Anda di halaman 1dari 44

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Perkembangan sektor industri yang semakin pesat harus diimbangi dengan

pengembangan sumber daya manusia yang mampu menjawab tantangan era

globalisasi di masa yang akan datang. Seiring dengan tuntutan dunia kerja yang

semakin kompetitif, maka siswa siswi sebagai subjek dan objek pembangunan

perlu dibekali dengan wawasan, kemampuan dan pengalaman yang berkualitas

sebelum mereka benar-benar terjun dalam dunia kerja.

Sejalan dengan usaha untuk mengembangkan sektor industri yang kokoh maka

perlu diciptakan suatu keseimbangan antara dunia pendidikan dan industri untuk

menghasilkan seorang siswa siswi yang memiliki pemahaman dan keterampilan

yang berkaitan dengan pengembangan teknologi dan bidang-bidang

penerapannya. Kemampuan akademis yang handal dan pengalaman di bidang

industri yang luas, diharapkan kepada tenaga kerja nantinya dapat

mengembangkan kreativitas dan penalaran untuk memberikan kontribusi dalam

pembangunan industri di Indonesia.

Salah satu langkah untuk menunjang hal tersebut maka Sekolah Menengah

Kejuruan Migas Jurusan Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia memberikan

kesempatan bagi siswa siswinya untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keteknikan) yang telah

dipelajari di bangku sekolah. Praktik kerja lapangan diharapkan dapat menambah

1
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


pengetahuan baru bagi siswa siswinya Program studi Teknik Pengolahan Migas

dan Petrokimia dalam bidang industri dan dapat menerapkan segala ilmu yang

telah diperoleh selama sekolah.

PPSDM Migas hadir sebagai lembaga pembangunan sumber daya manusia dan

gas bumi serta memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang berfungsi untuk

memberi sertifikasi kepada pegawai yang bekerja di lingkungan minyak dan gas.

Sertifikasi ini merupakan tanda pengakuan oleh pemerintah atas tingkat keahlian

dan keterampilan khusus kepada tenaga teknik khusus. Selanjutnya, hal-hal

tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk memilih PPSDM MIGAS sebagai

tempat untuk melaksanakan praktek kerja lapangan.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan ini antara lain :

Bagaimana Heat Balance pada Heat Exchanger. Plan Crude destilasi unit PPSDM

Migas Cepu, berdasarkan data pada tanggal 01 Oktober sampai dengan 30

November 2022.

1.3 Batasan Masalah

Agar lebih tertitik dan memiliki batas maka, Batasan Masalah dalam Praktek

Kerja Lapangan ini yaitu pencarian data pada Heat Exchanger 1 – 5.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

1. Mengaplikasikan ilmu petrokimia dalam industri pengolahan minyak bumi

di PPSDM Migas

2
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


2. Mengetahui pola kerja profesional di lapangan dengan harapan dapat

memiliki pengalaman dalam praktik kerja lapangan ini

3. Mengenal dan mengalami langsung dunia kerja industri yang

membutuhkan pengalaman dan penelitian dalam mempersiapkan diri

sebagai ahli teknik yang profesional.

1.4.2 Tujuan Khusus

khusus dari pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) ini adalah untuk

mengevaluasi cara kerja Heat Exchanger yang terdapat di unit kilang PPSDM

Migas Cepu.

3
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


BAB II

PROSES DAN HASIL BELAJAR

2.1 Gambaran Umum Dunia Kerja (Duker)

A. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi Duker

GAMBAR II.1 Tampak Depan PPSDM Migas

PPSDM MIGAS Cepu dikawal oleh para profesional di bidang Pengembangan

Sumber Daya Manusia bidang Minyak dan Gas Bumi. Berdasarkan Peraturan

Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2016, tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian ESDM, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan

Gas Bumi dikepalai oleh Ir Wakhid Hasyim, MT.

Dalam menyelenggarakan kepemimpinannya, dari sisi administrasi Kepala Pusat

PPSDM MIGAS dibantu oleh Bagian Tata Usaha. Sebagai Kepala TU adalah Sri

Wahjoe Handajani, SE. Kepala TU dibantu oleh Sub Bagian Kepegawaian dan

4
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Umum yang dikepalai oleh Arisona, SE serta Sub Bagian Keuangan yang

dikepalai oleh Suwanto, SE.

Kapus PPSDM MIGAS, secara langsung membawahi tiga (3) Bidang dan

Kelompok Jabatan Fungsional. Bidang-bidang tersebut adalah :

1. Bidang Program dan Evaluasi

2. Bidang Perncanaan dan Standarisasi Pengembangan SDM

3. Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Prasarana Pengembangan SDM.

Sebagai Kepala Bidang Program dan Evaluasi adalah Bambang Priyatna Wijaya,

ST MT. Bidang Program dan Evaluasi membawahi Sub Bidang Program yang

dikepalai oleh Asyik Kurniawan, ST dan Sub Bidang Evaluasi yang dikepalai oleh

Waskito Tunggul Nusanto, ST.

Sebagai Kepala Bidang Perencanaan dan Strandarisasi Pengembangan SDM

adalah R Suhardi, ST. Terdapat dua Sub Bidang di bawah Bidang Perencanaan

dan Standarisasi Pengembangan SDM, yaitu Sub Bidang Perencanaan

5
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Pengembangan SDM dengan Kepala FX Yudi Triono, ST MT serta Sub Bidang

Standarisasi Pengembangan SDM yang dikepalai Ali Supriyadi, ST MT.

Sedangkan Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Prasarana Pengembangan SDM

dikepalai oleh Ir. Henk Subekti, Dipl Eng. Bidang Penyelenggaraan dan Sarana

Prasarana Pengembangan SDM membawahi Sub Bidang Penyelenggaraan

Pengembangan SDM dengan kepala Ir Sutoyo serta Sub Bidang Sarana dan

Prasarana Pengembangan SDM yang dikepalai Ir Arif Sulaksono MT. (weka)

GAMBAR II.2 Struktur Organisasi PPSDM Migas

B. Sejarah Berdirinya Dunia Kerja (Duker)

PPSDM Migas di awal bernama Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM)


pada tahun 1886 – 1942 dan Cepu adalah kota penghasil Migas Pertama di
Indonesia yang terus bertransformasi untuk memberikan yang terbaik
kepada negara.
Dengan terus berkembangnya PPSDM Migas sehingga berkeingginan
untuk berkontirbusi kepada masyarakat lebih luas dengan memanfaatkan
aset yang ada dan kurang Optimal dengan buah inovasi dari Manajemen
untuk membuat suatu kawasan yang mengkolaborasikan unsur Edukasi,

6
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


sosialisasi, rekreasi, budaya daerah, olahraga dan kesejahteraan, maka
dikolaborasikanlah unsur-unsur tersebut dari ke khasan lokal, dengan
dikembangkanya MCE dengan memanfaatkan aset-aset Perusahaan Migas
Swasta Nasional agar bermanfaat memberikan pendidikan kepada Pelajar
dan Masyarakat Luas.

Abad 19
Bermula dari Dordtche Petroleum Maatschappij (DPM) pada awal abad 19

1886 – 1942
Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM)

1942 – 1945
BPM di bawah kolonialisme Jepang

1948
Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN) tahun 1948

1950
Administrasi Sumber Minyak (ASM)

1957
Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia (PTMRI) tahun 1957.

1957
Tambang Minyak Nglobo, CA

7
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)

1961
PN Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Permigan)

1966 – 1978
Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas
(Pusdiklap Migas) yang merupakan bagian dari Lemigas tahun 1966 – 1978.

1978 – 1984
Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB
LEMIGAS) tahun 1978 – 1984

1984 – 2001
Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS)
tahun 1984 – 2001

2001 – 2016
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat Migas)
tahun 2001 – 2016

2016 – Sekarang
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM Migas)

8
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


GAMBAR II.3 Peta Denah Lokasi PPSDM Migas

2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dunia Kerja (Duker)

Berdasarkan peraturan menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2016 PPSDM Migas

memiliki Tugas dan Fungsi sebagai berikut:

a. Tugas Pokok: "Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di bidang

minyak dan gas bumi"

b. Fungsi PPSDM Migas Cepu:

1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengembangan sumber daya

manusia di bidang minyak dan gas bumi

2. Penyusun program, akuntabilitas kinerja dan evaluasi serta pengelolaan

informasi pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi.

3. Penyusunan perencanaan dan standarisasi pengembangan sumber daya

manusia di bidang minyak dan gas bumi.

4. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak

dan gas bumi.

5. Pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana dan informasi pengembangan

sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi.

6. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang

pengembangan sumber daya manusia minyak dan gas bumi.

7. Pelaksanaan administrasi pusat pengembangan sumber daya manusia minyak

dan gas bumi.

2.3 Visi dan Misi Dunia Kerja (Duker)

9
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Visi:

Menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia di subsektor minyak dan gas

bumi yang unggul, berkarakter, dan diakui internasional.

Pelaksanaan Kegiatan

Misi:

Dalam usaha mewujudkan visi tersebut disusun misi yang harus dilaksanakan,

yaitu:

1. Menyiapkan sumber daya manusia di subsektor minyak dan gas bumi yang

terampil, ahli, profesional, bermartabat tinggi, berkarakter dan mampu bersaing di

pasar global di subsektor minyak dan gas bumi.

2. Menyelenggarakan dan mengembangkan program pelatihan dengan metode

pembelajaran serta sarana dan prasarana yang berkualitas.

3. Menyelenggarakan pelayanan dan mengembangkan uji sertifikasi kompetensi.

4. Mengembangkan jejaring untuk dapat bersinergi dengan lembaga pendidikan,

industri, masyarakat, dan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan.

2.4 Laporan Hasil Pekerjaan

A. Metodologi Penelitian

Ada beberapa jenis data yang diolah pada proses perhitungan kali ini, antara lain:

1. Lapangan

10
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Data tersebut diperoleh dengan pengukuran atau pengamat dan pencatatan

langsung besaran operasi Heat Exchanger di lapangan pada Selasa, 11 Oktober

2022. Datanya meliputi:

a. Pengukuran flow rate fluida yang meliputi:

1) Flow rate crude oil (L/day)

2) Flow rate solar (L/day)

b. Pengukuran suhu inlet dan outlet yang meliputi :

1) Suhu crude oil inlet (°C)

2) Suhu crude oil outlet (°C)

3) Suhu solar inlet (°C)

4) Suhu solat outlet (°C)

c. Pengukuran sifat fisis minyak yang meliputi :

1) Spesifik gravity crude oil (SG 60/60 °F)

2) Spesifik gravity solar (SG 60/60 °F)

2. Data literatur

Data lain dapat diperoleh dengan mencarinya di literatur yang tersedia pada buku

Proses Heat Transfer, D.O Kern. Data tersebut meliputi:

a. Data sifat fisis dan kimia minyak meliputi:

1) °API gravity crude oil

2) °API gravity solar

3) Densitas crude oil

4) Densitas solar

11
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


5) Viskositas kinematik cude oil

6) Viskositas kinematik solar

7) Panas spesifik crude oil

8) Panas spesifik solar

9) Konduktititas panas crude oil

10) Konduktifitas panas solar

b. Data dimensi alat

1) Diameter ekivalen shell (ft)

2) Dianmeter ekivalen tube (ft)

3) Flow rate per tube (inchi)

4) Surface per line foot (ft)

B. Alat dan Bahan

Alat:

Alat yang digunakan yaitu Heat Exchanger-03

Bahan Baku :

Dalam Unit Kilang terdapat bahan baku yang mendukung proses produksi,

dimana bahan baku tersebut terdiri dari:

1. Bahan Baku Utama

Crude oil atau dalam Bahasa Indonesia disebut minyak mentah atau minyak bumi

merupakan cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah

terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Penyusun

utama crude oil adalah komponen hidrokarbon. Di samping ada juga unsur

12
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


nonhidrokarbon lain dalam kadar yang sedikit seperti sulfur, oksigen, nitrogen,

dan juga logam dalam bentuk senyawa garam. Unsur selain hidrokarbon tersebut

disebut sebagai impurities. Impurities pada crude oil akan dihilangkan dengan

proses treating.

Pada bidang refining, diketahui ada empat jenis hidrokarbon, yaitu parafin,

naften, olefin, dan aromat. Dari keempat jenis hidrokarbon tersebut, hanya

parafin, naften, dan aromat yang terdapat pada crude oil. Senyawa hidrokarbon

olefin (CnH2n) merupakan senyawa yang terbentuk pada saat pemprosesan

minyak bumi (refining). Karena sifatnya yang tidak stabil, senyawa ini cenderung

relatif dan mudah berpolimerisası dan membentuk gum. Oleh karenanya senyawa

olefin tidak terdapat pada crude oil karena pada dasarnya, apa yang terbentuk di

alam (secara alamiah) dalam keadaan stabil.

Bahan baku yang digunakan berupa crude oil yang merupakan berbagai

persenyawaan kimia suatu golongan hidrokarbon, serta senyawa- senyawa lain

mengandung O2, S, N2, logam-logam dan air dalam jumlah sedikit. Bahan baku

untuk proses penyulingan dapat diperoleh dari :

a. Crude Oil Kawengan

Crude oil yang mengandung hidrokarbon jenis parafin dan mengandung sedikit

hidrokarbon nafta. Dimana juga dapat disebut dengan jenis parafin yang

mempunyai sifat:

1) Sangat stabil pada suhu biasa

13
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


2) Rantai pendek dari parafin biasa dipakai untuk mengidentifikasikan crude

petroleum

3) Rantai panjang parafin selalu berada dalam minyak bumi

4) Karakteristik Crude Oil Kawengan

Spesifik Gravity 60/600F :0,853

API Gravity 600F : 33,2

Pour Point (0F) : 80

Sulfur Content (%wt) : 0,231

Water Content (%vol) : 0,18

Wax content (%vol) : 14,4

Flash Point (OF) : 35

Kinematic Viscosity (100 °F) :5,64 (5,17) Karakteristik Faktor 5,64 (5,17)

Karakteristik Faktor

Kuop :11,8

Salt Content (7PTB, max) :10

PTB Ashpal Content (%wt) :0,18

b. Crude Oil Ledok

Crude oil yang mengandung hidrokarbon jenis naftane dan sedikit yang

mengandung hidrokarbon parafin. Dimana dapat disebut juga jenis naftane yang

mempunyai sitat-sitat identik dengan senyawa parafin, yang mempunyai struktur

siklus, maka disebut sikloparafin. Karakteristik Crude Oil Ledok

1) Spesifik Gravity 60/600F : 0,8305

14
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


2) API Gravity 600F :38,9

3) Pour Point (OF) :2

4) Sulfur Content (%wt) :0,99

5) Water Content (%vol) :0,18

6) Wax content (%vol) :3,66

7) Salt Content (7PTB, max) :10

8) PTB Ashpal Content (%wt) :3,66

2. Bahan Baku Pembantu

Bahan baku pembantu diperlukan dalam proses treating yang berfungsi untuk

menghilangkan kotoran- kotoran dalam minyak bumi yang akan menurunkan

mutu produksi dan dapat merusak peralatan pada proses pengolahan. Bahan

tambahan yang biasa digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi kotoran-

kotoran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Amoniak (NH3)

Berfungsi untuk mencegah dan mengurangi korosi produk, karena dapat

mengikat gas H2S dalam minyak dan menetralkan senyawa- senyawa asam yang

dapat menyebabkan korosi klorida.

15
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


b. Kaustik (NaOH)

Pemberian NaOH bertujuan untuk menetralisir dari senyawa-senyawa belerang

dan menghasilkan Merchaptan (RSH) yang dapat mengakibatkan korosi terhadap

alat dengan cara mencuci hasil pemisahan crude oil dan dapat juga digunakan

untuk proses treating yang bertujuan untuk memisahkan hydrogen dan sulfur

dalam fraksi gasolin.

C. Produk Yang Dihasilkan

Produk utama dari pengolahan minyak mentah di PPSDM Migas adalan

sebagai berikut:

a. Pertasol CA

Pertasol ini merupakan campuran hidrokarbon cair yang merupakan trayek didih

30-200° C. Kegunaan pertasol CA antara lain:

1) Industri cat, lacquers dan varnish

2) Untuk tinta cetak sebagai pelarut dan diluen

3) Industri cleaning dan degreasing

4) Sebagai komponen dalam pembuatan bahan karet pada pabrik ban, vulkanisir,

dan

Bahan adhesive (lem). (Sigit, dkk. 2020)

Spesifikasi pertasol CA yang ditetapkan oleh Pertamina dalam hasil rapat pada

tanggal 6 Februari 2012 dapat dilihat pada table 3.1.

TABEL 3.1 Spesifikasi Pertasol CA

16
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


No Parameter Uji Satuan Metode Spek Spek

ASTM/lain Minimal Maksimal

1 Density at 15° Kg/m³ D-1298 720 735

2 Densitas: D-86

IBP 0°C 45

End Point 0°C 150

3 Warna Saybolt D-156 +25

4 Korosi Bilah D-130 No. 1

Tembaga

5 Doctor Test D-4925 Negative

6 Aromatic % D-1319 20

Content Volume

b. Pertasol CB

Spesifikasi Pertasol CB yang ditetapkan oleh Pertamina dalam hasil rapat pada

tanggal 6 Februari 2012 dapat dilihat pada tabel 3.2

TABEL 3.2 Spesifikasi Pertasol CB

17
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


No Parameter Uji Satuan Metode Spek Spek

ASTM/lain Minimal Maksimal

1 Density at 15° Kg/m³ D-1298 765 780

2 Densitas: D-86

IBP 0°C 100

End Point 0°C 200

3 Warna Saybolt D-156 +18

4 Korosi Bilah D-130 No. 1

Tembaga

2 hrs./100°C

5 Doctor Test D-4925 Negative

6 Aromatic % D-1319 25

Content Volume

c. Pertasol CC

Produk Pertasol CC diunit kilang PPSDM Migas dalam waktu-waktu tertentu

( hanya memproduksi secara on demand). Pertasol CC memiliki spesifikasi yang

ditetapkan oleh Pertamina dalam hasil rapat pada tanggal 6 Februari 2012 yang

dapat dilihat pada tabel 3.3

TABEL 3.3 Spesifikasi Pertasol CC

18
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


No Parameter Uji Satuan Metode Spek Spek

ASTM/lain Minimal Maksimal

1 Density at 15° Kg/m³ D-1298 782 796

2 Densitas: D-86

IBP 0°C 124

End Point 0°C 250

3 Warna Saybolt D-156 +16

4 Korosi Bilah D-130 No. 1

Tembaga

5 Doctor Test D-4925 Negative

6 Aromatic % D-1319 25

Content Volume

d. Residu

19
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


GAMBAR II.4 Tangki Residu

Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang mempunyai titik didih

paling tinggi yaitu 350°C dan merupakan hasil bawah dari residu stripper. Residu

biasanya digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik karena mempunyai heating

value yang tinggi. Produk residu di Kilang PPSDM Migas dikenal dengan nama

Minyak Bakar Cepu (MBC). MBC memiliki spesifikasi yang telah ditetapkan

olen Direktur Jendral Minyak dan Bumi pada tanggal 15 Agustus 2011 dapat

dilihat di table 3.4

TABEL 3.4 Spesifikasi Residu

No Parameter uji Satuan Metode Hasil uji

ASTM/lain

1 Nilai Kalori MJ/kg D-240 42.23

2 Density pada 15°C Kg/m³ D-1298 934.4

3 Viskositas mm²/det D-445 129.58

4 Kinematic %m/m D-1552 0.124

5 Kandungan sulfur °C D-97 45

6 Titik Tuang °C D-93 130

7 Titik Nyala % volume D-95 0.15

20
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


8 Kandungan Air Mm/kg D-6340 500

e. Solar atau Gas Oil

Solar atau Gas Oil mempunyai trayek didih 250-350°C. BBM jenis solar 48

memiliki spesifikasi berdasarkan ketentuan dirjen migas yang dapat dilihat pada

tabel 3.5 berikut

TABEL 3.5 Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Solar

No Karakteristik Satuan Minimal Maksimal Metode

uji

ASTM

1 Bilangan setana 45 48 D-613

angka setana D-4737

atau indeks

setana

2 Berat jenis (15°) Kg/m³ 815 870 D-4052

D-1298

3 Viskositas mm³/s 2.0 4.5 D-445

(40°C)

4 Kandungan %m/m - 0.35 D-4294

sulfur 0.30 D-5453

0.25

0.05

21
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


0.005

5 Distilasi 0°C - 370 D-86

90% vol.

Penguapan

6 Titik nyala 0°C 52 - D-93

7 Titik Kabut 0°C - 18 D-2500

8 Titik Tuang °C 18 D-97

9 Residu Karbon %m/m - 0.1 D-189

10 Kandungan air mm/kg - 500 D-6304

11 Kandungan %v/v - 20 D-7806

FAME D-7371

12 Korosi lempeng - Kelas 1 D-130

tembaga

13 Kandungan abu %m/m - 0.01 D-482

14 Kandungan %m/m - 0.01 D-473

Sedimen

15 Bilangan asam mg - 0 D-664

kuat KOH/g

16 Bilangan asam mg - 0.6 D-664

total KOH/g

17 Warna No.ASTM - 3.0 D-1500

18 Lubricity (60°) Micron - 460 D-6079

22
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


19 Kestabilan Jam 35

Oksidasi

D. Prosedur dan Langkah Kerja Alat

Prosedur

1. Crude Oil dari tangki feed dipompakan oleh pompa feed melewati HE,

furnace dan evaporator. Di furnace, crude oil mengalami pemanasan sampai

temperature 330°C sedangkan di evaporator dipisahkan antara uap dan cairan

(residu). Residu mengalir dari bottom evaporator ke residu stripper C-5 HE 4 dan

5, box Cooler 1 kemudian ke storage tank residu.

2. Dari top evaporator campuran minyak dari fraksi-fraksi pertasol dan solar

masuk ke kolom fraksi C-I untuk dipisahkan sesuai fraksi-frakSI atau sesuai

trayek didihnya. Pada kolom fraksinasi teriadi kontak uap dan cairan, sehingga

uap yahng titik embunnya sama dengan cairan yang dilewati, maka akan

mengembun pada tray tersebut. Uap yang tidak mengembun akan Keluar melalui

puncak kolom C-1 sebagai uap produk pertasol sebagai umpan kolom C-2 untuk

dipisahkan sebagai produk pertasol CA, pertasol CB, dan Naptha. Uap yang tidak

bisa mengembun pada kolom C-2 akan keluar melalui puncak kolom C-2 sebagai

pertasol CA. Uap produk pertasol CA dicairkan di kondensor dan didinginkan

oleh cooler kemudia ke separator untuk dipisahkan airnya, kemudian masuk ke

tangki T114, T115, T116 dan T117,

23
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


3. Dari side stream dan bottom kolom C-2 diambil sebagai produk CB

kemudian masuk ke cooler 1,2,5 dan 9. Selanjutnya ke separator dan masuk ke

tangki T109 dan T110.

4. Dari side stream paling atas yaitu side stream no.8 kolom C-1 diambil

produk pertasol CC, kemudian ke cooler, separator lalu ke tangki pertasol CC.

T12 dan TI13.

5. Dari side stream bagian bawah kolom C-1 diambil produk solar. Kemudian

masuk ke solar stripper. Dari bottom solar stripper masuk ke HE-1, cooler

separator kemudian ke tangki penampungan solar T106, T111, T120 T1O4 T125,

T126 dan T1227.

Langkah Kerja Alat

1 Heat Exchanger

Heat Exchanger merupakan alat untuk memanaskan crude oil dengan

memanfaatkan panas produk kilang. HE berfungsi sebagai pemanas awal

(preheater) crude oil untuk tujuan effisiensi panas. HE yang digunakan

adalah jenis Shell and Tube Heat Exchanger, Crude oil dilewatkan pada

Shell dan produk panas pada tube. Jumlah HE yang dioperasikan ada lima

unit, dua HE memanfaatkan panas produk residu, satu HE memanfaatkan

panas produk naptha, dan dua HE memanfaatkan panas produk solar.

Sehingga temperatur crude oil naik dari kurang lebih 33°C menjadi kurang

24
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


GAMBAR II.5 Heat Exchanger

Cara Kerja Heat Exchanger :

Cara kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua fluida

pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara

langsung ataupun tidak langsung

a. Secara kontak langsung

Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui

permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.

Transfer panas yang terjadi melalui interface/penghubung dua fluida.

Contoh: aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang

immiscible (tidak dapat tercampur), gas-liquid, dan partikel kombinasi

fluida.

b. Secara kontak tak langsung

25
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melaiu

pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalır.

2. Bubble Cap Tray

Bubble Cap Tray adalah tray yang menggunakan bubble cap untuk

mencapai tahap keseimbangan. Mana uap dapat masuk dari bagian bawah

tray dan terdispersi pada permukaan bawah cairan melalui celah atau slot.

Massa uap-cairan membentuk froth dengan luas antar muka yang besar

hingga efisiensi tray tinggi.

26
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


GAMBAR II.6 bubble cup tray

TABEL 3.6 Perbandingan pola segitiga, persegi dan diamond pada susunan

tube

Jenis Kelebihan Kekurangan

1. Laju perpindahan 1. Pressure drop

panas cukup besar. cukup besar.

Segitiga 2. Jumlah tube dapat 2. Pembersihan

dibuat menjadi lebih sulit,

banyak. menggunakan

bahan kimia

1. Pressure drop rendah 1. Koefisien film

2. Dapat dibersihkan relative rendah

secara mekanik

Persegi 3. Cocok untuk

menangani fluida

27
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


fouling

1. Koefisien 1. Pressure

film lebih drop

Diamond tinggi tidah

dibandingkan serendah

pola persegi square

namun pitch

dibawah pola 2. Koefisien

segitiga film

2. Mudah relative

dibersihkan rendah

secara

mekanik

3. Baik untuk

fluida

fouling

3. Dapur Pemanas/Furnace

Berfungsi untuk memanaskan crude oil dari kurang lebih 120°C menjadi

kurang lebih 330°C. Pada temperatur tersebut sebagaian besar fraksi-fraksi pada

crude oil pada tekanan sedikit diatas 1 atm telah menguap kecuali residu.

28
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


GAMBAR II.7 Furnace

Cara Kerja Furnace :

Proses pemanasan pada furnace diawali dengan burner atau bahan bakarnya.

Setelah suhu turun cukup rendah, tungku akan menyala. Hal ini yang dapat

menyebabkan pertukaran energi gas dan panas. Pertukaran energi tersebut akan

memasukkan udara dan mengubah gas menjadi energi panas yang akhirnya

mengalir melalui salurannya.

4. Cooler

Berfungsi untuk mendinginkan fluida panas menjadi fluida dingin sesuai suhu

yang dikehendaki. Ada 14 cooler tipe Shell and Tube dan 6 box cooler.

GAMBAR II.8 Cooler

29
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Cara kerja cooler:

Dalam Air Cooler, maka udara panas akan disedot masuk lewat bagian belakang

unit dengan memakai kipas. Kemudian udara panas tersebut langsung bersentuhan

dengan air di media pendingin. Sehingga udara panas pun akan menyerap tiap-tiap

partikel air.

5. STABILIZER

Alat yang berfungsi sebagai pembagi aliran crude oil yang menuju ke

masing- masing furnace sehingga aliran (flow) serta tekanan (pressure)

crude oil stabil.

GAMBAR.II.9 Stabilizer

30
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Cara Kerja Stabilizer:

Cara kerja stabilizer sendiri menggunakan cara membandingkan arus input dari

tegangan PLN dengan arus output yang keluar ke rumah tangga. Saat terjadi

tegangan input naik atau turun maka stabilizer akan bekerja.

6. KOLOM FRAKSINASI

Berfungsi untuk memisahkan masing-masing fraksi yang dikehendaki

sesuai dengan jarak titik didih masing-masing fraksi tersebut. Untuk

memisahkan fraksi-fraksi tersebut, kolom fraksinasi dilengkapi dengan

buble cap tray.

31
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


GAMBAR.II.10 Kolom Fraksinasi

Cara Kerja Kolom Fraksinasi:

Destilasi fraksinasi mempunyai prinsip memisahkan 2 (dua) campuran atau lebih

berdasarkan titik didihnya dengan menggunakan kolom bertingkat. Di kolom ini

terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap

platnya untuk tujuan pemurnian destilat dibawahnya.

7. STEAM ACCUMULATOR

Untuk menampung dan mensupplay steam proses secara stabil dan

kontinyu, serta diharapkan steam yang saturated menjadi superheated.

32
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


GAMBAR.II.11 Steam Accumulator

8. KOLOM STRIPPER

Berfungsi untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang terikut ke dalam

suatu produk/memurnikan.

33
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


GAMBAR.II.12. Kolom Stripper

Cara Kerja Kolom Stripper:

Pada dasarnya prinsip kerja stripper adalah proses penguapan biasa, pada

temperatur tertentu fraksi ringan yang titik didihnya lebih rendah dari temperatur

top kolom akan menguap dan keluar melalui top kolom.

9. TANGKI PENYIMPANAN / TANGKI TIMBUN

Merupakan tangki tempat penyimpanan sementara produk hasil

pengolahan minyak bumi.

34
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


GAMBAR II.13. Tangki Timbun

10. POMPA

Pompa berfungsi untuk mendistribusikan fluida dari satu tempat ke tempat

lainnya. Yang digunakan adalah pompa reciprocating (torak) dengan

penggerak uap air (steam) dan pompa centrifugal dengan penggerak motor

listrik.

GAMBAR II.14. Pompa

35
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)

2.5 Hasil Pengolahan Data

A.Dimensi Heat Exchanger

Shell

TABEL 3.7 Dimensi Shell

Uraian Notasi Satuan

a)Diameter Luas 0Ds Inchi 31,614

b) Diameter ID Inchi 30,748

Dalam

c)Jumlah Buffle N buah 4

d)Jarak Antar B Inchi 23,623

Buffle

e)Jumlah Passes N 1

f) Jumlah Fluida Solar

Tube

TABEL 3.8 Dimensi Tube

36
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Uraian Notasi Satuan

a)Diameter Luas 0Ds Inchi 1

b) Panjang Tube L Ft 10

c) Jumlah Tube Nt buah 400

d)BWG 14

e)Pitch Pt Inchi 1,25

f)Jarak antar tube C Inchi 0,25

g)Jumlah Passes n 1

h)Jenis Fluida Crude Oil

B. Data Lapangan

Data Lapangan Tanggal 11 November 2022

TABEL 3.9 Data Lapangan HE Ke-1

Shell Hot Fluida (solar) Tube Cold Fluida (Crude oil)

Suhu Masuk T1 143 Suhu Masuk t1 (°C) 32

(°C)

Suhu Keluar T2 95 Suhu Keluar t2 (°C) 60

(°C)

Capacity (L/hari) 158622 Capacity (L/hari) 280692

Density 0,8419 Density 0,8375

C. Evaluasi Data Heat Exchanger

Tanggal 11 Oktober 2022

TABEL 3.10 Data HE Ke-2

37
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Nama Alat Crude Crude Solar Solar Resid Residu

Oil Oil Masu Keluar u Keluar

Masuk Keluar k Masu

Heat Exchanger 1 30°C 46°C 80°C 100°C

Heat Exchanger 2 46°C 58°C 100°C 135°C

Heat Exchanger 3 58°C 110°C 135°C 210°C

Heat Exchanger 4

Heat Exchanger 5 110°C 151°C 245°C 160°C

Tanggal 19 Oktober 2022

TABEL 3.11 Data HE Ke-3

Nama Alat Crude Crude Solar Solar Resid Residu

Oil Oil Masu Keluar u Keluar

Masuk Keluar k Masu

Heat Exchanger 1 32°C 40°C 80°C 100°C

Heat Exchanger 2 40°C 54°C 100°C 135°C

Heat Exchanger 3 54°C 105°C 124°C 210°C

Heat Exchanger 4

Heat Exchanger 5 105°C 149°C 235°C 166°C

Tanggal 01 November 2022

TABEL 3.12 Data HE Ke-4

38
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Nama Alat Crude Crude Solar Solar Resid Residu

Oil Oil Masu Keluar u Keluar

Masuk Keluar k Masu

Heat Exchanger 1 34°C 45°C 80°C 100°C

Heat Exchanger 2 45°C 56°C 100°C 135°C

Heat Exchanger 3 56°C 115°C 128°C 210°C

Heat Exchanger 4

Heat Exchanger 5 115°C 159°C 255°C 168°C

Tanggal 08 November 2022

TABEL 3.13 Data HE Ke-5

Nama Alat Crude Crude Solar Solar Resid Residu

Oil Oil Masu Keluar u Keluar

Masuk Keluar k Masu

Heat Exchanger 1 38°C 52°C 80°C 120°C

Heat Exchanger 2 52°C 58°C 120°C 125°C

Heat Exchanger 3 58°C 110°C 125°C 210°C

Heat Exchanger 4

Heat Exchanger 5 110°C 150°C 230°C 162°C

39
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)

2.6 Analisa Data

Data dilapangan hasil yang di dapat. dilakukan perhitungan panas yang

diterima oleh crude oil sebesar 544267,9281 BTU/jam sedangkan panas

yang diberikan oleh solar sebesar 477032,0287 BTU/ jam, jadi

perpindahan panas yang terjadi pada solar ke crude oil sebesar 67235 8994

BTUam dan %Q loss sebesar 14.094 . Effisiensi panas sebesar 87,646%.

Fouling factor (RD) sebesar 0,170 Koeffisien perpindahan panas (Ud)

sebesar 3.98. Pressure drop pada shell (solar) sebesar 0,1848 Psi dan

pressure drop pada tube sebesar 0,002386 PsI.

40
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


Hasıl perhitungan dapat dilihat bahwa hasil perhitungan factor

pengotot pada heat exchanger memiliki impurities yang banyak baik

ditube maupun di shell. Impurities inı berasal dari kerak-kerak api yang

berasal dari aliran solar atau berkarat nya alat yang memiliki kadar yang

cukup tinggi sehingga dapat mempengaruhi meningkatnya nilai dari

fouling factor pada alat heat exchanger tersebut. Nilai factor pengotor

sangat berpengaruh untuk proses perpindahan panas yang masuk kedalam

shell maupun tube

Dalam pengendaliannya perlu dilakukan proses penghilangan kadar

impurities yang dapat membuat kerak pada dinding-dinding pipa. Hal ini

menunjukkan bahwa temperature dan laju alır fluida dan impurities sangat

berpengaruh pada nilai fouling factor (Rd). Semakin tinggi suhu maka

semakin besar pula factor pengotor dikarenakan suhu yang tınggi dapat

menyebabkan kerak pada dinding- dinding pipa. Pada nilai koeffisien

perpindahan panas (Ud) yang diperngaruhi oleh adanya fouling factor (Rd)

karena semakin banyak kotoran yang menempel pada tube maka ilai

koeffisien perpindanan panas ( Ud) akan mengalami penurunan.

Factor juga berpengaruh terhadap pressure drop, dimana semakin

tinggi pressure drop maka semakin tinggi pula fouling factornya. Hal ini

disebabkan karena adanya impurities yang dibawa oleh fluida yang

menyebabkan friksi pada tube dan shell akan semakin banyak dan

perpindahan panas yang terjadi akan terganggu. Nilai pressure drop yang

41
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


diperoleh masih dibawah nilai standart yang diperbolehkan, yaitu sebesar

10 Psi. Hal ini menunjukkan bahwa heat exchanger dinyatakan masih

layak dioperasikan karena tidak melebihi standart batas yang

diperbolehkan.

Pada hasil perhitungan Heat Exchanger diperoleh nilai Coeffisien clean

overall sebesar 17,894 Btu/jam.ft2. F dan Koeffisien perpindahan panas

(Ud) sebesar 3,98. Hal ini menunjukan bahwa hantaran perpindahan panas

dalam keadaan ini sangatlah kotor sehingga (fouling factor atau Rd)

kotoran yang menempel pada bagian permukaan dinding shell dan tube

akan mengurangi perpindahan panas yang terjadi. Bila dibandingkan

hantaran panas jika sudah ada endapan atau sudah beroperasi yaitu sebesar

0,1953 jam.ft. F/Btu.

Terlihat bahwa hasil dirt factor hasil perhitungan lebih besar dari dirt

factor yang diizinkan, dengan demikian Heat Exchanger harus di perbaiki

(pembersihan), karena Rd lebih besar dari pada yang diizinkan sehingga

akan menghambat laju perpindahan panas antara hot fluid dan cold tluid.

Terlihat bahwa pressure drop hasil perhitungan jauh lebih kecil dari pada

pressure drop yang diperbolehkan. sehingga dapat disimpulkan bahwa

Heat Exchanger masih layak dipakai.

42
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)


BAB III

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan di

PPSDM Migas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1.Temperatur dan laju alir fluida dan impurities sangat berpengaruh pada nilai

Fouling factor (Rd). Semakin tinggi nilai suhu maka semakin besar pula factor

pengotor karena suhu yang tinggi. Dari hasil pengamatan di Heat Exchanger

diperoleh nilai Rd sebesar 0,1953 jam.ft. F/Btu darn Ra desain sebesar 0,005 jam

ft. F/Btu. Serta nilai dari heat efficiency sebesar 87,646 o. Berdasarkan parameter

parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa heat exchanger perlu dilakukan

pembersihan untuk untuk menghilangkan kotoran.

2.Dari data dilapangan hasil yang di dapat, dilakukan pengamatan panas yang

Diterima oleh crude oil sebesar 544267,9281 BTU/jam sedangkan panas yang

diberikan oleh solar sebesar 477032,0287 BTU/ jam

3. Heat exchanger masih layak digunakan atau dioperasikan karena tidak

melebihi pressure drop yang diizinkan. Nilai pressure drop yang diizinkan sebesar

10 PPsi

V.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan pembersıhan dan evaluasi kinerja heat exchanger

Secara berkala, Agar kinerja alat lebih maksimal.

43
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS CEPU)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1980. Petroleum Measurement Tables. ASTM-IP : N. Y.

Kern, D.Q. 2010. Process Heat Transfer. Int ed. McGraw Hill Book Company

Inc.

, N.Y.

Sigit, dkk. 2020. Buku Panduan Proses Kilang PPSDM Migas. Pusat

Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi: Cepu, Jawa

Tengah.

Suyono, dkk. 2020. Buku Panduan Laboratorium Uii Produk PPSDM Migas.

Pusat

Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Cepu, Jawa

Tengah.

44

Anda mungkin juga menyukai