DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
PENDAHULUAN
Maloklusi
Maloklusi merupakan suatu penyimpangan dalam pertumbuhan dento-fasial yang dapat
mengganggu fungsi pengunyahan, penelanan, bicara, dan keserasian wajah.
FAKTOR
LOKAL
GRABER
FAKTOR
UMUM
I. Jumlah Gigi → Supernumerary, Missing Teeth
II. Kelainan Bentuk Gigi
Graber’s
Graber’s III. Kelainan Ukuran Gigi
X. Karies
XI. Restorasi Gigi Tidak Ideal
I. Kelainan
J U M LAH G I G I
a. Supernumerary Teeth
b. Missing Teeth
A. Supernumerary
Teeth
Gigi Suplemental pada daerah premoral Gigi Suplemental pada regio lateral
mandibula maksila
Dampak gigi Erupsi gigi Waktu erupsi gigi
supernumerary: disekitarnya
terhalang
permanen
terlambat
yang
Bertambahnya perimeter
Defleksi lokasi benih lengkung rahang
Gigi berjejal pada
gigi yang akan erupsi (overjet bertambah jika terjadi pada lengkung rahang
maksila dan overjet berkurang jika
terjadi di mandibula)
B. Missing T e e t h
• true partial anodontia / hypodontia / oligodontia.
Mandibula 14 18 - 12 8 - 1
Singh G. Textbook of Orthodontics. Ed.2. New Delhi: Jaypee Brothers; 2007: 189-201.
II. Kelainan Ukuran Gigi
•Mikrodonsia
•Makrodonsia
Dilaserasi True Fusion Geminasi
Dilaserasi
Dilaserasi
Dilaserasi A.
cusp.
Dens In Dente
Kondisi gigi yang mengalami
pertumbuhan dengan kondisi
benih gigi berada di dalam
gigi dan dapat dilihat dari
gambaran radiografi.
IV. Kelainan Frenulum Labial
“
• Frenulum labialis superior adalah frenulum yang terletak di sebelah anterior insisivus
atas.
• Perlekatan frenulum tinggi terjadi karena pada saat pertumbuhan dan perkembangan
gigi dan rahang tidak ikut migrasi perlekatan frenulum ke arah apikal.
• Letak frenulum yang normal terhadap jaringan periodontal adalah melekat pada
gingiva cekat sehingga pada waktu berfungsi tidak menimbulkan tarikan yang berlebih.
• Dampak adanya perlekatan frenulum tinggi adalah adanya diastema.
BLANCH TEST.
• Pertama bibir ditarik ke arah depan dan ke atas. Kemudian jika dilihat terdapat tarikan
di daerah interdental gigi insisivus sentralis hal ini dapat menandkan frenulum telah
melewati ridge alveolar.
V. Premature Loss Desidui
• Premature loss adalah kondisi dimana gigi desidui yang
sudah tanggal sebelum waktunya sementara gigi permanen
pengganti belum tumbuh.
• Penyebabnya selain karena trauma yang mengakibatkan
gigi tanggal awal, juga karies yang parah sehingga
menyebabkan gigi harus dicabut.
• Premature loss → menyebabkan perubahan pada panjang
lengkung gigi.
• Kehilangan gigi juga mengakibatkan terjadinya gangguan
fungsi pengunyahan, anak menjadi tidak dapat makan
dengan baik karena beberapa gigi tidak dapat berfungsi
maksimal.
VI. Persistensi Gigi Desidui
a. Defleksi erupsi gigi ke arah bukal/ labial atau
palatal/lingual dari alur erupsi.
Alur erupsi gigi yang mengarah ke palatal biasanya menyebabkan
gigi permanen yang erupsi crossbite, yang lebih sulit ditangani
dalam tahap selanjutnya.
menggantikan gigi desidui pada usia sekitar 6 b) Gigi bererupsi pada suatu sudut abnormal terhadap
dataran oklusal
tahun. Merupakan erupsi yang abnormal dari suatu c) Pertumbuhan tuberositas terlambat, menghasilkan panjang
lengkung yang abnormal
gigi permanen dalam hal ini gigi ke luar dari jalur
d) Morfologi dari permukaan distal mahkota gigi molar kedua
normal dan menjadi penyebab resorbsi abnormal desidui dan akar memberikan hambatan erupsi sehingga
terjadi abnormalitas kemiringan gigi permanen molar
suatu gigi desidui yang akan diganti. pertama.
IX. Ankilosis
• Biasanya terjadi antara umur 6 dan 12 tahun
• Membran periodontal yang hilang dan formasi tulang
yang membentuk gabungan antara lamina dura dan
sementum.
• Penggabungan tulang ini mencegah gigi erupsi, sedangkan
gigi yang lain dalam lengkung gigi tetap erupsi.
Franklin
Trauma atau infeksi kronis yang selanjutnya mengiritasi
jaringan periodontal di daerah akar
Karies pada interdental gigi molar 1 desidui Kehilangan gigi dini akibat karies
menyebabkan pergerakan gigi premolar menyebabkan gigi molar tilting ke mesial
permanen ke mesial
XI. Restorasi Yang Tidak Ideal
“
Maloklusi dapat terjadi akibat restorasi dental yang tidak tepat. Restorasi
gigi yang under contoured pada proksimal gigi dapat mengurangi panjang
lengkung rahang, terutama pada gigi molar desidui. Begitu juga sebaliknya
pada restorasi over contoured yang menggunakan ruang berlebih dapat
menghalangi erupsi gigi permanen.