Anda di halaman 1dari 12

OPERATION PLAN

OLEH :

Pt. Yudi Gunawan NIM 1417051036

Ngurah Eka Naradhipa NIM 1417051241

I Nyoman Rony Kresnayana NIM 1417051250

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merdeka, bersatu, dan
berdaulat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan pembangunan nasional yang berdasar atas
demokrasi ekonomi. Pembangunan nasional di bidang ekonomi dilaksanakan dalam
rangka menciptakan struktur ekonomi yang kukuh melalui pembangunan industri
yang maju sebagai motor penggerak ekonomi yang didukung oleh kekuatan dan
kemampuan sumber daya yang tangguh. Pembangunan industri yang maju
diwujudkan melalui penguatan struktur Industri yang mandiri, sehat, dan berdaya
saing, dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal dan efisien, serta
mendorong perkembangan industri ke seluruh wilayah Indonesia dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional yang berlandaskan pada
kerakyatan, keadilan, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa dengan mengutamakan
kepentingan nasional. Dalam rangka memenuhi hal tersebut, Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2014 tentang Perindustrian disusun sebagai pengganti Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian yang sudah tidak sesuai dengan
perubahan paradigma pembangunan industri.
Perencanaan meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk
mencapai tujuan tersebut. Perencanaan telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama
manajemen dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Membuat keputusan
biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan
proses penyelesaian setiap rencana. Perencanaan penting karena banyak berperan
dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain.
Tata letak atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang ada
merupakan landasan utama dalam dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik
yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal
akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri.
Dalam membangun suatu perusahaaan harus sesuai dengan perencanaan dan
perancangan yang sesuai dengan syarat pendirian suatu perusahaan. Dengan adanya
perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas ini, diharapkan agar aliran proses
serta pemindahan bahan yang ada di dalam suatu perusahaan berjalan dengan lancar.
Kelancaran proses produksi dapat meminimumkan biaya dan mengoptimalkan
keuntungan yang diperoleh. Selain itu, perencanaan dan perancangan tata letak
fasilitas ini juga berguna untuk mengoptimalkan hubungan antar aktivitas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Regulatory issues suatu perusahaan?
2. Bagaimana Perencaan Fasilitas suatu perusahaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk bisa menganalisis isu-isu tentang aturan-aturan yang harus dilaksanakan
suatu perusahaan.
2. Untuk mengetahui perencaan fasilitas-fasilitas apa saja yang dilakukan suatu
perusahaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Regulatory Issues

A. Isu-isu Hukum Suatu Perusahaan


Permasalahan hukum (legal issue) disuatu perusahaan yang dihadapi seorang
Legal Officer adalah banyak sekali, meskipun demikian dapat dipetakan menjadi dua
kelompok yatu isu-isu hukum internal dan eksternal (internal and external legal
issuess). Internal Legal Issues Di dalam internal perusahaan biasanya masalah- hukum
berkaitan dengan:
1) Tenaga kerja. Di dalam ruang lingkup tenaga kerja ini beberapa masalah tenaga
kerja yang perlu dicermati adalah seperti perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
dan semua peraturan perundang undangan ketenaga kerjaan yang harus di
laksanakan oleh perusahaan.
2) Masalah permodalan. Yang dimaksud masalah permodalan disini adalah modal
yang berupa keuangan perusahaan dimana terkadang perusahaan akan meni
ngkatkan modal yang berarti berkaitan dengan perubahan akte pendirian dengan
segala konsekwensinya. Belum lagi kalau perusahaan di dalam menambah modal
dengan meminjam pihak tertentu yang akan berdampak pada pembuatan
perjanjia. Selain itu juga bila perusahaan akan menambah modal melalui go
public atau bila sudah go public akan dilanjutkan dengan right issue tentunya
banyak aspek legal yang harus dipersiapkan untuk hal tersebut.
3) Masalah pengadaan bahan baku. Untuk perusahaan industri yang menghasilkan
barang maka pengadaan bahan baku juga banyak menbimbulkan permasalahan
hukum misalnya pembelian bahan baku (perjanjian pembelian), jika melakukan
penambangan sendiri maka aspek hukum penambangan yang sangat rumit
merupakan tantangan yang harus dibereskan. Dan lain lain. Untuk perusahaan
jasa masalah hukum tentang bahan baku tentunya tidak ada.
4) Masalah alat produksi. Perusahaan di dalam melakukan produksi tentulah sangat
memerlukan alat alat produksi seperti mesin , kendaraan dan lain lain. Masalah
hukum yang biasanya muncul adalah masalah pembelian perawatan dan
penggantian mesin yang biasanya akan berkaitan dengan perjanjian dengan pihak
penyedia mesin produksi.
5) Masalah restrukturisasi. Restrukturisasi bisa meliputi organisasi perusahaan juga
bisa menyangkut restrukturisasi modal . restrukturisasi hutang piutang dan
restrukturisasi lainnya yang rawan akan munculnya permasalahan hukum.

External Legal IssuesMasalah di lingkungan eksternal, mencakup:

1) Compliance. Hal yang paling penting yang berkaitan dengan external legal issues
adalah permasalahan compliance yang artinya harus mematuhi semua peraturan
perundang undangamn yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal yang sering di
periksa oleh pemerintah adalah berkaitan dengan pembayaran pajak. Pembayaran
pajak disini walau diurus oleh bagian keuangan namun seorang legal officer
sebaiknya tau pajak apa saja yang harus dibayar oleh perusahaan.
2) Masalah pencemaran lingkungan. Di samping pajak pemerintah sangat concern
kepada masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan tidak hanya
masalah polusi namun juga masalah lingkungan sosial dan lain lain yang aturan
hukumnya harus diketahui seorang legal officer.
3) Pengembangan perusahaan. Jika perusahaan sudah mulai berkembang dia bisa
menjadi perusahaan induk (holding) yang tentunya akan mempunyai beberapa
anak perusahaan. Termasuk perusahaan melakukan akuisisi merger dan
konsolidasi, ini semua akan membutuhkan aspek hukum yang tidak sederhana
dan rawan menimbulkan permasalahn hukum.
B. Isu Ketenagakerjaan Di Perusahaan
1.      Rekrutmen
Perusahaan multinasional (MNC) yang tergabung dalam The World’s Most
Admired Companies versi majalah Fortune selalu menjadi inspirasi bagi banyak
perusahaan lain dalam berbagai hal, termasuk rekrutmen. Sebelum melakukan
rekrutmen, manajemen perusahaan harus mengetahui benar apa yang dibutuhkan
organisasi. Selanjutnya, mereka harus mengetahui pula kandidat aktual dibandingkan
gambaran ideal yang dibutuhkan. Mereka terlibat penuh dalam persiapan sebelum dan
setelah bertemu dengan kandidat.
Komponen strategi rekrutmen yang sukses antara lain mencakup:
a. Secara hati-hati mengartikulasikan strategi bisnis perusahaan
b. Menyiapkan data komprehensif terbaru tentang tingkat ke luar-masuk karyawan,
data biaya rekrutmen, dan data keberhasilan retensi
c. Menyusun model kompetensi yang mendukung secara langsung strategi bisnis
d. Mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kompetensi di jajaran perusahaan,
termasuk gap yang perlu diisi
e.  Menyusun deskripsi posisi yang relevan secara akurat, termasuk deskripsi jalur
pengembangan karir
f. Mengetahui secara dalam tentang situasi remunerasi di pasar
g. Memiliki proses evaluasi kandidat yang teruji
2. Pelatihan Di Lingkungan Internasional
Pelatihan adalah suatu proses memilih sikap dan perilaku tenaga kerja untuk
ditingkatkan menjadi lebih baik demi pencapaian tujuan. Pelatihan di lingkungan
internasional sangat berhubungan dengan seleksi personel/penugasan internasional
yang di lakukan kepada para manajer yang ditugaskan ke luar negeri. Pada umumnya
mereka kurang dapat memahami kebiasaan-kebiasaan, budaya dan perilaku kerja
orang-orang di negara dimana mereka ditugaskan
a.      Alasan Pelatihan
Pelatihan untuk mempersiapkan keahlian bagi orang yang akan ditugaskan ke
luar negeri memiliki beberapa alasan penting antara lain alasan organisasi dan
personel yaitu:
1. Alasan Organisasi
Salah satu alasan organisasi dalam melakukan pelatihan dalah agar tugas-tugas
dalam menjalankan operasi bisnis di luar negeri berlangsung secara efektif.
Alasan utama adalah untuk mengatasi ethnosentrisme dimana pada paham ini
mempercayai bahwa apapun yang dilakukan orang dari kantor pusat adalah
superior dari yang lain. Ini terjadi pada perusahaan multinasional yang sangat
besar dimana para manajer percaya bahwa pendekatan kantor pusat untuk
melakukan bisnis dapat ditularkan ke negara lain karena pendekatan tersebut lebih
superior daripada yang ada di negara lokal.
2. Alasan Personal
Alasan dilakukan pelatihan bagi manajer luar negeri adalah untuk memperbaiki
kemampuan dalam berinteraksi secara efektif dengan para personel yang berasal
dari negara dimana kantor cabang beroperasi secara khusus dan orang lain secara
umum dalam negara tujuan. Program pelatihan yang efektif diharapkan dapat
mengatasi masalah personal seperti kesopanan, ketepatan waktu,kebijaksanaan,
ketertiban, sensitivitas, toleransi dan empati.
Masalah personal yang lain adalah arogansi. Banyak manajer dari berbagai
perusahaan  multinasional ketika berada di tempat tugas, di negara lain
berperilaku arogan karena kekuasaan dan prestise yang lebih besar pada pekerjaan
yang melebii di kantor pusat.
2.2 Perencanaan Fasilitas Perusahaan
A. Perencanaan Fasilitas
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Tata letak suatu pabrik
ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen
yang ada dari pabrik. Istilah tata letak suatu pabrik dapat diartikan sebagai
pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada. Secara umum tata letak
fasilitas dapat juga didefinisikan sebagai tempat berkumpulnya orang, material,
mesin, dan sebagainya untuk mencapai tujuan dari suatu industri barang atau jasa.
Fasilitas harus dapat diatur dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan untuk
memproduksi produk atau menyediakan jasa dengan biaya rendah, kulaitas tinggi,
dan menggunakan sumber daya yang minimal. Perencanaan fasilitas dalam industri
digunakan untuk mengatur fasilitas yang ada agar mencapai tujuan perusahaan.
Perencanaan fasilitas dibagi atas dua bagian yaitu perencanaan penempatan fasilitas
dan perancangan fasilitas.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan
hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan dan suatu desain produk
yang bagus akan tidak ada artinya akibat perencanaan tata letak yang sembarangan
saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normalnya harus berlangsung
lama dengan tata letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang
dibuat didalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian
yang tidak kecil.
Tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk
meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya seperti
biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun fasilitas
produksi lainnya. Selain itu biaya pemindahan bahan, biaya produksi, perbaikan,
keamanan, biaya penyimpanan produk setengah jadi dan pengaturan tata letak pabrik
yang optimal akan dapat pula memberikan kemudahan di dalam proses supervisi
serta menghadapi rencana perluasan pabrik kelak dikemudian hari.
B. Tujuan Perancangan Fasilitas
Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar pada produktifitas
dan keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkan dengan faktor-faktor
lainnya. Selain itu, material handling sangat berpengaruh sebagai 50% penyebab
kecelakaan yang terjadi dalam industri dan merupakan 40% dari 80% seluruh biaya
operasional. Dalam pelaksanaanya, tata letak dan material handling memiliki
hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan tata letak adalah mengatur
area kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk membentuk proses
produksi yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan efisien. Selain itu,
perancangan tata letak juga bertujuan untuk mengembangkan material handling yang
baik, penggunaan lahan yang efisien, mempermudah perawatan, dan meningkatkan
kemudahan dan kenyamanan lingkungan kerja.
Terdapat beberapa keuntungan tata letak fasilitas yang baik, yaitu:
1) Menaikkan output produksi
Pada umumnya, tat letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar
dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang
lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
2) Mengurangi delay
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap
departemen atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata letak
fasilitas. Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang
berlebihan yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking),
gerakan memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion) yang
menyebabkan proses perpindahan terhambat.
3) Mengurangi jarak perpindahan barang
Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai
dari bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai
barang jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat
begitu banyaknya perpindahan barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan
perpindahan barang, terutama dalam proses produksi, maka perancangan tata
letak yang baik akan meminimalkan biaya perpindahan barang tersebut.
4) Penghematan pemanfaatan area
Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian
ruang yang berlebihan.
5) Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi lainnya.
6) Proses manufaktur yang lebih singkat
Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle
neck, maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih
singkat sehingga total waktu produksi pun dapat dipersingkat.
7) Mengurangi resiko kecelakaan kerja
Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di
dalamnya.
8) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan
yang baik, sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan
tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini
berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga
produktivitas kerja akan terjaga.
9) Mempermudah aktivitas supervisor
Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk mengamati
jalannya proses produksi.
C. Faktor-faktor dalam Pemilihan Lokasi
Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
masing-masing perusahaan berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor
terpenting adalah dekat dengan pasar. Tetapi mungkin yang lebih penting bagi
perusahaan lain adalah dekat dengan sumber-sumber penyediaan dan komponen.
Masih organisasi lainnya mungkin menemukan bahwa faktor yang paling penting
adalah memilih lokasi di mana tenaga kerja yang mencukupi kebutuhan organisasi,
ataupun biaya transportasi yang sangat tinggi bila produk berat dan besar.
Jadi, alasan utama adanya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya
perbedaan kebutuhan masing-masing perusahaan. Lokasi yang baik adalah suatu
persoalan individual. Hal ini sering disebut pendekatan “situasional” atau
“contingency” untuk pembuatan keputusan bila dinyatakan secara sederhana,
“semuanya bergantung:. Secara umum faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
adalah :
a) Lingkungan masyarakat.
kesediaan masyarakat daerah menerima segala konsekuensi, baik konsekuensi
positif maupun negativ didirikannya suatu pabrik di daerah tersebut merupakan
suatu syarat penting. Perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan
ekologi di mana perusahaan akan berlokasi, karena pabrik-pabrik sering
memproduksi limbah dalamjn j berbagai bentuk. Di lain pihak, masyarakat
membutuhkan industri atau perusahaan karena menyediakan berbagaim lapangan
pekerjaan dan uang dibawa industri ke masyarakat.
b) Kedekatan dengan pasar.
Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan akan memberikan pelayanan
yang lebih baik ke pada pelanggan, dan sering mengurangi biaya distribusi. Perlu
dipertimbangkan juga apakah pasar perusahaan tersebut luas ataukah hanya
melayani sebagian kecil masyarakat, produk mudah rusak atau tidak, berat produk
dan proporsi biaya ditribusi barang jadi pada total biaya. Perusahaan besar dengan
jangkauan pasar yang yang luas, dapat mendirikan pabriknya dibanyak tempat
yang tersebar untuk mendekati pasar. Dalam sektor jasa, daerah pasar biasanya
ditentukan oleh waktu perjalanan para elangganan ke fasilitas atau waktu
perjalanan para pemberi pelayanan ke para langganan.
c) Tenaga kerja.
Di manapun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga kerja, karena itu
cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar. Bagi banyak
perusahaan sekarang kebiasaan dan sikap calon pekerja di suatu daerah lebih
penting dari keterampilan dan pendidikan, karena jarang perusahaan yang dapat
menemukan tenaga kerja baru yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat
bervariasi dan tingkat spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus
menyelenggarakan program pelatihan khusus bagi tenaga kerja baru. Orang-orang
dari suatu daerah dapat menjadi tenaga kerja yang lebih baik dibanding dari
daerah lain, seperti tingkat absensi yang berbeda dan semangat kerja mereka. Di
samping itu, penarikan tenaga kerja, kuantitas dan jarak, tingkat upah yang
berlaku, serta persaingan antar perusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja
yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan perusahaan.
d) Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier.
Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses produksi
maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat bahan mentah. Tetapi produk jadi
lebih berat, besar, dan bernilai rendah maka lokasi dipilih sebaliknya. Begitu juga
bila bahan mentah lekas rusak, lebih baik dekat bahan mentah.
e) Fasilitas dan biaya transportasi.
Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara, dan air akan
melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk
perusahaan. Pentingnya pertimbangan biaya transportasi tergantung
sumbangannya terhadap total biaya. Untuk banyak perusahaan perbedaan nbiaya
transportasi tidak sepenting perbedaan upah tenaga kerja. Tetapi, bagaimana pun
juga, biaya transportasi tidak dapat dihilangkan di manapun perusahaan berada,
karena produk perusahaan harus disalurkan dari produsen bahan mentah ke
pemakai akhir. Jadi, fasilitas seharusnya berlokasi di antara sumber bahan mentah
dan pasar yang meminimumkan biaya transportasi.
f) Sumber daya lainnya.
Perusahaan seperti pabrik kertas, baja, karet, kulit, gula, tenun, pemrosesan
makanan, alumunium, dan sebagainya sangat memerlukan air dalam kuantitas
yang besar
DAFTAR PUSTAKA
Tus, Rachmawati.”Isu Regulasi Ketenagakerjaan di Perusahaan”. 12 Pebruari 2016.
http://www.hukumonline.com/ /2016/02/regulasi-ketenagakerjaan-di-perusahaan.html

Anda mungkin juga menyukai