Anda di halaman 1dari 3

4.

1 Tahapan-tahapan pengembangan tim/team work

Gambar 4.1 Tahapan Pengembangan Tim

1. Tahap Satu: Forming / Pembentukan


Ini adalah tahap untuk mengenal satu sama lain dan untuk membentuk komitmen individu
pada tugas atau proyek yang akan dikerjakan. Situasi intinya adalah situasi yang tidak aman
dan berhati-hati, dengan menunjukkan sikap aktif dan pasif, misalnya sikap aktif terlihat saat
mencari peran dalam kelompok. Penghargaan terhadap peran ini yang dilakukan oleh anggota
lain dalam kelompok tersebut dikenali dari kehadiran seseorang dan penerimaan terhadapnya
dalam kelompok itu. Tahap ini mencakup pengujian untuk mengetahui batasan perilaku
interpersonal (antar anggota kelompok) dan batasan perilaku terhadap tugas yang dihadapi.
2. Tahap Dua: Storming stage / Tahap Curah Gagasan
Setelah tim bekerja bersama selama beberapa waktu, kelompok tersebut akan meninggalkan
tahap pembentukan dan memasuki tahap Curah Gagasan. Ini adalah tahap yang sulit dilalui
oleh kelompok tersebut, tapi penting bagi kesehatan pengembangan kelompok.
Tahap Curah Gagasan dicirikan oleh perilaku-perilaku berikut:
a. Para anggota kelompok mulai menunjukkan gaya aslinya
b. Ketidak-sabaran yang terus meningkat akan muncul ke permukaan akibat sedikitnya
kemajuan yang dicapai
c. Para anggota akan saling masuk ke daerah anggota lain, dan hal ini akan mengganggu
d. Akan muncul ketidak-sepakatan umum tentang proses, tugas dan tujuan keseluruhan tim
tersebut.
3. Tahap Tiga: Norming / Penormaan
Saat anggota kelompok mengetahui perbedaan-perbedaan mereka dan telah mengatasinya,
mereka maju ke tahap pembentuan norma, tahap dimana mereka bertanya, “Hei, apa yang
akan kita lakukan untuk menyelesaikan tugas kita?” Setelahmelewati kesopanan dan
kegugupan tahap Pembentukan dan mengatasi masalah di tahap Curah Gagasan, tim akan
menginginkan pengkajian ulang tentang kemajuan dan fungsi yang mereka kerjakan. Karena
anggota tim telah belajar mengatasi perbedaan diantara mereka dan konflik emosional sudah
diredam, mereka akan punya lebih banyak waktu dan energi untuk fokus pada tujuan mereka.
Para anggota kelompok mencari konsensus. Penggabungan pendapat dan masukan dari tiap
individu mulai terjadi. Akhirnya, perbedaan-perbedaan antar individu diterima dan aturan
baru untuk bekerja mulai disusun.
Tahap Norming / Penormaan dicirikan oleh perilaku-perilaku berikut:
a. Aturan dasar dan prosedur formal yang kemungkinan terlewatkan di awal sekarang mulai
dianggap lebih serius.
b. Tim tersebut akan menginginkan lebih banyak pembahasan tentang hal-hal ini, waktu
yang digunakan untuk memunculkan ide akan lebih sedikit, dan
c. Lebih banyak dihabiskan untuk pengambilan keputusan
d. Para anggota akan ingin membatasi agenda item-item yang harus difokuskan dengan
topik-topik spesifik
e. Sub kelompok mungkin dibentuk untuk maju lebih cepat
f. Konflik-konflik dimunculkan dan dipecahkan
4. Tahap Empat: Performing / Bekerja—Tahap Aksi
Pembentukan, Curah gagasan, Penormaan dan kemudian Bekerja, tahap akhir dalam
pengembangan tim. Tim yang bekerja adalah tim unit yang sangat efektif dalam memecahkan
masalah, yang bisa meraih solusi dengan cepat dan bahkan bisa mendahului memecahkan isu-
isu sebelum berubah menjadi masalah. Tahap ini hanya bisa dimulai ketika kelompok sudah
merasa dan berpikir bahwa beberapa hal bisa diprediksikan, bahwa aturan hubungan antar
anggota kelompok telah disetujui dan bahwa kelompok tersebut tidak perlu menegosiasikan
apa yang sudah dibangun.
Sebuah tim dalam tahap bekerja akan:
a. Bersikap produktif: tugas-tugas akan diselesaikan, dan tim akan mencari lebih banyak hal
untuk dilakukan
b. Bersikap proaktif, dan tidak selalu menunggu arahan dari pihak manajemen
c. Menunjukkan kesetiaan pada kelompok, dan menghargai perselisihan pribadi
d. Mendorong pelajaran dan perkembangan personal
e. Peduli pada kesejahteraan dan perkembangan anggota tim

Daftar Pustaka
Fullan (2005) ‘Pengembangan Tim dan Kerja Tim’, Kepemimpinan Kerja, 3(1), pp. 1–43.
Diakses Pada Tanggal 5 Desember Pukul 19.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai