Anda di halaman 1dari 3

1.

Dobutamine
Farmakologi :
Dobutamine merupakan amina simpatomtik yang mempunyai efek simulasi yang kuat pada
resptor-β2 dan reseptor-αdi jantung. Dobutamine secara langsung menstimulasi resptor-βdi
jantung untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan isi sekuncup yang akan menyebabkan
peningkatan curah jantung. Aliran darah coroner dan konsumsi oksigen miokard biasanya
meningkat karena terjadi kontraktilitas miokard. Dobutamine mengurangi peningkatan
tekanan pengisian ventrikel ( pengurangan preload) dan memfasiitasi konduksi nodus
atrioventrikel (AV).
Farmakokinetik
Absorbs :
Setelah pemberian secara intravena mula kerja dobutamine timbul dalam waktu 2 menit.
Konsentrasi plasma puncak dan efek obat terjadi dalam waktu 10 menit setelah pemberian
awal infus intravena
Eliminasi : waktu paruh plasma dobutamine kurang lebih 3 menit. Dobutamine
dimetabolisme di dalam hati dan jaringan lain oleh catechol-O-methyltransferase menjadi
senyawa inaktif, yaitu 3-O-methyldobutamine, dan terkonjugasi dengan asam glukuronat.
Konjugat-konjugat dobutamine dan 3-O-methyldobutamine diekskresi terutama di dalam
urin, dan dalam jumlah yang lebih kecil dieksresi didalam feses.
Indikasi :
Membantu inotropic miokardium pada terapi gagal jantung kongestif akut atau syok
cardiogenic
Kontraindikasi :
Dobutamine dikontaindikasikan pada pasien dengan stenosis subaortahipertrofik idiopatik
atau pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap dobutamine
2. Norepinephrine
Farmakologi
Noreepinefrine merupakan amina simptomimetik yang berbeda dari epinephrine dengan
ketiadaan gugus metil pada atom nitrogen. Noreepinefrine bitartrate berfungsi sebagai
vasokonstriktor perifer ( aksi α-adrenergik) dan sebagai stimulator inotropic pada jantung
dan dilator arteri coroner ( aksi β-adrenergik)
Indikasi :
Untuk mengontrol tekanan darah dalam kondisi hipotensi akut ( seperti,
pheochromocytomectomy, sympathectomy, poliomyelitis, anestesi spinal, infark miokard,
septikemia, tranfus darah dan reaksi obat )
Sebagai tambahan terapi pada henti jantung dan hipotensi berat
Kontraindikasi :
Noreepinefrin tidak boleh diberikan pada pasien hipotensi karena kekurangan darah,
kecuali dalam keadaan darurat untuk mempertahankan perfusi arteri koronerdan serebral
sampai terapi penggantian volume darah dapat diberikan. Jika norepinephrine diberikan
secara kontinyu untuk mempertahankan tekanan darah tetapi penggantian volume darah
tidak dilakukan, dapat terjadi hal-hal berikut : vasokontriksi perifer dan visceral yang
berat, penurunan perfusi ginjal dan pengeluaran urin, gangguan aliran darah sistemik
maupun tekanandarah normal, hipoksia jaringan dan asidosis laktat.
Noreepinefrine juga tidak boleh diberikan pada pasien dengan thrombosis pembuluh
darah mesenterium atau pembuluh darah perifer (karena resiko peningkatan iskemiadan
perluasan area infark).
Anestetik cyclopropane dan halothane meningkatkan iritabilitas autonomy jantung dan
oleh karena itu menimbulkan sensitivitas miokardium terhadap kerja norepinephrine atau
epinephrine yang diberikan secara IV. Karena itu pemberian norepinephrine selama
pemberian anetesi cyclopropane dan halothane umumnya dikontraindikasikan, karena
resiko terjadinya takikardia ventricular dan fibrilasi.
Aritmia jantung dengan tioe yang sama dapat terjadi akibat penggunaan norepinephrine
pada pasien hipoksia berat atau hiperkarbia.

3. Furosemide
Farmakologi :
Furosemide merupakan obat yang meningkatkan sekresi urin ( diuretic”loop”)
Indikasi :
a) Edema akibat penyakit jantung, hati dan ginjal
b) Terapi tambahan pada edema paru akut dan edema serebral dimana diinginkan
diuresis yang kuat dan cepat.
Kontraindikasi :
a) Pasien dengan gagal ginjal disertai kurangnya pembentukan urin ( anuria)
b) Koma hepatikum atau precoma
c) Difisiensi elektrolit seperti penurunan kadar kalium darah berat ( hipokalemia)
atau natrium ( hyponatremia)
d) Penurunan volume darah dalam tubuh9 hipovolemia) dengan atau tanpa
penurunan tekanan darah (hipotensi)atau dehidrasi
e) Hipersensitif terhadap furosemide
f) Pasien alergi terhadap sulfonamide ( antibiotic sulfonamide atau sulfonylurea)
daoat menunjukan sensitifitas silang terhadap furosemide

4. Dopamine
Dopamine HCL adalah 3,4-dihydroxyphenethylamine HCL, precursor biokimia
katekolamin dari noradrenalin dan adrenalin. Dopamine HCL dapagtt menstimulasi
resprot alfa, beta, dan reseptor dopamine. Pada dosis rendah stimulasi terutama pada
respetor dopamine, efek yang paling penting adalah vasodilasi mesenterika dan ginjal.
Pada dosis infus menengah, total resistensi perifer relative tidak berubah dikarenakan
vasokontriksi perifer ( efek alfa) dan vasodilasi otot (efek beta). Peningkatan dosis
yang tinggi dapat menyebabkan vasokontriksi yang disebabkan oleh stimulasi
reseptor alfa.
Indikasi :
a) Untuk koreksi ketidakseimbangan hemodinamik pada :
b) Hipotensi akut atau syok yang disertai dengan infark miokardium, septikemia
endotoksik, trauma dan gagal ginjal.
c) Sebagai terapi tambahan setelah bedah jantung, di mana bisa terjadi hipotensi
tetap setelah koreksi hypovolemia
d) Dekompensasi jantung kronik pada gagal jantung kongestif

Kontraindikasi :
a) Feokromositoma: dopamine dapat melepas ketekolamin menuju
sirkulasi,memproduksi efek aditif menuju kadar katekolamin abnormal yang
tinggi, dan meyebabkan hipertensi akut
b) Takiaritmia ventricular dan atrial
c) Penggunaan Bersama dengan cyclopropane dan anestetik hidrokarbon
terhalogenasi
d) Hipertiroidisme
e) Penguunaan bersammam dengan ergotamine

5. Isosorbide dinitrate
Indikasi :
a) Pengobatan angina pectoris
b) Profilaksis terhadap serangan angina pada penderita penyakit-penyakit coroner
yang kronis
c) Pengobatan gangguan- gangguan angina setelah infarkd miokardium

Kontraindikasi :
a) Galukoma : golongan nitrat menambah tekanan intraokuler
b) Perdarahan otak : golongan nitrat menambah tekanan cairan serebrospinal
c) Hipotensi dengan tekanan systole dapat memperburuk penyakit
d) Gagal jantung akut ( syok, kolaps vaskuler)
e) Infark jantung akut

Anda mungkin juga menyukai