Anda di halaman 1dari 26

FAKTOR LOKAL DARI

ETIOLO GI MALO KLU SI


Dosen Pembimbing: Penyaji:
Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort (K) Riezky Amalia Hesy Nasution

NIP. 197711162002122002 NIM. 180631152

DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
PENDAHULUAN
Maloklusi
Maloklusi merupakan suatu penyimpangan dalam pertumbuhan dento-fasial yang dapat
mengganggu fungsi pengunyahan, penelanan, bicara, dan keserasian wajah.

FAKTOR
LOKAL
GRABER

FAKTOR
UMUM
I. Jumlah Gigi → Supernumerary, Missing Teeth
II. Kelainan Bentuk Gigi

Graber’s
Graber’s III. Kelainan Ukuran Gigi

IV. Frenulum Labial yang Abnormal


Classification:
Classification: V. Premature Loss

LO VI. Persistensi Gigi Desidui


VII. Erupsi Gigi Permanen yang Terhambat

VIII. Kelainan Arah Erupsi Gigi

KAL IX. Ankilosis

X. Karies
XI. Restorasi Gigi Tidak Ideal
I. Kelainan
J U M LAH G I G I

a. Supernumerary Teeth
b. Missing Teeth
A. Supernumerary
Teeth

“ • Gigi supernumerary dapat tumbuh bervariasi dalam ukuran,


bentuk dan lokasi erupsinya. Paling sering dijumpai pada regio
premolar atau insisivus lateral.

• Kasus gigi supernumerary yang paling sering ditemui adalah


gigi mesiodens. Gigi mesiodens sering ditemui sebagai bentuk
konikal dengan akar dan mahkota gigi yang pendek baik pada
maksila maupun mandibula.
Biasanya pada kondisi gigi supernumerary yang bentuknya sangat menyerupai kelompok
gigi tempat gigi akan erupsi disebut supplemental teeth/ gigi suplemental.

Gigi Suplemental pada daerah premoral Gigi Suplemental pada regio lateral
mandibula maksila
Dampak gigi Erupsi gigi Waktu erupsi gigi
supernumerary: disekitarnya
terhalang
permanen
terlambat
yang

Bertambahnya perimeter
Defleksi lokasi benih lengkung rahang
Gigi berjejal pada
gigi yang akan erupsi (overjet bertambah jika terjadi pada lengkung rahang
maksila dan overjet berkurang jika
terjadi di mandibula)
B. Missing T e e t h
• true partial anodontia / hypodontia / oligodontia.

Dampak kehilangan gigi kongenital:


- Terdapat celah diantara gigi
- Fungsi penelanan yang menyimpang
- Gigi bergerak atau tilting secara abnormal ke daerah
gigi tetangganya
- Kehilangan gigi multipel dapat menyebabkan
masalah berkepanjangan pada gigi
Tabel 1. Distribusi 100 kehilangan gigi kongenital (pada kasus ini tidak terdapat molar tiga)
Insisivus Insisivus Premolar Premolar Molar
Kaninus Molar Kedua
sentralis lateralis Pertama Kedua Pertama
Maksila 2 28 - 10 7 - -

Mandibula 14 18 - 12 8 - 1

Singh G. Textbook of Orthodontics. Ed.2. New Delhi: Jaypee Brothers; 2007: 189-201.
II. Kelainan Ukuran Gigi
•Mikrodonsia
•Makrodonsia
Dilaserasi True Fusion Geminasi

III.Kelainan Bentuk Gigi

Concrescense Talon Cusp Dens in Dente


B.

Dilaserasi
Dilaserasi
Dilaserasi A.

A) Dilaserasi pada ujung akar, B) kondisi akar gigi yang


mempengaruhi dalam koreksi lengkung rahang
FUSI
• True fusion atau fusi gigi
Penyebab Fusi:
adalah kelainan
perkembangan berupa
penyatuan dua benih gigi Akibat persistensi dari lamina
berdekatan yang merupakan
hasil mutase pada saat interdental dari dua benih gigi
perkembangan embriologi
dan juga faktor genetik dengan
gigi.
• Keadaan ini terjadi pada pola pewarisan autosomal
tahap awal odontogenenis, dominan dengan penetrasi
yaitu kemungkinan sebelum
proses kalsifikasi jaringan gigi. rendah
CONCRESENCE

Gigi concrescence diartikan sebagai fusi gigi yang


terjadi setelah pembentukan akar gigi sempurna.
TWINNING

Terdapat kondisi pembelahan benih gigi


yang sempurna dimana ini juga biasa
disebut gigi ‘twinning’.
TALO N C U S P
TALO N C U S P
TALO N C U S P

Talon cusp adalah suatu anomali pada bagian lingual di

area singulum gigi insisivus permanen maksila atau

mandibula. Bentuknya lingual gigi menonjol dan

berbentuk seperti cakar elang sehingga dinamai talon

cusp.
Dens In Dente
Kondisi gigi yang mengalami
pertumbuhan dengan kondisi
benih gigi berada di dalam
gigi dan dapat dilihat dari
gambaran radiografi.
IV. Kelainan Frenulum Labial


• Frenulum labialis superior adalah frenulum yang terletak di sebelah anterior insisivus
atas.
• Perlekatan frenulum tinggi terjadi karena pada saat pertumbuhan dan perkembangan
gigi dan rahang tidak ikut migrasi perlekatan frenulum ke arah apikal.
• Letak frenulum yang normal terhadap jaringan periodontal adalah melekat pada
gingiva cekat sehingga pada waktu berfungsi tidak menimbulkan tarikan yang berlebih.
• Dampak adanya perlekatan frenulum tinggi adalah adanya diastema.
BLANCH TEST.
• Pertama bibir ditarik ke arah depan dan ke atas. Kemudian jika dilihat terdapat tarikan
di daerah interdental gigi insisivus sentralis hal ini dapat menandkan frenulum telah
melewati ridge alveolar.
V. Premature Loss Desidui
• Premature loss adalah kondisi dimana gigi desidui yang
sudah tanggal sebelum waktunya sementara gigi permanen
pengganti belum tumbuh.
• Penyebabnya selain karena trauma yang mengakibatkan
gigi tanggal awal, juga karies yang parah sehingga
menyebabkan gigi harus dicabut.
• Premature loss → menyebabkan perubahan pada panjang
lengkung gigi.
• Kehilangan gigi juga mengakibatkan terjadinya gangguan
fungsi pengunyahan, anak menjadi tidak dapat makan
dengan baik karena beberapa gigi tidak dapat berfungsi
maksimal.
VI. Persistensi Gigi Desidui
a. Defleksi erupsi gigi ke arah bukal/ labial atau
palatal/lingual dari alur erupsi.
Alur erupsi gigi yang mengarah ke palatal biasanya menyebabkan
gigi permanen yang erupsi crossbite, yang lebih sulit ditangani
dalam tahap selanjutnya.

b. Impaksi gigi permanen


Gigi permanen yang impaksi membutuhkan penangan yang lebih
sulit sehingga biasanya melibatkan perawatan bedah. Gigi yang
paling sering mengalami impaksi → kaninus maksila.
VII. Erupsi Gigi Permanen Terhambat

Tanda awal proses erupsi • Keterlambatan erupsi yang

berkorelasi dengan berakhirnya dimaksud adalah kegagalan erupsi

pembentukan mahkota gigi. Pada gigi pada waktu erupsi yang

umumnya gigi sulung seharusnya.

membutuhkan waktu sekitar 5-17 • Secara kronologis, keterlambatan

bulan dari pembentukan mahkota erupsi tersebut dibandingkan


dengan waktu erupsi rata-rata gigi
gigi hingga erupsinya. Adapun
pada umumnya. Keterlambatan
untuk gigi permanen, berkisar
erupsi bisa terjadi secara lokal atau
antara 2- 8 tahun.
menyeluruh.
VIII. Kelainan Arah Erupsi
Ectopic Eruption adalah suatu keadaan yang
Penyebab:
a) Akibat dari ukuran molar pertama permanen dan atau
biasanya terlihat ketika gigi permanen mulai gigi molar kedua desidui lebih besar dari normalnya

menggantikan gigi desidui pada usia sekitar 6 b) Gigi bererupsi pada suatu sudut abnormal terhadap
dataran oklusal
tahun. Merupakan erupsi yang abnormal dari suatu c) Pertumbuhan tuberositas terlambat, menghasilkan panjang
lengkung yang abnormal
gigi permanen dalam hal ini gigi ke luar dari jalur
d) Morfologi dari permukaan distal mahkota gigi molar kedua
normal dan menjadi penyebab resorbsi abnormal desidui dan akar memberikan hambatan erupsi sehingga
terjadi abnormalitas kemiringan gigi permanen molar
suatu gigi desidui yang akan diganti. pertama.
IX. Ankilosis
• Biasanya terjadi antara umur 6 dan 12 tahun
• Membran periodontal yang hilang dan formasi tulang
yang membentuk gabungan antara lamina dura dan
sementum.
• Penggabungan tulang ini mencegah gigi erupsi, sedangkan
gigi yang lain dalam lengkung gigi tetap erupsi.

Franklin
Trauma atau infeksi kronis yang selanjutnya mengiritasi
jaringan periodontal di daerah akar

Akibat infeksi (atau trauma), maka jaringan periodontal dan


epitelium yang berada di sekitar gigi tersebut mengalami
kerusakan. Gigi desidui ankilosis, menyebabkan gigi kaninus
permanen erupsi ke arah labial

Kemudian, sementum pada daerah akar yang mengalami


kerusakan terdeposit lalu terfiksasi pada tulang alveolar.
X. Karies

Karies pada interdental gigi molar 1 desidui Kehilangan gigi dini akibat karies
menyebabkan pergerakan gigi premolar menyebabkan gigi molar tilting ke mesial
permanen ke mesial
XI. Restorasi Yang Tidak Ideal


Maloklusi dapat terjadi akibat restorasi dental yang tidak tepat. Restorasi
gigi yang under contoured pada proksimal gigi dapat mengurangi panjang
lengkung rahang, terutama pada gigi molar desidui. Begitu juga sebaliknya
pada restorasi over contoured yang menggunakan ruang berlebih dapat
menghalangi erupsi gigi permanen.

Kontak prematur pada restorasi oklusal dapat menyebakan perubahan pada


saat penutupan rahang mandibula, dan restorasi under contoured dapat
mengakibatkan supraerupsi dengan gigi berlawanan.
K E S I M P U LAN
Maloklusi dapat menyebabkan terjadinya masalah periodontal, gangguan fungsi lisan seperti
pengunyahan, penelanan dan masalah bicara dan psikososial yang berkaitan dengan estetika.
Terdapat beberapa faktor etiologi yang dapat menyebabkan maloklusi terjadi baik secara
umum maupun lokal.
Faktor lokal seperti adanya kelainan gigi atau kelainan jaringan lunak terbentuk pada masa
pembentukan benih gigi atau pada saat bayi masih di dalam kandungan, terdapat juga faktor
lokal yang terjadi pada saat perkembangan anak seperti kondisi karies atau restorasi yang tidak
ideal.
Sangat penting untuk mengetahui dan merawat kondisi gigi desidui anak sejak dini sehingga
mencegah terjadinya kelainan yang lebih lanjut pada periode gigi dewasanya.

Anda mungkin juga menyukai