2. Untuk setiap tindakan alternatif , kita perlu menentukan keuntungan dan biaya
langsung dan tidak langsung yang akan diperoleh dari tindakan tersebut bagi semua
orang yang dipengaruhi oleh tindakan itu di masa yang akan datang.
Misalnya pada perkiraan perhitungan Ford atas biaya dan keuntungan yang akan
diterima oleh semua pihak yang terlibat jika desain Pinto dirubah, serta yang akan
ditanggung jika desainnya tidak berubah.
3. Alternatif yang memberikan jumlah utilitas paling besar wajib dipilih sebagai
tindakan yang secara etis tepat.
Misalnya saat manajer Ford memutuskan bahwa tindakan yang memberikan
utilitas paling besar dan biaya paling rendah adalah dengan tidak mengubah desain
Pinto.
Masalah Pengukuran
Satu rangkaian masalah dalam kaitannya dengan utilitarianisme terfokus pada hambatan-
hambatan yang dihadapi saat menilai atau mengukur utilitas. Salah satunya adalah bagaimana
nilai utilitas dari berbagai tindakan yang berbeda pada orang-orang yang berbeda dapat diukur
dan diperbandingkan seperti yang dinyatakan dalam utilitarianisme? Misalkan saya dan Anda
sama-sama menikmati pekerjaan; Bagaimana kita bisa menentukan apakah utilitas yang Anda
peroleh dari suatu pekerjaan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan utilitas yang saya peroleh?
Setiap orang mungkin merasa yakin bahwa dia bisa memperoleh keuntungan paling besar dari
suatu pekerjaan, namun karena kita tidak dapat menjadi orang lain, maka penilaian ini tidak
memiliki dasar objektif.
Kemudian masalah masalah lainnya yakni :
- Sejumlah biaya dan keuntungan tertentu tampak sangat sulit dinilai.
- Karena banyak keuntungan dan biaya dari suatu tindakan tidak dapat diprediksi
dengan baik, maka penilaiannya pun juga tidak dapat dilakukan dengan baik.
- Bahwa sampai saat ini masih belum jelas apa yang bisa dihitung sebagai keuntungan
dan apa yang bisa dihitung sebagai biaya.
Konsep Hak
Secara umum, hak adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu. Seseorang
dikatakan memiliki hak jika dia memiliki klaim untuk melakukan tindakan dalam suatu cara
tertentu atau jika orang lain berkewajiban melakukan tindakan dalam suatu cara tertentu
kepadanya.
Hak juga berasal dari sistem standar moral yang tidak bergantung pada sistem hokum
tertentu. Hak untuk bekerja, misalnya, tidak dijamin dalam Konstitusi Amerika, namun banyak
yang menyatakan bahwa ini adalah hak yang dimiliki oleh semua manusia.
Hak merupakan sebuah sarana atau cara yang penting dan bertujuan agar memungkinkan
Individu untuk memilih dengan bebas apa pun kepentingan atau aktivitas mereka dan melindungi
pilihan-pilihan mereka. Hak moral memiliki 3 karakteristik penting yang memberikan fungsi
pemungkinan dan pelindungan antara lain:
1. Hak moral erat kaitannya dengan kewajiban.
Memiliki hak moral berarti orang lain memiliki kewajiban tertentu terhadap
pemilik hak tersebut. Misalkan hak moral untuk melakukan ibadah sesuai keyakinan
saya, dapat didefinisikan kaitannya dengan kewajiban moral orang lain untuk tidak
mengganggu ibadah yang saya lakukan. Hak moral memberikan kewajiban korelatif pada
orang lain, baik itu kewajiban untuk tidak ikut campur atau kewajiban untuk melakukan
sesuatu yang positif.
2. Hak moral memberikan otonomi dan kesetaraan bagi individu dalam mencari
kepentingan mereka.
Hak menunjukkkan aktivitas yang bebas mereka cari. Misalnya saat akan
melakukan ibadah sesuai keyakinan, maka tidak perlu izin orang lain saat
melaksanakannya. Salah satu aspek dimana kita semua memiliki kedudukan.
3. Hak moral memberikan dasar untuk membenarkan tindakan yang dilakukan seseorang
dan untuk melindungi orang lain.
Jika memiliki hak moral untuk melakukan sesuatu maka otomatis juga akan
memiliki pembenaran moral dalam melakukannya. Misalnya saat kita membenarkan
tindakan dari orang kuat yang sedang membantu orang yang lemah.
Hak Negatif dan Positif
Sejumlah hak yang disebut hak negatif dapat digambarkan dari fakta bahwa hak-hak yang
termasuk di dalamnya dapat didefinisikan sepenuhnya dalam kaitannya dengan kewajiban orang
lain untuk tidak ikut campur dalam aktivitas-aktivitas tertentu dari orang yang memiliki hak
tersebut. Contohnya, jika saya memiliki hak privasi, ini berarti semua orang, termasuk atasan
saya, berkewajiban tidak ikut campur dalam urusan atau aktivitas-aktivitas pribadi saya.
Sebaliknya, hak positif tidak hanya memberikan kewajiban negative, namun juga
mengimplikasikan bahwa pihak lain (tidak selalu jelas siapa mereka) memiliki kewajiban positif
pada si pemilik hak untuk memberikan apa yang dia perlukan untuk dengan bebas mencari atau
mengejar kepentingan-kepentingannya. Contohnya, jika saya punya hak untuk memperoleh
kehidupan yang layak, maka ini tidak hanya berarti orang lain tidak boleh ikut campur namun
juga berarti jika saya tidak bisa memperoleh penghasilan yang layak, maka harus ada pihak lain
(mungkin pemerintah) yang wajib memberikan pekerjaan dengan penghasilan yang layak.
Hak dan Kewajiban Kontraktual
Hak dan Kewajiban kontraktual (kadang disebut juga hak dan kewajiban khusus atau tugas
khusus) adalah hak terbatas dan kewajiban korelatif yang muncul saat seseorang membuat
perjanjian dengan orang lain. Contohnya, jika saya setuju untuk melakukan sesuatu bagi Anda,
maka Anda berhak atas apa yang saya lakukan: Anda memperoleh hak kontraktual atas apapun
yang saya janjikan, dan saya memiliki kewajiban kontraktual untuk melaksanakan sesuatu seperti
yang saya janjikan.
Aturan-aturan etis apa yang membatasi perjanjian kontrak? Sistem peraturan yang mendasari
hak dan kewajiban kontraktual secara umum diinterpretasikan mencakup sejumlah batasan
moral:
1. Kedua belah pihak dalam kontrak harus memahami sepenuhnya sifat dari perjanjian yang
mereka buat.
2. Kedua belah pihak dilarang mengubah fakta paerjanjian kontraktual dengan sengaja.
3. Kedua belah pihak dalam kontrak tidak boleh menandatangani perjanjian karena paksaan
atau ancaman.
4. Perjanjian kontrak tidak boleh mewajibkan kedua belah pihak untuk melakukan tindakan-
tindakan yang amoral.