BAB II
KAJIAN TEORI
pertama kali pada tahun 1916 oleh John Dewey yang menganjurkan agar
minat siswa. Proses belajar akan sangat efektif bila pengetahuan baru diberikan
maju dengan berbagai nama. Di negara Belanda berkembang apa yang disebut
Amerika berkembang apa yang disebut Contextual Teaching and Learning (CTL)
(http://www.suaramerdeka.com/harian/0309/04/dar6.htm).
hari sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, dan anggota bangsa
CTL, proses belajar mengajar akan lebih konkret, lebih realistis, lebih aktual,
plp.go.id/artikelmbs.htm).
mengkaitkan isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata. Pembelajaran ini
warga masyarakat dan nantinya sebagai tenaga kerja. Dengan konsep itu, hasil
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berusaha dengan strategi dari pada
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu
yang baru datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru. Begitulah
berjalan lebih produktif dan bermakna. CTL dapat di jalankan tanpa harus
bekerja sama, berfikir kritis dan kreatif, memelihara atau merawat pribadi
pandangan ahli pendidikan klasik John Dewey yang pada tahun 1916 mengajukan
Intinya, siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari
berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan
produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Pokok
oleh guru.
belajar.
pula filosofi pembelajaran kontekstual. Siswa akan belajar dengan baik apabila
mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan
untuk menemukan sendiri. Siswa menunjukkan hasil belajar dalam bentuk apa
yang mereka ketahui dan apa yang dapat mereka lakukan. Belajar dipandang
sebagai usaha atau kegiatan intelektual untuk membangkitkan ide-ide yang masih
terbatas dan sedikit demi sedikit. Siswa yang harus mengkonstruksikan sendiri
lainnya serta kondisi sosial dan lingkungan budaya siswa haruslah menjadi
dipelajari dan dilakukan oleh siswa SLTP tentunya berbeda dengan apa yang
dan belajar bekerja sama dalam tim lebih besar (kelas). Kemampuan itu
merupakan bentuk kerja sama yang diperlukan oleh orang dewasa di tempat
kerja dan konteks lain. Jadi, siswa diharapkan untuk berperan aktif.
(Brown, Bransford, Ferrara dan Campione, 1993; Flavell, 1978 dalam Paris
students).
yang dipakai di rumah, dan berbagai kekurangan yang mungkin mereka miliki.
20
tujuan pembelajarannya.
siswa.
dan tindakan yang diperlukan siswa dan seluruh peserta di dalam proses
kompleks seorang siswa, dari pada hanya sekedar hafalan informasi aktual.
yang dapat mengukur pengetahuan dan keterampilan lebih dalam dan dengan
21
2001).
Johnson (2002: 24) dalam Nurhadi, (2004: 14), ada delapan komponen utama
connections)
minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja
dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat (learning by
doing).
significant work)
sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku
lebih tinggi secara kritis dan kreatif dapat menganalisis, membuat sintesis,
bukti-bukti.
individual)
sendiri. Siswa tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa, siswa
dalam konteks dunia nyata untuk suatu tujuan yang bermakna. Misalnya siswa
relevansi dan penilaian pribadi sangat terkait dengan kepentingan siswa dalam
nyata atau siswa mengerti manfaat isi pembelajaran, jika mereka merasakan
dan keterampilan tersebut, kehidupannya pada masa kini dan masa yang akan
tingkat kritis, berfikir analisis, dan berfikir kreatif dalam pengumpulan data,
2002:11-12).
dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru.
suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan
dimana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan
tempat kerja.
layanan tersebut.
belajar.
a. Konstruktivisme (Constructivism)
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
27
seseorang itu hanya dapat dibangun oleh dirinya sendiri dan bukannya
diberikan oleh orang lain yang siap diambil dan diingat (http://pelangi.dit-
plp.go.id/artikelmbs.htm).
b. Bertanya (Questioning)
Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk
c. Menemukan (Inquiry)
Inkuiri pada dasrnya adalah suatu ide yang kompleks, yang berarti
banyak hal, bagi banyak orang, dalam banyak konteks. Inkuiri menekankan
bahwa mempelajari sesuatu itu dapat dilakukan lebih efektif melalui tahapan
(http://pelangi.dit-plp.go.id/artikelmbs.htm).
28
melalui kerjasama dengan orang lain. Kerja kelompok, diskusi kelompok, dan
e. Pemodelan (Modeling)
tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi,
berupa benda, cara, metoda kerja, cara/prosedur kerja, atau yang lain, yang
f. Refleksi (Reflection)
atau pengetahuan yang baru diterima. Refleksi, adalah cara berpikir tentang
dipelajari selama ini benar dan jika salah perlu direvisi. Hasil revisi inilah
(http://pelangi.dit-plp.go.id/artikelmbs.htm).
29
penilaian tidak bisa dilakukan hanya dengan satu cara akan tetapi
rumah, karya siswa, laporan, hasil tes tertulis, hasil diskusi, karya tulis,
dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun
keadaannya.
terfokus pada produk, tujuan akhir yang hendak dicapai adalah dapat meraih nilai
30
1. Siswa secara aktif terlibat dalam Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis.
proses belajar mengajar.
2. Siswa belajar dari teman melalui
kerja kelompok, diskusi, saling Perilaku dibangun atas kebiasaan.
mengoreksi.
3. Pembelajaran dikaitkan dengan Hadiah untuk perilaku baik adalah
kehidupan nyata dan atau masalah pujian atau nilai (angka) rapor.
yang disimulasikan. Bahasa diajarkan dengan pendekatan
4. Perilaku dibangun atas kesadaran struktural: diterangkan sampai paham
sendiri. kemudian dilatihkan.
5. Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan diri. Siswa secara pasif menerima rumus atau
6. Bahasa diajarkan dengan kaidah (membaca, mendengarkan,
pendekatan komunikatif, yakni mencatat, menghafal), tanpa
siswa diajak menggunakan bahasa memberikan kontribusi ide dalam proses
dalam konteks nyata. pembelajaran.
7. Siswa menggunakan kemampuan
berfikir kritis, terlibat penuh dalam Pengetahuan adalah penangkapan
mengupayakan terjadinya proses terhadap serangkaian fakta, konsep, atau
pembelajaran yang efektif, dan hukum yang berada di luar diri manusia.
membawa skemata masing-masing
kedalam proses pembelajaran.
8. Pengetahuan yang dimiliki manusia
dikembangkan oleh manusia itu
sendiri. Kebenaran bersifat absolut dan
Manusia menciptakan atau pengetahuan bersifat final.
membangun pengetahuan dengan
cara memberi arti atau memahami
pengalamannya.
9. Karena ilmu pengetahuan itu di
kembangkan oleh manusia sendiri, Guru adalah penentu jalannya proses
sementara manusia selalu pembelajaran.
mengalami peristiwa baru, maka
pengetahuan itu tidak pernah stabil
(selalu berkembang). 11. Hasil belajar diukur dengan
10. Siswa diminta bertanggung jawab berbagai cara: proses bekerja, hasil
memonitor dan mengembangkan karya, penampilan, rekaman, tes.
pembelajaran mereka masing- 12. Pembelajaran terjadi diberbagai
masing. tempat, konteks dan setting.
13. Penyesalan adalah hukuman dari
PENDEKATAN TRADISIONAL perilaku jelek.
14. Perilaku baik berdasar motivasi
Siswa adalah penerima informasi. intrinsik.
Siswa belajar secara individual.
32
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-
1. Pengertian Teknik
muslihat atau strategi atau taktik yang digunakan oleh guru yang mencapai
hasil segera yang maksimum pada waktu mengajar sesuatu bahagian bahasa
tertentu.
c. Mengikut Kamaruddin Hj. Husin & Siti Hajar Hj. Abdul Aziz
(http://Members.tripod.com/Bobezani/teknik.htm).
digunakan oleh guru atau instruktur dalam menyajikan pelajaran, pengertian lain
ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut
2. Tujuan Teknik
b. Mengekalkan perhatian
(http://Members.tripod.com/Bobezani/teknik.htm).
Setiap jenis teknik penyajian harus sesuai atau tepat dengan tujuan yang
akan dicapai. Jadi untuk tujuan yang berbeda, guru harus menggunakan teknik
penyajian yang berbeda pula sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, atau bila
teknik penyajian sekaligus untuk mencapai tujuannya tersebut. Oleh karena itu,
33
guru harus mengenal, mempelajari dan menguasai banyak teknik penyajian, agar
proses belajar mengajar yang berhasilguna dan berdayaguna (Roestiyah, 2001: 2).
digunakan sejak dahulu kala, dan ada juga yang "modern" yang digunakan baru
Rumusan tujuan atau kompetensi dasar yang dibuat guru tidak selalu hanya
satu tujuan, kadang-kadang banyak atau mungkin bahkan beberapa tujuan. Untuk
mencapai tujuan yang beberapa itu, maka guru memerlukan beberapa teknik
penyajian pula yang digunakan agar ada variasi. Dalam mencapai tujuan teknik
penyajian dipandang sebagai suatu alat atau sebagai suatu cara yang harus
digunakan oleh guru agar tujuan dari pelajaran itu tercapai. Sudah sewajarnya
pula bila setiap teknik mengajar hanya dapat digunakan di dalam situasi dan
tujuan tertentu, kalau situasi dan tujuan berubah, maka cara mengajarnya juga
harus lain. Karena itulah seorang guru harus menguasai beberapa macam teknik
pengajaran dengan baik, sehingga ia mampu memilih teknik yang paling efektif
untuk mencapai suatu tujuan tersebut, tanpa terasa mengubah situasi pengajaran
mengenal dan menguasai dengan baik sifat-sifat dari setiap teknik penyajian
dirumuskannya itu, dan tidak terasa kaku antara perubahan dari teknik yang satu
Seorang guru harus mengenal sifat-sifat yang khas pada setiap teknik
penyajian, hal itu sangat perlu untuk penguasaan setiap teknik penyajian, agar ia
Walau setiap teknik penyajian mempunyai ciri khas, berbeda yang satu
dengan yang lainnya, namun kita perlu memiliki suatu pola atau standar untuk
c. Bila teknik penyajian itu dapat digunakan secara efisien dan efektif atau tidak.
guru/instruktur.
Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan
antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang ini, di kelas ini, di sekitar ini dan
juga yang ada di luar sana, semua adalah anggota masyarakat belajar (Sardiman,
2005: 225).
dan berbagi pengalaman dengan orang lain, bekerja sama dengan orang lain untuk
proses komunikasi dua arah. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman,
antar kelompok, dan antara yang sudah tahu ke yang belum tahu. Dua kelompok
atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Di dalam
masyarakat belajar ini setiap orang harus bersedia untuk berbicara dan berbagi
dan pengalaman.
dapat diadakan.
g) Ada rasa tanggung jawab dan kerja sama antar anggota kelompok
learning community.
37
mengajari yang lemah dan yang tahu memberi tahu yang belum tahu. Masyarakat
belajar bisa tercipta apabila ada komunikasi dua arah. Dalam masyarakat belajar,
belajar. Siswa yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi
yang diperlukan oleh teman bicaranya dan juga meminta informasi yang
Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang
dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya,
tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak mau saling
mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Contoh: ketika seorang anak baru
“bagaimana caranya? Tolong bantuin, aku!” Lalu temannya yang sudah biasa,
menunjukkan cara mengoprasikan alat itu. Maka, dua orang anak itu sudah
Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok, dan
antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruangan ini, di kelas ini, di sekitar sini,
juga orang-orang yang ada di luar sana, semua adalah anggota masyarakat belajar.
yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap
usul dan seterusnya. Inilah beberapa hal yang sebenarnya terkait dengan
jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan
petani jagung, peternak susu, teknisi komputer, tukang cat mobil, tukang reparasi
Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa
menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya dengan
dan akhirat.
sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian
alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi setingkat
(Arifin, 2000:11).
40
bawah ini akan dipaparkan tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan
Bila kita akan melihat pengertian pendidikan dari segi bahasa, maka kita
harus melihat kepada kata Arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam bahasa
tersebut. Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa
Arab adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam
bahasa Arab adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “allama”. Pendidikan dan
Islam” dalam bahasa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah” (Daradjad, 1992: 25).
“pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan” (Ramayulis, 2002: 1).
Nasional pasal 1, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
2003:3).
Menurut tim Dosen FIP IKIP Malang dalam Zuhairini dkk (1991:151)
c. Hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha
kesatuan.
memberikan arti pendidikan sebagai suatu proses dan berlangsung seumur hidup.
itu dihubungkan dengan pengertian pendidikan agama Islam, maka akan nampak
kesempurnaan manusia, yang puncaknya adalah dekat kepada Allah dalam arti
maka penulis kemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pendidikan Islam
yaitu:
a. Ahmad D. Marimba
muslim yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan
b. M. Fadil Al-Djamaly
mulia, yang dipengaruhi oleh faktor luar lingkungan dan berdasarkan faktor
dari dalam dirinya atau yang kita kenal sesuai dengan fitrahnya masing-
43
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
penglihatan dan hati agar kamu bersyukur” (Depag RI, 1989: 413).
tahun 1960
maupun di akhirat.
karena berguna untuk memberi arah bagi programnya. Dasar dan tujuan tidak
(1983:21) itu dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu sebagai berikut:
1) Dasar Yuridis
2) Dasar Religius
pendidikan agama Islam baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
Makna dari sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah setiap warga
tersebut dengan baik dan benar. Bagi umat Islam Indonesia agar dapat
b) Dasar Struktural/Konstitusional
yakni UUD 1945 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
47
c) Dasar Operasional
Dasar ini bersumber pada ajaran agama yang menunjukkan adanya perintah
Sebagaimana juga yang dijelaskan oleh Zuhairini dan Abdul Ghofir (2004:
dalam ajaran agama Islam yang tertera dalam Al-Qur’an dan Hadist.
ت فِي ُك ْم َأ ْم َر ْي ِن لَ ْن َ ِ َع ْن َمالِك َأنَّهُ بَلَ َغهُ َأ َّن َرسُو َل هَّللا
ُ تَ َر ْك:صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل
kesimpulan bahwa Al-Qur’an dan Hadis adalah sebagai dasar religius tentang
belajar mengajar.
antara lain dalam firman Allah Surat At-Taubah ayat 122 sebagaimana berikut:
49
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke
medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka itu telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Depag RI, 1989: 301).
Ayat ini mengandung ajakan kepada manusia agar ada segolongan umat
yang lain agar dapat saling menyelamatkan diri dari api neraka. Selain itu juga
ص~لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي~ ِه َو َس~لَّ َم َم~~ا ِم ْن َ َع ْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َأنَّهُ َك
َ ِ ان يَقُو ُل قَا َل َر ُس~و ُل هَّللا
)(رواه مسليم
Seseorang akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat
mendekatkan dan mengabdi kepada Allah SWT, sesuai dengan firman Allah
Artinya: “Orang-orang yang taubat yaitu mereka yang beriman hati mereka
menyerap nilai yang terkandung dalam ajaran Islam tersebut, sehingga mereka
dapat membentuk dirinya sesuai dengan nilai agama yang diajarinya, dan
merupakan sesuatu yang hendak dituju oleh pendidikan itu sendiri. Tujuan
pendidikan bukanlah suatu yang statis dan tetap, tetapi ia merupakan suatu
kehidupan.
tujuan manusia hidup di dunia ini atau lebih tegasnya, tujuan pendidikan
Sebagaimana Islam telah memberi jawaban yang tegas dalam hal ini, seperti
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
sebagai berikut:
sebenarnya.
3). Menurut Abu Ahmadi (1976:132), tujuan pendidikan agama Islam adalah:
adalah:
Islam adalah:
Allah
dirumuskan.
dan kemakmuran.
manusia dan dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu, agar pendidikan ini dapat
berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan dan yang dicita-citakan, maka materi
Islam memiliki tiga ajaran yang merupakan inti dasar dalam mengatur
kehidupan, secara umum dasar ajaran Islam yang dijadikan materi pokok
alam sekitar. Namun ada pengertian syariah yang lebih dekat kepada fiqih,
disebutkan:
1989:11).
hal yang fungsional dalam hidup manusia, dengan harapan manusia yang
telah menerima pendidikan agama Islam paham akan bentuk dan juga aturan,
Islam. Dan juga agar out put dari pendidikan agama Islam mampu
dalam arti manusia yang berakhlak mulia sehingga segala aspek hidupnya
peranan yang penting bagi manusia. Menurut Barwa Umari : “Dengan akhlak
manusia dapat mengetahui batas antara yang baik dengan yang buruk dan
a. PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran pokok (dasar)
yang terdapat dalam agama Islam. Karena itu PAI merupakan bagian yang
b. Dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang
menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran
lain yang memiliki tujuan pembentukan moral kepribadian peserta didik yang
baik. Oleh sebab itu semua mata pelajaran yang memiliki tujuan relevan
yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt, berbudi pekerti luhur
untuk mempelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus
terbawa oleh pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata
pelajaran tersebut.
d. Mata pelajaran PAI tidak hanya mengajarkan kepada peserta didik agar
e. Prinsip dasar PAI didasarkan pada tiga kerangka dasar yaitu akidah
(penjabaran dari konsep iman), syariah (penjabaran dari konsep Islam), akhlak
f. Dilihat dari aspek tujuan, PAI bersifat integratif, yaitu menyangkut potensi
komprehensif dan memerlukan pengetahuan lintas sektor. Oleh sebab itu pola
pendekatan dan strategi pembelajaran harus dilakukan secara dinamis dan inovatif
(http://google./artikelCTL/.com).
1. Pengertian Motivasi
Menurut Ngalim Purwanto (2000: 60) motif adalah segala sesuatu yang
diperbuat manusia, yang penting maupun yang kurang penting, yang berbahaya
Human Behavior: Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan
tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
73).
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Ada tidaknya
61
motivasi dalam diri peserta didik dapat di amati dari observasi tingkah lakunya.
menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk
ikut serta dalam kegiatan belajar, (b) berusaha keras dan memberikan waktu yang
cukup untuk melakukan kegiatan tersebut, dan (c) terus bekerja sampai tugas-
tindakan atau perbuatan merupakan gejala sebagai akibat dari adanya motivasi
tersebut. Derajat usaha atau perjuangan di dalam melakukan usaha atau tindakan
itu menunjukkan tinggi rendahnya derajat motivasi. Bila motivasi tinggi maka
akan dilaksanakan dengan usaha yang tinggi pula, atau penuh semangat.
merupakan gejala dari motivasi yang rendah. Dengan kata lain, motivasi adalah
kekuatan pendorong yang ada dalam diri seoarang individu untuk melakukan
41).
tetapi kondisi internal yang kompleks yang tidak dapat diamati secara langsung
tetapi mempengaruhi tingkah laku, motivasi adalah dorongan dari dalam yang
menggiatkan atau menggerakkan individu. Tanpa motivasi tidak akan ada tujuan
62
tujuan, suatu tingkah laku yang terorganisasi. Motivasi itu sendiri berasal dari
kata motif yang artinya dorongan, kehendak, alasan atau kemauan. Dari gambaran
itu dapatlah dikatakan bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam yang
memenuhi kebutuhan.
mendorong terjadinya belajar, kekuatan itu bisa berupa semangat, keinginan, rasa
ingin tahu, perhatian, kemauan, atau cita-cita (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 80).
siswa sudah barang tentu dipengaruhi oleh motivasi. Siswa yang ingin
mengetahui sesuatu dari apa yang dipelajarinya adalah sebagai tujuan yang ingin
siswa capai selama belajar. Karena siswa mempunyai tujuan ingin mengetahui
sesuatu itulah akhirnya siswa terdorong untuk mempelajarinya. Oleh karena itulah
motivasi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas belajar siswa (Syaiful Bahri
a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi
diskusi, oleh karena dia akan berbicara dengan kata-kata dan suara yang
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan, dalam hal ini
Jadi dari ketiga unsur di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu sebagai
energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan menyebabkan gejala kejiwaan,
perasaan, dan emosi kemudian bertindak untuk melakukan semua. Semua ini
didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan yang ingin dicapai
dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
64
perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar
tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang (Sardiman, 2005: 75).
adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri seseorang yang menjadi sebab
suatu tujuan. Juga merupakan suatu rangsangan yang mendorong seseorang untuk
cita-citanya.
Karena dengan adanya tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi
memiliki motivasi maka ia merasa butuh belajar giat untuk menjadi juara kelas.
Dalam hal ini maka dengan motivasi siswa dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
2. Jenis-jenis Motivasi
dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang
1) Motif-motif bawaan
sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, misalnya: dorongan untuk
a) Cognitive Motives
manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif
b) Self-expresion
sesuatu ini terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk
66
ini memang diperlukan kreatifitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini
c) Self- enhancement
ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar
dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk
2) Motif-motif darurat
Yakni motif darurat yakni motivasi yang timbul karena rangsangan dari
luar. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk
luar.
3) Motif objektif
Yakni motif objektif yakni motif yang timbul karena dorongan untuk
88).
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua
mengecewakan ibunya.
b) Momen pilih
c) Momen putusan
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar, karena memang dalam diri
individu sendiri telah ada dorongan itu (Sumadi Suryabrata 1990: 72).
berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak terkait
contoh seseorang yang senang membaca tidak usah ada orang yang
69
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu
atau hadiah bagi siswa yang mencapai dan menunjukkan usaha yang baik,
karena besok ada ujian dengan harapan mendapat nilai yang baik.
Kedua motivasi tersebut di atas dapat dipergunakan oleh seorang guru pada
intrinsik, akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik yang berpengetahuan
atau yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju
ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat
seperti pujian, angka, ijazah, hukuman, kenaikan pangkat dan lain-lain. Sebab
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin
menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik (Sardiman, 2005: 90-
91).
70
3. Motivasi Belajar
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa
senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan
75).
tangan para guru/pendidik dan anggota masyarakat lain. Guru sebagai pendidik
bertugas memperkuat motivasi belajar selama minimum sembilan tahun pada usia
wajib belajar. Orang tua bertugas memeperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
Seorang siswa dapat belajar dengan giat karena motivasi dari luar dirinya,
misalnya adanya dorongan dari orang tua atau gurunya, janji-janji yang diberikan
apabila ia berhasil dan sebagainya. Tetapi, akan lebih baik lagi apabila motivasi
belajar itu datang dari dalam dirinya itu, siswa akan mendorong secara terus-
Seorang siswa dapat belajar secara lebih efisien apabila ia berusaha untuk belajar
Seorang individu akan belajar lebih efisien apabila ada motivasi di dalam
dirinya. Atau dengan kata lain, seorang individu akan belajar lebih efisien apabila
ia berusaha untuk belajar. Agar siswa dapat belajar secara efisien, maka siswa
secara wajar. Hal ini dimungkinkan apabila siswa tersebut memiliki motivasi
untuk belajar.
Motivasi belajar dapat datang dari dalam diri siswa yang rajin membaca
buku di perpustakaan atau sering mengunjungi toko buku karena adanya rasa
ingin tahu terhadap suatu permasalahan. Ini berarti siswa tersebut dimotivasi oleh
suatu kebutuhan yang datang dalam dirinya sendiri. Sebaliknya, jika seorang
siswa berusaha sekuat tenaga untuk mencari nilai yang baik karena ingat pada
janji orang tuanya akan membelikan sepeda motor apabila nilai rapornya baik,
maka hal ini merupakan motivasi yang berasal dari luar diri siswa.
yang timbul dalam diri seorang individu akan lebih stabil dan mantap apabila
yang mempengaruhi siswa tersebut lenyap, maka motivasi siswa ini pun akan ikut
hilang pula. Namun demikian, suatu motivasi yang berasal dari lingkungan luar
dapat tertanam secara kuat dan mantap pada diri siswa, sehingga yang tadinya
72
(Masnur,1987 : 43).
4. Fungsi Motivasi
sebagai pendorong siswa dalam belajar. Intensitas belajar siswa sudah barang
tentu dipengaruhi oleh motivasi. Siswa yang ingin mengetahui sesuatu dari apa
yang dipelajarinya adalah sebagai tujuan yang ingin siswa capai selama belajar.
Karena siswa mempunyai tujuan ingin mengetahui sesuatu itulah akhirnya siswa
tugas sehari-hari, perlu kiranya diketahui pula mengenai fungsi dari motivasi itu
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan
belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau
membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan (Sardiman, 2005: 85).
5. Tujuan Motivasi
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
contoh, seorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa maju ke depan
kelas dan dapat mengerjakan hitungan matematika di papan tulis. Dengan pujian
itu, dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya pada diri sendiri, di samping itu
timbul keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju ke
6. Prinsip Motivasi
Tingkah laku seseorang akan terdorong ke arah suatu tujuan tertentu apabila
b. Memberikan insentif
mendapatkan insentif yang bersifat positif. Begitu pula sebaliknya, orang akan
berupa materi, tetapi bisa berupa nilai atau penghargaan sesuai kadar
kemampuan yang dapat dicapai peserta didik. Bila perlu, insentif dapat
diberikan kepada peserta didik secara bertahap sesuai tahap tingkatan yang
dapat dicapainya.
c. Motivasi berprestasi
Karena itu, guru perlu mengetahui sejauh mana kebutuhan berprestasi peserta
d. Motivasi kompetensi
mengevaluasi diri, (2) nilai tugas bagi peserta didik, (3) harapan untuk sukses,
(4) patokan keberhasilan, (5) kontrol belajar, dan (6) penguatan diri utnuk
mencapai tujuan.
e. Motivasi kebutuhan
media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik, seperti gambar, foto,
diagram, dan sebagainya. Secara umum peserta didik akan terangsang untuk
kebutuhan itu telah terpenuhi dan terpuaskan aktivitas menjadi kurang atau lenyap
menarik dan diinginkannya pada suatu waktu, tidak akan lagi diacuhkannya pada
77
waktu lain. Karena itu motif-motif (segala daya yang mendorong individu untuk
pleasure;
b. Karena motivasi yang timbul dari luar dirinya (Ahmad Rohani, 2004:13).
stimulasi dari guru atau dari lingkungan belajar mendorong timbulnya motivasi
sebagainya). Pada motivasi ekstrinsik, peserta didik belajar bukan karena dapat
atau menghindari hukuman/ celaan. Tujuan yang ingin dicapai terletak di luar
78
perbuatan belajar itu. Maka pujian terhadap seorang peserta didik yang
are inherent in the learning situations and meet pupil needs and purpose.
b. Ia belajar supaya mendapat angka yang baik, naik kelas, mendapat ijazah,
2004:13-14).
prestasi belajar ditentukan oleh tingkat efektivitas dan efisiensi proses belajar
kemampuan fungsional. Kemampuan dasar meliputi daya pikir, daya kalbu, dan
daya raga yang diperlukan oleh siswa untuk terjun di masyarakat dan untuk
mengembangkan dirinya. Daya pikir terdiri dari daya pikir deduktif, induktif,
ilmiah, kritis, kreatif, eksploratif, diskoveri, nalar, lateral, dan berpikir sistem.
Daya kalbu terdiri dari daya spiritual, emosional, moral, rasa kasih sayang,
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan
dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya.
Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja
bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang
Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli di atas, jelas
sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat difahami,
bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
81
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara
Djamarah, 1994:21).
memberikan definisi. Hal ini disebabkan karena adanya sudut pandang yang
berbeda antara ahli dengan ahli yang lain, lagipula dasar-dasar yang dijadikan
a. Menurut Morgan yang telah dikutip oleh Ngalim Purwanto (2000:84) dalam
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi dari hasil latihan
pengalaman.
progresif.
rumusan, yaitu:
82
tersebut.
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari
belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu.
Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar
kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh
dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang
mengakibatkan Prestasi belajar adalah kata majemuk yang terdiri atas “prestasi”
83
dan “belajar”. “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan
Menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar (1983: 56) prestasi adalah apa yang
telah dapat diciptakan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa yang dilakukan
melalui tes prestasi hasil belajar yang bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa untuk menerapkan tingkat prestasi atau tingkat
adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam bentuk nilai atau skor yang
Hasil belajar tiap anak tentulah tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya,
ada yang tinggi, sedang dan ada yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yang pada garis besarnya dapat datang dari dalam dan dari luar yang
sedang belajar. Dan prestasi belajar yang dicapai antara yang satu dengan yang
lainnya tentu tidak sama, karena kemampuan dan kesempatan setiap orang adalah
berbeda.
nomor satu mengalahkan kawan-kawannya, dan juga bisa dicapai karena banyak
faktor yang mendorong atau mendukung serta menunjang, sebagai contoh, usaha
yang sungguh-sungguh tanpa kenal putus asa, maksudnya adalah tidak mudah
84
merasa cepat puas dengan apa yang diperoleh tetapi terus memacu diri untuk
Prestasi belajar yang sedang adalah banyak ditemui, dalam suatu kelas.
Maksudnya dari sekian banyak siswa, prestasi belajar yang sedang menduduki
posisi yang lebih banyak dibandingkan dengan yang berprestasi tinggi maupun
kurang. Bisa banyak faktor yang mendukung seseorang untuk belajar dengan baik
tetapi hasil yang dicapai biasa-biasa saja, maka bisa dikatakan itulah hasil
Prestasi belajar yang rendah, yang dicapai oleh seseorang sehingga tampak
keretakan rumah tangga orang tua, kondisi fisik yang lemah, tidak adanya
belajar. Belajar juga sebagai proses yang aktif yang memerlukan dorongan dan
bimbingan agar tercapainya tujuan yang dikehendaki yaitu berupa prestasi belajar.
Sebagaimana diketahui bahwa prestasi antara orang satu dengan orang lain
karena prestasi belajar itu dipengaruhi oleh banyak faktor. Sehubungan dengan
85
Yaitu faktor yang berasal dari individu, dalam arti hal ini dapat digolongkan
Yaitu faktor di luar individu, dalam hal ini dikelompokkan menjadi tiga
1) Faktor Kesehatan
Kondisi fisik si anak pada umumnya melatar belakangi hasil akhir dari
pada aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat, segar dan kuat
kurang memuaskan. Oleh karena itu, agar siswa dapat belajar dengan baik
2) Cacat Tubuh
86
belajarnya juga akan terganggu, dan prestasinya pun juga akan ikut
Dalam kaitannya dengan faktor psikologis ini ada enam faktor yang
1) Intelegensi
tujuannya.
tidak menjamin mutlak bahwa prestasinya akan tinggi, sebab siswa yang
belajar dengan baik dan tercipta kondisi yang positif dari lingkungannya.
angka
2) Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
sehingga ia tidak suka lagi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
2003: 56).
3) Minat
88
perasaan individu, obyek, aktivitas dan situasi. Jadi jelaslah bahwa minat
4) Bakat
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika
bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil
lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah penting untuk mengetahui
5) Motivasi
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan
89
tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
motivasi akan memiliki ciri-ciri giat berusaha, tampak gigih, tidak mudah
motivasinya rendah akan bersikap acuh tak acuh, mudah putus asa, tidak
belajarnya.
6) Kematangan
baru. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan
2003: 58).
7) Kesiapan
90
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan
belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka
kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
adalah kelelahan rohani, yang dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan. Hal ini terjadi karena jiwa terus menerus memikirkan sesuatu yang
dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi sesuatu tanpa ada variasi, dan
positif atau negatif. Pengaruh ini terlihat dari cara orang tua mendidik,
91
yang baik apabila sekolah yang ditempati menggunakan metode belajar yang
hubungan yang harmonis antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa,
prestasi belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa di tengah-
tengah masyarakat, faktor dari masyarakat ini antara lain tentang kegiatan
keberhasilan dalam belajar ini, yang antara lain telah dijelaskan di atas.
92
materi akan menghasilkan siswa yang lebih baik bila dibandingkan dengan guru
yang hanya sekedar menjelaskan dan tidak memberi tindak lanjut secara kontinyu.
Dengan kata lain, prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh cara mengajar
(http:google/artikelmotivasi.com).
Berkaitan dengan prestasi belajar ada tiga tujuan penelitian dalam proses
keharusan yang harus dilakukan oleh guru untuk menentukan tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa. Di samping itu penilaian terhadap prestasi belajar siswa
juga untuk memahami dan mengetahui tentang siap dan bagaimana peserta didik
diberikan.
siswa, maka perlu evaluasi yang bisa berupa tes formatif maupun tes sumatif.
93
Akan tetapi sebelum melakukan evaluasi perlu disusun standar penilaian terlebih
dahulu untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dengan harapan
Oleh karena itu, dengan adanya evaluasi atau tes tersebut maka akan
diketahui sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas dan
juga untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajarnya atau dengan kata lain
siswa akan mengetahui prestasi belajarnya dalam kurun waktu yang tertentu.