Nim : 1910312320044
Jurusan : Manajemen
IDENTIFIKASI RISIKO
3. Risiko Strategis
Risiko strategis adalah risiko yang muncul sebagai akibat tidak tepatnya keputusan yang
diambil dalam menghadapi ketidakpastian dalam perubahaan lingkungan bisnis.
Keputusan yang kurang tepat untuk menghadapi fluktuasi pasar seperti perubahaan
teknologi, perubahaan kondisi ekonomi secara makro, dinamika kompetisi dalam pasar
maupun perubahaan kebijakan otoritas terkait. Strategis yang tepat sangat diperlukan
untuk menghindari risiko kerugian dan untuk tetap menjamin kelancaran bisnis suatu
perusahaan atau bank dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Contoh: pada rencana bisnis Bank A tercantum rencana launching layanan internet
banking dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Namun, layanan
tersebut tidak diikuti peningkatan kapasitas core banking system sehingga sering terjadi
kegagalan transaksi pada internet bankingnya. Atas ketidaksiapan infrastruktur Abnk A,
maka Bank A rentan terhadap risiko strategis (Ikatan Bankir Indonesia, 346).
a. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah risiko yang muncul karena proses bisnis yang dijalankan oleh
suatu perusahaan atau bank.
Contoh: kesalahan dalam proses perencanaan. Misal suatu kedai kopi telah
merencanakan bisnis target penjualan untuk kopi brown sugar akan laku dipasaran
dan telah menyetok bahan baku yang lumayan banyak. Namun ketika mereka
menawarkannya ke pasar ternyata ada kopi yang sedang tren yaitu kopi susu regal.
Disini membuat kedai tersebut tidak dapat memenuhi target mereka dan harus
merubah rencana bisnis mereka untuk menyelamatkan kedai tersebut.
b. Risiko Leverage Operasi
Risiko leverage operasi yaitu risiko yang mempengaruhi biaya tetap operasional
terhadap kemampuan perusahaan dalam menutup biaya itu.
c. Risiko Transaksi Strategis
Risiko transaksi strategis yaitu risiko atas potensi penyimpangan hasil korporat
maupun strategis sebagai akibat perusahaan melakukan transaksi strategis. Transaksi
yang dikategorikan sebagai transaksi strategis adalah transaksi yang berkaitan dengan
restrukturisasi perusahaan.
Contoh: perusahaan fashion melakukan investasi kepada pihak ketiga dengan tujuan
untuk mempermudah proses transaksi kebutuhan bahan baku yang diperlukan
perusahaan fashion. Namun ketika aktivitas telah berlangsung, pihak ketiga
menyalanggunakan investasi dari perusahaan fashion tadi. Sehingga kerjasama tadi
tidak bejalan dengan baik yang menyebabkan aktivitas operasional dari perusahan
fashion tersebut terganggu.
4. Risiko Eksternalitas
Risiko Eksternalitas adalah potensi penyimpangan hasil pada exposure korporat dan
strategis, dan dapat memberikan dampak pada potensi penutupan usaha. Bencana alam
atau buatan manusia, lingkungan bisnis dan persaingan dan terjadi diluar kendali
perusahaan secara langsung.
Contoh: ketika terjadi pencurian dan kebakaran perusahaan mengalami risiko diluar
dugaan. Misal pada CV. Jaya Bakery Royal ketika ada terjadi tindak kejahatan atau
pencurian. Sanksi tegas untuk orang yang bertindak jahat atau mencuri yaitu dilaporkan
kepada pihak yang bewajib dan untuk pegawai diberikan sanksi berupa PHK. Kemudian
untuk antisipasinya satuan keamanan (SATPAM) di toko atau pabrik.
a. Risiko Lingkungan
Risiko lingkungan yaitu risiko perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena
perusahaan dituduh merusak lingkungan.
Contoh: mencemarkan lingkungan. (seperti membuang limbah kesungai)
b. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi
negatif yang terkait dengan kegiatan bank atau adanya presepsi negatif terhadap bank.
Seperti dalam hal pelayanan, manajemen, dan ketaatan pada aturan yang telah dibuat.
Contohnya: Bank C adalah sebuah bank yang hanya melayani transaksi melalui
internet. Setelah melakukan upgrading perangkat lunak yang terkait dengan sistem
keamanan transaksi online, sebuah kesalahan kecil pada perangkat lunak yang
digunakan menyebabkan beberapa nasabah dapat membaca rekening koran milik
nasabah lain. Walaupun mereka tidak dapat mengotoritasi suatu kelemahan keamanan
internet untuk bank yang beroperasi secara online. Hal ini kemudiam menyebabkan
berita di media massa yang mempertanyakan “seberapa amankah uang anda pada
transaksi online?” potensi kecurangan pada transaksi online menimbulkan persepsi
bahwa bank yang beroperasi melalui jaringan internet tidak aman. Walaupun tidak
ada kerugian secara nyata bagi nasabah, kepercayaan masyarakat pada online banking
dan reputasi bank yang beroperasi dengan menggunakan jaringan internet tersungkur.
c. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat kelemahan aspek yuridis.
Contohnya: tuntutan hukum terhadap bank, ketiadaan peraturan perundangan yang
mendukung, atau kelemahan perikatan (perjanjian).