Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nida Munirah

Nim : 1910312320044

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Mata Kuliah : Manajemen Risiko

IDENTIFIKASI RISIKO

A. Pengertian Identifikasi Risiko


Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenali dan mencatat risiko.
Dalam proses manajemen risiko, identifikasi risiko merupakan bagian yang dilakukan
paling terdahulu dalam proses assessmen risiko.
Tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk mengidentifikasi hal-hal, kejadian-
kejadian atau situasi yang mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan
organisasi termasuk penyebab dan sumber risiko, deskripsi kejadian risiko dan
dampaknya terhadap tujuan organisasi. Setelah risiko diidentifikasi, organisasi harus
mengidentifikasi pengendalian yang telah dilakukan terhadap risiko tersebut.
Hal – hal yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk perusahaannya :
a. Mengetahui kemungkinan – kemungkinan terjadinya suatu kerugian dan harus
berhati – hati atas kemungkinan timbulnya setiap kerugian dan hal ini
merupakan tugas utama seorang manajer risiko.
b. Memperkirakan frekuensi dan besar kecilnya risiko sehingga dapat
diperkirakan kemungkinan kerugian maksimum dari risiko yang berasal dari
berbagai sumber.
c. Memutuskan pemakaian metode pengolahan risiko yang terbaik dan paling
ekonomis,apakah dengan jalan menghapuskan, mengurangi, membatasi,
menanggung sendiri, memindahkan atau mengkombinasikan metode – metode
tersebut.
d. Mengadministrasikan program –program manajemen risiko termasuk
mengadakan penilaian kembali atas program – program, pencatatan –
pencatatan dan lain sebagainya.
1. Risiko Keuangan
Resiko Keuangan adalah segala macam resiko yang berkaitan dengan keuangan, biasanya
diperbandingkan dengan resiko non keuangan, seperti resiko operasional. Jenis resiko
keuangan misalnya adalah resiko nilai tukar, resiko suku bunga, dan resiko likuiditas.
Resiko keuangan adalah resiko yang timbul akibat ketidakpastian target keuangan sebuah
usaha atau ukuran keuangan usaha. Target keuangan usaha adalah besaran target yang
ditetapkan oleh wirausaha dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan ukuran keuangan
usaha adalah kondisi keuangan usaha yang bisa berupa arus kas, laba usaha, dan
pertumbuhan penjelasan (Bramantyo Djohamputera).
Contoh:
 Kesalahan keputusan investasi
 Terjadinya perubahan pendapat
 Banyak utang tak tertagih
a. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari faktor pasar,
termasuk Risiko perubahan harga option. Risiko Pasar meliputi antara lain
Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar, Risiko ekuitas, dan Risiko komoditas.
Risiko suku bunga dapat berasal baik dari posisi trading book maupun posisi
banking book. Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko ekuitas dan
komoditas wajib diterapkan oleh Bank yang melakukan konsolidasi dengan
Perusahaan Anak. Cakupan posisi trading book dan banking book mengacu
pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum dengan memperhitungkan Risiko Pasar.
Contoh : Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah
yang merugikan organisasi.Misal, suatu perusahaan mempunyai portofolio
sekuritas saham yang dibeli dengan harga Rp 1 miliar.Misalkan harga saham
jatuh, sehingga nilai pasar saham tersebut turun menjadi Rp 800
juta.Perusahaan tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio
sahamnya turun sebesar Rp 200 juta.Kerugian tersebut disebabkan karena
harga saham bergerak kearah yang kurang menguntungkan (dalam hal ini
turun).
Risiko pasar terdapat dalam beberapa bentuk risiko-risiko lainnya:
 Risiko Tingkat Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif
aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan
memburuk karena peningkatan suku bunga. Risiko ini bisa
diartikan sebagai risiko yang diakibatkan adanya perubahan
suku bunga yang ada di pasaran sehingga akan mempengaruhi
pendapatan investasi. Secara umum, jika suku bunga
meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian
juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan
jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang
digunakan untuk mengelola risiko suku bunga.
Contoh: suku bunga obligasi adakah 8-10% pada umumnya,
namun kemudian pemerintah mengeluarkan Sukuk Ritel yang
memiliki suku bunga hingga 12%. Dengan begitu, pastinya
investor lebih suka dengan Sukuk Ritel ini. Alasan lain
mengapa sukuk ritel menjadi solusi bagi investor adalah selama
ini loyalis syariah belum terlayani dengan kehadiran obligasi
ritel Indonesia (ORI). Pasalnya, investor itu tetap menanti ORI
yang berbasis syariah. Jadi fenomena ini sangat terkait dengan
resi yang ditawarkan. Sebab ada kategori investor yang
memang hanya menginginkan produk syariah.
 Risiko Nilai Tukar
Risiko Nilai Tukar adalah risiko kerugian akibat perubahan
nilai posisi Trading Book dan Banking Book yang disebabkan
oleh perubahan nilai tukar valuta asing termasuk perubahan
harga emas. Risiko Nilai Tukar adalah fluktuasi dari konversi
nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara
lainnya, dan jika mata uang asing dibutuhkan dalam kegiatan
bisnis perusahaan (Fahmi, 2012:189). Terjadinya fluktuasi
perubahan kurs rupiah menimbulkan risiko nilai tukar dimana
semakin tinggi fluktuasinya semakin besar risiko yang muncul
sehingga risiko nilai tukar uang akan menimbulkan laba atau
rugi bagi perusahaan (Dewi, 2016).
Contoh; investor ingin menanamkan investasi yang
mengharuskannya menggunakan mata uang US$. Di saat yang
sama kurs rupiah terhadap US$ lemah, sehingga investor harus
mengeluarkan rupiah dengan jumlah yang sangat banyak dari
pada ketika nilai rupiah menguat. Oleh sebab itu, menguatnya
dolar terhadap rupiah bisa memberikan kerugian.
 Risiko Komoditas
Risiko Komoditas adalah risiko kerugian akibat perubahan
harga instrument keuangan dari posisi Trading Book dan
Banking Book yang disebabkan oleh perubahan harga
komoditas. Risiko Komoditas adalah risiko yang potensi
penyimpangannya hasil ekspektasi pembayaran rupiah karena
perusahaan melakukan transaksi komoditas secara forward.
Transaksi forward adalah transaksi yang disepakati saat ini
mengenai jumlah atau volume komoditas yang ditransaksikan,
harga dan jatuh temponya dan eksekusi dilakukan saat jatuh
tempo.
 Risiko Ekuitas
Risiko Ekuitas adalah risiko kerugian akibat perubahan harga
instrument keuangan dari posisi Trading Book yang
disebabkan oleh perubahan harga saham.
Contoh: penurunan harga saham yang berlawanan dengan
keinginan, dan terjadi pada seluruh instrument yang
menggunakan harga yang wajar sebagai bagian dari penilaian.
Seperti saham preferen dan turunannya.
b. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan
uang tunai dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya: jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh
tempo secara tunai. Meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup
bernilai untuk melunasi kewajibannya, tetapi ketika aset tersebut tidak bisa
dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka Aset tersebut dikatakan tidak
likuid. Hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang tidak dapat menjual hartanya
karena tidak adanya pihak lain di pasar yang berminat membelinya.
Contoh: misalkan perusahaan tidak bisa melunasi utang dagangnya.
Perusahaan mengalami krisis likuiditas sehingga ketika utang dagang jatuh
tempo, perusahaan tidak bisa melunasi. Kreditur meminta untuk merubah
utang dagang menjadi utang wesel. Sekarang utang wesel mempunyai
kekuatan hukum, karena perusahaan secara tertulis berjanji untuk melunasi
utang wesel pada tanggal tertentu di masa mendatang. Jika perusahaan gagal
melunasi utang wesel, bukannya tidak mungkin kreditur tersebut meminta
pengadilan untuk membangkrutkan perusahaan.
c. Risiko Kredit
Resiko kredit adalah resiko bahwa pembeli secara kredit tidak mampu
membayar hutang dan memenuhi kewajiban seperti yang tertuang dalam
kesepakatan. Risiko kredit atau sering pula disebut dengan default risk
merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah
mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya
dengan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.
2. Risiko Operasional
Risiko operasional berkaitan dengan segala sesuatu yang terlibat dalam kegiatan
operasional perusahaan setiap harinya, misalnya seperti kegagalan teknis dan masalah
perseorangan. Kegagalan teknis contohnya kendala pada website, masalah pada server,
dan sebagainya. Sedangkan masalah perseorangan misalnya, kesalahan input data oleh
karyawan, penanganan konsumen yang tidak sesuai SOP dan sebagainya. Risiko
operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan/atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system, dan/atau adanya
kejadian eksternal.
Contoh: perusahaan sudah lama mengenali kemungkinan kesalahan pencatatan, sistem
pengawasan internal yang kurang memadai, kegagalan sistem komputer, serangan virus,
kecelakaan kerja, serangan bom oleh teroris, dan lainnya.
a. Risiko Sumber Daya Manusia
Risiko SDM berhubungan langsung dengan karyawan lembaga keuangan yang
bersangkutan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Permasalahan di sektor SDM
bisa disebabkan oleh beragam hal, misalnya pelatihan yang kurang berkualitas,
tingginya pergantian (turnover) karyawan, praktik manajemen yang buruk, dan terlalu
mengandalkan karyawan kunci (one man show).
Contoh: kecelakaan kerja, khususnya kecelakaan kerja karena kecerobohan atau
kurang pengalaman dari karyawan.
b. Risiko Produktivitas
Risiko produktivitas adalah risiko yang berkaitan dengan penyimpangan hasil atau
tingkat produktivitas yang diharapkan karena adanya penyimpangan dari variabel
yang mempengaruhi produktivitas kerja.
Contoh: misal suatu perusahaan kontraktor sedang membangun sebuah bangunan
dengan waktu yang telah ditentukan harus selesai. tetapi kekurangan tenaga kerja
dalam pembangunan tersebut. Sehingga mempengaruhi produktivitas pembangunan
yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian pemangunan dari yang telah
disepakati sebelumnya.
c. Risiko Teknologi
Kelompok aktifitas dimana sumber risiko berasal dari hasil implementasi teknologi
seperti tingkat performance aset yang rendah, kegagalan dalam implementasi
teknologi. Risiko teknologi adalah risiko yang disatu sisi mempunyai manfaat dan
disisi lain memunculkan risiko baru. Perusahaan yang menggunakan teknologi yang
tepat bisa mendorong bisnis perusahaan (meningkatkan pejualan dan menurunkan
biaya). Tetapi penggunaan teknologi yang tidak tepat bisa merugikan perusahaan
dengan signifikan karena kurang menguasainya perusahaan terhadap teknologi baru
tersebut.
Contoh: suatu perusahaan melakukan investasi pada pabrik semen. Pembangunan
pabrik tersebut memakan waktu lama, misal tiga tahun. Pada waktu pabrik selesai
dibangun, ternyata muncul teknologi baru yang lebih efisien. Akibatnya pabrik yang
sudah terlanjur dibangun tersebut tidak akan seefisien jika pabrik menggunakan
teknologi baru tersebut. Akibat selanjutnya, produk semen yang dihasilkan akan lebih
mahal dibandingkan dengan produk semen pesaing yang menggunakan teknologi
baru.
d. Risiko Inovasi
Risiko inovasi adalah risiko yang potensi penyimpangan hasil karena terjadinya
pembaharuan, modernisasi, atau transformasi dalam beberapa aspek bisnis.
Contoh: suatu perusahaan susu melakukan pembaharuan dalam hal variasi rasa susu
yang mereka tawarkan. Karena ada beberapa bahan yang semakin sulit didapatkan,
sehingga membuat mereka melakukan pembaharuan variasi rasa susu tersebut.
Namun ternyata tidak semua konsumen menerima dengan baik untuk variasi rasa
baru yang diberikan.
e. Risiko Sistem
Risiko ini datang karena permasalahan sistem dan teknologi. Penyebab adanya risiko
sistem dan teknologi adalah kerusakan sistem, kesalahan data entry, kesalahan
program, keamanan sistem (virus dan hacking), dan kurangnya pengawasan terhadap
perubahan.
Contoh: Mitigasi risiko ini bisa berupa penggunaan sistem yang ter-updated dan
pelatihan SDM yang kredibel.
f. Risiko Proses
Risiko proses merupakan risiko yang berkaitan dengan kegagalan proses atau
prosedur internal organisasi.
Contoh: risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya dokumentasi atau dokumentasi
yang salah. Pengawasan yang kurang memadai. Pelaporan yang kurang memadai
sehingga kepatuhan terhadap peraturan internal dan eksternal tidak terpenuhi.
Ilustrasi mengenai risiko proses ini seperti yang terjadi pada Baring Bank. Kesalahan
Baring Bank karena terlalu mempercayai salah seorang trader mereka yaitu Nick
Leeson.

3. Risiko Strategis
Risiko strategis adalah risiko yang muncul sebagai akibat tidak tepatnya keputusan yang
diambil dalam menghadapi ketidakpastian dalam perubahaan lingkungan bisnis.
Keputusan yang kurang tepat untuk menghadapi fluktuasi pasar seperti perubahaan
teknologi, perubahaan kondisi ekonomi secara makro, dinamika kompetisi dalam pasar
maupun perubahaan kebijakan otoritas terkait. Strategis yang tepat sangat diperlukan
untuk menghindari risiko kerugian dan untuk tetap menjamin kelancaran bisnis suatu
perusahaan atau bank dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Contoh: pada rencana bisnis Bank A tercantum rencana launching layanan internet
banking dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Namun, layanan
tersebut tidak diikuti peningkatan kapasitas core banking system sehingga sering terjadi
kegagalan transaksi pada internet bankingnya. Atas ketidaksiapan infrastruktur Abnk A,
maka Bank A rentan terhadap risiko strategis (Ikatan Bankir Indonesia, 346).
a. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah risiko yang muncul karena proses bisnis yang dijalankan oleh
suatu perusahaan atau bank.
Contoh: kesalahan dalam proses perencanaan. Misal suatu kedai kopi telah
merencanakan bisnis target penjualan untuk kopi brown sugar akan laku dipasaran
dan telah menyetok bahan baku yang lumayan banyak. Namun ketika mereka
menawarkannya ke pasar ternyata ada kopi yang sedang tren yaitu kopi susu regal.
Disini membuat kedai tersebut tidak dapat memenuhi target mereka dan harus
merubah rencana bisnis mereka untuk menyelamatkan kedai tersebut.
b. Risiko Leverage Operasi
Risiko leverage operasi yaitu risiko yang mempengaruhi biaya tetap operasional
terhadap kemampuan perusahaan dalam menutup biaya itu.
c. Risiko Transaksi Strategis
Risiko transaksi strategis yaitu risiko atas potensi penyimpangan hasil korporat
maupun strategis sebagai akibat perusahaan melakukan transaksi strategis. Transaksi
yang dikategorikan sebagai transaksi strategis adalah transaksi yang berkaitan dengan
restrukturisasi perusahaan.
Contoh: perusahaan fashion melakukan investasi kepada pihak ketiga dengan tujuan
untuk mempermudah proses transaksi kebutuhan bahan baku yang diperlukan
perusahaan fashion. Namun ketika aktivitas telah berlangsung, pihak ketiga
menyalanggunakan investasi dari perusahaan fashion tadi. Sehingga kerjasama tadi
tidak bejalan dengan baik yang menyebabkan aktivitas operasional dari perusahan
fashion tersebut terganggu.
4. Risiko Eksternalitas
Risiko Eksternalitas adalah potensi penyimpangan hasil pada exposure korporat dan
strategis, dan dapat memberikan dampak pada potensi penutupan usaha. Bencana alam
atau buatan manusia, lingkungan bisnis dan persaingan dan terjadi diluar kendali
perusahaan secara langsung.
Contoh: ketika terjadi pencurian dan kebakaran perusahaan mengalami risiko diluar
dugaan. Misal pada CV. Jaya Bakery Royal ketika ada terjadi tindak kejahatan atau
pencurian. Sanksi tegas untuk orang yang bertindak jahat atau mencuri yaitu dilaporkan
kepada pihak yang bewajib dan untuk pegawai diberikan sanksi berupa PHK. Kemudian
untuk antisipasinya satuan keamanan (SATPAM) di toko atau pabrik.
a. Risiko Lingkungan
Risiko lingkungan yaitu risiko perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena
perusahaan dituduh merusak lingkungan.
Contoh: mencemarkan lingkungan. (seperti membuang limbah kesungai)
b. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi
negatif yang terkait dengan kegiatan bank atau adanya presepsi negatif terhadap bank.
Seperti dalam hal pelayanan, manajemen, dan ketaatan pada aturan yang telah dibuat.
Contohnya: Bank C adalah sebuah bank yang hanya melayani transaksi melalui
internet. Setelah melakukan upgrading perangkat lunak yang terkait dengan sistem
keamanan transaksi online, sebuah kesalahan kecil pada perangkat lunak yang
digunakan menyebabkan beberapa nasabah dapat membaca rekening koran milik
nasabah lain. Walaupun mereka tidak dapat mengotoritasi suatu kelemahan keamanan
internet untuk bank yang beroperasi secara online. Hal ini kemudiam menyebabkan
berita di media massa yang mempertanyakan “seberapa amankah uang anda pada
transaksi online?” potensi kecurangan pada transaksi online menimbulkan persepsi
bahwa bank yang beroperasi melalui jaringan internet tidak aman. Walaupun tidak
ada kerugian secara nyata bagi nasabah, kepercayaan masyarakat pada online banking
dan reputasi bank yang beroperasi dengan menggunakan jaringan internet tersungkur.
c. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat kelemahan aspek yuridis.
Contohnya: tuntutan hukum terhadap bank, ketiadaan peraturan perundangan yang
mendukung, atau kelemahan perikatan (perjanjian).

Anda mungkin juga menyukai