya ini bisa menyebabkan
kematian (Anggraini,2010).
g. Adapun penyebab protein urea tetap dan tekanan darah meningkat
dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan
pada glomerulus. Serta, penyebab lainnya preeklamsia setelah
persalinan mengalami beberapa gangguan pertumbuhan serta
perkembangan plasenta yang menyebabkan kerusakan endotel
pembuluh darah pada ibu nifas sehingga menyebabkan timbulnya
gejala-gejala hipertensi dan lain sebagainya pasca persalinan
(Sofian,2013).
Melihat kondisi responden, maka peneliti menyimpulkan bahwa tidak
ada Kesenjangan antara praktek atau keluhan pasien dengan teori
yang sudah ada.
84

B. Keterbatasan

Keterbatasan dalam studi kasus ini adalah saat melakukan asuhan

dan melakukan penjelasan dengan keluarga pasien terkait kebutuhan

pasien, keluarga tidak sepenuhnya mempercayai penulis dalam

memberikan asuhan belum mampu. Sehingga penulis mengalami sedikit

kesulitan dalam memberikan asuhan terhadap pasien namun setelah

dilakukan konseling dan pendekatan dengan keluarga dan meyakinkan

keluarga bahwa tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur

rumah sakit sehingga keluarga setuju dan percaya dengan asuhan yang

diberikan oleh penulis.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
85

Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny. J

dengan menggunakan metode SOAP, dengan mengevaluasi keadaan

umum Ibu serta mengobservasi TTV pada ibu, maka peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Melakukan pengkajian data dasar dari pengkajian data subyektif

yang dilakukan peneliti memperoleh data suyektif bahwa pasien

Ny.J 45 tahun sebelumnya mengalami riwayat preeklamsia berat

pada saat kehamilan kedua. Pada tanggal 11-08-2022 pukul 09.00

Wita ibu datang ke IGD ponek RSUD Sumbawa rujukan dari

Puskesmas Labangka, dengan keluhan pandangan kabur, pusing,

dan lemas, dan dari pengkajian data obyektif yang dilakukan

Peneliti memperoleh data obyektif bahwa Ny.J keadaan umumnya

cukup, tekanan darah : 200/150 mmHg, Nadi : 80x/menit, Respirasi

: 21x/menit, Suhu : 36,7⁰C. Untuk pemeriksaan fisik didapatkan

odema pada ekstremitas bawah, refleks patella +/+, pemeriksaan

penunjang didapatman protein urine Ibu positif (+++)

2. Mengidentifikasi data dasar dari hasil pengkajian data peneliti

menegakkan diagnosa bahwa responden dengan ibu nifas

preeklamsia berat

3. Diagnosa potensial pada Ny.J yaitu bisa terjadi potensi Eklampsia

4. Tindakan segera yang dilakukan yaitu peneliti untuk mencegah

masalah potensial adalah melakukan protaf preeklamsia berat

dengan memberikan obat-obatan untuk mencegah terjadinya

kejang pada ibu dan mengevaluasi keadaan umum.


86

5. Perencanaan yang dilakukan peneliti untuk kunjungan adalah

sebagai berikut :

a. Kunjungan 1

1) Lakukan informed consent pada ibu

2) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

3) Melakukan vulva hygiene

4) Meminta ibu untuk mengonsumsi makanan yang dapat

menurunkan tekanan darah

5) Menjelaskan ibu untuk istirahat yang cukup

6) Berikan cairan RL drip Mgso4 40% 6 gram selama 24 jam

PostPartum

a. Kunjungan ll
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2) Meminta ibu untuk mengonsumsi makanan yang dapat
menurunkan tekanan darah
3) Meminta keluarga untuk tetap menjaga emosi ibu agar
tekanan darahnya tetap stabil
4) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang selanjutnya 12 jam
kmudian, yaitu tanggal 12 Agustus 2022 pukul 21.30 WITA
b. Kunjungan lll
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2) Meminta ibu untuk tetap menjaga personal hygiene
3) Meminta ibu untuk mengonsumsi makanan yang dapat
menurunkan tekanan darah
4) Meminta ibu untuk istirahat yang cukup
5) Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang12 jam lagi
6) Diberikan trapi obat : Nefadifine 3x1 10 mg, kaltropen sup,
cairan RL drip Analgetik, Catrolac 2xl, dan keren 2xl
87

c. Kunjungan IV
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2) Memberitahu ibu untuk tetap menjaga agar tekanan
darahnya agar tetap setabil
3) Up infus
4) lakukan perawatan luka Post SC
5) diberikan trapi obat yaitu : Cefadroxil 2x1, SF 1x1, dan
Vitamin C 3X1
6) Kolaborasi dengan dokter SpoG sbelum diberikan pulang

6. Implementasi dari setiap kunjungan yang di lakukan yaitu :


a. Kunjungan l

1) memberitahu prosedur tindakan dan responden bersedia


untuk dilakukan tindakan pada studi kasus ini

2) Menanyakan keluhan ibu saat ini, Ibu mengatakan pusing,


penglihatan kabur, serta tidak ada nyeri pada epigastrum
(impending preeklamsia berat)

3) Melakukan pemeriksaan TTV, didapatkan hasil TD : 200/150


mmHg, Nadi : 80×/mnt, pernapasan: 20 x/mnt

4) Melakukan pemeriksaan laboratorium protein urine positif


(+++)

5) Melakukan asuhan ibu nifas dengan PEB

6) Melakukan pemasangan infus RL, serta diberikan 6 gr dalam


larutan RL 500 ml

7) Melakukan observasi TTV 2 jam post partum SC tanggal 11


Agustus 2022 pukul 15.00 WITA TD : 200/150 mmHg, N :84
x/mnt, RR : 20 x/mnt serta jumlah urine 400 cc kontraksi
uterus baik perdarahan normal.
88

b. Kunjungan ll
1) Memberitahu pasien hasil dari pemeriksaan fisik pemeriksaan
TTV didapatkan hasil TD : 150/90 mmHg, N : 81 x/mnt, RR :
20x/mmt, S : 36,7⁰ C
2) Melakukan rawat luka operasi pada pasien post operasi
3) Menganjurkan makan makanan bergizi pada ibu nifas dengan
preeklamsia berat yaitu bisa dengan menghindari makanan
yang mengandung tinggi garam
4) Memberikan terapi obat sesuai advice dokter
Obat-obatan : Amoxcilin 500 mg 3x1, Asmet 3x1,SF 1x1, dan
Nefedipine 10 mg 1x1
5) Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang besok
c. Kunjungan lll
1) Mengatakan masih merasakan nyeri pada luka operasi dan
ibu mengatakan tidak merasakan ada tanda bahaya seperti
pusing, demam, penglihatan kabur, perdarahan, dll
2) melakukan pemeriksaan TTV Yaitu TD : 140/90 mmHg, N
:80 x/mnt, S :36,60C, RR : 20 x/mnt, serta pada saat
pemeriksaan fisik ibu dalam keadaan baik dan ada odema
pada ekstremitas bawah
3) Memberitahu teknik menyusui yang baik dan benar
4) Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG mengenai terapi
obat-obatan dan tindakan selanjutnya yaitu :
a. Obat injeksi diberikan berupa :
(1) Injeksi Kalnex 50 mg secara intravena diberikan 3x1
pukul 00.15 Wita, 08.00 Wita dan 17.15 Wita
(2) injeksi ketrolac 30 mg secara intravena diberikan
3x1 pukul 00.00 Wita, 08.00 Wita dan 17.00 Wita
(3) Metonidazole infus 500 mg 2x1, pukul 04.00 Wita
dan 00.00 Wita
b. Obat oral diberikan berupa :
(1) Asam mefenamat 500 mg dosis 3x1 pukul 07.00
89

Wita, Pukul 14.00 WITA dan pukul 22.00 Wita


(2) SF 300 mg dosis 1x1 pukul 22.00 Wita
(3) Vitamin C 50 mg 1x1 pukul 07.00 Wita
(4) Furosemide 2x1 pukul 07.00 Wita dan pukul 22.00
Wita
10) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang besok pagi
d. Kunjungan IV
1) Ibu mengatakan sudah tidak terlalu merasakan nyeri pada
luka operasi dan ibu mengatakan tidak merasakan tanda
bahaya seperti pusing, demam, penglihatan kabur,
persarahan, dll.
2) Melakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD: 110/70
mmHg, N :80 x/mmt, S : 36,7⁰C, RR : 20x/mnt,pada saat
pemeriksaan fisik tidak ada odema dan kelainan.
3) Memberitahu ibu untuk mengonsumsi obat-obatan yang
diberikan
4) Mengingatkan Ibu cara atau teknik menyusui yang baik dan
benar
5) Memberitahu ibu untuk datang kunjungan ulang ke rumah
sakit kembali untuk rawat luka 7 hari lagi
7. Evaluasi dari kunjungan yang dilakukan, yaitu :
a. Kunjungan l
1) Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.
2) Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan mengikuti anjuran
3) Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan mengikuti anjuran
4) Kolaborasi sudah dilakukan, trapi obat dan cairan sudah
diberikan

b. Kunjungan ll
1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2) Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
3) Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia
90

mengikuti anjuran
4) Keluarga mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
5) Kolaborasi sudah dilakukan dan ibu sudah mendapat terapi
obat sesuai advice dokter.
c. Kunjungan lll
1) Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2) Advice sudah dilakukan
3) Ibu bersedia menjaga kebersihannya
4) Ibu bersedia melakukan anjuran yang telah disampaikan
5) Ibu bersedia mengikuti anjuran
6) Kolaborasi sudah dilakukan dan ibu sudah mendapat terapi
obat sesuai advice dokter.
d. Kunjungan IV
1) Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2) Ibu sah mengerti cara menyusui yang baik dan benar
3) Penatalaksanaan sesuai davice dokter sudah dilaksanakan
danIbu sudah mengetahui keadaannya serta akan
diperbolehkan untuk pulang
4) Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi
B. Saran
a. Untuk responden dan masyarakat
Diharapkan pengetahuan responden tentang cara mencegah
preeklamsia tidak terjadi lagi sehingga responden dapat mencegah
terjadinya preeklamsia berat.
b. Untuk masyarakat
Diharapkan Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai
masukan dalam memberikan asuhan pada ibu nifas dengan
preeklamsia berat.
c. Profesi
Diharapkan dapat sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif
bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan ibu nifas dengan
preeklamsi berat.
91

d. Peneliti
Dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu kebidanan yang
diperoleh, sehingga dapat melakukan deteksi dini jika terdapat ibu
nifas dengan preeklamsia berat.

DAFTAR PUSTAKA

Bardja, S. (2020). Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Berat / Eklampsia Pada


Ibu Hamil Risk Factor For The Occurrence Of Severe Preeclampsia /
Eclampsia In Pregnant Woman. Jurnal Kebidanan, 12(January), 18–30.
92

Departemen Kesehatan RI,2018.Angka Kematian Ibu Nifas Dengan Komplikasi


Dewi, N. E. (2018). Profil Kesehatan NTB 2018. Journal of Chemical Eklamsia
Infornation And Modeling, 53(9), 1689-1699.
Fanggidae, M. (2017). Asuhan Kebidanan Post SC Atas Indikasi Pre-eklamsia
Berat Di Ruang Flamboyan Rsud. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
Occupational Medicine, 53(4), 130.
Handayani, S. R., & Mulyati, T. S. (2017). Dokumentasi Kebidanan.
Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Baby Blues, Proses Persalinan,
Dan Paritas Dengan Baby Blues Di Risa Srikandi Ibi Kabupaten Jember
Maisuri T. (Chaild 2013). Preeklamsia Terminasi Atau Ekpektatif.
Jumlah Kematian Ibu Menurut Penyebab Di NTB Tahun 2020_0. (N.D.).
Mutu, G. K. (2015). Sop Resusitasi Bayi Baru Lahir. 1.
File:///C:/Users/USER/Downloads/1524061137_Sop Resusitasi Bayi Baru
Lahir.Pdf
Obstetri, P. (2016). Pre-Eklamsia.
WHO, 2014. (2014). Angka Kematian Ibu. In Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia
(Vol. 10, Issue 01, Pp. 9–12).
Yuliani, D. R., Hadisaputro, S., & Nugraheni, S. A. (2019). Distribution Of
Preeclampsia Risk Factors In Pregnant Woman With Mild Preeclampsia In
Banyumas District. Jurnal Kebidanan, 9(2), 135.
Https://Doi.Org/10.31983/Jkb.V9i2.5162

Bardja, S. (2020). Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Berat / Eklampsia Pada


Ibu Hamil Risk Factor For The Occurrence Of Severe Preeclampsia /
Eclampsia In Pregnant Woman. Jurnal Kebidanan, 12(January), 18–30.
Handayani, S. R., & Mulyati, T. S. (2017). Dokumentasi Kebidanan.
Jumlah Kematian Ibu Menurut Penyebab Di NTB Tahun 2020_0. (N.D.).
Mutu, G. K. (2015). Sop Resusitasi Bayi Baru Lahir. 1.
File:///C:/Users/USER/Downloads/1524061137_Sop Resusitasi Bayi Baru
Lahir.Pdf
Obstetri, P. (2016). Pre-Eklamsia.
WHO, 2014. (2014). Angka Kematian Ibu. In Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia
(Vol. 10, Issue 01, Pp. 9–12).
Yuliani, D. R., Hadisaputro, S., & Nugraheni, S. A. (2019). Distribution Of
Preeclampsia Risk Factors In Pregnant Woman With Mild Preeclampsia In
Banyumas District. Jurnal Kebidanan, 9(2), 135.
Https://Doi.Org/10.31983/Jkb.V9i2.5162
93

Lampiran 1.1 Standar Prational Procedur RSUD Sumbawa


94

Lampiran 1.2 Rencana Kunjungan


Rencana Kunjungan
95

No Hari/tanggal Tempat Rencana kegatan

1 Kunjungan l Ruang Nifas 1. Lakukan informed


consent pada ibu
2. Memberitahu ibu hasil
pemeriksaan
3. Melakukan vulva
hygiene
4. Meminta ibu untuk
mengonsumsi
makanan yang dapat
menurunkan tekanan
darah
5. Menjelaskan ibu untuk
istirahat yang cukup
6. Berikan cairan RL drip
Mgso4 40% 6 gram
selama 24 jam
PostPartum
2 Kunjungan ll Ruang Nifas 1. Memberitahu ibu
hasil pemeriksaan
2. Meminta ibu untuk
mengonsumsi
makanan yang
dapat menurunkan
tekanan darah
3. Meminta keluarga
untuk tetap
menjaga emosi ibu
agar tekanan
darahnya tetap
stabil
4. Memberitahu ibu
untuk kunjungan
ulang selanjutnya
12 jam kmudian,
yaitu tanggal 12
Agustus 2022
pukul 21.30 WITA
3 Kunjungan lll Ruang Nifas 1. Memberitahu ibu
hasil pemeriksaan
2. Meminta ibu untuk
tetap menjaga
personal hygiene
3. Meminta ibu untuk
96

mengonsumsi
makanan yang
dapat menurunkan
tekanan darah
4. Meminta ibu untuk
istirahat yang
cukup
5. Memberitahu ibu
jadwal kunjungan
ulang12 jam lagi
6. Diberikan trapi obat
: Nefadifine 3x1 10
mg, kaltropen sup,
cairan RL drip A
nalgetik, Catrolac
2xl, dan keren 2xl
4 Kunjungan lV Ruang Nifas 1. Memberitahu ibu
hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu
untuk tetap
menjaga agar
tekanan darahnya
agar tetap setabil
3. lakukan perawatan
luka Post SC
4. diberikan trapi obat
yaitu : Cefadroxil
2x1, SF 1x1, dan
Vitamin C 3X1
5. Kolaborasi dengan
dokter SpoG
sbelum diberikan
pulang
97

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
Jalan Prabu Rangkasari Dasan Cermen Cakranegara-Mataram
Telepon (0370) 631160-621383 Faximile (0370) 621383
Website: www.poltekkesmataram.ac.id,
Email:admin@poltekkesmataram.ac.id
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ ”
DENGAN POST PARTUM PATOLOGIS
DENGAN ...............................................................
DI … … … … … … … … … … … … … … … .… … …

Tanggal / waktu pengumpulan data :


Nomor register pasien :
Tempat pengumpulan data :

I. PENGUMPULAN DATA DASAR


A. DATA SUBYEKTIF (S)
Identitas / Biodata
Nama Klien : …………… Nama Suami
: ……………
Umur : …………… Umur
: ……………
Suku Bangsa : …………… Suku Bangsa
: ……………
Agama : …………… Agama
: ……………
Pendidikan : …………… Pendidikan
: ……………
Pekerjaan : …………… Pekerjaan
: ……………
Alamat lengkap : …………… Alamat lengkap
: ……………
No Hp : …………… No Hp
: ……………
Anamnesa
1. Tujuan / alasan kunjungan :
2. Keluhan Utama :
3. Tanda-tanda bahaya :
 Sakit kepala yang hebat :
98

 Pengelihatan kabur :
 Bengkak di wajah dan jari tangan :
 Nyeri Epigastrik :
 Nyeri perut yang hebat :
 Perdarahan pervaginam :
4. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Status perkawinan :
Menikah : ……kali Lama :……bln / thn
b. Bahasa yang digunakan di rumah :
…………………………………………….
c. Kebiasaan hidup sehat :
……………………………………………………….
d. Dukungan dari suami / keluarga mengenai kehamilannya
: …………………...
e. Status kesehatan suami :
……………………………………………………….
f. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan:
………………………………...
g. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan :
........................................
h. Hubungan seks selama kehamilan :
……………………………………………
i. Pengambilan keputusan dalam keluarga :
..........................................................
j. Rencana tempat melahirkan dan penolong persalinan :
……………………….
k. Persiapan persalinan
a) Transportasi :
…………………………………..
b) Pendamping persalinan :
…………………………………..
c) Alat – alat dan pakaian ibu beserta bayi :
......................................................
d) Donor darah :
…………………………………..
5. Riwayat Kesehatan / penyakit yang pernah atau sedang
diderita
1) Jantung : ……………………..
1) Hipertensi : ……………………..
2) Diabetes Mellitus : ……………………..
3) Asma : ……………………..
99

4) Batuk yang berkepanjangan lebih dari 1 bulan :


5) Penyakit Ginjal : ……………………..
6) Riwayat alergi : ……………………..
7) Gangguan Mental : ……………………..
8) Sirce cell disease : …………………….
9) Lain – lain : ……………………..
6. Riwayat penyakit keluarga
1) Jantug : ……………………..
2) Hipertensi : ……………………..
3) Diabetes Mellitus : ……………………..
4) Keturunan Kembar : ……………………..
5) Asma : ……………………..
6) Sirce cell disease : ……………………..
7) Alergi : ……………………..
8) Epilepsi : ……………………..
9) Kelainan Mental : ……………………..
10) Kelainan Kongenital: ……………………..
11) Lain – lain : ……………………..
7. Riwayat operasi
1) Operasi atau luka pada pelvis : …………….
2) Transfusi darah : …………….
8. Riwayat ginekologi
1) Salpingectomy : …………….
2) Pengobatan infertilitas : …………….
3) Kehamilan ektopik : …………….
4) Operasi pada vagina, pelvic, dan uterus : …………….
9. Riwayat Menstruasi
1) Usia Menarche : ……………………..
2) Siklus menstruasi : ……………………..
3) Lama menstruasi : ……………………..
4) Jumlah darah : ……………………..
5) Dismenorhea : ……………………..
10. Riwayat Kontrasepsi
1) Metode yang pernah dipakai : ……………………..
2) Kapan berhenti dan alasannya :
……………………..
3) Lama penggunaan kontrasepsi sebelum hamil :
……………………..
11. Riwayat kehamilan ini
1) Hamil ke : ………..
2) HPHT : ………..
100

3) Umur kehamilan menurut ibu : ………..


4) Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : ………..
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : ……….. kali
5) Keluhan yang dirasakan selama kehamilan : ………..
(bila ada jelaskan)
6) Tanda bahaya / penyulit : ………..
7) Riwayat ANC : ……….. kali di………..
8) Immunisasi TT ....... kali. Imunisasi TT1 tgl : ……..
TT 2 tgl : ………..
9) Kekhawatiran – kekhawatiran khusus : ………..
10) Obat yang dikonsumsi/termasuk jamu : ………..

12. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Ana UK Jenis Penolon Penyulit BBL Hidup / JK Usia
k ke Persalina g Mati ana
n Persalina Nifas k
n
1.
2.
3.ds
t

13. Riwayat Diet/Gizi yang dikonsumsi / makan sehari – hari :


(sebelum dan selama hamil):
Makan Sebelum Hamil Selama Hamil

Frekuensi makan

Porsi makan

Jenis makanan

Masalah

Minum Sebelum Hamil Selama Hamil

Frekuensi minum

Jenis minuman

Masalah

14. Pola eliminasi


101

BAB Sebelum hamil Selama hamil

Frekuensi

Konsistensi

Kesulitan

BAK Sebelum hamil Selama hamil

Frekuensi

Warna

Kesulitan

15. Beban kerja/Aktivitas sehari – hari :


…………………………………………………….
……………………………………………………………………………
………………
16. Pola istirahat dan tidur
Siang : …….jam
Malam : …….jam
17. Personal Hygiene
Mandi : ……… x sehari
Gosokgigi : ……… x sehari
Gantipakaian : ……… x sehari
Ganti celana dalam:………..x sehari

B. Data Obyektif (O)


1. Keadaan umum : ………..
Keadaan emosi : ………..
Kesadaran : ………..
Keadaan Emosional : ………..
Postur tubuh (Lordosis / Kipose / Pincang / Lain – lain)
: ………..
2. HTP : ………..
3. Tinggi Badan
Berat badan sebelum hamil : ............. kg
Berat badan sekarang : ……….. kg IMT :
Kenaikan BB : ............. kg
Lila : ……….. cm
4. Tanda – tanda vital
102

Tekanan darah : ………..mmHg


Denyut nadi : ………../ mnt
Suhu tubuh : ……….. ° C Pernafasan :
………../ mnt
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan rambut
Kebersihan : ................
Distribusi rambut : ..................
Alopesia/lesi : ...................
Infeksi kulit : .......................
b. Wajah
Warna/pucat : .........................
Chloasma gravidarum : ............................
Oedema : ..........................
c. Mata
Konjungtiva : ………..
Sklera : ………..
d. Mulut dan gigi
Bibir (lembab/kering/pecah-pecah) : ………..
Rahang dan lidah (pucat/lesi) : ………..
Gigi dan gusi : ………..
e. Leher
Kelenjar thyroid : ……………………..
Kelenjar getah bening/Limfe : ……………………..
Bendungan vena Jugularis :
……………………..
f. Payudara
Simetris : …………..
Areola : …………..
Putting susu : …………..
Benjolan/Tumor/massa : …………..
Rasa nyeri tekan : …………..
Pengeluaran : …………..
g. Abdomen
Bekas luka operasi : …………..
Linea : …………..
Striae : …………..
Kontraksi : …………..
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU …………..
Leopold II : …………..
Leopold III : …………..
Leopold IV : …………..
103

h. DJJ : , Frekuensi : kali/menit, Irama:


………….. Teratur/tidak TBBJ :
i. Genetalia (bila ada indikasi)
Inspeksi
1) Perinium
luka parut : …………..
2) Vulva
vagina warna : …………..
Luka : …………..
3) Fistula : …………..
4) varises : …………..
5) Pengeluaran pervaginam : …………..
6) Konsistensi : …………..
7) Kelenjar bartholini : ………….
Pembengkakan : ……………….
Rasa nyeri : ……………….
8) Anus
Hemorrhoid : ……………..
Kelainan : ……………..
Periksa dalam (jika ada indikasi)
1) Dinding vagina : …………..
2) Posisi serviks : …………..
3) Konsistensi : …………..
4) Mobilitas : …………..
j. Ektremitas atas dan bawah
1) Oedema : …………..
2) Kekauan sendi : …………..
3) Kemerahan : …………..
4) Varises : …………..
5) Refleks patella : …………..
6. Pemeriksaan laboratorium/ penunjang
a. Darah
Hb : …………..gr %
Golongan darah : …………..
Blooding time : …………..menit
HBsAg : ………………
HIV : ……………..
b. Urine
Protein : …………..
Reduksi : …………..
c. Pemeriksaan penunjang lain : …………..
104

II. INTERPRETASI DATA DASAR


1. Diagnosa kebidanan :
………………………………..………………....................................
……………………………………………………………………………
…………………….
2. Masalah :
……………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………
……………………
3. Kebutuhan :
……………………………………………………………………………
………

III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


…………………………………………………………………………………
…………………
IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
………………………………………………………………………
V. RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH TGL/JAM :
…………………………………………………………………………………
………………..
…………………………………………………………………………………
VI. PELAKSANAAN ASUHAN TGL/JAM :
................................................................................................................
.......................................................
VII. EVALUASI HASIL ASUHAN TGL/JAM :
…………………………………………………………………………………
………………..
…………………………………………………………………………………
………………..
…………………………………………………………………………………
………………..
………………………………………………………………………
105

Mahasiswa Pelaksana

(………………………………………….)

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan


106

MATERI PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Ibu Nifas


Sub Pokok Bahasan: Pencegahan pre eklamsia
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Tanggal : 11 Agustus 20203
Tempat : Rsud Sumbawa
Penyuluh : Devi Pratama Wulandari

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mengerti tentang cara
pencegahan pre eklamsia berat.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu :
a. Ibu mampu menjelaskan tentang pengertian pre eklamsia berat
b. Ibu mampu menjelaskan tanda-tanda pre eklamsia berat
c. Ibu mampu menjelaskan cara pencegahan pre eklamsia berat
B. MATERI
1. Ibu mampu menjelaskan tentang pengertian pre eklamsia berat
2. Ibu mampu menjelaskan tanda-tanda pre eklamsia berat
3. Ibu mampu menjelaskan cara pencegahan pre eklamsia berat

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. MEDIA
Buku KIA
107

E. KEGIATAN

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu

1 Pembukaan a. Salam a. Menjawab salam 3 menit


b. Membuka acara b. Menyimak
penyuluhan dan c. Menyimak
memperkenalkan diri d. Menyimak
c. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
d. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 Isi a. Ibu mampu a. Memperhatikan 7 menit
menjelaskan tentang b. Memperhatikan
pengertian pre eklamsia c. Memperhatikan
berat
b. Ibu mampu
menjelaskan tanda-
tanda pre eklamsia berat
c. Ibu mampu
menjelaskan cara
pencegahan pre
eklamsia berat

3 Penutup a. Memberikan a. Menjawab 5 menit


pertanyaan tentang pertanyaan
materi yang telah b. Menyimak
disampaikan. c. Menjawab salam
b. Menyimpulkan materi
c. Salam penutup

F. SUMBER
Buku KIA. Kementrian Kesehatan RI. 2015.
108

G. EVALUASI
d. Ibu mampu menjelaskan tentang pengertian pre eklamsia berat
e. Ibu mampu menjelaskan tanda-tanda pre eklamsia berat
f. Ibu mampu menjelaskan cara pencegahan pre eklamsia berat
109

MATERI PENYULUHAN
PENCEGAHAN PEB

a. Pengertian Pre Ekmasia Berat


Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai
proteinuria dan/ atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih
b. Tanda-tanda pre eklamsia berat
1) Tekanan darah sekurang-kurangnya sistol 160 dan diastol 110
mmHg
2) Pemeriksaan laboratorium + protein urine
3) Sakit kepala yang hebat
4) Pengelihatan kabur
5) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
6) Berat badan naik secara mendadak
c. Pencegahan Preeklampsia
Menurut lily yulaikhah 2008 ada Beberapa cara untuk mencegah
terjadinya preeklamsi ringan antara lain :

1) Ketenangan
2) Diet rendah garam
3) Diet lemak dan karbohidrat
4) Diet tinggi protein
5) Menjaga kenaikan berat badan.

Beberapa cara pencegahan preeklamsi yang pernah digunakan


sebagai berikut:
1. Pencegahan dengan Perbaikan nutrisi

(a) Diet rendah garam

(b) Diet tinggi protein

(c) Suplemen kalsium

(d) Suplemen magnesium


110

(e) Suplemen seng

(f) Suplemen asam lenoleat

2. Pencegahan Non-medical
Pencegahan nonmedical adalah pencegahan dengan tidak
memberikan obat. Cara yang paling sederhana adalaha dengan
melakukan tirah baring. Di indonesia tidah baring masih diperlukan
pada mereka yang mempunyai risiko tinggi terjadinya preeklampsia
meskipun tirah baring tidak terbukti mencegah terjadinya
preeklampsia dan mencegah persalinan preterm. Restriksi garam
tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeklampsia. Hendaknya
diet ditambah suplemen yang mengandung:
a. minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh,
misalnya omega-3 PUFA,
b. antioksidan : vitamin C, vitamin E, B-karoten, CoQ10, N
Asetilsistein, asam lipoik,dan elemen logam berat: zinc,
magnesium, kalsium(Prawirohardjo,2010:542).

3. Pencegahan Medical
Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat
meskipun belum ada bukti yang kuat dan sahih. Pemberian deuritik
tidak terbukti mencegah terjadinya preeklampsi bahkan
memperberat hipovolemia. Antihipertensi tidak terbukti mencegah
terjadinya preeklampsia. Pemberian kalsium: 1.500-2.000 mg/hari
dapat dipakai sebagai suplemen pada risiko tinggi terjadinya
preeklampsia. Selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari,
magnesium 365 mg/hari. Obat anti trombotik yang dianggap dapat
mencegah preeklampsia ialah aspirin dosis rentah rata rata
dibawah 100 mg/hari, atau dipiridamol. Dapat juga diberikan obata
obat antioksian, misalnya vitamin C, vitamin E, B-Karoten, CoQ10,
N- Asetilsistein, asam lipoik (Prawirohardjo,2010:542).
111

SATUAN PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Ibu Nifas


Sub Pokok Bahasan: Tanda-tanda Bahaya Masa NIfas
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Tanggal : 11 Agustus 2023
Tempat : Rsud Sumbawa
Penyuluh : Devi Pratama Wulandari

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mengerti tentang tanda tanda bahaya
masa nifas
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu :

a. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada ibu nifas


b. Menjelaskan bagaimana penanganan jika mengalami tanda bahaya
pada masa nifas
c. Menjelaskan cara menjaga kesehatan ibu nifas
B. MATERI
1. Tanda-tanda bahaya pada ibu nifas
2. Penanganan jika mengalami tanda bahaya pada masa nifas
3. Cara menjaga kesehatan ibu nifas
C. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
D. MEDIA
Buku KIA
112

E. KEGIATAN

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu

1 Pembukaan a. Salam e. Menjawab salam 3 menit


b. Membuka acara f. Menyimak

penyuluhan dan
g. Menyimak
memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
h. Menyimak
penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2 Isi a. Menjelaskan tanda-tanda d. Memperhatikan 7 menit
bahaya pada ibu nifas
b. Menjelaskan bagaimana e. Memperhatikan
penanganan jika mengalami
tanda bahaya pada masa
nifas
c. Menjelaskan cara menjaga f. Memperhatikan
kesehatan ibu nifas
3 Penutup a. Memberikan pertanyaan d. Menjawab 5 menit
tentang materi yang telah pertanyaan
disampaikan. e. Menyimak
b. Menyimpulkan materi f. Menjawab salam
c. Salam penutup

F. SUMBER
Buku KIA. Kementrian Kesehatan RI. 2015.

G. EVALUASI
g. Ibu mampu menjelaskan tanda-tanda bahaya pada masa nifas
h. Ibu mampu menjelaskan bagaimana penanganan yang harus ia lakukan
jika mengalami salah satu tanda-tanda bahaya tersebut.
i. Ibu mampu menyebutkan kembali cara menjaga kesehatan ibu nifas.
113

MATERI PENYULUHAN
TANDA TANDA BAHAYA IBU NIFAS

A. Tanda-Tanda Bahaya Pada Ibu Nifas


Adapun tanda-tanda bahaya atau penyakit pada ibu nifas yang harus
diantisipasi antara lain:
1. Perdarahan masa nifas
perdarahan ini bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan. Terutama di dua
jam pertama yang kemungkinannnya sangat tinggi. Itulah sebabnya,
selama 2 jam setelah bersalin ibu belum boleh keluar dari kamar bersalin
dan masih dalam pengawasan. “yang diperhatikan adalah tinggi rahim,
ada perdarahan atau tidak, lalu tekanan darah dan nadinya. Bila terjadi
perdarahan, maka tinggi rahim akan bertambah naik, tekanan darah
menurun, dan denyut nadi ibu menjadi cepat. Normalnya tinggi rahim
setelah melahirkan adalah sama dengan pusar atau 1 cm diatas pusar
(Anggraini, 2010:89)

2. Infeksi masa nifas, adalah infeksi peradangan pada semua alat


genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan
ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 37,5 ͦ C tanpa
menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari
(Anggraini.2010:97).
3. Keadaan abnormal pada payudara yaitu seperti bendungan asi, mastitis
dan abses payudara (Anggraini.2010:98).
4. Demam, pada masa nifas mungkin terjadi peningkatan suhubadan atau
keluhan nyeri. Demam pada masa nifas menunjukanadanya infeksi, yang
tersering infeksi kandung dan saluran kemih.ASI yang tidak keluar
terutama pada hari ke 3-4, terkadangmenyebabkan demam disertai
payudara membengkak dan nyeri.Demam ASI ini umumnya berakhir
setelah 24 jam(Anggraini.2010:99).
5. Pre Eklampsia dan Eklampsia, biasanya orang menyebutnyakeracunan
kehamilan. Ini ditandai dengan munculnya tekanandarah tinggi, oedema
atau pembengkakan pada tungkai, dan biladiperiksa laboratorium urinya
terlihat mengandung protein.Dikatakan eklampsia bila sudah terjadi
kejang, bila hanyagejalanya saja maka dikatakan preeklampsia.Selama
114

masa nifas dihari ke-1 sampai ke 28, ibu harusmewaspadai munculnya


gejala preeklampsia. Jika keadaannyabertambah berat bisa terjadi
eklampsia, dimana kesadaran hilang dan tekanan darah meningkat tinggi
sekali. Akibatnya, pembuluhdarah otak bisa pecah, terjadi oedema pada
paru-paru yangmemicu batuk berdarah. Semua ini bisa menyebabkan
kematian(Anggraini.2010:99).
6. Infeksi dari vagina ke rahim, adanya lochea atau darah dan kotoran pada
masa nifas inilah yang mengharuskan ibumembersihkan daerah
vaginanya dengan benar, seksama setelah BAK atau BAB, bila tidak
dikhawatirkan vagina akan mengalamiinfeksi (Anggraini.2010:99).
7. Payudara berubah merah panas dan nyeri.
B. Penanganan
Jika ibu mengalami salah satu dari tanda-tanda bahaya tersebut, ibu harus
segera ke bidan/dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
C. Cara Menjaga Kesehatan Ibu Nifas
1. Makan makanan bergizi 1 piring lebih banyak dari sebelum hamil.
2. Istirahat cukup agar ibu sehat dan produksi ASI lancar.
3. Minum tablet tambah darah setiap hari selama masa nifas.
4. Jaga kebersihan alat kelamin,ganti pembalut setiap kali ibu merasa
basah atau tidak nyaman.
115

SATUAN PENYULUHAN

TOPIK :Diet Post partum dengan Eklamsi / Pre-eklamsi


SUB TOPIK : Menjelaskan mengenai Diet Post partum dengan
Eklamsi / Preeklamsi
SASARAN : Ibu Nifas Ny.“X”
HARI/TANGGAL : 12 Agustus 2023
TEMPAT : RSUD Sumbawa
PENYULUN : Devi Pratama Wulandari

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien dapat memahami dan
mampu menyusun sendiri diet post partum dengan Eklamsia / pre-
eklamsia.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu :

a. Mengetahui tujuan diberikan diet postpartum dengan eklamsi/ pre-


eklamsi
b. Menjelaskan syarat diet post partum dengan eklamsi/ pre-eklamsi
c. Mampu meyusun diet postpartum dengan eklamsi/ pre-eklamsi
B. MATERI
1. Pencegahan terhadap eklampsi/pre-eklamsi.
2. Tujuan pemberian diet eklampsi/pre-eklamsi.
3. Syarat diet eklampsi/pre-eklamsi.
4. Cara menyusun menu diet eklampsi/pre-eklamsi.
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. MEDIA
Leaflet
116

E. KEGIATAN

No. Kegiatan Respon ibu PP waktu

1. Pembukaan : Membalas salam 3 menit


-Memberi salam pembuka Mendengarkan
-Perkenalan diri Memperhatikan
-Menjelaskan tujuan kegiatan Memperhatikan
penyuluan
Menperhatikan
-Materi yang akan disampaikan
-Kontrak waktu

2. Penjelasan : Mendengarkan 5
-Pencegahan terhadap dengan penuh Menit
eklampsi/pre-eklamsi. perhatian
-Tujuan pemberian diet
eklampsi/pre-eklamsi.
5. -Syarat diet eklampsi/pre-eklamsi.
6. -Cara menyusun menu diet
eklampsi/pre-eklamsi.

3. Penutup : -Menanyakan hal 7 menit


yang belum jelas
-Tanya jawab
-Aktif bersama
-Menyimpulkan hasil penyuluhan
menyimpulkan
-Memberikan salam penutup
-Membalas salam

F. SUMBER
1. Septia Aljilani, Juni 10 2012, Penanganan Preeklamsia dan Eklamsia,
Info Kesehatan.
2. Buku Ajar Keperawatan Matemita, Edisi 4; EGC.
3. Dian Husada, Juni 2012, Prinsip Diet pada
117

G. EVALUASI

1. Mengajukan pertanyaan lisan.

 Pencegahaan eklampsi/pre-eklamsi.
 Tujuan pemberian diet Post partum eklampsi/pre-eklamsi.
 Syarat diet Post partum eklampsi/pre-eklamsi.
 Contoh menyusun menu diet postpartum eklampsi/pre-eklamsi.
118

MATERI PENYULUHAN
PRE EKLAMPSIA

A. Pencegahan
1. Diet yang tepat dan sesuai.
2. Periksalah kehamilan secara teratur
3. Perbanyak minum
Diet yang tepat dan sesuai.
Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka pencegahan
utama yang baik adalah meminta ibu hamil untuk mengurangi konsumsi
garam, meski dianggap tidak efektif menurunkan risiko preeklamsia. Diet
yang dianjurkan cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan garam.
B. Tujuan dari pemberian diet pre eklampsia dan Eklamsi ialah :
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
2. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar tetap normal
3. Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air/cairan
4. Mencapai keseimbangan nitrogen
5. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
6. Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyulit baru
pada saat kehamilan atau setelah melahirkan
C. Syarat Diit Ibu post partum dengan Pre Eklamsi dan Eklamsi
1. Dalam keadaan berat makanan diberikan secara berangsur, sesuai keadaan
penderita.
2. Cukup kalori dan semua nutrisi, penambahan berat badan diusahakan
dibawah 3 kg/bulan atau dibawah 1 kg/minggu.
3. Rendah garam, menurut berat atau ringannya retensi garam dan air.
4. Tinggi protein (1,5 – 2 gr/kg bb/hr)
5. Cairan diberikan kurang lebih 2500 ml/hari
6. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita.

D. Menyusun menu Diit Ibu Post partum dengan Pre Eklamsi dan
Eklamsi.
1. Diit Pre Eklamsi I
a. Untuk pre eklampsi berat.
119

b. Makanan hanya terdiri dari susu dan buah-buahan.


c. Jumlah cairan paling banyak 1500 ml/hari, kekurangannya diberikan
secara parenteral.
d. Makanan ini kurang kalori dan nutrisi lainnya, kecuali vitamin A dan C.
e. Diberikan dalam waktu 1 -2 hari saja.
f.Makanan yang diberikan dalam sehari
Jenis Gram (gr) Takaran Rumah
Tangga
Buah / sari 1200 6 gelas
buah
Tepung susu 60 12 sdm
Gula Pasir 80 8 sdm
Nilai gizi:
Kalori 1032 kalori
Protein 20 gram
Lemak 19 gram
Hidrat arang 211 gram
2. Diet Pre Eklamsi II
a. Sebagai perpindahan dari diit PE I kepada penderita dengan PE tidak
terlalu berat.
b. Makanan dalam bentuk lunak dan diberikan sebagai diit rendah garam I.
c. Masih rendah kalori.
d. Makanan yang diberikan dalam sehari:
Jenis Berat (gr) Ukuran
Rumah Tangga
(URT)
Beras 150 3 gelas tim
Telur 50 1 butir
Protein nabati 100 2 potong
Protein 50 2 potong
Hewani
Sayuran 200 2 gelas
120

Buah 400 4 potong


Minyak 15 1,5 sdm
Tepung Susu 20 4 sdm
Gula Pasir 30 3 sdm
Nilai Gizi
Kalori 1604 kalori
Protein 56 gram
Lemak 44 gram
HA 261 gram
3. Diet Pre Eklamsi III
a. Sebagai perpindahan dari diit PE II atau kepada penderita dengan pre
eklamsi ringan.
b. Makanan dalam bentuk biasa atau lunak dan diberikan sebagai diit
rendah garam II.
c. Tinggi protein dan cukup nutrisi.
d. Jumlah kalori harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan tidak
boleh melebihi dari 1 kg/bulan.
e. Makanan yang diberikan dalam sehari:
Jenis Berat URT
Beras 200 4 gelas tim
Telur 100 2 butir
Protein nabati 100 2 potong
Protein 100 4 potong
Hewani
Sayuran 200 2 gelas
Buah 400 4 potong
Minyak 25 2,5 sdm
Tepung Susu 40 8 sdm
Gula Pasir 30 3 sdm

Nilai Gizi :
Kalori 2128 kalori
Protein 80 gram
121

Lemak 63 gram
HA 305gram
Contoh Menu
Waktu Jenis Takaran
Pukul 06.00 Air teh 1 gelas
Pukul 08.00 Sari papaya 1 gelas
Susu 1 gelas
Pukul 10.00 Sari jeruk 1 gelas
Pukul 13.00 Sari tomat 1 gelas
Sari jeruk 1 gelas
Pukul 16.00 Susu 1 gelas
The 1 gelas
Pukul 18.00 Sari jeruk 1 gelas
Sari papaya 1 gelas
Pukul 20.00 Air teh 1 gelas
Susu 1 gelas

Anda mungkin juga menyukai