Anda di halaman 1dari 17

MODUL AJAR MATEMATIKA

FASE E

BARISAN DAN DERET


A. INFORMASI UMUM MODUL

PENYUSUN ILSA FRANSISKA KURNIA SEPTI

NAMA SEKOLAH SMKS BUDI LUHUR

TAHUN PENYUSUNAN 2022/2023

FASE / KELAS E/X

ALOKASI WAKTU 6 x 45 Menit

Sebelum mempelajari modul ini peserta didik harus memahami :


• Pola bilangan dan barisan bilangan
KOMPETENSI AWAL
• Penjumlahan dan pengurangan bilangan
• Perkalian dan pembagian bilangan
 Mandiri dalam dalam menghitung pangkat dari suatu bilangan
 Berfikir kritis dalam menggeneralisasi sifat- sifat bilangan
berpangkat

PROFIL PELAJAR  Gotong royong dalam mengidentifikasi bentuk ekuivalen


PANCASILA dengan menggunakan sifat bilangan berpangkat, termasuk
pangkat rasional dan bentuk akar
 Kreatif dalam memodelkan fenomena yang berkaitan dengan
eksponen
SARANA DAN Laptop, Proyektor, Lembar Aktivitas Siswa, dan Spidol
PRASARANA
• Peserta didik dengan kesulitan belajar
TARGET PESERTA • Peserta didik dengan nilai rata-rata
DIDIK
• Peserta didik dengan pencapaian tinggi
PROGRAM Semua Program Keahlian
KEAHLIAN
MODEL Discovry Learning
PEMBELAJARAN
MODA Blended Learning
PEMBELAJARAN
METODE Diskusi, tanya jawab, presentasi
PEMBELAJARAN
B. KOMPETENSI INTI

Di akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-


sifat bilangan berpangkat (termasuk bilangan pangkat
CAPAIAN PEMBELAJARAN pecahan). Mereka dapat menerapkan barisan dan deret
aritmetika dan geometri, termasuk masalah yang terkait
bunga tunggal dan bunga majemuk.

ELEMEN BILANGAN

A.1.2 Peserta didik dapat mendeskripsikan perbedaan antara


barisan aritmatika dan geometri
A.3.3 Peserta didik dapat menentukan suku ke-n dan beda
dari barisan aritmatika
A.3.4 Peserta didik dapat menentukan suku ke-n dan rasio
dari barisan geometri
A.3.5 Peserta didik dapat menentukan jumlah n suku
pertama dari deret aritmatika dan deret geometri
TUJUAN PEMBELAJARAN A.3.6 Peserta didik dapat menentukan jumlah semua suku
dari deret geometri tak hingga
A.3.8 Peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep
geometri tak hingga
A.1.3 Peserta didik dapat mendeskripsikan perbedaan antara
bunga tunggal dan bunga majemuk
A.3.9 Peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan bunga tunggal dan bunga majemuk

TOPIK BARISAN DAN DERET

PEMAHAMAN BERMAKNA  Semua barisan aritmetika dan geometri dapat dinyatakan


secara rekursif atau eksplisit. Ada barisan yang dapat
dinyatakan dengan kedua cara tetapi yang lain tidak bisa.
 Barisan aritmetika dapat diidentifikasi dengan selisih yang
sama dan dapat dimodelkan dengan fungsi linear. Deret
aritmetika tak hingga selalu divergen.
 Barisan geometris dapat diidentifikasi dengan rasio umum
dan dapat dimodelkan dengan fungsi eksponensial. Deret
geometri takhingga divergenjikaabs(r) ≥ 1 dan konvergen
jika abs(r) <1.
 Barisan dan deret dapat ditemukan di banyak objek di
alam.
 Barisan dan deret dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kasus – kasus yang berkaitan dengan barisan
dan deret akan dijelaskan pengertian tentang bunga,
pertumbuhan, peluruhan, dan anuitas. Dalam Penerapan
barisan dan deret dapat diselesaikan dengan menggunakan
bunga tunggal dan bunga majemuk.
1. Apakah yang dimaksud dengan barisan?
2. Apakah perbedaan barisan dan deret?
PERTANYAAN PEMANTIK 3. Berapa banyak macam barisan?
4. Apakah dalam situasi dunia nyata terdapat masalah yang
terkait dengan barisan dan deret?
KATA KUNCI Barisan, deret, aritmetika, geometri
Pendahuluan
• Salam pembuka dan doa
• Pretest (asesmen diagnostik)
Kegiatan Inti
• Pembentukan kelompok
• Pemberian masalah yang harus diselesaikan tiap
KEGIATAN kelompok
PEMBELAJARAN • Pembagian tugas dalam kelompok (asesmen formatif,
profil pelajar Pancasila)
• Presentasi kelompok (asesmen sumatif)
• Diskusi (asesmen formatif)
Penutup
• Simpulan
• Umpan balik
• Post test (asesmen sumatif)
GLOSARUIM
Adalah susunan anggota suatu himpunan bilangan yang diurutkan
Bariasan bilangan
berdasarkan pola atau aturan tertentu
Deret Adalah penjumlahan dari suku – suku suatu barisan
Barisan dan deret Memiliki pola (aturan), yaitu selisih antara dua suku yang berurutan
Aritmatika selalu tetap
Barisan dan Deret Memiliki pola (aturan), yaitu rasio antara dua suku yang berurutan selalu
Geometri tetap

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/01/003652869/barisan-bilangan-dan-menemukan-
pola-barisan?page=all

https://wiedewih.wordpress.com/2017/12/29/barisan-dan-deret/

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/barisan-deret-aritmetika-dan-geometri-pengertian-rumus-
dan-contoh-soal

https://www.marikuliah.com/2022/12/rangkuman-materi-barisan-dan-deret-mtk.html

Sintang, 30 Juli 2022


Mengetahui:
Kepala SMKS Budi Luhur Sintang Guru Mata Pelajaran

AFN. Hendriyatmoko, S.S Ilsa Fransiska Kurnia Septi, S.Pd


NIP.YS.081174 1217 001

LAMPIRAN
RINGKASAN MATERI
ASESMEN DIAGNOSTIK
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (AKTIVITAS 1)
RUBRIK ASESMEN FORMATIF AKTIVITAS 1
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (AKTIVITAS 2)
RUBRIK ASESMEN FORMATIF AKTIVITAS 2
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (AKTIVITAS 3)
RUBRIK ASESMEN FORMATIF AKTIVITAS 3
LATIHAN SOAL FORMATIF
KISI-KISI LATIHAN SOAL
PEDOMAN PENSKORAN LATIHAN SOAL
SOAL ASESMEN SUMATIF
RUBRIK ASESMEN SUMATIF (PERFORMA)
RUBRIK ASESMEN SUMATIF (OBSERVASI)
PEMBELAJARAN REMEDIASI
PEMBELAJARAN PENGAYAAN

RINGKASAN
MATERI
BARISAN DAN DERET
A. Pola Bilangan dan Barisan Bilangan
1. Pola Bilangan
Pola Bilangan digunakan dalam menentukan urutan atau letak suatu bilangan dari
sekumpulan bilangan.
Contoh:
Pola Bilangan Ganjil

Pola Bilangan Aritmatika


Bilangan aritmatika adalah bilangan yang susunan antar kedua sukunya memiliki selisih
yang tetap. Sehingga jumlah penambahan angka antara satu suku dengan suku lainnya akan
selalu sama. Contoh dari pola bilangan aritmatika adalah 1, 5, 9, 13, 17, 21, 25
Rumus dari pola bilangan aritmatika adalah Un = a + (n – 1) b
2. Barisan Bilangan
Barisan bilangan adalah susunan anggota suatu himpunan bilangan yang diurutkan
berdasarkan pola atau aturan tertentu.
Anggota barisan bilangan disebut suku barisan, yang dinyatakan sebagai berikut

Penjumlahan dari suku – suku suatu barisan disebut deret. Bentuk umum deret bilangan
adalah sebagai berikut.

B. Barisan dan Deret Aritmatika


1. Barisan Aritmatika
Jika terdaat suatu pola (aturan) tertentu antara suku-suku pada barisan, yaitu selisih antara
kedua suku yang berurutan selalu tetap (konstan), maka barisan bilangan itu disebut barisan
aritmetika. Jika suku pertama (U 1) dengan a, selisih (bada) antara dua suku berurutan diberi
notasi b, dan suku bariasan ke-n dilambangkan dengan U n, maka bentuk umum barisan
aritmetika adalah sebagai berikut.

Rumus untuk menentukan suku ke-n dari barisan aritmetika:

Rumus untuk mencari beda pada barisan aritmetika:

 CONTOH
1. Diketahui sebuah barisan aritmetika 15, 19, 23, 27, 31, …Tentukan suku ke 25!
Pembahasan

2. Pada suatu barisan Aritmetika diketahui U 8 = 24 dan U 10 = 30. Tentukan:


a. Beda dan suku pertamanya
b. Suku ke-12
c. 6 suku yang pertama
Pembahasan
a. U 8 = 24 U 10 = 30
U n =a+ ( n−1 ) b U n =a+ ( n−1 ) b
a+ ( 8−1 ) b=24 a+ (10−1 ) b=30
a+ 7 b=24 a+ 9 b=30
Eliminasi U 8 dan U 10
a+ 7 b=24
a+ 9 b=30 −¿
−2 b=−6
b=3
Substitusi b=3
a+ 7 b=24
a+ 7(3)=24
a+ 21=24
a=24−21
a=3
Jadi, Suku pertama (U 1 ¿=3 dan beda (b ¿=3
b. U 12
U n =a+ ( n−1 ) b
U 12=3+ ( 12−1 ) 3
U 12=3+ ( 11 ) 3
U 12=3+33
U 12=36
c. Enam suku yang pertama adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18
3. Pada tahun pertama sebuah butik memproduksi 400 stel jas Setiap tahun rata-
rata produksinya bertambah 25 stel jas Berapakah banyaknya stel jas yang
diproduksi pada tahun ke-5 ?

Penyelesaian
Diketahui:
Banyaknya produksi tahun I, II, III, dan seterusnya membentuk barisan
aritmetika yaitu 400, 425, 450, ....
a = 400 dan b = 25
Ditanyakan: U 5=?
Penyelesaian:
U 5 = a + (5 - 1)b
= 400 + 4 . 25
= 400 + 100
= 500
Jadi banyaknya produksi pada tahun ke-5 adalah 500 stel jas
2. Deret Aritmatika
Bentuk umum deret dinyatakan sebagai U 1 +U 2 +U 3 +…+U n. Deret aritmatika adalah suatu
barisan aritmatika yang suku – sukunya dijumlahkan. Deret aritmatika disebut deret hitung
atau deret tambah.
Secara umum jumlah n suku pertama dari deret aritmatika dapat dinyatakan dengamn
rumus berikut

n
Sn= ( a+U n )
2
Atau

n
Sn= (2 a+ ( n−1 ) b)
2
Dengan:
Sn= jumlah n suku pertama deret aritmatika
n= banyak suku
a = suku pertama
b = beda
Untuk setiap n berlaku persamaan berikut
U n =S n−Sn−1

CONTOH
1. Tentukan jumlah 10 suku pertama dari deret aritmatika 11+16+21+…
Penyelesaian:
n
Sn= ( 2 a+ ( n−1 ) b )
2
a=U 1=11
10
b=16−11=21−16=5 S10 = ( 2(11)+( 10−1 ) 5 )
2
n=10
10
S10 = ( 22+9.5 )
2
S10 =5(22+ 45)

Jadi, Jumlah 10 suku pertama deret tersebut adalah 335.


2. Gaji seorang karyawan setiap bulan dinaikkan sebesar Rp 50.000,00. Jika gaji pertama
karyawan tersebut adalah Rp 2.500.000,00; tentukan jumlah gaji karyawan tersebut
selama satu tahun pertama.
Penyelesaian

a=2.500 .000
b=50.000
n=1tahun=12 bulan

n
Sn= ( 2 a+ ( n−1 ) b )
2
12
S12 = ( 2(2.500 .000)+ ( 12−1 ) 50.000 )
2

S12 =6 ( 5.000 .000+11(50.000))

S12 =6 (5.550.000)

S12 =33.300 .000

Jadi, jumlah gaji karyawan tersebut selama satu tahun pertama adalah Rp 33.300.000,00

C. Barisan dan Deret Geometri


1. Barisan Geometri
 Barisan geometri adalah suatu barisan dengan rasio antara dua suku berurutan selalu tetap
atau konstan.
 Rasio pada barisan geometri dilambangkan dengan r.

U2 Jadi Rumus Rasio


r=
U1
Un
r=
U3 U n−1
r=
U2

U4
r= dan seterusnya
U3

 Rumus untuk menentukan suku ke-n pada barisan geometri adalah:

n−1
U n =a . r

Keterangan:
U n = suku ke-n
a = suku pertama
n = nomor suku
r = rasio

CONTOH

1. Suku pertama dari suatu barisan geometri adalah 4 dan suku ke-4 adalah 108.
Tentukan rasio dari barisan tersebut.
Penyelesaian

2. Deret Geometri
Deret geometri adalah jumlah dari barisan bilangan yang suku-sukunya membentuk barisan
geometri.
Rumus deret geometri:

Keterangan:
Sn = jumlah deret sebanyak n suku pertama
a = suku pertama
r = rasio
n = banyaknya suku

CONTOH

1. Diketahui suatu deret geometri 6 + 18 + 54 + …Berapakah jumlah 8 suku pertama deret


tersebut?
Penyelesaian
a=U 1=6

U 2 18
r= =
U1 6

r =3

Deret bilangan tersebut merupakan deret geometri dengan a = 6 dan r =3


Sehingga jumlah 8 suku pertama deret tersebut yaitu:

2.
D. Deret Geometri Tak Hingga
 Deret geometri tak hingga adalah penjumlahan suku-suku pada baris geometri yang
jumlahnya tak hingga. Ada dua konvergen dan divergen.
 Divergen tak memiliki limit.
 Konvergen (memusat) memungkinkan masih memiliki limit.
Rumus deret geometri tak hingga:
Deret geometri tak hingga konvergen dengan -1 < r < 1:
Deret geometri tak hingga divergen dengan r < -1 atau r > 1

CONTOH

1. Tentukan batas-batas nilai x agar deret geometri ( x−2 ) + ( x−2 )2 + ( x−2 )3+ … konvergen
Jawaban:

2.

E. Penerapan Barisan Dan Deret


1. Bunga Majemuk
Definisi bunga majemuk yaitu bunga yang besarannya akan muncul di setiap akhir suatu
periode, dan mempengaruhi besar modal serta bunga pada setiap waktu. Besar modal dan
bunga akan bertambah pada setiap akhir periodenya, itulah mengapa bunga majemuk
disebut juga “bunga berbunga”.
Rumus Bunga Majemuk :

Berdasarkan rumus bunga majemuk tersebut, maka kamu perlu mengetahui besaran modal
awal, persentase bunga yang telah diubah ke bentuk desimal, dan periode dari investasi
bersangkutan. Dapat disimpulkan juga bahwa ketika berinvestasi, akan lebih baik jika nilai
persen bunga lebih besar dan periode waktu lebih lama.

Contoh Bunga Majemuk dalam Investasi


Bunga majemuk dan bunga tunggal sering digunakan dalam dunia investasi. Contoh
penerapan bunga majemuk dalam investasi adalah sebagai berikut.

Budi memiliki uang Rp10.000.000 dan berencana berinvestasi di bisnis makanan


milik temannya. Jika teman Budi menjanjikan bunga majemuk sebesar 10% per
tahunnya, maka berapa jumlah uang keseluruhan yang dimiliki Budi jika ia hanya
berinvestasi selama 5 tahun?

Dengan menggunakan rumus bunga majemuk sebelumnya, maka dapat diperoleh jumlah
uang keseluruhan Budi.

Jadi, keseluruhan uang yang dimiliki Budi pada tahun kelima yaitu Rp 16.100.000 dengan
keuntungan sebanyak Rp 6.100.000.

2. Bunga Tunggal
Tadi dijelaskan bahwa bunga majemuk besarannya mempengaruhi modal dan bunga
sedangkan bunga tunggal adalah bunga yang perhitungannya hanya berdasarkan pada
jumlah modal awal selama periode waktu tertentu dan persen bunganya selalu tetap.
Rumus Menghitung Bunga Tunggal
Berbeda dengan bunga majemuk, bunga tunggal memiliki rumus yang jauh lebih
sederhana. Berikut adalah rumus menghitung bunga tunggal yang bisa kamu gunakan.

Besaran bunga tunggal akan didapatkan ketika kamu mengalikan jumlah modal yang diberikan
atau dipinjam dengan persentase bunga dengan lamanya waktu pembungaan. Rumus bunga
tunggal mirip dengan cara menghitung diskonto. Perbedaan diskonto dan bunga tunggal adalah
bunga tunggal dibayarkan di awal mula ketika transaksi terjadi sementara bunga di akhirnya.

Contoh Bunga Tunggal dalam Investasi


Karena rumus perhitungan bunga majemuk dan bunga tunggal berbeda, simak contoh berikut
untuk memahami cara menghitung bunga tunggal dalam investasi.

Patrick menempatkan deposito sebesar Rp10.000.000 di sebuah bank. Hal tersebut


dilakukan Patrick karena dirinya tertarik atas penawaran pihak bank yang memberikan
bunga tunggal sebesar 10% per tahunnya. Jika diasumsikan bunga deposito tersebut
tetap dan Patrick berencana mencairkan seluruh depositonya 5 tahun yang akan datang,
maka berapa jumlah uang Patrick?

Pertama-tama, hitung terlebih dahulu nilai bunga yang diterima Patrick.

Jadi, keuntungan yang didapatkan Patrick setelah menyimpan uang di deposito bank selama 5
tahun adalah Rp5.000.000. Sementara total uang yang dimiliki Patrick adalah Rp15.000.000.
Perbedaan bunga majemuk dan bunga tunggal ada pada besaran modal di periode berikutnya.
Besaran modal awal jika dikenai bunga majemuk, maka modal awal di periode selanjutnya
akan bertambah. Sedangkan besaran modal awal jika dikenai bunga tunggal, maka modal awal
di periode selanjutnya akan tetap sama seperti modal awal.
Kemudian, dapat dilihat dari contoh yang diberikan bahwa keuntungan yang didapat dari
bunga majemuk lebih tinggi dibandingkan bunga tunggal, padahal besar bunga dan periodenya
sama. Tapi ada kesamaan dari keduanya yaitu semakin lama periode investasi maka
keuntungan yang didapatkan semakin tinggi
Dari perbedaan bunga majemuk dan bunga tunggal tersebut, maka bisa diambil kesimpulan
bahwa bunga majemuk akan lebih menguntungkan ketika kamu berinvestasi.

Anda mungkin juga menyukai