FISIOLOGI HEWAN
DIABETES MELLITUS DAN ALBUMINURIA URIN
OLEH:
LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
Universitas Sriwijaya
BAB 1
LATAR BELAKANG
Universitas Sriwijaya
glomerulus, dan glomerulus akan mencegah molekul besar seperti albumin untuk
melewatinya. Apabila filter ini mengalami kerusakan, albumin akan lepas dari
darah ke urin. Apabila ginjal rusak dan albumin lepas ke urin dalam jumlah kecil,
kerusakan ini disebut mikroalbuminuria. Apabila fungsi ginjal terus menurun dan
tingkat albumin dalam urin meningkat, maka kerusakan ini disebut
makroalbuminuria (Watkins, 2003).
Pembengkakan pada ginjal merupakan penyebab utama dari albuminuria.
Kondisi ini kerap kali disebut sebagai glomerulonephritis atau efritis. Diabetes
dan tekanan darah tinggi merupakan faktor utama dalam peningkatan resiko
albuminuria, karena kedua kerusakan ini akan merusak filter dalam ginjal. Usia,
kenaikan berat badan serta latar belakang genetis juga dapat meningkatkan resiko
mengidap albuminunria. Penyakit kardiovaskuler juga dapat dihubungkan dengan
albuminuria. Saluran darah yang rusak dapat menyebabkan kerusakan signifikan
dari ginjal, tidak jarang berujung ke gagal ginjal. Tidak jarang juga albuminuria
bersifat jangka pendek dan tidak menyebabkan kerusakan ginjal (Kay, 1998).
Albuminuria merupakan penanda proteinuria klinis yang merupakan faktor
resiko.penurunan fisiologis kerja dari ginjal. Albumin di dalam urin juga
merupakan.petanda.terjadinya.disfungsi.endotel..Komplikasi.penyakit.kardiovask
uler.tinggi pada pasien diabetes melitus. Komplikasi dapat berupa penyakit
jantung koroner dan disfungsi miokardium. Patogenesis pada penyakit jantung
koroner yang diawali dengan terjadinya keadaan disfungsi endotelium. Diabetes
melitus atau lebih populer dikenal dikalangan.masyarakat dengan sebutan nama
penyakit kencing manis, ialah salah satu penyakit yang cukup berbahaya yang ada
di dunia terutama di Indonesia. Diabetes mellitus.merupakan kelompok penyakit
yang digolongkan dalam penyakit metabolik dengan ciri - ciri.hiperglikemia yang
terjadi disebabkan karena kelainan proses sekresi insulin, kerja insulin atau kedua
- duanya (Candra et al., 2014).
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk memahami dan mengerti apa itu diabetes
mellitus dan albuminuria, bagaimana patofisiologi dari diabetes mellitus dan
albuminuria dan cara mendiagnosis diabetes mellitus dan albuminuria melalui
darah dan urin.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
disebabkan oleh tubuh yang mengembangkan resistensi terhadap kerja insulin
serta sekretori insulin yang tidak benar (LeRoith, 2004).
Diabetes dapat dibagi menjadi dua tipe, diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 1 mencakup 5-10% dari total kasus diabetes. Diabetes tipe 1
disebabkan oleh kerusakan autoimun dari sel-sel yang berada dalam pancreas.
Kerusakan sel-sel ini akan menyebkan tubuh tidak dapat memproduksi cukup
insulin. Dalam tipe diabetes ini, tingkat kerusakan sel cukup beragam. Beberapa
individu mengalami kerusakan sel yang cepat (terutama terjadi pada balita dan
anak-anak), ada pula yang mengalami kerusakan pada tingkat yang lebih lambat
(umumnya pada individu dewasa). Beberapa pasien terutama yang berada pada
tingkat anak-anak akan mengalami ketoasidosis sebagai gejala utama dari diabetes
tipe 1 (Watkins, 2003).
Diabetes tipe 2 utamanya disebabkan oleh resistensi terhadap insulin,
walaupun defisiensi insulin karena kerusakan sekresi insuin dapat terjadi.
Diabetes tipe 2 mencakup 90-95% dari total kasus diabetes. Diabetes tipe 2 ini
menyerang individu yang memiliki ressitensi terhadap insulin serta kerabatnya
yang mengalami kekurangan insulin. Umumnya individu yang mengidap diabetes
tipe 2 tidak memerlukan treatment terhadap insulin untuk bertahan hidup. Pada
diabetes tipe 2 ini, penghancuran sel melalui sistem autoimun tubuh tidak terjadi.
Kebanyakan pasien diabetes tipe 2 ini juga mengidap obesitas. Obesitas sendiri
akan mengembangkan resistensi terhadap insulin dalam tubuh. Ketoasidosis
jarang ditemukan pada diabetes tipe ini (LeRoith, 2004).
2.2. Albuminuria
Albuminuria merupakan petanda terjadi proteinuria klinis pada tubuh.
Albuminuria umumnya dianggap sebagai penyakit pada organ ginjal. Albuminuria
ini disebabkan oleh perubahan pada tingkat filtrasi glomerulus. Penurunan tingkat
filtrasi glomerusu secarat terus menerus berarti permukaan filtrasi dari glomerulus
menurun disebabkan oleh ekspansi mesangial. Dalam kondisi normal, sangat
sedikit protein akan dilepaskan melalui urin. Hal ini dikarenakan oleh sifat selektif
dari pelindung filtrasi glomerular, dimana molekul yang berukuran lebih kecil dari
albumin akan berhasil untuk melewati pelindung ini akan dikeluarkan melalui
urin, sedangkan yang gagal akan menetap di ginjal (Gerstein et al., 2001).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
dengan cara disimpan carik tersebut pada kertas agar urin dapat diserap.
Kemudian, dipegang carik secara horizontal dan dibandingkan dengan standar
warna yang terdapat pada label wadah carik dan dicatat hasilnya dengan waktu
yang tertera pada standar carik atau dibaca dengan alat clinitex status.
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum materi penentuan golongan darah dan tekanan darah
didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1.1. Tabel Hasil Kadar Gula Darah
No. Kategori Gula Darah (mg/dL)
1. Normal <100
2. Pre-Diabetes 100-126
3. Diabetes >200
1. Normal <30
2. Mikroalbuminuria 30-299
3. Makroalbuminuria >300
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan data kadar
normal, kadar pre-diabetes dan kadar diabetes dari gula darah. Menurut Watkins
(2005), diabetes mellitus merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan kadar
glukosa dalam darah. Kondisi ini disebut juga dengan hiperglikemia. Didapatkan
bahwa kadar normal gula darah manusia pada umumnya berjumlah kurang dari
100 mg/dL, kadar gula darah pada manusia pre-diabetes sejumlah 100-126 mg/dL
dan kadar gula darah pada manusia pengidap diabetes berjumlah lebih dari 200
mg/dL.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan juga data
kandungan protein albumin pada urin manusia normal, manusia pengidap
mikroalbuminaria dan manusia pengidap makroalbuminuria. Menurut Cendra et
al. (2014), albuminuria merupakan petanda terjadinya proteinuria klinis pada
seseorang serta pertanda bahwa adanya kerusakan kerja pada ginjal. Kadar protein
albumin dalam urini pada manusia normal berjumlah kurang dari 30 mg/dL, kadar
protein albumin dalam manusia pengidap mikroalbuminaria berjumlah 30-299 dan
kadar protein albumin dalam urin manusia pengidap makroalbuminuria berjumlah
lebih dari 300 mg/dL.
Diabetes mellitus dapat disebabkan oleh beberapa factor seperti obesitas,
usia serta keturunan. Salah satu factor yang umum menyebabkan diabetes adalah
factor genetic yang diturunkan dari induk. Apabila induk mengidap penyakit
diabetes mellitus, besar kemungkinan keturunannya untuk mengidap diabetes
mellitus juga. Menurut LeRoith et al. (2004), Anak dari seorang ibu yang
mengidap diabetes tipe 1 memiliki 1-2% kemungkinan untuk mengidap diabetes
yang sama di usia 25 tahun. Kemungkinan ini meningkat tiga kali lipat apabila si
ayah mengidap diabetes. Apabila kedua orangtua mengidap diabetes mellitus,
kemungkinan ini akan meningkat drastic.
Obesitas menjadi factor lain dari penyebab diabetes mellitus. Obesitas
menjadi ciri utama dari pengidap diabetes mellitus tipe 2. Menurut Watkins
(2005), orang yang obesitas akan menyebabkan resistansi terhadap insulin.
Diabetes tipe 2 ini seringkali sulit untuk didiagnosa dikarenakan hiperglikemia
berkembang secara bertahap dan tidak menunjukkan gejala besar pada awalnya.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. . Kadar gula normal pada manusia berjumlah kurang dari seratus
milliliter per dekaliter.
2. Kadar protein albumin normal dalam tubuh berjumlah kurang dari tiga
puluh milligram per dekaliter
3. Faktor yang mempengaruhi resiko mengidap diabetes mellitus
mencakup factor genetic, obesitas, pola makan serta usia.
4. Diabetes mellitus berhubungan dengan albuminuria, dimana
albuminuria merupakan salah satu gejala dari diabetes mellitus.
5. Efek dari diabetes mellitus dapat mempengaruhi kerja metabolism dari
tubuh secara keseluruhan.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya